• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA A.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA A."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori tentang Anak Tunagrahita 1. Pengertian Tunagrahita

Tunagrahita merupakan seseorang yang memiliki kelainan fungsi intelektual umum dibawah rata-rata, yaitu IQ 84 ke bawah sesuai tes. Kelainan ini mencul sebelum umur 16 tahun. Kemis & Ati Rosnawati (2013:10). Sejalan dengan yang dikemukankan oleh Grossman dalam buku Sutjihati Somantri (2007:103) mengemukakan bahwa anak tungrahita merupakan anak yang mempunyai kecerdasan dibawah rata-rata dan sulit dalamberdaptasi dengan Lingkungan sekitarnya. Adapun WHO menjelaskan tunagrahita adalah seorang anak yang memiliki hambatan dalam hal intelektual dan ketidakmampuan dalam menyesuaikan pada Lingkungan baru terlebih Lingkungan baru. Hal tersebut sesuai dengan pernytaan yang dikemukan oleh Nunung Apriyanto (2012:24), menyatakan bahwa tungrahita berkenaandengan fungsi intelektual di bawah ratarata yang umumnya terjadi selama periode perkembangan yang disertai dengan hambatan dalam perilaku adaptif.

Tungrahita merupakan nama lain dari retradasi mental (mental retardation) ialah anak yang memiliki kemampuan intelektual dibawah rata-rata yang menyebabkan anak lamban dalam memahami hal-hal yang abstrak, berserta kesulitan dalam beradaptasi. AAMD (American Association Mental Deficiency)

(2)

Hallan dan Kauffamn dalam buku Sutjihat Somantri (2007:104) mengemukakan bahwa anak tungrahita ialah anak dengan keterbelakangan mental menunjukan bahwa intelektualnya di bawah rata-rata dan memerlukan pendampingan yang khusus agar anak dapat beradaptasi terlebih pada lingkungan baru. Menurut Herbart J. Prehm dalam buku Nunung Apriyanto (2012:26), ada 5 landasan sejarah yang dapat dijadikan acuan konseptual dalam memahami anak tunagrahita, anatara lain: 1).tunagrahita merupakan kondisi, 2). Kondisi tersebut ditandai oleh adanya kemampuan mental jauh di bawah rata-rata, 3). Memiliki hambatan dalam penyesuaian diri secara sosial, 4). Berkaitan dengan adanya kerusakan organikpada susunan saraf pusat dan, 5). Tunagrahita tidak dapat di sembuhkan.

Berdasarkan pendapat para ahli maka dapat disimpulkan bahwa anak tunagrahita adalah anak yang memiliki hambatan intelektual yang dibawah rata- rata anak pada umumnya. Sehingga menghambat kemampuannya untuk memhami hal abstrak dan berdaptasi dengan Lingkungannya. Anak tungrahita terhambat dalam pemebelajaran, bermain, dan berinteraksi dengan lingkungan dan tak jarang hal tersebut membuat anak tunagrahita dikucilkan dari lingkungannya.

2. Klasifikasi Tunagrahita

Menurut Kemis & Ati Rosnawati (2013:15) mengatakan pengklasifikasian tunagrahita sangat penting, karena dapat memudahkan dalam menentukan

(3)

layanan atau pendidikan yang tepat bagi anak tunagrahita. Klasifikasi untuk anak tungrahita sangat bervariasi, disesuaikan dengan keahlian atau cara pandangan terhadap anak tungrahita. Klasifikasi sangat diperlukan agar mempermudah dalam memberikan layanan pendidikan bagi anak tunagrahita. Klasifikasi tunagrahita, antara lain:

a. Tunagrahita Ringan, umumnya anak tunagrahita ringan tidak mengalami gangguan fisik, dikatakan demikian karena memang secara fisik mereka tampak seperti anak normal pada umumnya, oleh karenanya agak sulit membedakan antara anak tunagrahita ringan dengan anak pada umumnya secara fisik. Menurut Skala Weschler anak tunagrahita ringan merupakan salah satu klasifikasi anak tunagrahita yang memiliki kecerdasan intelektual 69-55 sehingga mereka dapat diajarkan untuk mengurus dirinya (Bina Diri), belajar membaca, menulis dan berhitung sederhana sampai tingkat tertentu.

b. Tunagrahita Sedang, Menurut Skala Weschler tunagrahita sedang ialah seorang anak yang mempunyai IQ 5440, dengan IQ yang mereka miliki, dapat di didik untuk mengurus dirinya (Bina Diri), namun mereka sulit untuk belajar secara akademik misalnya belajar berhitung, menulis, dan membaca. Dan dalam kehidupan sehari-harinya anak tunagrahita sedang membutuhkan pengawasan secara terus menerus (Intens).

(4)

c. Tunagrahita Berat, Menurut Skala Weschler seorang tunagrahita berat adalah mereka yang memiliki IQ mulai 3925, dengan itu mereka tidak mampu dalam mengurus diri mereka sendiri.

Adapun klasifikasi tunagrahita dilihat dari kebutuhan pembelajaran, sebagai berikut:

a. Educable, yakni anak yang memiliki kemampuan intelektual setara kelas V SD.

b. Trainable, yakni seorang anak yang mempunyai kemampuan untuk mengurus diri sendiri, pertahanan diri, dan penyesuaian sosial sangat terbatas kemampuannya untuk mendapat pendidikan secara akademik

c. Custodia, yakni dapat melatih anak tentang cara menolong diri sendiri dan orang lain.

3. Faktor Penyab Ketunagrahitaan

Faktor-faktor penyebab terjadinya ketunagrahitaan berdasarkan waktu sebelum lahir (prenatal), saat kelahiran (natal) dan setelah kelahiran (post natal), namun terdapat beberapa faktor lain juga yang dapat menyebabkan ketugrahitaan, beberapa faktor yang menyebabkan ketunagrahitaan tersebut antara lain : a. Faktor Keturunan

Faktor keturunan ialah salah satu dari penyebab ketunagrahitaan yang meliputi beberapa hal diantaranya seperti terdapatnya kelainan pada kromosom dan kelainan genetika

(5)

b. Faktor Masalah Pada Kelahiran

Masalah pada kelahiran salah satu penyebab terjadinya ketunagrahitaan, terdapatnya masalah-masalah pada waktu kelahiran seperti kelahiran yang menggunakan alat bantu seperti penggunaan tang, kelahiran dengan menggunakan jalan cesar yang dapat membuat bayi kekurangan jumlah oksigen untuk dialirkan ke otak ataupun kelahiran yang disertai hpoxia pada bayi dimana seorang bayi yang dilahirkan mengalami kejang, nafas yang pendek ataupun mengalami kerusakan pada organ otaknya. Tidak tepat penyinaran atau radiasi sinar X selama bayi di dalam kandungan juga menjadi salah satu faktor yang dapat menyebabkan bayi mengalami cacat mental microsephaly.

c. Infeksi dan Keracunan,

Infeksi dan keracunan memicu terjadinya ketunagrahitaan dan terjadi selama janin masih berada pada kandungan ibu, seperti pada saat hamil ibu menderita penyakit seperti salah satunya rubella.

d. Faktor Lingkungan,

Sebuah penelitian menyatakan anak tunagrahita banyak ditemukan pada daerah-daerah yang memiliki tingkat sosial ekonomi rendah, hal tersebut karena tidak mampunya lingkungan untuk memberikan stimulus yang dibutuhkan seorang anak selama masa perkembangannya.

(6)

Dari faktor penyebab yang telah dipaparkan diatas maka disimpulkan bahwa faktor penyebab terjadinya retradasi mental tidak hanya faktor pada saat lahir, tetapi juga faktor multiple pada saat lahir dan saat setelah lahir. Namun banyak faktor eksternal dan internal yang dapat menyebabkan keterbelakangan mental pada seseorang.

B. Kajian Teori tentang Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah berbagai fenomena yang dialami individu melalui pengamatan. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan pikiran untuk mempelajari hal atau peristiwa tententu yang belum pernah dilihat atau dialami sebelumnya.

Soerjono Soekanto (2019:18) mendefinisikan ilmu pengetahuan merupakan pengetahuan yang tersusun sistematis dengan menggunakan kekuatan pemikiran, pengetahuan dimana selalu dapat diperiksa dan ditelaah (dikontrol) dengan kritis oleh setiap orang lain yang mengetahuinya.

Jadi Ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Dan itu memiliki batas agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.

2. Jenis-jenis Pengetahuan

Adapun jenis-jenis pengetahuan, antara lain:

(7)

a. Pengetahuan langsung (immediate)

Pengetahuan immediate adalah pengetahuan langsung yang ada dalam jiwa tanpa melalui proses penafsiran dan pikiran. Realis (penganut paham Realisme) mendefinisikan pengetahuan seperti itu. Secara umum diasumsikan bahwa kita mengetahui segala sesuatu sebagaimana adanya, khususnya perasaan ini berkaitan dengan realitas yang telah dikenal sebelumnya seperti pengetahuan tentang pohon, rumah, hewan, dan beberapa pengetahuan manusia.

b. Pengetahuan tak langsung (mediated)

Pengetahuan mediated adalah hasil dari pengaruh interpretasi dan proses berpikir serta pengalaman-pengalaman yang lalu. Apa yang kita ketahui dari objek ekstenrnal banyak berhubungan dengan penafsiran pikiran.

c. Pengetahuan indrawi (perceptual).

Pengetahuan indrawi yaitu sesuatu yang dicapai atau diperoleh dari indra-indra lahiriah.

d. Pengetahuan konseptual (conceptuuatual)

Pegetahuan konseptual merupakan pengetahuan yang terkonsep atau tercapai melalui perencanaan yang baik.

e. Pengetahuan partikular (particular)

(8)

Pengetahuan partikular berkaitan dengan satu individu, objek-objek tertentu, atau realitas-realitas khusus.

f. Pengetahuan universal (universal)

Pengetahuan yang meliputi keseluruhan yang ada, seluruh hidup manusian misalnya; agama dan filsafat.

3. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Pengetahuan Pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya :

a. Pendidikan

Pendidikan meruakan suatu proses perubahan sikap dan pengetahuan dari seseorang atau sekelompok orang yang matang dan juga melalui upaya pengajaran dan pelatihan, dan bertujuan untuk mendidik manusia.

b. Media

Media yang secara khusus dirancang untuk mencapai setiap individu yang luas yang bertujuan ntuk memberikan informasi. Adapun contoh dari media massa adalah televisi, radio, surat kabar, dan majalah. Sedangkan dalam pendidikan media pembelajaran dapat berupa papan tulis, komputer, internet dan lain sebagainya.

c. Informasi

(9)

Informasi menurut Oxford English Dictionary, adalah “that of which one is apprised or told: intelligence, news”. Kamus lain menyatakan bahwa informasi adalah sesuatu yang dapat diketahui, namun ada juga yang menekankan informasi sebagai pengirim pengetahuan.

4. Ciri-Ciri Ilmu Pengetahuan

Ilmu pengetahuan atau pengetahuan ilmiah menurut The Liang Gie (1987) dalam Surajiyo (2010:10) mempunyai lima ciri pokok antara lain:

a. Empiris, pengetahuan itu diperoleh berdasarkan pengamatan dan percobaan.

b. Sistematis, berbagai keterangan dan data yang tersusun sebagai kumpulan pengetahuan itu mempunyai hubungan ketergantungan dan teratur;

c. Objektif, ilmu berarti pengetahuan itu bebas dari prasangka perseorangan dan kesukaan pribadi;

d. Analitis, pengetahuan ilmiah berusaha membeda-bedakan pokok soalnya kedala bagian yang terperinci untuk memahami berbagai sifat, hubungan, dan peranan dari bagian-bagian itu;

e. Verifikatif, dapat diperiksa kebenaranya oleh siapapun juga.

C. Kajian Teori tentang Media Pembelajaran 1. Pengertian Media Pembelajaran

Media pembelajran secara umum dapat diartikan suatu alat bantu atau sarana yang digunakan dalam proses pembelajaran. Menurut Association for

(10)

Education Comunication Technology (AECT) di Amerika dalam buku Yani M &

Caryoto (2013:34) menyatakan media pembeljaran adalah semua bentuk sarana yang digunakan individu untuk menyampaikan suatu materi pembelajaran.

Sedangkan menurut Oemar Hamalik dalam buku Yani M & Caryoto (2013:34) mengemukakan media pembelajran yaitu suatu cara dan teknik yang digunakan untuk mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran.

Adapun definisi dari Ahmad Suryadi (2020:22) mengemukakan media pembelajaran ialah sarana yang terkadung pesan dan informasi yang disampaikan guru pada siswa. Penggunaan media pemebelajaran dalam proses pembelajaran bertujuan untuk mengefektifkan dalam penyampaian materi dari guru pada siswa.

2. Jenis-Jenis Media Pembelajaran

Menurut Ahmad Suryadi (2020:15) dalam proses pemebelajaran ada beberapa jenis yang biasa digunakan sebagai media atau sarana pemebelajaran, antara lain:

a. Media Visual

Media visual adalah suatu media yang memiliki beberapa unsur berupa garis, bentuk, warna, dan tekstur dalam penyajiannya. Adapun media visual misalnya buku, peta, jurnal, mainan, lukisan, dan lain sebagainya.

(11)

b. Media Audio-Visual

Media audio visual adalah media yang dapat menampilkan unsur gambar dan suara secara bersamaan pada saat menyampaikan pesan atau informasi.

Adapun beberapa jenis media audio visual yang sering digunakan mislanya film dokumenter, proyektor, recorder, dan layar lebar.

c. Multimedia

Multimedia adalah perpaduan dari berbagai bentuk media informasi yang digunakan sebagai sarana penyampaian pesan dan informasi dari guru pada siswa. Adapun beberapajenis dari multimedia misalnya, teks, grafik, gambar, foto, animasi, audio, dan video.

d. Internet

Internet adalah suatu sistem yang menghubungkan jaringan-jaringan komputer yng lebih kecil bersama-sama. dalam internet sangat mudah untuk mencari dan mengali informasi dariberbagai sumber secara cepat. Serta jangkauan yang dicapai internet sangat luas.

3. Fungsi Media Pembelajaran

Menurut Arief S. Sadiman dkk dalam buku Yani, M & Caryoto (2013:35) mengemukakan bahwa secara umum media pembelajaran memiliki beberapa fungsi, antara lain:

a. Memperjelas penyajian materi agar tidak terlalu bersifat monoton.

(12)

b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indra seperti, objek yang terlalu besar bisa digantikan dengan gambar, bingkai, film dan model sertalain sebagainya.

c. Meningkatkan motivasi belajar siswa

d. Memungkinkan interaksi secara langsung siswa dengan guru dan lngkungan sekitar.

e. Menambah pengalaman belajar siswa.

4. Prinsip-Prinsip Pemilihan dan Penggunaan Media Pembelajaran

Adapun dalam pemilihan dan penggunaan media pembelajaran menurut Yani M & Caryoto (2013:43), antara lain:

a. Tujuan Pemilihan

Untu memilih media yang akan digunakan berdasarkan dan tujuan pemilihan media untuk pembelajaran, untuk informasi yang bersifat umum, atau untuk hiburan saja. Atau untuk pembelajaran kelompok dan pembelajaran individual.

b. Karakteristik Media Pembelajaran

Memahami karakteristik media pembelajaran berbagai media merupakan kemampuan dasar yang dimiliki guru dalam kaitannya dengan ketermpilan pemilihan media pembelajaran, baik dari segi keefektifannya, cara pembuatannya, maupun cara penggunaanya.

c. Alternatif Pilihan

(13)

Guru bisa menentukan pilihan media yang akan digunakan apabila terdapat beberapa media yang dapat dibandingkan. Sedangkan apabila media pembelajaran hanya satu, maka guru tidak bisa memilih dan akan berdampak pada kualitas pembelajaran yang akan disampaikan pada siswa.

5. Media Pembelajaran Kotak Suka-Suka a. Pengertian Media Kotak Suka-Suka

Media kotak suka-suka merupaka suatu media pembelajaran yang terbuat dari kayu yang berbentuk persegi atau berbentuk sebuah kontak yang bervolume. Media kotak suka-suka ini bertujuan sebagai salah satu sarana pembelajaran matapelajaran IPA, Matematika dan B. Indonesia untuk anak berkebutuhan khusus, khususnyanak tunagrahita setingkat SMPLB.

b. Fungsi Media Kotak Suka-Suka

Adapun beberapa fungsi yang dimiliki media kotak suka-suka ini, antara lain:

1) Untuk manarik perhatian siswa 2) Meningkatkan motivasi belajar siswa

3) Mempermudah siswa dalam memahami materi pembelajaran mapel IPA, Matematika dan B. Indonesia.

(14)

c. Cara Penggunaan Media Kotak Suka-Suka

Kotak suka-suka digunakan bertujuan untuk mempermudah siswa dalam memahami materi pemebelajaran baik dalam bentuk konkret maupun abstrak, adapun untuk cara penggunaanya antara lain:

1) Di dalam kotak berfungsi untuk tempat penyimpanan semua perlengkapan yang diperlukan, misalnya gambar hewan, buah dan sayur dalam bentuk printan, spidol, dan segala bentuk konkret dari berbagai macam hewan, buah dan sayur, serta nama-namanya.

2) Kemudian di setiap sisi nya memiliki fungsinya masig-masing memiliki fungsi-fungsi yang berbeda, sisi pertama samapai ketiga di sediakan beberapa pengait untuk siswa dapat mengaitkan bentuk mainan hewan dan disedikan temapay untuk menempelkan nama sesuai dengan apa yang dikaitkan oleh anak.

3) Sedangkan pada sisi keempat ada papan tulis untuk pemebeajaran matematika baik dalam operasi pnjumlahan, pengurangan, dan perkalian atau siswa ingin menulis atau mendeskripsikan tentang hewan, buah dan sayuran yang telah di pelajari.

4) Pada media kotak suka-suka ini menyediakan buku evaluasi yang terdiri dari beberapa soal baik dalam pilihan ganda, soal menjodohkan ataupun isisan singkat.

(15)

d. Alat dan Bahan

1) Alat dalam pembuatan Media Kotak Suka-Suka a) Gunting, cuter, dan palu.

b) Gergaji c) Amplas

d) Paku kecil, Paku Payung e) Lem Kayu

2) Bahan-Bahan Pembuatan Media Kotak Suka-Suka a) Kayu

b) Sterofoam

c) Miniatur Hewan, Buah, dan Sayur.

d) Kawat dan papan tulis e) Engsel dan Cat kayu/Pernis

3) Cara Pembuatan Media Kotak Suka-Suka

Adapun cara pembeutan Media Kotak Suka-Suka, antara lain:

a) Membuat desain media kotak suka-suka terlebih dahulu.

(16)

Gambar 2.1 Gambar Media Kotak Suka-Suka Sumber: Dokumen Pribadi

b) Pilih kayu yang sudah dipotong pipih dan panjang, lalu potong kayu sesuai dengan ukuran yakni panjang 10cm dan lebar 15cm. lakukan sesuai kebutuhan yang diperlukan

c) Kemudian, potongan kayu tersebut dihaluskan permukaan kayu dengan amplas. Sampai semua permukaan kayu tersebut halus.

d) Lalu, rangkai semua potongan kayu menjadi sebuah bentuk yang diinginkan dengan paku kecil dan palu.

e) Lalu pasang engsel untuk penutup kotak.

f) Lalu lakukan amplas untuk kedua kalinya agar permukaan kayu benar- benar halus.

g) Setelah itu cat kotak dengan pernis dan cat kayu agar terlihat cantik dengan warna alami kayu.

h) Terakhir pasangakan paku payung pada setiap sisi,serta sipkan setiap miniatur di pasangkan kawat tersebut agar dapat di gantungkan.

(17)

i) Lalu, potong-potong sterofoam kotak kecil dan di beri nama-nama hewan, buah, dan sayuran baik dalam Bahasa Inggris maupun Bahasa Indonesia. Terakir di sisi lain pasang papan tulis putih sebagai akhir dari semua sisi yang ada pada media kotak suka-suka.

e. Kelebihan dan kekurangan Media Kotak Suka-suka

Adapun media kota suka-suka ini memiliki kelebihan dan kekurangan nya, antara lain:

1. Kelebihan media kotak suka-suka, sebagai berikut:

a. Dapat memuat semua mapel dalam satu media ini

b. Bervariasi, karena terdiri dari gambar, miniatur, warna dan lain sebaginya.

c. Menarik perhatian siswa

d. Dapat melatih kemampuan anak dalam hal mengenal, dan mendapatkan informasi lainnya.

2. Kekurangan media kotak suka-suka, sebagai berikut:

a. Tidak efektif ketika pembelajaran online b. Berat media

D. Kajian Teori tentang Pembelajaran Tematik 1. Pengertian Pembelajaran Tematik

Menurut Joice, Weil dan Calhoum dalam Buku Andi Prastowo (2019:1) mengemukakan pembelajaran adalah suatu gambaran suatu lingkungan

(18)

pembelajaran atau suatu rancangan yang digunakansebagai pedoman dalam menyampaikan materi yang berasal dari perangkat-perangkat pembelajaran meliputi buku, film, komputer,dan lainsebagainya.

Adapun menurut Trianto dalam buku Andi Prastowo (2019:2) mengemukakan bahwa model pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema-tema tertentu. Sedangkan menurut Andi Prastowo (2019:3) model pemebelajaran tematik merupakan model pemebelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberi pengalaman bagi siswa.

Dari beberapa pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah model pendidikan yang dirancanag untuk mata pelajaran tertentu dengan menggunakan metode objektif untuk menggabungkan materi dari beberapa mata pelajaran menjadi topik pembicaraan yang disebut tema.

2. Tujuan Pembelajaran Tematik

Model pemebelajaran tematik memiliki beberapa tujuan, untuk kegiatan belajar mengajar di sekolah. Adapun menurut Mamat SB, dkk dalam buku Andi Prastowo (2019:5), sebagai berikut:

a. Pendekatan tematik mewajibkan perubahan pandangan sistem pembelajaran yang lama yang difokuskan pada guru.

b. Pembelajaran yang disesuaikan dengan perkembangan anak.

(19)

c. Pembelajaran tematik memungkikan penggabungan berbgai perspektif dalam memhami suatu tema tertentu.

Pembelajaran tematik dikembangkan selain untuk mencapai tujuan pembelajaran ada tujuan lain yang akan dicapai. Menurut Sukayati dalam buku Andi P (2019:5) mengungkapkan bahwa tujuan pembelajaran terpadu yaitu, meningkatkan pemahaman konsep secara lebih bermakna, mengembangkan keterampilan dan memanfaatkan informasi, menumbuhkembangkan keterampilan sosial (kerja sama, toleransi), dan meningkatkan motivasi dalam belajar.

3. Kegunaan Pembelajaran Tematik

Menurut Andi Prastowo (2019:8-10) dengan menerapkan pembelajaran tematik, siswa dan guru mendapatkan banyak kelebihan, antara lain sebagai berikut:

a. Kelebihan Penggunaan Model Pembelajaran Tematik bagi Guru, antara lain:

1) Hubungan antar mata pelajaran dan topik dapat diajarkan secara logis.

2) Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang tidak terbatas pada buku paket, jam pelajaran, maupun ruang kelas.

3) Guru bebas membantu siswa dalam melihat masalah dan topik yang ada disekitarnya.

4) Pengembangan masyarakat dapat terpenuhi.

(20)

b. Kelebihan Penggunaan Model Pembelajaran Tematik bagi Siswa, anatara lain:

1) Menyedikan pendekatan integratif.

2) Menyedikan kurikulum yang berpusat pada siswa.

3) Dapat memotivasi siswa dalam belajar.

4) Pemahaman materi lebih mendalam dan bermakna.

4. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Tematik

Menurut Mamat SB, dkk (2005:5), mengungkapkan bahwa ada Sembilan prinsip yang mendasari pembelajaran tematik, antara lain:

a. Terintegrasi dengan lingkungan yang bersifat kontekstual.

b. Tema sebagai sarana pengabungan antara beberapa mata pelajaran atau bahan kajian.

c. Menggunakan prinsip bermain sambil belajar.

d. Pembelajaran memberikan pengalaman langsung yang bermakna bagi siswa.

e. Menanamkan konsep dari berbagai mata pelajaran atau bahan kajian dalam suatu proses pembelajaran tertentu.

5. Dasar Pertimbangan Pemilihan Tema Pada Pembelajaran Tematik

Menurut Nazar (2019:80) terdapat beberapa pertimbangan yang pelu dilihat dalam pemilihan tema dalam pembelajaran tematik, sebagai berikut:

(21)

a. Tema hendaknya tidak terlalu luas,namun mudah dapat digunakan memadukan mata pelajaran.

b. Tema harus bermakna.

c. Tema harus disesuaikan dengan perkembangan siswa.

d. Temaharus yang dikembangkan, mampu menunjukan minat siswa.

e. Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan pristiwapristiwa yang terjadi ketika belajar.

f. Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan kurikulum dan harapan masyarakat yang berlaku.

g. Tema yang dipilih harus menyesuaikan dengan ketersediaan sumber belajar. Misalnya dalam penelitian ini mengambil tema adiwiyata yang memadukan antara mata pelajaran IPA, Matematika, dan B. Indonesia.

6. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Tematik a. Kelebihan pembelajaran tematik

1) Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak .

2) Kegiatan yang dipilih dalam pelaksanan pembelajaran tematik bertolak dari minat dankebutuhan siswa

3) Kegiatanbelajar kaan lebih bermakna bagi siswa.

4) Membantu mengembangkan keterampilan berfikir siswa.

5) Menyajikan kegiatanpragmatis sesuai dengan permsalahan yang ada di sekitar.

b. Kelemahan pembelajaran tematik

Namun selain kelebihan, menurut Trianto (2010:159-160) kelemahan pemebeljaran tematik terutama dalam pelaksananya ada lima kelemahan, antara lain:

(22)

1) Keterbatasan pada aspek guru, karena guru harus memiliki wawasan yang luas, kreatifitas yang tinggi dan lain sebagainya.

2) Keterbatasan aspek pada aspek siswa, karena menuntut kemampuan siswa dalam analisis, menghubungkan, danlain sebagainya.

3) Keterbatasan pada aspek sarana dan sumber belajar.

4) Keterbtasan pada aspek kurikulum.

5) Keterbatasan pada aspek suasana pembelajaran.

E. Hasil Penelitian yang Relevan

Mencari dan menganalisis penelitian yang relevan bertujuan untuk memeperkuat penelitian yang akan dilakukan sebagai acuan fenomena yang akan ditelti oleh peneliti. Oleh sebab itu peneliti menemukan beberapa penelitian yang relevan, dianataranya:

1. Penelitian dengan judul “Pengembangan Media Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Konsentrasi dan Minat Belajar Siswa Tunagrahita”

penelitian ini dilakukan oleh Wiwiek Zainar Sri Utami pada tahun 2017.

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan memodifikasi media pembelajaran dengan menggunakan game Adobe Flash untuk pembelajaran matematika dalam meningkatkan konsentrasi dan minat belajar siswa tunagrahita.

Teknik pengumpulan data menggunakan dua teknik yaitu observasi dan angket.

Sedangkan analisis data menggunakan analisis validitas dan uji coba lapangan terbatas. Hasil penilainan angket dari validitas ahli media menunjukan skor rata-

(23)

rata penilaian karakteristik sangat baik, dengan skor 4,23 dan 4,25 dari hasil validitas ahli materi.

2. Penelitian dengan judul “Smart Cards as Learning Media for the Development of the Match Index Card Method on the Theme of “CitaCitaku”

Class IV Elementary Schools”. Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk

menguji kelayakan smart card. Istilah media pembelajaran ini, kesesuaian materi, dan mengetahui peningkatan hasil belajar siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah modifikasi model pengembangan Borg and Gall yang meliputi tahap penelitian dan pengumpulan data, perencanaan penelitian, perencanaan dan pengembangan produk, uji coba terbatas, dan revisi hasil uji coba. Penelitian memiliki menunjukkan bahwa kartu pintar memiliki 97%

kelayakan dan 98,7% kesesuaian persyaratan. Ini mempengaruhi peningkatan dalam hasil belajar siswa.

3. Penelitian dengan judul “Pengaruh Media Pembelajaran dan Pengelolaan Kelas terhadap Prestasi Belajar Siswa di SMK Negri Kecamatan Tanete Riattang, Kabupaten Bone”. Penenelitian ini dilakukan oleh Suprianto, Sitti Hardiyanti Arhas, dan Rudi Salam pada tahun 2018, Universitas Negeri Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media pemebelajaran terhadap prestasi belajar, pengelolaan kelas siswa pada program keahlian administrasi perkantoran di SMK Negeri Kecamatan Tanete Riantang,kabupaten Bone. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan korelasional. Dengan teknik pengumpulan data melalui

(24)

observasi deskriptifdan analisis statistic inferensial. Hasil penelitian ini menyatkan bahwa terdapat pengaruh positif signifikan media pembelajaran terhadap prestasi belajar siswa 17%, terdapat pengaruh positif signifikan pengelolaan kelas terhadap prestasi belajar yakni 19,9% ;terdapat pengaruh positif signifikan antara media pembelajaran dan pengelolaan kelas terhadap pretasi belajar yakni 23,6%.

4. Peneltian dengan judul “Penggunaan Media Pembelajaran Konkret Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika bagi Siswa Tunagrahita Kelas X SLB GMIM Nazareth Tuminting”. Penelitian ini dilakukan oleh Naomi Onsu pada tahun 2021. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan tindakan kelas dan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kajian dokumen dan tes. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa pemanfaatan media konkret dalam pembelajaran matematika bagi siswa tunagrahita kelas X SLB GMIM Nazareth Tuminting.

(25)

5. Penelitian dengan judul “Metode Drill Bermedia Flash Card Untuk Meningkatkan Pengetahuan Dan Praktik Cuci Tangan Pakai Sabun Pada Anak Tunagrahita”. Penelitian ini dilakukan oleh Rita Andayani dilaksaanakan pada tahun 2016. Metode yang digunakan adalah true experimental dengan pendekatan one group pretest-postest. Besar sempel penelitian adalah 10 responden. Hasil dari penelitian ini menunjukan adanya peningkatan pengetahuan (p=0,005) dan praktik (p=0,011) tentang cuci tangan pakai sabun pada anak tunagrahita.

Dari beberapa penelitian terdahulu yang telah peneliti analisis dan kaji serta paparkan diatas, menunjukan bahwa perbedaan dan persamaan yang peneliti temukan anatar penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan peneliti lakukan sekarang.persamaan terdapat pada varibel yang di telti yaitu tentang media pemebelajran dan kemampuan kognitif siswa tunagrahita. Sedangkan perbedaanyang terdapat pada metode penelitian yang beragam ada yang menggunakan penelitian tindakan kelas, kualitatif dan kuantitatif dan sebagainya.

Hal tersebut membuat peneliti semakin yakin untuk melakukan penelitian ini.

F. Kerangka Berfikir

Menurut Uma Sekaran dalam Sugiyono (2017:60), menyatakan bahwa kerangka berfikir adalah suatu bagan atau kerangka yang menjelaskan tentang suatu penelitian secara singkat dan jelas, biasanya berisi pola penelitian serta teori-teori yang digunakan.

(26)

Pada penelitian ini peneliti menemukan permasalah ketidaksukaan siswa tunagrahita terhadap mata pelajaran matematika di SKh Bina Citra Anak, sehingga menurunya nilai tentunya berpengaruh dengan prestasi belajar serta semangat belajar yang kurang, sehingga nilai yang di dapat tidak memuaskan. Serta metode dan strategi pembelajaran yang diterapkan di sekolah dan guru sangat monoton membuat siswa cepat bosan dan sarana yang digunakan sepertii media pembelajran yang terbatas dan kurang menarik. Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti berniat memberikan solusi dari permasalahan diatas dengan membuat suatu media yang mengabungkan antara mata pelajaran yang disukai dan tidak disukai agar siswa dapat nyaman belajar serta di sediakan miniatur atau mainan agar siswa dapat bermain sambil belajar. Serta tidak hanya itu akan disedikan gambar-gambar dan bentuk konkret nya berupa miniatur. Tidak hanya itu ada juga buku evaluasi untuk para siswa untuk diisi sebelum dan sesudah menggunakan media kotak suka-suka tersebut.

Adapun dalam media kotak suka-suka ini mempelajari tentang macam-macam hewan, buah-buahan, dan sayuran. Diharapkan siswa dapat mengetahui nama, siswa dapat mengetahui bentuk abstrak dari gambar dan bentuk konkret dari miniatur, dan dapat mengetahui warna-warna dari berbagai macam hewan, buah dan sayuran.

Serta dapat menghitung berapa hewan, buah dan sayur dan siswa diharapkan mengisi buku evaluasi yang telah disediakan oleh guru baik soal matematika, dan IPA. Oleh karena itu siswa dapat lebih memahami mata pelajaran yang tidak siswa sukai karena siswa mempelajarinya dengan mata pelajaran yang siswa sukai jadi

(27)

lebih nyaman dan menyenagkan. Sehingga peneliti mengamati penggunaan media pembelajaran kotak suka-suka terhadap kemampuan pembelajaran tematik (Matematika, dan IPA) pada anak tunagrahita.

Berdasarkan Permasalahan di atas,maka dapat disusun ke dalam kerangka berfikir sebagai berikut.

(28)

Gambar 2.2 Kerangka Berfikir G. Hipotesis Penelitian

Menurut Sugiyono (2016:63) mengemukakan bahwa hipotesis merupakan suatu jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Rumusan masalah

Tunagrahita

Siswa yg berminat dengan mapel IPA dan kurang berminat dengan MTK & B.Indo

Pengetahuan

Pembelajaran Tematik

Matematika Menghitung jumlah hewan, sayur dan buah

IPA

Menyebutkan nama hewan, sayur dan

buah.

Analisis Hasil

Media Kotak Suka-Suka

B. Indonesia Mendeskripsikan

buah, dan hewan,

sayur

(29)

yang berbentuk pertanyaan. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian merupakan dugaan sementara atau jawaban yang bersifat semnatara dari suatu penelitian karena belum berdasarkan data yang akurat di lapangan.

Berdasarkan kerangka berfikir diatas, maka dapat disusun hipotesis penelitian. Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah “Penggunaan Media Kotak Suka-Suka dalam Peningkatan Pengetahuan Pembelajaran Tematik dengan tema Makhluk Hidup pada siswa Tunagrahita SMPLB kelas VIII di Sekolah Khusus Bina Citra Anak”.

Ho ditolak = Thitung < Ttable

Ho diterima = Thitung > Ttabel.

Referensi

Dokumen terkait

Hipotesis pertama dalam penelitian ini menyatakan bahwa pemenuhan CSR berpengaruh positif terhadap tingkat konservatisme akuntansi di perusahaan- perusahaan yang

Identifikasi Miskonsepsi Siswa Pada Konsep Listrik Dinamis Kelas X SMA.(Surakarta: Universitas Sebelas Maret, 2010) hal 8.. Penerapan konsep yang tidak tepat, akibat

Namun, pihak institusi pertanian awam masih menggunakan baja kimia secara berleluasa dalam menjalankan aktiviti pertanian tanpa memberi ruang yang sewajarnya kepada

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan berkat-Nya, sehingga skripsi dengan judul “ Kajian Drug Related Problems (DRP) Resep

Title : The Difference in Self-Esteem in the Process of Old Age in Old-Aged Men and Women and Body Image at UPT Social Service for the Old-Aged and Children under Five

[r]

Terdapat empat desa yang hanya memiliki perkebunan dengan kemiringan lereng kelas I yaitu meliputi Desa Pujo Asri, Pujodadi, Untoro dan Purwoadi.Tanaman yang

Selain itu, dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Muaro Jambi 2006 - 2025 disebutkan bahwa salah satu misi pembangunan Kabupaten Muaro