• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang seperti di Indonesia, karena morbiditas dan mortalitas-nya yang masih tinggi. Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), Studi Mortalitas dan Riset Kesehatan Dasar dari tahun ke tahun diketahui bahwa diare masih menjadi penyebab utama kematian balita di Indonesia. Penyebab utama kematian akibat diare adalah tata laksana yang tidak tepat baik di rumah maupun di sarana kesehatan. Untuk menurunkan kematian karena diare perlu tata laksana yang cepat dan tepat. [1]

Menurut WHO, Penyakit diare adalah penyebab utama kematian kedua pada siswa di bawah lima tahun, dan bertanggung jawab untuk membunuh sekitar 525.000 siswa setiap tahun. Penyakit diare adalah penyebab utama kematian siswa dan morbiditas di dunia, dan sebagian besar hasil dari makanan dan sumber air yang terkontaminasi. Di seluruh dunia, 780 juta orang tidak memiliki akses ke air minum yang lebih baik dan 2,5 miliar tidak memiliki sanitasi yang lebih baik. Diare akibat infeksi tersebar luas di seluruh negara berkembang. [2]

Pada tahun 2020 cakupan pelayanan penderita diare pada semua umur sebesar 44,4%

dan pada balita sebesar 28,9% dari sasaran yang ditetapkan. Disparitas antar provinsi untuk cakupan pelayanan penderita diare semua umur adalah antara 4,9% (Sulawesi Utara) dan Nusa Tenggara Barat (78,3%). Sedangkan disparitas antar provinsi untuk cakupan pelayanan penderita diare balita adalah antara 4,0% (Sulawesi Utara) dan Nusa Tenggara Barat (61,4%).[3]

Data profil kesehatan Provinsi Jambi tahun 2019, penyakit diare pada semua umur di Provinsi Jambi berjumlah 46.721 kasus (48,47%), tahun 2017, penemuan penderita diare berjumlah 63.370 kasus (66,77%), dan pada tahun 2018, penemuan penderita diare berjumlah 66.225 kasus (70,91%). Jumlah kasus diare untuk semua umur di Provinsi Jambi tahun 2018

(2)

terbanyak di Kota Jambi sebanyak 9.865 kasus (61,09%) dan terendah adalah Kota Sungai Penuh dengan 828 kasus (34,10%).[4]

Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Jambi, diketahui jumlah penderita diare pada siswa usia 5-9 tahun di Puskesmas Olak Kemang Kota Jambi tahun 2020 adalah sebanayak 59 siswa (Lampiran 1). Berdasarkan data juga menunjukan bahwa jumlah kejadian diare pada siswa usia 5-9 mengalami kenaikan yang cukup tinggi. Dengan demikian, sosialisasi kesehatan mengenai pencegahan diare harus terus ditingkatkan untuk mengurangi jumlah kejadian diare pada siswa tahun ini.

Pondok Pesantren As’ad merupakan salah satu pondok pesantren yang ada di Kecamatan Olak Kemang Kota Jambi. Berdirinya Pondok Pesantren As’ad ini tidak terlepas dari seorang ulama terkemuka dan berpikiran maju yang bernama K.H. Abdul Qodir Ibrahim.

Pada tahun 1951 di Seberang Kota Jambi (SEKOJA) yang terletak di Kelurahan Olak Kemang Kecamatan Danau Teluk Kota Jambi. Berdirinya Pondok Pesantren As’ad tidak terlepas dari keberadaan Langgar Putih yang banyak mempengaruhi keberadaan Pesantren ini. Langgar Putih berlokasi di Kelurahan Ulu Gedong, didirikan pada tahun 1868 oleh Asy Syeh Khotib Mas’ud, selain sebagai tempat peribadatan masyarakat Ulu Gedong dan masyarakat Seberang Kota Jambi, Langgar Putih juga dijadikan sebagai sarana pendidikan Agama Islam. Setelah beliau wafat ditahun 1889, usaha beliau dilanjutkan oleh keponakannya sekaligus siswa angkatnya yaitu Al ‘Alimul ‘Allamah Syeh Abdul Majid Jambi. Pada pondok pesantren juga harus menerapkan berbagai kegiatan kesehatan, karena siswa-siswa (siswa) melakukan kegiatan pesantren sehari-hari di dalam pondok saja sehingga harus terus menjaga kebersihan bersama.

Tangan melakukan banyak hal seperti memegang hewan peliharaan, membersihkan kotoran, meyiapkan makanan, memberi makan siswa, menyusui bayi dan lain-lain, jika tidak dicuci maka dapat memindahkan kuman penyakit. Kulit tangan manusia bersifat lembat karena

(3)

secara alami mengandung lemak. Oleh karena itu, kuman atau kotoran akan mudah menempel di tangan dan akan berpindah ke benda/makanan yang dipegang. Kuman-kuman penyakit senang berada pada tempat yang kotor. Cuci tangan harus pakai sabun dengan air megalir, karena dengan memakai sabun dapat membersihkan tangan dari kotoran yang mengandung kuman penyakit. Cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir dapat mencegah penyakit diare, infeksi saluran pernafasan atas hingga lebih dari 50%, mrnurunkan 50% insiden Avian Influensa, Hepatitis A, Kecacingan, penyakit kulit dan mata.[3]

Siswa–siswa cenderung mempunyai kebiasaan kurang menjaga kebersihan tangannya dengan cuci tangan terutama pada saat di sekolah. Tidak mencuci tangan menjadi salah satu faktor risiko kematian siswa karena diare. Cuci tangan pakai sabun pada siswa dapat mencegah diare, meningkatkan kesehatan masyarakat, menurunkan kematian balita dan meningkatkan kesehatan siswa di sekolah. Cuci tangan pakai air mengalir dapat membunuh kuman hanya 10% dan menggunakan sabun dapat membunuh kuman 80%. Kuman dapat mati karena terdapat zat yang sifatnya basa yang terkandung dalam sabun. Hal ini menunjukan bahwa pentingnya melakukan Cuci Tangan Pakai Sabun dengan Benar dan menerapkannya pada siswa sejak usia dini. [5]

Dalam memperkenalkan Cuci Tangan Pakai Sabun dengan Benar, sosialisasi kesehatan merupakan salah satu upaya untuk pemberantasan penyakit menular seperti diare. Penggunaan konseling dan demonstrasi pada saat pemberian sosialisasi kesehatan, khususnya pada siswa adalah salah satu metode pembelajaran yang dianggap cocok untuk keterampilan klinis Penggunaan teknologi dan presentasi yang ekstensif mewakili pembelajaran, dan gerakan yang diiringi oleh gerakan dan ilustrasi suara diperagakan dengan sangat hati-hati.[6]

Penelitian yang dilakukan oleh Darmayani[7] menjelaskan bahwa penyuluhan kesehatan dapat meningkatkan kemampuan mencuci tangan siswa SD Negeri 07 Dongkala Kecamatan Kabaena Timur Kabupaten Bombana. Penelitian yang dilakukan oleh Nugroho[8] juga

(4)

menjelaskan bahwa adanya pengaruh sosialisasi kesehatan dengan media audiovisual terhadap pengetahuan cuci tangan pakai sabun pada siswa kelas 2 SD. Dan penelitian Wikurendra[9] juga menyatakan bahwa adanya pengaruh penyuluhan cuci tangan pakai sabun terhadap sikap mencuci tangan pada siswa SDN Sukomoro I dan III Kecamatan Sukomoro Kabupaten Nganjuk. Ketiga penelitian ini merupakan penelitian percobaan (eksperimen) dengan metode Quasi Exprerimental menggunakan rancangan desain One Group Pretest-Posttest Design.

Ashari[10] menjelakan bahwa untuk melihat perbedaan pengetahuan, sikap, dan praktik siswa antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi dilakukan dengan rancangan One Group Pretest-Posttest Design ini. Dengan demikian, beberapa penelitian tersebut diharapkan dapat

membuat pihak sekolah dan puskesmas di berbagai daerah untuk memberikan penyuluhan secara rutin kepada siswa-siswa serta menyediakan fasilitas cuci tangan pakai sabun yang dapat berfungsi dengan baik.

Survei awal dilakukan dengan wawancara 10 siswa dan guru di Pondok Pesantren As’ad pada tanggal 20 Januari 2022. Pada masa Pandemi Covid-19, kegiatan mencuci tangan juga diharuskan pada ponpes ini. Diketahui bahwa pihak ponpes telah menyediakan sarana untuk mencuci tangan, tetapi memang belum semua sarana mencuci tangan dilengkapi dengan sabun. Sabun biasanya disediakan untuk masing-masing tempat pemandian siswa. Hasil wawancara menunjukan bahwa 6 dari 10 siswa mengatakan mereka hanya sekedar mencuci tangan pakai sabun dan langsung membilas tangannya tanpa adanya penerapan 6 langkah Cuci Tangan Pakai Sabun dengan Benar. Sedangkan siswa lain menyebutkan bahwa mereka hanya mencuci tangan dengan menggunakan air, jarang menggunakan sabun. Salah satu guru mengatakan bahwa sebagian besar siswa ketika melakukan aktivitas mencuci tangan hanya sekedar saja. Hal ini dikarenakan semenjak Covid-19, belum banyak kegiatan pemberian informasi berupa penyuluhan tentang menCuci Tangan Pakai Sabun dengan Benar, terutama pada tahun ini.

(5)

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai kesehatan siswa-siswa untuk menghindari penyakit diare dengan mencuci tangan pakai sabun.

sehingga penulis mengangkat judul penelitian “Pengaruh Sosialisasi Kesehatan Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun Terhadap Pencegahan Diare Pada Siswa Kelas 3 MI Pondok Pesantren As’ad Jambi”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan diatas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah “Bagaimana pengaruh sosialisasi kesehatan perilaku cuci tangan pakai sabun terhadap pencegahan diare pada siswa kelas 3 MI Pondok Pesantren As’ad Jambi?”.

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Diketahuinya pengaruh sosialisasi kesehatan tentang pencegahan diare dengan perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun pada Siswa kelas 3 MI Pondok Pesantren As’ad Jambi tahun 2022.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Diketahuinya gambaran perilaku pencegahan diare pada siswa kelas 3 MI Pondok Pesantren As’ad Jambi tahun 2022

2. Diketahuinya gambaran perilaku cuci tangan pakai sabun sebelum dan setelah diberikan sosialisasi kesehatan tentang pencegahan diare pada siswa kelas 3 MI Pondok Pesantren As’ad Jambi tahun 2022.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Institusi Pendidikan

(6)

Dapat dijadikan informasi dan ilmu pengetahuan dalam pengembangan ilmu kesehatan masyarakat khususnya tentang meningkatkan kesehatan siswa sekolah dengan memperkenalkan cuci tangan pakai sabun sebagai pencegahan diare.

1.4.2 Pondok Pesantren As’ad Jambi

Sebagai masukan informasi dalam meningkatkan kebijakan dan pelayanan khususnya dalam meningkatkan kesehatan masyarakat melalui pemberian informasi terhadap perilaku cuci tangan pakai sabun dalam mencegah diare.

1.4.3 Bagi Peneliti Selanjutnya

Dapat dijadikan referensi apabila akan melakukan penelitian dengan masalah yang sama dan lokasi yang berbeda.

Referensi

Dokumen terkait

Oleh kerana rentetan faktor sosial, teknologi dan pengaruh budaya luar yang mempengaruhi pemikiran bangsa Indonesia terhadap sejarah negara sendiri telah menghasilkan pelbagai

Tesis berjudul "Pengaruh Motivasi Kerja, Kepemimpinan Dan Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Serta Dampaknya Pada Kinerja Pegawai Negeri Sipi1 Di

ojek online yang lain pengendaranya berjenis kelamin laki-laki berbeda dengan Ojesy yang Sahabat Pengendaranya berjenis kelamin perempuan, hal inilah yang membuat

1 Sistem dapat digunakan untuk menyimpan Tinggi U.01 Use Halaman Utama (H.2) pengetahuan yang berasal tulisan auditor,. karangan orang lain maupun artikel majalah dan internet yang

Setiap pasien yang datang ke Puskesmas Kumpang Ilong selalu mendapatkan obat, vitamin, dan imunisasi baik itu secara gratis untuk menjaga kesehatan ibu dan anak

Dalam penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti ditemukan bahwa dalam pelaksanaannya, Bank Sampah Bintang Mangrove di Kelurahaan Gunung Anyar Tambak Surabaya

Yang menjadi objek penelitian ini adalah tentang keterampilan dalam membaca dan menulis Al-Qur’an oleh mahasiswa Jurusan PAI angkatan 2014 konsentrasi SKI di

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar,