• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.3.3 Penilaian status gizi Kualitas Hidup Pada Lansia...22

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "2.3.3 Penilaian status gizi Kualitas Hidup Pada Lansia...22"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

x DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM... ...i

PRASYARAT...ii

LEMBAR PENGESAHAN... ... .iii

LEMBAR PENGUJI ……… ... iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN……….. ... v

KATA PENGANTAR………. .... vi

ABSTRAK……… ... viii

ABSTRACT……… ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ...xii

DAFTAR GAMBAR ……… .... .xii

DAFTAR SINGKATAN……… ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 4 1.3 Tujuan Penelitian ... 4 1.3.1 Tujuan umum ... 4 1.3.2 Tujuan khusus ... 4 1.4 Manfaat Penelitian... 4

1.5 Ruang lingkup penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lansia... 6

2.2 Kehilangan Gigi ... 11

2.2.1 Klasifikasi kehilangan gigi………...12

2.2.2 Akibat dari kehilangan gigi………..13

2.3 Status Gizi pada Lansia... 17

2.3.1 Kebutuhan gizi pada lansia ... 17

(2)

xi

2.3.3 Penilaian status gizi ... 19

2.4 Kualitas Hidup Pada Lansia...………...22

BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1 Kerangka Berpikir ... 28

3.2 Konsep Penelitian ... 29

3.3 Variabel dan Definisi Operasional ... 30

BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian ... 32

4.2 Populasi dan Sampel ... 32

4.2.1 Kriteria inklusi ... 32

4.2.2 Kriteria eksklusi ... 32

4.2.3 Besar dan cara Pengambilan Sampel ... 32

4.3 Pengumpulan Data ... 34

4.3.1 Alat dan bahan ... 34

4.4.Teknik Analisis Data ... 35

BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Karakteristik Responden……… ... 36

5.2 Gambaran Kehilangan Gigi, Status Gizi dan Kualitas Hidup... ... 37

5.3 Hubungan Kehilangan Gigi dengan Status Gizi dan Kualitas hidup……… ... 47

BAB VI PEMBAHASAN……… ... 52

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN……….. .. 60

DAFTAR PUSTAKA ... 61 LAMPIRAN

(3)

xii DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Standar Index Massa Tubuh (IMT) berdasarkan kriteria Asia Pasifik ... 21

Tabel 2.2. Alat Ukur OHIP 14... .24

Tabel 5.1 Karakteristik responden berdasarkan usia, jenis kelamin dan penggunaan gigi tiruan di desa penatahan kecamatan penebel tabanan…….. ... 36

Tabel 5.2 Kehilangan gigi lansia di desa pentahan kecamatan penebel tabanan ... 37

Tabel 5.3 Status gizi dan lansia di desa penatahan kecamatan penebel tabanan ... 38

Tabel 5.4 Kualitas hidup lansia di desa penatahan kecamatan penebel tabanan ... 38

Tabel 5.5 Hubungan jumlah kehilangan gigi dengan status gizi.. ... 48

Tabel 5.6 Hubungan penggunaan gigi tiruan dengan status gizi. ... 49

Tabel 5.7 Hubungan jumlah kehilangan gigi dengan kualitas hidup.. ... 50

(4)

xiii

DAFTAR GAMBAR

2.1 Populasi Lansia Berdasarkan tipe Daerah ... 7

2.2 Persentase Pendidikan Penduduk Lansia ... 8

2.3. Klasifikasi Kennedy……….…13

3.2 Konsep Penelitian ... 29

(5)

xiv

DAFTAR ARTI SINGKATAN

BB : Berat Badan BMI : Body Mass index BPS : Badan Pusat Statistik

GOHAI : Geriatric Oral Health Assessment Index Measurement GT : Gigi Tiruan

IMT : Index Massa Tubuh OHIP-14 : Oral Health Impact Profile

OHRQoL : Oral Health Related Quality of Life OIDP : Oral Impacts on Daily Performance TMJ : Temporo Mandibular joint

WHOQOL–BREF: World Health Organization Quality of life – Biomedical Research and Education Facility

(6)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Lembar Persetujuan (Informed Consent)

Lampiran II Kuisioner Hubungan Kehilangan Gigi Dengan Status Gizi dan Kualitas Hidup Pada Perkumpulan Lansia Di Desa Penatahan Kecamatan Penebel Tabanan

Lampiran III Diagram gigi

Lampiran IV Hasil Analisis SPSS Lampiran V Ethical Clearance Lampiran VI Dokumentasi Penelitian

(7)

viii ABSTRAK

HUBUNGAN KEHILANGAN GIGI DENGAN STATUS GIZI DAN KUALITAS HIDUP PADA PERKUMPULAN LANSIA DI DESA

PENATAHAN KECAMATAN PENEBEL TABANAN

Praktisi kesehatan di seluruh dunia kini sedang menghadapi peningkatan masalah kesehatan masyarakat, termasuk peningkatan terjadinya penyakit mulut. Pada lansia banyak di temukan masalah gigi dan mulut, diantaranya adalah kehilangan gigi. Kehilangan gigi dapat menimbulkan masalah atau gangguan pada fungsi utama gigi, yaitu mastikasi, estetika dan fonetik. Kondisi tersebut dapat diatasi salah satunya dengan menggunakan gigi tiruan. Kehilangan gigi yang tidak dirawat dengan menggunakan gigi tiruan tentu akan menyebabkan fungsi gigi yang hilang tidak bisa dikembalikan, yang akan mengakibatkan terganggunya status gizi dan kualitas hidup lansia.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kehilangan gigi dengan status gizi pada perkumpulan lansia di desa penatahan kecamatan Penebel Tabanan. Penelitian ini merupakan penelitian observasional menggunakan rancangan studi analitik dan dengan desain penelitian cross sectional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling dengan total sampel sebanyak 109 orang. Pengambilan data dilakukan dengan mengisi diagram gigi, pengukuran IMT dan pengisian kuisioner OHIP-14.

Hasil penelititan menunjukan 71(65.1%) responden mengalami kehilangan <6 gigi, 46 responden (42.2%) mengalami obesitas 1 dan 82 responden (75.2%) menglami kualitas hidup buruk. Uji analisis mengguanakan kolmogorov smirnov didapatkan hasil berupa nilai p = 0,952 untuk hubungan kehilangan gigi dengan status gizi dan p = 0,676 untuk hubungan penggunaan gigi tiruan dengan status gizi, Uji chi square digunakan untuk menganalisis hubungan kehilangan gigi dengan kualitas hidup dengan nilai p = 0,735 dan untuk hubungan penggunaan gigi tiruan dengan kualitas hidup dengan nilai p = 0,139.

Kesimpulan penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan antara kehilangan gigi dan penggunaan gigi tiruan dengan status gizi dan kualitas hidup pada perkumpulan lansia di Desa Penatahan Kecamatan Penebel Tabanan.

(8)

ix ABSTRACT

RELATIONSHIP BETWEEN TOOTH LOSS WITH NUTRIONAL STATUS AND QUALITY OF LIFE IN ELDERLY SOCIETY IN

PENATAHAN VILLAGE PENEBEL TABANAN

Health practitioners around the world are now dealing with increasing public health problems, including an increased incidence of oral disease. In elderly incidence the problem of teeth and mouth is high and one of them is tooth loss. Losing teeth can cause problems or disturbances in the main functions of teeth, namely mastication, aesthetics and phonetics. These conditions can be overcome one of them by using denture. The loss of untreated teeth by using denture will certainly cause the function of the missing tooth can not be restored, which will result in disruption of nutritional status and quality of life of the elderly.

This study aims to determine the relationship of tooth loss with nutritional status in elderly society in the Penatahan village Penebel Tabanan. This research is an observational research using analytic study design and with cross sectional research design. The sampling technique used is total sampling with total sample of 109 people. The data were collected by filling the dental chart, measuring IMT and by interview using the OHIP-14questionnaire.

The results showed 71 (65.1%) of respondents had a loss of <6 teeth, 46 respondents (42.2%) had obesity I, 82 respondents (75.2%) observed poor quality of life. Analyzes using kolmogorov smirnov obtained the result p value = 0,952 for relationship between tooth loss with nuturional status and p = 0.676 for relationship between use of denture with nutritional status. Chi square was used to test for relationship between tooth loss with quality of life and the result showed p= 0,735 and use of denture with quality of life showed p = 0,139.

The conclusion of this research is there is no relationship between tooth loss and use of denture with nutritional status and quality of life in elderly society in Penatahan Village Penebel Tabanan

(9)

1 BAB I

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Menurut Undang-undang Nomor 13 tahun 1998 pasal 1 ayat 2, yang dimaksudkan dengan lanjut usia atau di singkat dengan lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun keatas. Jumlah lansia di Indonesia pada tahun 2025 akan mengalami kenaikan sebesar 4 kali lipat dibandingkan jumlah lansia pada tahun 1990 dan hal ini menunjukan presentasi kenaikan paling tinggi diseluruh dunia (Thalib, 2010). Meningkatnya jumlah penduduk lansia tersebut harus diimbangi dengan peningkatan kualitas hidup lansia agar dapat hidup sehat (Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI, 2013).

Praktisi kesehatan di seluruh dunia kini sedang menghadapi peningkatan masalah kesehatan masyarakat, termasuk peningkatan terjadiya penyakit mulut. Buruknya kesehatan mulut pada lansia di gambarkan dengan banyaknya gigi yang hilang, pengalaman terjadinya karies pada gigi, penyakit periodontal, xerostomia, dan kanker mulut. Pada lansia banyak di temukan masalah gigi dan mulut salah satu yang banyak ditemukan adalah kehilangan gigi (Petersen dkk., 2010). Kehilangan gigi adalah tanggalnya gigi dari soket, akibat karies, gangguan jaringan periodontal, trauma, ataupun komplikasi dari penyakit sistemik. Kehilangan gigi dapat menimbulkan masalah atau gangguan pada fungsi utama gigi, yaitu mastikasi, estetika dan fonetik (Ratmini dkk., 2011). Kondisi tersebut dapat diatasi salah satunya dengan menggunakan gigi tiruan. Kehilangan gigi

(10)

2

yang tidak dirawat dengan menggunakan gigi tiruan tentu akan menyebabkan fungsi gigi yang hilang tidak bisa dikembalikan, yang akan mengakibatkan terganggunya status gizi dan kualitas hidup lansia (Ratmini dkk., 2011).

Terganggunya status gizi lansia disebabkan karena pada kondisi kehilangan banyak gigi akan menurunkan kemampuan mastikasi atau pengunyahan sehingga dapat menyebabkan terjadinya pembatasan diet tertentu dan berkurangnya asupan nutrient yang sangat dibutuhkan tubuh (Maryam dkk., 2008). Thalib (2010) menyatakan bahwa tahap awal asupan makanan melalui rongga mulut tempat proses pencernaan dimulai, makanan dikunyah menjadi ukuran yang lebih kecil dan halus, kemudian dibasahi dengan saliva untuk ditelan. Makanan yang tidak dicerna secara sempurna tidak akan terserap dengan baik oleh tubuh sehingga juga mempengaruhi asupan zat gizi yang dibutuhkan tubuh. Status gizi dapat diukur menggunakan indeks antropometri yaitu salah satunya dengan Body Mass Index (BMI). BMI merupakan alat yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan.

Di sisi lain kehilangan gigi juga dapat menyebabkan terganggunya kualitas hidup lansia. Caglayan dkk (2009) menyatakan bahwa status kesehatan oral yang dihubungkan secara teliti dengan kualitas hidup, didapatkan bahwa permasalahan kesehatan oral yang serius menurunkan kualitas hidup pada penderitanya. Gagasan yang berhubungan dengan kualitas hidup yang berkaitan dengan kesehatan gigi dan mulut disebut Oral Health Related Quality of Life (OHRQoL). Untuk menilai OHRQoL, beberapa instrumen telah dikembangkan selama dekade terakhir. Salah satu instrumen yang paling umum digunakan, berdasarkan model

(11)

3

kesehatan mulut konseptual yang dikembangkan oleh Locker, adalah Oral Health Impact Profile (OHIP-14). OHIP-14 mencakup tujuh aspek, yaitu mengenai ada/tidaknya keterbatasan fungsi, rasa nyeri fisik, ketidaknyamanan psikis, ketidakmampuan fisik, ketidakmampuan psikis, ketidakmampuan sosial dan handicap (Putri, 2014).

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti ingin mengetahui hubungan antara kehilangan gigi dengan status gizi dan kualitas hidup pada perkumpulan lansia di Desa Penatahan Kecamatan Penebel-Tabanan. Pemilihan lokasi penelitian di Desa Penatahan, dikarenakan Desa tersebut terdapat perkumpulan lansia yang sudah terorganisir dengan baik sehingga memudahkan pengambilan data. Hasil observasi menunjukan Desa Penatahan merupakan Desa yang memiliki penduduk lansia yang paling aktif pada Kecamatan Penebel. Berdasarkan data yang di peroleh dari puskesmas Penebel II Desa Penatahan merupakan Desa dengan jumlah lansia yang menerima pelayanan kesehatan paling tinggi diantara 8 desa lainnya dan penelitian serupa belum pernah dilakukan di desa tersebut.

(12)

4

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang diangkat pada penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan antara kehilangan gigi dengan status gizi dan kualitas hidup pada lansia di Desa Penatahan Kecamatan Penebel Tabanan?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan umum

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kehilangan gigi dengan status gizi dan kualitas hidup pada lansia di Desa Penatahan Kecamatan Penebel Tabanan.

1.3.2 Tujuan khusus

1. Untuk mengetahui gambaran status gizi pada lansia di Desa Penatahan Kecamatan Penebel Tabanan.

2. Untuk mengetahui gambaran kualitas hidup pada lansia di Desa Penatahan Kecamatan Penebel Tabanan.

3. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi status gizi dan kualitas hidup lansia.

1.4 Manfaat

1. Dapat memberikan gambaran mengenai keadaan umum lansia di desa Penatahan Kecamatan Penebel Tabanan.

2. Dapat menambah wawasan dan pengalaman bagi penulis dalam melakukan penelitian.

(13)

5

3. Dapat memberikan referensi hubungan kehilangan gigi dengan status gizi dan kualitas hidup pada lansia kepada mahasiswa sehingga bisa dijadikan referensi pada penelitian selanjutnya.

4. Dapat memberikan bahan bacaan yang dapat menambah ilmu pengetahuan bagi pembacanya khususnya terkait dengan hubungan kehilangan gigi dengan status gizi dan kualitas hidup lansia di Desa Penatahan Kecamatan Penebel Tabanan.

1.5 Ruang lingkup penelitian

Ruang lingkup pada penelitian ini adalah Hubungan antara kehilangan gigi. (terkait dengen ilmu Prostodonsia mengenai penggunaan gigi tiruan), adanya penurunan kemampuan mastikasi (terkait fungsi sistem pencernaan/Ilmu fisiologi) dengan status gizi (terkait dengan Ilmu gizi) dan kualitas hidup pada lansia (Ilmu Geriatri).

Referensi

Dokumen terkait

Dengan ini mengajukan surat lamaran pekerjaan kepada Bapak / Ibu Pimpinan untuk diterima menjadi karyawan di perusahaan yang Bapak / Ibu Pimpin.. Surat Keterangan

individu karena menghadapi dua motif yang sama-sama negatif dan sama-sama kuat. Misalnya, seorang penjahat yang tertangkap dan harus membuka rahasia kelompoknya dan apabila

Basis data adalah suatu kumpulan data terhubung yang disimpan secara bersama-sama pada suatu media, tanpa mengatap satu sama lain atau tidak perlu suatu

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah struktur populasi yang terdapat di ekosistem mangrove dan non-mangrove memiliki perbedaan secara

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan memberikan kuesioner kepada 25 orang karyawan BPR Restu Artha Makmur dan 5 orang nasabah serta memberikan kuesioner

Oleh sebab jumlah tabungan rumah tangga pada waktu perekonomian mencapai penggunaan tenaga kerja penuh akan selalu sama dengan jumlah seluruh investasi

• If the computation is in a safe location, it does not step into an unsafe one. Maintain

[r]