TEKNIK BERCOCOK TANAM
FAKULTAS PERTANIAN
Oleh
:UNIVERSITAS SYIAH KUALA
ANDYA SAFRIZAL
DARUSSALAM – BANDA ACEH
1205102010072
FAKULTAS PERTANIAN
Oleh
:UNIVERSITAS SYIAH KUALA
ANDYA SAFRIZAL
DARUSSALAM – BANDA ACEH
DEFINISI TEKNIK BERCOCOK
TANAM
1.
Istilah teknik budidaya tanaman diturunkan dari pengertian kata-kata
teknik, bercocok tanam, dan tanaman. Teknik memiliki arti pengetahuan
atau kepandaian membuat sesuatu, sedangkan bercocok tanam bermakna
usaha yang memberikan hasil. Kata tanaman merujuk pada pengertian
tumbuh-tumbuhan yang diusahakan manusia, yang biasanya telah
melampaui proses domestikasi.
2.
Teknik bercocok tanam adalah proses menghasilkan bahan pangan serta
produk-produk agroindustri dengan memanfaatkan sumberdaya tumbuhan.
3.
Teknik budidaya tanaman adalah proses menghasilkan bahan pangan serta
produk-produk agroindustri dengan memanfaatkan sumberdaya tumbuhan.
4.
Cakupan objek budidaya tanaman meliputi tanaman pangan, hortikultura,
SEJARAH TEKNIK BERCOCOK
TANAM
1. Kegiatan pertanian (bercocok tanam) merupakan salah satu kegiatan yang paling awal dikenal peradaban
manusia dan mengubah total bentuk kebudayaan.
2. Para ahli prasejarah umumnya bersepakat bahwa pertanian pertama kali berkembang sekitar 12.000
tahun yang lalu dari kebudayaan di daerah “bulan sabit yang subur” di Timur Tengah, yang meliputi daerah lembah Sungai Tigris dan Eufrat terus memanjang ke barat hingga daerah Suriah dan Yordania sekarang.
3. Bukti-bukti yang pertama kali dijumpai menunjukkan adanya budidaya tanaman biji-bijian (serealia,
terutama gandum, kurma dan polong-polongan pada daerah tersebut.
4. Teknik bercocok tanam lalu meluas ke barat (Eropa dan Afrika Utara, pada saat itu Sahara belum
sepenuhnya menjadi gurun) dan ke Timur (hingga Asia Timur dan Asia Tenggara). Bukti-bukti di Tiongkok menunjukkan adanya budidaya jewawut (millet) dan padi sejak 6000 tahun sebelum Masehi.
5. Masyarakat Asia Tenggara telah mengenal budidaya padi sawah paling tidak pada saat 3000 tahun SM dan
Jepang serta Korea sejak 1000 tahun SM. Sementara itu, masyarakat benua Amerika mengembangkan tanaman dan hewan budidaya yang sejak awal sama sekali berbeda.
6. Budidaya sayur-sayuran dan buah-buahan juga dikenal manusia telah lama. Masyarakat Mesir Kuno (4000
PERILAKU BERCOCOK TANAM
Teknik bercocok tanam pada zaman dahulu tidak dikelompokkan kedalam teknik budidaya,
karena pada saat itu belum melakukan tindak budidaya tanaman, karena sifatnya masih
mengumpulkan dan mencari bahan pangan.
Suatu kegiatan dimasukkan kedalam tindak budidaya dikatakan apabila telah melakukan 3 hal
pokok yaitu;
1. Melakukan pengolahan tanah
2. Pemeliharaan untuk mencapai produksi maksimum
3. Tidak berpindah-pindah
Pada umumnya kegiatan budidaya tanaman terkait dengan tingkat pengetahuan manusia pada
masa itu. Relevansi dari peradaban tersebut terwujud pada kesadaran untuk melaksanakan
tindak budidaya.
Tindak awal dari dimulainya teknik bercocok tanam dimulai dengan menetapnya seorang
TEKNIK BERCOCOK TANAM YANG
SUDAH MAJU DITANDAI OLEH
ADANYA :
1.
Lapang produksi
2.
Pengelolaan yang berencana
3.
Memiliki
minat
untuk
mencapai
produksi
maksimum
dengan
menerapka
berbagai
ilmu
dan
teknologi.
Tingkatan tindak bercocok tanam dicerminkan juga oleh tingkatan
pengelolaan lapang produksi.
Tingkatan teknik bercocok tanam berjenjang dari yang paling sederhana
sampai yang maju/canggih.
Pengelolaan yang paling sederhana sampai pengelolaan yang paling maju,
yaitu teknik bercocok tanam yang telah melakukan pengelolaan terhadap
unsur iklim, air, tanah dan udara.
Pelaku budidaya dapat mengestimasi produksi maksimumnya dan panen
yang tepat waktu.
Intensifikasi dalam pengelolaan lapang produksi diikui juga oleh
meningkatnya sarana agronomi baik bahan atau jasa.
KARAKTERISTIKA DALAM BERCOCOK TANAM
Budidaya tanaman memiliki dua ciri penting yaitu:
1.Selalu melibatkan barang dalam volume besar.
2.Proses produksinya memiliki risiko yang relatif tinggi.
Dua ciri khas ini muncul karena pertanian melibatkan
makhluk hidup dalam satu atau beberapa tahapnya dan
memerlukan ruang untuk kegiatan itu serta jangka waktu
tertentu dalam proses produksi.
Beberapa bentuk pertanian modern (misalnya budidaya
alga, hidroponika telah dapat mengurangkan ciri-ciri ini
tetapi sebagian besar usaha pertanian dunia masih tetap
demikian.
MACAM-MACAM TEKNIK DALAM
BERCOCOK TANAM
1.
Bercocok tanam secara Aeroponik
2.
Bercocok tanam secara Hidroponik
3.
Bercocok tanam secara Kultur Jaringan
4.
Bercocok tanam secara Vertikultur
BERCOCOK TANAM SECARA
AEROPONIK
Bercocok tanam secara aeroponik dikembangkan oleh Dr. Franco Massantini dari
University of Pia, Italia.
Bercocok tanam dengan cara ini tidak menggunakan tanah sebagai media
tumbuh, akar tanaman menggantung di udara (aero). Tanaman ditanam dalam bak-bak terbuka, dengan kotak-kotak busa di atasnya sebagai penyangga. Jadi akarnya menjuntai ke bawah, sedangkan nutrisi untuk tanaman diberikan dengan cara disemprotkan langsung ke akar tanaman.
Bercocok tanam secara Aeroponik tidak memerlukan pestisida untuk
menyemprot hama dan tidak mengenal musim. Petani bisa menaman kapan saja karena kotak-kotak tanam bisa dipindahkan ke lain tempat saat musim panas atau musim hujan. Air, oksigen dan nutrisi untuk tanaman juga bisa diatur.
Tanaman harus dibiarkan tumbuh secara bebas untuk perkembangannya agar
didapatkan perkembangan yang optimal. Artinya, jarak antar satu tanaman dengan yang lain mesti leluasa.
Tanaman yang biasa ditanam secara aeroponik adalah sayuran-sayuran hotel
seperti selada, lettuce, romaine, butterhead, batavia, lollo rossa, kentang. Juga sayuran-sayuran untuk masakan China seperti pakcoy, caisim, kailan, siomake, kentang.
BERCOCOK TANAM SECARA
HIDROPONIK
Bercocok tanam secara hidroponik itu menggunakan air (hydro) sebagai media tanam. Media air yang akan digunakan dilengkapi dulu dengan zat-zat pertumbuhan seperti nitrogen, kalium, potasium, kalsium, sulfur, magnesium, ferum, mangan, baron, dan zinc.
Sebagai tempat berpijak akar, petani mengisinya dengan arang, sekam, pasir, kerikil atau batu apung, yang diletakkan di dasar tempat tumbuh tanaman. Cara bertanamnya juga diletakkan di rumah kaca yang bebas dari hama.
Bercocok tanam secara hidroponik mempunyai kelebihan yang sama dengan bertanam secara aeroponik, yaitu bebas hama dan rasa tanaman lebih renyah.
Bertanam secara hidroponik juga sering dilakukan untuk tanaman hias. Keuntungannya adalah tanaman bisa diletakkan dalam ruangan.
Bercocok tanam secara ini banyak dilakukan di negara-negara yang tidak banyak punya lahan seperti Singapura dan Jepang. Di kedua negara itu para petani menggunakan lantai atas bangunan untuk menanam sayur mayur secara hidroponik.
Begitu juga yang dilakukan para astronot NASA saat melakukan perjalanan ke luar angkasa. Teknik bertanam ini juga digunakan para awak kapal perang atau kapal layar. Jadi mereka tidak perlu membawa bekal makanan yang terlalu banyak. Mereka cuma membawa benihnya saja. Menanam di Bulan juga menggunakan metode bercocok tanam secara hidroponik.
BERCOCOK TANAM SECARA
KULTUR JARINGAN
Kultur jaringan adalah teknik memperbanyak tanaman dengan cara mengisolasi bagian tanaman.
Bagian tanaman yang bisa diisolasi adalah daun dan mata tunas, dengan cara mengambil (menyayat) sebagian kecil daun atau mata tunas. Kemudian dikembangbiakkan dalam cawan yang sudah diisi dengan media tanam dan zat-zat tumbuh buat tanaman.
Teori kultur jaringan ini mempercayai bahwa setiap bagian tanaman dapat berkembang biak karena seluruh bagian tanaman terdiri atas jaringan-jaringan hidup.. Oleh karena itu, semua tanaman baru yang berhasil
ditumbuhkan akan memiliki sifat yang sama persis dengan induknya.
Ada dua media tumbuh yang digunakan dalam teknik ini, yaitu media padat atau cair. Media padat biasanya berupa gel. Nutrisi untuk pertumbuhannya dicampurkan dalam gel tersebut. Sedangkan media cair adalah melarutkan nutrisi ke dalam air. Komposisi nutrisi dalam media akan memengarugi tumbuh kembang tanaman tersebut.
Teknik bertanam ini digunakan untuk tanaman yang sulit dikembangbiakkan secara generatif, seperti tanaman anggrek.
BERCOCOK TANAM SECARA
VERTIKULTUR
Metode bercocok tanam secara vertikal ini disebut vertikultur, yaitu
tanaman ditanam secara bertingkat.
Tanaman yang dibudidayakan secara vertikultur biasanya berumur
pendek dan berakar pendek, seperti sayur-mayur.
Untuk tanaman bagian atas biasanya dipilih tanaman yang tidak
memerlukan banyak air tetapi perlu banyak sinar matahari, seperti cabai, tomat. Sedangkan untuk bagian tengah adalah tanaman yang perlu cukup sinar matahari seperti seledri. Sedangkan untuk bagian bawah buat tanaman yang perlu keteduhan dan banyak air seperti selada. Kamu juga bisa menanam tanaman hias seperti anggrek atau bonsai.
Bercocok tanam secara vertikultur ini hemat ladang, hemat tenaga,
hemat pupuk dan bebas gulma. Untuk ladang, tanaman bisa menggunakan barang-barang bekas seperti triplek, bambu, pralon.
Bercocok tanam secara vertikultur tidak kenal musim karena ladang
BERCOCOK TANAM DENGAN
METODE TABULAMPOT
Metode budidaya tanaman dengan metode tabulampot (tanaman buah dalam pot) ini
tentunya sudah tidak asing lagi dan sudah sering digunakan untuk berkebun di rumah.
Media tanam berfungsi sebagai tempat tumbuhnya akar dan untuk menopang postur
tanaman. Oleh karena itu, media tanam tabulampot harus bisa menyimpan air dan memasok nutrisi yang dibutuhkan tanaman.
Media tanam yang paling cocok untuk digunakan dalam metode bercocok tanam yang
satu ini adalah campuran antara tanah, kompos dan sekam dengan komposisi 1:1:1. Wadah tanaman dapat menggunakan tanah liat, logam (drum), plastik, semen maupun kayu. Namun pot berbahan tanah liat dan kayu sangat baik untuk tabulampot karena memiliki pori-pori sehingga kelembaban dan temperatur media tanam lebih stabil.
Tanaman yang dibudidayakan dengan sistem tabulampot harus diletakkan di tempat
terbuka dan terkena cahaya matahari. Pada musim kemarau harus dilakukan penyiraman setiap hari, bisa pagi atau sore hari. Sedangkan saat musim hujan, penyiraman hanya dilakukan apabila media tanam terlihat kering.
Media tanam tabulampot memiliki cadangan nutrisi yang terbatas, maka dibutuhkan
proses pemupukan. Pemupukan pertama dilakukan satu bulan setelah tanam, selanjutnya dilakukan setiap 3-4 bulan sekali dan disarankan untuk menggunakan pupuk organik.
PENERAPAN POLA TANAM
Pola tanam adalah pengaturan penggunaan lahan pertanaman dalam
kurun waktu tertentu.
Tanaman dalam satu areal dapat diatur menurut jenisnya. Ada pola tanam
monokultur, yakni menaman tanaman sejenis pada satu areal tanam. Ada pola tanam campuran, yakni beragam tanaman ditanam pada satu areal. Ada pula pola tanam bergilir, yaitu menanam tanaman secara bergilir beberapa jenis tanama pada waktu berbeda di aeral yang sama.
Pola tanam dapat digunakan sebagai landasan untuk meningkatkan
produktivitas lahan. Hanya saja dalam pengelolaannya diperlukan pemahan kaedah teoritis dan keterampilan yang baik tentang semua faktor yang menentukan produktivitas lahan tersebut.
Selain pola tanam, ada juga istilah yang disebut pola hubungan tanaman.
Yaitu hubungan yang dibentuk antar individu-individu tanaman pada lahan yang telah ditanami. Pola hubungan tanaman bertujuan untuk mengatur agar semua individu tanaman dapat memanfaatkan semua lingkungan tumbuhnya agar tumbuh optimal dan seragam, serta untuk pertimbangan teknis lainnya.
MANFAAT BERCOCOK TANAM
1.
Menghasilkan tanaman baru melalui proses budidaya dengan penerapan teknologi
dan teknik budidaya tertentu untuk menghasilkan hasil produksi yang optimal.
2.
Memanfaatkan sumberdaya lahan yang tersedia dengan melihatnya sebagai suatu
potensi yang produktif.
3.
Mengisi waktu luang, karena bercocok tanam merupakan suatu hal yang
menyenangkan dan bisa menghilangkan stress dan suntuk.
4.
Mendapatkan suatu kepuasan dengan hasil panen yang diperoleh, walaupun
kadang seringkali mengalami kegagalan.
5.
Menerapkan skill dan pengetahuan tentang proses bercocok tanam dengan
langsung turun kelapangan dan menjadi pelaku dalam proses budidaya.
6.