BAB III
METODE PENELITIAN
1.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif, karena data yang diperoleh berupa kata-kata. Penelitian deskriptif yang digunakan yaitu dengan cara memaparkan dan menjelaskan suatu proses dalam pengambilan serta analisis data kemampuan kolaborasi siswa dalam membuat herbarium pada materi klasifikasi makhluk hidup.
Pendekatan yang digunakan yaitu dengan pendekatan kualitatif dengan menggambarkan bagaimana kemampuan kolaborasi siswa dalam membuat herbarium pada materi klasifikasi makhluk hidup. Data pada penelitian kualitatif ini diperoleh dari hasil observasi dalam pembelajaran yang kemudian dianalisis dan didiskripsikan secara detail.
1.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas VII SMP Muhammadiyah 2 Batu, JL.
Bukit Berbunga No.144, Sidomulyo, Kec. Batu, Kota Batu, Jawa Timur 65317.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus sampai November 2021.
1.3 Kehadiran Peneliti
Penelitian ini menerapkan model kolaboratif yaitu peneliti dengan guru kelas, dan observer saling berkolaborasi dalam melakukan penelitian ini untuk mengatasi masalah dalam pembelajaran. Kehadiran peneliti memiliki peran sebagai pengamat, pengumpul data, dan penganalisis data.
1.4 Prosedur Penelitian
Adapun prosedur atau tahapan yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Tahap pendahuluan
Observasi pendahuluan yang dilakukan di SMP Muhammadiyah 2 Batu yang bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai metode pembelajaran yang digunakan, keunikan siswa, serta kelengkapan dan kesiapan siswa dalam membuat tugas proyek herbarium.
2) Penyusunan instrumen
Instrumen yang disiapkan dalam penelitain ini yaitu lembar observasi kemampuan kolaborasi melalui pembelajaran berbasis proyek.
3) Pengambilan data
Data diambil pada saat proses pembelajaran berbasis proyek dengan membuat herbarium dan melakukan keterlaksanaan (lembar observasi) kepada subjek penelitian.
4) Pengelolaan data
Data yang dianalisis berupa data hasil dari pengamatan aktivitas siswa yang bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai kemampuan kolaborasi siswa kemudian dilakukan pembahasan terhadap hasil penelitian dan menarik kesimpulan.
5) Pelaporan
Pelaporan pada tahap ini berupa skripsi, laporan yang dibuat berisi temuan- temuan tertulis. Tahap pelaporan ini merupakan tahap akhir dalam sebuah proses penelitian.
1.5 Sumber Data dan Pengumpulan Data 1.5.1 Sumber Data
Sumber data kemampuan kolaborasi siswa adalah hasil dari observasi yang dilakukan oleh empat observer yang melakukan pengamatan terhadap kemampuan kolaborasi siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
1.5.2 Pengumpulan data
Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi. Observasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mencatat suatu gejala dengan bantuan instrumen dan merekamnya dengan tujuan ilmiah (Hasanah, 2017). Teknik ini dilakukan untuk mengamati pemecahan masalah secara kolaborasi. Pedoman lembar observasi menggunakan pedoman yang disusun oleh (Sulistiyawati, 2020).
Pedoman observasi keterampilan kolaborasi menggunakan 4 indikator dengan 10 deskriptor keterampilan kolaborasi yang disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 3.1 Pedoman Observasi Keterampilan Kolaborasi Siswa
No. Indikator Deskriptor Kode
1. Bersedia berkelompok sesuai pembagian kelompok
Siswa menerima untuk masuk ke dalam kelompok yang telah ditentukan
A
2. Bekerjasama dan saling melengkapi antar teman untuk menyelesiakan masalah dan menghasilkan ide-ide
Siswa berdiskusi dalam kelompok untuk menyelesaikan masalah yang ada di LKPD
B
Siswa menyampaikan pendapat maupun ide saat berdiskusi
C
Siswa membantu teman saat mengerjakan LKPD
D
Siswa mempresentasikan tugas yang telah dikerjakan di depan kelas
E
3. Setiap anggota bertanggung jawab mengerjakan tugas kelompook yang menjadi bagiannya
Siswa menanyakan tugas maupun materi yang belum dipahami kepada kelompok lain
F
Siswa mencari sumber belajar materi klasifikasi makhluk hidup untuk menyelesaikan masalah yang ada dalam LKPD
G
Siswa menyelesaikan tugas kelompok yang menjadi bagiannya dengan tepat waktu
H
4. Mampu membuat keputusan dengan Siswa memilih salah satu anggota I
mempertimbangkan kepentingan bersama
dalam kelompok sebagai ketua Siswa membuat kesimpulan dalam LKPD
J (Sumber: Sulistiyawati, 2020)
1.6 Analisis Data
Data pada keterampilan dalam kolaborasi didapatkan melalui lembar observasi yang memiliki 4 indikator sebagai fokus penelitian. Lembar observasi diisi dengan cara memberi tanda centang pada kolom deskriptor A sampai J apabila terlihat perilaku yang sesuai dengan deskriptor tersebut. Data penelitian dari hasil lembar observasi kemudian dijadikan menjadi bentuk presentase dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
a. Rumus keterampilan kolaborasi siswa
b. Rumus presentase rata-rata nilai keterampilan kolaborasi siswa
Data dari hasil lembar observasi keterampilan kolaborasi siswa tersebut kemudian direkap dengan menggunakan Penilaian Acuan Patokan (PAP). PAP merupakan teknik penilaian dengan cara membandingkan skor yang diperoleh peserta didik dengan suatu standar atau norma absolut (Alfath & Raharjo, 2019).
PAP yang dijelaskan oleh Widoyoko dalam (Rahmawati, 2019) yang digunakan untuk mengkategorikan keterampilan siswa adalah sebagai berikut :
Nilai = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐷𝑒𝑠𝑘𝑟𝑖𝑝𝑡𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑖ℎ𝑎𝑡 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑑𝑒𝑠𝑘𝑟𝑖𝑝𝑡𝑜𝑟 × 100
Nilai = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑆𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 × 100
Tabel 3.2 Kriteria Keterampilan Kolaborasi Siswa menurut Widoyoko dalam (Rahmawati, 2019)
Nilai Kategori
>80 Sangat Kolaboratif
>60 – 80 Kolaboratif
>40 – 60 Cukup Kolaboratif
>20 – 40 Kurang Kolaboratif
≤20 Tidak Kolaboratif
Sumber : Widoyoko dalam (Rahmawati, 2019)
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai yang kurang dari 20 maka masuk kedalam kategori tidak kolaboratif. Kemudian apabila nilai menunjukkan pada angka 20-40 maka masuk kedalam kategori kurang kolaboratif. Kemudian apabila nilai masuk dalam rentang 40-60 maka dapat dikategorikan cukup kolaboratif. Jika nilai siswa 60-80 maka masuk kategori kolaboratif dan apabila siswa mencapai nilai 80 ke atas maka dapat dikategorikan sangat kolaboratif. Setelah dalam bentuk presentase kemudian angka-angka tersebut diberi makna untuk diinterpretasikan dalam tingkat keberhasilan dengan kriteria sebagai berikut: 1) sangat kolaboratif selain dapat dilihat dari rentang nilai yang didapatkan juga dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam menunjukkan kegiatan yang terdapat pada deskriptor A hingga J, apabila siswa sudah memenuhi kriteria pada semua deskriptor A hingga J dapat dikatakan sangat kolaboratif; 2) kriteria kolaboratif dapat dilihat dari apabila siswa hanya mengerjakan tujuh dari sepuluh deskriptor yang dilakukan; 3) cukup kolaboratif dapat dilihat apabila siswa hanya mengerjakan lima dari sepuluh deskriptor yang dilakukan; 4) kurang kolaboratif dapat dilihat apabila siswa hanya mengerjakan tiga dari sepuluh deskriptor yang telah dilakukan; 5) sedangkan tidak kolaboratif apabila siswa hanya melakukan satu hingga dua deskriptor yang dilakukan.
Keterampilan kolaborasi siswa diperoleh hasil dengan cara observasi dengan menggunakan lembar observasi yang dinilai pada kegiatan pembelajaran pertama dan pembelajaran kedua. Pada pembelajaran pertama untuk keterampilan kolaborasi peneliti mematok nilai rata-rata keterampilan kolaborasi siswa yaitu 65% dan untuk pertemuan kedua menaikkan angka target menjadi 70%.
1.7 Keabsahan Temuan
Uji keabsahan terdiri atas uji kredibilitas data (validitas internal), uji depenabilitas (reabilitas) data, uji transferabilitas (validitas eksternal atau generalisasi), dan uji konfirmabilitas (obyektivitas).
Penelitian kualitatif ini menggunakan beberapa teknik, yaitu:
1) Kepercayaan (Kredibility)
Kredibilitas data bertujuan untuk melihat bagaimana data yang dikumpulkan sesuai dengan data yang sebenarnya. Teknik yang digunakan untuk mencapai kredibilitas yaitu: perpanjangan pengamatan, meningkatkan keberlanjutan penelitian, triangulasi, berdiskusi dengan rekan sejawat, dan membercheck.
2) Triangulasi
Triangulasi adalah teknik yang digunakan untuk memeriksa data dengan menggunakan sumber yang berbeda di luar data sebagai bahan pembanding.
Langkah selanjutnya yaitu dilakukan cross check agar data hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan. Penelitian ini menggunakan dua triangulasi yaitu triangulasi sumber dan trianggulasi metode.
3) Memperpanjang pengamatan
Melakukan perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali ke lapangan untuk melakukan penelitian kembali seperti melakukan pengamatan, wawancara
dengan sumber yang telah ditemui maupun yang baru. Melakukan perpanjangan berarti peneliti dengan narasumber akan semakin akrab dan terbentuk repport (hubungan), semakin akrab (tidak ada jarak lagi), semakin terbuka, saling mempercayai sehingga tidak ada informasi yang disembunyikan lagi.
4) Pemeriksaan sejawat
Pemeriksaan sejawat dapat dilakukan dengan cara berdiskusi yaitu teknik yang dapat dilakukan dengan cara memperlihatkan hasil penelitian sementara dalam bentuk diskusi bersama dengan rekan sejawat. Hasil diskusi diharapkan menghasilkan perbedaan pendapat yang akhirnya dapat digunakan untuk memantapkan hasil penelitian.
5) Kebergantungan (depandibility)
Kebergantungan digunakan untuk menjaga kehati-hatian apabila terjadi kemungkinan kesalahan dalam mengumpulkan dan menginterprestasikan data sehingga data dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Kesalahan yang terjadi sering dilakukan oleh manusia itu sendiri terutama karena keterbatasan dalam pengalaman, waktu, dan pengetahuan. Cara yang dapat digunakan untuk menetapkan bahwa proses penelitian dapat dipertanggungjawabkan yaitu dengan melalui audit dipandibility yang dilakukan oleh auditor independent oleh dosen pembimbing.
6) Kepastian (Konfermability)
Kriteria tersebut digunakan untuk menilai hasil penelitian yang dilakukan dengan cara menilai dengan mengecek data dan informasi serta interpretasi hasil penelitian yang didukung oleh materi yang ada pada pelacakan audit.