• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dipilih di Sekolah Sepakbola (SSB) Karya Bersama Subang U-15, bertempat di lapang Persikas Kabupaten Subang.

B. Metode dan Desain penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono (2013:107) dalam Jati (2016:42) menyatakan bahwa, metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Metode penelitian ini dilakukan dengan melakukan percobaan dengan tujuan menyelidiki masalah sehinggan memperoleh hasil. Menurut Prof. Dr. Sugiyono dalam bukunya “Metode Penelitian Pendidikan”

tahun 2010, beliau membagi desain penelitian ekperimen kedalam 3 bentuk yakni pre-experimental design, true experimental design, dan quasy experimental design.

Latihan interval yang dilakukan secara berulang-ulang dengan jarak yang bervariasi akan meningkatkan kemampuan daya tahan kecepatan. Salah satu ciri-ciri latihan daya tahan adalah penggunaan sistem energi yang berasal dari aerob, yaitu sumber tenaga yang digunakan berasal dari oksigen.

Menurut Solso & MacLin (2002) dalam Huda (2017) menyatakan bahwa, penelitian eksperimen adalah suatu penelitian yang di dalamnya ditemukan minimal satu variabel yang dimanipulasi untuk mempelajari hubungan sebab-akibat. Oleh karena itu, penelitian eksperimen erat kaitanya dalam menguji suatu hipotesis dalam rangka mencari pengaruh, hubungan, maupun perbedaan perubahan terhadap kelompok yang dikenakan perlakuan.

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah One Group Pretest Posttest Design. Pretest adalah tes sebelum diberikan perlakuan dan posttest adalah tes sesudah diberikan perlakuan. Contoh desain:

(2)

Gambar 3. 1 Desain Penelitian

A1 X A2

Keterangan A1 : Pretest

X : Treatment (Latihan Interval) A2 : Posttest

C. Skenario Latihan Interval

Tabel 3.1 Skenario Latihan

N0 TAHAPAN MATERI WAKTU

1 Pendahuluan Berdo’a, pemanasan, & pemaparan materi inti. 15 Menit 2 Inti Interval Latihan lama rasio kerja & istirahat 1:1

Interval Latihan sedang rasio kerja & istihat 1:2 Interval Latihan singkat dengan beban rasio kerja & istirahat 1:3

60 Menit

3 Penutup Pendinginan, evaluasi, & berdo’a. 15 Menit

Sumber : Luthfi (2019), PENGARUH LATIHAN INTERVAL TRAINING MENGGUNAKAN LINTASAN MENANJAK TERHADAP PENINGKATAN VO2 MAX &

POWER OTOT TUNGKAI ATLET BULU TANGKIS PUTRA USIA 13-16 TAHUN KLUB MDP YOGYAKARTPopulasi Dan Sampel

a. Populasi

Menurut Sugiyono (2015:80) menyatakan bahwa “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya”. populasi yangada di SSB Karya Bersama sebanyak 15 orang dengan kategori Usia 15.

b. Sampel

Menurut Sugiyono (2015:81) menyatakan bahwa “Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Sampling Jenuh. Menurut Sugiyono (2015:85) menyatakan bahwa Sampling jenuh yaitu teknik penentuan

(3)

sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Alasan menggunakan teknik pengambilan ini, karena menurut Sugiyono (2015:85) menyatakan bahwa jumlah populasi relatih kecil, dan kurang dari 30 orang.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa sampel dalam penelitian ini total sampling berjumlah 15 siswa.

Untuk menjaga hasil validitas dari hasil pengukuran yang diperoleh, maka alat ukur yang digunakan harus sesuai dengan materi tes yang diukur, mengenai validitas, Arikunto (1995:51) yang dikutip Nurhasan (2007:4) dalam Gandi (2013) menyatakan bahwa,“ tes merupakan suatu alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan “.

D. Instrumen Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto dalam Luthfi (2019:60) menyatakan bahwa

“untuk mengukur ada atau tidak, serta besarnya kemampuan objek yang diteliti digunakan tes. Instrumen yang berupa tes ini dapat digunakan untuk mengukur kemampuan dasar, pencapaian atau prestasi”. Sedangkan menurut Sugiyono (2015:92) menyatakan bahwa instrument penelitian merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur nilai variable yang diteliti. Berdasarkan uraian diatas dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah instrumen tes, dan dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah Beep test.

Menurut Sukadiyanto dalam Luthfi (2019:61) menyatakan bahwa jenis tes multistage dikembangkan di Australia, yang berfungsi untuk menentukan 61 efisiensi fungsi kerja jantung dan paru petenis. Pada awalnya tes ini merupakan salah satu alat yang digunakan untuk program penelusuran bibit olahragawan di Australia. Berdasarkan hasil penelitian tes ini memiliki validitas (kesahihan) yang

Gambar 3. 2 Multistage fitness test atau Beep test

(4)

tinggi untuk mengukur seseorang menghirup oksigen secaramaksimal dalam waktu tertentu. Beep tes atau kata lainnya Multistage 20m Tes merupakan tes berlari terus menerus di antara dua garis yang berjarak 20 m selama terdengar suara beep yang sudah direkam, tes ini merupakan salah satu tes yang digunakan untuk mengukur prediksi kekutan aerobik maksimal atau VO2max. Peralatan yang diperlukan dan digunakan untuk tes Multistage sebagai berikut: a) lintasan lari yang rata dan tidak licin, serta panjang lintasan minimal 22 meter, b) jarak lintasan sepanjang 20 meter dan lebar 1-15 meter, c) kaset/vcd, e) tape recorder/speakers, f) alat pencatat(alat tulis), dan g) daftar table untuk konversi hasil lari.

Seorang tester melakukan berlari terus menerus diantara 2 garis berjarak 20 meter setelah aba-aba start dimulai dan mengikuti suara beep yang sudah di rekam di dalam CD atau software. Hal ini akan berlangsung mengikuti aturan waktu yang sudah ditentukan oleh para ahli. Bila atlet belum mencapai garis pada waktu terdengar suara beep, dia harus menyelesaikannya dahulu baru kemudian berbalik dan berusaha menyesuaikan kecepatan larinya di antara dua beep. Demikian juga, apabila Atlet sudah mencapai garis sebelum terdengar beep, dia harus menunggu sampai terdengar beep. Tes dihentikan bila tester dua kali gagal mencapai garis (kurang dari 2 meter) pada saat pembalikan dua kali berturut-turut.Waktu antara beep memendek setiap menit (level). Berikut merupakan data aturan yang yang diciptakan oleh Leger L.A. (1988) dalam Luthfi (2019)

(5)

Berikut ini adalah tabel pencatat hasil Multistage fitness test atau Beep test : Tabel 3.2 Kriteria Multistage fitness test atau Beep test

Level Shuttle (balikan)

1 1 2 3 4 5 6 7

2 1 2 3 4 5 6 7 8

3 1 2 3 4 5 6 7 8

4 1 2 3 4 5 6 7 8 9

5 1 2 3 4 5 6 7 8 9

6 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

7 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

8 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

9 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

11 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

13 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

14 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

15 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

16 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

17 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

18 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 19 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 20 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 21 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

(6)

Berikut ini adalah tabel skor dan norma VO2max setelah melakukan Beep test.

Tabel 3. Skor Dan Norma VO2max

Leve l

Shuttl e

Prediksi Vo2 Max

Leve l Shuttl e Prediksi Vo2 Max

Leve l Shuttl e Prediksi Vo2 Max

3 1 24.60 5 2 30.20 7 1 36.86

3 2 24.80 5 3 30.60 7 2 37.10

3 3 25.00 5 4 31.00 7 3 37.45

3 4 25.20 5 5 31.40 7 4 37.80

3 5 25.40 5 6 31.80 7 5 38.15

3 6 25.60 5 7 32.17 7 6 38.50

3 7 25.80 5 8 32.44 7 7 38.85

3 8 26.00 5 9 32.90 7 8 39.20

4 1 26.20 6 0 33.13 7 9 39.55

4 2 26.80 6 1 33.36 7 10 39.90

4 3 27.20 6 2 33.60 8 1 40.30

4 4 27.60 6 3 33.95 8 2 40.50

4 5 27.95 6 4 34.30 8 3 40.80

4 6 28.30 6 5 34.65 8 4 41.10

4 7 28.70 6 6 35.00 8 5 41.45

4 8 29.10 6 7 35.35 8 6 41.80

4 9 29.50 6 8 35.70 8 7 42.10

5 0 29.73 6 9 36.05 8 8 42.40

5 1 29.96 6 10 36.40 8 9 42.70

(7)

8 10 43.00 11 4 51.40 13 7 59.00

8 11 43.30 11 5 51.65 13 8 59.30

9 1 43.70 11 6 51.90 13 9 59.55

9 2 43.90 11 7 52.20 13 10 59.80

9 3 44.20 11 8 52.50 13 11 60.00

9 4 44.50 11 9 52.80 13 12 60.30

9 5 44.85 11 10 53.10 13 13 60.60

9 6 45.20 11 11 53.40 14 1 60.85

9 7 45.52 11 12 53.70 14 2 61.10

9 8 45.84 12 1 54.00 14 3 61.40

9 9 46.16 12 2 54.30 14 4 61.70

9 10 46.48 12 3 54.55 14 5 62.15

9 11 46.80 12 4 54.80 14 6 62.60

10 1 47.20 12 5 55.10 14 7 62.65

10 2 47.45 12 6 55.40 14 8 62.70

10 3 47.70 12 7 55.70 14 9 62.95

10 4 48.00 12 8 56.00 14 10 63.20

10 5 48.35 12 9 56.25 14 11 63.45

10 6 48.70 12 10 56.50 14 12 63.75

10 7 49.00 12 11 56.80 14 13 64.00

10 8 49.30 12 12 57.10 15 1 64.30

10 9 49.60 13 1 57.35 15 2 64.60

10 10 49.90 13 2 57.60 15 3 64.85

10 11 50.20 13 3 57.90 15 4 65.10

11 1 50.60 13 4 58.20 15 5 65.35

11 2 50.80 13 5 58.45 15 6 65.60

11 3 51.10 13 6 58.70 15 7 65.90

(8)

15 8 66.20 18 4 75.30 21 14 87.80

15 9 66.45 18 6 76.20 21 16 88.20

15 10 66.70 18 8 76.20

15 11 66.95 18 10 76.70

15 12 67.20 18 12 77.20

15 13 67.50 18 15 77.90

16 1 67.75 19 2 78.30

16 2 68.00 19 4 78.80

16 3 68.25 19 6 79.20

16 4 68.50 19 8 79.70

16 5 68.75 19 10 80.20

16 6 69.00 19 12 80.60

16 7 69.25 19 15 81.30

16 8 69.50 20 2 81.80

16 9 69.70 20 4 82.20

16 10 69.90 20 6 82.60

16 11 70.20 20 8 83.00

16 12 70.50 20 10 83.50

16 13 70.70 20 12 83.90

16 14 70.90 20 14 84.30

17 2 71.40 20 16 84.80

17 4 71.90 21 2 85.20

17 6 72.40 21 4 85.60

17 8 72.90 21 6 86.10

17 10 73.40 21 8 86.50

17 12 73.90 21 10 86.90

18 2 74.80 21 12 87.40

Sumber: Sukadiyanto & Dangsina Muluk dalam Luthfi (2019) . Pengantar Teori dan metodologi melatih fisik.

(9)

Adapun tabel norma pengklasifikasian tingkat kesegaran jasmani berdasarkan tes lari multi tahap yang dikutip dari Brianmac Sports Coach http://www.brianmac.co.uk/vo2max.htm#vo2 dalam Jullio (2015) sebagai berikut:

Norma Pengklasifikasian Multistage Fitness Test untuk Putra (Nilai dalam ml/kg/menit).

Usia Sangat Kurang

Kurang Cukup Baik

Baik Baik Sekali

Istimewa

13-19 <35 35 – 37 38 – 44 45 -50 51 – 55 >55

Pengukuran dilakukan dua kali yaitu tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest), tes awal dilakukan sebelum diberikan perlakuan dan tes akhir setelah diberikan perlakuan.

Berkaitan dengan penelitian ini instrument yang akan digunakan adalah beep test.

Adapun tata cara bleep test adalah sebagai berikut :

a. Tujuan : Tes ini merupakan salah satu tes yang digunakan untuk mengukur prediksi kekutan aerobik maksimal atau VO2max.

b. Alat/fasilitas : a) lintasan lari yang rata dan tidak licin, serta panjang lintasan minimal 22 meter, b) jarak lintasan sepanjang 20 meter dan lebar 1-15 meter, c) kaset/vcd, e) tape recorder/speakers, f) alat pencatat(alat tulis), dan g) daftar table.

c. Skor : Semakin tinggi level semakin baik.

E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Menurut Luthfi (2019) Pengumpulan data akan dilakukan pretest, perlakuan dan posttest, menggunakan metode tes dan pengukuran. Adapun mekanisme pengumpulan data sebagai berikut :

a. Pada pertemuan pertama, VO2MAX siswa diukur dengan beeptest.

b. Menentukan rata-rata.

c. Menentukan dan melakukan intensitas dan porsi treatment.

d. Menetapkan peningkatan beban treatment.

e. Melaksanakan posttest.

Adapun instrumen atau alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

(10)

Cone, marker,stopwatch, peluit, Sound system.

F. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah serangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh seorang peneliti secara teratur dan sistematis untuk mencapai tujuan tujuan-tujuan penelitian, Carceres (2012). Maka peneliti melakukan langkah-langkah kegiatan penelitian sebagai berikut :

Tes Awal Treatment (latihan interval) Tes Akhir

• Tes Awal ( Pretest )

Tes awal (pretest) dilakukan peneliti untuk mengetahui kemampuan kondisidaya tahan fisik, dengan cara beep test.

Treatment ( Latihan interval)

Melakukan latihan interval agar siswa diberikan pengaruh terhadap kondisidaya tahan fisik.

Pemberian treatment ini dilakukan dengan 12 kali pertemuan, agarhasil lebih maksimal siswa diusahakan tidak absen dalam latihan interval yang diberikan.

• Tes Akhir ( Posttest )

Tes akhir (posttest) ini dilakukan setelah diberi treatment agar peneliti bisa mengetahui apakah ada pengaruh terhadap kondisi daya tahan fisik. Posttest ini dilakukansama dengan tes awal (pretest)

G. Analisis Data

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, maka perlu dilakukan uji persyaratan. Pengujian data hasil pengukuran yang berhubungan dengan hasil penelitian bertujuan untuk membantu analisis agar menjadi baik.Untuk itu dalam penelitian ini akan diuji normalitas dan uji homogenitas data.

1. Uji Prasyarat

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi sampel. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan kolmogorov-Smirnov

(11)

dengan bantuan SPSS 16.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui program homogen atau tidaknya populasi yang diambil sampelnya. Perhitungan homogenitas menggunakan uji F dilakukan dengan cara menbandingkan Ftabel dengan Fhitung.

Jika F table < F hitung, maka kelompok data homogen. Uji F yang digunakan dalam penelitian ini dihitung menggunakan bantuan SPSS 16.

c. Uji Hipotesis

Untuk uji hipotesis penelitian ini menggunakan uji t. Uji t digunakan untuk membandingkan antara dua variabel apakah signifikan atau tidak. Setelah uji persyaratan terpenuhi maka dilakukan uji hipotesis, dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan antara pretest dan posttest. Uji hipotesis menggunakan paired sampel test dengan uji t. Jika t hitung

> t tabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak. Jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Untuk mengetahui persentase peningkatan setelah diberi perlakuan digunakan perhitungan presentase peningkatan dengan rumus sebagaiberikut (Sutrisno Hadi, 1991:57) :

Persentase peningkatan = Meandifrent

X 100%

Meanpretest Mean defferent = mean posttest-mean pretest

Referensi

Dokumen terkait

Pereaksi radikal bebas adalah atom atau gugus atom yang mengandung sebuah elektron yang tidak berpasangan. Pereaksi radikal bebas umumnya digunakan pada reaksi yang

2. Bagaimana Efektifitas Penanaman nila-nilai Keagamaan terhadap Kedisplinan Peserta Didik di SDN Ngagel I/394 dan SDN Sawunggaling VII/388 Surabayah. Seperti yang

Ketiga, siswa merasa tidak mempunyai waktu yang cukup untuk membaca, karena buku bacaan hanya tersedia di perpustakaan saat berada di sekolah.Penelitian ini bertujuan untuk

Dalam tulisan ini akan diuraikan bahwa peran guru Pendidikan Agama Kristen mempunyai peran yang strategis sebagai motivator dalam rangka meningkatkan kegairahan

Tugas yang diberikan kepada sisiwa hendaknya mempertimbangkan tujuan yang akan dicapai, jenis tugas yang sesuai dengan kemampuan siswa, ada petunjuk yang dapat

Berdasarkan hal tersebut diperlukan adanya penelitian mengenai teknik perbanyakan saninten melalui kultur jaringan untuk mengetahui kemampuan pertumbuhan

Yang erat dengan fungsi pengawasan adalah fungsi interpretasi. Media massa tidak hanya menyajikan fakta dan data, tetapi juga informasi serta interpretasi mengenai suatu