A. Capaian Pembelajaran
Fase E (Umumnya untuk kelas X SMA/MA/Program Paket C) Pada akhir fase E, peserta didik memiliki kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi dan bernalar sesuai dengan tujuan, konteks sosial, akademis, dan dunia kerja. Peserta didik mampu
memahami, mengolah, menginterpretasi, dan mengevaluasi informasi dari berbagai tipe teks tentang topik yang beragam. Peserta didik mampu menyintesis gagasan dan pendapat dari berbagai sumber.
Peserta didik mampu berpartisipasi aktif dalam diskusi dan debat.
Peserta didik mampu menulis berbagai teks untuk menyampaikan pendapat dan mempresentasikan serta menanggapi informasi nonfiksi dan fiksi secara kritis dan etis.
Elemen Capaian Pembelajaran
Menyimak Peserta didik mampu mengevaluasi dan mengkreasi informasi berupa gagasan, pikiran, perasaan, pandangan, arahan atau pesan yang akurat dari menyimak berbagai jenis teks (nonfiksi dan fiksi) dalam bentuk monolog, dialog, dan gelar wicara.
Membaca dan Peserta didik mampu mengevaluasi informasi berupa Memirsa gagasan,pikiran, pandangan, arahan atau pesan dari berbagai jenis teks, misalnya deskripsi, laporan, narasi, rekon, eksplanasi, eksposisi dan diskusi, dari teks visual dan audiovisual untuk menemukan makna yang tersurat dan tersirat. Peserta didik menginterpretasi informasi untuk mengungkapkan gagasan dan perasaan simpati, peduli, empati dan/atau pendapat pro/kontra dari teks visual dan audiovisual secara kreatif. Peserta didik menggunakan sumber lain untuk menilai akurasi dan kualitas data serta membandingkan isi teks.
Elemen Capaian Pembelajaran Berbicara dan
Mempresentasikan
Peserta didik mampu mengolah dan menyajikan gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau pesan untuk tujuan pengajuan usul, perumusan masalah, dan solusi dalam bentuk monolog, dialog, dan gelar wicara secara logis, runtut, kritis, dan kreatif. Peserta didik mampu mengkreasi ungkapan sesuai dengan norma kesopanan dalam berkomunikasi. Peserta didik berkontribusi lebih aktif dalam diskusi dengan mempersiapkan materi diskusi, melaksanakan tugas dan fungsi dalam diskusi. Peserta didik mampu mengungkapkan simpati, empati, peduli, perasaan, dan penghargaan secara kreatif dalam bentuk teks fiksi dan nonfiksi multimodal.
Menulis Peserta didik mampu menulis gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau pesan tertulis untuk berbagai tujuan secara logis, kritis, dan kreatif dalam bentuk teks informasional dan/atau fiksi. Peserta didik mampu menulis teks eksposisi hasil penelitian dan teks fungsional dunia kerja. Peserta didik mampu mengalihwahanakan satu teks ke teks lainnya untuk tujuan ekonomi kreatif. Peserta didik mampu menerbitkan hasil tulisan di media cetak maupun digital.
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP) MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA
FASE/KELAS : E / X BDP
TAHUN PELAJARAN : 2022/2023
CAPAIAN PEMBELAJARAN : Peserta didik mampu mengevaluasi dan mengkreasi informasi berupa gagasan, pikiran, perasaan, pandangan, arahan atau pesan yang akurat dari menyimak berbagai jenis teks (nonfiksi dan fiksi) dalam bentuk monolog, dialog, dan gelar wicara.
Elemen CP Kompetensi Konten Tujuan
Pembelajaran (TP)
Tujuan Capaian Pembelajaran
Profil Belajar Pancasila
Alokasi Waktu
Menyimak
Peserta didik mampumengevaluasi dan mengkreasi informasi berupa gagasan, pikiran, perasaan, pandangan, arahan atau pesan yang akurat dari menyimak berbagai jenis teks (nonfiksi dan fiksi) dalam bentuk monolog, dialog, dan gelar wicara.
Mengevaluasi Mengkreasi
Nonfiksi Fiksi Monolog Dialog Gelar wicara
1. Peserta didik dapat
mengevaluasi informasi berupa gagasan, pikiran, perasaan, pandangan, arahan atau pesan yang akurat dari menyimak berbagai jenis teks (nonfiksi dan fiksi) dalam bentuk monolog, dialog, dan gelar wicara.
1.1. Peserta didik dapat menjelaskan informasi berupa gagasan, pikiran, perasaan, pandangan, arahan atau pesan yang akurat dari menyimak berbagai jenis teks (nonfiksi dan fiksi) dalam bentuk monolog, dialog, dan gelar wicara.
1.2 Peserta didik dapat mengevaluasi
informasi berupa gagasan, pikiran, perasaan, pandangan, arahan atau pesan yang akurat dari menyimak berbagai jenis teks (nonfiksi dan fiksi) dalam
Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
Berpikir kritis pada pengerjaan tugas
18 JP
bentuk monolog, dialog, dan gelar wicara.
2. Peserta didik dapat
mengkreasi informasi berupa gagasan, pikiran, perasaan,
pandangan, arahan atau pesan yang akurat dari menyimak berbagai jenis teks (nonfiksi dan fiksi) dalam bentuk monolog, dialog, dan gelar wicara.
2.1. Peserta didik dapat menganalisis informasi berupa gagasan,
pikiran, perasaan, pandangan, arahan atau pesan yang akurat dari menyimak berbagai jenis teks (nonfiksi dan fiksi) dalam bentuk monolog, dialog, dan gelar wicara.
2.2 Peserta didik dapat mengkreasi informasi berupa gagasan, pikiran, perasaan, pandangan, arahan atau pesan yang akurat dari menyimak
berbagai jenis teks (nonfiksi dan fiksi) dalam bentuk
monolog, dialog, dan gelar wicara.
Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
Berpikir kritis pada pengerjaan tugas
Mandiri
18 JP
DST
1. INFORMASI UMUM A. IDENTITAS MODUL Nama Penyusun
Institusi Tahun Jenjang Program Keahlian Mata Pelajaran Kelas
Alokasi Waktu
: Rilen Carolina, M.Pd.
: SMK PGRI 2 Prabumulih : 2022-2023
: SMK
: Bisnis dan Manajemen Pemasaran
: Bahasa Indonesia : X
: 2 x 18JP B. ELEMEN DAN
CAPAIAN
PEMBELAJARAN
Elemen : Menyimak
Capaian Pembelajaran : Peserta didik mampu mengevaluasi dan mengkreasi informasi berupa gagasan, pikiran,
perasaan, pandangan, arahan atau pesan yang akurat dari menyimak berbagai jenis teks (nonfiksi dan fiksi) dalam bentuk monolog, dialog, dan gelar wicara.
C. TUJUAN
PEMBELAJARAN
1. Peserta didik dapat mengevaluasi informasi berupa gagasan, pikiran, perasaan, pandangan, arahan atau pesan yang akurat dari menyimak berbagai jenis teks (nonfiksi dan fiksi) dalam bentuk monolog, dialog, dan gelar wicara.
2. Peserta didik dapat mengkreasi informasi berupa gagasan, pikiran, perasaan, pandangan, arahan atau pesan yang akurat dari menyimak berbagai jenis teks (nonfiksi dan fiksi) dalam bentuk monolog, dialog, dan gelar wicara.
D. ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN
1.1. Peserta didik dapat menjelaskan informasi berupa gagasan, pikiran, perasaan, pandangan, arahan atau pesan yang akurat dari menyimak berbagai jenis teks (nonfiksi dan fiksi) dalam bentuk monolog, dialog, dan gelar wicara.
1.2 Peserta didik dapat mengevaluasi informasi berupa gagasan, pikiran, perasaan, pandangan, arahan atau pesan yang akurat dari menyimak berbagai jenis teks (nonfiksi dan fiksi) dalam bentuk monolog, dialog, dan gelar wicara.
2.1. Peserta didik dapat menganalisis informasi berupa gagasan, pikiran, perasaan, pandangan, arahan atau pesan yang akurat dari menyimak berbagai jenis teks (nonfiksi dan fiksi) dalam bentuk monolog, dialog, dan gelar wicara.
2.2 Peserta didik dapat mengkreasi informasi berupa gagasan, pikiran, perasaan, pandangan, arahan atau pesan yang akurat dari menyimak berbagai jenis teks (nonfiksi dan fiksi) dalam bentuk monolog, dialog, dan gelar wicara.
E. PROFIL PELAJAR PANCASILA
Bertakwa kepada Tuhan YME dimplementasikan pada saat berdo’a di awal dan akhir kelas
Berpikir kritis diimplementasikan pada saat pengerjaan tugas Mandiri diimplementasikan pada saat penyelesaian tugas F. SARANA DAN
PRASARANA
Slide powerpoint, Laptop, Handphone, Spidol, Papan Tulis, LKPD
G. TARGET PESERTA DIDIK
Peserta didik regular/ tipikal umum H. MODEL
PEMBELAJARAN
Project-based learning
I. PERTEMUAN 1 dan 2
Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
Guru mengucapkan salam pembuka, mengecek kehadiran peserta didik, berdoa untuk memulai pembelajaran.
Guru menanyakan kabar kepada peserta didik.
Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari. Misalnya, “Berita apa yang sedang hangat diperbincangkan sekarang?
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai.
Guru menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan pembelajaran.
Kegiatan Inti (Model Discovery Learning) (40 menit)
Fase 1
Peserta didik menyimak contoh teks eksposisi yang sedang hangat diperbincangkan dari video/rekaman/koran/internet. Misalnya, video berita “DPR Setujui Rencana Belajar Tatap Muka Januari 2021” yang diakses melalui https://www.youtube.com/watch?v=Vq1qYVIETXM. Teks berita
“Komisi X Akan Minta Kebijakan Sekolah Tatap Muka pada Januari 2021 Ditinjau Kembali” yang diakses melalui https://nasional.kompas.com/read/2020/12/04/07323561/komisi-x-akan-minta- kebijakan-sekolah-tatap-muka-pada-januari-2021-ditinjau?page=all.
Fase 2
Peserta didik merespons isu tersebut.
Peserta didik membaca d u a teks eksposisi yang terdapat pada Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)/buku paket/tayangan slide yang telah dipersiapkan oleh guru.
Peserta didik bertanya jawab tentang mengenai teks tersebut. Misalnya, Bagaimana ciri-ciri teks eksposisi? Bagaimana struktur teks eksposisi? Bagaimana kaidah kebahasaan teks eksposisi?
Bagaimana membedakan fakta dan opini?
Fase 3
Peserta didik mengumpulkan informasi mengenai topik yang dibahas melalui buku, internet, atau wawancara.
Fase 4
Peserta didik mengolah informasi mengenai mengidentifikasi ciri-ciri, struktur, kaidah kebahasaan, serta fakta dan opini.
Fase 5
Peserta didik berdiskusi untuk melakukan pemeriksaan dan memberikan pembuktian pada data yang ditemukan.
Fase 6
Peserta didik membuat simpulan terhadap materi yang dikaji dan menuliskannya pada Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Peserta didik mempresentasikannya secara bergiliran.
Peserta didik yang dari kelompok yang lain menanggapinya Kegiatan Penutup (10 Menit)
Guru dan peserta didik membuat simpulan bersama-sama mengenai mengidentifikasi teks eksposisi.
Guru dan peserta didik melakukan refleksi mengenai pembelajaran hari ini.
Guru mengingatkan topik pembelajaran berikutnya, yaitu mengembangkan teks eksposisi.
Guru dan peserta didik mengakhiri pembelajaran dengan doa.
Pertemuan Pertama
Matari Pembelajaran : Menjelaskan Teks Eksposisi
Alokasi Waktu : 90 menit
Rilen Carolina, M.Pd 8 Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
Guru mengucapkan salam pembuka, mengecek kehadiran peserta didik, berdoa untuk memulai pembelajaran.
Guru menanyakan kabar kepada peserta didik.
Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai.
Guru menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan pembelajaran.
Kegiatan Inti (Model Discovery Learning)
Fase 1
Peserta didik mengamati video yang ditayangkan oleh guru mengenai isu/topik yang sedang hangat diperbincangkan.
Fase 2
Peserta dibagi ke dalam beberapa kelompok yang terdiri atas 4 – 5 peserta didik
Peserta didik bertanya jawab mengenai video tersebut.
Peserta didik merespons pertanyaan dari guru
Masalah apa yang terdapat dalam video tersebut?
Bagaimana fakta dan opini yang terdapat video tersebut?
Fase 3
Peserta didik mengamati topik/masalah yang menarik. Misalnya, dampak belajar secara daring.
Peserta didik memilih topik yang dikuasai.
Peserta didik mengumpulkan informasi mengenai topik tersebut dari berbagai sumber.
Fase 4
Peserta didik mengolah informasi mengenai 1) membuat kerangka teks eksposisi; 2) mengembangkan kerangka teks eksposisi.
Fase 5
Setiap kelompok berdiskusi untuk melakukan pemeriksaan dan memberikan pembuktian pada data yang ditemukan.
Fase 6
Peserta didik menuliskan teks eksposisi dengan format yang diberikan.
Peserta didik peserta didik merancang teks eksposisi yang telah dibuat dalam bentuk video/presentasi power point/lisan/rekaman.
Kegiatan Penutup (10 menit)
Guru dan peserta didik membuat simpulan bersama-sama mengenai memproduksi teks eksposisi.
Guru dan peserta didik melakukan refleksi mengenai pembelajaran hari ini.
Guru mengingatkan topik pembelajaran berikutnya, yaitu mengevaluasi teks eksposisi yang telah dibuat dalam bentuk video/presentasi powerpoint/lisan/rekaman.
Guru dan peserta didik mengakhiri pembelajaran dengan doa.
Pertemuan Kedua
Matari Pembelajaran : Mengevaluasi Teks Eksposisi
Alokasi Waktu : 90 menit
Rilen Carolina, M.Pd 9
Bacalah kedua teks ekposisi berikut!
Teks 1
Manfaat Air Untuk Kesehatan
Tubuh manusia mengandung 70%
air, jadi air adalah cairan penting yang dibutuhkan oleh tubuh. Setiap hari kita akan kehilangan cairan tubuh, karena tubuh kita membutuhkan cairan untuk bergerak dan bergerak. Cairan akan hilang karena keringat, pernapasan, dan ekskresi. Karena itu, jangan sampai tubuh kita kekurangan cairan yang bisa menyebabkan dehidrasi.
Minum air hingga 8 gelas sehari sangat disarankan agar tubuh kita tidak kekurangan cairan dan air juga memiliki banyak manfaat bagi tubuh kita. Selain memenuhi kebutuhan cairan dalam tubuh kita, itu juga bisa mencegah kulit kering.
Air adalah hal utama yang dibutuhkan oleh tubuh untuk memuaskan cairan tubuh manusia. Dengan menjaga cairan tubuh terpenuhi, kita terhindar dari penyakit dan dapat memberikan energi pada otot dan sendi kita. Dan dengan minum air, sumsum tulang belakang dan sistem tubuh kita akan terlindungi.
Air juga menawarkan manfaat bagi kulit kita, karena dapat menjaga kelembaban dan membuat kita dingin. Dan air juga bisa mengontrol asupan kalori yang kita konsumsi, sehingga porsi makanan kita tidak berlebihan.
Dapat disimpulkan bahwa air memiliki banyak manfaat bagi tubuh kita dan juga menjaga kesehatan tubuh untuk menghindari berbagai penyakit yang menyerang.
(Sumber
: Dikutip dari https://majalahpendidikan.com/teks-eksposisi-tentang-kesehatan/, 20 November 2020, dengan penyesuaian) Kegiatan Peserta DidikSumber: https://www.sehatq.com/artikel/jangan- lewatkan-manfaat-air-putih-untuk-kesehatan
Gambar 1: Manfaat Air Putih
Rilen Carolina, M.Pd 10
Teks 2
Kesadaran Masyarakat Indonesia akan Kebersihan Masih Rendah
Mayoritas masyarakat Indonesia ternyata tidak peduli akan kebersihan. Hal itu berdampak pada lingkungan sekitar dan juga kesehatan. Dari data riset Kementerian Kesehatan diketahui hanya 20 persen dari total masyarakat Indonesia peduli terhadap kebersihan dan kesehatan. Ini berarti, dari 262 juta jiwa di Indonesia, hanya sekitar 52 juta orang yang memiliki kepedulian terhadap kebersihan lingkungan sekitar dan dampaknya terhadap kesehatan.
Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Purnawan Junaidi tak membantah temuan ini. Purnawan menyebut, hal ini bahkan dapat dilihat di dalam kebiasaan sehari-hari dan pola sanitasi masyarakat Indonesia. Misalnya, masih banyak masyarakat Indonesia yang tidak memiliki jamban dan fasilitas sanitasi yang memadai di tempat tinggalnya.
Menurut laporan Riskesdas, hanya 59,8 rumah tangga yang memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi yang sesuai standar. Selain itu, pola atau kebiasaan higienitas yang baik seperti sikat gigi dan cuci tangan juga masih belum dilakukan seluruh masyarakat Indonesia.
Kesadaran masyarakat Indonesia yang masih rendah terhadap kebersihan berpengaruh besar terhadap kesehatan. Penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan diare adalah dua penyakit utama yang disebabkan oleh lingkungan hidup yang kurang bersih. Menurut laporan Riskesdas, diare bahkan merupakan penyebab 31 persen kematian anak berusia 1 bulan hingga 1 tahun. Sedangkan rata-rata prevalensi penyakit ISPA di Indonesia mencapai angka 25 persen, dengan angka tertinggi 41,7 persen dari provinsi Nusa Tenggara Timur.
Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya kebersihan, menurut Purnawan, perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi higienitas masyarakat. Faktor yang pertama adalah akses sanitasi yang memadai. Akses sanitasi ini tidak hanya meliputi
Sumber: Kompasiana.com
Gambar 2: Menjaga Kebersihan Lingkungan
Rilen Carolina, M.Pd 11
jamban dan fasilitas sanitasi lain yang sesuai dengan standar kesehatan, tetapi juga tersedianya air bersih. Menurut Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Jakarta, 41 persen sumur yang ada di lingkungan rumah tangga di Jakarta hanya berjarak 10 meter dari septic tank. Hal ini menunjukkan bahwa air yang digunakan masyarakat masih belum sesuai dengan standard kesehatan.
Faktor kedua adalah perilaku dan kebiasaan masyarakat itu sendiri mengenai kebersihan. Hal ini dapat berupa kebiasaan-kebiasaan kecil, dari membuang sampah di tempatnya hingga rajin mencuci tangan. Perilaku dan kebiasaan adalah sesuatu yang diajarkan sejak kecil, terutama lewat keluarga dan lingkungan sekolah. Oleh karena itu, penting bagi orang tua dan pihak sekolah untuk menanamkan kebiasaan positif pada anak-anak.
Faktor yang terakhir adalah budaya di masyarakat sekitar. Budaya yang diadopsi suatu masyarakat di wilayah tertentu pastinya berpengaruh terhadap kebiasaan dan perilaku yang diajarkan ke tiap individu. Oleh karenanya, kata Junaidi, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai kebersihan dan kesehatan, perlu kerja sama dari berbagai macam sektor, dari pemangku kebijakan yang memegang regulasi, akademisi, pelaksana, hingga masyarakat itu sendiri.
(Sumber: Dikutip dari
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20180423183600-255- 292946/kesadaran-masyarakat-indonesia-akan-kebersihan-masih-rendah, 10 November 2020, denganpenyesuaian).
Pertanyaan:
1. Bagaimana ciri-ciri kedua teks tersebut?
Nomor Ciri-Ciri Teks 1 Ciri-Ciri Teks 2
Rilen Carolina, M.Pd 12
2. Bagaimana kaidah kebahasaan kedua teks tersebut?
Kaidah Kebahasaan Teks 1 dan 2
No. Ciri Kebahasaan Contoh Kalimat
1. Buatlah kelompok yang terdiri atas 4 -5 peserta didik!
2. Amatilah masalah/isu yang sedang hangat diperbincangkan saat ini!
3. Pilihlah topik yang menarik dan Anda kuasai!
4. Kumpulkanlah informasi dari berbagai sumber, baik dari buku, surat kabar, televisi, internet, atau pengamatan di lapangan yang menjelaskan tentang topik yang Anda pilih dan melengkapi fakta-fakta yang memperkuat argumen Anda!
5. Buatlah kerangka karangan untuk menuliskan ide-ide sesuai topik yang Anda pilih!
6. Kembakanlah kerangka karangan menjadi teks teks eksposisi!
7. Kerjakanlah pada format berikut!
8. Sajikanlah teks yang telah Anda buat dalam bentuk presentasi video/power
point/rekaman!Kegiatan Peserta Didik