15
III. METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Penelitian ini dilaksanakan di lahan rusunawa Universitas Muhammadiyah Malang. Waktu pelaksanaan penelitian ini selama 3 bulan, dimulai pada tanggal 6 Maret 2020 – 27 Mei 2020.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian yaitu ember, timbangan, penggaris, alat tulis, alat dokumentasi, cangkul, jurigen, gembor, Sprayer, refraktometer brix, dan jangka sorong.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kulit kacang tanah, air, Bio- Slurry, benih jagung var. Bonanza, pupuk kimia NPK, dan insektisida Puradan.
3.3 Rancangan Penelitian
Metode Penelitian yang digunakan yaitu dengan menggunakan penelitian rancangan acak kelompok (RAK) dengan 2 faktor.
a. Faktor I yaitu pemberian dosis kulit kacang tanah
KI = pemberian dosis kulit kacang tanah 10 ton/ha (1kg/m2) K2 = pemberian dosis kulit kacang tanah 15 ton/ha (1,5kg/m2) K3 = pemberian dosis kulit kacang tanah 20 ton/ha (2kg/m2) b. Faktor II yaitu dosis pemberian Bio-slurry
B1 = pemberian 1 L/m2 B2 = pemberian 1,5L/m2 B3 = pemberian 2 L/m2
Penelitian ini menggunakan 3 ulangan dan 9 kombinasi perlakuan dan terdiri dari 36 sub sampel. Kontrol diberi pupuk NPK setiap tanaman. Pupuk kulit kacang tanah yang sudah dihancurkan disebarkan disetiap petak penelitian 7 hari sebelum tanam, lalu diberi dosis Bio-Slurry sesuai kombinasi. setiap petak diberi pupuk kulit kacang tanah yang sudah dihancurkan dengan dosis sebanyak 10 ton/ha (1kg/m2), 15 ton/ha (1,5kg/m2 ), dan 20 ton/ha (2kg/m2). Dengan kebutuhan dosis kacang tanah terhadap masing-masing perlakuan dapat dihitung sebagai berikut :
1 m2membutuhkan 1 Kg sedangkan jika luasan 13 x 4,5 m2 = 58,5 Kg diberikan 10 ton / ha
10.000.000 g ( 10 ton/ha ) : 10.000 m2 = 1000 g / 1 Kg
1 m2membutuhkan 1,5 Kg sedangkan jika luasan 13 x 4,5 m2 = 58,5 Kg diberikan 15 ton / ha
15.000.000 g ( 15 ton/ha ) : 10.000 m2 = 1500 g / 1,5 Kg
1 m2membutuhkan 2 Kg sedangkan jika luasan 13 x 4,5 m2 = 58,5 Kg diberikan 20 ton / ha
20.000.000 g ( 20 ton/ha ) : 10.000 m2 = 2000 g / 2 Kg
Sedangkan Bio-Slurry di beri sebanyak 1 liter/m2, 1,5 liter/m2, dan 2 liter/m2. Perlakuan kontrol diberi NPK dengan dosis 300 kg/ha atau 4,6 gram per tanaman.
22 Tabel 1. kombinasi perlakuan
Perlakuan Dosis Pupuk Kulit Kacang
Dosis Bio-Slurry K1 K2 K3
B1 K1B1 K2B1 K3B1
B2 K1B2 K2B2 K3B2
B3 K1B3 K2B3 K3B3
a. Faktor I yaitu pemberian dosis kulit kacang tanah
KI = pemberian dosis kulit kacang tanah 10 ton/ha (1kg/m2) K2 = pemberian dosis kulit kacang tanah 15 ton/ha (1,5kg/m2) K3 = pemberian dosis kulit kacang tanah 20 ton/ha (2kg/m2) b. Faktor II yaitu dosis pemberian Bio-slury
B1 = pemberian 1 L/m2 B2 = pemberian 1,5L/m2 B3 = pemberian 2 L/m2
3.4 Pelaksanaan Penelitian
1. Persiapan lahan dan penanaman benih jagung manis
Pengolahan lahan diawali dengan melakukan pembersihan lahan dari gulma- gulma yang tumbuh. Setelah bersih lahan digemburkan dengan menggunakan cangkul sedalam 15 - 20 cm. Setelah tanah diolah secara merata, setelah itu diberikan perlakuan sesuai kombinasi pada petak sebelum penanaman dan dibuat petak percobaan dengan ukuran 1 m2, dengan jarak antar petakan 50 cm. Jumlah petak percobaan dibuat sesuai dengan jumlah kombinasi dan diulang sebanyak tiga kali 3 x 9 = 27 petak percobaan. Dalam satu petakan dibuat lubang tanam
22
dengan jarak tanam 70cm x 25cm. Lubang tanam dibuat dengan cara dicangkul kemudian dimasukkan 2 benih jagung manis per lubang tanam, benih yang digunakan adalah benih jagung manis varietas Bonanza.
2. Pemeliharaan
1. Pemeliharaan yang dilakukan ke tanaman jagung manis pada saat penelitian yaitu pengairan, penyiangan, pemupukan, penjarangan dan pembumbunan.
2. Pengairan dilakukan setiap hari pada tanaman jagung yang berusia satu hingga empat minggu. Selanjutnya, bila tidak turun hujan selama empat hari maka dilakukan penyiraman secara menyeluruh ke lahan. Pada fase pembungaan dan pembentukan biji, pengairan perlu dilakukan secara intensif, karena pada fase tersebut tanaman memerlukan air lebih banyak.
3. Penyiangan gulma rutin dilakukan saat tanaman berusia satu hingga empat minggu. Setelah tanamaan berusia lebih dari empat minggu penyiangan dilakukan bila gulma menutupi 50% petak lahan. Penjarangan dilakukan pada saat tanaman berumur 2 MST, sehingga tersisa satu tanaman sehat.
Penjarangan dilakukan dengan cara memotong bagian batang bawah tanaman tepat berada di permukaan tanah dengan menggunakan gunting.
4. Pemupukan dilakukkan saat 7 hari sebelum tanam sesuai kombinasi yang telah di tentukan dan untuk kontrol sendiri di beri pupuk NPK saat 7 HST.
5. Pembumbunan dilakukan saat tanaman berumur 3 MST dengan cara menimbun akar tanaman jagung yang naik keatas permukaan dengan menggunakan tanah. Tujuan pembumbunan adalah agar tanaman tidak mudah rebah.
22 3. Panen
Pemanenan dilakukan pada saat tanaman berumur 65-70 HST yang ditandai dengan tongkol terisi penuh, warna biji jagung sudah menguning, dan rambut jagung sudah mengering atau berwarna coklat tua dan tidak terurai.
3.5 Denah Penelitian
III II I
50cm
50 cm
Gambar 3. Denah Percobaan Pelaksanaan penelitian K2B2
K2B3
K2B1
K1B3
K1B1
K1B2
K3B2
K3B1
K3B3
K3B1
K1B1
K2B1
K2B3
K1B3
K3B3
K2B3
K1B2
K3B2
K1B1
K2B1
K3B1
K1B2
K2B2
K3B2
K1B3
K2B3
K3B3
1 2 3
22 Keterangan:
K2B2 : kulit kacang tanah 1kg Bio-Slury 1,5 L K2B3 : kulit kacang tanah 1,5 kg Bio-Slury 2 L K2B1 : kulit kacang tanah 1,5 kg Bio-Slury 1 L K1B1 : kulit kacang tanah 1kg Bio-Slury 1 L K1B2 : kulit kacang tanah 1kg Bio-Slury 1,5 L K3B2 : kulit kacang tanah 2 kg Bio-Slury 1,5 L K3B1 : kulit kacang tanah 2kg Bio-Slury 1 L K3B3 : kulit kacang tanah 2 kg Bio-Slury 2 L
3.6 . Variabel Pengamatan
Variabel pengamatan yang diamati pada penelitian ini meliputi tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, panjang tongkol, diameter tongkol,bobot per tongkol berkelobot, bobot per tongkol tanpa kelobot, indeks kemanisan jagung dan produksi jagung manis/petak.
Pertumbuhan
(1) . Tinggi tanaman
Tinggi tanaman diukur dari atas permukaan tanah sampai dasar malai pada umur 14 ,21, 28, 35, 42 HST. Satuan pengukuran adalah centimeter (cm).
(2). Diameter batang
Diameter batang diukur pada batang, 10 cm di atas permukaan tanah setelah tassel muncul pengukuran menggunakan jangka sorong.
(3). Jumlah daun
70 cm 25 cm
Keterangan :
Lingkaran dengan warna orange merupakan sampel
yang digunakan.
Dengan ukuran petak 1 meter peregi
22
Jumlah daun dihitung dengan cara menghitung jumlah daun yang sudah sempurna pada umur 14, 21, 28, 35, 42 HST.
(4). Bobot per tongkol berkelobot
Bobot tongkol berkelobot dihitung dengan menimbang bobot per tongkol berkelobot yang dipanen. Satuan pengukuran adalah gram (gr).
(5). Bobot per tongkol tanpa kelobot
Bobot tongkol tanpa kelobot dihitung dengan menimbang bobot tongkol tanpa kelobot yang dipanen. Satuan pengukuran adalah gram (gr).
(6). Panjang tongkol
Panjang tongkol diukur setelah jagung dipanen dan dikupas kelobotnya mulai dari pangkal tongkol hingga ujung tongkol. Satuan pengukuran adalah centimeter (cm).
(7) Diameter tongkol
Diameter tongkol diukur pada tiga bagian yaitu pada pangkal, tengah dan ujung tongkol. Satuan pengukuran adalah centimeter (cm).
(8). Kadar padatan total terlarut
Kadar padatan total terlarut (PTT) pada jagung manis (0Briks). Kemanisan jagung manis diukur dengan menggunakan alat Refraktometer. Refraktometer digunakan dengan cara meneteskan sari biji jagung kealat tersebut.
(9). Potensi Hasil Jagung Manis /petak lahan
Total produksi dihitung pada saat jagung manis dipanen dengan cara menghitung total bobot tongkol per petak lahan. Satuan pengukuran adalah gram (gr).
22
3.7 Analisis Data
Data pengamatan yang diperoleh dianalisis menggunakan Uji Analisa Varian (ANOVA) untuk mengetahui pengaruh perlakuan yang diberikan, apabila hasil analisa ragam berpengaruh nyata maka dilanjutkan dengan Uji BNJ pada taraf 5%.