• Tidak ada hasil yang ditemukan

KLASTERISASI BERDASARKAN KESAMAAN POLA DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA PCLUSTER (Kata kunci: Penggalian Data, Klasterisasi Kesamaan Pola)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KLASTERISASI BERDASARKAN KESAMAAN POLA DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA PCLUSTER (Kata kunci: Penggalian Data, Klasterisasi Kesamaan Pola)"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

KLASTERISASI BERDASARKAN KESAMAAN POLA

DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA PCLUSTER

(Kata kunci: Penggalian Data, Klasterisasi Kesamaan Pola)

PRESENTASI TUGAS AKHIR – KI091391

Penyusun Tugas Akhir :

Kartika Wijayati

(NRP : 5107.100.503)

Dosen Pembimbing

:

(2)

Kebanyakan model klasterisasi, kesamaan antar obyek-obyek yang berbeda

pada semua, sebagian, atau hanya subset dari dimensi dihitung oleh jarak.

Fungsi jarak tidak mampu untuk menangkap korelasi-korelasi antar

obyek-obyek.

Pada kenyataannya, korelasi-korelasi yang kuat masih ada antar himpunan

obyek-obyek yang sama jika himpunan obyek-obyek terpisah jauh, dari satu

sama lain yang dihitung berdasarkan fungsi jarak.

LATAR BELAKANG

0 1 2 3 4 5 6 O b y e k

Small data set dari 3 obyek dan 4 atribut

Obyek 1 Obyek 2 Obyek 3

(3)

A1 A2 . . . An

O1

On

O2

.

.

.

.

.

.

O3

ASUMSI MODEL DATA

Asumsi yang dipakai

dalam model

pCluster:

• Baris dalam

matriks

merepresentasikan

obyek

• Kolom dalam

matriks

merepresentasikan

atribut

Jumlah Atribut

ASUMSI

(4)

Model pCluster adalah suatu metode yang menggali klaster-klaster pada

obyek-obyek yang memperlihatkan hubungan pola pada himpunan atribut

(dimensi).

Untuk mengefisienkan pengalian pCluster, digunakan algoritma pCluster

Langkah–langkah dalam ALGORITMA PCLUSTER :

1.

Pair-Wise Clustering

Mencari klaster (kolom) terbesar untuk masing-masing dua obyek, dan

klaster (obyek) terbesar untuk masing-masing dua kolom.

2.

Pruning Unfruitful pair-wise clustering

Langkah

pruning

di bagi menjadi 2 bagian, yaitu

symmetric pruning

dan

pruning by block

.

3.

Forming

Langkah ini merupakan kombinasi dari

pruned pairwise

untuk membentuk

pCluster.

ASUMSI MODEL KLASTERISASI

(5)

SKENARIO UJI COBA

Parameter yang dibutuhkan dalam sistem, yaitu :

1. Data set, menggunakan data buatan

2. nr adalah rata-rata jumlah baris yang melekat dalam pCluster

3. nc adalah rata-rata jumlah kolom yang melekat dalam pCluster

4. k adalah rata-rata jumlah pCluster yang terlekat dalam pCluster

Skenario uji coba yang telah dilakukan, ada empat, yaitu :

1.

Menambahkan jumlah obyek, pada langkah pruning, symmetric prune dan

block prune

2.

Menambahkan jumlah kolom, pada langkah pruning, symmetric prune dan

block prune.

3.

Menambahkan jumlah obyek, pada langkah klasterisasi, klasterisasi

berdasarkan clique menggunakan block prune dan klasterisasi secara

langsung berdasarkan antimonotonicity dengan menggunakan symmetric

prune.

4.

Menambahkan jumlah kolom, pada langkah klasterisasi, klasterisasi

(6)

HASIL UJI COBA (Skenario 1)

Uji coba ini menggunakan data set buatan yang digenerate dengan

jumlah kolom sebanyak 7, dimana 7 merupakan total pCluster

yang melekat di dalam data set.

Dengan parameter delta = 1, nc = 5, dan nr = 0.01N, dimana N

adalah jumlah baris dari data buatan.

Berikut Grafik dari skenario 1 :

Nilai akurasi selisi performa

block dan symmetric dalam

langkah pruning adalah

0.031907 %

UJI COBA

0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 A v e ra g e R e s p o n s e Ti m e (s )

Data set ukuran (# Objek) Performa Pruning Symmetric + Clique

(7)

HASIL UJI COBA (Skenario 2)

Uji coba ini menggunakan data set buatan yang digenerate dengan

jumlah baris sebanyak 100, dimana 100 merupakan total pCluster

yang melekat di dalam data set.

Dengan parameter delta = 1, nr = 10, dan nc = 0.02C, dimana C

adalah jumlah kolom dari data buatan.

Berikut Grafik dari skenario 2 :

Nilai akurasi selisi performa

block dan symmetric dalam

langkah pruning adalah

0.330597 %

UJI COBA

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000 A v e ra g e R e s p o n s e Ti m e (s )

Data set ukuran(# Kolom) Performa pruning Symmetric + Clique

(8)

HASIL UJI COBA (Skenario 3)

Uji coba ini menggunakan data set buatan yang digenerate dengan

jumlah kolom sebanyak 7, dimana 7 merupakan total pCluster

yang melekat di dalam data set.

Dengan parameter delta = 1, nc = 5, dan nr = 0.01N, dimana N

adalah jumlah baris dari data buatan.

Berikut Grafik dari skenario 3 :

Nilai akurasi selisi performa

block dan symmetric dalam

langkah pruning adalah

0.044987 %

UJI COBA

0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 A v e ra g e R e s p o n s e Ti m e ( s )

Data set ukuran (# Obyek) Performa Pruning dan Klasterisasi Symmetric + Anti-monotonicity

(9)

HASIL UJI COBA (Skenario 4)

Uji coba ini menggunakan data set buatan yang digenerate dengan

jumlah baris sebanyak 100, dimana 100 merupakan total pCluster

yang melekat di dalam data set.

Dengan parameter delta = 1, nr = 10, dan nc = 0.02C, dimana C

adalah jumlah kolom dari data buatan.

Berikut Grafik dari skenario 4 :

Nilai akurasi selisi performa

block dan symmetric dalam

langkah pruning adalah

0.327779 %

UJI COBA

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 A v e ra g e R e s p o n s e Ti m e ( s )

Data set ukuran (# Kolom) Performa Klasterisasi Symmetric + Anti-monotonicity Block + Clique

(10)

KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah dilakukan uji coba dan analisis hasil terhadap aplikasi

yang telah dibuat maka dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut:

a.

Klasterisasi berdasarkan clique lebih efisien dibandingkan

dengan klasterisasi secara langsung.

b.

Block prune sangat efisien dan sangat efektif daripada

symmetric pruning , karena dapat mengurangi

object-pairs

maupun

column-pairs

yang tidak berguna, yang akan

memperbaiki performa dari klasterisasi berdasarkan clique.

(11)

KESIMPULAN DAN SARAN

Saran untuk pengembangan lebih lanjut dari tugas akhir ini

antara lain:

1.

Kegunaan algoritma pCluster dapat digunakan pada

pencariaan data pada aplikasi e-commerce.

2.

Model pCluster dapat dikembangkan menjadi

menjadi model berdasarkan ketetanggaan nilai yang

mempunyai kesamaan.

(12)

DAFTAR PUSTAKA

[1] Soelaiman R, Purwitasari D 2006. Materi Kuliah Pengenalan Pola. Teknik Informatika. Institut Teknologi Sepuluh November.

[2] Wang Haixun, and Pei Jian, “

Clustering By Pattern Similarity

”, Journal Of Computer Science and Technology, vol 23, pp 481-496, 2008

[3] Yang J, Wang W, Wang H, Yu P S. : Capturing subspace correlation in a large dataset. In Proc. ICDE, San Jose, USA, 2002, pp.517-528.

[4] Niskanen S, Ostegard P R J. Cliquer user’s guide, version 1.0 Technical Report T48, Communications Laboratory, Helsinki University of Technology, Espoo, Finland, 2003.

http://www.hut.fi/pat/cliquer.html.

(13)
(14)

LAMPIRAN

(15)

Langkah-langkah algoritma

pair cluster object

1.

Menghitung variabel data, berdasarkan jumlah baris dan jumlah kolom.

2.

Membuat

pair-object.

3.

Dari setiap

pair-object

yang telah terbentuk, dibuat matrik selisih antar dua

object

pada atribut yang berbeda-beda.

4.

Hitung selisih per elemen dari matrik selisih.

5.

Pengecekan selisih per elemen dari matrik selisih,

1.

Jika selisih kurang dari threshold, maka dihitung selisih index antara dua ujung

yang memenuhi jumlah minimal kolom, dan buat MDS baru untuk

pair-object

ini.

2.

Jika selisih lebih besar dari threshold, maka dilakukan pengecekan pada elemen

matrik selanjutnya, kemudian ulangi langkah 4 dan 5, sampai ditemukan index

akhir kolom.

6.

Jika index sudah mencapai akhir kolom dan selisih index terakhir antar dua ujung

memenuhi jumlah minimal kolom, maka buat MDS baru untuk

pair-object

ini.

7.

Ulangi langkah 3-6, sampai pada

pair-object

terakhir.

(16)

Langkah-langkah algoritma

symmetric prune

1.

Mengambil

pair

+ MDS

object

dan

pair

+ MDS column, kemudian hitung jumlah masing-masing.

2.

Melakukan pengecekan pada setiap item (

pair

+ MDS

object).

3.

Mengambil salah satu elemen dari MDS

object

.

4.

Mengambil nilai dari jumlah

pair-object

dengan referensi MDS milik

pair-column

.

5.

Ulangi langkah 2 sampai langkah 4, sampai ditemukan

pair-object

yang mereferensi pada

pair-column

kurang dari jumlah minimal kolom, dan hapus elemen MDS yang dipilih.

6.

Jika total elemen MDS

object

nilainya kurang dari jumlah minimal kolom, maka hapus seluruh item (

pair

+ MDS

object

).

7.

Ulangi proses langkah 3 sampai 6 sampai mencapai akhir daftar

pair

+ MDS

object.

8.

Setelah mencapai akhir daftar

pair

+ MDS

object

. Lakukan pengecekan pada setiap item

pair

+ MDS

column.

9.

Mengambil salah satu elemen dari MDS

column

.

10.

Mengambil nilai dari jumlah

pair-column

dengan referensi MDS milik

pair- object.

11.

Ulangi langkah 8 sampai langkah 10, sampai ditemukan

pair-column

mereferensi pada

pair-object,

yang kurang dari jumlah minimal kolom, dan hapus elemen MDS yang dipilih.

12.

Jika total elemen MDS

column

nilainya kurang dari jumlah minimal kolom, maka hapus seluruh item (

pair

+ MDS

column

).

13.

Ulangi proses langkah 8 sampai 12 sampai mencapai akhir daftar pair + MDS

column.

(17)

Langkah-langkah algoritma

block prune

1.

Menghitung variabel data, berdasarkan jumlah baris dan jumlah kolom.

2.

Mengambil pair + MDS

object.

3.

Menghitung variable yang mengandung pair + MDS

object

.

4.

Membuat MDS bitmap dari MDS object. Bit ke-i adalah himpunan jika kolom ke-i berada di dalam MDS, dan sebaliknya, jika bit ke-i bukan berada di dalam MDS, maka bit ke-i bukan himpunan.

5.

Membuat matrik jumlah MDS perkolom untuk per blok (CC).

6.

Membuat matrik jumlah MDS secara horizontal untuk per blok (sumB).

7.

Melakukan pengecekan apakah bitmap untuk

pair

, tersedia atau telah terhapus.

8.

Jika kedua kondisi tidak terpenuhi, maka lakukan pengecekan apakah jumlah MDS secara horizontal kurang dari jumlah minimum kolom.

9.

Jika jumlah MDS secara horizontal lebih besar dari jumlah minimum kolom, maka hapus elemen MDS bitmap yang terpilih. Jika jumlah MDS secara horizontal kurang dari jumlah minimum kolom, maka lakukan pengecekan terhadap MDS.

10.

Jika

pair

ini hanya memiliki satu MDS, hapus (

pair

+ MDS) ini.

11.

Selama jumlah MDS kolom per blok kurang dari jumlah minimum baris, ulangi langkah 7 sampai langkah 10, sampai mencapai

pair

terakhir.

12.

Jika telah mencapai akhir blok, hitung total

pair

untuk satu blok.

13.

Jika total

pair

untuk satu blok kurang dari minimum baris maka hapus (

pair

+ MDS) lain

(18)

Langkah-langkah algoritma Pembentukan

Klasterisasi

1.

Menghitung variabel data, berdasarkan jumlah baris dan jumlah kolom.

2.

Mengambil pair + MDS bitmap dari proses pruning (symmetric/block).

3.

Melakukan pengecekan terhadap semua blok yang tersisa dari proses block prune.

4.

Mencari elemen dari

pair-object

atau

pair-column

yang terasosiasi dengan setiap MDS.

5.

Menghitung total dari elemen (obyek atau kolom) yang saling terasosiasi.

6.

Jika total dari elemen (obyek atau kolom) yang terasosiasi kurang dari jumlah minimal baris, maka hapus

pair

+ MDS yang terpilih dan hapus

pair

+ MDS yang lain dimana MDSnya sama dengan MDS yang terpilih. Jika total dari elemen (obyek atau kolom) yang terasosiasi lebih dari jumlah minimal baris, maka ambil MDS dan obyek-obyek yang terasosiasi untuk diinputkan ke dalam data pCluster.

7.

Ulangi langkah 5 sampai langkah 7, sampai mencapai MDS terakhir pada blok yang terpilih.

8.

Jika telah mencapai MDS terakhir pada blok yang terpilih, hitung total pCluster pada blok

yang terpilih.

9.

Melakukan pengecekan terhadap MDS yang telah terisi pada pCluster.

10.

Jika MDS ini telah terisi pada pCluster dan merupakan subset dari MDS telah terisi dalam pCluster, maka tambahkan obyek yang terasosiasi kepada obyek yang telah terdaftar di pCluster. Jika MDS ini telah terisi pada pCluster dan bukan subset dari MDS belum terisi dalam pCluster, maka tambahkan MDS dan obyek yang terasosiasi di pCluster.

11.

Jika MDS ini belum terisi pada pCluster maka maka tambahkan MDS dan obyek yang terasosiasi di pCluster.

12.

Ulangi langkah 10, sampai pada akhir elemen pCluster blok yang terpilih

(19)

LAMPIRAN

Flowchart

(20)

DIAGRAM ALIR PAIR CLUSTER OBYEK

DIAGRAM ALIR

(21)

DIAGRAM ALIR PAIR CLUSTER KOLOM

(22)

DIAGRAM ALIR SYMMETRIC PRUNE

DIAGRAM ALIR

(23)

DIAGRAM ALIR BLOCK PRUNE

(24)

DIAGRAM ALIR PCLUSTER

Gambar

DIAGRAM ALIR PAIR CLUSTER OBYEK
DIAGRAM ALIR PAIR CLUSTER KOLOM
DIAGRAM ALIR SYMMETRIC PRUNE
DIAGRAM ALIR BLOCK PRUNE
+2

Referensi

Dokumen terkait

 Pertimbangan lain: Pilihlah ukuran dan model safety sign yang tepat, serta pastikan posisinya dapat terlihat jelas dari berbagai sudut/ semua arah dan mendapat penerangan

Aset keuangan dan liabilitas keuangan disalinghapuskan dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian jika, dan hanya jika, saat ini memiliki

Menentukan kualitas telur terutama bagian isi dalam telur dapat diketahui dengan peneropongan dan melakukan penilaian kualitas internal telur dengan memecahkan telur kemudian

Hal ini disebabkan karena adanya residu pestisida yang menempel di permukaan daun yang didalamnya terkandung senyawa yang berperan sebagai antifeedant dan repellant

parenkim korteks, pada tanaman belimbing yang diamati didapatkan fragmen epidermis bawah, pada tanaman kunyit yang diamati dididapatkan adanya butir

Metode yang digunakan terhadap “Analisis Semiotik Dalam Kumpulan Puisi Love Poems ‘Aku dan Kamu’ Saduran Sapardi Djoko Damono,” adalah metode kualitatif deskriptif..

Gambar di atas diperoleh dengan menjumlahkan bobot pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner untuk masing- masing item pertanyaan yang berhubungan dengan kepatuhan

Metode ini digunakan untuk pengujian kebutuhan oksigen kimiawi ( COD ) dalam air dan air limbah dengan reduksi Cr2O7 2- secara spektrofotometri pada kisaran nilai COD