• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERNYATAAN ORISINALITAS. orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERNYATAAN ORISINALITAS. orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

i

PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam Naskah Skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur plagiasi, saya bersedia diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Denpasar, April 2017 Mahasiswa,

I Wayan Ardika Nim. 1306105048

(2)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya, skripsi yang berjudul “Pengaruh Tingkat Pengetahuan Terhadap Tingkat Kesejahteraan Petani Dengan Pemediasi Sarana Produksi di Desa Bangli Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan” dapat diselesaikan sesuai dengan yang direncanakan. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1) Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa, SE., MSi. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

2) Prof. Dr. Ni Nyoman Kerti Yasa, SE, M.S selaku Wakil Dekan 1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

3) Dr. Ida Ayu Nyoman Saskara, SE, M.Si dan Dr. Made Heny Urmila Dewi, SE, M.Si., masing-masing selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

4) Dra. Luh Putu Aswitari, M.si selaku pembimbing akademik atas bimbingan yang diberikan selama perkuliahan.

5) Dr. Gede Sujana Budhiasa, SE, M.Si selaku dosen pembimbing atas waktu bimbingan, masukan serta motivasinya selama penyelesaian skripsi ini. 6) Drs. I Wayan Wenagama, MP selaku dosen pembahas atas waktu

bimbingan, masukan serta motivasinya selama penyelesaian skripsi ini. 7) Drs. Made Jember, M.Si selaku dosen penguji atas masukan serta

(3)

iii

8) Bapak dan Ibu Dosen Pengajar serta segenap pegawai dan staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

9) Bapak I Nyoman Rastawa selaku Kepala Desa Bangli Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan, Bapak Runce selaku ketua Gabungan Kelompok Tani Sapta Werdi Buana dan Seluruh warga Desa Bangi, Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan atas waktu dan kerjasamanya.

10) Keluarga tercinta kedua orang tua I Wayan Muriata dan Ni Wayan Marianti serta adik tersayang I Made Widiana, terimaksih atas dukungan serta doa yang tiada hentinya selama menempuh studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Udayana.

11) Terima kasih kepada Ni Putu Ayu Putri Trisnawati, SE yang telah memberikan motivasi dan meluangkan banyak waktu dan tenaga selama pengerjaan skripsi ini.

12) Teman-teman Kicau Maniak yang sangat membantu dalam ketersediaan jurnal demi kelancara pengerjaan skripsi ini.

13) Sahabat dan teman-teman tercinta Kicen, Ary Candra, Windu, Mardi, Yogi Jen, Dewa Jati, Dwi Saputra, Krisnaryana, Andika Miarta, Agustika, Suartawan, Dany Satriya, Panji Prabawa, Krisna Aryastha, Anom arimbawa, Erik, Mahendra Bayu, Marsy, Herry Adie Perdana, Ariyuda Pratama, Gung Irfan, Ade Winata, Shanti, Ayusya, Gung wik, Teman-teman English Free, Teman-teman-Teman-teman seperjuangan di Ekonomi Pembangunan angkatan 2013, HMJ EP 2013, teman-teman di Program Reguler Fakultas

(4)

iv

Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, teman-teman KKN-Desa Buahan Kaja periode XIII dan teman-teman lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan dan motivasi. 14) Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Meskipun demikian, penulis tetap bertanggung jawab terhadap semua isi skripsi. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan.

Denpasar, April 2017

(5)

v

Judul :

Nama : I Wayan Ardika NIM : 1306105048

Abstrak

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh tingkat pengetahuan terhadap tingkat kesejahteraan petani dengan sarana produksi sebagai variabel mediasi di Desa Bangli Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan.

Data penelitian diperoleh dari studi kepustakaan, observasi dan kuesioner. Pengisian kuesioner diukur melalui skala Likert. Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis menggunakan SEM dengan alat analisis SmartPLS 3.0. Metode penelitian ini dimaksudkan sebagai rancangan untuk mencari dan menjelaskan hubungan atau pengaruh antara variabel melalui pengujian hipotesis (Explanation Research).

Berdasarkan Uji SEM PLS dapat dinyatakan 1). Tingkat pengetahuan berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat kesejahteraan petani pada Gabungan Kelompok Tani Sapta Werdi Buana Desa Bangli Kecamatan Baturiti Kaupaten Tabanan. 2) Sarana produksi berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat kesejahteraan petani pada Gabungan Kelompok Tani Sapta Werdi Buana Desa Bangli Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan. 3) Tingkat pengetahuan petani berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat kesejahteraan petani pada Gabungan Kelompok Tani Sapta Werdi Buana Desa Bangli Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan

Kata Kunci: Tingkat Pengetahuan, Sarana Produksi, dan Tingkat Kesejahteraan Petani

Pengaruh Tingkat Pengetahuan Terhadap Tingkat Kesejahteraan Petani Dengan Pemediasi Sarana Produksi di Desa Bangli Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan

(6)

vi

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Halaman Pengesahan ... ii

Pernyataan Orisinalitas ... iii

Kata Pengantar ... iv

Abstrak ... vii

Daftar Isi ... viii

Daftar Tabel ... x

Daftar Gambar ... xii

Dafar Lampiran ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. ... 1

1.2 Rumusan Masalah Penelitian. ... 11

1.3 Tujuan Penelitian ... 12

1.4 Kegunaan Penelitian ... 12

1.5 Sistematika Penulisan ... 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka ... 16

2.1.1 Pembangunan Ekonomi Daerah ... 16

2.1.2 Konsep Pertanian ... 17

2.1.3 Pembangunan Pertanian ... 18

2.1.4 Sarana Produksi ... 20

2.1.5 Konsep Kesejahteraan ... 28

2.1.6 Indikator Keluarga Sejahteraan ... 29

2.1.7 Pengetahuan ... 32

2.1.8 Tingkat Pengetahuan ... 33 2.1.9 Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dengan Tingkat

(7)

vii

Kesejahteraan Petani ... 35

2.1.10 Hubungan antara Sarana Produksi dengan Tingkat Kesejahteraan Petani ... 35

2.2 Hipotesis ... 37

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 38

3.2 Lokasi Penelitian ... 38

3.3 Obyek Penelitian ... 38

3.4 Identifikasi Variabel ... 39

3.5 Definisi Operasional Variabel ... 40

3.6 Jenis dan Sumber Data ... 43

3.6.1 Jenis Data ... 43

3.6.2 Sumber Data ... 43

3.7 Populasi Sampel dan Metode Penentuan Sampel ... 44

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 46

3.9 Pengujian Instrumen ... 46

3.9.1 Uji Validitas ... 46

3.9.2 Uji Reliabilitas ... 46

3.10 Teknik Analisis Data ... 47

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum ... 53

4.1.1 Letak Geografis ... 53

4.1.2 Gambaran Umum Usaha Tani ... 57

4.2 Karekteristik Responden ... 58

4.2.1 Umur Responden ... 58

4.2.2 Pendidikan Responden ... 59

(8)

viii

4.2.4 Status Kepemilikan Lahan ... 61

4.2.5 Luas Lahan Garapan ... 61

4.3 Analisis Hasil Penelitian ... 62

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 73

5.2 Saran ... 74

Daftar Pustaka ... 76

(9)

ix

DAFTAR TABEL

No. Tabel

1.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Bali

Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Miliar Rupiah)

Tahun 2011-2015 ... 2

1.2 Jumlah penduduk Miskin Menurut Kabupaten di Provinsi Bali Tahun 2012-2013 ... 4

1.3 Tingkat Kesejahteraan Keluarga di Desa Bangli Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan Tahun 2015 ... 6

3.1 Konstruk dan Dimensi Tingkat Pengetahuan ... 40

3.2 Konstruk dan Dimensi Sarana Produksi ... 41

3.3 Konstruk dan Dimensi Tingkat Kesejahteraan Petani ... 41

3.4 Jumlah Populasi dan Sampel Kelompok Tani yang Tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani Sapta Kerta Buana Desa Bangli Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan Tahun 2016 ... 44

4.1 Luas Wilayah Kabupaten Tabanan ... 53

4.2 Klasifikasi Umur Petani Responden ... 58

4.3 Klasifikasi Pendidikan Responden... 58

4.4 Jumlah Anggota Keluarga ... 59

4.5 Status Kepemilikan Lahan Garapan ... 60

4.6 Luas Lahan Garapan ... 60

(10)

x

DAFTAR GAMBAR No Gambar

3.1 Kerangka Berpikir ... 49

41 Hasil Pengujian PLS Alogaritm ... 62

4.1 Analisis Outer Model Tingkat Pengetahuan ... 64

4.2 Analisis outer Model Sarana Produksi ... 65

4.3 Analisis outer model Tingkat Kesejahteraan Petani ... 66

4.4 Hasil Estimasi Inner Model Penelitian ... 67

(11)

xi DAFTAR LAMPIRAN No. Lampiran 1. Kuisioner Penelitian ... 82 2. Tabulasi Data ... 86 3. Lampiran 3 ... 89 4. T- tabel ... 92 5. Dokumentasi 93

(12)

12 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pembangunan ekonomi di Indonesia yang merupakan negara agraris sangat ditentukan oleh perkembangan sektor pertanian. Sektor pertanian tumbuh positif dalam keadaan krisis moneter yang diikuti oleh krisis ekonomi yang terjadi sejak awal tahun 1997 sehingga menjadi penyelamat perekonomian nasional. Fakta ini membuktikan bahwa pembangunan pertanian perlu didorong untuk mendukung kelanjutan pembangunan ekonomi. Pertanian merupakan suatu upaya untuk terciptanya iklim yang kondusif guna membantu petani beserta keluarga agar dapat berkembang menjadi dinamis serta mampu untuk memperbaiki taraf kehidupan dengan kekuatan dan pada akhirnya mampu menambah kesejahteraannya (Yunis, 2016). Keberhasilan pembangunan pertanian ditentukan oleh keberhasilan tumbuhnya lingkungan komoditas pertanian tanaman pangan, holtikultura, perkebunan, perikanan, dan peternakan yang masih kental dalam kehidupan masyarakat hampir di seluruh provinsi yang ada di Indonesia.

Provinsi Bali adalah salah satu provinsi yang ada di Indonesia dengan pertanian yang masih kental dalam kehidupan penduduknya. Keadaan alam yang subur dan budaya yang dimiliki menjadikan masyarakat Bali tidak bisa lepas dari pertanian. Perkembangan sektor pertanian memegang peran penting untuk kelanjutan perkembangan sektor lainya. Sebagai negara agraris seharusnya pembangunan sektor pertanian dipioritaskan terlebih dahulu, jika industrialisasi akan dilakukan agar terjadi keselarasan dalam keberlangsungannya.

Sektor pertanian memiliki kontribusi langsung untuk membentuk Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), penyediaan lapangan pekerjaan, dan peningkatan pendapatan bagi masyarakat. Sektor pertanian juga berperan penting dalam hal penyediaan bahan pangan serta perolehan devisa melalui ekspor hasil-hasil pertanian. Sistem pertanian di Indonesia masih

(13)

13

belum mencapai tahap maksimal dan perlu dilakukan perbaikan serta revitalisasi sehingga mampu mempercepat peningkatan produktivitas dan daya saing pelaku usaha dari sektor pertanian ini (Apsari, 2011). Besarnya sumbangan sektor pertanian terhadap PDRB Provinsi Bali disajikan pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Bali Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (miliar rupiah), 2011-2015

Sumber: BPS Provinsi Bali 2015

Tabel 1.1 menunjukan bahwa sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan sebagai penyumbang PDRB terbesar kedua dibandingkan dengan penyediaan akomodasi dan makanan minuman. Tahun 2011 sektor pertanian, perikanan dan kehutanan menyumbang 16.981 miliar, pada tahun 2013 menyumbang 20.452 miliar, pada tahun 2014 menyumbang 22.901 miliar, dan pada tahun 2015 menyumbang 26.439 miliar. Sektor pertanian mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar, bahkan tercatat hingga tahun 2011, 41 persen tenaga kerja Indonesia bergerak dalam sektor ini (Aggita, 2013). Data tersebut menunjukan bahwa

Kategori Lapangan Usaha 2011 2013 2014 2015

A Pertanian, Kehutanan, &

Perikanan 16.981 20.452 22.901 26.439

B Pertambangan dan Penggalian 1.311 1.758 1.956 1.952 C Industri Pengolahan 7.003 8.656 9.984 11.545

D Pengadaan Listrik dan Gas 184 175 228 301

E Pengadaan Air, Pengelolaan

Sampah, Limbah & Daur Ulang 240 263 287 326

F Konstruksi 9.398 13.259 14.114 15.835

G Perdagangan Besar & Eceran;

Reparasi Mobil & Sepeda Motor 9.285 11.173 12.938 14.700 H Transportasi dan Pergudangan 8.111 11.311 14.203 16.441

I Penyediaan Akomodasi & Makan

Minum 20.265 28.936 36.131 40.429 J Informasi dan Komunikasi 6.415 7.312 8.035 9.141 K Jasa Keuangan dan Asuransi 4.072 5.781 6.558 7.275

L Real Estat 4.921 5.967 6.813 7.398

M,N Jasa Perusahaan 1.110 1.344 1.534 1.800

O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan & Jaminan Sosial

Wajib 6.646 6.846 7.828 8.738

P Jasa Pendidikan 5.000 6.484 7.465 8.592

Q Jasa Kesehatan & Kegiatan Sosial 2.054 2.674 3.090 3.623

R,S,T,U Jasa Lainnya 1.617 2.017 2.315 2.638

(14)

14

sumbangan sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan dan memberikan kontribusi yang sangat tinggi bagi PDRB.

Besarnya peranan pertanian dalam PDRB seharusnya menunjukan besarnya tingkat kesejahteraan petani. Kesejahteraan adalah cita-cita dalam kehidupan bermasyarakat yang harus diperjuangkan bersama pemeritah dan segenap lapisan masyarakat. Tanggung jawab berikutnya adalah bagaimana membentuk keluarga kecil menjadi keluarga sejahtera yang diharapkan oleh setiap masyarakat. Keluarga sebagai kesatuan inti masyarakat berperan dalam menentukan pembangunan nasional perlu dikembangkan agar tumbuh menjadi keluarga sejahtera yang mandiri dan tangguh, serta berperan sebagai sumber daya manusia yang berguna bagi pembangunan di negara agraris seperti di Indonesia.

Keluarga yang memiliki pengetahuan yang cukup terutama pada peningkatan ekonomi mereka memiliki peluang yang besar untuk sejahtera, dan juga menjalankan fungsi keluarga lainnya seperti fungsi perlindungan dan pendidikan anak (Sunarti dan Khomsan, 2006). Pembentukan keluarga sejahtera sangat erat kaitanya dengan pemberantasan kemiskinan yang menjadi masalah utama dalam mewujudkan kesejahteraan keluarga petani pada khususnya. Tingkat kesejahteraan petani sering dihubungkan dengan kemiskinan yang terjadi di keluarga petani terutama petani yang berada di pedesaan.

Kemiskinan yang terjadi pada keluarga petani yang tinggal di wilayah pedesaan masih belum bisa diatasi secara maksimal meskipun peranan pertanian dalam pembangunan dapat dikatakan cukup tinggi. Provinsi Bali sendiri masih memiliki penduduk miskin dimana sebagian besar bekerja di sektor pertanian dan bertempat tinggal di pedesaan. Jumlah penduduk kemiskinan per kabupaten di Provinsi Bali pada tahun 2012 sampai 2013 disajikan pada Tabel 1.2.

Tabel 1.2 Jumlah Penduduk Miskin Menurut Kabupaten di Provinsi Bali Tahun 2012-2013

No Kabupaten/ Kota Jumlah Penduduk Miskin

(15)

15 2012 2013 2012 2013 1 Jembrana 15.300 14.900 9.6 8.2 2 Tabanan 21.000 22.500 13.2 12.3 3 Badung 12.500 14.500 7.9 7.9 4 Gianyar 22.600 20.800 14.2 11.4 5 Klungkung 9.300 12.200 5.9 6.7 6 Bangli 9.900 12.000 6.2 6.6 7 Karangasem 22.700 27.800 14.3 15.2 8 Buleleng 33.000 40.300 20.7 22.1 9 Denpasar 12.700 17.600 8 9.6 Bali 159.000 182.600 100 100

Sumber: BPS Provinsi Bali 2015

Tabel 1.2 menunjukan jumlah penduduk miskin dan presentase tingkat kemiskinan yang berada di 9 Kabupaten/Kota yang berada di Provinsi Bali pada tahun 2012 sampai 2013. Kabupaten Tabanan adalah Kabupaten dengan jumlah penduduk miskin tertinggi keempat dibandingkan dengan Kabupaten lainnya yaitu sebanyak 21.000 ribu jiwa pada tahun 2012 dan meningkat menjadi 22.500 jiwa pada tahun 2013. Penduduk miskin yang berada di Kabupaten Tabanan ini sebagian besar berkerja sebagai petani atau sebagai buruh tani. Perhatian khusus dari pemerintah dalam membuat kebijakan sangat diperlukan dalam hal mengatasi kemiskinan. Kabupaten Tabanan merupakan kabupaten yang kebanyakan penduduknya bekerja sebagai petani dan menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian, hal ini juga didukung oleh karakteristik daerah dan luas wilayahnya. Kabupaten tabanan terdiri dari 10 kecamatan yang memiliki karakteristik yang hampir mirip dimana penduduknya mayoritas bekerja sebagai petani.

Kecamatan Baturiti merupakan salah satu kecamatan yang berada di ujung utara Kabupaten Tabanan yang mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani dengan karakteristik masyarakat yang masih tergolong masyarakat yang kurang mampu dan belum sejahtera, sehingga mereka tidak bisa meningkatkan hasil produksinya dan belum bisa memasarkan hasil produksinya dengan maksimal. Kecamatan Baturiti terdiri dari beberapa desa, salah satu desa dengan penduduk sebesar 81,4 persen total penduduknya bekerja sebagai petani adalah Desa

(16)

16

Bangli (Kementrian Dalam Negeri, 2016). Tingkat kesejahteraan masyarakat di Desa Bangli sendiri kebanyakan berada pada tingkat keluarga pra sejahtera dan keluarga sejahtera tingkat 1 (satu), data tingkat kesejahteraan di Desa Bangli disajikan pada Tabel 1.3.

(17)

17

Tabel 1.3 Tingkat Kesejahteraan Keluarga di Desa Bangli Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan Tahun 2015

NO TINGKAT KESEJAHTERAAN JUMLAH (KK) PERSENTASE

1. Keluarga Prasejahtera 421 33,2

2. Keluarga sejahtera 1 433 34,1

3. Keluarga sejahtera 2 320 25,2

4. Keluarga sejahtera 3 85 6,7

5. Keluarga sejahtera 3+ 10 0,8

JUMLAH KEPALA KELUARGA 1.269 100

Sumber: Profil Desa Bangli (Data Diolah)

Tabel 1.3 menunjukan tingkatan kesejahteraan keluarga di Desa Bangli Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan, dari tabel tersebut terlihat bahwa sebagian besar keluarga disana berada pada tingkatan keluarga pra sejahtera dan keluarga sejahtera tingkat 1 (satu). Keluarga pada tingkat prasejahtera berjumlah 421 keluarga atau 33,2 persen dari keseluruhan keluarga yang ada, keluarga pada tingkat sejahtera 1 (satu) berjumlah 433 keluarga atau 34,1 persen dari seluruh keluarga yang ada. Sedangkan keluarga pada tingkat sejahtera 2 (dua), 3 (tiga) dan 3 + (tiga plus) berjumlah 415 keluarga atau 32,7 persen dari 1.269 keluarga yang ada, jadi dapat disimpulkan bahwa keluarga di Desa Bangli memiliki tingkat kesejahteraan yang masih rendah karena perbandingan keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera tingkat 1 (satu) jauh lebih tinggi dari keluarga sejahtera tingkat dua keatas.

Kesejahteraan petani di Desa Bangli masih tergolong randah meskipun memiliki lahan yang subur dan kondisi alam mendukung. Pemanfaatan sumber daya alam oleh petani di Desa Bangli masih bersifat petani tradisional menyebabkan ketersediaan sumber daya alam yang melimpah tidak bisa dimanfaatkan secara maksimal. Pemanfaatan sumberdaya alam yang kurang maksimal diakibatkan oleh rendahnya pengetahuan petani dalam melakukan kegiatannya sehari-hari.

(18)

18

Rendahnya pendapatan menjadi alasan utama petani di Desa Bangli masih kurang sejahtera, kadang petani mendapat hasil yang hanya cukup dipakai memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari dan selalu kekurangan jika musim tanam tiba. Keadaan tersebut terjadi secara terus menerus sehingga menjadi lingkaran tak berujung yang mengikat petani disana sehingga tingkat kesejahteraan petani belum sesuai dengan harapan.

Pendapatan yang didapat petani di Desa Bangli masih rendah diakibatkan oleh kurang maksimalnya penggunaan saranan produksi, hal ini menyebabkan petani di Kecamatan Baturiti tidak bisa meningkatkan hasil produksinya yang berakibat pada rendahnya kesejahteraan petani. Masalah kesejahteraan menjadi serius bagi pemerintah daerah setempat agar segera mendapat penanganan. Penanganan masalah kesejahteraan petani harus dimulai dari pengentasan kemiskinan yang menjadi penyebab dari kurang sejahteranya kelompok petani. Pengetahuan petani di Desa Bangli menjadi penentu keberhasilan petani dalam mengelola karakteristik sumberdaya yang ada.

Pembangunan pertanian diarahkan untuk memenuhi tujuan yang ingin dicapai yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani yang lebih merata. Demi tercapainya tujuan tersebut, dilakukan peningkatkan penggunaan sarana produksi, produktivitas tenaga kerja, tanah serta modal (Muhammad Thamrin, 2012). Pilihan terhadap kombinasi penggunaan tenaga kerja, benih, pupuk, obat-obatan yang optimal mendapatkan hasil yang maksimal nantinya, dengan kata lain suatu kombinasi input dapat menciptakan sejumlah produksi dengan cara yang lebih efesien (Soekartawi, 2002).

Peningkatan produksi akan berorientasi pada peningkatan pendapatan petani dan merupakan sisi lain dari pembangunan ekonomi. Peningkatan pendapatan inilah diharapkan membentuk suatu masyarakat yang sejahtera dan mempunyai kehidupan layak. Peningkatan produksi dipengaruhi oleh banyak faktor baik dari dalam diri petani sendiri maupun faktor luar. Faktor dari dalam diri petani, yaitu kurangnya ketrampilan petani dalam bidang pertanian yang

(19)

19

mampu menciptakan berbagai inovasi. Kurang dikuasainya ilmu mengenai pertanian secara baik sehingga tanaman yang dihasilkan petani hanya monoton, dan tanpa ada peningkatan yang signifikan. Faktor dari luar diri petani seperti bencana alam, kekeringan, angin dan lain-lain yang menyebabkan produksi petani sangat minim atau bahkan gagal panen menyebabkan petani merugi (Damanik, 2014).

Kenyataan dalam masalah penggunaan faktor produksi yang terdapat pada usaha tani menjadi masalah utama yang selalu dihadapi petani disamping masalah pengetahuan petani (Donsley, 2014). Tanpa adanya hal tersebut, petani menjadi kesulitan dalam memaksimalkan produksinya, apalagi jika terdapat salah satu faktor produksi yang melimpah tanpa dibarengi dengan tersedianya faktor lain yang mendukung. Keahlian petani sangat ditentukan oleh pengalaman petani dalam melakoni pekerjaannya.

Pengalaman merupakan salah satu sarana tidak langsung untuk meningkatkan tarap hidup para petani, semakin lama petani dalam berusahatani maka diharapkan petani akan mampu mengelola usahataninya dengan baik. Produksi yang akan dihasilkan semakin meningkat menyebabkan meningkatnya pendapatan petani (Sudaryanto dkk, 2006). Perkembangan pendapatan riil petani yang juga seringkali disebut sebagai indikator tingkat kesejahteraan petani. Peningkatan pendapatan riil sangat dipengaruhi oleh sarana produksi yang dipakai petani dalam kegiatan bercocok tanam (Malian dan Ariani, 2004). Kegiatan bercocok tanam petani Desa Bangli dilakukan dalam lahan yang ada baik sebagai penggarap maupun sebagai pemilik lahan, dengan memanfaatkan modal kerja yang tidak sedikit.

Modal yang dipakai dalam membeli bibit, pupuk dan pestisida jumlahnya sangat kecil sehingga hasil produksinya belum maksimal. Kurangnya modal menyebabkan bibit yang ditanam petani masih terbatas dan belum memadai jika dibandingkan dengan petani di daerah candi kuning yang memiliki permodalan cukup besar, selain bibit, petani di Desa Bangli belum bisa membeli pupuk dalam jumlah besar agar tanaman mereka bisa tumbuh subur. Kurangnya

(20)

20

pupuk menyebabkan bibit yang mereka tanam tidak bisa tumbuh dengan baik sehingga pemakaian pestisida diperlukan dalam memperbaiki perkembangan tanaman mereka.

Kualitas bibit yang digunakan menentukan hasil produksi nantinya, tanpa adanya modal yang cukup, petani belum bisa membeli bibit unggul yang harganya relatif lebih mahal. Akibatnya petani harus menggenjot pemberian pupuk dan pestisida agar produksinya bisa meningkat. Kualitas bibit yang ditanam pada lahan yang dimiliki petani memerlukan pupuk yang berbeda-beda sesuai dengan pengetahuan petani terhadap pupuk dan bibit. Pengetahuan yang baik akan memberikan efisiensi bagi petani dalam mengelola luasnya lahan yang mereka miliki.

Luasnya lahan pertanian di Desa Bangli memerlukan tenaga kerja yang cukup dalam menggarap lahan tersebut, salah satu permasalahan petani di Desa Bangli adalah kesulitan dalam mencari tenaga kerja tambahan karena jumlah buruh tani yang sangat terbatas. Susahnya mencari tenaga kerja tambahan menyebabkan petani di Desa Bangli hanya memanfaatkan tenaga kerja keluarga dalam kegiatan mereka sehari-hari. Kurang maksimalnya penggunaan tenaga kerja disebabkan karena kurangnya penggunaan tenaga kerja upahan mengingat pada umumnya petani di lokasi penelitian memiliki lahan sendiri yang harus dikelola.

Upah tenaga kerja luar keluarga tergolong mahal utamanya pada saat panen raya sehingga petani berpikir perlu mengeluarkan dana lebih untuk biaya upah bila akan menggunakan tenaga kerja upahan yang lebih banyak (Thamrin, 2014). Dalam masa persiapan tanam dan musim panen tenaga kerja yang dibutuhkan lebih tinggi dari biasanya sehingga tenaga kerja keluarga saja tidak cukup, selain itu pengetahuan petani akan diuji. Khususnya di Desa Bangli pengetahuan petani didapat dari pendidikan non formal dan pengalaman bertani, akan tetapi hal tersebut sering menimbulkan kendala dalam pekerjaan mereka karena pengetahuan petani belum maksimal. Selain itu, angkanya ketersediaan sarana dan prasarana produksi seperti ketersediaan benih, pupuk dan obat-obatan serta kurangnya informasi tentang

(21)

21

teknologi pertanian ke wilayah pedesaan, mengakibatkan pola tanam masyarakat cenderung tidak berubah dan masih bersifat tradisional sehingga penanaman komoditi hanya dilakukan pada pada musim-musim tertentu saja (Sofyan, 2009).

Adanya masalah-masalah yang dihadapi petani di Desa Bangli menyebabkan pemanfaatan sarana produksi tidak sesuai dengan harapan sehingga pendapatan petani belum sesuai dengan kriteria petani sejahtera yang ditetapkan oleh Bank Dunia. Kriteria Bank Dunia mengukur kesejahteraan berdasarkan pendapatan keluarga perhari; a. 1 US$ per kapita per hari. b, 2 US$ per kapita per hari. Berdasarkan kriteria bank dunia lebih banyak petani miskin hal ini disebabkan oleh produksi menurun dikarenakan serangan berbagai hama akibat dari perubahan cuaca (Latifa dan Rini 2014).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah penelitian ini sebagai berikut:

1) Bagaimanakah pengaruh tingkat pengetahuan terhadap kesejahteraan petani di Desa Bangli Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan?

2) Bagaimanakah pengaruh sarana produksi terhadap tingkat kesejahteraan petani di Desa Bangli Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan?

3) Bagaimanakah pengaruh tingkat pengetahuan terhadap tingkat kesejahteraan petani melalui sarana produksi?

(22)

22 1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan yang telah diuraikan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Untuk menganalisispengaruh tingkat pengetahuan terhadap kesejahteraan petani di Desa Bangli Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan.

2) Untuk menganalisis pengaruh sarana produksi terhadap tingkat kesejahteraan petani di Desa Bangli Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan.

3) Untuk menganalisis pengaruh tingkat pengetahuan terhadap tingkat kesejahteraan petani melalui sarana produksi.

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan yang diperoleh dari penelitian ini dapat dikemukakan 2 macam kegunaan penelitian yaitu:

1) Kegunaan Teoritis a) Bagi Peneliti

Penelitian ini sebagai sarana untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai pengaruh dari tingkat pengetahuan terhadap tingkat kesejahteraan petani serta bagaimana peran sarana produksi dalam memediasi pengaruh tingkat pengetahuan terhadap tingkat kesejahteraan petani di Desa Bangli.

b) Bagi Akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan teori mengenai pengaruh dari tingkat pengetahuan terhadap tingkat kesejahteraan petani serta bagaimana peran sarana produksi dalam memediasi pengaruh tingkat pengetahuan terhadap tingkat kesejahteraan petani di Desa Bangli.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris terkait pengaruh tingkat pengetahuan terhadap tingkat kesejahteraan petani serta bagaimana peran sarana produksi

(23)

23

dalam memediasi pengaruh tingkat pengetahuan terhadap tingkat kesejahteraan petani di Desa Bangli. Hasil penelitian ini juga dapat dimanfaatkan oleh peneliti lain yang membutuhkan.

2) Kegunaan Praktis

a) Bagi Pemerintah dan Instansi Terkait

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu bagian informasi dan sumbangan pemikiran terhadap arah kebijakan yang ditempuh oleh pemerintah daerah, khususnya terkait pengaruh dari tingkat pengetahuan terhadap tingkat kesejahteraan petani serta bagaimana peran sarana produksi dalam memediasi pengaruh tingkat pengetahuan terhadap tingkat kesejahteraan petani di Desa Bangli.

(24)

24 1.5 Sistematika Penulisan

Skripsi ini terdiri dari lima bab yang saling berhubungan antara bab yang satu dengan bab yang lainnya dan disusun secara sistematis serta terperinci untuk memberikan gambaran dan mempermudah pembahasan. Sistematika dari masing-masing bab dapat diperinci sebagai berikut:

Bab I : Pendahuluan

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang masalah dari penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika penelitiannya.

Bab II : Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian

Bab ini menguraikan kajian pustaka dan rumusan hipotesis. Dalam kajian pustaka dibahas mengenai pembangunan ekonomi daerah, konsep pertanian, pembangunan pertanian, sarana produksi pertanian, konsep kesejahteraan, indikator keluarga sejahtera, serta hubungan antar variabel.

Bab III : Metode Penelitian

Dalam bab ini membahas mengenai metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini meliputi desain penelitian, lokasi penelitian, objek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, sampel, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data.

(25)

25 Bab IV : Data dan Pembahasan Hasil Penelitian

Bab ini akan menyajikan gambaran umum wilayah penelitian, data serta menguraikan pembahasan yang berkaitan dengan pengujian pengaruh langsung maupun pengaruh tidak langsung variabel.

Bab V: Simpulan dan Saran

Bab ini akan mengemukakan simpulan berdasarkan hasil uraian pembahasan pada bab sebelumnya, keterbatasan dalam penelitian yang telah dilakukan dan saran atas penelitian yang dilakukan agar nantinya diharapkan dapat berguna bagi penelitian selanjutnya.

Gambar

Tabel  1.1  Produk  Domestik  Regional  Bruto  (PDRB)  Provinsi  Bali  Atas  Dasar  Harga  Berlaku Menurut Lapangan Usaha (miliar rupiah), 2011-2015
Tabel  1.2  menunjukan  jumlah  penduduk  miskin  dan  presentase  tingkat  kemiskinan  yang berada di 9 Kabupaten/Kota yang berada di Provinsi Bali pada tahun 2012 sampai 2013
Tabel  1.3  Tingkat  Kesejahteraan  Keluarga  di  Desa  Bangli  Kecamatan  Baturiti  Kabupaten Tabanan Tahun 2015

Referensi

Dokumen terkait

Kelompok kerja Bagian Layanan Pengadaan Barang Jasa, telah melaksanakan tahapan Pemberian Penjelasan (Aanwijzing) Dokumen Pengadaan dengan metode tanya jawab secara elektronik

Kesimpulan Terdapat perbedaan yang bermakna antara curah saliva wanita tidak hamil dengan wanita hamil, curah saliva pada kehamilan trimester 1 dengan kehamilan trimester 2,

Pemanenan pada kelas umur dewasa dengan jumlah panenan betina lebih banyak dari jantan merupakan pemanenan yang bisa menyebabkan ketidaklestarian.. Apalagi bila panenan

Pegawai negeri sipil yang melakukan tindak pidana penyalahgunaan narkotika juga mendapatkan sanksi administratif yang sudah diatur oleh Undang-Undang Aparatur Sipil Negara

Oleh itu, objektif utama kajian ini adalah untuk membina rangkaian atau jaringan pasaran saham bagi tiga puluh syarikat yang tersenarai membentuk IKKL FBM 30 berdasarkan

Analisis hipotesis untuk hubungan keterampilan proses sains terhadap hasil belajar kognitif siswa menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara keterampilan proses

Penelitian yang berjudul Mengembangkan Kemampuan Berbicara Menggunakan Media Boneka Jari oleh Sukartini, Mahasiswa Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas

Hasil penelitian mengenai alih kode dan campur kode dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia di SMP Negeri 3 Darul Hikmah menunjukkan bahwa guru mata