• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Fenomena dan Perilaku Chikan Di Densha.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Fenomena dan Perilaku Chikan Di Densha."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

! "

# $ %

& '(' %

% )* %

+ , " '

-# . ! /

# # 0 )0 . ! 1

# # 1

# & ) . ! #

# & . '$ . ! #

# & # " . '$ #&

& ' . ! *

(2)

& # ) ( " &1

& & %&

& # " 3 " $ %1

& # " '$' %1

& # # " 4 '$' +2

+-,

(3)

Universitas Kristen Maranatha xii

LAMPIRAN I

(4)

Universitas Kristen Maranatha xiii

(5)

Universitas Kristen Maranatha xiv

TRAIN CAFE

(6)

Universitas Kristen Maranatha xv

Tanda peringatan agar hati-hati terhadap Chikan

(7)

Universitas Kristen Maranatha xvi

Foto Chikan yang tertangkap

Photographer Notes

I encountered this scene at the entrance to the Harajuku subway station. According to the surrounding crowd, this young

man had apprehended a chikan (molester).

Although I heard about chikan many

times from TV, this is my first encounter with a

(8)

Universitas Kristen Maranatha xvii

LAMPIRAN II

(9)

Universitas Kristen Maranatha xviii

Tired of being mauled, women are demanding protection from perverted

men

By SUVENDRINI KAKUCHI in Tokyo

Yoko Nakayama is still haunted by the day she was sexually assaulted on a Tokyo train. "I was humiliated," says the 51-year-old librarian. "A man was pressing up against me, but I couldn't move. The carriage was too crowded." The assault went on for five minutes, until the train reached a station and passengers got off. "I pushed my way to a corner away from this hideous man," says Nakayama. "But I could see from the corner of my eye that he was looking at me. He had a smirk on his face." Nakayama never reported her ordeal. Nor do most other victims of chikan, as Japan's gropers are known. Most offenders are white-collar workers traveling on the country's chronically overcrowded commuter trains. Crushed against other passengers, they operate in anonymity and with virtual impunity. Surveys reveal that one Japanese woman in four has been sexually assaulted in public, with 90% of the incidents taking place in trains. The situation is so bad that women are demanding to

be segregated from men while traveling. More significantly, some women have begun to demand an end to society's

(10)

Universitas Kristen Maranatha xix

passengers on six lines. Segregation has also taken to the skies. In response to complaints from female

(11)

Universitas Kristen Maranatha xx

How to Protect Yourself from Chikan

by Kanae Tateya

All trains and subways in Tokyo and other cities around Tokyo are terribly crowded during rush hour. In addition to the crowds on trains, young female passengers have to go through one more trial on a train. They must protect themselves from Chikans, men who touch women on the train. Women who are working or studying in Tokyo have to keep three things in mind when they are on a train: how to avoid meeting Chikans, how to protect themselves, and how to protect their friends.

(12)

Universitas Kristen Maranatha xxi

polite way. Since trains during rush hour are so quiet, all of the passengers can hear you, and they also understand easily what you mean. Furthermore, they will watch him with eyes filled with criticism. Most Chikans get off the train at the next station or move to another train soon because they cannot stand the people's eyes, which criticize him silently.

Finally, women should know the way to protect themselves from Chikans when they, the women, are not alone on a train but have a friend or friends. Because they have somebody to help them, they can act more directly against Chikans. Tell your friend that you have a Chikan behind you. If he denies that he touched you, you and your friend should take him to a station worker. You can also hit his face when you notice that he is touching you. For instance, when some of my friends and I were on a train, one of my friends suddenly turned to a middle-aged man behind her and said, "You're Chikan, aren't you!!" Then, she hit his face with her heavy school bag. In the next moment, his face turned red because her bag hit his head and face and also because people watched him all at once.

(13)

Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Sebagai salah satu negara maju di dunia, kemajuan teknologi, industri dan ekonomi di Jepang sudah tidak diragukan lagi. Hal tersebut terlihat dari hampir seluruh negara memakai produk-produk buatan Jepang dari produk komunikasi, transportasi dan lain-lain. Kemajuan yang pesat ini dipicu oleh semangat orang Jepang yang pantang menyerah dan giat bekerja1. Dengan majunya teknologi, industri dan ekonomi di Jepang, masyarakat dituntut untuk lebih giat bekerja agar dapat mengimbangi kemajuan tersebut. Akibat dari kemajuan teknologi itu, maka tidak dapat dipungkiri pula terjadi modernisasi pada kehidupan orang Jepang. Contoh-contoh dari modernisasi seperti diciptakannya handphone, densha2, komputer, apartement dan lain-lain.

Modernisasi tidak hanya mempengaruhi kemajuan teknologi saja tapi juga turut mempengaruhi perkembangan perilaku-perilaku masyarakatnya, karena itu modernisasi tidak hanya berdampak baik tetapi juga menimbulkan banyak masalah

sosial. Salah satunya adalah Chikan 痴漢

3

Kereta api listrik

3

(14)

Universitas Kristen Maranatha 2

Dalam Bahasa Inggris kata Chikan 痴 漢 adalah pervert yang berarti

seseorang yang bersifat tidak wajar4 (dalam arti orang yang melakukan pelecehan

seksual di tempat umum). Kanji Chipada Chikan 痴漢 berarti bodoh

5

sedangkan kanji Kan 漢 berarti akhiran untuk jenis laki-laki

6

. Maka kata Chikan

( 痴漢 ) sendiri berarti orang yang bodoh atau orang yang suka menggoda wanita

7

.

Para Chikan 痴漢 menganggu wanita dengan cara mengambil keuntungan

pada saat keadaan padat atau ramai di kendaraan-kendaraan umum untuk meraba bagian tubuh wanita yang tidak wajar secara seksual (payudara, paha dan bokong)8. Tidak hanya di tempat-tempat ramai saja perempuan-perempuan menjadi korban tapi

Chikan 痴漢 juga mengambil keuntungan dari situasi yang lain seperti di tempat

parkir sepeda, jalan-jalan yang sepi, stasiun dan lain-lain.

Berikut adalah contoh kasus yang menyatakan bahwa banyak laporan

mengenai kasus Chikan 痴漢 yang terjadi di densha :

“Keio Electric Railway Co., which operates trains from central Tokyo to the western suburbs received more than 350 complaints of groping in the past year (1999), and hundreds more incidents probably go unreported.”

(www. Salon_com Sex Grope-free commute.htm)

“Perusahaan Kereta Listrik Keio yang mengoperasikan kereta dari pusat Tokyo ke pinggiran barat kota menerima lebih dari 350 keluhan mengenai

4

Kamus Inggris Indonesia ; hlm 427

5

Kamus Kanji Modern Jepang Indonesia ; hlm 631

6

Kamus Kanji Modern Jepang Indonesia ; hlm 566

7

Kamus Kanji Modern Jepang Indonesia ; hlm 631

8

(15)

Universitas Kristen Maranatha 3 pelecehan pada tahun sebelumnya (1999), dan 100 kasus lainnya yang mungkin tidak dilaporkan.”

Baru-baru ini kepolisian Tokyo mengeluarkan perhitungan yang menunjukkan

bahwa jumlah laporan mengenai pelecehan yang dilakukan Chikan 痴 漢 di

densha dan di stasiun kereta api Tokyo naik tiga kali lipat pada 8 tahun belakangan ini. Walaupun kepolisian banyak menerima laporan dari wanita-wanita korban

Chikan ( 痴漢 ) tapi pihak kepolisian tidak mengambil tindakan apa-apa sehingga

para Chikan 痴漢 terus saja malakukan aksinya. Pada kenyataannya, menurut

survei yang dilakukan tahun lalu diketahui bahwa 64% wanita yang berusia 20 tahun

sampai 30 tahun mengaku sudah pernah dilecehkan oleh Chikan ( 痴漢 di densha,

kereta api bawah tanah atau di stasiun-stasiun pemberhentian di Tokyo9.

Merujuk ke salah satu artikel di Tokyo Times bahwa 66% dari 632 orang perempuan yang diwawancarai mengatakan bahwa mereka pernah dilecehkan oleh

Chikan 痴漢 baik itu di densha maupun di stasiun

10

.

Hal tersebut di atas jugalah yang membuat penulis tertarik membahas

mengenai fenomena Chikan 痴漢 karena banyaknya kasus-kasus pelecehan yang

dilakukan Chikan 痴漢 terjadi di densha.

9

http://www.conbiniBento.com» Chikan-ery.htm

10

(16)

Universitas Kristen Maranatha 4 1.2 PEMBATASAN MASALAH

Dalam penelitian ini, penulis ingin membatasi masalah yang hanya

mengkhususkan penganalisaan terhadap kegiatan Chikan 痴漢 yang berlangsung

di densha yang ada di kota-kota besar. Penulis menggunakan metode Analitik deskriptif agar lebih terarah dan mendapatkan hasil yang diinginkan.

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penulis menganalisis Chikan 痴漢 adalah untuk mengetahui lebih

jauh fenomena Chikan 痴 漢 yang terjadi dalam densha dan menganalisis

perilaku Chikan 痴漢 melalui kasus-kasus Chikan 痴漢 dalam densha. Teknik

yang dilakukan untuk pengambilan data adalah melalui studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data melalui berbagai sumber tertulis seperti buku, makalah, jurnal, artikel, dan terbitan berkala majalah, maupun koran serta sumber tertulis lainnya yaitu internet, yang memiliki keterkaitan dengan penulisan skripsi ini.

1.4 METODOLOGI

Dalam kehidupan sehari-hari banyak dijumpai peristiwa-peristiwa yang tidak

umum atau fenomena, Chikan (痴 漢 adalah salah satu contohnya. Untuk

(17)

Universitas Kristen Maranatha 5 Secara harafiah, metode analitik deskriptif ini adalah metode penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian, sehingga metode ini berkehendak mengadakan akumulasi data. Kerja peneliti bukan saja memberikan gambaran terhadap fenomena-fenomena, tetapi juga menerangkan hubungan, menguji hipotesa-hipotesa, membuat prediksi serta mendapatkan makna dan implikasi dari suatu masalah yang ingin dipecahkan.

Penelitian analitik deskriptif mempelajari dan menganalisis masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena11.

Jadi penelitian analitik deskriptif merupakan suatu metode pendekatan yang menganalisis, kemudian memaparkan segala sesuatunya dengan bersifat apa adanya dan terfokus pada sebuah struktur fenomena, menguraikan inti dari struktur tersebut dan menghasilkan sebuah jawaban dari yang tak terlihat menjadi terlihat12.

Tujuan dari penelitian analitik deskriptif adalah untuk memecahkan masalah secara sistematis dan faktual mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi13. Seperti

pada kasus Chikan 痴 漢 yang penulis bahas, dengan menganalisis data-data

11

Moh.Nazir, Phd, Metodologi Penelitian, hal. 63

12

Susann M. Laverty, Ph.D, 2003. Hermeneutic Phenomenology and Phenomenology

13

(18)

Universitas Kristen Maranatha 6 yang didapat dengan menyajikan gambaran keadaan yang nantinya dapat digunakan sebagai suatu hipotesa ataupun tidak.

Data yang bisa digunakan dalam pendekatan ini berupa pengumpulan informasi yang kemudian dianalisis melalui pandangan pribadi penulis, informasi yang dikumpulkan dari penelitian. Cara yang digunakan dalam pendekatan ini adalah dengan berusaha menghidupkan kembali suatu kejadian dengan menggunakan imajinasi, hasil dari proses tersebut berupa susunan suatu kejadian yang merupakan hasil pemikiran dari proses penganalisaan. Pendekatan ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai semua fakta yang ada, untuk kemudian dianalisis dan disimpulkan.

Kunci keberhasilan dalam pendekatan ini adalah membaca dan membuat catatan serta membuat beberapa tingkatan penafsiran sehingga terbentuklah suatu pola.

1.5 ORGANISASI PENULISAN

Untuk mendapatkan karya tulis yang sistematis, maka penulis membagi penelitian ini dalam 4 bab, dimana setiap babnya terdiri dari beberapa sub bab.

Bab I merupakan pendahuluan yang berisikan subbab-subbab yaitu latar belakang masalah yang memaparkan tentang latar belakang mengapa penulis

membahas fenomena Chikan 痴漢 , pembatasan masalah, yang membatasi ruang

(19)

Universitas Kristen Maranatha 7 di densha, tujuan penelitian, yaitu, menjelaskan tujuan dari pembuatan penelitian ini, metode penelitian yang memaparkan tentang metode Analitik deskriptif yang penulis pakai dalam menganalisis penelitian ini, dan organisasi penulisan yang menjelaskan apa saja yang akan ditulis di dalam penelitian ini.

Bab II membahas tentang Chikan 痴 漢 secara umum, yang dibagi

menjadi tiga subbab, dan di dalam subbab tersebut terdapat subbab lainnya yaitu

Chikan 痴漢 , tempat beroperasi Chikan 痴漢 dengan subbabnya densha,

dan fenomena Chikan 痴 漢 dengan subbabnya Club Chikan 痴 漢 dan

Image Club.

Bab III merupakan analisis penelitian mengenai kasus-kasus Chikan ( 痴漢 ) .

Terbagi dalam dua subbab dan di dalam subbab tersebut terdapat beberapa subbab

lainnya, yaitu kasus Chikan 痴漢 di dalam densha dengan subbab kasus Chikan

痴漢 di densha pada pagi hari, sore hari menjelang malam dan malam hari serta

bagian tubuh yang diraba Chikan 痴漢 dengan subbab bagian atas tubuh dan

bagian bawah tubuh.

(20)

Universitas Kristen Maranatha x

DAFTAR PUSTAKA

Cholid Narbuko,Drs, H. Abu Achmadi,Drs, Metodologi Penelitian. Echols, John M, Hassan Shadily, 2000, Kamus Inggris Indonesia.

Laverty, Susann M, Ph.D, 2003. Hermeneutic Phenomenology and Phenomenology : A Comparison of Historical and Methodological Considerations Journal.

Lee, 24 November 2004, Minimizing Molestation, Tokyo Times Moh.Nazir, Phd, Metodologi Penelitian.

Mainichi Shinbun, 28 Juni 2007, Chikan.

Nelson, Andrew N, Ph.D, 2002, Kamus Kanji Modern Jepang Indonesia. http://en.wikipedia.org/wiki/Chikan

http://en.wikipedia.org/wiki/SemangatKerjaOrangJepang

http://ja.wikipedia.org/wiki/痴漢件数最多路線

http://www.asiaweek.com/asiaweek/magazine/nations.html http://www.blogger_chikatetsu_jpg.htm

http://www.conbiniBento.com» Chikan-ery.htm http://www.headlines.yahoo.co.jp/

http://www.JapanfortheUninvited-TrainGroping.htm

http://www.japantoday.com.jp\JapanToday-QuoteOfTheDay http://www.japundit.com/archives/2006/09/28/

(21)

Universitas Kristen Maranatha xi

http://www.mdn.mainichi.co.jp http://www.nikkansports.co.jp

http://www.sankei.jp.msn.com02.htm

http://www.sankei.jp.msn.com/affairs/crime.htm http://www.sanspo.co.jp/chikan case/

(22)

Universitas Kristen Maranatha 56

BAB IV

KESIMPULAN

Dari hasil analisis kasus-kasus Chikan ( 痴漢 ), berdasarkan landasan teori

Bab 2, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Chikan ( 痴漢 ) adalah sebuah fenomena sosial yang terjadi dalam masyarakat

perkotaan di Jepang. Hal ini terbukti dengan banyaknya kasus Chikan ( 痴漢 )

yang terus meningkat dari tahun ke tahun.

2. Banyaknya kasus Chikan ( 痴漢 ) yang terjadi di densha membuktikan bahwa

densha merupakan tempat yang paling diminati oleh Chikan ( 痴漢 ) dalam

(23)

Universitas Kristen Maranatha 57 menguntungkan bagi Chikan ( 痴漢 ) karena dalam keadaan seperti itu lebih

mudah untuk meraba tubuh korbannya.

3. Waktu yang dipilih Chikan ( 痴漢 ) untuk melakukan aksinya banyak terjadi

pada jam-jam dimana orang banyak menggunakan densha yaitu pada waktu pagi hari di antara jam 7 sampai jam 9 pagi dan pada waktu sore hari menjelang malam antara jam 5 sore sampai jam 7 malam. Karena pada jam-jam itu banyak orang yang pergi dan pulang kerja atau sekolah.

4. Saat melakukan pelecehan terhadap korbannya, Chikan ( 痴 漢 ) memilih

bagian tubuh yang disukainya. Bagian tubuh korban yang diraba Chikan (

漢 ) adalah bagian tubuh atas dan bawah tapi bagian tubuh korban yang banyak diraba oleh Chikan ( 痴漢 ) adalah bagian bawah tubuh yaitu bagian

bokong korban.

5. Selain memilih bagian tubuh korban, Chikan ( 痴 漢 ) juga memilih

perempuan yang menjadi korbannya. Korban-korban Chikan ( 痴漢 ) rata-rata

berumur belasan sampai dua puluhan. Seperti dalam kasus-kasus Chikan (

) pada Bab 3 yang membuktikan bahwa korban-korban Chikan ( 痴漢 ) banyak yang masih berstatus SMA atau mahasiswi. Hal ini dikarenakan

Chikan ( 痴漢 ) tidak bisa menahan gairahnya ketika melihat korban dengan

(24)

Universitas Kristen Maranatha 58 6. Para Chikan ( 痴漢 ) berasal dari berbagai lapisan masyarakat bahkan ada

Chikan ( 痴 漢 ) yang bekerja sebagai pelindung masyarakat tapi malah

melakukan pelecehan terhadap orang yang seharusnya mereka lindungi. Hal

ini dibuktikan pada kasus-kasus Chikan ( 痴 漢 ) yang ada dalam Bab 3

dimana dalam kasus-kasus tersebut ada Chikan ( 痴 漢 ) yang berprofesi

(25)

Universitas Kristen Maranatha 59

日本社会

痴漢現象

び痴漢行為

分析

イン

0242033

日本語学科

教大学

(26)

Universitas Kristen Maranatha 60 序論

電車 痴漢現象 日本 既 日常茶飯 化 い

現象 都会 駅 起 い い 日本現代漢字辞典

痴漢 痴 愚 いう意味 漢 男性 指 接尾辞 あ

痴漢 いう単語 愚 男 女性 い 人 い

う意味 い

痴漢 公共輸送機関 賑 人 多い 利用 女性 性的

体部 乳 腿ま 尻 触 女性 い

研究 い 筆者 記述分析方法 使い 電車 痴漢

件 現象ま 行為 分析 あ

本論

痴 漢 普 段 人 々 通 勤 時 ッ シ ュ ア ワ ー 行 為 あ

人々 普段朝 行 夕方 夜 帰

電車 人々 満員 あ 電車 乗 う 人々

押 合 合い い あ 時 痴漢 待 い

あ う 状況 彼 行為 ムー あ 近年

年々被害者 数 増え 痴漢 日本社会 関心 呼 い

(27)

Universitas Kristen Maranatha 61

件あ 半分以 朝 ッシュ 行わ いう記 あ 大阪府

警 年前 人 痴漢 逮捕 前年 人数 ー ン

昇 い

行為 際痴漢 被害者 選ぶ い 痴漢 被害

者 普通十代 十代 ま 女子中学生 女子大学生ま あ 中学

生 大学生 く 多く 女子社員 痴漢 被害者 あ

痴漢 好 体 部分 尻 乳 腿 あ 被害者 学校 制服 ー

ー服 着 い 女子高生 多い あ 女子高生 ほ

非常 短い カー 履 い 痴漢 注目 引く あ 女

子高生 続い 人数 最 多い被害者 女子大学生 あ 多く 女子大学

生 流行 シー 服 着 痴漢 被害者 欲

い あ

求痴漢 被害者 年々増え 理由 被害者 痴漢 行

為 対抗 勇気 い あ 見知 い人 囲ま 多く

被害者 人 注目 引く 何 起 い振 黙 方 ま

考え 悲鳴 あ 自分 電車 人 注目 的 嫌

あ 従 多く 被害者 痴漢 黙

まう あ ま い 駅 着

(28)

Universitas Kristen Maranatha 62

場合 あ ほ 非常 込 い 電車 逃 難 い

場 逃避 被害者 い

痴漢行為 犯罪 く 迷惑 行為 考え 人 ま 多い

日本政府 痴漢行為 真剣 考え 痴漢 年間 拘置あ い 万 ま

罰金 いう犯罪法規 出 あ

痴漢 日本社会 い 現象化 い 痴漢

被害者 数 年々多く い 一方 痴漢 方 公然

自分 痴漢 会ま 作 あ 会員 高校生 歳

男性ま ま ま年代 最 多い 歳 サ

ーマン あ サ ーマン ほ 結婚 収入 大

あ 痴漢 設立 大堀茂 痴漢 会員 人 ま

ま 職業 持 い 仏教僧 校長 教師 役人 医者 ま

多く 職業 持 い 人 い いう 月一回 痴漢共 会 東京

辺 あ 集会 行い 話 合う あ 集会 行う 彼

インターネッ 電車 線 込 い 警察 痴漢 締利 行

い 情報交換 あ え互い 知 合い い

彼等 痴漢用 特別 インターネッ ォー ム 話 合う

(29)

Universitas Kristen Maranatha 63 結論

1. 痴漢 日本 都会社会 い 社会現象 あ 年々

増え いく痴漢 件数 証

2. 電車 い 痴漢 件 多い 電車 痴漢 痴漢行為

好 あ 証

3. 痴漢 行為 選ぶ時間 電車 利用 人 多い時間 あ

ま 午前 時 時 午後 時 7 時 あ

時間 通勤 通学 時間 あ

4. 被害者 嫌 際 痴漢 自分 好 い 体 部分 選ぶ

痴漢 触 体 部分 半身 半身 あ 痴漢 触 多

い部分 半身 あ ま 被害者 尻 あ

5. 被害者 体 部分 痴漢 被害者 女性 選ぶ 痴漢 被

害者 普通 十代 十代 女性 あ

6. 痴漢 ま ま 社会地位 人 あ 社会 護衛

Referensi

Dokumen terkait

Maka pelu dilakukan penelitian mengenai : keanekaragaman jenis, serta kelimpahan teripang dan kondisi lingkungan pendukung kehidupan teripang di pesisir desa

melakukan analisis apakah ada hubungan tingkat pengetahuan perawat dengan pelaksanaan mengubah posisi yang dilakukan pada pasien

Dengan demikian, kelompok memberikan kemungkinan seseorang yang secara individual memiliki kelebihan untuk melakukan kepemimpinan itu, dapat mempraktekkan dan

Perkara ini masih dalam perbincangan dan bagi fasa pertama, pihak Kementerian Pengangkutan telah membenarkan orang yang mempunyai kenderaan yang diubahsuai iaitu OKU yang

Selanjutnya untuk memberikan arah dan sasaran yang jelas serta sebagai pedoman dan tolok ukur kinerja Pengadilan Tinggi Agama Mataram diselaraskan dengan arah

Pasien DM tipe 2 yang mendapatkan terapi antidiabetes oral metformin 3 kali 500 mg perhari tanpa serbuk kering jahe merah.. Yunus Bengkulu, pasien yang dalam keadaan

Pengertian tauhid Asma  (mengesakan Tuhan dengan asma -Nya) yang dimaksud oleh Syaikh Nafis al-Banjari pada intinya menyatakan bahwa semua asma  yang ada di dalam alam

Jadi karakteristik yang khas dalam pembelajaran sejarah adalah suatu kegiatan pembelajaran tentang kehidupan manusia dalam dimensi ruang dan waktu yang cara