• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perubahan Lingkungan Usaha RS: Skenario Sistem Pelayanan Kesehatan dalam Konteks Good Governance, Corporate Governance dan Clinical Governance

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Perubahan Lingkungan Usaha RS: Skenario Sistem Pelayanan Kesehatan dalam Konteks Good Governance, Corporate Governance dan Clinical Governance"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

Block 4

Sesi1

Perubahan Lingkungan Usaha RS:

Skenario Sistem Pelayanan

Kesehatan dalam Konteks Good Governance, Corporate

Governance dan Clinical Governance

(2)

Tujuan

 Memahami perkembangan Sistem Pelayanan Kesehatan

 Memahami Skenario yang mungkin terjadi

 Memahami Masa depan Misi Sosial RS  Memahami makna Governance dalam

(3)

Isi

 Perkembangan Sistem Kesehatan dan Skenario Sistem Pelayanan

Kesehatan

 Perkembangan RS dan Misi Sosial

 Perkembangan RS Pemerintah dalam BLU

 Diskusi: Good Corporate dan Good Clinical Governance

(4)

Perkembangan Sistem Pelayanan

Kesehatan

(5)

Skenario Sistem pelayanan

Kesehatan

(6)
(7)

Masa Kolonial Belanda

 RS pertama kali didirikan tidak untuk misi

sosial Tujuan untuk mendukung kolonialisme

Pengguna: Militer, Birokrat VOC dan Pemerintah Hindia Belanda, serta pegawai perkebunan

(8)

Misi Sosial RS

 Dimulai oleh Gerakan Zending Kristen,

 kemudian RS Katholik, PKO

Muhammadiyah (kecil) dan RS-RS pemerintah Hindia Belanda karena desakan politik etis.

 Catatan: Pelayanan kesehatan

teknologi masih rendah dan relatif murah

(9)

Setelah Kemerdekaan

 Penghentian Bantuan dari Eropa

 Ada UU untuk merawat masyarakat miskin, namun tidak jelas

pelaksanaannya

 Sampai di tahun 1997 (sebelum ada Safety Net), pembiayaan misi sosial tidak jelas

(10)

Pasca Krisis di tahun 1998

 Dimulai Program Jaring Pengaman Sosial, yang berdasar model di

Amerika Serikat

 Merupakan mekanisme reaktif, belum ada infrastruktur pendukung yang

(11)

2

Penafsiran

(12)

Penafsiran Sejarah Ekonomi

 Indonesia bukan negara sosialis

 Sistem Kesehatan Indonesia bukan seperti model Eropa Barat atau

Malaysia yang welfare-state.

 Sistem menyerupai Amerika Serikat yang berbasis pasar dengan safety net bagi yang miskin.

(13)

Misi Sosial RS hanya dapat berjalan

apabila ada dana subsidi dari luar.

 Subsidi silang tidak berjalan.

 Kebijakan subsidi silang mempunyai asumsi bahwa pengelola rumahsakit harus menjadi orang pajak.

(14)

 Kebijakan subsidi silang terlanjur dilakukan.

 Rumahsakit rumahsakit yang melakukan misi sosial dengan mengandalkan pendapatan dari pasien menjadi terbebani.

(15)

 Dalam era rumahsakit yang penuh persaingan, maka muncul kesulitan bagi RS yang tidak mempunyai

(16)

3

Fakta-fakta

saat ini

(17)

Segmentasi Pasar

 Rumahsakit di Indonesia mempunyai segmentasi pengguna berdasarkan status ekonomi masyarakat dan

(18)

Teknologi

Canggih Tek. Menengah Teknologi Sederhana Sos-ek kelas Atas

1

RS LN

2

3

Sos-ek kelas Men.

4

5

6

Sos-ek kelas Bawah

7

8

9

(19)

Kenaikan jumlah RS berbentuk PT

 Semakin banyak jumlah RS baru

yang tidak mempunyai misi sosial dari pendapatan pasien

(cross-subsidy)

 Rumahsakit ini berbentuk PT, atau Yayasan yang seperti PT

(20)

Perkembangan RS berbentuk PT

 Data 2003: 112 RS

(21)

Perkembangan RS berbentuk PT

 Data 2003: 112 RS

Data 2004: 123 RS

Bertambah

11 RS

(22)

Teknologi

Canggih Tek. Menengah Teknologi Sederhana Sos-ek kelas Atas 1 2 3 Sos-ek kelas Men. 4 5 6 Sos-ek kelas Bawah 7 8 9

(23)

RS Pondok Indah

RS Medistra RS Pondok Indah

(24)

Bagaimana perkembangan RS

berbentuk Yayasan

 Data 2003: 529 RS

(25)

Bagaimana perkembangan RS

berbentuk Yayasan

 Data 2003: 529 RS Data 2004: 521 RS

Berkurang

8 RS

(26)

Teknologi

Canggih Tek. Menengah Teknologi Sederhana Sos-ek kelas Atas 1 2 3 Sos-ek kelas Men. 4 5 6 Sos-ek kelas Bawah 7 8 9

(27)

Ada fenomena

 Sebagian rumahsakit Yayasan

berubah menjadi PT, atau menjadi Perkumpulan.

 Semakin Berat aspek ekonominya karena segmen yang dilayani harus sampai ke masyarakat ekonomi

bawah.

 Masyarakat bawah terutama yang

terkena krisis dan saat ini mendapat Askeskin

(28)

Teknologi

Canggih Tek. Menengah Teknologi Sederhana Sos-ek kelas Atas 1 2 3 Sos-ek kelas Men. 4 5 6 Sos-ek kelas Bawah 7 8 9

(29)

Bagaimana perkembangan RS

berbentuk Perkumpulan

 Data 2003: 44 RS

(30)

Bagaimana perkembangan RS

berbentuk Perkumpulan

 Data 2003: 44 RS Data 2004: 47 RS

Bertambah

3 RS

(31)

Teknologi

Canggih Tek. Menengah Teknologi Sederhana Sos-ek kelas Atas 1 2 3 Sos-ek kelas Men. 4 5 6 Sos-ek kelas Bawah 7 8 9

(32)

Teknologi

Canggih Tek. Menengah Teknologi Sederhana Sos-ek kelas Atas 1 2 3 Sos-ek kelas Men. 4 5 6 Sos-ek kelas Bawah 7 8 9

(33)

Bagaimana perkembangan RS

Daerah

 Data 2003: 399 RS

(34)

Bagaimana perkembangan RS

Daerah

 Data 2003: 399 RS Data 2004: 406 RS

Bertambah

7 RS

(35)

Teknologi

Canggih Tek. Menengah Teknologi Sederhana Sos-ek kelas Atas 1 2 3 Sos-ek kelas Men. 4 5 6 Sos-ek kelas Bawah 7 8 9

(36)

Bagaimana perkembangan RS

Pusat (Vertikal di bawah DepKes)

 Data 2003: 31 RS

(37)

Teknologi

Canggih Tek. Menengah Teknologi Sederhana Sos-ek kelas Atas 1 2 3 Sos-ek kelas Men. 4 5 6 Sos-ek kelas Bawah 7 8 9

(38)

Fakta Misi Sosial (1):

Semakin banyak RS berbentuk PTApakah Misi Sosial Semakin Hilang? Rumahsakit berbentuk PT menyatakan bahwa misi sosial sudah dilakukan melalui mekanisme Pajak

Kelas III juga

(39)

Fakta Misi Sosial (2)

RS Keagamaan: harus

mempunyai misi sosial keagamaan

RS Pemerintah

ditetapkan oleh UU untuk mempunyai misi sosial.

RS berbentuk Yayasan semakin berkurang. RS Keagamaan mempunyai kelas yang broad spectrum:

Ada yang sampai 9 tingkat mulai dari kelas III sampai

(40)

Bagaimana mengelola Misi Sosial

secara baik?

Apakah akan seperti

penerbang Kamikaze?

Misi berhasil dilakukan

(41)

Fakta penting pendanaan

rumahsakit:

Adanya

Kebijakan

Askeskin

(42)

 Fungsi Sosial semakin tegas didanai oleh Badan di luar rumahsakit, bukan dengan model subsidi silang

 Rumahsakit berfungsi sebagai sarana pemberian fungsi sosial.

(43)

Kebijakan Askeskin

merupakan keputusan politik

yang tidak akan ditarik

selama:

masih ada masyarakat

miskin; dan

pilihan presiden secara

langsung.

(44)

 Dana askeskin dapat dipergunakan oleh rumahsakit swasta asalkan mau memenuhi persyaratan termasuk

besarnya re-imburstment.

 menjadi tantangan baru bagi

rumahsakit-rumahsakit keagamaan dan sosial lainnya: apakah akan

(45)

Perubahan yang terjadi

A • RS Swasta • RS Pemerintah • B • RS P RS Swasta Dana Askeskin

(46)

Bagi RS yang mempunyai misi sosial

(47)

Teknologi

Canggih Tek. Menengah Teknologi Sederhana Sos-ek kelas Atas RS LN1 2 3 Sos-ek kelas Men. 4 5 6 Sos-ek kelas Bawah 7 8 9

(48)

RS-RS yang harus memikirkan misi

sosial secara mendalam:

 RS Keagamaan: MUKISI, PERDHAKI, PELKESI, Muhammadiyah, YAKKUM dll

 RS Pemerintah  RS-RS militer

(49)

Bagaimana dengan RS berbentuk

PT

 Secara hukum sulit untuk memaksa karena sudah ada mekanisme pajak  Indonesia berada dalam persaingan

regional dan global

 Secara kultural, masyarakat miskin juga sulit menggunakan rumahsakit-rumahsakit yang bergerak di segmen kelas atas

(50)
(51)

RS-RS PT juga bersaing dengan RS

di Singapura, Bangkok, Malaysia,

(52)

Perkembangan RS

Pemerintah dalam

jalur BLU

(53)

Penyusunan Badan Layanan

Umum(BLU) untuk RS Zainoel

(54)

UU no 1 tahun

2004 mengenai

Perbendaharan

Negara

(55)

RUANG LINGKUP UU PBN

1. Pelaksanaan pendapatan & belanja negara/daerah 2. Pelaksanaan penerimaan & pengeluaran

negara/daerah

3. Pengelolaan kas, piutang, dan utang negara/daerah 4. Pengelolaan investasi dan barang milik

negara/daerah

5. Penyelenggaraan akuntansi, informasi, dan pertanggungjawaban keuangan

6. Penyelesaian kerugian negara

7. Pengelolaan Badan Layanan Umum

8. Perumusan standar, kebijakan, sistem & standar di bidang keuangan

(56)

PENGERTIAN BLU

BLU adalah instansi di lingkungan

Pemerintah yang dibentuk untuk

memberikan pelayanan kepada

masyarakat berupa penyediaan barang

dan/atau jasa yang dijual tanpa

mengutamakan mencari keuntungan dan

dalam melakukan kegiatannya didasarkan

pada prinsip efisiensi dan produktivitas

(Pasal 1 angka 23)

(57)

UU PBN Pasal 68 (1)

Badan Layanan Umum dibentuk untuk

meningkatkan pelayanan kepada

masyarakat dalam rangka memajukan

kesejahteraan umum dan mencerdaskan

(58)

UU PBN Pasal 68 (4)

Pembinaan keuangan Badan Layanan Umum

pemerintah daerah dilakukan oleh pejabat

pengelola keuangan daerah dan pembinaan

teknis dilakukan oleh kepala satuan kerja

perangkat daerah yang bertanggung

jawab atas bidang pemerintahan yang

(59)

UU PBN Pasal 69 (2)

Rencana kerja dan anggaran serta laporan

keuangan dan kinerja Badan Layanan

Umum disusun dan disajikan sebagai

bagian yang tidak terpisahkan dari

rencana kerja dan anggaran serta

laporan keuangan dan kinerja

Kementerian

(60)

UU PBN Pasal 69 (4)

Pendapatan yang diperoleh Badan Layanan

Umum sehubungan dengan jasa layanan yang

diberikan merupakan Pendapatan

Negara/Daerah.

(61)

UU PBN Pasal 69 (5)

Badan Layanan Umum dapat memperoleh

hibah atau sumbangan dari masyarakat atau

(62)

UU PBN Pasal 69 (6)

Pendapatan sebagaimana dimaksud pada

ayat (4) dan ayat (5) dapat digunakan

langsung untuk membiayai belanja Badan

(63)

UU PBN Pasal 69 (7) & 73

Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan

keuangan Badan Layanan Umum diatur dalam

peraturan pemerintah.

Ketentuan tindak lanjut UU ini sudah selesai

selambat-lambatnya 1 (satu) tahun sejak

(64)

PP 23 tahun

2005

sebagai

tindak lanjut

UU no 1

(65)

KETENTUAN UMUM:

BLU adalah instansi di lingkungan

pemerintah yang memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan &

dalam melakukan kegiatannya dilaksanakan berdasarkan prinsip efisiensi & produktivitas

(66)

Menerapkan praktek-praktek bisnis yang sehat untuk meningkatkan

pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan

umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa…..

(67)

ASAS

BLU menyelenggarakan kegiatannya tanpa

mengutamakan pencarian keuntungan

Rencana kerja & anggaran serta laporan

keuangan & kinerja BLU disusun & disajikan sbg bagian yg tdk terpisahkan dari rencana kerja & anggaran serta laporan keuangan & kinerja kementrian/lembaga/SKPD/pemda

BLU mengelola penyelenggaraan layanan

(68)

BAB II. TUJUAN DAN ASAS

BLU beroperasi sebagai unit kerja

kementrian negara/lembaga/pemerintah daerah untuk tujuan pemberian layanan umum yang pengelolaannya berdasarkan kewenangan yang didelegasikan oleh

instansi induk yang bersangkutan

BLU menyelenggarakan kegiatannya tanpa mengutamakan pencarian

(69)

BAB III

PERSYARATAN, PENETAPAN DAN PENCABUTAN

PERSYARATAN:

Suatu satuan kerja instansi

pemerintah dapat diizinkan mengelola keuangan dengan PPK-BLU bila

memenuhi syarat substantif, teknis & administratif

(70)

Syarat substantif:

Penyediaan barang &/atau jasa layanan

umum;

Pengelolaan wilayah/kawasan tertentu utk

tujuan meningkatkan perekenomian masyarakat atau layanan umum;

dan/atau

Pengelolaan dana khusus dalam rangka

meningkatkan ekonomi dan/atau pelayanan kepada masyarakat

(71)

BAB III

PERSYARATAN, PENETAPAN DAN PENCABUTAN

Syarat teknis terpenuhi bila:

Kinerja pelayanan layak dikelola &

ditingkatkan pencapaiannya melalui BLU sebagaimana direkomendasikan oleh

menteri/ pimpinan lembaga/kepala SKPD sesuai dg kewenangannya

Kinerja keuangan satuan kerja instansi

yang bersangkutan adalah sehat

sebagaimana ditunjukkan dalam dokumen tertulis

(72)

BAB III

PERSYARATAN, PENETAPAN DAN PENCABUTAN

Syarat administratif terpenuhi bila dapat menyajikan seluruh dokumen berikut:

Pernyataan kesanggupan utk meningkatkan

kinerja pelayanan, keuangan & manfaat bagi masyarakat

Pola tata kelola

Rencana strategis bisnis Laporan keuangan pokok

Standar pelayanan minimun; dan

Laporan audit terakhir atau pernyataan

(73)

PENETAPAN & PENCABUTAN

Menteri/ Pimpinan lembaga/kepala SKPD

mengusulkan instansi pmrth yg memenuhi syarat substantif, teknis & adm

Menkeu/Gub/Bupati/walikota menetapkan

dg memberi status BLU penuh atau BLU bertahap

Penetapan PPK BLU berakhir bila dicabut

oleh pejabat yg berwenang atau berubah statusnya menjadi kekayaan negara yg dpisahkan

BAB III

(74)

Menggunakan SPM yg diusulkan oleh instansi yg menerapkan PPK BLU, yg mempertimbangkan kualitas layanan, pemerataan & kesetaraan layanan

serta kemudahan utk mendapatkan layanan

Dapat memungut biaya sbg imbalan dlm bentuk tarif berdasarkan unit cost yg ditetapkan oleh

Menkeu/Gub/Bupati/ Walikota

BAB IV

(75)

PERENCANAAN & PENGANGGARAN

BLU menyusun Renstra 5 tahunan, RBA tahunan berdasar basis kinerja &

perhitungan akuntansi biaya menurut jenis layanannya & berdasarkan

kebutuhan & kemampuan pendapatan yg diperkirakan akan diperoleh dari masy, badan lain, APBN/APBD

BAB V

(76)

RBA diajukan ke pejabat yg berwenang

disertai usulan SPM

Dokumen pelaksanaan anggaran mencakup

seluruh pendapatan & belanja, proyeksi arus kas, serta jumlah & kualitas brg/jasa

Dokumen pelaks anggr disahkan oleh

pejabat yg berwenang maksimal pd 31 Des. Jika belum, BLU dpt melakukan pengeluaran maksimal sama dengan tahun lalu

(77)

PENDAPATAN & BELANJA

Pendapatan BLU: anggaran dari APBN/APBD, hasil

usaha, hibah terikat maupun tdk terikat, hsl

kerjasama dg pihak lain, semuanya dpt dikelola langsung utk membiayai belanja BLU sesuai RBA;

Belanja BLU: fleksibel mengikuti praktek bisnis yg

sehat dlm ambang batas yg ditetapkan RBA. Jika melewati ambang batas, BLU mengajukan usulan tambahan anggaran dari APD/APBN

BAB V

(78)

PENGELOLAAN KAS

BLU: merencanakan penerimaan & pengeluaran

kas, pemungutan pendapatan/ tagihan,

menyimpan kas & mengelola rekening, melakukan pembayaran, mendapatkan sbr dana utk menutup defisit jangka pendek & memanfaatkan surplus kas jangka pendek utk memperoleh pendapatan

tambahan (pd investasi beresiko rendah)

Penarikan dana dg menerbitkan SPM,

Rekening bank dibuka oleh pimpinan BLU pd bank

umum

BAB V

(79)

PENGELOLAAN PIUTANG & UTANG

BLU dpt memberikan piutang yg berhubungan

lsg/tdk lsg dg kegt BLU, yg dikelola & diselesaikan scr tertib, efisien, ekonomis, transparan, bertg jwb, & memberikan nilai tambah

BLU dpt memiliki utang jangka pendek (hanya utk

belanja oprs) dan jangka panjang (hanya utk

modal) yg dikelola & diselesaikan scr tertib, efisien, ekonomis, transparan, bertg jwb

INVESTASI

Investasi jk pjg hy atas persetujuan pejabat yg

berwenang. Keuntungannya mjd pendapatan BLU

BAB V

(80)

PENGELOLAAN BARANG

Pengadaan barang dan jasa dilakukan

secara ekonomis & efisien sesuai dengan praktek bisnis yang sehat

Brg inventaris BLU bisa dialihkan/dihapus (jual, hibah, tukar) & mjd penerimaan BLU, dan dilaporkan kpd pejabat yg berwenang Pengalihan aset tetap hrs dg persetujuan

pejabat yg berwenang, hasilnya merupakan pendapatan BLU

BAB V

(81)

AKUNTANSI, PELAPORAN &

PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN

BLU menerapkan SIM keuangan sesuai praktek

bisnis yg sehat, dg SAK yg diterbitkan AAI.

Jika tidak dpt menerapkan SAK, bisa memakai

std akuntansi industri yg spesifik (atas persetujuan Menkeu)

Laporan keuangan minimal memuat: realisasi

anggr/lprn oprs, neraca, arus kas, ctt atas laprn keu & laprn kinerja

Diaudit oleh pemeriksa eksternal

BAB V

(82)

AKUNTABILITAS KINERJA

Pimpinan bertanggung jwb atas oprs BLU, laporan kinerja terintegrasi dg laporan keu Surplus th seblmnya dpt digunakan utk th

berikut, kecuali atas perintah pejabat berwenang disetorkan sebagian atau seluruhnya dg mempertimbangkan likuiditas posisi BLU

BAB V

(83)

BAB VI

TATA KELOLA

Status & struktur kelembagaan instansi

pemerintah berubah untuk menerapkan BLU

Pejabat pengelola terdiri dari: pemimpin,

pejabat keuangan & pejabat teknis, bisa PNS maupun tenaga profesional non-PNS sesuai kebutuhan

Pembinaan teknis oleh atasan terkait,

keuangan oleh Menkeu/PPKD

Dapat dibentuk Dewan Pengawas

Pejabat pengelola, pengawas & pegawai

(84)

4.

(85)

Penafsiran 1:

UU No. 1/2004 menuntut BLU lebih akuntabel, transparan, efisien,

profesional  good governance

RS berubah menjadi LTD (PP 8 tahun 2003 dan UU no 32 tahun 2004) RS Daerah sebagai Unit Birokrasi RS Daerah sebagai Unit Usaha yang berfungsi sosial

(86)

Anatomi Badan Usaha

yang berfungsi sosial

Fungsi

Keuangan Unit Pelayanan

1 2 3 3

Subsidi

Pendapatan

(87)

Penafsiran 1

Paket UU Bid. Keuangan merupakan paket reformasi  pergeseran

pengganggaran tradisional ke berbasis kinerja

UU no. 1/2004 Pasal 68 & 69: tugas

pokok & fungsi BLU adalah memberi pelayanan kpd masy dg menerapkan pola pengelolaan keuangan yg

fleksibel dg menonjolkan

(88)

Penafsiran 1

Membedakan fungsi pemerintah

sebagai pelaksana dengan regulator & penentu kebijakan

(89)

Penafsiran 1

Kesempatan bagi BLU utk

mempekerjakan non-PNS secara

profesional, termasuk imbalan sesuai kinerja

(90)

Status Keuangan RS dan Menjalankan misi Memuaskan Pasien yang membeli (perorangan, asuransi, perusahaan) Memuaskan

Pemberi Subsidi Memuaskan Pemberi Donor Kemanusiaan Proses Pelayanan Yang bermutu Sumber Daya Manusia

(91)

Status Keuangan RS dan Menjalankan misi Memuaskan Pasien yang membeli (perorangan, asuransi, perusahaan) Memuaskan

Pemberi Subsidi Memuaskan Pemberi Donor Kemanusiaan Proses Pelayanan Yang bermutu Sumber Daya Manusia

(92)

Dampak BLU untuk RSD sebagai LTD Tingkat Otonomi Fungsi Manajemen dan Kebijakan Sentralisas i Penuh dengan Otonomi Rendah

Otonomi Sebagian Desentralisasi Penuh Otonomi Tinggi

A B C

Manajemen

Stratejik Sudah ada otonomi tinggi Administrasi Sudah ada otonomi

tinggi

Pembelian Sudah ada

otonomi

Manajemen

Keuangan Otonomi rendah Otonomi Tinggi Manajemen

Sumber Daya

Otonomi rendah

(93)

Kata akhir

Perubahan RS ZA menjadi BLU membutuhkan dukungan dari: Pemerintah Daerah

DPRD

Masyarakat Donor

(94)

Diskusi Kelompok: Apa perbedaan

dan hubungan antara:

 Good-Governance

 Corporate Governance  Clinical Governance

Dalam konteks perkembangan lingkungan RS.

Referensi

Dokumen terkait

Umumnya microcontroller pada papan Arduino telah memuat sebuah program kecil yang akan menyalakan LED tersebut berkedip-kedip dalam jeda satu detik.. Jadi sangat mudah

Faktor pertama adalah dari masyarakat itu sendiri, dimana masyarakat yang sudah berumur dengan latar belakang pendidikan rendah belum bisa menggunakan peranti

Foto copy sertifikat / Ijazah komputer bagi pelamar S.1, D.III dan SLTA (calon Penyiap Barang Bukti dan Caraka), Sertifikat Bela Diri / Pelatihan Satuan Pengamanan atau

Namun baru pada 1981, atau 27 tahun setelah KHI menyampaikan rancangan statuta mahkamah pidana internasional dan rancangan instrumen hukum tentang kejahatan terhadap perdamaian

Proses untuk menjadi jenis pemilih ini bisa terjadi melalui dua hal yaitu pertama, jenis pemilih ini menjadikan nilai ideologis sebagai pijakan untuk menentukan partai atau

Berdasarkan analisis data menunjukkan bahwa Bobot Kering bibit, Luas Daun dan Indeks Vigor Hipotetik tertinggi pada 5 mst diperoleh pada perlakuan benih yang

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka kesimpulan yang diperoleh adalah: 1) Aplikasi ini diciptakan sebagai alat bantu yang dapat dimanfaatkan oleh para

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan menggunakan kata penghubung dan, atau, tetapi dan untuk dalam karangan deskripsi siswa kelas X