• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH DOMESTIK BRUTO, INFLASI, DAN NILAI TUKAR TERHADAP IMPOR INDONESIA KURUN WAKTU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PENGARUH DOMESTIK BRUTO, INFLASI, DAN NILAI TUKAR TERHADAP IMPOR INDONESIA KURUN WAKTU"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1

ANALISIS PENGARUH DOMESTIK BRUTO, INFLASI, DAN NILAI TUKAR TERHADAP IMPOR INDONESIA KURUN WAKTU 2001-2013

Denni Hamzah, Syafrizal Chan1, Nurul Huda1

Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas Bung Hatta

Email : hamzah_denni@yahoo.com, syafrizalchan@yahoo.com, nurulhuda114@yahoo.com

Abstract

Imports are goods and services from outside of the country to other countries. This study aims to analyze the influence of the Gross Domestic Product, Inflation, and Exchange Rate on Indonesian Inport during the period 2001-2013. The data used in this research is secondary data in the period 2001-2013. This secondary data is collected from Bank Indonesia and the Central Bureau of Statistics and comes from a variety of literature, reference, textbooks and journals that are related to this study. The analysis method used in this study is multiple regression analysis which is used to determine the influence of changes of a variable to another variable that exist. The result of T test shows GDP and inflation has positive and significant influence, while the exchange rate has negative influence and not significant on Indonesian import period 2001-2013. And F test shows that GDP, inflation and exchange rate significantly influence Indonesian imports during the period 2001-2013.

Keywords: Imports, GDP, Inflation, Exchange Rate

PENDAHULUAN

Perdagangan Internasional merupakan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat suatu negara. Terjadinya perekonomian dalam negeri dan luar negari akan menciptakan suatu hubungan yang saling mempengaruhi antara satu negara dengan negara lainnya, salah satunya adalah berupa pertukaran barang dan jasa antarnegara. Secara umum perdagangan internasional dapat dibedakan menjadi dua yaitu ekspor dan impor. Ekspor adalah penjualan barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara ke negara lainnya. Sementara

impor adalah barang dan jasa dari luar suatu negara yang mengalir masuk ke negara tersebut. Salah satu keuntungan perdagangan internasional adalah memungkinkan suatu negara untuk berspesialisasi dalam menghasilkan barang dan jasa secara murah, baik dari segi bahan maupun cara berproduksi. Akan tetapi manfaat nyata dari perdagangan Internasional dapat berupa kenaikan pendapatan, cadangan devisa, transfer modal dan luasnya kesempatan kerja. Perubahan nilai impor di Indonesia sangat dipengaruhi oleh situasi dan kondisi sosial politik, pertahanan dan keamanan, inflasi,

(2)

2 kurs valuta asing serta tingkat pendapatan dalam negeri yang diperoleh dari sektor-sektor yang mampu memberikan pemasukan selain perdagangan internasional. Besarnya nilai impor Indonesia antara lain ditentukan oleh kemampuan Indonesia dalam mengolah dan memanfaatkan sumber yang ada dan juga tingginya permintaan impor dalam negeri.

Impor juga memiliki dampak positif dan negatif bagi suatu negeri. Dampak positif dari impor yaitu meningkatkan kesejahteraan konsumen, meningkatkan industri dalam negeri, alih teknologi. Impor juga memiliki beberapa manfaat yaitu memperoleh produk dan bahan baku yang tidak bisa dihasilkan di Indonesia, memperoleh teknologi modern dari luar Indonesia, meningkatkan kerjasama dengan negara lain dan memperoleh barang-barang penting dengan cepat. Selain dampak positif, impor juga mempunyai dampak negatif dari yaitu menciptakan persaingan bagi industri dalam negeri, menciptakan pengangguran dan konsumerisme.

Di zaman globalisasi sekarang kita tidak bisa menghindar dari barang-barang impor. Bisa dikatakan kita sudah mulai dikelilingi oleh yang namanya barang impor mulai dari pangan, sandang, teknologi, hingga barang-barang mewah, sampai barang- barang mainan untuk

anak-anak. Disinilah peran pemerintah diperlukan untuk mengontrol tingkat impor yang semakin tinggi. Tapi, impor juga dapat terjadi jika pendapatan dalam negeri meningkat sehingga kemampuan penduduk untuk membeli barang- barang imporpun meningkat. Impor juga sebagai alat untuk pemenuh kebutuhan masyarakat dimana jika impor yang besar akan mengakibatkan defisit neraca perdagangan dan akan mematikan inovasi masyarakat dan tidak mendorong produksi. Dengan berkurangnya produksi akan menyebabkan menurunnya pendapatan masyarakat. Sebaiknya impor hanya digunakan untuk bahan baku saja yang bersifat sementara yang akan diolah dan akan diproduksi dalam negeri, yang akan menimbulkan gairah perekonomian masyarakat.

Jika harga barang dan jasa di pasar internasinal lebih murah dan memiliki kualitas yang lebih baik daripada barang dalam negeri maka Negara tersebut akan cenderung mengimpor barang tersebut. Namun imporpun dapat terjadi dikarenakan pendapatan dalam negeri meningkat sehingga kemampuan penduduk untuk membeli barang-barang imporpun meningkat (Sadono Sukirno, 2004). PDB mencerminkan kemakmuran suatu Negara, karena semakin besar PDB suatu Negara maka Negara tersebut bisa dikatakan berhasil dalam meningkatkan taraf ekonominya. Tapi jika PDB suata

(3)

3 Negara tersebut kecil maka Negara tersebut dapat dikatakan tidak berhasil dalam mengembangkan ekonominya.

Tingkat inflasi yang terjadi di dalam suatu negara akan sangat mempengaruhi impor negara tersebut. Apabila barang-barang dari luar negeri mutunya lebih baik, dan harganya lebih murah daripada barang-barang yang sama dihasilkan di dalam negeri, maka akan terdapat kecenderungan bahwa negara tersebut akan mengimpor lebih banyak barang dari luar negeri (Sukirno, 2002). Inflasi juga menyebabkan harga barang impor menjadi lebih murah daripada barang yang dihasilkan dalam negeri. Maka pada umumnya inflasi akan menyebabkan impor berkembang lebih cepat dibandingkan dengan ekspor. (Sadono Sukirno, 2002).

Dalam sistem kurs mengambang, depresiasi atau apresiasi nilai mata uang akan mengakibatkan perubahan ke atas ekspor maupun impor. Jika kurs mengalami depresiasi, yaitu nilai mata uang dalam negeri menurun dan berarti nilai mata uang asing bertambah tinggi kursnya (harganya) akan menyebabkan ekspor meningkat dan impor cenderung menurun. Jadi kurs valuta asing mempunyai hubungan yang searahdengan volume ekspor. Apabila nilai kurs dollar meningkat, maka volume ekspor juga akan meningkat (Sukirno, 2002).

PERUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana perkembangan Produk Domestik Bruto (PDB), Inflasi, Nilai Tukar terhadap Impor di Indonesia? 2. Seberapa besar pengaruh Produk

Domestik Bruto (PDB) terhadap Impor di Indonesia?

3. Seberapa besar pengaruh Inflasi terhadap Impor di Indonesia?

4. Seberapa besar pengaruh Nilai Tukar terhadap Impor di Indonesia?

5. Seberapa besar pengaruh PDB, Inflasi, Nilai Tukar terhadap Impor di Indonesia?

TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk mengetahui perkembangan Produk Domestik Bruto (PDB), Inflasi, Nilai Tukar terhadap Impor Indonesia. 2. Untuk mengetahui pengaruh Produk Domestik Bruto (PDB) terhadap Impor Indonesia.

3. Untuk mengetahui pengaruh Inflasi terhadap Impor Indonesia.

4. Untuk mengetahui pengaruh Nilai Tukar terhadap Impor Indonesia. 5. Untuk mengetahui pengaruh Domestik

Bruto (PDB), Inflasi, Nilai Tukar terhadap Impor Indonesia.

HIPOTESIS

1. Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara Produk Domestik Bruto (PDB) terhadap Impor Indonesia.

(4)

4 2. Diduga terdapat pengaruh yang

signifikan antara Inflasi terhadap Impor Indonesia.

3. Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara Nilai Tukar terhadap Impor Indonesia.

TINJAUAN PUSTAKA Impor

Menurut (Hutabarat, 1996) Impor dapat diartikan sebagai pembelian barang dan jasa dari luar negeri ke dalam negeri dengan perjanjian kerjasama antara dua negara atau lebih. Impor juga bisa dikatakan sebagai perdagangan dengan cara memasukkan barang dari luar negeri ke wilayah Indonesia dengan memenuhi ketentuan yang berlaku.

Menurut Evi Susanti Tasri (2010) Perdagangan Impor adalah perdagangan dengan cara memasukkan barang atau jasa dari luar negeri ke dalam wilayah pabean Indonesia dengan memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Jenis barang yang dapat diimpor oleh perusahaan penanaman modal adalah mesin-mesin, suku cadang, bahan/peralatan bangunan dan bahan baku penolong guna pemakaian dalam proses produksi sendiri dan barang-barang lainnya yang kegunaannya berkaitan dengan jenis kegiatan usaha perdagangan yang diizinkan di dalam negeri. Sejalan

dengan meningkatnya kegiatan perekonomian di dalam negeri, pengeluaran impor menunjukkan kecenderungan peningkatan dari tahun ke tahun. Dominasi impor bahan baku dalam struktur impor Indonesia mengisyaratkan betapa ketergantungan industri di dalam negeri pada pasokan bahan baku dari luar negeri.

.

Perdagangan Internasional

Perdagangan Internasional dapat diartikan sebagai transaksi dagang antara subyek ekonomi negara yang satu dengan subyek ekonomi negara yang lain, baik mengenai barang ataupun jasa-jasa. Adapun subjek ekonomi yang dimaksud adalah penduduk yang terdiri dari warga negara biasa, perusahaan ekspor, perusahaan impor, perusahaan industri, perusahaan negara ataupun departemen pemerintah yang dapat dilihat dari neraca perdagangan (Sobri, 2000). Perdagangan atau pertukaran dapat diartikan sebagai proses tukar menukar yang didasarkan atas kehendak sukarela dari masing-masing pihak. Masing-masing pihak harus mempunyai kebebasan untuk menentukan untung rugi dari pertukaran tersebut, dari sudut kepentingan masing-masing dan kemudian menentukan apakah ia mau melakukan pertukaran atau tidak (Boediono, 2000).

(5)

5 Produk Domestik Bruto (PDB)

PDB mengukur nilai barang dan jasa yang di produksi di wilayah suatu

negara tanpa membedakan

kewarganegaraan pada suatu periode waktu tertentu. Dengan demikian warga negara yang bekerja di negara lain, pendapatannya tidak dimasukan ke dalam PDB. Sebagai gambaran PDB Indonesia baik oleh warga negara Indonesia (WNI) maupun warga negara asing (WNA) yang ada di Indonesia tetapi tidak diikuti sertakan produk WNI di luar negeri (Herlambang, 2001).

Menurut Wijaya (1997) menyatakan bahwa PDB adalah nilai uang berdasarkan harga pasar dari semua barang-barang dan jasa- jasa yang diproduksi oleh suatu perekonomian dalam suatu periode waktu tertentu biasanya satu tahun. Secara umum PDB dapat diartikan sebagai nilai akhir barang-barang dan jasa yang diproduksi di dalam suatu negara selama periode tertentu (biasanya satu tahun).

Jika harga barang dan jasa di pasar internasinal lebih murah dan memiliki kualitas yang lebih baik daripada barang dalam negeri maka Negara tersebut akan cenderung mengimpor barang tersebut. Namun imporpun dapat terjadi dikarenakan pendapatan dalam negeri meningkat sehingga kemampuan penduduk untuk membeli barang-barang

imporpun meningkat (Sadono Sukirno 2004).

Inflasi

Menurut Nopirin P.hd (1987) mengungkap bahwa inflasi ialah proses kenaikan harga-harga umum barang-barang secara terus-menerus. Ini tidak berarti bahwa harga-harga berbagai macam barang itu naik dengan persentase yang sama. Mungkin dapat terjadi kenaikan tersebut tidaklah bersamaan. Yang penting terdapat kenaikan harga umum barang secara terus menerus selama suatu periode tertentu. Kenaikan yang terjadi hanya sekali saja meskipun dengan persentase yang cukup besar bukanlah merupakan inflasi.

Kenaikan biaya produksi akan menyebabkan produksi turun dan penawaran total (aggregate supply)

berkurang yang pada akhirnya akan menyebabkan kenaikan harga. Kenaikan biaya produksi dapat berasal dari kenaikan bahan baku industri, perjuangan serikat buruh yang berhasil menuntut kenaikan upah dan lain-lain. Kenaikan biaya produksi pada gilirannya akan menaikkan harga dan turunnya produksi. Disamping itu, inflasi juga dapat disebabkan oleh naiknya permintaan (demand full inflasion). Dimana inflasi yang timbul

karena permintaan masyarakat akan berbagai barang meningkat lebih cepat

(6)

6 dibandingkan dengan potensi produktif perekonomian.

Nilai Tukar (Kurs)

Nilai tukar Rupiah atau disebut juga kurs Rupiah adalah perbandingan nilai atau harga mata uang Rupiah dengan mata uang lain. Perdagangan antar negara di mana masing-masing negara mempunyai alat tukarnya sendiri mengharuskan adanya angka perbandingan nilai suatu mata uang dengan mata uang lainnya, yang disebut kurs valuta asing atau kurs (Salvatore, 2008). Kurs dapat dijadikan alat untuk mengukur kondisi perekonomian suatu negara. Pertumbuhan nilai mata uang yang stabil menunjukkan bahwa negara tersebut memiliki kondisi ekonomi yang relatif baik atau stabil.

METODOLOGI PENELITIAN Jenis Dan Sumber Data

Jenis Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Dengan menggunakan sumber data sekunder dalam runtun waktu (time series) tahunan. Data yang digunakan dari tahun 2001-2013. Data sekunder ini bersumber dari Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistik.

Definisi Operasional Variabel

1. Impor (Y) adalah nilai barang dan jasa dari luar negeri ke dalam negeri untuk memenuhi berbagai kebutuhan masyarakat maupun kebutuhan dunia usaha. Impor terdiri dari berbagai komoditi secara garis besarnya dikelompokkan atas Impor Migas dan Non Migas.

2. Produk Domestik Bruto (X1) adalah nilai dari semua jenis barang dan jasa yang di produksi oleh suatu negara selama kurun waktu tertentu. Dalam hal ini untuk keseragaman data, maka PDB yang digunakan dinyatakan atas dasar harga konstan 2000. Dalam penelitian ini, data PDB mengunakan dalam bentuk Logaritma. Sumber datanya diperoleh dari Badan Pusat Statistik dan Bank Indonesia dari tahun 2001- 2013.

3. Inflasi (X2) adalah kenaikan harga dan barang-barang dan jasa secara umum dalam perekonomian pada suatu periode tertentu. Perhitungan ini menggunakan laju inflasi dalam periode 1 tahun yaitu perkembangan Inflasi 2001-2013 yang dinyatakan dalam persen.

4. Nilai Tukar (X3) mata uang Rupiah terhadap mata uang asing. Kurs yang di pakai adalah kurs tengah nilai mata uang asing terhadap Rupiah per tahun. Dihitung dalam satuan Rupiah/Dollar.

(7)

7 Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda yang digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh dari perubahan suatu variabel terhadap variabel lainnya yang ada. Sedangkan untuk mengukur elastisitas dari variabel terikat terhadap variabel bebas yaitu untuk menunjukan presentase perubahan pada variabel bebas maka dibentuk logaritma, dari persamaan ditransformasikan dalam bentuk persamaan yang berbentuk logaritma sebagai berikut:

Log Y =b0 + b1 Log X1 + b2 Log X2 + b3

Log X+ U Dimana : Y = Impor

X1 = Produk Domestik Bruto X2 = Inflasi

X3 = Nilai Tukar (Kurs) b = Koefisien Konstanta b1 = Nilai Elastisitas PDB b2 = Nilai Elastisitas Inflasi b3 = Nilai Elastisitas Nilai Tukar u = Disturbance Terms

Pengujian Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas

Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual

berdistribusi normal atau tidak, yaitu analisis grafik dan uji statistik.

2. Uji Heteroskedastisitas

Ariefianto (2012) menjelaskan asumsi penting (asumsi Gauss Markov) dalam penggunaan OLS adalah varians residual yang konstan. Variasi dari residual tidak berubah dengan berubahnya satu atau lebih variabel bebas. Jika asumsi ini terpenuhi, maka residual disebut

homokedastisitas, jika tidak maka disebut heterokedastisitas.

3. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah fenomena sampling. Ia terjadi pada sampel dan bukan pada populasi. Hal ini tentu saja jika kita telah menspesifikasikan variabel yang masuk ke dalam model dengan benar (misalnya tidak ada variabel yang merupakan multiplikasi dari variabel lainnya). Dengan kata lain, jika dimungkinkan untuk bekerja pada populasi maka multikolinearitas tidak akan pernah menjadi suatu masalah

4. Uji Autokorelasi

Persamaan regresi yang baik adalah yang tidak memiliki masalah autokorelasi, jika terjadi autokorelasi maka persamaan tersebut menjadi tidak baik/tidak layak dipakai prediksi. Dalam penelitian ini untuk menguji autokorelasi adalah dengan menggunakan uji

(8)

8 Pengujian Statistik

1. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Menurut J. Supranto (2001) uji statistik t dilakukan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelasan atau bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat. Uji t juga dapat dilakukan dengan membandingkan antara nilai t hitung dengan t tabel, yaitu dengan ketentuan : 1. t hitung < t tabel

Hipotesa nol (𝐻0) diterima dan hipotesa alternatif (𝐻𝛼) ditolak, artinya tidak ada hubungan yang berarti antara variabel bebas dengan variabel terikat. 2. t hitung > t tabel

Hipotesa nol (𝐻0) ditolak dan

hipotesia alternatif (𝐻𝛼) diterima, artinya terdapat hubungan yang berarti antara variabel bebas dengan variabel terikat.

2. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) Menurut J.Supranto (2001) uji F disebut juga distribusi F yang ditemukan oleh R.A Fisher pada awal tahun 1920 yang berguna sekali bagi “research

worker” untuk menguji hipotesis

mengenai suatu parameter dari beberapa populasi (lebih dari 2). Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara bersama-sama, Uji F dapat dilakukan dengan membandingkan antara nilai F hitung dengan F tabel.

Apabila nilai F hitung > F tabel maka H0 ditolak dan menerima H1.

Artinya ada pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Sebaliknya apabila F hitung < F tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya tidak adanya pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analalisis regresi maka dapat dilihat pengaruh PDB, Inflasi, dan Nilai Tukar terhadap Impor Indonesia.

Sumber :Data diolah dengan mengunakan SPSS,17

1. Pengaruh Produk Domestik Bruto (PDB) Terhadap Impor Indonesia

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data yang dilakukan, diperoleh

hasil regresi X1 sebagai variabel PDB adalah 3,029. Artinya setiap kenaikan PDB sebesar 1 persen dengan asumsi variabel lain tetap maka Impor Indonesia akan naik

Model Unstandardized Coefficients T Sig. B Std. Error 1(Constant) logPDB logInflasi logNilaiTukar -10.061 3.029 .249 -1.076 1.607 .229 .093 .527 -6.261 13.243 2.675 -2.041 .000 .000 .025 .072

(9)

9 sebesar 3,029. Hal ini juga sesuai dengan hipotesis yang menyatakan bahwa PDB berpengaruh secara positif terhadap Impor. Berdasarkan hasil regresi diperoleh nilai hitung untuk PDB sebesar 13,243 dan t-tabel dengan tingkat kepercayaan 95% (α =5%) , df = 13 diperoleh 2,160. Terlihat t- tabel lebih kecil dari t-hitung, maka H0 ditolak, Ha diterima yang berarti bahwa PDB berpengaruh signifikan terhadap Impor Indonesia pada tingkat kepercayaan 95%.

2. Pengaruh Inflasi Terhadap Impor Indonesia

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data yang dilakukan, diperoleh hasil regresi X2 sebagai variabel inflasi adalah 0,249. Artinya setiap kenaikan inflasi sebesar 1 persen dengan asumsi variabel lain tetap maka Impor Indonesia akan naik sebesar 0,249. Hal ini juga sesuai dengan hipotesis yang menyatakan bahwa inflasi berpengaruh secara positif terhadap Impor. Berdasarkan hasil regresi diperoleh nilai t-hitung untuk Inflasi

sebesar 2,675 dan t-tabel dengan tingkat kepercayaan 95% (α =5%), df = 13 diperoleh 2,160. Terlihat t- hitung lebih besar dari t-tabel, maka Ho ditolak Ha diterima yang berarti bahwa Inflasi berpengaruh signifikan terhadap Impor Indonesia.

3. Pengaruh Nilai Tukar Terhadap Impor Indonesia

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data yang dilakukan, diperoleh hasil regresi X3 sebagai variabel nilai tukar adalah -1,076. Artinya setiap kenaikan nilai tukar sebesar 1 persen dengan asumsi variabel lain tetap maka Impor Indonesia akan turun sebesar 1,076. Berdasarkan hasil regresi diperoleh nilai t-hitung untuk Nilai tukar sebesar -2,041 dan t-tabel dengan tingkat kepercayaan 95% (α =5%), df = 13 diperoleh 2,160. Terlihat t- tabel lebih kecil dari t-hitung, maka H0 diterima, Ha ditolak yang berarti

Nilai Tukar tidak berpengaruh signifikan terhadap Impor Indonesia.

Uji Signifikansi Parameter Simultan (Uji F-test)

Sumber :Data diolah dengan mengunakan SPSS,17

Uji F- hitung/statistik secara serempak ditunjukan oleh perbandingan F-hitung dengan F-tabel. F-tabel, dengan derajat kepercayaan sebesar 95%. Adalah F-tabel= 3,179. Sedangkan F-hitung sebesar 92,111. Karena F-hitung lebih besar dari F-tabel (92,111>2,96). Ini Model Sum of Squares df F Sig. 1 Regression Residual Total .721 .023 .744 3 9 12 92.111 .000(a)

(10)

10 berarti bahwa Produk Domestik Bruto, Inflasi, dan Nilai Tukar berpengaruh

signifikan terhadap Impor Indonesia selama kurun waktu 2001-2013.

Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas

Dari tabel diatas didapat nilai Asymp.Sig (2-tailed) (0,295) lebih besar dari alfa 5% (0,05) berarti data berdistribusi normal.

Sumber :Data diolah dengan mengunakan SPSS,17

2. Uji Heteroskedastisitas

Dari uji grafik scatter plot, penyebaran data (titik) yang terjadi secara acak, baik di atas maupu di bawah nilai nol pada sumbu Y. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa

model regresi dinyatakan tidak terjadi heterokedastisitas.

3. Uji Multikolinieritas

Dari perhitungan menggunakan program SPSS versi 17,0 dapat di ketahui bahwa nilai VIF dan tolerance sebagai berikut:

1. Variabel PDB VIF sebesar 2,097 dan Tolerance sebesar 0,477

2. Variabel Inflasi VIF sebesar 01,958 dan Tolerance 0,511

3. Variabel Nilai Tukar VIF sebesar 1,871 dan Tolerance 0,535. Unstandardize d Residual N Normal Parameters(a,b) Mean Std. Deviation Most Extreme Differences Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)

13 .0000000 .04423068 .271 .114 -.271 .977 .295 Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1(Constant) logPDB logInflasi logNilaiTukar .477 .511 .535 2.097 1.958 1.871

Sumber :Data diolah dengan mengunakan SPSS,17

(11)

11 Dari ketentuan yang ada bahwa jika nilai VIF < 10 dantolerance > 0,10 maka tidak terjadi gejala multikolinearitas dan nilai yang didapat dari perhitungan adalah sesuai dengan ketetapan nilai VIF dan tolerance, dan dari hasil analisis diatas

diketahui nilai toleransi semua variabel independen (PDB, Inflasi, Dan Nilai Tukar) lebih dari 0,10 dan nilai VIF kurang dari10. Maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas.

4. Uji Autokorelasi

Model Durbin-Watson

1 1.679

DW Dl Du 4-Dl 4-Du

1.679 0,455 1,528 3,545 2,472

Dari hasil uji di atas nilai Du < DW < 4-Du (1,528<1,679< 2,472 ). Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah autokorelasi pada persamaan tersebut.

KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penemuan empiris yang diperkuat oleh hasil perhitungan statistik, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Impor Indonesia selama kurun waktu

2001-2013 perkembangannya rata-rata : 18 dengan tingkat pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 43,41 dan terendah terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar -0,09.

2. Produk Domestik Bruto selama kurun waktu 2001-2013 perkembangannya rata-rata : 5,59 dengan tingkat pertumbuhan tertinggi terjadi pada

tahun 2011 yaitu sebesar 6,49 dan terendah terjadi pada tahun 2002 yaitu sebesar 4,38.

3. Tingkat Inflasi kurun waktu 2001-2013 rata-rata : 7,82 dengan tingkat Inflasi tertinggi terjadi pada tahun 2005 yaitu sebesar 17,11 dan terendah terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar 2,78.

4. Nilai Tukar selama kurun waktu 20012013 perkembangannya ratarata : -1,87 dengan tingkat pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2003 yaitu sebesar 9,79 dan terendah terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar -26,05.

5. Produk Domestik Bruto berpengaruh positif terhadap Impor Indonesia dengan koefisien regresi sebesar 3,029. Semakin tinggi PDB ternyata Impor juga semakin naik. Hal ini signifikan berdasarkan uji t yang dilakukan dimana t hitung lebih besar dari t tabel (t hitung = 13,243 > t tabel = 2,160).

(12)

12 6. Inflasi berpengaruh positif terhadap

Impor Indonesia dengan koefisien regresi sebesar 0,249. Semakin tinggi Inflasi maka akan semakin tinggi Impor. Hal ini signifikan berdasarkan uji t yang dilakukan dimana t hitung lebih besar dari t tabel (t hitung = 2,675 > t tabel = 2,160).

7. Nilai Tukar berpengaruh negatif terhadap Impor Indonesia dengan koefisien regresi sebesar -1,076. Semakin tinggi Nilai Tukar (Kurs) ternyata Impor semakin rendah. Hal ini tidak signifikan berdasarkan uji t yang dilakukan dimana t tabel lebih kecil dari t hitung (t tabel = 2,160 < t hitung = -2,041).

8. Uji F-test ini digunakan untuk mengetahui apakah varabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen. Uji F- hitung/statistik secara bersama-sama ditunjukan oleh perbandingan F-hitung dengan F-tabel. F-tabel dengan derajat kepercayaan sebesar 95%, yaitu F-tabel = 3,179. Sedangkan F-hitung sebesar 92,111. Karena F-hitung lebih besar dari F-tabel (92,111>2,96), maka dapat disimpulkan bahwa Produk Domestik Bruto, Inflasi, dan Nilai Tukar berpengaruh signifikan terhadap Impor Indonesia selama kurun waktu 2001-2013.

2. Saran

Adapun saran-saran yang dapat diberikan oleh penulis, yaitu:

1. Impor harus dikendalikan dengan cara menggunakan instrument moneter, perdagangan, kebijakan fiskal dan sektor riil. Dalam sektor moneter bank sentral dapat menggunakan tingkat bunga, dalam perdagangan pemerintah dapat menaikkan tarif impor dan dalam kebijakan fiskal pemerintah dapat menggunakan sistem anggaran. 2. Meningkatkan produksi dalam negeri

baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya dengan cara meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM), penggunaan teknologi dan pengembangan enterpreneurship. 3. Pemerintah dapat mengendalikan

Inflasi melalui kebijakan moneter, non moneter dan fiskal. Dengan cara politik diskonto, politik pasar terbuka, mendorong agar pengusaha menaikkan hasil produksinya, menekan tingkat upah dan meningkatkan pajak.

4. Pemerintah harus mengendalikan Nilai Tukar (Kurs) pada tingkat yang di kehendaki. Dengan cara meningkatkan Ekspor, mengendalikan Impor, serta meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kecintaan pada

(13)

13 DAFTAR PUSTAKA

Ariefianto, Moch. Doddy. 2012,

Ekonometrika : Esensi dan

Aplikasi dengan menggunakan

Eviews, Erlangga, Jakarta

Boediono. 2000. Teori Pertumbuhan

Ekonomi. Yogyakarta: BPFE

Yogyakarta dan Ekonomi.

Yogyakarta : UPP-AMP YKPN.

Herlambang, Sugiarto. Baskara, dan Said Kelana. 2001, Ekonomi Makro:

Teori Analisis dan Kebijakan,

Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Hutabarat, R. 1996. Transaksi Ekspor

Impor. Erlangga. Jakarta.

Nopirin, Ph.D. 1987, Ekonomi Moneter II, BPFE, Yogyakarta.

Salvatore, Dominick. 2008.Theory and

Problem of Micro Economic

Theory. 3rd Edition. Alih Bahasa

oleh Rudi Sitompul. Penebit Erlangga. Jakarta.

Sobri, 2000. Buku Ekonomi Internasional. Sukirno, Sadono. 2002. Teori Mikro

Ekonomi. Cetakan Keempat Belas.

RajawaliPress: Jakarta.

Sukirno, Sadono. 2004. Makro Ekonomi

Teori Pengantar. Edisi-3. PT. Raja

Grafindo Persada, Jakarta.

Supranto, J. 2001, Statistik : Teori dan

Aplikasi edisi keenam, Erlangga,

Jakarta.

Susantri Tasri, Evi. 2010. Perekonomian

Indonesia. Bung Hatta Universitas

press.

Wijaya, Faried. 1997. Seri Pengantar

Ekonometrika. Yogyakarta: BPFE

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan hal tersebut, maka dengan ditetapkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.07/2009 tentang Pedoman Pendanaan Urusan Bersama Pusat dan Daerah untuk

Kepala Bidang Penyuluhan Pertanian memerintahkan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) untuk membuat draf Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan Petunjuk Teknis (Juknis) dan

Dalam menciptakan suatu karya koreografi pendidikan membutuhkan waktu yang cukup lama, melalui proses pemilihan tokoh sesuai dengan karakter yang akan dibawakan,

Demikian pula bila si mayit digabungkan bersama orang-orang yang masih hidup, contohnya seseorang menyembelih hewan kurban dengan niat untuk dirinya dan keluarganya, dia

Di era yang serba terbuka ini, di mana masyarakat semakin kritis terhadap kebijakan pembangunan yang dilaksanakan oleh Pemerintah maka paradigma pembangunan yang

Rembesan air laut atau intrusi air laut merupakan hal yang perlu diketahui karena besar kecilnya aliran air dalam tanah dapat menjadi salah satu dasar

Penelitian ini terdiri dari 7 perlakuan yaitu ekstrak segar tanaman daun nimba, ekstrak segar tanaman daun tephorisa, ekstrak segar daun mahoni, ekstrak

Komponen kriteria pendidikan yang bermutu, antara lain: (1) materi pelajaran dirasakan manfaatnya oleh peserta didik baik dirasakan langsung maupun dikemudian, memberi