• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN DATAR SISWA KELAS V SD NEGERI 68 KASSIJALA MAROS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN DATAR SISWA KELAS V SD NEGERI 68 KASSIJALA MAROS"

Copied!
126
0
0

Teks penuh

(1)

SISWA KELAS V SD NEGERI 68 KASSIJALA MAROS

SKRIPSI

DARUL SALAM NIM : 4512103066

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BOSOWA

2017

(2)
(3)

iii

Model Pembelajaran Project Based Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Bangun Datar Siswa Kelas V SD Negeri 68 Kassijala Maros” yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, tanpa ada tekanan dan paksaan dari pihak manapun serta bersedia mendapatkan sanksi akademik jika ternyata di kemudian hari pernyataan ini tidak benar.

Makassar Februari 2017 Yang Menyatakan,

Darul Salam NIM. 4512103066

(4)

iv

“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan

yang lain). Dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap.”

(QS. Al-Insyirah,6-8)

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat-Nya sholawat serta salam semoga terlimpahkan

kepada Nabi Muhammad SAW. Dari lubuk hati yang terdalam, saya persembahkan skripsi ini kepada:

1. Bapak dan Ibu dosen, khususnya dosen PGSD yang telah memberikan ilmu kepada kami semoga ilmu yang engkau berikan bermanfaat didunia dan diakhirat. Amin.

2. Kedua orang tua saya, Bapak Muhadi M. dan Ibu Dahlia yang selalui saya hormati dan saya cintai.

3. Kepada kakak saya Damhudi, Darmayanti, Dahriyanti, dan Daniyarti

4. Kepala sekolah SD Negeri 68 Kassijalla Maros yang banyak membantu dalam penelitian ini serta Bapak guru dan Ibu guru.

5. Teman-temanku “PGSD angkatan 2012” yang telah berbagi cerita dan canda tawa dalam kebersamaan.

6. Almamaterku Universitas Bososwa.

(5)

v Fatima Az Zahra Nasiruddin.

This study aims to determine the mathematical learning outcome Flat material through the application of learning models Project Based Learning V students of SD Negeri 68 Kassijalla Maros. Academic Year 2016/2017.

This type of research is classroom action research (PTK). The subjects were fifth grade students of SD Negeri 68 Kassijala Maros second semester of academic year 2016/2017 the number of students 31 people consisting of 16 men and 15 women.

The results showed that the adoption of the model Project Based Learning (PBL) can improve learning outcomes in mathematics materials Flat fifth grade students in elementary school 68Kassijala Maros District of Bontoa Village Tunikamaseang the academic year 2016/2017. KKM beyond the learning outcomes of individuals (≥ 70) the average value of students in the first cycle of 74.09 and the average value of students in the second cycle increased to 83.94.

And the model of Project Based Learning (PBL) can meet the target achievement in mathematics KKM Flat material. Target KKM ≥ grade the percentage reached 85% in the second cycle with the percentage of completeness as much as 96.77%

with the students who completed up to 30 students.

Keywords: Learning Outcomes, Mathematics, and the Model Project Based Learning (PBL).

(6)

vi

Kelas V SD Negeri 68 Kassijala MarosTahun Ajaran 2016/2017. Dibimbing oleh Bapak Dr. Muhammad Nur dan Ibu Fathimah Az Zahra Nasiruddin.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar matematika materi bangun datar melalui penerapan model pembelajaran Project Based Learning siswa V SD Negeri 68 Kassijalla Maros Tahun Ajaran 2016/2017.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 68 Kassijala Maros semester II Tahun ajaran 2016/2017 dengan jumlah siswa 31 orang yang terdiri dari 16 laki-laki dan 15 perempuan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Penerapan model Project Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi bangun datar pada siswa kelas V di SD Negeri 68 Kassijala Maros Kecamatan Bontoa Kelurahan Tunikamaseang tahun ajaran 2016/2017. Hasil belajar melampaui KKM individu ( ≥ 70 ) yakni nilai rata-rata siswa pada siklus I sebesar 74,09 dan nilai rata-rata siswa pada siklus II meningkat menjadi 83,94. Dan model Project BasedLearning (PBL) dapat memenuhi target pencapaian KKM pada mata pelajaran matematika materi bangun datar. Target KKM kelas yakni persentase tercapai ≥ 85% pada siklus II dengan persentase ketuntasan sebanyak 96,77%

dengan siswa yang tuntas mencapai 30 siswa.

Kata Kunci : Hasil Belajar, Matematika, dan Model Project Based Learning (PBL).

(7)

vii

hentinya melimpahkan rahmat, taufiq, serta hidayahnya, yang telah memberikan kekuatan, perlindungan dan bimbingan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Bangun Datar Siswa Kelas V SD Negeri 68 Kassijala Maros”. Shalawat serta salam semoga tetap dilimpahkan pada Nabi Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya ke jalan kebenaran, beserta keluarga dan sahabatnya.

Dalam menyelesaikan banyak pihak yang telah memberikan perhatian, bantuan, bimbingan, motivasi dan arahan serta nasehat kepada penulis. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Muhammad. Saleh Pallu, M.Eng. Selaku Rektor Universitas Bosowa.

2. Dr. Mas’ud Muhammadiah, M.Si. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bosowa.

3. Drs. Lutfin Ahmad, M.Hum. Selaku Wakil Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bosowa.

4. St. Muriati, S.Pd., M.Pd. Selaku Ketua Jurusan PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bosowa.

5. Dr. Muhammad Nur, S.Pd, M.Pd Selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberi bimbingan, kritik, dan masukan untuk kesempurnaan skripsi ini.

(8)

viii

7. Muhammad Arifin, S.Pd, M.Si, Selaku Kepala SD Negeri 68 Kassijala Maros yang telah memberikan izin serta bimbingan kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian pada lembaga yang dipimpinnya.

8. Guru serta karyawan SD Negeri 68 Kassijala Maros yang telah membantu peneliti sehingga penelitian berjalan lancar.

9. Ayah, ibu, kakak tercinta Daniyarti, Dahriyanti, Darmayanti, dan Damhudi yang selalu mendukung dan memotivasi peneliti dalam menyusun skripsi ini.

10. Untukmu Rsah Amalia Idris yang tak pernah lelah membantu dan menemaniku dalam menyusun skripsi ini.

11. Sahabat saya Ilham Jamil, Abduh Rahman Colleng, Abdul Latif Abdullah, Abdullah Sunusi S.H, Refaldi S.Pd, Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini.

Peneliti berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak dan para pembaca.

Makassar Februari 2017

Penulis

(9)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan berargumentasi, memberikan kontribusi dalam penyelesaian masalah sehari-hari dan dalam dunia kerja, serta memberikan dukungan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kebutuhan akan aplikasi matematika. Saat ini dan masa depan tidak hanya keperluan sehari-hari tetapi terutama dalam dunia kerja, dan mendukung perkembangan ilmu pengetahuan dan oleh karena itu matematika sebagai ilmu dasar perlu dikuasai dengan baik oleh siswa terutama sejak usia sekolah dasar.

Kata matematika berasal dari bahasa latin, manthanein atau mathema yang berarti ”belajar atau hal yang dipelajari” sedangkan dalam bahasa belanda, matematika disebut wiskunde atau ilmu pasti, yang ke semuanya berkaitan dengan penalaran.

Hakikat Matematika menurut Karso (2007:1.4) yaitu pembelajaran SD merupakan salah satu kajian yang selalu menarik untuk dikemukakan karena adanya perbedaan karakteristik khususnya antara hakikat anak dengan hakikat Matematika. Untuk itu diperlukan adanya jembatan yang dapat menetralisir perbedaan atau pertentangan tersebut dan anak usia SD sedang mengalami perkembangan dalam tingkat berfikirnya.

Sedangkan menurut Piaget dalam Heruman,(2008:1) siswa seolah dasar (SD) berada pada fase operasional konkret. Kemampuan yang tampak pada fase

(10)

ini adalah kemampuan dalam proses berfikir untuk mengoperasikan kaidah-kaidah logika, meskipun masih terikat dengan objek yang bersifat konkret.

Pendidikan matematika merupakan pelajaran di sekolah yang dipandang penting dan dipelajari oleh peserta didik disemua tingkat pendidikan. Mengingat pentingnya matematika dalam pengembangan generasi memalui kemampuan mengadopsi maupun mengadakan inovasi sains dan tekhnologi di era globalisasi, maka tidak boleh dibiarkan aadanya anak-anak muda yang buta matematika.

Kebutuhan matematika yang dibiarkan menjadi suatu kebiasaan, membuat masyrakat kehilangan kemampuan berpikir secara disipliner dalam menghadapi masalah-masalah nyata.

Matematika berfungsi mengembangkan kemampuan menghitung, mengukur, menurunkan dan menggunakan rumus matematika. Matematika berfungsi mengembangkan mengkomunikasikan gagasan melalui model matematika yang dapat berupa kalimat persamaan matematika, diagram, grafik, atau tabel. Salah satu tujuan pembelajaran matematika adalah melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan. Materi matematika dan penalaran matematika merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan yaitu materi matematika dipahami melalui penalaran, dan penalaran dipahami dan dilatihkan melalui belajar matematika.

Proses pembelajaran matematika membutuhkan model yang tepat. Di era sekarang ini banyak para pendidik yang keliru dalam menggunakan model pembelajaran. Ini dapat menghambat tercapainya tujuan pendidikan yang diingankan. Dampak yang lain adlah rendahnya hasil belajar peserta didik dalam

(11)

pembelajaran matematika. Hal ini disebabkan karena dalam proses belajar mengajar peserta didik kurang dilibatkan dalam situasi optimal untuk belajar, pembelajaran cenderung berpusat pada pendidik dan klasikal. Selain itu peserta didik kurang dilatih untuk bekerja dalam menganalisis permasalahan matematika, jarang sekali peserta didik menyampaikan ide untuk menjawab pertanyaan bagaimana proses penyelesaian soal yang dilakukan pendidik.

Olehnya perlu diterapkan sebuah model pembelajaran yang sesuai dengan masalah peserta didik yaitu model pembelajaran project based learning karena dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan analisis dan sintesis tentang suatu konsep, membiasakan siswa untuk melakukan proses belajar dan bekerja secara sistematis, melatih siswa untuk melakukan proses berpikir secara krisis dalam rangka memecahkan suatu masalah yang nyata, menumbuhkan kemandirian siswa dalam belajar dan bekerja, dan dapat menumbuhkan produktivitas siswa.

Begitu pentingnya peranan matematika seperti yang diuraikan di atas, seharusnya membuat matematika menjadi salah satu mata pelajaran yang menyenangkan dan digemari oleh siswa. Namun demikian, tidak dapat dipungkiri lagi bahwa mata pelajaran Matematika masih merupakan pelajaran yang dianggap sulit, membosankan dan sering menimbulkan masalah dalam belajar. Kondisi ini mengakibatkan mata pelajaran Matematika tidak disenangi, tidak diperdulikan dan bahkan diabaikan. Hal ini tentunya menimbulkan kesenjangan yang cukup besar antara apa yang diharapkan dari belajar Matematika dengan kenyataan yang terjadi di lapangan.

(12)

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis ingin melakukan sebuah penelitian dengan judul ”Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Bangun

Datar Siswa Kelas V SD Negeri 68 Kassijalla Maros”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka dapat diajukan rumusan masalah yaitu:

Bagaimanakah penerapan model pembelajaran project based learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 68 Kassijalla Maros.?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka penelitian ini bertujuan untuk :

Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar matematika materi bangun datar melalui penerapan model pembelajaran Project Based Learning siswa V SD Negeri 68 Kassijalla Maros.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peserta Didik

a. Memberikan sumbangan kepada pembelajaran matematika, utamanya pada layanan peningkatan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran matematika.

b. Proses ini dapat meningkatkan kemampuan dalam bidang matematika maupun secara umum kemampuan mengatasi permasalahan dalam hidupnya.

(13)

2. Bagi Pendidik

a. Hasil penelitian dapat digunakan untuk menyelenggarakan layanan pembelajaran yang inovatif dan proses berpikir untuk menarik kesimpulan untuk bisa diaplikasikan untuk mengembangkan model- model pembelajaran lebih lanjut.

b. Studi ini memperkaya proses pembelajaran matematika dengan model pemecahan masalah Project Based Learning.

3. Bagi Sekolah

a. Dapat memberikan manfaat bagi lembaga pendidikan formal untuk mengembangkan kompotensi para calon pendidik dibidang materi pembelajaran, pengelolaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran, mengingat kompotensi ini merupakan yang mendesak dengan diberlakukannya Kurikulum 2013.

b. Dapat menjadi bahan komperensi mengenai kemampuan peserta didik dalam menerapkan model pembelajaran Project Based Learning dalam pembelajaran matematika.

(14)

ix

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

ABSTRAC ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I: PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG ... 1

B. RUMUSAN MASALAH ... 4

C. TUJUAN PENELITIAN ... 4

D. MANFAAT PENELITIAN ... 4

1. Bagi Peserta Didik... 4

2. Bagi Pendidik ... 5

3. Bagi Sekolah ... 5

(15)

x

C. Pembelajaran Matematika ... 9

D. Hasil Belajar Matematika ... 11

E. Model Pembelajaran Berbasis Proyek ... 12

1. Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Proyek (project Based Learning) ... 12

2. Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Proyek ... 13

a. Penentuan Proyek ... 14

b. Perancang Langkah-langkah Penyelesaian Proyek ... 14

c. Penyusunan Jadwal Pelaksanaan Proyek ... 14

d. Penyelesaian Proyek Dengan Fasilitas dan Monitoring Guru ... 15

e. Penyusunan Laporan Dan Prestasi/Publikasi Hasil Proyek ... 15

f. Evaluasi Proses Dan Hasil Proyek ... 16

3. Kelebihan Pembelajaran Berbasis Proyek ... 16

4. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Berbasis Proyek ... 16

F. Bangun Datar ... 18

1. Pengertian Bangun datar ... 18

2. Jenis-jenis Bangun datar ... 19

a. Segi Tiga ... 19

(16)

xi BAB III: METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ... 27

B. Setting Penelitian ... 27

C. Subjek Penelitian ... 27

D. Desain Penelitian ... 27

E. Teknik Pengumpulan Data ... 38

F. Teknik Analisis Data ... 38

G. Indikator Keberhasilan ... 49

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian... 40

B. Pembahasan ... 54

BAB V: PENUTUP ... A. Kesimpulan ... 58

B. Saran... 59

DAFTAR PUSTAKA ... 60

LAMPIRAN ... 62

RIWAYAT HIDUP ... 114

(17)

xii

2.1 Jenis-jenis Segitiga Ditinjau Dari Panjang Sisi Dan

Besar Sudut ... 20

4.1 Rekapitulasi Lembar Pengamatan Aktivitas Siwa Siklus I ... 43

4.2 Rekapitulasi Lembar Pengamatan Aktivitas Guru Siklus I ... 43

4.3 Hasil Tes Formatif Siklus I... 44

4.4 Hasil Penilaian Proyek Siklus I ... 46

4.5 Rekapitulasi Lembar Pengamatan Aktivitas Siwa Siklus II ... 50

4.6 Rekapitulasi Lembar Pengamatan Aktivitas Guru Siklus II ... 51

4.7 Hasil Tes Formatif Siklus II ... 51

4.8 Hasil Penilaian Proyek Siklus II ... 53

4.9 Peningkatan Nilai Tes Formatif Siswa ... 55

4.10 Persentase Hasil Belajar Siswa ... 56

(18)

xiii

2.2 Segitiga ... 19

2.3 Trapesium Sembarang ... 22

2.4 Trapesium Sama Kaki ... 22

2.5 Trapesium Siku-siku ... 23

2.6 Jajargenjang ... 23

2.7 Persegi Panjang... 23

2.8 Persegi ... 24

2.9 Bagan Kerangka Pikir ... 25

3.1 Siklus I Penelitian Tindakan Kelas ... 28

3.2 Siklus II Penelitian Tindakan Kelas ... 33

(19)

xiv

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I... 63

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 76

Lampiran 3 Lembar Pengamatan Siswa Siklus I ... 90

Lampiran 4 Lembar Pengamatan Guru Siklus I ... 93

Lampiran 5 Lembar Pengamatan Siswa Siklus II ... 96

Lampiran 6 Lembar Pengamatan Guru Siklus II ... 99

Lampiran 7 Hasil Tes Evaluasi Siklus I ...102

Lampiran 8 Hasil Tes Evaluasi Siklus II...105

Lampiran 9 Foto Kegiatan ...108

Lampiran 10 Surat Keterangan Penelitian ...112

Lampiran 11 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ...113

(20)

6 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hakikat Belajar

Hakikat belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan secara sadar dan terus menerus melalui bermacam-macam aktivitas dan pengalaman guna memperoleh pengetahuan baru sehingga menyebabkan perubahan tingkah laku yang lebih baik. Perubahan tersebut bisa ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan dalam hal pemahaman, pengetahuan, perubahan sikap, tingkah laku dan daya penerimaan. Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan ia mancakup segala sesuatu yang difikirkan dan dikerjakan (Anni, 2004:2).

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan untuk mendapatkan suatu perubahan yang baru sebagai akibat pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Hubungan belajar dengan perubahan tingkah laku terhadap suatu situasi tertentu yang berulang-ulang dalam suatu situasi. Belajar dengan mencoba-coba adalah jenis belajar yang didapatkan dengan mencoba-coba.

Belajar dengan cara ini biasa terjadi karena belum ada teori yang mendahului apa yang akan dipelajari. Belajar pada fakta dan pengetahuan yang biasanya dipelajari dengan cara hafalan. Contoh dari jenis belajar informasi adalah belajar kata, defenisi, istilah, persamaan, peraturan dan lain sebagainya. Belajar suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003:2).

(21)

Belajar dalam arti mengubah tingkah laku, akan membawa suatu perubahan pada individu-individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian diri (Hamalik, Oemar, 2002:57).

Dapat disimpulkan Dari pengertian tersebut maka diartikan bahwa hakekat belajar adalah perubahan dan meningkatnya kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang yang terjadi akibat melakukan interaksi terus menerus.

Faktor-faktor belajar dari segi faktor psikologis yaitu kecerdasan dan bakat, motivasi, perhatian dan ingatan. Belajar adalah proses untuk membantu individu mencapai perkembangan yang optimal dari kecerdasan yang dimiliki.

Murid akan terdorong untuk belajar jika motivasi tertentu. Motivasi biasanya berkaitan dengan adanya kebutuhan.

Perhatian adalah model dalam belajar, maka seorang guru harus mengerti hal ini untuk memaksimalkan perhatian murid dalam belajar. Perhatian bisa dibedakan menjadi perhatian disengaja, perhatian spontan, perhatian memusat.

Faktor pembelajaran yang lain adalah ingatan yaitu penyampaian kesan-kesan tanpa disadari. Cara menjadikan daya ingat tahan lama adalah dengan cara mengulang-ulang (Rusman, 2012:124).

B. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil peristiwa belajar dapat muncul dalam

(22)

berbagai jenis perubahan atau pembuktian tingkah laku seseorang (Sudjana, 2001:3).

Hasil belajar sesuatu yang diperoleh seseorang setelah melakukan kegiatan belajar. Hasil belajar tampak dari perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur daalm bentuk perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan (Hamalik, 2002:7) menyatakan bahwa “Perubahan disini dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembanganyang lebih baik di bandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tau menjadi tahu”

Hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh setelah melakukan kegiatan belajar. Hasil belajar diperoleh setelah diadakannya evaluasi (Mulyasa, 2007:10) menyatakan bahwa “Evaluasi hasil belajar pada hakekatnya merupakan suatu kegiatan untuk mengukur perubahan perilaku yang telah terjadi”. Hasil belajar ditunjukan dengan prestasi belajar yang merupakan indikator adanya perubahan tingkah laku siswa.

Dari proses belajar diharapkan siswa memperoleh prestasi belajar yang baik sesuai dengan tujuan instruksional khusus yang ditetapkan sebelum proses belajar berlangsung. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar adalah menggunakan tes. Tes ini digunakan untuk menilai hasil belajar yang dicapai dalam materi pelajaran yang diberikan guru di sekolah.

Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan tolak ukur atau patokan yang menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam mengetahui dan memahami suatu materi pelajaran dari proses pengalaman belajarnya yang diukur dengan tes.

(23)

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Tim Penyusun KBBI, 2007:723) matematika diartikan sebagai: “ilmu tentang bilangan, hubungan antara bilangan, dan prosedur bilangan operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan”.

Matematika adalah konsep ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak yang terjadi ke dalam tiga bidang yaitu : aljabar, analisis, dan geometri (Suherman, 2001:16)

Dapat dirangkai sebuah kesimpulan bahwa hasil belajar matematika adalah merupakan tolak ukur atau patokan yang menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam mengetahui dan memahami suatu materi pelajaran matematika setelah mengalami pengalaman belajar yang dapat diukur melalui tes.

C. Pembelajaran Matematika

Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan sengaja, membantu siswa agar memperoleh berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu tingkah laku yang dimaksud meliputi pengetahuan, ketrampilan, dan nilai atau norma yang berfungsi sebagai pengendali sikap dan prilaku siswa.

Pembelajaran menggambarkan kemampuan atau tingkat penguasaan yang diharapkan dicapai oleh siswa setelah mereka mengikuti suatu proses pembelajaran (Sugandi, achmad, dkk, 2000:25).

Dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran merupakan proses melibatkan guru dengan semua komponen tujuan, bahan, metode dan alat serta

(24)

penilaian. Jadi proses pembelajaran merupakan suatu sistem yang saling terkait antar komponennya di dalam mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.

Istilah mathematics (inggris), mathematic (jerman) berasal dari perkataan latin mathematica, yang mulanya diambil dari perkataan yunani mathematike, yang berarti pengetahuan atau ilmu (knowledge). Matematika dikatakan sebagai bahasa atau sarana berfikir, yang jelas matematika mencakup bahasa, bahasa khusus yang disebut bahasa matematika. Melalui matematika kita dapat berlatih dan berfikir secara logis, dan dengan matematika ilmu pengetahuan lainnya dapat berkembang dengan cepat Matematika lebih menekankan aktivitas dalam dunia rasio (penalaran ), sedangkan dalam ilmu lain lebih menekankan hasil observasi atau eksperimen disamping penalaran. Matematika terbentuk sebagai hasil pemikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses dan penalaran (Erman Suherman, dkk, 2003: 11).

Pembelajaran matematika disekolah dasar dibagi menjadi dua tujuan yakni tujuan umum dan khusus dimana dalam tujuan umum matematika bertujuan agar siswa sanggup menghadapi perubahan keadaan dan pola pikir dan dalam tujuan khusus pembelajaran matematika di sekolah dasar bertujuan menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan berhitung sehingga mampu mengembangkan kemampuan dasar matematika sebagai bekal belajar dijengjang pendidikan selanjutnya, dan membentuk sikap logis, kritis, kreatif, cermat dan disiplin (Wakiman, 2001:4).

(25)

Pembelajaran matematika di sekolah dasar merupakan salah satu kajian yang sangat menarik untuk di kemukakan karena adanya karakteristik khusus untuk mengembangkan pola pikir untuk pembelajaran ilmu-ilmu lainnya.

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika disekolah dasar (SD) adalah ilmu yang sangat penting dan berguna untuk diberikan kepada siswa untuk masa depan hidupnya agar siswa mampu memaksimalkan potensi yang ada dalam dirinya yang harus diberikan oleh guru dengan memperhatikan kondisi lingkungan dan karakteristik dari setiap siswa.

D. Hasil Belajar Matematika

Hasil belajar merupakan tujuan akhir dilaksanakannya kegiatan pembelajaran di sekolah. Hasil belajar dapat ditingkatkan melalui usaha sadar yang dilakukan secara sistematis mengarah kepada perubahan yang positif yang kemudian disebut dengan proses belajar. Akhir dari proses belajar adalah perolehan suatu hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa di kelas terkumpul dalam himpunan hasil belajar kelas. Semua hasil belajar tersebut merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar di akhiri dengan proses evaluasi hasil belajar, sedangkan dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya puncak proses belajar (Dimyati dan Mudjiono, 2009:3).

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud hasil belajar matematika dalam penelitian ini adalah tingkat keberhasilan atau penguasaan seseorang siswa terhadap bidang studi matematika setelah menempuh proses belajar mengajar yang terlihat pada nilai yang diperoleh dari tes hasil

(26)

belajarnya. Dimana hasil belajar matematika siswa dapat diukur dengan menggunakan alat evaluasi yang biasanya disebut tes hasil belajar.

E. Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)

1. Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)

Project Based Learning merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek. Pembelajaran berbasis proyek memiliki potensi yang amat besar untuk membuat pengalaman belajar yang lebih menarik dan bermanfaat bagi peserta didik (Santyasa wayan I, 2006:12). Dalam pembelajaran berbasis proyek, peserta didik terdorong lebih aktif dalam belajar. Guru hanya sebagai fasilitator, mengevaluasi produk hasil kerja peserta didik yang ditampilkan dalam hasil proyek yang dikerjakan.

Pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam merancang tujuan pembelajaran untuk menghasilkan produk atau proyek yang nyata (Sutirman, 2013:43).

Dengan demikian pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang sangat ideal untuk diterapkan pada pendidikan, dalam pembelajaran berbasis proyek siswa dituntut untuk merumuskan tujuan pembelajaran sendiri secara khusus, proyek apa yang ingin dibuat harus didasarkan pada minat dan kemampuan siswa baik secara pribadi maupun kelompok. Siswa juga dituntut untuk mengatur sendiri kegiatan belajarnya dengan membagi beban kerja di antara mereka dan menginteraksikan tugas-

(27)

tugas yang berbeda yang di kembangkan ole masing-masing siswa (Sutirman, 2013: 44).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis proyek (project based learning) merupakan model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam merancang tujuan pembelajaran untuk mengasilkan produk atau proyek nyata. Proyek-proyek yang dibuat oleh siswa mendorong berbagai kemampuan, tidak hanya pengetahuan atau masalah teknis, tetapi juga keterampilan praktis seperti mengatasi informasi yang tidak lengkap atau tidak tepat. Model pembelajaran yang secara aktif melibatkan peserta didik dalam memecahkan masalah yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media, sehingga secara otomatis peserta didik merancang tujuan pembelajaran untuk menghasilkan produk/karya berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata.

2. Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Proyek

Secara umum, langkah-langkah pembelajaran berbasis proyek dapat dijelaskan sebagai berikut :

Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Proyek

Gambar 2.1 Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Proyek

1. Penentuan proyek 2. Perancangan langkah- langkah penyelesaian proyek

6. Evaluasi proses dan hasil proyek

5. Penyusunan laporan dan

presentasi/publikasi hasil proyek

4. Penyelesaian proyek dengan fasilitas dan monitoring guru 3. Menyusun jadwal

pelaksanaan proyek

(28)

Langkah-langkah Project Based Learning (PBL) sebagaimana yang dikembangkan oleh The George Educatioonal Foundation (dalam Fikrotur Rofiah, 2014) adalah sebagai berikut :

a. Penentuan proyek

Pada langkah ini, peserta didik menentukan tema/topik proyek berdasarkan tugas proyek yang diberikan oleh guru. Peserta didik diberi kesempatan untuk memilih/menentukan proyek yang akan dikerjakannya, baik secara kelompok ataupun mandiri dengan catatan tidak menyimpang dari tugas yang diberikan guru.

b. Perancangan langkah-langkah penyelesaian proyek

Peserta didik merancang langkah-langkah kegiatan penyelesaian proyek dari awal sampai akhir beserta pengelolaannya. Kegiatan perancangan proyek ini berisi aturan main dalam pelaksanaan tugas proyek, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung tugas proyek, pengintegrasian berbagai kemungkinan penyelesaian tugas proyek, perencanaan sumber/bahan/alat yang dapat mendukung penyelesaian tugas proyek dan kerjasama antar anggota kelompok.

c. Penyusunan jadwal pelaksanaan proyek

Melalui pendampingan guru peserta didik dapat melakukan penjadwalan semua kegiatan yang telah dirancangnya. Berapa lama proyek itu harus diselesaikan tahap demi tahap.

(29)

d. Penyelesaian proyek dengan fasilitasi dan monitoring guru

Langkah ini merupakan langkah pengimplementasian rancangan proyek yang telah dibuat. Aktivitas yang dapat dilakukan dalam kegiatan proyek, diantaranya adalah dengan (a) membaca, (b) meneliti, (c) observasi, (d) interview, (e) merekam, (f) berkarya, (g) mengunjungi objek proyek, (h) akses internet. Guru bertanggung jawab memonitor aktivitas peserta didik dalam melakukan tugas proyek, memulai proses hingga penyelesaian proyek. Pada kegiatan monitoring, guru membuat rubik yang akan merekam aktivitas peserta didik dalam menyelesaikan tugas proyek.

e. Penyusunan laporan dan presentasi/publikasi hasil proyek

Hasil proyek dalam bentuk produk, baik itu berupa produk karya tulis, karya seni, atau karya teknologo/prakarya dipresentasikan dan/atau dipublikasikan kepada peserta didik yang lain dan guru atau masyarakat dalam bentuk pameran produk pembelajaran.

f. Evaluasi proses dan hasil proyek

Guru dan peserta didik pada akhir pembelajaran akan melakukan refleksi terhadap aktivitas dan tugas hasil proyek. Proses refleksi pada tugas proyek dapat dilakukan secara individu maupun kelompok. Pada tahap evaluasi, peserta didik diberi kesempatan mengemukakan pengalamannya selama menyelesaikan tugas proyek yang berkembang dengan diskusi untuk memperbaiki kinerja selama menyelesaikan tugas proyek. Pada tahap ini, juga dilakukan umpan balik terhadap proses dan produk yang telah dihasilkan.

(30)

3. KelebihanPembelajaran Berbasis Proyek

Menurut (Sutirman, 2013:46) beberapa kelebihan dari Project Based Learning jika dilihat dari perspektif siswa, yaitu :

1. Meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan analisis dan sintesis tentang suatu konsep;

2. Meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan analisis dan sintesis tentang suatu konsep;

3. Melatih siswa untuk melakukan proses berfikir secara kritis dalam rangka memecahkan suatu masalah yang nyata;

4. Menumbuhkan kemandirian siswa dalam belajar dan bekerja;

5. Menumbuhkan produktivitas siswa.

4. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Berbasis Proyek

Para peserta didik bekerja secara nyata, memecahkan persoalan di dunia nyata yang dapat menghasikan solusi berupa produk atau hasil karya secara nyata atau realistis. Prinsip yang mendasari pembelajaran berbasis proyek adalah :

a. Pembelajaran berpusat pada peserta didik yang melibatkan tugas-tugas pada kehidupan nyata untuk memperkaya pembelajaran.

b. Tugas proyek menekankan pada kegiatan penelitian berdasarkan suatu tema atau topik yang telah ditentukan dalam pembelajaran.

c. Penyelidikan atau eksperimen dilakukan secara otentik dan menghasilkan produk nyata yang telah dianalisis dan dikembangkan berdasarkan tema/topik yang disusun dalam bentuk produk (laporan

(31)

atau hasil karya). Produk, laporan atau hasil karya tersebut selanjutnya dikomunikasikan untuk mendapat tanggapan dan umpan balik untuk perbaikan proyek berikutnya

Menurut (Sutirman, 2013:48) pembelajaran berbasis proyek memiliki beberapa prinsip dalam penerapannya. Prinsip-prinsip tersebut adalah :

1. Sentralistis

Maksudnya bahwa model pembelajaran ini merupakan pusat dari strategi pembelajaran, karena siswa mempelajari konsep utama dari suatu pengetahuan melalui kerja proyek. Pekerjaan proyekmerupakan pusat dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa di kelas.

2. Pertanyaan penuntun

Hal ini mengandung makna bahwa pekerjaan proyek yang dilakukan oleh siswa bersumber pada pertanyaan atau persoalan yang menuntun siswa untuk menemukan konsep mengenai bidang tertentu. Dalam hal ini aktivitas bekerja menjadi motivasi eksternal yang membangkitkan motivasi internal pada diri siswa untuk membangun kemandirian dalam menyelesaikan tugas.

3. Investigasi konstruktif

Artinya bahwa dalam pembelajaran berbasis proyek terjadi proses investigasi yang dilakukan oleh siswa untuk merumuskan pengetahuan yang dibutuhkan untuk mengerjakan proyek. Oleh karena itu guru harus dapat merancang strategi pembelajaran yang mendorong siswa untuk melakukan proses pencarian dan atau pendalaman konsep

(32)

pengetahuan dalam rangka menyelesaikan masalah atau proyek yang dihadapi.

4. Otonomi

Dalam pembelajran berbasis proyek siswa diberi kebebasan atau otonomi untuk menentukan target sendiri dan bertanggung jawab terhadap apa yang dikerjakan. Guru berperan sebagai motivator dan fasilitator untuk mendukung keberhasilan siswa dalam belajar.

5. Realistis

Proyek yang dikerjakan oleh siswa merupakan pekerjaan nyata yang sesuai dengan kenyataan di lapangan kerja atau masyarakat. Proyek yang dikerjakan bukan dalam simulasi atau imitasi, melainkan pekerjaan atau permasalahan yang benar-benar nyata.

F. BANGUN DATAR

1. Pengertian Bangun Datar

Menurut Untoro (2006: 162) bangun datar adalah suatu bangun yang berbentuk datar (rata). Berdasarkan Imam Roji (dalam Ian, 2010) bangun datar adalah bagian dari bidang datar yang dibatasi oleh garis-garis lurus atau lengkung. Sedangkan menurut Julius Hambali (dalam Ian, 2010) bangun datar dapat didefinisikan sebagai bangun yang rata yang mempunyai dua dimensi yaitu panjang dan lebar, tetapi tidak memiliki tinggi atau tebal. Jadi bangun datar adalah bangun yang rata, memiliki dua dimensi yaitu panjang dan lebar serta dibatasi oleh garis lurus atau lengkung yang disebut sisi.

(33)

2. Jenis-Jenis Bangun Datar

Pelajaran matematika materi bangun datar kelas 5 semester 2 tercantum dalam Kurikulum satuan Pendidikan (KTSP). Menurut Soenarjo (2008: 226) sifat-sifat bangun datar dipaparkan sebagai berikut:

a. Segitiga

Gambar 2.2 Segitiga

Segitiga adalah bangun yang mempunyai tiga sisi dan tiga titik sudut.

Sifat-sifat umum segitiga:

1) Mempunyai 3 sisi.

2) Mempunyai 3 sudut.

3) Jumlah sudut segitiga 180O Jenis-jenis segitiga:

1) Ditinjau dari sisinya, yaitu:

a) Segitiga sama kaki.

b) Segitiga sama sisi.

c) Segitiga sembarang.

2) Ditinjau dari besar sudutnya, yaitu:

a) Segitiga lancip.

b) Segitiga siku-siku.

c) Segitiga tumpul.

(34)

3) Ditinjau dari panjang sisi dan besar sudutnya, yaitu:

Jika ditinjau dari panjang sisi dan besar sudut, maka jenis segitiga secara utuh dapat digambarkan pada tabel di bawah ini

Tabel 2.1 Jenis-jenis Segitiga ditinjau dari Panjang Sisi dan Besar Sudut

Ditinjau dari Panjang Sisi

Besar sudut Sama kaki Sama sisi Sembarang

Lancip

Siku-siku -

Tumpul -

Dari tabel di atas, maka jenis-jenis segitiga dapat dituliskan sebagai berikut.

a) Segitiga lancip sama kaki

Sifat-sifat segitiga lancip sama kaki sebagai berikut:

1. Semua sifat umum segitiga.

2. Ketiga sudutnya lancip.

3. Mempunyai 2 sisi yang sama panjang.

b) Segitiga lancip sama sisi atau segitiga sama sisi

Sifat-sifat segitiga lancip sama sisi atau segitiga sama sisi sebagai berikut:

1. Semua sifat umum segitiga.

2. Ketiga sudutnya lancip.

3. Ketiga sisinya sama panjang.

c) Segitiga lancip sembarang

Sifat-sifat segitiga lancip sembarang sebagai berikut:

1. Semua sifat umum segitiga.

(35)

2. Ketiga sudutnya lancip.

3. Ketiga sisinya tidak sama panjang.

d) Segitiga siku-siku sama kaki

Sifat-sifat segitiga siku-siku sama kaki sebagai berikut:

1. Semua sifat umum segitiga.

2. Salah satu sudutnya siku-siku.

3. Mempunyai 2 sisi yang sama panjang.

e) Segitiga siku-siku sembarang

Sifat-sifat segitiga siku-siku sembarang sebagai berikut:

1. Semua sifat umum segitiga.

2. Salah satu sudutnya siku-siku.

3. Ketiga sisinya tidak sama panjang.

f) Segitiga tumpul sama kaki

Sifat-sifat segitiga tumpul sama kaki sebagai berikut:

1. Semua sifat umum segitiga.

2. Salah satu sudutnya tumpul.

3. Mempunya 2 sisi yang sama panjang.

g) Segitiga tumpul sembarang

Sifat-sifat segitiga tumpul sembarang sebagai berikut:.

1. Semua sifat umum segitiga.

2. Salah satu sudutnya tumpul.

3. Ketiga sisinya tidak sama panjang.

(36)

b. Segiempat

Sifat-sifat umum segiempat yaitu:

1. Mempunyai 4 sisi 2. Mempunyai 4 sudut

3. umlah besar sudut segiempat 0 Segiempat terdiri dari beberapa macam, yaitu:

1) Trapesium Sembarang

Gambar 2.3 Trapesium Sembarang Sifat-sifat umum trapesium sembarang, yaitu:

a) Sama sifat umum segiempat.

b) Mempunyai sepasang sisi yang berhadapan sejajar.

Jenis-jenis Trapesium, yaitu:

a) Trapesium Sama Kaki

Gambar 2.4 Trapesium Sama Kaki Sifat-sifat trapesium samakaki yaitu:

1. Sama sifat umum trapesium sembarang.

2. Sepasang sisinya yang tidak sejajar adalah sama panjang.

(37)

b) Trapesium Siku-Siku

Gambar 2.5 Trapesium Siku-siku Sifat-sifat trapesium siku-siku yaitu:

1. Sama sifat umum trapesium sembarang.

2. Mempunyai 2 sudut siku-siku.

3. Jajargenjang

Gambar 2.6 Jajargenjang Sifat-sifat jajargenjang yaitu:

1. Sama sifat umum segiempat.

2. Sisi-sisi yang berhadapan sejajar dan sama panjang.

3. Sudut-sudut yang berhadapan sama besar.

4. Jumlah sudut-sudut yang berdekatan .

5. Kedua diagonalnya saling membagi dua sama panjang.

c) Persegi Panjang

Gambar 2.7 Persegi Panjang Sifat-sifat persegi panjang sebagai berikut:

1. Semua sifat umum segiempat.

2. Mempunyai 2 pasang sisi berhadapan sejajar dan sama panjang.

(38)

3. Keempat sudutnya berbentuk siku-siku.

d) Persegi

Gambar 2.8 Persegi

Sifat-sifat persegi sebagai berikut:

1. Semua sifat umum segiempat.

2. Keempat sisinya sama panjang.

3. Keempat sudutnya berbentuk sudut siku-siku.

G. Kerangka Pikir

Penggunaan Project Based Learning dalam proses pembelajaran akan melibatkan peserta didik bekerja secara mandiri dalam memecahkan persoalan yang dapat menghasilkan solusi berupa proyek atau hasil karya secara nyata, sehingga secara otomatis peserta didik akan mengembangkan kemampuan riset mereka terutama dalam proses pendefinisian masalah, pengambilan keputusan, dan aktivitas investigasi lainnya. Mereka didorong untuk memunculkan ide-ide serta solusi realistis. Dalam pembelajaran ini peserta didik ditekankan untuk memecahkan masalah dengan menerapkan model pembelajaran Projecct Basic Learning yaitu diawali dengan penentuan proyek, perancanagan, penyusunan jadwal, penyelesaian proyek dengan fasilitas dan monitoring guru, penyusunan laporan, kemudian sampai pada tahap evaluasi dan analisis.

(39)

Berikut ini akan diuraikan hasil yang menjadi landasan untuk berfikir yang selanjutnya akan mengarahkan dalam menentukan data dan informasi penelitian guna mencapai hasil belajar matematika.

Adapun bagan kerangka pikirnya yaitu :

Kerangka Pikir

Gambar 2.9 Bagan Kerangka Pikir Pembelajaran Matematika Materi

Bangun Datar

Guru

-Proses belajar mengajar belum optimal -Rendahnya hasil belajar siswa

berdampak pada nilai KKM.

Siswa

-Kurang aktif, dan kurang kreatif -kurang dilibatkan dalam situasi belajar

Analisis

Hasil Belajar Matematika

(40)

Dengan menggunakan model pembelajaran project-based learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 68 Kassijalla Maros, mengingat bahwa materi yang diajarkan sesuai dengan model pembelajaran yang diterapkan.

H. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian dan kerangka pikir yang diuraikan diatas hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah jika Project Based Learning diterapkan, maka hasil belajar matematika materi bangun ruang siswa kelas V SD Negeri 68 Kassijalla Maros meningkat.

(41)

27 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas ini dilakukan untuk memperoleh peningkatan kualitas guru dan memberikan kontribusi, referensi serta dapat mendukung pembahasan masalah penulis (Saraswati, 2016:3)

B. Setting Penelitian

Penelitan ini bertempat di Desa Tunikamaseang Kecamatan Bontoa Kabupaten Maros pada kelas V SD Negeri 68 Kassijalla Maros. Waktu penelitian adalah pada saat pelajaran matematika pada semester dua, tahun akademik 2016/2017.

C. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini dilakukan pada kelas V SD Negeri 68 Kassijalla Maros, yang terdiri atas 31 siswa, dimana laki-laki berjumlah 16 orang dan perempuan berjumlah 15 orang.

D. Desain Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika meteri bangun datar dengan penggunaan model pembelajaran Project Based Learning. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan tindakan-tindakan alternative yang dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah dalam pembelajaran bangun datar.

(42)

1. Siklus I

Gambar 3.1 Siklus I Penelitian Tindakan Kelas

(Arikunto, 2010:74)

Dalam proses tindakan siklus I akan dilakukan dalam empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Tiap-tiap tahap dipaparkan sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan

1) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) materi bangun datar melalui model project based lerning (PBL).

2) Menyiapkan absensi untuk mengetahui kehadiran siswa.

3) Menyiapkan soal proyek bangun datar untuk dikerjakan siswa dan merancang tes formatif bangun datar untuk mengetahui kemampuan siswa sehingga hasil belajar pada siklus I dapat diketahui.

Perencanaan Perencanaan

SIKLUS I

Pengamatan

Pelaksanaan Refleksi

(43)

4) Mempersiapkan lembar pengamatan siswa pada materi bangun datar melalui model PBL yang digunakan untuk mengamati aktivitas atau kegiatan siswa pada saat pembelajaran berlangsung.

5) Mempersiapkan lembar pengamatan guru pada materi bangun datar melalui model PBL yang digunakan untuk mengamati dan mengetahui kegiatan guru pada saat pembelajaran berlangsung.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan siklus I menggunakan model project based learning (PBL) pada materi bangun datar persegi, persegi panjang, dan jajar genjang. Langkah- langkah dalam pelaksanaannya adalah sebagai berikut:

1) Guru mengkondisikan siswa agar tidak ramai dan memeriksa kerapian siswa dengan cara guru meminta siswa untuk berdiri dan antara dua siswa saling berhadapan dan saling memriksa kerapian dari teman yang berada dihadapannya. Kemudian apabila ada temannya yang kurang rapi bias saling merapikan. Kemudian guru meminta siswa duduk kembali dengan tenang dan tanpa ada suara lagi.

2) Guru mengucapkan salam dan mengajak siswa untuk membaca basmalah bersama-sama.

3) Guru menanyakan kabar siswa dan mengabsen siswa.

4) Apersepsi: Guru bertanya kepada siswa benda-benda yang ada di rumah siswa yang berbentuk persegi, persegi panjang, dan jajargenjang.

5) Guru menjelaskan maksud dan tujuan pembelajaran.

(44)

6) Guru menunjukkan model bangun datar persegi, persegi panjang, dan jajargenjang.

7) Guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang jenis bangun datar persegi, persegi panjang, dan jajargenjang serta sifat-sifatnya untuk menggali pengetahuan awal siswa. Siswa menyebutkan sifat-sifat yang dimiliki setiap bangun datar yang ditunjukkan guru. Misalnya: persegi mempunyai 4 sisi, 4 titik sudut, dll.

8) Guru mempersilahkan siswa untuk bergabung dengan kelompoknya masing-masing.

9) Guru membagikan materi cara membuat bangun datar persegi, persegi panjang, dan jajargenjang.

10) Guru meminta siswa untuk menghasilkan proyek dengan membuat bangun datar persegi, persegi panjang, dan jajargenjang.

11) Setiap kelompok diminta untuk mendaftar pekerjaan yang akan dilakukan.

Seperti: mencari informasi dari materi yang telah diberikan guru, mendaftar bangun datar yang akan dibuat, menyiapkan peralatan yang digunakan untuk membuat proyek (kertas karton, pensil, penggaris, dll.), menunjukkan pengetahuan yang dimiliki setiap anggota kelompok, pembagian tugas antar anggota kelompok, menyelesaikan tugas proyek yang diberikan guru.

12) Dari sifat-sifat bangun datar yang diketahui masing-masing anggota kelompok pada saat kegiatan tanya jawab dan materi tentang cara membuat bangun datar persegi, persegi panjang, dan jajargenjang yang

(45)

diberikan oleh guru, misalnya persegi mempunyai 4 sisi, 4 sudut yang berbentuk siku-siku, jumlah besar sudut. Begitu juga dengan sifat-sifat bangun datar persegi panjang dan jajargenjang. Dari sifat-sifat bangun datar tersebut maka siswa akan dapat dengan mudah membuat bangun datar sesuai dengan ukuran yang ditetapkan guru dan sesuai dengan rencana yang telah disusun dari masing-masing kelompok.

13) Setiap anggota kelompok diminta untuk bekerjasama menyelesaikan tugas dari guru sesuai dengan waktu yang ditentukan.

14) Guru memantau masing-masing kelompok dan mempersilahkan siswa untuk bertanya jika ada kesulitan.

15) Setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas secara bergantian.

16) Guru mendampingi siswa mengoreksi pekerjaan setiap kelompok. Siswa diberikan kesempatan dahulu untuk mengoreksi hasil pekerjaan setiap kelompok, apabila ada permasalahan yang tidak bisa dipecahkan oleh siswa, maka guru harus membantu menyelesaikan masalah tersebut.

17) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas.

18) Guru membagikan lembar evaluasi kepada siswa untuk dikerjakan dengan waktu yang ditentukan.

19) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang dipelajari.

20) Guru memberikan umpan balik yaitu guru mengomentari halhal yang terjadi dalam proses kegiatan belajar hari ini. Misalnya komentar hal

(46)

baik/buruk yang terjadi, mengomentari siswa yang pemalu dan masih ada yang ramai sendiri agar pada pertemuan berikutnya bisa lebih berani dan memperhatikan.

21) Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.

22) Guru memberikan penguatan/ motivasi agar siswa lebih giat belajar.

23) Guru menutup pelajaran dengan membaca hamdalah dan salam.

c. Tahap Observasi

Peneliti disini juga bertindak sebagai observer untuk melakukan pengamatan terhadap jalannya proses pembelajaran pada materi bangun datar melalui model Project Based Learning (PBL) yang mencakup:

1) Mengamati aktivitas siswa, situasi dan kondisi kelas saat proses pembelajaran bangun datar melalui model PBL sedang berlangsung.

2) Mengamati aktivitas guru saat proses pembelajaran bangun datar melalui model PBL sedang berlangsung.

d. Refleski

Merefleksi setiap hal yang diperoleh melalui observasi, menilai dan mempelajari perkembangan hasil pekerjaan siswa pada akhir siklus I. Dari kedua hasil inilah yang selajutnya dijadikan acuan bagi peneliti untuk merencanakan perbaikan dan penyempurnaan siklus berikutnya (siklus II) sehingga hasil yang dicapai lebih baik dari siklus sebelumnya.

(47)

2. Siklus II

Gambar 3.2 Siklus II Penelitian Tindakan Kelas

(Arikunto, 2010:74) Siklus II dilakukan dalam empat tahap. Tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan

1) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) materi bangun datar melalui model Project Based Learning (PBL).

2) Menyiapkan absensi untuk mengetahui kehadiran siswa.

3) Menyiapkan soal proyek bangun datar untuk dikerjakan siswa dan merancang tes formatif bangun datar untuk mengetahui kemampuan siswa sehingga hasil belajar pada siklus II dapat diketahui.

Perencanaan

SIKLUS II

Pengamatan

Refleksi Pelaksanaan

?

(48)

4) Mempersiapkan lembar pengamatan siswa pada materi bangun datar melalui model PBL yang digunakan untuk mengamati aktivitas atau kegiatan siswa pada saat pembelajaran berlangsung.

5) Mempersiapkan lembar pengamatan guru pada materi bangun datar melalui model PBL yang digunakan untuk mengamati dan mengetahui kegiatan guru pada saat pembelajaran berlangsung.

b. Pelaksanaa

Pelaksanaan siklus II ini menggunakan model Project Based Learning (PBL) pada materi bangun datar segitiga dan trapezium. Adapun langkah-langkah dalam pelaksanaannya adalah sebagai berikut:

1) Guru mengkondisikan siswa agar tidak ramai dan memeriksa kerapian siswa dengan cara guru meminta siswa untuk berdiri dan antara dua siswa saling berhadapan untuk saling memeriksa kerapian dari teman yang berada dihadapannya, kemudian apabila ada temannya yang kurang rapi bisasaling merapikan. Kemudian guru meminta siswa duduk kembali dengan tenang dan tanpa ada suara lagi.

2) Guru mengucapkan salam dan mengajak siswa untuk membaca basmalah bersama-sama.

3) Guru menanyakan kabar siswa dan mengabsen siswa.

4) Apersepsi: Guru bertanya kepada siswa benda-benda yang ada di rumah siswa yang berbentuk segitiga dan trapesium.

5) Guru menjelaskan maksud dan tujuan pembelajaran.

6) Guru menunjukkan model bangun datar segitiga dan trapesium.

(49)

7) Guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang jenis bangun datar segitiga dan trapesium serta sifat-sifatnya untuk menggali pengetahuan awal siswa.

8) Guru mempersilahkan siswa untuk bergabung dengan kelompoknya masing-masing.

9) Guru membagikan materi cara membuat bangun datar segitiga dan trapesium.

10) Guru meminta siswa untuk menghasilkan proyek dengan membuat bangun datar segitiga dan trapesium.

11) Setiap kelompok diminta untuk mendaftar pekerjaan yang akan dilakukan. Seperti: mencari informasi dari materi yang telah diberikan guru, mendaftar bangun datar yang akan dibuat, menyiapkan peralatan yang digunakan untuk membuat proyek (kertas karton, pensil, penggaris, dll.), menunjukkan pengetahuan yang dimiliki setiap anggota kelompok, pembagian tugas antar anggota kelompok, menyelesaikan tugas proyek yang diberikan guru.

12) Dari sifat-sifat bangun datar yang diketahui masing-masing anggota kelompok pada saat kegiatan tanya jawab dan materi tentang cara membuat bangun datar segitiga dan trapesium yang diberikan oleh guru, misalnya segitiga mempunyai 3 sisi, 3 sudut, jumlah besar sudut 180 . Begitu juga dengan sifat-sifat bangun datar trapesium. Dari sifat-sifat bangun datar tersebut maka siswa akan dapat dengan mudah membuat

(50)

bangun datar sesuai dengan ukuran yang ditetapkan guru dan sesuai dengan rencana yang telah disusun dari masing-masing kelompok.

13) Setiap anggota kelompok diminta untuk bekerjasama menyelesaikan tugas dari guru sesuai dengan waktu yang ditentukan.

14) Guru memantau masing-masing kelompok dan mempersilahkan siswa untuk bertanya jika ada kesulitan.

15) Setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas secara bergantian.

16) Guru mendampingi siswa mengoreksi pekerjaan setiap kelompok. Siswa diberikan kesempatan dahulu untuk mengoreksi hasil pekerjaan setiap kelompok, apabila ada permasalahan yang tidak bisa dipecahkan oleh siswa, maka guru harus membantu menyelesaikan masalah tersebut.

17) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas.

18) Guru membagikan lembar evaluasi kepada siswa untuk dikerjakan dengan waktu yang ditentukan.

19) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang dipelajari. Guru bertanya: “Anak-anak hari ini kita belajar tentang apa saja?”,

20) Guru memberikan umpan balik yaitu guru mengomentari halhal yang terjadi dalam proses kegiatan belajar hari ini. Misalnya komentar hal baik/buruk yang terjadi, mengomentari siswa yang pemalu dan masih ada yang ramai sendiri agar pada pertemuan berikutnya bisa lebih berani dan memperhatikan.

(51)

21) Guru memberikan penguatan/ motivasi agar siswa lebih giat belajar.

22) Guru menutup pelajaran dengan membaca hamdalah dan salam c. Tahap Observasi

Tahap observasi siklus II ini adalah melanjutkan kegiatan siklus I yang dilaksanakan pada proses belajar mengajar.

1) Mengamati aktivitas siswa, situasi dan kondisi kelas saat proses pembelajaran bangun datar melalui model PBL sedang berlangsung.

2) Mengamati aktivitas guru saat proses pembelajaran bangun datar melalui model PBL sedang berlangsung.

d. Refleksi

Pada taha refleksi umumnya langkah-langkah yang dilakukan pada siklus II seperti halnya yang dilakukan pada siklus I, yaitu:

1) Menilai dan mengamati perkembangan hasil belajar siswa tiapm kelompok dan hasil belajar individu serta nilai tes akhir siklus II.

2) Mengamati dan mencatat perkembangan-perkembangan atau hal-hal yang dialami oleh siswa selama berangsungnya proses belajar mengajar serta pada saat belajar kelompok.

3) Menarik beberapa kesimpulan dari hasil analisis refleksi dan keseluruhan data yang telah diperoleh selama dua siklus.

4) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan tanggapan atau saran-saran perbaikan melalui tes wawancara.

(52)

E. Teknik Pengumpulan Data

Data merupakan informasi-informasi tentang obyek penelitian. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi merupakan metode pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan secara sistematis. Metode ini digunakan untuk mengetahui tingkat kelemahan dan kelebihan dalam pembelajaran berkaitan dengan proses kegiatan belajar mengajar oleh guru dan siswa untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika.

b. Tes

Tes digunakan untuk mengetahui prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi bangun datar.

c. Dokumentasi

Dalam hal ini dokumentasi digunakan untuk memperoleh gambaran mengenai kegiatan siswa kelas V selama proses pembelajaran matematika berlangsung. Dokumentasi berupa, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), jumlah guru dan siswa, alat atau media yang digunakan, nilai siswa sebelum dan sesudah penelitian, foto, dan lain sebagainya yang dianggap penting.

F. Teknik Analisis Data

Sesuai dengan rancangan penelitian yang digunakan maka analisis data dilakukan dalam setiap siklusnya berdasarkan hasil observasi yang terekam dalam catatan lapangan.

(53)

a. Ketuntasan Individu

Untuk mengetahui ketuntasan setiap individu dalam mencapai skor

≥ 70 pada materi sifat-sifat bangun datar dapat dilihat dari nilai hasil tes evaluasi.

b. Ketuntasan Klasikal

Presentase ketuntasan belajar siswa yang peneliti harapkan adalah

≥85% dari jumlah total siswa satu kelas. Untuk mengukur persentase kompetensi siswa secara klasikal dapat digunakan rumus sebagai berikut:

Sumber :(Agung Purwoko, 2001:130)

G. Indikator Keberhasilan

Siswa dikatakan sudah mencapai ketuntasan belajar jika nilai yang diperoleh sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ≥ 70 dengan rentang antara 1-100. Kelas dikatakan sudah mencapai ketuntasan jika banyaknya siswa yang mencapai KKM ≥ 85% dari keseluruhan jumlah siswa. (sumber:

Kurikulum SD Negeri 68 Kassijalla Maros Tahun 2016/2017).

(54)

40 A. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Siklus I

Siklus I dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 18 Januari 2017 dengan jumlah siswa yang hadir ada 31 anak. Siklus I dilaksanakan dalam empat tahap, tahapan-tahapan tersebut antara lain:

a. Perencanaan

Langkah pertama yang dilakukan sebelum melaksanakan penelitian adalah menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) bangun datar melalui model Project Based Learning (PBL). Selanjutnya menyiapkan absensi untuk mengetahui kehadiran siswa, menyiapkan soal proyek untuk dikerjakan siswa secara kelompok, serta merancang tes formatif bangun datar untuk mengetahui kemampuan siswa sehingga hasil belajar pada siklus I dapat diketahui.

Menyiapkan lembar pengamatan siswa pada materi bangun datar melalui model PBL yang digunakan untuk mengamati aktivitas atau kegiatan siswa pada saat pembelajaran. Peneliti juga tidak lupa menyiapkan lembar pengamatan guru pada materi bangun datar melalui model PBL yang digunakan untuk mengamati dan mengetahui kegiatan guru pada saat pembelajaran berlangsung.

(55)

b. Pelaksanaan

Proses pembelajaran pada siklus I pada materi bangun datar melalui model PBL dapat dijelaskan sebagai berikut: pertama yang dilakukan adalah guru mengkondisikan siswa, mengucapkan salam, dan mengajak siswa untuk membaca basmalah bersamasama, menanyakan kabar siswa dan mengabsen siswa. Setelah itu melakukan apersepsi dengan memberikan pertanyaan kepada siswa mengenai bangun datar persegi, persegi panjang, dan jajargenjang. Kemudian menjelaskan maksud dan tujuan pembelajaran bangun datar.

Guru menunjukkan model bangun datar persegi, persegi panjang, dan jajargenjang, melakukan tanya jawab dengan siswa tentang jenis bangun datar tersebut beserta sifat-sifatnya. Kemudian mempersilahkan siswa untuk bergabung dengan kelompoknya masing-masing, dan siswa berkumpul dengan kelompoknya yang pertemuan sebelumnya telah dibagi.

Guru membagikan materi cara membuat bangun datar persegi, persegi panjang, dan jajargenjang. Guru meminta siswa untuk menghasilkan proyek dengan membuat bangun datar tersebut. Setelah itu setiap kelompok diminta untuk mendaftar pekerjaan yang akan dilakukan, seperti: mencari informasi dari materi yang telah diberikan guru, mendaftar bangun datar yang akan dibuat, menyiapkan peralatan yang digunakan untuk membuat proyek (kertas karton, pensil, penggaris, dll.), menunjukkan pengetahuan yang dimiliki setiap anggota kelompok, pembagian tugas antar anggota kelompok, menyelesaikan tugas proyek yang diberikan guru. Setiap anggota kelompok diminta untuk

(56)

bekerjasama menyelesaikan tugas dari guru sesuai dengan waktu yang ditentukan. Guru memantau masing-masing kelompok dan mempersilahkan siswa untuk bertanya jika ada kesulitan.

Setiap kelompok mempresentasikan hasil proyeknya ke depan kelas secara bergantian, selanjutnya guru mendampingi siswa mengoreksi pekerjaan setiap kelompok yang maju. Setelah semua kelompok mempresentasikan hasil proyeknya guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas. Guru membagikan lembar evaluasi kepada siswa untuk dikerjakan dengan waktu yang telah ditentukan. Setelah waktu habis, lembar evaluasi dikumpulkan di meja guru.

Pada kegiatan akhir, guru bersama siswa menyimpulkan materi yang dipelajari. Setelah itu guru memberikan umpan balik atau komentar mengenai proses pembelajaran, memberikan motivasi kepada siswauntuk rajin belajar, kemudian menutup pelajaran dengan doa dan salam.

c. Pengamatan/Observasi

Proses pelaksanaan pembelajaran bangun datar melalui model PBL dapat diperkuat melalui rekapitulasi hasil pengamatan siswa, pengamatan guru, hasil tes formatif, dan hasil penilaian proyek yang dikerjakan siswa secara kelompok. hasil pengamatan siswa dan guru dijadikan sebagai tambahan informasi bahwa penggunaan model PBL dapat meningkatkan hasil belajar dan dapat menggali pengetahuan siswa. Hasil rekapitulasi data tersebut dapat dilihat sebagai berikut:

(57)

Tabel 4.1 Rekapitulasi Lembar Pengamatan Aktivitas Siwa Siklus I

No. Tahap Skor

Jumlah

0 1 2 3 4

1. Kegiatan awal 0 1 1 0 1 7

2. Kegiatan Inti 0 4 3 2 2 24

3. Kegiatan Akhir 0 0 1 1 0 5

Jumlah 36

Rata-rata 2,25

Skala kategori penskoran Kategori rata-rata

Skor maksimal = 4 0,0 – 0,8 = Sangat Kurang Skor minimal = 0 0,9 – 1,6 = Kurang

1,7 – 2,4 = Cukup 2,5 – 3,2 = Baik

3,3 – 4,0 = Sangat Baik

Rekapitulasi data pengamatan siswa di atas dapat diketahui bahwa pengamatan terhadap aktivitas siswa pada materi bangun datar melalui PBL siklus I diperoleh skor rata-rata 2,25 pada kategori cukup. Siswa masih beradaptasi dengan penggunaan model Project Based Learning (PBL), sehingga siswa belum sepenuhnya aktif dalam pembelajaran.

Hasil pengamatan aktivitas guru dapat dilihat sebagai berikut:

(58)

Tabel 4.2 Rekapitulasi Lembar Pengamatan Aktivitas Guru Siklus I

No. Tahap Skor

Jumlah

0 1 2 3 4

1. Kegiatan awal 0 2 0 1 0 5

2. Kegiatan Inti 0 1 3 4 4 35

3. Kegiatan Akhir 0 1 2 0 0 5

Jumlah 45

Rata-rata 2,5

Skala kategori penskoran Kategori rata-rata

Skor maksimal = 4 0,0 – 0,8 = Sangat Kurang Skor minimal = 0 0,9 – 1,6 = Kurang

1,7 – 2,4 = Cukup 2,5 – 3,2 = Baik

3,3 – 4,0 = Sangat Baik Aktivitas guru pada rekapitulasi pada tabel 4 dapat diperoleh skor rata- rata 2,5 pada kategori baik. Pada siklus I ini guru masih beradaptasi dengan penggunaan model Project Based Learning (PBL). Data untuk nilai hasil evaluasi siswa dapat dilihat sebagai berikut:

Referensi

Dokumen terkait

Dengan proses tersebut program kegiatan yang telah ditetapkan pengasuh seperti Thaffudz AlQuran, Mudzakarotut Tafsir, Tadarus AlQuran bersama dan Ta‟limul Quran

Thiamin in leri assist the release of energy, amino acids aid in the regulation of metabolites, whereas lysine role in the oxidation of long chain fatty acids as well as

Bagaimana pengaruh variabel experiential marketing yang terdiri dari sense, feel, think, act dan relate secara parsial terhadap customer loyalty pada pelanggan

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufik, rahmat serta hidayahnya, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan kuliah di

• As governments, national societies and humanitarian partners in one of the world’s most disaster prone regions – we need these laws as a foundation for our work in

Siswa yang tergolong cepat, pada umumnya dapat menyelesaikan proses belajar dalam waktu yang lebih cepat dari yang diperkirakan.. Mereka dapat mudah menerima

Penelitian ini dilakukan di perumahan Dusun Parimono Desa PlandiKecamatan Jombang Kabupaten Jombang dan pengujian bakteri Escherichia coli pada air PDAM siap minum

Bahasan: Reformasi ketatanegaraan yang dilakukan oleh pemerintah pada lembaga tertinggi negara bertujuan menegakkan kembali demokrasi yang bertumpu pada rakyat, yaitu rakyat tidak