• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Rahmania Lidya, (2021) Gerakan Literasi Sekolah (GLS) merupakan sebuah gerakan yang digagas oleh pemerintah melalui Permendikbud No 23 Tahun 2015 dalam rangka penumbuhan budi pekerti para siswa. GLS diciptakan untuk memenuhi upaya dalam menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang warganya menjadi pembelajar sepanjang hayat. Kegiatan Literasi merupakan salah satu kegiatan berperan penting dalam kehidupan, karena ini berkaitan dengan keterampilan membaca pada siswa dalam memahami sebuah informasi secara cermat, kritis, dan refleksi. Hal ini pun diperkuat dengan adanya peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 dengan menerapkan kegiatan membaca 15 menit sebelum pembelajaran dimulai. Kegiatan ini dilaksanakan untuk menumbuhkan kemampuan peserta didik serta meningkatkan keterampilan menulis agar pengetahuan dapat dikuasi secara baik.

Apabila siswa memiliki kebiasaan membaca yang baik, maka kemampuan berliterasi dan numerasi dapat meningkat secara natural dan bertahap setiap tahun.

Peningkatan kemampuan kognitif siswa akan berkembang seiring dengan banyaknya jumlah bacaan yang telah dibaca dan dipahami setiap harinya. Hal tersebut sejalan dengan agenda Kemendikbud mengenai Gerakan Literasi Nasional (GLN) yang digalakkan oleh Pemerintah sejak tahun 2016. Tujuan utama dari GLN adalah penumbuhan budi pekerti masyarakat Indonesia berdasarkan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015 (Kemendikbud, 2016). Permasalah yang dihadapi saat penerapan GLS di sekolah salah satunya disebabkan oleh kurangnya pendampingan dalam pengembangan budaya literasi sekolah. Para guru yang memfasilitasi program GLS masih terpacu oleh aktivitas membaca dan menulis (Hidayah, Layli, Widodo, 2020).

Kemendikbud, (2017) selain itu, GLS yang telah diterapkan saat ini juga dapat memenuhi tujuan lainnya, yaitu meningkatkan literasi siswa dalam rangka persiapan menghadapi Asesmen Nasional. Asesmen Nasional (AN) merupakan sebuah metode

(2)

evaluasi yang digunakan oleh kemendikbud untuk memetakan kemampuan literasi siswa tingkat akhir setiap jenjang sekolah di seluruh Indonesia. Pelaksanaan AN memiliki tujuan yang berbeda daripada Ujian Nasional yang selama ini telah digunakan sebagai alat evaluasi kemampuan kognitif siswa di sekolah. Asesmen Nasional (AN) terbagi menjadi tiga jenis evaluasi, yaitu : (1) Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), (2) Survei Karakter, dan (3) Survei Lingkungan Belajar. Jenis evaluasi AKM bertujuan untuk memetakan kemampuan literasi dan numerasi seluurh siswa kelas VI, IX, dan XII di Indonesia. Debora, (2020) Secara konseptual, AKM diharapkan dapat mengukur kemampuan siswa tidak hanya berdasarkan konten dari mata pelajaran, tetapi juga berbagai konteks tulisan yang lebih umum dan mampu menguasainya hingga beberapa tingkat proses kognitif, siswa yang memiliki tingkat kognitif yang tinggi dapat menunjukkan keruntutan proses berpikir untuk menyelesaikan masalah dan persoalan (Kemendikbud, 2020)

Observasi awal dilakukan pada bulan Oktober 2021 di SDN Ngaglik 02 Blitar yang telah melakukan Gerakan Literasi Sekolah (GLS). Pemilihan SD ini karena SD tersebut dalam melakukan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) sudah dalam tahap pembelajaran. Hasil observasi didapatkan informasi dari Kepala Sekolah di SDN Ngaglik 02 menyatakan bahwa untuk kemampuan berliterasi masih kurang, adapun faktornya sebagian siswa menganggap bahwa membaca merupakan kegiatan yang membosankan, faktor lain yang menjadi kendala dalam pelaksanaan gerakan literasi sekolah di SDN Ngaglik 02 Blitar adalah terbatasnya pelatihan guru dalam pelaksanaan gerakan literasi sekolah serta belum terdapat Tim Literasi Sekolah (TLS). Kondisi fisik sekolah dari segi sarana dan prasarana juga kurang memadai.

Salah satu contoh yaitu perpustakaan yang rusak, namun untuk koleksi buku di perpustakaan banyak. Oleh karena itu kepala sekolah dan para guru menerapkan pojok baca di setiap ruang kelas agar siswa setiap saat bisa membaca dan memperoleh wawasan yang luas. Selain itu bentuk Program Gerakan Literasi Sekolah (GLS) lainya siswa belajar di luar kelas untuk mengamati lingkungan sekitar, membaca buku non pembelajaran sebelum memulai belajar selama 15 menit,

(3)

serta untuk literasi menulisnya dilakukan setiap hari Senin dan Kamis dalam bentuk karya tulis cerpen, pantun, puisi untuk mengisi madding siswa di belakang kelas.

Sedangkan untuk literasi numerasi dihubungkan dengan kegiatan sehari-hari contohnya menghitung volume air bak mandi serta membantu belanja ibu ke toko.

Pemilihan kelas 5 dalam program AKM diharapkan menjadi dasar dilakukannya perbaikan pembelajaran. Hal ini dimaksudkan agar yang menjadi peserta asesmen nasional dapat merasakan perbaikan pembelajaran ketika mereka masih berada dalam satuan pendidikan.

Hasil wawancara dengan guru kelas V menyatakan bahwa jumlah siswa di kelas V hanya 8 siswa, dimana 8 siswa tersebut memiliki berbagai karakteristik yang berbeda jika dilihat dari sudut pandang kemampuan mereka dalam menerima pembelajaran. Salah satunya terdapat siswa yang masih belum lancar membaca.

kemampuan literasi siswa kelas tersebut perlu ditingkatkan mengingat kemampuan membaca mereka yang masih kurang. Informasi lain yang didapatkan yaitu karena kelas V akan melaksanakan program Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) maka perlu adanya beberapa persiapan oleh guru kelas V untuk menghadapi program tersebut yakni, 1) Lebih meningkatkan gerakan literasi sekolah, terutama literasi membaca dan numerasi, 2) Melatih kemampuan Ilmu Teknologi (IT) siswa, 3) Refleksi siswa setiap selesai pembelajaran. Untuk sarana dan prasarana dalam melakukan program AKM sekolah sudah mempersiapkan 4 komputer, dalam pelaksanaanya terbagi menjadi 2 sesi. Adapun hal yang ditawarkan dalam Program Gerakan Literasi Sekolah yaitu dengan memberikan beberapa ide atau pola pikir dengan meninjau dari berbagai jurnal sehingga bisa ditawarkan kepada pihak sekolah sebagai masukan untuk perbaikan kedepannya agar gerakan literasi sekolah dapat teratasi dengan permasalahan yang ada. Tidak hanya itu sekolah juga dapat mengembangkan gerakan tersebut agar menarik perhatian siswa yaitu diadakannya lomba karya literasi antar kelas agar siswa mendapatkan apresiasi atau penghargaan dari hasil karyanya tersebut.

(4)

Untuk kemampuan literasi dan numerasi siswa dalam kepentingan evaluasi Asesmen Nasional (AN) maka diperlukan juga Tim Literasi Sekolah (Cahya, 2021) agar Program Gerakan Literasi Sekolah berjalan dengan baik dan efektif.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat diperoleh judul “Analisis gerakan literasi sekolah guna optimalisasi program asesmen kompetensi minimum siswa kelas V SDN Ngaglik 02 Kota Blitar”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah pada penelitian adalah :

1. Bagaimana Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah di SDN Ngaglik 02 Blitar ? 2. Bagaimana guru dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) pada pelaksanaan

program AKM ?

3. Bagaimana hasil Gerakan Literasi Sekolah guna optimalisasi program AKM oleh SDN Ngaglik 02 Blitar?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui pelaksanaan program Gerakan Literasi Sekolah di SDN Ngaglik 02.

2. Mengetahui persiapan guru dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) untuk melaksanakan program AKM.

3. Mengetahui hasil Gerakan Literasi Sekolah guna optimalisasi program AKM oleh SDN Ngaglik 02 Blitar.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat membantu dunia pendidikan untuk mempersiapkan program AKM di setiap sekolah. Penelitian ini juga dapat digunakan untuk memberikan masukan kepada kepala sekolah dan guru khususnya dalam meningkatkan gerakan literasi sekolah agar kemampuan literasi siswa juga meningkat dan nantinya bisa menjadi pengalaman untuk melaksanakan program AKM selanjutnya.

(5)

2. Manfaat praktis a. Bagi siswa

Menjadikan siswa tahu apa saja yang harus dipersiapkan untuk melaksanakan program AKM tersebut. Dan mampu meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi siswa khusunya di kelas 5 SD.

b. Bagi guru

Memberikan informasi tentang apa saja Gerakan Literasi Sekolah untuk pengoptimalan program AKM yang akan dilaksanakan. Dan memberi informasi kepada guru bagaimana cara meningkatkan kemampuan literasi pada siswa.

c. Bagi sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai tambahan wawasan keilmuan dan sumbangan pemikiran berupa informasi tentang Gerakan Literasi Sekolah untuk mengoptimalkan program AKM.

E. Batasan Penelitian

Banyak hal yang menyebabkan menurunya kemampuan literasi, salah satunya yaitu menurunya minat baca peserta didik. Jika tidak dilatih sejak dini maka penerus generasi muda Indonesia minat bacanya akan sangat rendah, dan tidak memiliki bekal untuk menghadapi tantangan pendidikan di era modern ini. Salah satu contohnya adalah program dari “Merdeka Belajar” yaitu Asessment Kompetensi Minimum (AKM) yang melihat dari aspek literasi dan numerasi peserta didik untuk melihat mutu pendidikan di Indonesia. Berdasarkan rumusan masalah. Batasan ruang lingkup dari penelitian yang akan di lakukan. Penelitian akan dilakukan di kelas V (Lima) SDN Ngaglik 02 karena agar yang menjadi peserta asesmen nasioanl dapat merasakan perbaikan pembelajaran ketika mereka masih berada dalam satuan pendidikan. Penelitian lebih fokus terhadap kegiatan Gerakan Literasi Sekolah khususnya literasi dan numerasi untuk optimalisasi program AKM yang akan di laksanakan pada siswa kelas V.

(6)

F. Definisi Istilah

Agar tidak terjadi kesalahpahaman istilah-istilah yang terdapat dalam judul penelitian ini, maka peniliti menjelaskan istilah-istilah tersebut sebagai berikut :

1. Optimalisasi

Menurut Hysocc (Dalam Darmanto, 2016) pengertian optimalisasi yaitu suatu proses untuk mrncapai hasil yang ideal atau optimasi (nilai efektif yang dapat dicapai). Optimasi dapat diartikan sebagai suatu bentuk mengoptimalkan sesuatu hal yang sudah ada, ataupun merancang dan membuat sesuatu secara optimal.

2. GLS (Gerakan Literasi Sekolah)

GLS merupakan suatu usaha yang mengedepankan aktivitas berliterasi dari, oleh, untuk warga sekolah dengan siswa sebagai objek utama dan guru sebagai mentornya. Gerakan literasi sekolah tersebut diluncurkan oleh peraturan pemerintah yaitu Permendikbud No.23/2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti.

3. Asesmen Kompetensi Minimum (AKM)

Asesmen Kompetensi minimum (AKM) merupakan suatu penilaian kompetensi mendasar yang diperlukan setiap peserta didik untuk mengembang kapasitas diri dan berpartisipasi positif pada masyarakat.

Untuk program AKM ini terdapat 2 aspek yang di ukur yaitu literasi membaca dan literasi matematika (numerasi). Kedua aspek tersebut penilaiannya mencakup keterampilan berpikir logis-sistematis, keterampilan bernalar menggunakan konsep yang telah dipelajari, serta keterampilan mengolah informasi.

Referensi

Dokumen terkait

Perubahan Sosial, 2003), hal.. Upacara kematian adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh sejumlah keluarga untuk memberikan peringatan terakhir kepada orang yang dikasihinya

(3) Pejabat atau aparat operasional terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan Pembagian Biaya insentif Pemungutan Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah Khusus Stadion

Semua pihak yang telah memberikan saran dan kritik yang sangat membantu dalam penelitian dan penyusunan laporan Skripsi ini yang tidak dapat Penulis ucapkan satu persatu. Tiada

Namun demikian, apapun motivasi yang berkembang, baik itu motif yang biasa dimiliki seorang kader atau sesuatu yang baru, maupun yang berubah dari yang satu kepada yang

proses kegiatan belajar mengajar. Aktifitas tersebut seharusnya terorganisir untuk menyediakan kesempatan kepada peserta didik dalam menerapkan keterampilan berfikir

Kompetensi Inti yang dicapai : Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai

Adapun Hasanah (2013) dalam laporan penelitiannya pernah membahas mengenai kalimat eksklamatif dalam bahasa Arab. Hasil dari penelitian tersebut adalah bahwa dalam bahasa

BAB I Merupakan pendahuluan yang akan mengarahkan pembaca terhadap isi dari pembahasan yang di dalamnya meliputi beberapa hal yaitu,.. latar belakang sekaligus identifikasi