• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN KNOW WANT LEARNED

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN KNOW WANT LEARNED"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN KNOW WANT LEARNED PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 5

MARISO MAKASSAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh Fitri Ramadhan

10533 6004 09

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

2013

(2)

i

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN KNOW WANT LEARNED PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 5

MARISO MAKASSAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh Fitri Ramadhan

10533 6004 09

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

2013

(3)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

KARTU KONTROL BIMBINGAN SKRIPSI

Nama : FITRI RAMADHAN Nim : 10533 6004 09

Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Pembimbing II : Dra. Rahmiyah B, M. Si.

Judul Skripsi : Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Know Want Learned pada Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyan 5 Mariso Makassar.

No Hari/Tanggal Uraian Perbaikan Tanda Tangan

Catatan:

Mahasiswa hanya dapat mengikuti ujian Skripsi jika sudah Konsultasi ke masing-masing Dosen Pembimbing Minimal 3 kali.

Mengetahui

Ketua Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia

Dra. Munirah, M.Pd.

NBM. 951 576

(4)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

KARTU KONTROL BIMBINGAN SKRIPSI

Nama : FITRI RAMADHAN Nim : 10533 6004 09

Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Pembimbing I : Prof. Dr. H. M. Ide Said, D.M. M.Pd.

Judul Skripsi : Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Know Want Learned pada Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 5 Mariso Makassar.

No Hari/Tanggal Uraian Perbaikan Tanda Tangan

Catatan:

Mahasiswa hanya dapat mengikuti ujian Skripsi jika sudah Konsultasi ke masing-masing Dosen Pembimbing Minimal 3 kali.

Mengetahui

Ketua Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia

Dra. Munirah, M.Pd.

NBM. 951 576

(5)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

HALAMAN PENGESAHAN

Nama : FITRI RAMADHAN

Nim : 10533 6004 09

Jurusan / Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Judul Skripsi : Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Know Want Learned pada Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 5 Mariso Makassar.

Setelah diperiksa secara teliti, Skripsi ini telah memenuhi syarat untuk diajukan ke Tim Penguji dalam rangka penyelesaian studi :

Makassar, November 2013 Disetujui oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. H. M. Ide Said, DM, M. Pd. Dra. Rahmiyah B, M. Si.

Mengetahui,

Dekan FKIP Ketua Prodi

UNISMUH Makassar Indonesia Bahasa dan Sastra

Dr. Andi Syukri Syamsuri, M.Hum Dra. Munirah, M.Pd

NBM: 858 625 NBM. 951 576

(6)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

SURAT PERNYATAAN

Nama : FITRI RAMADHAN Nim : 10533 6004 09

Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Satra Indonesia Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Judul Skripsi : Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Know Want Learned pada Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 5 Mariso Makassar.

Dengan ini menyatakan bahwa:

Skripsi yang saya ajukan di depan Tim penguji adalah asli hasil karya saya sendiri, bukan hasil ciplakan atau dibuatkan oleh siapapun.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, November 2013 Yang membuat pernyataan

FITRI RAMADHAN

Disetujui oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. H. M. Ide Said, DM, M. Pd. Dra. Rahmiyah B, M. Si.

(7)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

SURAT PERJANJIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : FITRI RAMADHAN Nim : 10533 6004 09

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan : Bahasa dan Sastra Indonesia

Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai skripsi ini, saya yang menyusunnya sendiri (tidak dibuatkan oleh siapapun).

2. Dalam penyusunan skripsi ini saya selalu melakukan konsultasi dengan pembimbing yang telah ditetapkan pimpinan fakultas.

3. Saya tidak akan melakukan penciplakan dalam menyusunan skripsi ini.

4. Apabila perjanjian seperti butir 1, 2, dan 3 dilanggar, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai aturan yang berlaku.

Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, November 2013 Yang membuat perjanjian

FITRI RAMADHAN

Mengetahui,

Ketua Prodi

Bahasa dan Sastra Indonesia

Dra. Munirah, M.Pd.

NBM. 951 576

(8)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Jl. Sultan Alauddin No. 259 Telp. (0411) 860 132 Makassar 90221

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Nama : FITRI RAMADHAN

Nim : 10533 6004 09

Jurusan / Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Judul Skripsi : Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Know Want Learned pada Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 5 Mariso Makassar.

Setelah diperiksa / diteliti ulang, skripsi ini telah memenuhi persyaratan untuk diujikan di hadapan Tim Penguji pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Makassar, November 2013 Disetujui Oleh

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. H. M. Ide Said, DM, M. Pd. Dra. Rahmiyah B, M. Si.

Mengetahui

Dekan FKIP Ketua Prodi

UNISMUH Makassar Indonesia Bahasa dan Sastra

Dr. Andi Syukri Syamsuri, M. Hum Dra. Munirah, M.Pd NBM: 858 625 NBM. 951 576

(9)

vii

MOTO

Hidup memang tak selalu bahagia, tapi yang terpenting adalah bagaimana menjadikan hidup itu

agar selalu bermakna.

Perbuatan baik itu laksana wewangian...

Yang tidak hanya mendatangkan manfaat bagi pemakainya, tetapi juga tercium harumnya oleh orang-orang yang

berada di sekitarnya

Ku persembahkan karya ini untuk kedua orang tua ku tercinta, saudara ku, semua keluarga ku, dan sahabat ku, atas keikhlasan dan do’anya dalam mendukung ku

mewujudkan asa menjadi kenyataan.

(10)

viii

ABSTRAK

Fitri Ramadhan. 2013. “ Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Know Want Learned pada Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 5 Mariso Makassar”. Skripsi, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I H. M. Ide Said, DM.dan Rahmiah B.

Penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) ini bertujuan meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa dengan menggunakan strategi pembelajaran Know Want Learned pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 5 Mariso Makassar.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus I yang tuntas secara individual dari 26 siswa hanya 14 atau 53,84% orang yang mendapat nilai 65 ke atas secara klasikal belum terpenuhi, sedangkan pada siklus II, dari 26 siswa terdapat 24 siswa atau 92,3% yang mendapat nilai 65 ke atas atau yang tuntas dan secara klasikal sudah terpenuhi kriteria tingkat kemampuan membaca pemahaman. Berdasarkan hasil penelitian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan membaca pemahaman siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 5 Mariso Makassar melalui penggunaan strategi Know Want Learned mengalami peningkatan.

(11)

ix

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah, berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan. Setiap orang dalam berkarya selalu mencari kesempurnaan, tetapi terkadang kesempurnaan itu terasa jauh dari kehidupan seseorang. Demikian juga tulisan ini, kehendak hati ingin mencapai kesempurnaan, tetapi kapasitas penulis dalam keterbatasan. Segala daya dan upaya telah penulis kerahkan untuk membuat tulisan ini selesai dengan baik dan bermanfaat dalam dunia pendidikan, khususnya dalam ruang lingkup Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas muhammadiyah Makassar.

Motivasi dari berbagai pihak sangat membantu dalam merampung tulisan ini. Segala rasa hormat, penulis mengucapkan terimakasih kepada ayahanda Syarifuddin dan ibunda St. Hawa kedua orang tua yang telah berjuang, berdoa, mengasuh, membesarkan, mendidik dan membiayai penulis dalam proses mencari ilmu, Prof. Dr. H. M. Ide Said, D.M. M.Pd. Pembimbing I, dan Dra. Rahmiyah B, M. Si. Pembimbing II yang dengan senang hati memberikan motivasi dan bimbingan kepada penulis.

Terima kasih juga penulis ucapkan kepada Dr. H. Irwan Akib., M. Pd.

Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Dr. Andi Sukri Syamsuri, M.

Hum. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, Dra. Munirah., M. Pd. Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Makassar, seluruh dosen dan para staf pegawai dalam lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu

(12)

x

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membekali penulis dengan serangkaian ilmu yang sangat bermanfaat bagi penulis, dan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Makassar Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Angkatan 2009, khususnya kelas J, atas segala kebersamaan, motivasi, saran, dan bantuannya kepada penulis yang telah memberikan pelanggi dalam kehidupan penulis.

Terima kasih juga penulis ucapakan kepada Kakanda Akhmad Seniawan, S.Pd. yang senantiasa mendampingi dan membimbing, tidak henti- hentinya memberi motivasi sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan ini.

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak, selama saran dan kritikan tersebut membangun. Penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak akan berarti tanpa adanya kritikan. Mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri pribadi penulis. Amin Ya Rabbal Alamin.

Makassar, November 2013

Penulis

(13)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

SURAT PERNYATAAN... v

SURAT PERJANJIAN ... vi

MOTO DAN PERSEMBAHAN ... vii

ABSTRAK ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penilitian ... . ...4

D. Manfaaf Penilitian ... 4

BAB II: TIJNJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka ... 6

1. Keterampilan Membaca ... 6

2. Pemahaman dan Strategi Know Want Learned ... 25

B. Kerangka Pikir ... 31

C. Hipotesis ... 34

(14)

xii

BAB III: METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian... 35

B. Fokus Penelitian ...36

C. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 37

D. Prosedur Pelaksanaan ... 37

E. Teknik Pengumpulan Data ... 42

F. Teknik dan Analisis Data ... 44

G. Indikator Keberhasilan ...45

H. Kriteria Penilaian ... 46

BAB IV: HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian ... 47

B. Pembahasan ... 61

BAB V: SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 66

B. Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 68 LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

(15)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

KTSP merupakan bentuk operasional pengembangan kurikulum dalam konteks desentralisasi pendidikan dan otonomi daerah yang akan memberikan wawasan baru terhadap sistem yang sedang berjalan selama ini. Hal ini diharapkan dapat membawa dampak terhadap peningkatan efisiensi dan efektivitas kinerja sekolah, khususnya dalam meningkatkan kualitas pembelajaran (Patambongi, dkk., 2008: 42). Mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia di sekolah merupakan suatu program pengembangan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa Indonesia. Ada empat komponen yang tercakup dalam keterampilan berbahasa, yaitu: keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Dalam praktiknya keempat keterampilan tersebut saling berkaitan dan membentuk suatu catur tunggal.

Salah satu komponen pengajaran bahasa, yaitu pengajaran membaca.

Pengajaran membaca perlu ditingkatkan karena kenyataannya pengajaran membaca di sekolah-sekolah tidak terlalu diminati oleh siswa karena faktor kemalasan. Banyak sekali peneliti mengungkapakan bahwa kemauan membaca siswa masih sangan minim. Sejalan dengan uraian tersebut dapat dinilai bahwa pengajaran saat ini sangat tidak sistematis. Buktinya siswa tidak mampu memahami yang mereka baca. Dengan demikian, melalui proses pembelajaran membaca pemahaman siswa yang memiliki kemampuan pada tingkat membaca

(16)

2

terutama membaca pemahaman memiliki kemampuan untuk menginterpretasikan bacaannya dan akhirnya menumbuhkan minat yang besar dalam membaca. Jadi sangat penting membaca pemahaman untuk meningkatkan kualitas dan minat siswa dalam menganalisis bahan baca.

Bahasa Indonesia merupakan sarana komunikasi, dan sastra merupakan salah satu hasil budaya yang menggunakan bahasa sebagai sarana kreativitas.

Bahasa dan sastra Indonesia seharusnya diajarkan kepada siswa melalui pendekatan yang sesuai dengan hakikat dan fungsinya. Pendekatan pembelajaran bahasa yang menekankan aspek kinerja atau keterampilan berbahasa dan fungsi bahasa adalah pendekatan kumunikatif, Sedangkan pendekatan pembelajaran sastra yang menekankan apresiasi sastra adalah pendekatan apresiatif. Bahasa merupakan alat komunikasi yang menyatukan antara semua suku dalam sebuah bangsa. Misalnya di Negara Indonesia, memiliki beragam suku bangsa dan dengan sendirinya memiliki beragam bahasa yang dipakai untuk menyatukan suku bangsa itu maka dipakailah Bahasa Nasional (bahasa pemersatu).

Dalam proses belajar mengajar, keterampilan membaca merupakan salah satu faktor utama yang mendasar. Perkembangan metode pengajaran di sekolah cukup memberi peluang lebih banyak kepada siswa untuk menyerap informasi (materi pelajaran) melalui kegiatan yang lebih aktif, seperti membaca.

Penelitian tentang peningkatan kemampuan membaca pemahaman dengan menggunakan strategi pembelajaran Know Want Learned bertujuan untuk meningkatkan kemampuan membaca pembelajaran bahasa Indonesia. Oleh karena itu, penulis mengakaji peningkatan kemampuan membaca pemahaman dengan

(17)

3

menggunakan strategi Know Want Learned pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 5 Mariso Makassar.

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini pernah dilakukan oleh Syahrun (2010) dengan judul penelitian “Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Know Want Learn pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Polut Kabupaten Takalar”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa penerapan strategi pembelajaran KWL dalam pembelajaran membaca pemahaman dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami gagasan utama, kalimat fakta, pendapat, perbandingan dan pertentangan yang terdapat dalam bacaan. Selanjutnya, Syamsiah (2008) Peningkatan Keterampilan Berbicara melalui Strategi Pembelajaran Know Want Learning Siswa Kelas VIII A Aisyiyah Sungguminasa Kabupaten Gowa.”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaaan strategi pembelajaran KWL dalam meningkatkan keterampilan berbicara siswa dapat dikategorikan berhasil.

Hal tersebut sangat beralasan karena dari hasil penilaian keterampilan berbicara siswa mengalami peningkatan dari temuan pratindakan yang menunjukkan nilai rata-rata 2,73 kemudian ditindaklanjuti pada siklus I dengan nilai rata-rata 4,05 dan menjadi 5,07 pada siklus II, dengan demikian, frekuensi kenaikan nilai rata- rata menggambarkan peningkatan yang signifikan dari siklus yang satu ke siklus berikutnya.

Berdasarkan survei awal yang dilaksanakan oleh peneliti pada tanggal 15 Juli 2013, kemampuan membaca pemahaman siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 5 Mariso Makassar masing kurang. Berdasarkan kenyataan di

(18)

4

atas penulis termotivasi untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan membaca khususnya membaca pemahaman. Untuk itu, penulis tertarik untuk memberikan solusi bagaimana upaya agar kemampuan memahami isi bacaan siswa dapat ditingkatkan. Untuk itu penulis memberi judul penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Know Want Learned pada Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 5 Mariso Makassar”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan di atas, masalah dalam penelitian ini adalah “ Apakah penerapan strategi know want learned dapat mengingkatkan hasil belajar membaca pemahaman siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 5 Mariso Makassar?.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian dari rumusan masalah di atas maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman dengan menggunakan strategi pembelajaran know want learned pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 5 Mariso Makassar.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu: manfaat teoretik dan manfaat praktis.

(19)

5

1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan pengembangan teori dalam membaca khususnya membaca pemahaman

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa: peningkatan kemampuan membaca pemahaman diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

b. Bagi guru: menjadi bahan pertimbangan dalam pemilihan teknik belajar pada siswa.

c. Bagi dunia pendidikan: mengembangkan paradigma pengajaran menjadi pembelajaran, yang berarti bahwa siswa belajar tidak cukup dengan memperhatikan, menulis, membaca, dan berlatih, tetapi pembelajaran adalah membelajarkan siswa (sebagai subjek) dengan cara melakukan-mengalami- mengomunikasikan.

(20)

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka

1. Keterampilan Membaca

a. Pengertian Membaca

Tarigan (2008: 7) mengatakan bahwa membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis. Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas dan makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, pesan yang tersurat dan yang tersirat tidak akan tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik.

Farida Rahiem (2008: 13) berpendapat bahwa membaca juga merupakan proses berpikir. Untuk dapat memahami bacaan, pembaca terlebih dahulu harus memahami kata-kata dan kalimat yang dihadapinya melalui proses asosiasi dan eksperimental sebagaimana dijelaskan sebelumnya. Kemudian ia membuat simpulan dengan menghubungkan isi preposisi yang terdapat dalam materi bacaan. Untuk itu, ia harus mampu berpikir secara sistematis, logis, dan kreatif.

Bertitik tolak dari kesimpulan itu, pembaca dapat menilai bacaan. Kegiatan menilai menuntut kemampuan berpikir kritis. Sebagian pembaca memahami salah satu teks bacaan merupakan hal yang sulit. Kesulitan memahami suatu teks

(21)

7

bacaan ini tidak hanya disebabkan oleh rumitnya suatu ide yang diungkapkan oleh penulis atau pengarang, tetapi dapat pula dikarenakan pola kalimat atau struktur bahasa yang digunakan.

Tarigan (2008: 7) dari segi linguistik, membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan pembacaan sandi (a recording end decoding prosess), berlainan dengan berbicara dan menulis yang justru melibatkan penyandian (ecoding). Sebuah aspek pembacaan sandi (decoding) adalah menghubungkan kata-kata tulis (written word) dengan makna bahasa lisan (or languagemeaning) yang mencakup perubahan tulisan/cetakan menjadi bunyi yang bermakna.

Membaca juga merupakan suatu strategi. Pembaca yang yang efektif menggunakan berbagai strategi membaca yang sesuai dengan teks dan konteks dalam rangka mengontruk makna ketika membaca. Stategi ini bervariasi sesuai dengan jenis dan teks tujuan membaca.

Membaca adalah interaktif. Keterlibatan membaca dengan teks tergantung pada konteks. Orang membaca suatu teks yang bermanfaat akan menemui beberapa tujuan yang ingin dicapainya, teks yang dibaca seseorang harus mudah dipahami (readable) sehingga terjadi interaksi antara pembaca dan teks.

Dapat ditarik simpulan bahwa membaca adalah upaya memahami apa yang disampaikan oleh pengarang baik berupa pesan yang tersirat maupun pesan yang tersurat serta memahami makna yang terkandung dalam pesan tersebut.

b. Proses Membaca

Syafe’ie (1993: 44) mengatakan bahwa membaca merupakan proses berpikir, untuk memahami bacaan, pembaca harus terlebih dahulu memahami

(22)

8

kata-kata dan kalimat melalui proses asosiasi dan eksperimental sebagai mana dijelaskan sebelumnya. Kemudian ia membuat kesimpulan dengan isi preposisi yang terdapat dalam materi bacaan. Untuk itu, ia harus mampu berpikir secara sistimatis, logis, dan kreatif. Bertitik tolak dari kesimpulan itu pembaca dapat menilai bacaan. Kegiatan menilai menuntut kemampuan berpikir kritis.

Peningkatan kemempuan berpikir melalui membaca seharusnya dimulai sejak dini. Guru SD dapat membimbing siswanya dengan memberikan pertanyaan- pertanyaan yang memungkinkan mereka bisa meningkatkan kemampuan berpikirnya. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru hendaknya merangsang siswa siswa bepikir, seperti pertanyaan mengapa dan bagaimana. Jadi, pertanyaan yang menghasilkan jawaban berupa fakta. Mengenal hubungan antara simbol dengan bunyi bahasa dan makna merupakan proses asosiasi dalam membaca.

Anak-anak belajar menghubungkan simbol-simbol grafis dengan bunyi bahasa dan makna. Tanpa kedua kemampuan asosiasi tersebut siswa tidak mungkin dapat memahami teks.

Aspek afektif merupakan proses membaca yang berkenan dengan kegiatan memusatkan perhatian, membangkitkan kegemaran membaca (sesuai dengan minatnya), dan menumbuhkan motifasi membaca ketika sedang membaca (Burns, dkk, 1996). Perumusan perhatian, kesenangan dan motifasi yang tinggi, diperlukan dalam membaca. Anak-anak SD seharusnya terlatih memusatkan perhatiannya pada bahan bacaan yang di bacanya, guru SD bisa melatih siswanya terbiasa memusatkan perhatian dengan memberikan bacaan yang menjadi minat mereka. Tanpa perhatian yang penuh ketika membaca, siswa sulit mendapatkan

(23)

9

sesuatu yang dibacaan. Motifasi dan kesenangan membaca sangat membantu siswa untuk memusatkan perhatian pada bacaannya.

Aspek keseimbangan adalah aspek pemberian gagasan. Aspek gagasan dimulai dengan pensori dan perceptual dengan latar belakang yang pengalaman dan tanggapan afektif serta membangun makna tes yang dibacanya secara pribadi.

Makna dibangun berdasarkan pada teks yang dibacanya, tetapi tidak seluruhnya ditemukan dalam teks. Teks tersebut ditransformasikan oleh pembaca dari informasi yang diambil dari teks pembaca dengan latar belakang pengalaman membaca dan reaksi afektif yang berbeda akan menghasilkan makna yang berbeda dari teks yang sama.

c. Tujuan Membaca

Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. Makna, arti (meaning) berhubungan erat dengan maksud tujuan, atau intensif kita dalam membaca.

Berikut ini, kita kemukakan beberapa yang penting:

1) Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh tokoh; apa yang telah dibuat oleh tokoh; apa yang telah terjadi pada tokoh khusus, atau untuk memecahkan masalah-masalah yang dibuat oleh tokok. Membaca seperti ini disebut membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta (reading for details or facts).

2) Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik dan menarik, masalah yang terdapat dalam cerita apa-apa yang dipelajari atau yang dialami tokoh, dan merangkum hal-hal yang dilakukan oleh tokoh untuk

(24)

10

mencapai tujuannya. Membaca seperti ini disebut membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for main ideals).

3) Membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian cerita, apa yang terjadi pertama, kedua dan ketiga/seterusnya – setiap tahap dibuat untuk memecahkan suatu masalah, adegan-adegan dan kejadian buat dramatisasi. Ini disebut membaca untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi cerita (reading for sequence or organization).

4) Membaca untuk menemukan serta mengetahui mengapa para tokoh merasakan seperti cara mereka itu, apa yang hendak diperlihatkan oleh pengarang kepada para pembaca, mengapa para tokoh berubah, kualitas-kualitas yang dimiliki para tokoh yang membuat mereka berhasil atau gagal. Ini disebut membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi (reading for inference).

5) Membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak bisa, tidak wajar mengenai seseorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita, atau apakah cerita itu benar atau tidak benar. Ini disebut membaca untuk mengelompokkan, membaca untuk mengklasifikasikan (reading to classify).

6) Membaca untuk menemukan apakah tokoh berhasil atau hidup dengan ukuran-ukuran tertentu, apakah kita ingin berbuat seperti yang diperbuat oleh tokoh, atau bekerja seperti cara tokoh bekerja dalam cerita itu. Ini disebut membaca menilai, membaca mengevaluasi (reading to avaluate).

7) Membaca untuk menemukan bagaimana caranya tokoh berubah, bagaimana hidupnya berbeda dari kehidupan yang kita kenal, bagaimana dua cerita mempunyai persamaan, dan bagaimana tokoh menyerupai pembaca. Ini

(25)

11

disebut membaca untuk memperbandingkan atau mempertentangkan (reading to compare or contrast).

Rahiem (2008: 11) mengemukakan bahwa tujuan membaca: Membaca hendaknya mempunyai tujuan, karena saseorang yang membaca dengan suatu tujuan, cenderung lebih memahami dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai tujuan. Dalam kegiatan membaca di kelas, guru seharusnya menyusun tujuan membaca dengan menyediakan tujuan khusus yang sesuai atau dengan membantu mereka menyusun tujuan membaca siswa itu sendiri.

Mempelajari tujuan membaca di ruangan kelas sama-sama membuka wawasan. Sebagian dari tujuan-tujuan yang ditegaskan berulang kali dalam laporan-laporan dan penelitian-penelitian belakangan ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan spesifik.

2. Untuk menentukan tujuan pengarang.

3. Untuk menemukan pokok pikiran dari suatu pilihan.

4. Untuk mengikuti runtutan peristiwa yang berhubungan / terkait.

5. Untuk menikmati fakta-fakta atau cerita yang disajikan.

6. Untuk menemukan butir-butir pokok dan detail-detail yang mendukung.

7. Untuk memilih fakta-fakta yang berhubungan dengan suatu masalah.

8. Untuk menimbang validitas pertanyaan-pertanyaan.

9. Untuk menemukan fakta/bukti yang mendukung suatu sudut pandang.

10. Untuk menarik kesimpulan yang valid dari materi-materi yang dibaca.

11. Untuk menemukan masalah-masalah untuk studi tambahan.

12. Untuk mengingat apa yang dibaca.

(26)

12

13. Untuk menentukan kondisi esensial dari suatu masalah.

14. Untuk mengikuti arahan dengan kecepatan dan keakuratan yang masuk akal.

Menanggapi hasil-hasil dari berbagai penelitian, Gray (dalam bukunya Pramila dan Ahuja 2004: 17) mengatakan , “bila hasil berbagai penelitian digabungkan, kita akan menemukan tiga kesimpulan yang jelas: pertama, membaca digunakan untuk variasi tujuan yang luas; kedua, tujuan membaca dalam satu bidang kurikulum, dalam beberapa hal, bervariasi dengan tujuan dalam bidang kurikulum lainnya; dan ketiga, tujuan membaca bervariasi dari satu tingkat/level perkembangan akademik diutarakan dengan tingkat/level lainnya.”

d. Jenis – Jenis Membaca

Jenis-jenis membaca menurut Harras (2009: 8) terbagi dalam beberapa macam, yaitu:

1) Membaca Nyaring

Harras (2009: 8) berpendapat bahwa membaca nyaring sering kali disebut membaca bersuara. Disebut demikian karena pembaca mengeluarkan suara secara nyaring pada saat membaca. Pada tataran yang paling rendah membaca nyaring merupakan aktivitas membaca sebatas melafalkan lambang-lambang bunyi bahasa dengan suara yang cukup keras, sedangkan pada tataran yang lebih tinggi membaca nyaring merupakan proses mengomunikasikan isi wacana atau bacaan (dengan nyaring) kepada orang lain. Dalam hal ini yang perlu mendapat perhatian guru adalah lafal kata, intonasi frasa, intonasi kalimat, serta isi bacaan itu sendiri.

Di samping itu, tanda baca dalam tata tulis bahasa Indonesia tidak boleh diabaikan. Para siswa harus dapat membedakan intonasi kalimat tanya, kalimat berita, kalimat seru, dan sebagainya. Juga lagu kalimat orang yang sedang marah, susah, gembira, dan sebagainya.

(27)

13

Pembelajaran membaca nyaring ini mencakup dua hal, yaitu pelajaran membaca dan pelajaran membacakan. Pembelajaran membaca yang dimaksud yaitu kegiatan tersebut untuk kepentingan siswa itu sendiri dan untuk pihak lain, misalnya guru atau kawan-kawan lainnya. Si pembaca bertanggung jawab dalam hal lafal kata, lagu dan intonasi kalimat, serta kandungan isi yang ada di dalamnya. Pembelajaran yang tergolong membacakan yaitu si pembaca melakukan aktivitas tersebut lebih banyak ditujukan untuk orang lain. Pembaca bertanggung jawab atas lagu kalimat, lafal kata, kesenyapan, ketepatan tekanan, suara dan sebagainya. Bagi pendengar, lebih bertanggung jawab terhadap isi bacaan, karena mereka ini di pihak yang berkepentingan dengan kegiatan membaca.

2) Membaca dalam Hati

Harras (2009: 9) berpendapat bahwa membaca dalam hati merupakan proses membaca tanpa mengeluarkan suara. Yang aktif bekerja hanya mata dan otak. Yang perlu diperhatikan pada saat membaca dalam hati adalah:

a) Mata kita gunakan untuk melihat dan menyapu halaman-halaman bacaan, dan

b) Ingatan berperan sebagai penyimpanan dan penyaring isi bacaan yang kita tangkap lewat mata.

Selanjutnya Harras (2009: 9) membagi membaca dalam hati ke dalam dua bagian yaitu:

(28)

14

(1) Membaca Ekstensif

Menurut Harras (2009: 18) membaca ekstensif adalah membaca untuk kesenangan dengan penekanan secara umum. Dalam program membaca ekstensif seseorang dituntut untuk dapat mengakses sebanyak mungkin judul buku/artikel/berita dengan topik-topik yang sudah popular. Dalam program membaca ekstensif kemauan dan kemampuan membaca seseorang diamati secara teratur baik dengan catatan formal maupun tidak formal oleh pembaca sendiri.

Harras (2009: 19) menambahkan bahwa membaca ekstensif dilakukan dalam rangka menumbuhkan kesenangan dan kemauan membaca beragam wacana tulis dalam bahasa target (bahasa yang sedang dipelajari). Dengan membaca ekstensif seseorang dapat meningkatkan kemampuan dan minat bacanya.

Dari pengertian dapat disimpulkan bahwa membaca ekstensif adalah membaca teks secara luas untuk mendapatkan kesenangan dan kemauan dalam membaca dengan waktu yang sesingkat-singkatnya.

Membaca ekstensif adalah membaca yang bersifat jangkauan luas.

Membaca ekstensif berarti ketika membaca suatu informasi hendaknya pandangan mata kita menyeluruh ke bidang bacaan. Dalam suatu teks terdapat dua informasi yaitu fakta dan opini (http://anditubiru blog frienster.com)

Tujuan membaca ekstensif adalah sekadar memahami isi yang penting dari bahan bacaan dengan waktu yang cepat dan singkat. Sebagai ilustrasi, ketika Anda membaca koran. Anda tentu tidak hanya terpaku pada satu berita saja. Yang Anda lakukan mungkin membaca banyak berita dan iklan. Tindakan yang anda lakukan tersebut termasuk membaca ekstensif. Begitu juga ketika anda mengunjungi

(29)

15

perpustakaan atau toko buku. Anda tentu tidak hanya terpaku pada satu buku.

Yang anda lakukan mungkin membuka buku-buku, membaca sampul, dan daftar isi, kemudian berpindah pada buku lainnya. Jadi kegiatan membaca ekstensif itu tidak lepas dari kehidupan kita sehari-hari.

Langkah-langkah membaca ekstensif yang dipaparkan dalam (http://anditubiru blog frienster.com) sebagai berikut:

(a) Menemukan topik bacaan,

(b) Mencari sumber lain dengan tema yang sama, (c) Tentukan pokok pikiran tiap paragraf,

(d) Berupa fakta dan opini, dan

(e) Rangkumlah dalam beberapa kalimat.

Membaca ekstensif terbagi dalam tiga jenis yaitu membaca survei, membaca sekilas (skimming), dan membaca dangkal. Membaca survei adalah kegiatan membaca yang bertujuan untuk mengetahui gambaran umum isi dan ruang lingkup bacaan. Membaca sekilas adalah membaca yang membuat mata kita bergerak cepat melihat dan memperhatikan bahan tertulis untuk mencari dan mendapatkan informasi secara cepat. Sedangkan membaca dangkal adalah kegiatan membaca untuk memperoleh pemahaman yang dangkal dari bahan bacaan yang kita baca.

Membaca sekilas atau skimming merupakan salah satu teknik membaca cepat. Membaca dengan teknik skimming berarti kita secara cepat membaca sekilas teks untuk menentukan ide-ide penting dalam teks. Pada waktu melakukan skimming, secara cepat mata bergerak keseluruh teks untuk memperoleh gambaran

(30)

16

umum mengenai teks. Pembacaan cara ini boleh melewati bagian-bagian tertentu yang dianggap kurang penting.

Harras (2009: 22) mengemukakan bahwa Skimming bukan sekadar menyapa teks bacaan, melainkan suatu keterampilan membaca yang diatur secara sistematis untuk mendapatkan hasil yang efisien, untuk mendapatkan berbagai tujuan, misalnya:

1) Mengenai topik bacaan;

2) Mengetahui pendapat orang;

3) Mendapatkan bagian penting yang kita perlukan tanpa membaca seluruhnya;

4) Mengetahui organisasi tulisan, urutan ide pokok;

5) Penyegaran.

Langkah-langkah membaca sekilas yang dipaparkan oleh Harras (2009:

22) adalah sebagai berikut:

a) Menyiapkan pertanyaan, “Apa yang akan dicari?”

b) Jika sebuah buku, baca daftar isi dan kata pengantar.

c) Telusuri dengan kecepatan membaca.

d) Berhenti ketika Anda menemukan bagian yang dicari.

e) Baca dengan kecepatan normal dan pahami.

Selanjutnya Harras (2009: 23) mengemukakan cara melakukan skimming yaitu:

1) Memahami dan menentukan bagian-bagian dari suatu bacaan yang memuat informasi penting (misalnya memahami dan menentukan letak ide pokok

(31)

17

dalam paragraf, memahami dan menentukan letak informasi yang penting dari suatu bacaan),

2) Membaca sekilas dan melompati bagian-bagian yang tidak penting dari suatu bacaan,

3) Detail khusus yang penting (nama, tanggal) perlu dilihat sepintas tanpa menatap lama-lama,

4) Paragraf pertama dan terakhir dari suatu wacana perlu dibaca dengan kecepatan rata-rata karena umumnya berisi ringkasan bacaan yang dibicarakan,

5) Membaca skimming dapat dilakukan dengan membaca paragraf awal, subjudul, dan paragraf akhir seseorang mencoba memahami hal-hal penting dari teks.

(2) Membaca Intensif

Membaca intensif merupakan studi bersama, telaah teliti, serta pemahaman terinci terhadap suatu bacaan sehingga timbul pemahaman yang tinggi. Menurut Nurgiantoro (1995: 95) membaca intensif adalah perbuatan membaca yang dilakukan secara teliti dan berbagai cara membaca lambat.

Harras (2009: 95) mengemukakan bahwa membaca intensif adalah membaca secara cermat untuk memahami suatu teks secara tepat dan akurat.

Kemampuan membaca intensif adalah kemampuan memahami detail secara akurat, lengkap, dan kritis terhadap fakta, konsep, gagasan, pendapat, pengalaman, pesan, dan perasaan yang ada pada wacana tulis. Dalam membaca ini, para siswa hanya membaca satu, dari beberapa pilihan bahan bacaan yang ada dan bertujuan untuk menumbuhkan serta mengasah kemampuan membaca secara kritis.

(32)

18

Secara garis besar membaca intensif terbagi dua, yakni pertama, membaca telaah isi, yaitu jenis membaca intensif yang difokuskan pada isi bacaan. Kedua, membaca telaah bahasa, yaitu jenis membaca intensif yang difokuskan pada penggunaan bahasa dalam bacaan.

3) Membaca Pemahaman

Membaca bergantung pada pengalaman, jika suatu kata tidak mempunyai hubungan dengan pengalaman, maka hal itu perlu diterjemahkan ke dalam kata yang sudah diketahui. Selain itu, kemampuan mental atau intelegensi mempunyai pengaruh terhadap proses pemahaman dalam membaca pada setiap jenjang pendidikan.

Keterampilan pemahaman merupakan keterampilan mengembangkan kemampuan bahasa. Kemampuan membaca juga lebih banyak dikembangkan melalui bahasa tertulis, tetapi tidak bisa disangkal juga pengembangan keterampilan bahasa dalam pemakaian bahasa lisan.

Wiryodijoyo (1989: 15) mengenai penelitian pemahaman, ada beberapa pendapat yang satu dengan yang lainnya saling melengkapi, yaitu:

a. Untuk menilai pemahaman harfiah dalam membaca, digunakan pertanyaan mengenai teks. Dipakai juga teks penyimpulan isi bacaan, karena yang terakhir ini merupakan pusat dari proses pemahaman.

b. Tes isian dan pilihan ganda dapat mengukur keterampilan-keterampilan yang sama. Untuk mengukur pemahaman, pelaksanaan teks pemahaman berbeda- beda sesuai dengan tuntutan pelajaran yang dites.

(33)

19

Membaca memahami merupakan kegiatan membaca sesungguhnya, yang ditunjukkan kepada kemampuan memahami bacaan secara tepat dan cepat. Dalam proses membaca ini, terlihat aspek-aspek berpikir seperti mengingat, memahami, membandingkan, menemukan, mengorganisasikan, dan pada akhirnya merupakan sesuatu yang terkandung dalam bacaan.

1) Prinsip-prinsip membaca pemahaman

Beberapa peneliti memperlihatkan bahwa banyak faktor yang memengaruhi keberhasilan membaca. Menurut Mclaughlin dan Allen (dalam bukunya Rahiem 2008: 3), prinsip-prinsip membaca yang didasarkan pada penelitian yang paling memengaruhi pemahaman membaca ialah seperti yang dikemukakan berikut ini.

a) Pemahaman merupakan proses kontruktivis sosial.

b) Keseimbangan kemahiraksaraan adalah kerangka kerja kurikulum yang membantu perkembangan pemahaman.

c) Guru membaca yang professional (unggul) memengaruhi belajar siswa.

d) Pembaca yang baik memegang peranan yang strategis dan berperan aktif dalam proses membaca.

e) Membaca hendaknya terjadi dalam konteks yang bermakna.

f) Siswa menemukan manfaat membaca yang berasal dari berbagai teks pada berbagai tingkat kelas.

g) Perkembangan kosakata dan pembelajaran memengaruhi pemahaman membaca.

h) Pengikutsertaan adalah suatu faktor kunci pada proses pemahaman.

(34)

20

i) Strategi dan keterampilan membaca bisa diajarkan.

j) Asesmen yang dinamis menginformasikan pembelajaran membaca pemahaman.

2) Keterampilan memahami

Smith dan Dechant (dalam bukunya Pramila dan Ahuja 2004: 50) menyatakan, bahwa penulis menyarankan bahwa kemampuan-kemampuan di bawah ini merupakan dasar atau pondasi untuk memahami dan dapat disebut”keterampilan memahami”:

a) Kemampuan mengaitkan makna dengan simbol grafis

b) Kemampuan memahami konteks kata dan kemampuan memilih makna yang sesuai dengan konteks tersebut dan memenuhinya.

c) Kemampuan membaca dalam satuan-satuan pemikiran.

d) Kemampuan memahami satuan-satuan ukuran yang bertingkat-tingkat: frase, klausa, kalimat, paragraf.

e) Kemampuan menyerap makna suatu kata.

f) Kemampuan memilih dan memahami gagasan utama.

g) Kemampuan mengikuti alur pemikiran.

h) Kemampuan menarik kesimpulan.

i) Kemampuan memahami cara penulis mengorganisasi pemikirannya.

j) Kemampuan menilai atau mengerti apa yang dibaca: mengenal perangkat- perangkat literer dan mengindentifikasi nada, suasana dan tujuan penulis.

k) Kemampuan mencerap dan menyimpan gagasan.

(35)

21

l) Kemampuan menerapkan gagasan dan mengintegrasikannya dengan pengalaman masa lalu.

Stauffer (Pramila 2004: 51) menyatakan bahwa kemampuan pemahaman anak-anak tersebar di sepanjang garis kontinum yang panjang: di satu titik ekstrem adalah anak-anak yang semata-mata mereproduksi gagasan eksak dalam buku teks, dan di titik ekstrem lainnya adalah anak-anak yang mampu memproduksi bangunan mental (baru) secara kreatif dan orisinal.

Zintz (dalam bukunya Pramila dan Ahuja 2004: 51) menggolongkan keterampilan memahami menjadi dua: harfiah (literal) dan tafsiriah (interpretif).

Dia melihat kemampuan kritis membaca sebagai “penerapan keterampilan- keterampilan tersebut dalam membaca dan menerapkan keterampilan- keterampilan menimbang, mengevaluasi dan menyeleksi saat membaca”.

Pemahaman harfiah berarti keterampilan mendapatkan makna pokok (primer), langsung, harfiah dari suatu kata, gagasan atau kalimat dan konteksnya.

Tidak ada kedalaman dalam jenis membaca ini. Dapat disebut anak tangga paling rendah pada tangga “proses memperoleh makna”. Walaupun demikian, ini merupakan anak tangga yang sebagian besar dipraktekkan oleh guru-guru masa lalu. Penafsiran atau interprestasi adalah usaha mencari kedalaman yang lebih besar. Ia berkaitan dengan proses memasok makna implisit (tak langsung) sebuah teks. Dalam penafsiran, pembaca harus memikir ulang lambang-lambang bahasa dan menarik makna yang implisit ada pada lambang itu. Membaca kritis adalah level tertinggi dalam hierarki keterampilan membaca untuk memaknai. Ia tidak hanya melibatkan pemahaman harfiah dan interprestasi, tetapi juga evaluasi, penilaian dan timbangan pribadi atas kualitas, nilai, ketepatan dan kebenaran dari yang dibacanya.

(36)

22

Salah satu kritik yang paling sering dilontarkan oleh riset mengenai pemahaman adalah bahwa ia lebih menggunakan produk daripada memproses ukuran; maksudnya, pemahaman mengandalkan pada ukuran yang diperoleh setelah membaca, yang bergantung pada memori, membuat kesimpulan tentang proses yang terjadi selama membaca (1 dan 14). Masalah ini menjadi gawat jika kita ingin mengkaji kontrol pembaca atas aktivitas yang terlibat dalam pemahaman.

Davis (dalam bukunya Pramila dan Ahuja 2004: 58) menyimpulkan bahwa sekurangnya ada dua faktor pengetahuan tentang kata dan faktor penalaran diukur dalam tes dengan keandalan cukup untuk pemakaian praktis, dan bahwa ukuran yang cukup andal dari tiga faktor lainnya makna harfiah, kesimpulan, dan kemampuan mengikuti organisasi penyeleksian dapat dikembangkan sebagai materi praktis.

Dengan tetap meninjau pekerjaan yang dilakukan dalam bidang tes membaca dengan pemahaman penyusun tes dapat merencanakan tes untuk mengukur komponen-komponen berikut secara andal: (i) faktor perbendaharaan kata (ii) pemahaman makna-makna harfiah pertanyaan tentang apa yang dinyatakan dan (iii) pemahaman tentang makna yang tersirat pertanyaan tentang

“apa yang dimaksud”.

Membaca dengan pemahaman adalah persoalan dunia karena selama berabad-abad para guru di seluruh dunia mengasumsikan bahwa pemahaman menjadi akibat wajar dan alamiah dari pendekodean. Sesungguhnya, pemahaman kata itu sendiri masih akan ditemukan di sejumlah bahasa dunia. Di sedikit

(37)

23

Negara, pemahaman kata dan pemahaman ungkapan digunakan berkali-kali oleh para pendidik, namun para pembaca di Negara-negara itu tetap tidak memahami bagaimana seharusnya apa yang mereka baca dengan sangat baik.

John Chapman (Pramila 2004: 58) berkomentar bahwa mungkin ada sedikit keraguan bahwa jika guru ingin meningkatkan tingkat pemahaman siswa mereka ketika membaca, maka semakin mereka tahu apa yang terjadi ketika siswa memahami mungkin semakin efektif pengajaran mereka. Kendatipun, secara paradoksal, selama bertahun-tahun guru menaruh kepedulian, hampir secara eksklusif, pada hasil akhir membaca suatu wacana. Kerapkali hasil akhir ini diukur dengan serangkaian pertanyaan setelah membaca, dengan demikian, menggeser perhatian dari proses memahami kepada hasil. Bagi banyak atau kebanyakan guru, pemahaman melibatkan usaha mengerti bacaan dan menjawab pertanyaan, yang mungkin atau tidak mungkin mengungkapkan apa yang terjadi ketika seorang anak membaca.

3) Tingkat Pemahaman Bacaan

Burns dkk. (1996: 208) membedakan tingkatan pemahaman bacaan dalam dua tipe pemahaaman. Tipe pertama disebut pemahaman literal dan tipe yang kedua disebut pemahaman tingkat tinggi. Untuk tipe pemahaman tingkat tinggi, mereka memilahnya lagi memjadi tipe pembaca. Ketiga tipe pembaca yang dimaksud ialah membaca interpretatif, membaca kritis, dan membaca kreatif.

Dengan demikian, berdasarkan pendapat tersebut dapat dinyatakan bahwa membaca pemahaman dapat dikategorikan dalam empat tingkatan pemahaman,

(38)

24

yaitu pemahaman literal, pemahaman interpretative, pemahaman kritis, dan pemahaman kreatif.

a) Pemahaman Literal

Pemahaman literal merupakan tingkatan pemahaman yang paling rendah di antara tingkatan-tingkatan pemahaman yang dikemukakan oleh para ahli bahasa.

Pada tingkat pemahaman tersebut, pembaca cukup melihat dalam bacaan.

Artinya, pembaca tidak perlu menghubungkan sesuatu yang terdapat dalam bacaan dengan sesuatu di luar bacaan.

b) Pemahaman Interpretatif

Pemahaman interpretatif adalah membaca antar baris untuk membuat interferensi. Secara garis besar untuk keterampilan ini meliputi pembuatan kesimpulan dan analisis bacaaan. Kesimpulan bacaan, misalnya berbentuk gagasan utama, hubungan sebab akibat, dan menginterpretasikan bahan figuratif. Sementara itu, bentuk analisis bacaan, misalnya menentukan tujuan pengarang dalam menulis teks.

c) Pemahaman Kritis

Menurut Burns dkk. (1996: 278), membaca kritis adalah mengevaluasi materi tertulis, yakni membandingkan gagasan yang tercakup dalaam materi dengan standar yang diketahui dan menarik kesimpulan tentang keakuratan, kesesuaian, dan garis waktu. Pembaca kritis hendaknya menjadi pembaca yang aktif, bertanya, meneliti fakta-fakta dan menunda penilaiannya sampai mempertimbangkan isi bacaan keseluruhan.

(39)

25

d) Pemahaman Kreatif

Pemahaman kreatif adalah membaca yang melibatkan pencarian makna di balik materi yang dinyatakan oleh pengarang. Membaca kreatif melibatkan tingkat pemahaman yang paling tinggi. Seperti halnya membaca kritis, membaca kreatif menuntut pembaca berpikir dan menggunakan imajinasi ketika dia sedang membaca. Dengan membaca seperti itulah, pembaca akan menghasilkan bentuk gagasan-gagasan baru.

2. Pemahaman dan Strategi Know Want Learned

a. Definisi Strategi KWL ( Know Want Learned )

Strategi KWL dikembangkan oleh Ogle pada tahun 1986 untuk membantu guru menghidupkan latar belakang pengetahuan dan minat siswa pada suatu topik.

Strategi KWL memberikan kepada siswa tujuan membaca dan memberikan suatu peran aktif siswa sebelum, saat, dan sesudah membaca. Strategi ini membantu mereka memikirkan informasi baru yang diterimanya. Strategi ini juga bisa memperkuat kemampuan siswa mengembangkan pertanyaan tentang berbagai topik. Siswa juga bisa menilai hasil belajar mereka sendiri.

Huffman (1998) memberikan penekanan tentang penerapan strategi KWL yaitu dengan mempraktikkan bagaimana KWL (sebuah strategi sederhana untuk mengembangkan pemahaman membaca dengan mengaktifkan apa yang Anda ketahui, menentukan apa yang ingin Anda pelajari dan memahami apa yang Anda pelajari) kemudian dapat ditingkatkan dengan cara membuat pertanyaan fokus

(40)

26

kedalam prosedur dasar. Penggunaan sebuah latihan dalam “belajar dengan penglihatan” untuk menunjukkan bagaimana cara ini bisa dilakukan.

Hal tersebut dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh Carr dan Ogle dengan hasil penelitian bahwa “Strategi KWL (mengetahui, ingin mengetahui, belajar) BASASTRA Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya Volume 1 Nomor 1, April 2012, ISSN I2302-6405 57

Strategi KWL (Know Want Learned) adalah cara membaca yang melibatkan tiga langkah dasar yang menuntun siswa dalam memberikan suatu jalan tentang apa yang telah mereka ketahui, menentukan apa yang ingin mereka ketahui, dan mengingat kembali apa yang mereka pelajari dari membaca. Adapun singkatan dari KWL sebagai berikut.

1) K – awali dari apa yang kita tahu (KNOW)

2) W – lanjutkan dengan apa (WHAT) yang ingin kita tahu; dan

3) L – diakhiri dengan menuliskan atau mempertajam kembali apa yang telah kita tahu (What we have LEARNED).

Strategi KWL adalah strategi membaca dengan tiga langkah pokok, yaitu menggali latar belakang pengetahuan siswa dengan cara brainstorming, kemudian menentukan hal-hal yang ingin diketahui dengan merumuskan pertanyaan yang berkaitan dengan teks yang akan dibaca, dan yang terakhir menentukan hal-hal yang telah dipelajari dengan cara menjawab pertanyaan yang telah mereka rumuskan pada langkah sebelumnya.

Minat merupakan aspek kepribadian yang sangat mempengaruhi terhadap perilaku seseorang. Menurut Slameto (2003: 180) “Minat adalah suatu rasa lebih

(41)

27

suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh”. Sedangkan menurut Muhibbin Syah (2006) minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat adalah keadaan emosi yang dasarnya ditujukan kepada sesuatu.

Salah satu keadaan emosi adalah penilaian seseorang terhadap sesuatu yang dihadapi. Hasil penilaiannya dapat positif atau negatif, menarik atau tidak menarik, menyenangkan atau tidak menyenangkan.

Menurut beberapa pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa minat seseorang selalu berkaitan dengan kegiatan-kegiatan tertentu. Orang yang mempunyai minat tersebut akan merasa tertarik dan mau melakukan berbagai kegiatan atau usaha yang berkaitan dengan hal tersebut dan ditandai rasa senang serta tidak ada unsur keterpaksaan. Jadi, seseorang yang berminat pada sesuatu akan melakukan kegiatan lebih giat daripada dengan seseorang yang tidak berminat.

Strategi KWL memberikan kepada siswa tujuan membaca dan memberikan suatu peran aktif siswa sebelum, saat, dan sesudah membaca. Strategi ini membantu mereka memikirkan informasi baru yang diterimanya. Strategi ini juga bisa memperkuat kemampuan siswa mengembangkan pertanyaan tentang berbagai topik. Siswa juga bisa menilai hasil belajar mereka sendiri ( Rahiem, 2008:41 ).

KWL adalah singkatan dari : K (know) Apa yang telah diketahui (sebelum membaca), W (want) Apa yang hendak diketahui (sebelum membaca), L (learned) Apa yang telah diketahui (setelah membaca). Teori tersebut ialah suatu

(42)

28

teknik membaca kritis di mana pembaca mengingat dahulu apa yang telah diketahui atau menentukan apa yang ingin diketahui melakukan pembacaan (bahan yang telah dipilih) mengetahui apa yang telah diperoleh dari pembacaan yang baru dilakukan.

Teknik pembacaan akan membiasakan pelajar mengaitkan pengetahuan yang telah dipelajari dengan yang dibaca dan menentukan apa yang telah diperoleh dari pembacaannya. Dalam konteks pengajaran, pelajar dibiasakan menggunakan seperti yang di bawah sekiranya dikehendaki menggunakan teknik KWL.

Know (K) Apa yang sudah diketahui?

Want (W) Apa yang hendak diketahui?

Learned (L) Apa yang telah dipelajari/diperoleh?

b. Tujuan Strategi KWL ( Know Want Learned)

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh strategi membaca KWL (Know, Want, to Learn) dan minat membaca terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa. Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk menjelaskan dan mengidentifikasi: (1) perbedaan kemampuan membaca pemahaman siswa yang diajar dengan strategi KWL dan Konvensional;

(2) perbedaan kemampuan membaca pemahaman siswa yang memiliki minat baca tinggi dan rendah; (3) interaksi antara strategi membaca KWL dan minat baca terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa.

Beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam strategi K-W-L ini meliputi:

(43)

29

1) Memunculkan pengetahuan awal siswa tentang topik dari materi bacaan yang diberikan

2) Menetapkan tujuan pembahasan

3) Membantu siswa untuk memantau pembelajaran mereka

4) Memberi kebebasan bagi para siswa untuk menilai pemahaman mereka tentang materi bacaan

5) Memberikan kesempatan bagi para siswa untuk mengembangkan ide-ide di luar Mated.

c. Langkah- Langkah Strategi KWL ( Know Want Learned ) Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

1) Pilih sebuah materi. Strategi ini akan berjalan baik dengan memberikan penjelasan mengenai materi.

2) Buatlah tabel KWL, Guru sebaiknya membuat tabel di papan tulis, kertas transparan, atau kertas tabel. Juga disarankan bagi para siswa yang membaca dan menulis untuk memiliki catatan sendiri tentang tabel KWL untuk merekam informasi.

3) Minta para siswa untuk melontarkan kata-kata, istilah-istilah, atau ungkapan- ungkapan yang berhubungan dengan topik.

Saran untuk kolom K:

a) Apakah pertanyaan-pertanyaan telah siap untuk membantu para siswa mengungkapkan ide-ide mereka, karena para siswa membutuhkan bantuan untuk memulainya.

(44)

30

b) Doronglah para siswa untuk menjelaskan kesimpulan mereka. Dan tanyalah

"Apa yang membuat kamu berpikir demikian?"

c) Ketika semua ide telah dicatat, ajaklah para siswa untuk berdiskusi tentang apa yang mereka tulis pada kolom K

Saran untuk kolom W:

(1) Tanyalah para siswa tentang apa yang ingin mereka pelajari tentang topik yang akan dibahas. Jika siswa merespon pernyataan ini, arahkan mereka pada pertanyaan-pertanyaan sebelum mencatat pertanyaan tersebut pada kolom W.

(2) Jika siswa butuh bantuan untuk memulai, cobalah untuk mengajukan salah satu pertanyaan dari daftar berikut ini:" Apa yang kamu pikirkan akan kamu pelajari tentang topik dari materi yang akan dibahas?"; "Apakah kamu pikir cerita ini akan menjelaskan tentang apa yang tampak pada cover buku?"

(3) Pertanyaan pada kolom W sebaiknya benar-benar membangkitkan minat siswa. Anda bisa menambahkan dengan pertanyaan anda sendiri, tapi jangan terlalu banyak.

Saran untuk kolom L:

(a) Sudahkah para siswa membaca materi (untuk siswa yang lebih muda, mintalah mereka untuk mendengarkan materi/ cerita yang dibaca oleh guru) dan mengisi kolom L di tabel mereka (untuk siswa yang lebih muda, guru akan mencatat respon para siswa).

(b) Sebagai tambahan untuk menjawab pertanyaan di kolom W, ijinkan para siswa untuk menulis apa saja yang mereka anggap menarik.

(45)

31

(c) Mintalah para siswa untuk berkonsultasi dengan sumber-sumber lain untuk menemukanjawaban-jawaban yang tidak dapat terjawab

(d) Sediakan waktu untuk berdiskusi tentang informasih di kolom L.

B. Kerangka Pikir

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk keterampilan berbahasa, baik secara lisan maupun tulisan. Dalam kemampuan berbahasa terdapat empat aspek yakni, (a) aspek menyimak , (b) aspek berbicara, (c) aspek membaca, dan (d) aspek menulis. Membaca merupakan suatu kegiatan yang mengarah pada pencermatan dan pemahaman suatu gagasan yang tertuang dalam sebuah naskah bacaan. Membaca membutuhkan konsentrasi, agar pembacaan yang kita lakukan dapat menambah wawasan berpikir kita terhadap suatu masalah.

Pembelajaran di SMP Muhammadiyah 5 Mariso Makassar yang merupakan tempat yang akan dijadikan lokasi oleh peneliti melihat adanya permasalahan dalam membaca khususnya membaca pemahaman sehingga diperlukan metodologi yang tepat agar proses pembelajaran dapat mencapai hasil yang maksimal. Metodologi yang ditawarkan peneliti berupa penggunaan strategi pembelajaran KWL ( Know Want Learned ) yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca pemahaman. Pada penelitian tindakan kelas ini terdapat dua dasar teori yakni; (1) kemampuan memabaca pemahaman, dan (2) penggunaan strategi pembelajaran Know Want Learned. Kedua dasar teori ini akan terjabarkan pada rancangan penelitian tindakan kelas.

(46)

32

Pembelajaran siswa dilakukan dalam bentuk siklus yang terdiri dari empat tahap, yaitu: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Dari keempat tahap itu, peneliti dapat mengetahui bagaimana perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi siswa. Hasil belajar siswa baik pada siklus I maupun siklus berikutnya diukur dengan menggunakan tes. Hasil tes tersebut dianalisis sehingga dapat diketahui peningkatan kemampuan membaca pemahaman dengan menggunakan strategi Know Want Learned. Adapun kerangka penelitian dapat digambarkan sebagai berikut.

(47)

33

BAGAN KERANGKA PIKIR

Strategi Know Want Learned

Temuan Pengajaran Bahasa dan

Sastra Indonesia

Pembelajaran membaca pemahaman di kelas VIII.c SMP Muhammadiyah 5

Mariso Makassar KTSP

Analisis

Membaca pemahaman

Menyimak Berbicara Membaca Menulis

Hasil

(48)

34

C. Hipotesis

Berdasarkan uraian di atas, hipotesis dalam penelitian tindakan kelas ini adalah keterampilan membaca pemahaman siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 5 Mariso Makassar akan meningkat jika dalam pembelajarannya menggunakan strategi pembelajaran know want learned ( KWL ).

(49)

35

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Aqib (2008: 13) dalam penelitian ini peneliti menggunakan prosedur penelitian tindakan kelas atau disingkat PTK. Penelitian tindakan kelas adalah suatu pencermatan terhadap suatu kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi dalam sebuah kelas. PTK merupakan salah satu cara yang srategis bagi guru untuk memperbaiki layanan kependidikan yang harus diselenggarakan dalam konteks pembelajaran di kelas dan peningkatan kualitas program sekolah secara keseluruhan. Tujuan dari penelitian tindakan kelas adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas secara berkesinambungan (Aqib, 2008: 18). Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan yang diharapkan maka pelaksanaan penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu, perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Prosedur penelitian ini diadaptasikan dengan kaji tindak (action research). Secara visual, tahapan tersebut dapat diajikan pada gambar berikut.

(50)

36

SIKLUS I

SIKLUS II

(Arikunto 2009: 74)

B. Fokus Penelitian

Yang menjadi fokus penelitian untuk melihat keterlaksanaan dan keberhasilan rencana tindakan/ penelitian adalah:

1. Proses, yang akan diselidiki adalah keterlaksanaan proses belajar mengajar antara lain, kehadiran siswa, perubahan sikap siswa dan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman dengan menggunakan strategi pembelajaran Know Want Learned.

Perencanaan Tindakan I Permasalah

anhan

Pelaksanaan Tindakan I

Refleksi I Pengamatan/

pengumpulan data I Permasalahan

baru hasil

refleksi Pelaksanaan

tindakan II Perencanaan

tindakan II

Pengamatan/

pengumpulan data II Refleksi II

Dilanjutkan kesiklus selanjutnya Apabila

permasalahan belum terselesaikan

(51)

37

2. Hasil, yang akan diselidiki adalah hasil belajar siswa setelah mengikuti proses pembelajaran yang diperoleh dari tes akhir pada setiap siklus setelah diterapkan strategi pembelajaran Know Want Learned.

C. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas VIII semester I (ganjil) SMP Muhammadiyah 5 Mariso Makassar. Subjek dalam penelitian adalah siswa kelas VIIIC SMP Muhammadiyah 5 Mariso Makassar berjumlah 24 orang.

Peneliti mengambil responden tersebut dengan alasan menurut hasil observasi, tingkat keterampilan membaca pemahaman kelas VIIIc SMP Muhammadiyah 5 Mariso Makassar masih rendah. Hasil membaca pemahaman siswa belum mampu mencapai tingkat pemahaman yang lebih eksplisit terhadap isi bacaan. Oleh karena itu, diperlukan strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan tersebut. Pembelajaran dengan Strategi Know Want Learned diharapkan dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam membaca pemahaman.

D. Prosedur Pelaksanaan

Penelitian ini direncanakan selama dua siklus, setiap siklus saling berkaitan dalam hal rangkaian kegiatannya. Artinya, pelaksanaan pada siklus I akan dilanjutkan pada siklus II yang merupakan perbaikan dari siklus I. Siklus I dan II meliputi: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) pengamatan, (4) refleksi.

a. Gambaran Umum Siklus I 1). Perencanaan Tindakan

(52)

38

Pada tahap ini dilakukan persiapan pembelajaran membaca pemahaman dengan membuat rencana pembelajaran terlebih dahulu. Dalam tahap ini peneliti dan guru berkolaborasi untuk menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan untuk memecahkan masalah dengan membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Peneliti juga melatih guru untuk menerapkan metode yang akan dilaksanakan. Langkah ini merupakan upaya memperbaiki kelemahan dalam proses pembelajaran membaca pemahaman yang telah berlangsung selama ini.

Rencana kegiatan yang akan dilakukan adalah menyusun rencana pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan strategi pembelajaran Know Want Learned, kemudian membuat dan menyiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi, lembar wawancara, dan dokumentasi untuk memeroleh data nontes.

Selain itu, guru juga menyiapkan perangkat tes berupa paragraf yang tidak lengkap dan berupa kisi-kisi soal tes, pedoman penskoran, dan penilaian.

2). Tindakan

Tindakan yang dilakukan peneliti dalam proses pembelajaran membaca pemahaman pada siklus I ini sesuai dengan perencanaan yang telah disusun.

Secara garis besar tindakan yang akan dilakukan peneliti adalah melaksanakan proses pembelajaran membaca pemahaman dengan Strategi pembelajaran Know Want Learned. Tindakan ini dilakukan dalam tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap tindak lanjut. Tahap persiapan yaitu mengkondisikan siswa untuk siap melaksanakan proses belajar. Guru menyapa dan menanyakan kabar siswa, kemudian memancing siswa untuk tertarik terhadap

Gambar

Tabel 4.1 Daftar Skor Hasil Evaluasi Siswa pada Siklus I
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Skor Evaluasi Siswa pada Siklus I  Skor  Kategori  Frekuensi  Persentase (%)
Tabel 4.3. Hasil Observasi Aktivitas Proses Pembelajaran pada Siklus I
Tabel  4.4.  Hasil  Observasi  Respons  Siswa  Terhadap  Pembelajaran  pada Siklus I.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Lingkar dada mempunyai hubungan dan pengaruh paling erat dengan bobot badan dibandingkan variabel ukuran-ukuran tubuh lain, sehingga dapat digunakan untuk menduga

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya: (1) biaya, penerimaan, pendapatan usaha agroindustri keripik pisang yang diusahakan perusahaan Sari Rasa di Desa

Media pembelajaran yang digunakan penulis dalam pelaksanaan pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Realistik pada materi prisma dan limas di kelas VIII 2 MTs DDI

Karakter elemen gaya Memphis yang eksploratif sesuai dengan tren yang sedang populer, dapat dilakukan melalui eksplorasi menggunakan teknik surface textile

Pada bagian ini akan dilakukan analisis dan perbandingan rancangan dari penggunaan lori dan conveyor dari aspek teknis, beban kerja, pengukuran risiko, serta

Kelima jenis tanaman obat tersebut adalah tensiguard (dari tanaman kumis kucing dan seledri yang berfungsi untuk menurunkan tekanan darah), rheumaneer (dari temulawak

Artikel ini memiliki tujuan untuk mendeskripsikan urgensi sarana prasarana dalam meningkatkan prestasi belajar pada jenjang Sekolah Menengah Kejuruan. Jenis artikel

Aplikasi sistem pakar pada konsultasi jenis senam menggunakan metode forward chaining dalam metode penelusurannya sehingga berdasarkan manfaat yang diambil dari jawaban