• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan salah satu asset berharga yang dimiliki

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan salah satu asset berharga yang dimiliki"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sumber daya manusia merupakan salah satu asset berharga yang dimiliki oleh suatu organisasi, karena manusialah satu-satunya sumber daya yang dapat menggerakan sumber daya lainya. Dengan demikian unsur sumber daya manusia merupakan faktor kunci yang harus dipertahankan. Sutrisno (2017, p.16) berpendapat bahwa suatu organisasi bukan hanya mengharapkan pegawai yang mampu, cakap, dan terampil, tetapi yang terpenting mereka mau bekerja giat dan berkeinginan untuk mencapai hasil kerja yang maksimal. Karena tanpa adanya peran dari sumber daya manusia yang berkualitas, segala aktifitas dalam suatu organisasi tidak bisa terlaksana secara optimal. Rifah (2016, p.1) menjelaskan bahwa sekolah merupakan suatu lembaga organisasi yang bergerak dalam ranah pendidikan, untuk melaksanakn misi pendidikan maka produktifitas kerja sangatlah penting. Oleh karena itu sumber daya manusia perlu dikelola dengan baik untuk meningkatkan kinerja guru.

Di lembaga organisasi pendidikan untuk mendukung dan mewujudkan tujuan pendidikan, perlu adanya peningkatan kualitas sumber daya manusia yang bermutu. Hal ini tentunya harus didukung dengan adanya guru yang berkualitas, sebab guru memegang posisi yang sangat penting dalam upaya menciptakan lulusan yang profesional dan berkualitas. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomer 14 Tahun 2015 tentang Guru Dan Dosen menyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik

(2)

pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru yang profesional adalah guru yang mengedepankan mutu dan kualitas pendidikan (Husna, 2017, p.1). Pendidik merupakan salah satu komponen yang bisa membuat sukses tidaknya pendidikan di suatu sekolah. Dengan adanya guru yang memiliki kompetensi dan kinerja tinggi maka suatu sekolah akan lebih maju dalam perkembanganya. Oleh karena itu, pembinaan dan pengembangan profesi guru dipandang perlu diperhatikan sebagai wujud komitmen dalam melakukan pembenahan pola pendidikan agar mencapai mutu pendidikan yang sesuai harapan.

Menurut Uno (2016, p.86) menjelaskan bahwa salah satu faktor yang menjadi tolok ukur keberhasilan suatu sekolah adalah terletak pada kinerja gurunya. Kinerja guru dimaksud adalah hasil kerja guru yang terefleksi dalam cara merencanakan, melaksanakan, dan menilai proses belajar mengajar yang intensitasnya dilandasi oleh etos kerja, serta disiplin profesional guru dalam proses pembelajaran. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dilihat bahwa tugas guru bukan hanya sekedar mengajar, tetapi dimulai dari proses perencanaan sampai dengan penilaian. Tugas tersebut tidak mudah dilakukan, apabila guru tidak memiliki motivasi kerja serta disiplin kerja yang baik.

Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja, menurut Siagian (2013, p.45) kinerja dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya lingkungan kerja, budaya organisasi, kepemimpinan, motivasi kerja, disiplin kerja, gaji, kepuasan kerja dan faktor-faktor lainya. Kaliri (2008, p.3) juga menjelaskan beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja guru, diantaranya adalah kompetensi yang memadai dan

(3)

wajar, kondisi kerja yang aman dan sehat, kesempatan untuk mengembangakan kemampuan, rasa ikut memiliki, motivasi kerja, disiplin kerja dan lain sebagainya.

Uno (2016, p.93) menerangkan bahwa kinerja guru merupakan gambaran hasil kerja yang dilakukan oleh guru terkait dengan tugas-tugas yang diembanya dan sesuai dengan tanggung jawab yang telah diberikan kepadanya. Dalam hal ini tugas-tugas rutin sebagai seorang guru adalah mengadakan perencanaan, pengelolaan, dan pengadministrasian atas tugas-tugas pembelajaran, serta melaksanakan pengajaran.

Kinerja guru diharapkan dapat mendongkrak kualitas dan relevansi pendidikan, dalam implementasinya di lapangan tergantung dari banyak faktor yang mempengaruhinya dan saling berkaitan, salah satunya disiplin kerja. Disiplin kerja merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja (Husna, 2017, p.2). Menurut Hasibuan (2012, p.193) kedisiplinan adalah keadaan dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan dan norma-norma yang berlaku. Kemudian menurut Siswanto (2002, p.291) menjelaskan bahwa disiplin kerja adalah suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat kepada peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup dan tidak mengelak untuk menerima sanksi-sanksi apabila melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya.

Hasibuan (2012, p.194) menjelaskan bahwa kinerja memiliki kaitan yang sangat erat dengan disiplin kerja pegawai. Dalam hal ini kedisiplinan sangat berpengaruh terhadap kinerja seorang guru, tanpa ada kedisiplinan seorang guru tidak akan bisa bekerja sesuai dengan apa yang diharapkan. Disiplin yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugas

(4)

yang diberikan kepadanya. Hal ini mendorong gairah kerja, semangat kerja, dan terwujudnya tujuan sekolah, guru, dan masyarakat. Sutrisno (2017, p.88) juga menjelaskan bahwa semakin baik disiplin pegawai, maka semakin tinggi pula prestasi kerja yang dapat dicapainya. Tanpa disiplin yang baik, sulit bagi organisasi mencapai hasil yang optimal.

Menurt pendapat Dewi, Kurniatun dan Abubakar (2018, p.3) menerangkan bahwa selain disiplin kerja, motivasi kerja guru juga merupakan salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi kinerja mengajar guru untuk mencapai tujuan pendidikan. Menurut Uno (2016, p.64) motivasi adalah munculnya dorongan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Apabila para guru mempunyai motivasi kerja yang tinggi, mereka akan terdorong dan berusaha meningkatkan kemampuanya dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kurikulum yang berlaku di sekolah sehingga memperoleh hasil kerja yang maksimal.

Permasalahan mengenai kinerja guru sebelumnya pernah dibahas oleh peneliti terdahulu dengan salah satu faktor yang mempengaruhinya yaitu motivasi. Adapun penelitian yang dilakukan oleh Sri Rahayu (2018, p.5) yang berlokasi di SMA Negeri 4 Kota Jambi menjelaskan bahwa masih ditemukanya permasalahn yang terjadi mengenai kinerja guru, permasalahan tersebut antara lain: (1) masih adanya beberapa guru yang asal-asalan dalam melaksanakan tugas; (2) masih adanya beberapa guru yang tidak melengkapi perangkat pembelajaran sesuai dengan jumlah yang seharusnya. Hasil penelitian memaparkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara motivasi kerja dengan kinerja guru.

Kemudian menurut pendapat Adila Juita Siska dalam penelitianya yang membahas tentang pengaruh disiplin dan motivasi kerja terhadap kinerja guru

(5)

pada SMAN 1 Canduang Kabupaten Agam, Siska (2017, p.2) dalam pengamatan yang dilakukan mengemukakan bahwa kurangnya disiplin dan motivasi kerja akan berpengaruh terhadap kinerja yang dilakukan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian yaitu metode kuantitatif. Hasil dari penelitian yang dilakukan yaitu terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara disiplin dan motivasi kerja terhadap kinerja guru.

Pendapat di atas selaras dengan pendapat Kaliri (2008, p.124) dalam penelitianya yang mengungkapkan bahwa disiplin yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Hal tersebut mendorong gairah kerja, semangat kerja, dan mendukung terwujudnya tujuan organisasi, begitu juga dengan motivasi kerja. Semakin baik disiplin kerja dan motivasi kerja maka semakin baik pula kinerjanya Dengan demikian disiplin dan motivasi merupakan hal yang sangat penting dalam upaya meningkatkan kinerja suatu organisasi. Dari penjelasan tersebut patut diduga dan diasumsikan bahwa terdapat pengaruh antara disiplin dan motivasi kerja terhadap kinerja guru.

Kinerja yang optimal merupakan harapan semua pihak, namun pada kenyataanya masih ada beberapa guru yang kinerjanya belum sepenuhnya optimal. Berdasarkan pengamatan awal yang dilakukan di SMP Negeri 22 Kota Jambi terlihat bahwa masih ditemukanya fenomena yang terjadi, seperti masih ada beberapa guru yang belum melengkapi administrasi dalam mengajar seperti pembuatan RPP, masih adanya guru yang izin keluar saat masih berada pada jam kerja, masih ada beberapa guru yang menyelesaikan pekerjaan tidak tepat pada waktunya. Oleh karena itu kinerja guru masih perlu ditingkatkan. Berdasarkan hal

(6)

tersebut maka perlu diadakanya penelitian lebih lanjut mengenai kinerja guru di SMP Negeri 22 Kota Jambi dengan faktor yang mempengaruhinya yaitu disiplin dan motivasi. Karena keterbatasan sumber daya dan sumber dana serta melihat dari segi jarak dan waktu, maka SMP Negeri 22 Kota Jambi lah yang bisa dipenuhi aksesnya untuk dijadikan sebagai lokasi penelitian.

Motode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kuantitatif. Penggunaan metode kuantitatif akan memudahkan peneliti untuk mendapatkan data penelitian terhadap variabel-variabel yang akan diteliti dengan cara menyebarkan angket. Menurut pendapat Pratama (2014, p.42) metode kuantitatif dipakai untuk mengembangkan variabel-variabel yang diteliti dengan menggunakan model-model matematis, teori-teori dan menguji hipotesis yang akan menghasilkan data statistik.

Berdasarkan pemaparan fenomena diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai kinerja guru. Dan karena keterbatasan penelitian, maka penelitian ini hanya dilakukan di SMP Negeri 22 Kota Jambi dengan judul penelitian ”Pengaruh Disiplin Kerja Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Di SMP Negeri 22 Kota Jambi”. Melalui hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi terhadap upaya peningkatan kinerja guru di SMP Negeri 22 Kota Jambi di masa yang akan datang.

(7)

1.2 Batasan Masalah

Dikarenakan terdapat berbagai permasalahan dan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru, karena keterbatasan dan menghindari meluasnya permasalahan maka penelitian ini hanya membatasi pada faktor disiplin kerja dan motivasi kerja yang berpengaruh terhadap kinerja guru di SMP Negeri 22 Kota Jambi.

1.3 Rumusan Masalah

Dengan adanya pembatasan masalah, maka yang menjadi permasalahan pokok dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja guru di SMP Negeri 22 Kota Jambi?

2. Apakah terdapat pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru di SMP Negeri 22 Kota Jambi?

3. Apakah terdapat pengaruh disiplin kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja guru di SMP Negeri 22 Kota Jambi?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas tujuan dari penelitian ini yaitu untuk: 1. Mengetahui pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja guru di SMP

Negeri 22 Kota Jambi.

2. Mengetahui pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru di SMP Negeri 22 Kota Jambi.

3. Mengetahui pengaruh disiplin kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja guru di SMP Negeri 22 Kota Jambi.

(8)

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak terkait. Manfaat dilakukanya penelitian ini dibagi menjadi dua bagian, yakni manfaat teoritis dan manfaat praktis.

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai acuan penelitian selanjutnya terutama yang berkaitan dengan pengaruh disiplin kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja guru.

2. Manfaat Praktis a. Bagi peneliti

Dengan melakukan penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan mengenai permasalahan yang terjadi di dalam sekolah serta dapat menerapkan ilmu yang diperoleh dalam pendidikan selama perkuliahan.

b. Bagi pihak sekolah

Sebagai masukan dan informasi, serta dapat di jadikan salah satu bahan evaluasi dan koreksi bagi tenaga pendidik sebagai umpan balik untuk perbaikan serta peningkatan kualitas kinerja tenaga pendidik di SMP Negeri 22 Kota Jambi.

c. Bagi pihak lain

Sebagai bahan acuan bagi pihak-pihak yang mengadakan penelitian pada objek dan permasalahan yang sama.

(9)

1.6 Definisi Operasional

Definisi operasional variabel bertujuan untuk menjelaskan makna dari variabel yang diteliti. Adapun definisi operasional dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Disiplin Kerja (X1)

Disiplin kerja yang dimaksud adalah sikap kesediaan dan kerelaan seseorang untuk mematuhi dan menaati norma-norma peraturan yang berlaku disekitarnya. Adapun yang menjadi indikator dalam disiplin kerja yaitu: ketaatan terhadap aturan waktu; ketaatan pada peraturan kerja; ketaatan pada standar kerja; tingkat kewaspadaan tinggi; dan bekerja etis. 2. Motivasi Kerja (X2)

Motivasi kerja yang dimaksud adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan mendorong perilaku manusia supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil kerja yang optimal. Adapun yang menjadi indikator dalam motivasi kerja yaitu terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal.

3. Kinerja Guru (Y)

kinerja guru yang dimaksud adalah kemampuan seorang guru dalam melaksanakan tugas pembelajaran di sekolah dan bertanggung jawab atas peserta didik di bawah bimbinganya dengan meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Adapun yang menjadi indikator dalam kinerja guru yaitu: kualitas kerja; ketepatan waktu; inisiatif dalam kerja; kemampuan; dan komunikasi.

Referensi

Dokumen terkait

Hal tersebut menunjukkan bahwa dengan penggunaan model pembelajaran Kooperatif tipe TGT (Team Games Tournament) sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas

Pada bagian ini dijelaskan bahwa, jika pemberi kerja tidak mampu untuk membayar pekerjaan yang telah dilaksanakan selama lebih dari 28 hari, pemberi kerja dinyatakan bangkrut

Ketika perusahaan menerima kontrak jangka panjang, perusahaan akan menggunakan metode persentase penyelesaian yang merupakan sebuah pendapatan kontrak dihubungkan

Yang mana hasil tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar rancangan aset environment pada video animasi iklan layanan masyarakat berhasil menjadi sebagai pendukung

a) Dalam sistem refrigerasi yang dibuat untuk pembuatan es ini maka hal yang pertama yang perlu dihitung adalah berapa banyak es yang ingin dibuat per hari, dari

Abad XXI sebagai era globalisasi merupakan era perubahan, atau era yang mau tak mau menuntut adanya perubahan. Perubahan kadang muncul sebagai suatu paradoks dalam

Berdasarkan uraian yang telah disajikan sebelumnya, penulis tertarik untuk menuangkan tema penelitian ke dalam rumusan judul sebagai berikut: “Pengaruh Kompetensi, Motivasi,

(2006), The role of intrinsic (sensory) cues and the extrinsic cues of country of origin and price on food product evaluation, 3rd International Wine Business &