• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1

Suatu perkembangan zaman yang semakin modern pada era globalisasi sekarang dengan adanya kualitas manusia yang semakin lama semakin banyak, memadahi suatu kebutuhan sumber daya alam. IPA merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan yang mampu memahami suatu perkembangan pikir yang secara rasional dan alamiah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang sanggatlah berbeda, karena mampu berfikir secara kritis, aktif, dan kreaktif.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan kumpulan pengetahuan yang diperoleh tidak hanya produk saja tetapi juga mencakup pengetahuan seperti keterampilan dalam hal melaksanakan penyelidikan ilmiah. Proses ilmiah yang dimaksud misalnya melalui pengamatan,eksperimen dan analisis yang bersifat rasional. Sedang sikap ilmiah misalnya objektif dan jujur dalam mengumpulkan data yang diperoleh. Dengan menggunakan proses dan sikap ilmiah itu memperoleh penemuan-penemuan atau produk yang berupa fakta, konsep, prinsip dan teori (Sulistyanto, 2008:7).

IPA merupakan ilmu yang pada awalnya diperoleh dan dikembangkan berdasarkan percobaan (induktif) namun pada perkembangan selanjutnya IPA juga diperoleh dan dikembangkan berdasarkan teori (deduktif). Ada dua hal berkaitan yang tidak terpisahkan dengan IPA, yaitu IPA sebagai produk, pengetahuan IPA yang berupa pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif, dan IPA sebagai proses, yaitu kerja Ilmiah. Saat ini obyek kajian IPA menjadi semakin luas, meliputi konsep IPA, proses, nilai dan sikap ilmiah, aplikasi IPA dalam kehidupan sehari-hari, dan kreaktivitas (Kemendiknas,2011).

IPA merupakan suatu cabang-cabang pengetahuan yang menyangkut fakta-fakta yang tersusun secara sistematis dan menunjukkan berlakunya hukum-hukum umum, dalam pengetahuan mampu dapatkan dengan cara studi dan praktik

(2)

secara langsung dan suatu cabang ilmu yang bersangkut-pautkan dengan observasi dan klasifikasi fakta-fakta yang ditemukan dengan disusunnya hukum umum dengan induksi dan hipotesis (Subiyanto,1988).

Pembelajaran IPA dapat sebagai proses belajar untuk menghasilkan berbagai suatu tujuan yang dapat diterapkan didalam sekolah, karena IPA dapat berperan penting dalam pengetahuan-pengetahuan alam sekitar. Pada dasarnya sekolah yang saya lakukan penelitian, pada hasil belajar IPA masih ada 4 siswa yang hasilnya dibawah KKM yaitu 75.

Permasalahan yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa di kelas 5 khususnya pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Di SDN 1 Tambirejo dalam melaksanakan Proses belajar mengajar guru menggunakan suatu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan sebaik-baiknya. Dalam pembelajaran berlangsung terdapat kekurangan dalam masing-masing siswa ada 1 siswa yang berkebutuhan khusus, ada juga siswa yang belum bisa membaca dengan lancar, guru sudah berusaha untuk membimbing anak yang belum bisa membaca dalam bimbingan 3 bulan siswa mampu membaca dengan lancar. Pada saat pelajaran didalam kelas, khususnya mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), sehingga terdapat 18 siswa yang hasilnya rendah dibawah KKM, merupakan permasalahan yang perlu untuk dipecahkan. Supaya siswa tidak merasa bosan dan jenuh saat pembelajaran dikelas guru dapat menggunakan model pembelajaran NHT (Numbered Head Together) dalam melaksanakan pembelajaran IPA. Model NHT ini mampu membuat siswa lebih mudah untuk memahami materi yang dipelajari bersama guru. Proses dalam penyampaian materi guru biasanya sebagai penyampai dan siswa hanya sebagai penerima materi. supaya materi yang disampaikan oleh guru diterima siswa, maka guru memerlukan sarana pembelajaran agar membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran IPA dan hasil belajar IPA yang didapatkan siswa meningkat.

Berdasarkan pengamatan yang saya dapatkan memberikan ruang lingkup yang cukup bagi siswa untuk mengembangkan kreativitas dan kemandirian siswa.

(3)

Dalam suatu pembelajaran, guru sebagai fasilitator, dan dalam proses mengajar guru hanya melakukan metode ceramah, demonstrasi, tanya jawab, pemberian tugas, dan cooperatif yang dilakukannya dalam pembelajaran masih bersifat monoton dimana ada 5 siswa yang aktif dalam menerima penyampaian pengetahuan dari guru, sehingga didalam kelas siswa tidak hanya pasif pada saat pembelajaran berlangsung melainkan aktif. Dalam materi pembelajaran IPA masih membutuhkan model-model pembelajaran yang tepat untuk mencapai suatu pembelajaran. Dalam adanya ketidak tepatan dalam model pembelajaran dapat menghambat proses belajar mengajar. Dengan demikian usaha yang dilakukan oleh guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa diperlukan mencapai dengan tujuan pendidikan yang dapat diharapkan oleh guru.

Berdasarkan hasil observasi di kelas 5 SDN 1 Tambirejo, Sebagai tindak lanjut dalam mengatasi permasalahan, akan dilaksanakan suatu tindakan kelas dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) supaya lebih baik dari pembelajaran sebelumnya. Sebagai seorang guru dapat berusaha dan mengharapkan hasil belajar siswa dapat meningkat. Dengan masih kurangnya dari apa yang diharapkan guru untuk mengetahui hasil belajar siswa yang masih cukup rendah yaitu sebesar 50 %. Pada saat proses belajar mengajar berlangsung, kebanyakan siswa kurang aktif dalam mengikuti suatu proses pembelajaran, karena ketersediaan media yang terbatas, sehingga guru terkadang hanya terpacu dengan buku LKS, dan buku Paket, sehingga hasil belajar siswa pada suatu mata pelajaran IPA masih kurang dari KKM yaitu 75.

Tabel 1.1

Daftar Ketuntasan Siswa pada Kondisi Siswa No Keterangan Nilai Jumlah %

1 Tuntas ≥75 5 35% 2 Belum Tuntas ˂ 75 18 65% 3 Jumlah 23 100% 3 Nilai Rata-Rata 61,7 4 Nilai Tertinggi 80 5 Nilai Terrendah 30

(4)

Terkait dengan kondisi di SDN 1 Tambirejo untuk menciptakan suasana pembelajaran dapat dikatakan berhasil, maka dalam pelaksanaan pembelajaran harus mampu mencapai standar yang ditentukan. Guru perlu melakukan suatu kreatifitas/ memberi bekal secara maksimal kepada siswa, agar siswa dapat lebih semangat dan memiliki kemampuan hasil belajar yang lebih tinggi, sehingga dapat tercapainya suatu pembelajaran yang diharapkan. Berdasar pada masalah di atas dapat untuk peningkatan hasil belajar siswa dengan cara menerapkan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) pada pembelajaran IPA di kelas 5 yang mampu untuk mengembangkan kreatifitas siswa baik dari perorangan ataupun berkelompok. Jadi dengan model pembelajaran NHT mampu membentuk suatu hasil belajar siswa dapat meningkat dan siswa menjadi senang, dan aktif dalam pembelajaran IPA.

Penggunaan Model Pembelajaran NHT (Numbered Head Together) ini lebih menekankan pada keaktifan siswa yang mampu meningkatkan hasil belajar dalam pemahaman siswa yang lebih dominan digunakan di kelas tinggi, namun dapat juga digunakan di kelas rendah dengan menekankan aspek psikologis dan tingkat perkembangan siswa kelas rendah seperti: kemampuan berbahasa tulis dan lisan, dan kemampuan berinteraksi dengan siswa lainnya.

Berdasarkan penjelasan latar belakang diatas, maka dilakukan Penelitian Tindakan Kelas tentang pendekatan pembelajaran berbasis proyek dengan judul: “Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) Siswa Kelas 5 SDN 1 Tambirejo Semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016.”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada siswa kelas 5 dapat mengidentifikasikan berbagai permasalahan-permasalahan yang ada pada SDN 1 Tambirejo Tahun Ajaran 2015/2016, terlihat dalam pembelajaran IPA pada pokok bahasan memahami perubahan terjadi di alam dengan penggunaan sumber alam, guru tidak menggunakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

(5)

Pada proses pembelajaran berlangsung dapat terlihat siswa duduk dan mendengarkan sehingga dapat kurangnya sarana pembelajaran. Sebagai seorang guru mampu membuat suasana pembelajaran dikelas dapat lebih aktif. Dalam pembelajaran berlangsung guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diajarkannya, sehingga dalam pembelajaran berlanggung, guru dapat menggunakan metode ceramah, demonstrasi, tanya jawab, pemberian tugas, dan cooperatif dan tidak menggunakan model pembelajaran yang menarik. Ada 1 siswa yang berkebutuhan khusus, dan 6 siswa lainya yang tidak fokus pada saat pembelajaran berlangsung seperti ramai, dan bermain dengan teman sebangkunya. Pada saat guru memberikan penugasan pada siswa, sebagian siswa pasif dan ada juga yang aktif dengan adanya keterbatasan media pada saat proses pembelajaran. Dari 23 siswa, terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan, ada 5 siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM yaitu 75 dan 18 siswa mendapatkan nilai dibawah KKM dan hasil yang harus dicapai siswa kurang dari KKM yaitu 75. Pada akhirnya pembelajaran, guru memberikan PR ke semua siswa.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka permasalahan dapat dirumuskan adalah “Apakah hasil belajar IPA dapat ditingkatkan melalui model pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head Together) pada siswa kelas 5 SDN 01 Tambirejo Semester 2 tahun ajaran 2015/2016?”

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah ada maka dapat disebutkan didalam tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas 5 SDN 01 Tambirejo dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together).

(6)

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan yang dapat bermanfaat secara teoritis, dapat diharapkan sebagai pengetahuan yang mampu mengetahui pembelajaran dengan baik.

1.5.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat memberikan contoh penerasan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran NHT pada mata pembelajaran IPA kelas 5.

1.5.2 Manfaat Praktis a. Siswa

Siswa dapat memperoleh pengalaman mengikuti pembelajaran IPA yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together).

b. Guru

Sebagai fasilitator dapat menambah wawasan untuk meningkatkan pembelajaran dan hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) pada mata pelajaran IPA. Guru dapat menggunakan tindakan kelas dengan bahan yang digunakan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

c. Sekolah

Hasil penelitian ini dapat membantu suatu pengetahuan yang dapat berkembang meningkatkan kualitas pembelajaran IPA dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) yang diterapkan.

Referensi

Dokumen terkait

Variabel reliability (X 2 ), yang meliputi indikator petugas memberikan pelayanan yang tepat, petugas memberikan pelayanan yang cepat, petugas memberikan pelayanan

The students were reportedly enjoy studying in the Monolingual class and support the use of English–only in their English classes for enhancing learning. In spite of their

Berdasar Tabel 5, proporsi kenaikan belanja pegawai selama lima tahun terakhir (71,35%) lebih besar dari proporsi kenaikan belanja modal (69,20%) dan sangat jauh

Sedangkan pada siklus II jumlah siswa yang kurang melakukan aktifitas kurang menunjang selama proses pembelajaran telah menurun yakni sebanyak 2 siswa kurang aktif

Tujuan penelitian ini adalah; (1) Untuk mengetahui motivasi belajar bahasa Arab siswa sebelum menggunakan model CTL , (2) Untuk mengetahui motivasi belajar bahasa

respondents who were able to make monthly payment in. terms of the amount of their monthly income and

Informasi produk yang frekuensinya sering dibicarakan, terkait pula dengan nilai-nilai positif dan negatif pada perusahaan atau produk tersebut, memancing orang-orang untuk

Penerapan Strategi Pembelajaran Berbasis Saintifik pada Mata D iklat D asar Pola.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |