• Tidak ada hasil yang ditemukan

Buku ini diberikan kepada. Dari

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Buku ini diberikan kepada. Dari"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

Buku ini diberikan kepada

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

Dari

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

(2)
(3)

Luoie menuliskan pengharapan serta memper­

katakan kebebasan bagi hati kita yang letih, yang membutuhkan kemenangan yang tersedia bagi kita melalui Kristus. Buku ini adalah harta karun yang pastinya akan Anda baca lagi dan lagi. Saya tidak sabar sampai Anda membaca buku ini dan melihat hidup Anda diubahkan!

Kita semua tahu bagaimana rasanya terpe­

rangkap dalam putaran pikiran tiada henti yang menjatuhkan kita serta rasa frustrasi karena tidak tahu bagaimana cara memutus siklus ter­

sebut. Buku yang bijaksana dan praktis ini mem­

berikan panduan yang kita perlukan supaya kita terbebas dari tirani pikiran negatif dan me­

re but kembali sukacita kita. Sebuah buku yang sangat saya rekomendasikan untuk Anda baca!

Louie Giglio adalah anugerah yang sudah dinu bu­

atkan bagi zaman kita. Sedangkan Maz mur 23 adalah kebenaran yang terus ber gema di segala za man. Keduanya memperdengarkan suara nya­

ring yang menautkan gelombang pikiran kita de ngan kehidupan dalam kerajaan Allah. Seba gai pribadi yang rutin membaca Mazmur 23 setiap pagi, buku ini sangat menyentuh keda laman hati saya.

Pujian untuk jangan undang Musuh ke Meja PerjaMuan anda

Lysa terkeurst

Penulis Buku terlaris versi new York times Dan PimPinan PelaYanan

ProverBs 31

ian Morgan Cron

Penulis Buku the roaD Back to You

john Mark CoMer

PenDeta BiDang visi Dan Pengajaran Di gereja BriDgetown Dan Penulis

Buku the ruthless elimination of hurrY

(4)

Buku baru Louie, Jangan Undang Musuh ke Meja Perjamuan Anda, ditujukan bagi siapa saja yang telah membiarkan musuh memenuhi pikiran mereka. Apa pun yang Anda rasakan, entah ke­

ma rahan, kesendirian, rasa tidak nyaman ter­

hadap diri sendiri, atau rasa malu, sekaranglah waktunya untuk mendepak musuh dari dalam pikiran Anda dan merebut kembali tempat Anda pada meja perjamuan.

Bila Anda sedang bergumul dengan pikiran­

pikiran yang memberatkan Anda, buku karya Pendeta Louie Giglio, Jangan Undang Musuh ke Meja Perjamuan Anda, akan membantu Anda dalam menemukan kebenaran­kebenaran alki­

tabiah yang akan membebaskan pikiran Anda.

Supaya dengan demikian Anda bisa menjalani hidup seperti yang Allah kehendaki.

Peperangan terbesar dalam hidup kita berpusat pada peperangan di dalam pikiran. Saya bersyu­

kur karena karya seperti ini membanjiri artileri kerohanian kita dengan amunisi Injil. Terima kasih, Louie G (nama penyanyi rap yang saya beri kan kepada dia), karena memberi kami pema haman yang mendalam dan akses yang kami perlukan untuk bisa menahan garis depan bagi kemuliaan Allah dalam medan pertem­

puran dalam pikiran kami.

steven FurtiCk

PenDeta Di gereja elevation Dan Penulis

Buku laris versi new York times

kB

artis

Craig groesCheL

PenDeta Di life church Dan Penulis Buku laris versi new York times

(5)

Ada dua kursi dalam meja perjamuan di hati Anda—satu untuk Anda dan satu lagi untuk Yesus—sementara kursi ketiga tersedia bagi orang asing. Inilah pesan pengubah paradigma yang terkandung di dalam buku penting ini, Jangan Undang Musuh ke Meja Perjamuan Anda.

Apabila sampai sekarang Anda masih mengun­

dang iblis ke meja Anda dan membiarkannya tidak memberi manfaat dalam pusaran pikiran Anda, maka Anda akan tergelincir sehingga tidak bisa meraih tujuan Anda. Biarkan Luoise me nun­

jukkan kepada Anda cara memberitahu kepada musuh, “Kursi­kursi ini kuambil,” dan Anda akan menyaksikan hidup Anda mengalami perubahan.

Saya yakin bahwa buku Jangan Undang Musuh ke Meja Perjamuan Anda tidak hanya akan men­

jernihkan iman Anda, tetapi juga menguat kan­

nya. Yesus telah meraih kemenangan terbesar—

sekaranglah waktunya berjuang untuk berpikir secara benar dan mengarahkan mata kita ke pada Gembala kita yang baik.

Jangan Undang Musuh ke Meja Perjamuan Anda adalah sebuah anugerah! Buku luar biasa ini menunjukkan kepada kita cara mengakses dan memakai sumber­sumber daya yang kita miliki di dalam Kristus agar kita bisa mengembalikan lagi kedamaian dan ketenteraman ke dalam pikiran kita.

Levi dan jennie Lusko

Para PenDeta PemimPin Di gereja fresh life Dan Para Penulis Buku laris

tiM teBow

atlet Profesional Dan komentator taYangan olahraga, Penulis, PemBicara utama, serta

filantrofis.

dr. CrawFord w. Loritts, jr.

Penulis, PemBicara, PenYiar raDio, Dan PenDeta senior Di gereja fellowshiP BiBle

(6)

Jangan Undang Musuh ke Meja Perjamuan Anda adalah sebuah refleksi serta pencurahan tekad dan hikmat yang membara, yang dileng­

kapi dengan berbagai sarana yang telah diberi kan dengan cuma­cuma. Louie telah dapat menyam­

paikan semuanya itu agar mudah untuk diprak­

tikkan.

Jangan Undang Musuh ke Meja Perjamuan Anda mengingatkan kita tentang identitas kita di dalam Kristus—bahwa semua pertempuran yang Dia menangkan juga sudah kita menangkan! Louie menunjukkan kepada kita cara Allah mengun­

dang kita untuk masuk ke dalam hubungan de ngan Dia dan memberi kita tempat duduk di meja perjamuan­Nya, sembari Anda memenangi pertempuran di dalam pikiran Anda.

Buku Jangan Undang Musuh ke Meja Perjamu an Anda adalah pesan dan paradigma yang meng­

ubahkan dunia yang disadur langsung dari Firman Allah.

Buku Jangan Undang Musuh ke Meja Perjamuan Anda akan memperlengkapi Anda dengan sarana praktis untuk menautkan pikiran­

pikiran Anda dengan kebenaran Allah sehingga Anda bisa memenuhi tujuan yang Allah berikan dengan semangat serta sukacita.

Brooke dan sCott Ligertwood

Christina Caine

Penulis Buku laris Dan PenDiri a21 anD

ProPel women

Christian dan sadie huFF

earL MCCLeLLan

PenDeta Di gereja sheroline citY

(7)

Tidak diragukan lagi, Jangan Undang Musuh ke Meja Perjamuan Anda adalah istilah kekinian untuk zaman ini. Buku ini berisi kebenaran dan dorongan yang akan membantu Anda untuk meraih kembali setiap jengkal tanah yang dicuri musuh dari Anda, dan agar Anda dapat benar­

benar melangkah ke dalam kedamaian, kemer­

dekaan, serta kemenangan yang Yesus berikan kepada Anda melalui kematian­Nya.

Tidak banyak orang di kalangan kristiani yang mampu menunjukkan fakta­fakta kehidupan rohani secara tepat. Halaman­halaman buku ini bukan hanya inspirasi; tetapi juga merupa kan sarana persiapan untuk berperang melawan kegelapan!

Buku Jangan Undang Musuh ke Meja Perjamuan Anda adalah sebuah panduan untuk mencari pengharapan yang dapat mengubahkan, yang didamba oleh setiap hati yang terluka. Sebuah buku panduan yang patut untuk diapresiasi.

Cody Carnes dan kari joBe Carnes

Para PenYanYi lagu rohani Dan nominator

grammY awarDs

john LindeLL

PenDeta utama Di river church Dan Penulis

Buku soul set free

katherine dan jay woLF

Para Penulis Buku laris suffer strong anD

hoPe heals

(8)
(9)

JANGAN UNDANG MUSUH KE MEJA

PERJAMUAN ANDA

INILAH WAKTUNYA MEMENANGKAN PERTEMPURAN DALAM PIKIRAN ANDA ...

LOUIE GIGLIO

(10)
(11)

Bersyukurlah akan badai dalam hidup ini.

Badai menyingkapkan siapa kawan sejati Anda.

Kepada kawan yang mengirimi saya pesan yang menjadi judul buku ini—

terima kasih karena membiarkan Allah memakai Anda untuk mengubahkan hidup saya.

(12)

Jangan Undang Musuh ke Meja Perjamuan Anda Copyright © 2021 by Louie Giglio

Originally published in English under the title

Don’t Give the Enemy a Seat at Your Table

Published by W Publishing Group, an imprint of Thomas Nelson ISBN: 978-602-419-231-0

All Right Reserved Under International Copyright Law.

Permission to Publish in Indonesian by:

LIGHT PUBLISHING

Menerangi dan Memberkati

E-mail : [email protected]

Website : https://tokobukulight.com IG : light_publishing

Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun tanpa izin tertulis dari penulis/penerbit sesuai undang-undang Hak Cipta dan moral Kristiani

Light Publishing : Agustus 2022 Koordinator : Adi Wangsa Penerjemah : Abraham Aji Editor : Light Publishing Proofreader : Light Publishing Desain : Wahyu

Cetakan ke : 1

(13)

xiii

daFtar isi

Satu

|

Sembilan Kata yang Akan Mengubahkan

Hidup Anda 1

Dua

|

Mazmur 23—Cara Pandang yang Baru 13

Tiga

|

Boleh Saya Duduk? 37

Empat

|

Kebohongan­Kebohongan Besar Terbongkar 47

Lima

|

Siklus Dosa 67

Enam

|

Revolusi Kebebasan 87

Tujuh

|

Menawan Segala Pikiran 107

Delapan

|

Kasih Karunia yang Membungkam Rasa Malu 129 Sembilan

|

Terpukau oleh Gunung yang Megah 149

Sepuluh

|

Taman Pikiran Anda 167

Ucapan Terima Kasih 179

Referensi 181

Tentang Penulis 183

(14)
(15)

1

satu

seMBiLan kata yang akan

MenguBahkan hiduP anda

s

aya merasa diserang. Disalahartikan. Diabaikan. Merasa terluka.

Shelley dan saya berada di tengah badai besar—kami meng­

alami salah satu musim terberat yang pernah kami hadapi sebagai seorang pemimpin. Anak panah beterbangan ke arah saya dari segala arah.

Hati saya gundah dan penuh pergolakan.

Saat bertahun­tahun yang lalu kami memutuskan untuk mendirikan gereja lokal, seorang kawan memberikan tanggapan yang menusuk mengenai perjalanan yang kami ambil. Dia mengatakan: Ini usaha tersulit yang bakal engkau lakukan.

Pada saat itu, saya menepis kata­katanya. Saya berpikir, kami sudah melakukan beberapa hal yang cukup sulit. Tetapi sekarang kata­katanya

(16)

2

J A N G A N U N D A N G M U S U H K E M E J A P E R J A M U A N A N D A

bergema di benak saya. Dia benar. Membangun keluarga kerajaan Allah yang disebut “gereja lokal” dari kalangan yang kebanyakan terdiri dari orang asing merontokkan optimisme saya (saya pikir kami tidak akan pernah mengalami perselisihan internal seperti di gereja lain). Di usia lima puluh tahun sekalipun, saya sudah pernah menghadapi tantangan yang menguji segenap pengalaman saya.

Sekarang, pergumulan internal tersebut menjadi kenyataan. Intens.

Personal. Rasa pahit dan frustrasi terus bekerja tanpa henti untuk meluluh­

kan semangat saya. Saya bertanya­tanya lebih dari sekali, apakah usaha ini sepadan dengan hasil yang saya peroleh. Saya ingin berkemas saja, kemudian berhenti.

Suatu malam, beberapa bulan di tengah perjalanan yang penuh per­

gumulan itu, saya berada di ujung jalan masuk menuju rumah kami. Saya dalam keadaan marah sambil menulis pesan teks kepada seorang teman yang saya percaya. Sebelumnya pada sore hari, saya mengetahui sesuatu yang dapat membenarkan diri saya dalam hal ini. Saya selalu percaya pada pepatah bahwa Anda tidak harus melakukan pembelaan untuk diri Anda;

waktu lah yang akan melakukannya. Pada hari itu, saya merasa bahwa inilah waktu untuk memberi tahu dunia bahwa saya benar, dan jelas dengan itu saya takkan menyampaikan kabar baik. Saya ingin orang lain mengetahui bahwa saya juga benar. Jadi saya mengontak seseorang yang selama ini mendukung saya dalam pergumulan tersebut; seseorang yang menerima beberapa serangan karena diri saya.

Wow ... pesan yang saya tulis itu bukan main. Saya menulis mahakarya yang panjang tentang kemarahan dan pembenaran untuk diri saya. Pesan yang saya tulis itu berbunyi begini: Kau takkan percaya apa yang baru saja terjadi. Aku tidak bilang bahwa aku benar, tapi yah, keadaannya memang be­

gitu! Bisakah engkau mempercayainya? Maksudku, bila engkau sudah terlibat dalam relasi yang cukup lama, kau akan melihat watak asli orang yang sebe narnya, bukan? Maksudku, akhirnya engkau tahu ... dst ... dst ...

(17)

3

S e m b i l a n K a t a y a n g a K a n m e n g u b a h K a n h i d u p a n d a

Saya menekan tombol kirim, dan menunggu. Saya benar­benar menunggu. Saya hanya menatap layar HP, dan menanti dukungannya. Saya ingin menerima balasan yang melegakan saya, Hei, Louie, aku mendukung mu!

Aku tahu selama ini kaulah yang benar! Saya ingin bisa menyandarkan diri ke pundak orang lain dan menangis. Saya ingin bisa melakukan toss atau salam tinju (bukan hanya dengan emoji di layar HP). Saya butuh balasan berupa kata­kata yang riil, dan membutuhkannya dalam jumlah yang berlimpah.

Sesaat, waktu berlalu. Kemudian beberapa saat lagi. Saya menunggu.

­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­

Sekarang mari berhenti sejenak dan berfokus kepada kisah hidup Anda.

Apa Anda pernah mengetik pesan teks seperti itu?

Mengalami hal­hal sulit, tidak perlu harus dengan Anda merintis ge­

reja. Semua orang mengalami situasi tegang. Saat itu pikiran Anda menjadi tertekan dan Anda merasa seperti sedang diserang. Itulah waktu saat Anda ingin mengambil langkah yang besar dan melawan balik, atau justru menye­

rah. Apa yang Anda lakukan pada saat seperti itu?

Bagaimana Anda memenangkan pertempuran dalam pikiran Anda?

Pesan yang MenguBah segaLanya

Ketika Anda berada dalam situasi sulit yang disertai konflik serta kebi­

ngungan, asalkan Anda bisa mengelola pikiran Anda, Anda bisa jadi mene­

mukan cara untuk dapat terus melangkah. Meski demikian menjaga pikiran tetap jernih, lebih sulit daripada kedengarannya.

Mungkin Anda terluka oleh sikap kasar orang lain atau menerima kata­kata yang melukai Anda. Mungkin konflik itu berasal dari dalam diri Anda sendiri. Anda merasa diabaikan. Anda diserang, padahal Anda tidak

(18)

4

J A N G A N U N D A N G M U S U H K E M E J A P E R J A M U A N A N D A

bersalah. Anda terluka. Anda merasa kalah. Terjebak. Dan terhilang. Suasana hati Anda menjadi muram. Anda stres. Anda lelah dengan percakapan tiada akhir yang Anda lakukan dalam kepala Anda dengan teman, rekan kerja, anggota keluarga, dan pendakwa Anda. Percakapan di mana Anda selalu dibenarkan sedangkan kesalahan mereka diungkapkan.

Di saat­saat seperti itu, rasa takut atau putus asa mudah sekali timbul.

Anda mendapati diri Anda terus saja menoleh ke belakang. Anda bertanya­

tanya apakah ada orang yang memahami Anda. Anda bergumul dengan emosi Anda. Anda marah. Anda menangis. Bukan hal yang aneh bila Anda menyerah pada pikiran­pikiran yang gelap itu, khususnya ketika Anda menatap langit­langit rumah pada pukul dua pagi, sambil dengan putus asa berusaha membayangkan kejadiannya dan menetapkan akhir yang Anda harapkan. Anda merasa tidak memiliki cara untuk menyelesaikan masalah Anda, dan paranoia menjadi teman setia Anda. Anda jadi sangat defensif.

Dan Anda mencari sekutu. Anda mencari seseorang—siapa pun itu—

yang melihat segalanya dengan cara Anda. Anda tertarik kepada siapa pun yang akan mendengar cerita dari versi Anda dan bersimpati kepada Anda.

Itulah posisi saya ketika saya berdiri di luar rumah sambil terpaku pada ling­

karan kecil yang berputar di layar ponsel saya; simbol yang menunjukkan bahwa teks balasan sedang terkirim.

Ingat, saya membutuhkan balasan dari teman saya agar sepadan dengan emosi yang saya curahkan untuk menuliskan pesan itu. Saya sangat ingin sesuatu yang penuh gerutu dan lantang. Saya butuh banyak penegasan dan solidaritas. Dan banyak kata.

Dan lalu pesan itu pun datang. Jawabannya hanya satu kalimat. Tepat­

nya sembilan kata. Secara refleks saya mengaduh, “Kau pasti bercanda!”

Namun saat saya merenunginya dan berfokus pada pesan itu, sembilan kata itu mengubahkan hidup saya. Pesan itu berbunyi demikian:

jangan undang musuh ke meja perjamuanmu.

(19)

5

S e m b i l a n K a t a y a n g a K a n m e n g u b a h K a n h i d u p a n d a

Saya mengesampingkan rasa jengkel dan membiarkan pesan itu me­

resap ke pikiran saya. Dengan segera saya tahu, teman saya telah mem buat­

nya jelas. Saya membiarkan musuh—yakni Iblis—mempengaruhi perca­

kapan di pikiran saya.

Yang saya pergumulkan bukanlah soal perselisihan dengan orang lain.

Mereka memang terlibat, tetapi pertempuran yang saya alami adalah melawan kerajaan dan kuasa kegelapan (lihat Efesus 6:12). Bapa Surgawi tidak membuat saya merasa takut atau paranoid. Gembala saya tidak me­

naruh pikiran putus asa ke dalam pikiran saya. Pikiran beracun itu datang dari oknum lain.

Musuh telah duduk di kursi meja saya, dan saya membiarkan diri saya mendengarkan seorang pembinasa. Di sana, di jalan masuk ke rumah saya, saya putuskan untuk merebut kembali meja saya. Iblis harus enyah.

Di hari­hari berikutnya, pikiran saya terpaku pada sembilan kata itu.

Saat pikiran negatif memasuki pikiran saya, maka saya berkata kepada diri saya sendiri, Jangan undang Musuh ke meja perjamuanmu. Jangan me nyu­

burkan ide­idenya. Pikiran­pikiran itu bukan berasal dari Gembala yang baik dan dapat dipercaya. Tinggalkanlah pikiran itu.

Segera setelah hal itu terjadi, saya dituntun untuk mempelajari Mazmur 23—naskah yang telah menghibur dan menopang umat Allah selama ber abad­

abad untuk menavigasi perairan yang bergelora. Sekarang, saya melihatnya dengan pandangan mata yang baru. Terutama ayat yang berbunyi demikian,

“Engkau menyediakan hidangan bagiku di hadapan lawan­lawanku.”

(Mazmur 23:5)

Saya bisa melihat diri saya di kursi meja itu, dan Gembala yang Baik du duk di hadapan saya. Dia membawa saya melewati lembah kekelaman untuk sampai di meja itu, dan saya tidak perlu takut, meskipun ujian­ujian yang berat tidak semuanya terselesaikan. Tetapi kalau saya bisa duduk di meja itu, bukan berarti Musuh tidak bisa duduk di situ. Faktanya, meja itu

(20)

Musuh teLah duduk di kursi Meja saya, dan

saya MeMBiarkan diri saya

Mendengarkan seorang

PeMBinasa.

____________

(21)

7

S e m b i l a n K a t a y a n g a K a n m e n g u b a h K a n h i d u p a n d a

berada di tengah musuh­musuh saya. Hal itu memikat imajinasi saya dan menangkap perhatian saya.

Saya tidak perlu membenarkan diri sendiri. Saya tidak perlu member­

sihkan nama saya. Saya tidak perlu mengubah situasi atau berusaha siang malam memperbaikinya. Tugas saya adalah memusatkan pikiran saya pada Sang Gembala yang Baik, karena Dialah tuan di meja itu.

Saya hanya diminta untuk percaya kepada Dia yang membaringkan saya di padang yang berumput hijau; kepada Dia yang membimbing saya ke air yang tenang dan menyegarkan jiwa saya. Gembala yang Baik menuntun saya di jalan yang benar oleh karena nama­Nya. Lembah kelam dan masa­

masa sulit adalah bagian dari jalan itu. Tetapi Dia menyertai dan mengawasi saya untuk melewati setiap malam yang mencekam. Gembala yang Baik akan mengurapi hidup saya dengan perkenanan­Nya, dan piala saya penuh melimpah. Janji­Nya untuk memberi saya kebajikan, kemurahan, dan kasih, mengikuti saya setiap hari seumur hidup saya.

Masa depan saya sudah dipastikan. Saya tidak perlu merasa takut. Sang Gembala ada di meja itu, dan Dia akan memastikan agar saya dapat berdiam di rumah Tuhan untuk selamanya.

Hari demi hari berikutnya, saya mempelajari kebenaran di dalam Mazmur 23. Saya membiarkan firman Tuhan di dalamnya merasuk ke jiwa saya. Dari 1 Petrus 5:8, saya mengetahui bahwa taktik utama Iblis adalah berkeliling mengitari kehidupan saya. Jadi, mungkin saya tidak bisa menghentikan Iblis mengelilingi meja saya, namun dalam nama Yesus saya jelas punya pilihan untuk tidak membiarkan Musuh duduk di meja saya.

Firman Allah mengubah cara saya berpikir dan memberikan dampak yang kuat terhadap kondisi pikiran dan kedamaian hati saya. Kalimat jangan undang Musuh ke meja perjamuanmu dengan cepat menjadi lebih dari sekadar kutipan yang bermanfaat. Sembilan kata ini menjadi senjata yang telah membebaskan diri saya.

(22)

8

J A N G A N U N D A N G M U S U H K E M E J A P E R J A M U A N A N D A

MoMentuM datang

Beberapa minggu kemudian, saya sedang memimpin studi Alkitab pagi untuk para pelatih tim­tim olahraga profesional. Tim yang mereka pimpin telah mengalami kesulitan dan kekalahan pada musim itu, dan aura di ruangan itu terasa buruk. Mereka saling melemparkan kritik. Saya kira mereka sudah saling menyimpan kecurigaan dan ketidaksukaan antara satu dan yang lain. Saya bisa melihat wajah­wajah mereka yang cemas dan putus asa. Para pelatih itu sedang mengalami apa yang saya alami di malam ketika pertama kali saya mengirim SMS untuk teman saya.

Di tengah­tengah khotbah, saya merasakan bahwa Roh Kudus men­

dorong saya memusatkan pembahasan saya pada apa yang Tuhan ajarkan kepada saya lewat Mazmur 23, dan apa yang sudah saya pelajari tentang meja yang Allah siapkan di hadapan lawan­lawan kita. Saya menjelaskan kepada mereka bagaimana saya mengirimi teman saya teks yang panjang itu, yang memuat kalimat ini, “Aku sedih, tolong dukunglah aku” dan bagaimana balasannya.

Saat saya mengucapkan kalimat, Jangan undang Musuh ke meja perjamuanmu, suasana di ruangan itu pun berubah. Ekspresi di wajah­wajah para pelatih itu berubah. Lalu saya mendengar beberapa dari mereka mengatakan bahwa sembilan kata itu sama berdampaknya untuk mereka seperti halnya untuk diri saya.

Di hari yang sama pula, saya kembali ke Passion untuk menghadiri pertemuan seluruh anggota tim sesuai jadwal yang telah ditentukan. Sembari saya kembali ke Atlanta, saya menelepon dan meminta meja di tengah ruangan, dan di atas meja itu supaya disediakan makanan ringan biasa dan gelas. Saya mengembangkan apa yang telah saya sampaikan di pagi itu ke­

pada para pelatih dan mengubah pesan itu menjadi pengalaman yang bisa dilihat secara nyata. Saya akan duduk di meja itu dengan makanan di atasnya dan berbicara tentang janji yang tercantum pada Mazmur 23.

(23)

9

S e m b i l a n K a t a y a n g a K a n m e n g u b a h K a n h i d u p a n d a

Sekali lagi, pesan itu sangat mengena untuk mereka. Sampai­sampai kami mengembangkannya menjadi acara bincang­bincang yang saya sampaikan di gereja kami di Minggu berikutnya. Kali ini untuk hidangannya sedikit lebih mewah dan pengaturan tempatnya sedikit lebih menawan.

Kami menyiapkan banyak buah­buahan dan piringan keju. Ada potongan­

potongan daging asap. Roti. Dan juga hidangan penutup.

Bam! Sembilan kata itu lagi­lagi memberikan dampak yang kuat ...

begitu mendalam, begitu mengena. Seorang ibu dari tiga anak yang baru saja mengalami perpisahan yang penuh ketegangan mengatakan kepada saya bahwa kata­kata seperti itulah yang perlu didengarkannya. Seorang mahasiswa yang sedang bergulat dengan pikiran untuk bunuh diri meng­

amini kesaksian ibu tersebut. Dari situ jelas terlihat bahwa saya bukanlah satu­satunya orang yang sedang mengalami pergumulan. Pesan itu bukan hanya diperuntukkan pada saya. Namun untuk dibagikan kepada sebanyak mungkin orang.

Belakangan, saya mendapat hak istimewa untuk membagikan pesan tersebut ke seluruh dunia, dan pengalaman itu memberikan kesan balik yang menyegarkan bagi saya sebagai pembicara. Pada awalnya, saya me­

nyampaikan pesan tersebut di atas panggung, namun saya segera berpindah ke sebuah meja yang telah dipersiapkan sebelumnya di tengah­tengah para hadirin. Pada satu titik, saya akan membagikan hidangan kepada mereka dan meminta mereka menikmati croissant, brownies, atau wortel. Lalu, saya menyuruh mereka membagikan nampan makanan kepada hadirin yang ada di samping mereka. Mereka pun selalu bersorak paling keras ketika melihat makanan penutup yang tampak lezat.

Namun, tujuannya bukanlah membuat ilustrasi untuk menarik per­

hatian hadirin. Itu adalah demi menggulirkan kuasa dengan cara menyatakan kepada mereka bahwa Raja semesta alam mengundang Anda dan saya untuk duduk bersama­Nya di kursi meja­Nya. Kesembilan kata itu tidak saja mudah diingat, tetapi juga tersampaikan dengan kuasa yang telah

Referensi

Dokumen terkait

tanya ADIKSIMBA (Apa, Di mana, Kapan, Siapa, Mengapa, Bagaimana), pada tahap ini terdapat siswa yang kesulitan menuliskan kembali isi teks bacaan dan terdapat

Berdasarkan CTQ yang diperoleh dari wawancara Ouality assurance, Quality control, Mekanik, Supervisor produksi dan Operator diperoleh delapan faktor: Faktor belt (jenis

Barry membagikan pengenalan dan pengalaman seumur hidup kepada Anda di dalam buku ini yang akan memampukan Anda untuk membiarkan iman bangkit di dalam hati Anda dan

Sekarang saya tahu bahwa ini bukan hanya untuk memenuhi hasrat hati—meskipun itu memang memenuhi hasrat hati saya dan telah bertumbuh menjadi hasrat yang besar— tetapi ini

Hasil analisis data dari pretest dan posttest tentang perilaku merokok menggunakan uji beda Wilcoxon, diperoleh z hitung=-2,913 < z tabel=1,645 maka Ha diterima dan Ho

Analisis data runtun waktu pada empat data simulasi yang berbeda karakteristik yaitu stasioner, stasioner dengan outlier, nonstasioner, dan nonstasioner dengan

Pendidikan yang baharu, khususya dalam Seksyen 17, masih mempertahankan kedudukan bahasa masih mempertahankan kedudukan bahasa melayu sebagai bahasa pengantar utama sistem

Berdarkan tabel dapat diketahui bahwa strategi yang dilakukan oleh pedagang apabila suatu saat dagangan mereka sepi pembeli adalah meningkatkan kualitas