• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PERPIKIR DAN HIPOTESIS. A. Kajian Pustaka

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PERPIKIR DAN HIPOTESIS. A. Kajian Pustaka"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

4

1. Pendidikan Seni Rupa Kelas VIII Tingkat SMP

Mata pelajaran Seni Budaya bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: a. memahami konsep dan pentingnya seni budaya, b. menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budaya, c. menampilkan kreativitas melalui seni budaya, dan d. menampilkan peran serta dalam seni budaya dalam tingkat lokal, regional, maupun global. Pendidikan seni terdapat tiga substansi seperti yang diungkapkan Pamadhi (2012 : 28), yakni ekspresi, kreasi dan ketrampilan. Ekspresi dimana siswa diarahkan untuk berani mengungkapkan ide, gagasan, pandangan, kreasi dan ketrampilan. Kreasi yaitu menemukan ide baru yang dapat diimplementasikan dalam kehidupan bermasyarakat. Ketrampilan yaitu kemampuan menciptakan dan mengolah suatu karya seni.

Seni rupa merupakan salah satu mata pelajaran seni budaya, yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan nilai dalam menciptakan karya seni berupa lukisan, patung, ukiran, cetak-mencetak, dan sebagainya. Pendidikan seni rupa terdapat dua konsep, yaitu konsep sebagai aspek ekspresi dan artistik dan aspek pengetahuan.

Belajar seni rupa berarti memadukan materi atau pengetahuan dengan kreasi bentuk-bentuk seni, sehingga melibatkan imajinasi dan berpikir kreatif. Ibarat satu gambar dapat bermakna lebih dari seribu kata, siswa mampu mengekspresikan berbagai pesan ke dalam suatu bentuk atau gambar, selain itu siswa juga dapat memaknai suatu gambar dengan imajinasi dan kreatifitas mereka.

Pendidikan seni rupa khususnya yang dilaksanakan di SMP N 1 Tulung pada semester Genap, membahas tentang gambar poster. Kompetensi Inti pengetahuan yaitu memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, terkait fenomena dan kejadian tampak mata. Kompetensi inti keterampilan yaitu mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah kongkrit

(2)

(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudur pandang/teori.

Kompetensi dasar yang digunakan yaitu 3.3 memahami prosedur menggambar poster dengan berbagai teknik, 3.4 menggambar poster dengan berbagai teknik.

2. Pembelajaran Daring

Pembelajaran sendiri menurut Sudjana (2003) dalam Nini Subini (2012) merupakan seluruh tindakan maupun upaya yang dilakukan secara sengaja oleh seorang pengajar yang mempunyai kompetensi kepada pembelajar untuk melakukan kegiatan belajar dan mengajar. Sementara itu Nini Subini, dkk (2012) mendefinisikan pembelajaran sebagai kolaborasi antara aktivitas mengajar dan aktivitas belajar. Aktivitas mengajar yaitu menyangkut peranan seorang pengajar (guru maupun dosen) menciptakan komunikasi yang harmonis dan konsisten dalam menjalankan proses pembelajaran yang interaktif dan kondusif. Pembelajaran berdasarkan pendapat Rahil Mahyuddin, dalam Nini Subini (2012) adalah setiap perubahan pada perilaku yang berhubungan dengan ketrampilan kognitif yaitu meliputi penguasaan ilmu dan perkembangan kemahiran intelektual.

Kondisi pendidikan yang berdampak akibat wabah pandemi Covid-19, mengharuskan sekolah untuk mengganti sistem pembelajaran yang digunakan, awalnya pembelajaran dilakukan secara tatap muka di kelas, kemudian harus berimprovisasi dengan pembelajaran daring atau pembelajaran jarak jauh secara online melalui jaringan internet. Kebijakan ini diambil oleh pemerintah dan dilaksanakan di tempat penelitian yaitu di SMP N 1 Tulung Klaten, untuk membatasi kerumunan dan menghindarkan penularan virus covid-19.

Pembelajaran online adalah pembelajaran yang dilakukan melalui jaringan internet. Oleh karena itu, dalam Bahasa Indonesia pembelajaran online diterjemahkan sebagai ‘pembelajaran dalam jaringan’ atau ‘pembelajaran daring’

(Tian Belawati, 2019). Pengertian pembelajaran jarak jauh adalah ketika proses pembelajaran tidak dilaksanakan melalui kontak langsung atau tatap muka langsung antara pengajar dan pembelajar, melainkan dilakukan dengan berjarak dan tidak

(3)

bertemu langsung. Komunikasi berlangsung dua arah yang dijembatani dengan media seperti komputer, televisi, radio, telephon, internet, video dan sebagainya ( Munir, 2009: 18). Simamora (2003) menyatakan online learning merupakan suatu sistem atau proses untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar jarak jauh melaui apliaksi web dan jaringan internet.

Pembelajaran daring merupakan sistem pembelajaran yang dilakukan dengan tidak bertatap muka langsung, tetapi menggunakan perantara platform yang dapat membantu atau sebagai pengganti proses belajar mengajar yang dilakukan meskipun dengan jarak jauh dan komunikasi secara online. Pembelajaran daring tidak jauh berbeda dengan sistem pembelajaran konvensional pada umumnya.

Perbedaan yang paling mencolok adalah sistem pembelajaran ini tidak di laksanakan di satu ruang kelas, sehingga tidak ada interaksi secara langsung dan tatap muka antara guru atau pengajar dengan peserta didik. Media dalam sistem pembelajaran ini pun berbeda, yang biasanya alat dan media berbentuk teks atau buku, papan tulis, LCD proyektor, kini menggunakan alat elektronik yang dapat berupa Smartphone, laptop, atau komputer dengan dibantu aplikasi yang terkoneksi dengan jaringan internet dan bisa jadi tetap menggunakan buku / modul.

3. Komponen Pembelajaran Daring

Pembelajaran daring terdiri dari beberapa komponen yang menunjang pelaksanaan dari pembelajaran itu sendiri. Komponen pembelajaran dalam pembelajaran daring sama halnya dengan komponen pembelajaran pada umumnya yaitu perangkat pembelajaran, tujuan pembelajaran, materi, metode, media dan alat, sumber belajar, dan evaluasi. Muhammad Rohman dan Sofan Amri (2013) pembelajaran adalah seperangkat komponen yang antara satu dengan lainnya saling bergantungan, yang meluputi tujuan, materi, strategi/metode, alat, dan evaluasi.

a. Seperangkat alat pembelajaran

Zuhdan, dkk (2011) mengemukakan bahwa perangkat pembalajaran adalah beberapa sarana dan media yang digunakan oleh guru dan peserta didik dalam mempermudah proses pembelajaran yang harus dipersiapkan agar pelaksanaan pembelajaran dapat berhasil dan tercapai. Menurut Nazarudin (2007 :

(4)

111) perangkat pembelajaran adalah segala sesuatu atau beberapa persiapan yang disusun oleh guru sebelum pembelajaran agar pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran dapat dilakukan secara sistematis dan memperoleh hasil dari apa yang diharapkan, sedangkan perangkat yang dimaksud terdiri atas Analisis Pekan Efektif, Program Tahunan, Program Semester, Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, dan Kriteria Ketuntasan Mininal.

Perangkat pembelajaran dapat dikatakan sebagai satu paket lengkap senjata yang menjadi bekal pelaksanaan dan merupakan tatanan sistematis tentang prosedur-prosedur pelaksanaan pembelajaran dan pembagian waktu serta rencana- rencana yang bertujuan untuk mencapai suatu tujuan berupa kompetensi yang harus dimiliki sebagai hasil dari pembelajaran, yang dirancang berdasarkan kurikulum yang digunakan.

b. Platform Pembelajaran Daring

Pembelajaran daring membutuhkan ruang pertemuan secara maya untuk tetap menghubungkan guru dan siswa. Ruang tersebut sering disebut dengan platform. Platform dalam konteks pendidikan yaitu suatu wadah di mana pengetahuan dan pembelajaran online yang menyediakan informasi dan evaluasi untuk siswa. Selain itu, platform pendidikan sebagai ruang untuk para guru dan siswa dalam berinteraksi dan mengelola pembelajaran, memberikan penilaian dan pemberian tugas. Platform yang umumnya digunakan oleh sekolah untuk pembelajaran daring dalam kelas maya yaitu Whatsapp, Google Formulir, Google Classroom, Google Meet, Zoom. Pembelajaran daring di kelas VIII Cmenggunakan platform digital yakni Whatsapp dan Google Formulir.

1. Whatsapp

WhatsApp adalah cara yang cepat, sederhana, reliabel untuk berkomunikasi dengan siapa pun di seluruh dunia, dengan di lengkapi fitur pesan, chat grup, panggilan suara dan video, dapat diakses di web dan desktop,keamanan secara default, dapat membagikan dokumen dengan mudah, pesan suara, dan keamanan secara default ( enkripsi end-to-end). Aplikasi WhatsApp yang mudah diakses dan banyak digunakan siswa maupun orang tua. Sekjen Kementerian

(5)

Kominfo menyebut bahwa 83% dari 171 juta pengguna internet di Indonesia adalah pengguna WhatsApp yang menghubungkan antara masyarakat .Berdasarkan hasil penelitian yang relevan Imam Ja’far Shodiq dkk yang berjudul “Pemanfaatan Media Pembelajaran E-Learning Menggunakan WhatsApp Sebagai Solusi di Tengah Penyebaran COVID-19 di MI Nurulhuda Jelu” disimpulkan bahwa pemanfaatan WhatsApp sebagai media pembelajaran ditengan pandemi covid 19 seperti saat ini sangatlah tepat, mengingat aplikasi ini sangat sederhana bila dibandingkan dengan aplikasi online lainnya, mudah dalam pengoperasiannya dan tentunya memiliki fitur-fitur yang mendukung pembelajaran online seperti mengirim file dokumen, video, audio, dan gambar. Berbeda dengan penelitian Mirzon Daheri dkk pada artikel jurnal yang berjudul Efektifitas Whatsapp sebagai Media Belajar Daring disimpulkan bahwa penggunaan media whatsaap kurang efektif dengan faktor penjelasan guru yang kurang detail, aspek psikomotorik dan afektif belum terpenuhi, kendala sinyal, dan latar belakang orang tua yang berbeda- beda.

2. Google Formulir

Google Formulir adalah salah satu produk dari Google. Platform ini tidak berbayar namun memerlukan akun google atau e-mail untuk mengakses. Google Form dapat diakses diakses melalui perangkat smartphone, maupun PC atau laptop.

Google formulir saat ini banyak digunakan dalam pembelajaran daring, yaitu untuk survey, mengisi data ataupun menjadi lembar kerja siswa untuk tugas harian maupun untuk mengumpulkan tugas tertentu. Fitur yang ada di Google Formulir dapat menampilkan tema atau background sesuai keinginan kita, selain itu dapat menampilkan media berupa gambar, video. Opsi jawaban dapat berupa pilihan ganda dan uraian, atau mengirim file berupa gambar, dokumen, video, maupun media suara.

Google Formulir mempunyai kelebihan yaitu jawaban atau data yang telah diisi dan dikirim dapat direkap dengan waktu yang sama atau realtime. Pengisian data juga dapat kita atur sedemikian rupa semisal harus diisi data berupa angka saja, atau menyediakan opsi jawaban yang akan memudahkan siswa dalam menjawab.

Semua jawaban yang telah terekap dapat langsung diseleksi atau dinilai otomatis

(6)

oleh sistem jika kita menyediakan kunci jawaban. Data akan lebih praktis karena berbentuk soft file dan akan tersimpan dalam Google Drive.

c. Tujuan pembelajaran

Muhammad Rohman dan Sofan (2013) menyatakan tujuan pembelajaran yaitu apa yang harus dikuasi oleh siswa dan ke mana siswa diarahkan. Tujuan tersebut harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Definisi tujuan pembelajaran menurut Robert F. Mager dalam Hamzah B. Uno (2008) adalah ketrampilan yang hendak dicapai atau yang dapat dilakukan peserta didik pada kondisi dan tingkat kompetensi tertentu. Tujuan pembelajaran adalah penguasaan kompetensi yang bersifat operasional yang ditarget atau dicapai oleh siswa dalam RPP. Tujuan pembelajaran dirumuskan dengan mengacu pada rumusan yang terdapat dalam indikator, dalam bentuk pernyataan yang operasional (Abdul Majid : 126).

Berangkat dari beberapa pendapat ahli di atas tujuan pembelajaran bermakna hasil dari proses belajar yang berorientasi pada perubahan kognitif, keterampilan dan sikap tertentu yang harus dicapai dan tujuan tersebut dapat diukur apakah telah tercapai atau belum tercapai. Tujuan pembelajaran juga menjadi dasar diadakannya suatu pembelajaran, dalam praktiknya disarankan agar tujuan pembelajaran disampaikan kepada siswa pada awal pembelajaran, dan tujuan tersebut dikaitkan dengan manfaat bagi kehidupan siswa, agar motivasi siswa tertanam untuk mempelajari materi tersebut.

d. Materi pembelajaran

Materi pembelajaran merupakan salah satu bagian terpenting dalam proses pembelajaran, dimana materi bisa menjadi bahan utama yang akan diajarkan kepada peserta didik melalui pengajaran oleh guru. Bahan ajar adalah bahan yang dapat berupa informasi, alat, maupun teks, yang tersusun sistematis, yang mencakup kompetensi yang harus dikuasai peserta didik yang diajarkan saat pembelajaran, seperti buku pelajaran, modul, LkS, video ajar, audio dan sebagainya (Prastowo, 2015). Keberhasilan suatu proses pembelajaran dapat diukur dari berhasil tidaknya siswa menguasai materi pelajaran (Abdul Majid : 127). Andi Prastowo

(7)

mengungkapkan bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis, baik tertulis maupun tidak, sehingga tercipta lingkungan atau suasana yang memungkinkan peserta didik untuk belajar.

Kesimpulan dari definisi materi adalah bahan bahasan atau topik pembelajaran yang disusun secara sistematis dengan tujuan untuk menunjang tercapainya kompetensi dasar. Materi pembelajaran yang digunakan dalam sistem pembelajaran daring disesuaikan dengan media, agar dapat diakses oleh peserta didik dan menjadi lebih menarik.

e. Metode pembelajaran

Metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Metode pembelajaran menurut Supriyono adalah sebuah pola yang terencana yang berfungsi untuk mengorganisasi pembelajaran dalam kelas, dan menunjukkan cara penggunaan materi pembelajaran. Model pembelajaran adalah suatu perancanaan atau pola yang digunakan di kelas atau pembelajaran dalam tutorial, dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran (Joyke dalam Trianto).

Model dalam pembelajaran online dibedakan menjadi dua yaitu synchronous dan asynchronous. Berdasarkan pendapat ahli Tian Belawati (2019) Model pembelajaran synchronous yaitu proses pembelajaran yang dilakukan antar pengajar dan pembelajar secara serempak dalam waktu yang sama, dihubungkan dengan media komunikasi langsung dan terpisah. Media komunikasi yang digunakan untuk interaksi langsung seperti ini seperti telepon, video-conferencing, webcasts, instant-messaging, chat, dan lain-lain. Oleh karena komunikasi dan interaksinya berjalan secara real time maka pengajar dan pembelajar harus ‘hadir’

secara bersamaan, walaupun dalam tempat yang berbeda. Model pembelajaran yang kedua yaitu Pembelajaran asinkronus merupakan kebalikan dari pembelajaran sinkronus dimana antara pengajar dan pembelajar melakukan proses pembelajaran tidak dalam waktu yang bersamaan. Pembelajaran asinkronus biasanya memberikan materi pembelajaran melalui situs tertentu (website/webpage) ataupun melalui platform (seperti Learning Management System atau LMS) tertentu, dan

(8)

interaksi dilakukan dengan menggunakan media komunikasi tidak langsung seperti e-mail, discussion board, message board, atau forum online lainnya termasuk melalui media sosial.

Pembelajaran daring juga dapat memadukan kedua strategi pembelajaran sinkronous dan asinkronous agar lebih efektif, kondusif serta menciptakan pengalaman belajar untuk mencapai capaian pembelajaran yang telah ditentukan (Chaeruman, Uwes A, 2018). Metode pembelajaran dapat dikatakan sebagai susunan langkah atau cara strategis dalam menjalankan proses pembelajaran dari awal hingga akhir agar tercapai tujuan pembelajaran yang telah ditarget secara efektif. Sistem pembelajaran online berdasarkan waktu terbagi menjadi dua yaitu pembelajaran synchronous yaitu pembelajaran antara guru dan peserta didik dapat berinteraksi secara langsung melalui aplikasi video konference, audio konference, webinar maupun whatsapp. Asynchronous yaitu sistem pembelajaran daring yang dilaksanakan antara guru dan murid dalam waktu yang lebih fleksibel dan tidak sama dengan menggunakan apliaksi misalnya, Google Classrom, Edmodo, Spada, E-mail dan lain sebagainya.

f. Media dan alat pembelajaran

Media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar ( Arief. S. Sadiman, dkk, 2006 : 6). Sedangkan alat pembelajaran menurut Sudjana (2009) adalah suatu alat yang dapat diamati dan diserap oleh mata dan telinga dengan tujuan memudahkan dan membantu guru dalam penyamapain materi kepada peserta didik, agar proses belajar mengajar berjalan efektif dan efisien.

Media maupun alat pembelajaran tidak harus modern dan canggih, guru harus berpikir kreatif dengan memanfaatkan bahan atau alat yang bisa dijadikan sebagai alat peraga maupun media. Guru dapat menciptakan sendiri media atau alat pembelajaran seperti gambar hasil karyanya atau bahan lain yang sudah tersedia.

Sederhana namun bisa efektif dalam membantu menyampaikan materi yang sedang dibahas dan sebagai alat untuk menarik perhatian peserta didik agar fokus terhadap

(9)

materimdan bisa menjadi point interest bagi siswa untuk tetap termotivasi untuk belajar.

g. Evaluasi

Benyamin S. Bloom dalam Beni S. Ambarjaya (2012) menyatakan evaluasi adalah pengumpulan bukti-bukti yang cukup untuk kemudian dijadikan dasar penetapan ada tidaknya perubahan dan derajat perubahan yang terjadi pada dari siswa atau anak didik. Pernyataan tersebut masih mengarah pada siswa, namun menurut Muhammad Rohman dan Sofan, evaluasi bukan hanya untuk mengukur keberhasilan siswa, namun sebagai umpan balik guru atas pengelolaan pembelajaran. Evaluasi merupakan kegiatan mengidentifikasi dengan tujuan untuk melihat apakah suatu program yang telah direncanakan dan telah dilaksanakan tercapai atau belum, berharga atau tidak, serta dapat pula digunakan untuk melihat tingkat efisiensi pelaksanaannya (Kadek Ayu, 2017). Evaluasi pendidikan mencakup berbagai komponen proses pelaksanaan dan produk pendidikan secara keseluruhan dan di dalamnya terakomodasi tiga konsep yaitu memberikan pertimbangan (judgement, nilai (value), dan arti (worth) (Elis & Rusdiana, 2015).

Tujuan evaluasi pembelajaran menurut Amirono & Daryanto (2016) yaitu upaya agar sistem pembelajaran yaitu tujuan, materi, metode, media, sumber belajar, lingkungan dan sistem penilaian dapat berjalan efektif dan efisien. Jenis- jenis evaluasi yaitu : (i) evaluasi formatif yaitu evaluasi setiap akhir pertemuan pada proses belajar mengajar (untuk memperbaiki metode dan strategi pembelajaran), (ii) evaluasi sumatif yaitu evaluasi pada setiap akhir program seperti tengah semester, akhir semester, akhir tahun (untuk melihat capaian peserta didik), (iii) evaluasi diagnostik evaluasi yang melihat kelemahan-kelemahan peserta didik dan faktor penyebabnya. (iv) evaluasi penempatan yaitu untuk mengetahui kemampuan siswa dalam situasi atau program belajar tertentu.

Simpulan yang dapat ditarik bahwa evaluasi pembelajaran adalah proses akhir setelah komponen-komponen pembelajaran dilaksanakan secara penuh, atau bisa juga dilakukan sebelum pembelajaran yaitu mengevaluasi pemahaman siswa terkait materi sebelumnya, dengan mengamati dan menganalisis proses

(10)

pembelajaran yang telah terlaksana dan menjadi sebuah titik balik dan pengukuran terhadap keefektifan serta pencapaian tujuan pembelajaran dan dapat menjadi dasar perencanaan pembelajaran selanjutnya.

Evaluasi desain atau dalam hal ini mengkritik karya desain gambar poster dapat ditinjau dari tiga sudut pandang atau unsur yang menjadi kriteria penilaian seperti pendapat Adityawan dan Tim Litbang Concept dalam bukunya “Tinjauan Desain Grafis dari revolusi industri hingga Indonesia kini” (2010: 32) yaitu form atau bentuk, kemampuan sebuah karya untuk mengkomunikasikan suatu pesan, dan terakhir fungsi karya dengan tujuan tertentu.

Tahapan mengkritik maupun evaluasi seni secara garis besar mengacu pada teori Geahigan (2000) dalam Utami 2020, yaitu ada empat tahapan, tahap deskriptif menguraikan unsur yang ada, tahap analisis formal mengkaitkan elemen menjadi tampilan visual, tahap intepretasi atau menafsirkan makna, terakhir tahap evaluasi. Kriteria gambar poster yang baik sesuai dengan konsep Surianto Rustan, yaitu: 1) Berhasil menyampaikan informasi kepada orang secara cepat dan jelas, 2) Ide dan isi menarik perhatian orang, 3) Memengaruhi, membentuk opini dan pandangan tertentu, 4) Menggunakan warna – warna yang mencolok, 5) Menerapkan prinsip kesederhanaan.

4. Faktor Pendorong dan Penghambat Pembelajaran Daring

Faktor yang mempengaruhi belajar menurut Hanafiah dan Cucu Suhana (2009) antara nya adalah : peserta didik dengan sejumlah latar belakangnya mencakup tingkat kecerdasan, bakat, sikap, minat motivasi, pengajar profesional, partisipasi dan komunikasi interaktif antara peserta didik, guru dan lingkungan, sarana prasarana penunjang, kurikulum, lingkungsan, kepemimpinan yang sehat, partisipatif, demokratis, dan pembiayaan yang memadai.

Hal yang mendasari siswa untuk belajar dan menciptakan pembelajaran yang interaktif salah satunya adalah motivasi dalam diri siswa. Motivasi belajar merupakan salah satu faktor yang ada pada siswa yang mempengaruhi proses belajar siswa itu sendiri. Motivasi termasuk dalam aspek psikologis siswa, tidak semua siswa dalam satu kelas mempunyai motivasi yang sama saat mengikuti

(11)

pembelajaran. Motivasi menurut Ratumanan (2015) adalah suatu dasar yang menggerakkan seseorang melakukan suatu hal, apabila siswa mempunyai motivasi belajar yang tinggi maka siswa memberikan respon positif dan serius dalam belajar sedangkan apabila motivasi belajar rendah maka sebaliknya.

Pembelajaran daring dalam penyelenggaraannya tentu saja terdapat faktor pendukung dan , baik dari segi internal yaitu murid dan juga eksternal yaitu diluar faktor dari diri murid itu sendiri. Faktor internal mencakup jasmaniah : kesehatan dan cacat tubuh, psikologis: intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan. Faktor eksternal mencakup 3 faktor : faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, ekonomi, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan), faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, metode belajar, tugas) dan faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, media seperti TV, surat kabar, sosial media, yang beredar luas di masyarakat) (Slameto: 2013).

Faktor pendorong yaitu dapat berupa kemudahan-kemudahan yang disuguhkan dalam pembelajaran daring, sedangkan faktor penghambat dapat dikatakan hal-hal yang menghalangi pelaksanaan pembelajaran daring.

a. Faktor penghambat

Gejala – gejala penghambat pembelajaran dapat berasal dari faktor internal maupun eksternal. Faktor internal siswa yaitu faktor yang berasal oleh keadaan diri siswa itu sendiri, meliputi kemampuan intelektual, faktor afektif seperti perasaan dan percaya diri, motivasi, kematangan untuk belajar, usia, jenis kelamin, latar belakang sosial, kebiasaan belajar, kemampuan mengingat, kemampuan panca indra, emosi dan sikap. Faktor eksternal adalah faktor yang timbul dari luar peserta didik yaitu lingkungan keluarga, lingkungan tempat tinggal, lingkungan sekolah.

Menurut Wildavsky (2001) kelemahan utama pembelajaran e-learning adalah berkurangnya frekuensi kontak secara langsung antar siswa maupun antar siswa dan guru, peluang bersosialisasi dengan siswa lain sangat terbatas. Situasi wabah Covid-19 ini memang mengharuskan menjaga jarak dan dihimbau untuk tidak berkerumun untuk memutus penyebaran virus, sehingga penghambat dari

(12)

pembelajaran daring adalah penyampaian materi akan jelas berbeda saat bertemu di kelas dan kontak secara langsung, hal tersebut juga berpengaruh terhadap peserta didik yang biasanya bertemu dengan kawan-kawan di kelasnya, mengobrol, bercanda, bermain, dan makan bersama di kantin dan kegiatan lainnya yang melibatkan antar siswa untuk saat ini tidak bisa dilakukan harus belajar dari rumah masing-masing sehingga motivasi belajar bisa jadi menurun.

Faktor penghambat bukan hanya dari frekuensi kontak langsung saja, melainkan fasilitas atau sarana yang menjembatani belajar daring seperti perangkat HP, Sinyal, Kuota dan lain sebagainya, karena setiap siswa pasti akan mengalami hambatan yang berbeda antara satu dengan lainnya.

b. Faktor Pendukung

Faktor pendorong pembelajaran daring dapat menjadi keuntungan dalam melaksanakan pembelajaran jarak jauh. Faktor pendorong tentunya bukan hanya berdampak bagi siswa saja namun bagi guru, sekolah, maupun pemerintah dalam kaitan ini karena pembelajaran daring ini merupakan aturan dari pemerintah.

Simoamora (2003) mengungkapkan ada beberapa keuntungan dari pembelajaran berbasis online : a) Tidak membutuhkan ruang kelas artinya tidak harus bertemu dalam waktu dan tempat yang sama, digantikan kelas maya di platform belajar, b) Sekolah akan dapat lebih fokus pada program penyelenggaraan pendidikan/pelatihan, c) praktis dan penyebaran informasi secara cepat, d) interaksi yang bersifat real time (chatting/ video conference) maupun non real time (e-mail, bulletin board, mailing list).

Faktor pendukung pembelajaran daring yaitu segala hal yang dapat menjadi dorongan terlaksananya pembelajaran dengan sistem internet dan beberapa keuntungan dilaksanakannnya sistem pembelajaran yang serentak dilakukan selama pandemi Covid-19, namun perlu disadari bahwa faktor pendukung dari guru maupun siswa akan sangat berbeda antara siswa satu dengan siswa lainnya. Hal ini sangat wajar mengingat situasi, kondisi, lingkungan dan latar belakang yang berbeda.

(13)

5. Gambar Poster

Poster merupakan salah satu cabang seni yang termasuk dalam seni desain grafis. Poster adalah selembar kertas besar yang didesain untuk dipasang di dinding atau permukaan vertikal lainnya yang terdiri dari dua elemen teks dan gambar (Yuliandi Kusuma, 2009:8). Poster adalah pengumuman atau iklan bisa berbentuk gambar maupun tulisan, atau keduanya yang ditempelkan di dinding, tembok, atau tempat-tempat umum yang mudah dijangkau dan diketahui banyak orang (Atiko, 2019). Poster didesain agar menarik perhatian orang untuk melihat atau membaca informasi yang ada di sampaikan. Hal yang menjadi pembeda antara poster dengan media desain komunikasi visual seperti flyer, brosur, pamflet dan media lainnya adalah poster bertujuan bisa dibaca orang dengan jarak 7 – 10 meter, dan dalam keadaan bergerak atau sedang berjalan. Oleh sebab itu poster mempunyai target agar orang memahami informasi yang disajikan hanya dalam hitungan detik saja.

Jenis poster berdasarkan tujuannya dibedakan menjadi : a) poster iklan, b) poster lomba, c) poster propaganda dan politik, d) poster sosial dan lingkungan hidup, e) poster film, f) poster acara/event, g) poster pendidikan. Secara keseluruhan seperti perkembangan desain poster dari masa ke masa elemen yang harus diolah bukan hanya gamabar/ilustrasi/bentuk, warna, komposisi dan warna saja, ada prinsip layout yang diterapkan dan unsur-unsur seni rupa pendukung poster lainnya.

Media dalam pembuatan poster secara umum dibedakan menjadi dua yaitu manual dan digital. Poster yang dibuat secara manual umumnya memerlukan kertas karton atau kuarto, bisa juga kertas buku gambar. Peralatan yang digunakan biasanya seperti pensil, bolpoin, spidol, penghapus, penggaris, untuk pewarnaan bisa menggunakan pensil warna, crayon, cat poster, atau dapat disesuaikan.

Berbeda dengan pembuatan secara digital yang lebih praktis dan mengandalkan aplikasi berbasis desain grafis seperti CorelDraw, Photoshop, Adobe Ilustrator dan masih banyak lagi.

Kesimpulannya adalah poster merupakan sebuah pesan yang divisualisasikan melalui media berupa kertas, spanduk, baliho maupun elektronik yang berisi komposisi tulisan, gambar atau bisa jadi hanya gambar atau hanya teks

(14)

saja yang disajikan untuk menarik perhatian orang dalam waktu yang sesingkat mungkin untuk dimengerti pesan yang disampaikan. Pesan yang disampaikan dalam poster biasanya berupa larangan, ajakan, himbauan, propaganda politik atau komersil iklan. Poster umumnya disajikan dengan ukuran yang lebih besar dari media desain komunikasi visual lainnya karena agar terlihat dan terbaca oleh orang yang sedang melakukan aktivitas bergerak seperti berkendara di jalan bersepeda dan lainnya.

Surianto Rustan mengungkapkan standar poster yang bisa dikatakan efektif dan baik apabila mencakup poin – poin berikut : 1) Berhasil menyampaikan informasi kepada orang secara cepat dan jelas, 2) Ide dan isi menarik perhatian orang, 3) Memengaruhi, membentuk opini dan pandangan tertentu, 4) Menggunakan warna – warna yang mencolok, 5) Menerapkan prinsip kesederhanaan.

Berikut adalah komponen- komponen atau elemen pendukung yang ada pada poster :

a) Gambar / ilustrasi

Poster dapat berupa gambar/foto dan bisa juga ilustrasi yang dibuat untuk merepresentasikan suatu gambar atau keadaan. Selain itu artworks yaitu berupa ilustrasi, kartun, sketsa juga termasuk dalam komponen gambar poster.

b) Tipografi

Tipografi merupakan suatu ilmu dalam memilih dan menata huruf dengan pengaturan penyebaran pada ruang-ruang yang tersedia dan untuk menciptakan kesan tertentu (Agung Raden, 2016:43). Tipografi tidak hanya sebagai teks saja melainkan ada fungsi lain seperti menjadi elemen desain. Tipografi bisa berdiri sendiri menjadi sebuah karya desain. Tipografi dalam hal ini mencakup jenis font serta ukuran yang akan digunakan, jarak antar huruf, kata, baris dan lebar paragraf.

Menentukan jenis huruf berpedoman pada isi pesan yang akan disampaikan.

c) Warna

Warna merupakan kesan yang ditimbulkan cahaya pada mata (Soegeng, 1987 dalam Dharsono, 2004 : 48). Warna merupakan elemen visual yang dapat mempengaruhi pandangan mata, bahkan bisa mempengaruhi psikologi manusia.

(15)

Gambar 1. Lingkaran Warna (Sumber : Sofyan Salam, 2020 : 24)

Warna teerdiri dari lima jenis warna yaitu warna primer, warna sekunder, warna tengah, warna tersier dan warna kuarter. Warna primer adalah warna dasar yang berdiri sendiri dan merupakan warna asli bukan merupakan percampuran warna lain. Warna primer yaitu warna merah, kuning, biru. Warna sekunder adalah warna yang tercipta dari perpaduan dua warna primer, contohnya orange (campuran warna merah dan kuning), hijau (campuran warna kuning dan biru), ungu (campuran warna merah dan biru). Warna tengah sering disebut warna perantara yairu peralihan warna primer dan warna sekunder. Gambar 1 yang menunjukkan warna tengah terdapat pada lingkaran ke tiga dari luar. Warna tersier adalah warna dari hasil campuran dua warna sekunder. Contoh warna tersier adalah warna coklat, dapat dilihat pada gambar 1. Warna kuarter adalah warna yang merupakan campuran dua warna tersier, contoh warna dapat dilihat pada lingkaran ke empat dari luar gambar 1.

d) Komposisi

Komposisi adalah hubungan antara bagian elemen satu dengan yang lainnya. Komposisi dalam desain terdiri dari komposisi simetris dan asimetris.

Komposisi simetris yaitu komposisi yang dapat diukur secara matematis, dengan memberikan kesan seimbang, sedangakan asimetris yaitu komposisi yang memberi kesan seimbang namun tata letaknya tidak simetris/presisi. Komposisi simetris dapat dilihat pada kupu-kupu, jam pasir, jam dinding.

(16)

e) Prinsip layout

Prinsip layout adalah prinsip yang digunakan untuk mengatur layout.

Layout adalah tata letak elemen-elemen desain terhadap suatu bidang dalam media tertentu untuk mendukung konsep/pesan yang dibawanya. Prinsip desain poster yaitu antara lain, sequence (urutan) untuk mengarahkan pembaca dalam memahami informasi dari satu bagian ke bagian lain. Emphasis (penekanan), dapat diciptakan melalui kontras (perbandingan ukuran, latar belakang, warna yang mencolok, dapat pula menggunakan perbedaan jenis, ukuran dan warna huruf. Balance (keseimbangan), unity (kesatuan).

B. Kerangka Berpikir

Proses belajar mengajar di SMP N 1 Tulung mengalami perubahan drastis dari pembelajaran konvensional kemudian beralih pada sistem pembelajaran daring, terdapat beberapa kendala yang menyertai berlangsungnya pembelajaran daring. Melalui pembelajaran daring pula terdapat beberapa faktor pendukung yang memudahkan pembelajaran yang dilaksanakan dari rumah dan diiringi dengan faktor penghambat. Faktor pendukung dan penghambat pembelajaran daring dapat berasal dari faktor internal dan bisa juga faktor eksternal. Berikut adalah bagan kerangka berpikir dalam penelitian yang akan dilaksanakan :

(17)

Gambar 2. Bagan kerangka berpikir

SMP N 1 Tulung

Faktor penghambat pembelajaran daring

Pembelajaran Daring

 Platform daring

 Tujuan

 Materi

 Metode

 Media

 Evaluasi

Faktor pendukung pembelajaran daring

Pembelajaran daring materi gambar poster

Gambar

Gambar 1. Lingkaran Warna   (Sumber : Sofyan Salam, 2020 : 24)
Gambar 2.  Bagan kerangka berpikir  SMP N 1 Tulung  Faktor penghambat  pembelajaran daring  Pembelajaran Daring    Platform daring    Tujuan    Materi    Metode    Media    Evaluasi  Faktor pendukung  pembelajaran daring  Pembelajaran daring  materi

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian mengenai pengaruh gelombang mikro terhadap tubuh manusia menyatakan bahwa untuk daya sampai dengan 10 mW/cm2 masih termasuk dalam nilai ambang batas aman

Sedangkan untuk mengetahui tingkat akuntabilitas tersebut, perlu adanya Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) yang merupakan bahan utama untuk monitoring dan evaluasi

Transaksi dalam mata uang asing dicatat ke dalam mata uang fungsional Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Pada tanggal laporan

Penerapan media poster untuk meningkatkan partisipasi belajar siswa dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Sertifikasi Bidang Studi NRG

Data hasil pretes dan postes yang telah diperoleh akan dianalisis untuk melihat bagaimana efektivitas model pembelajaran reflektif untuk meningkatkan pemahaman

Kami juga akan memberikan dukungan dan pantauan kepada yang bersangkutan dalam mengikuti dan memenuhi tugas-tugas selama pelaksanaan diklat online. Demikian

In measuring phase the sequences (i.e. patterns) of HO and LAU zones can be determined and stored in database on each road. There are operating solutions and IPRs based