• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM MENGHADAPI UJIAN BLOK 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM MENGHADAPI UJIAN BLOK 1"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM MENGHADAPI UJIAN BLOK 1.2

NEUROMUSKULOSKELETAL PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA ANGKATAN 2015

Naskah Publikasi

Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Kedokteran

Program Studi Pendidikan Dokter

Oleh : AMAL 11711157

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA 2016

(2)
(3)

BEDA TINGKAT KECEMASAN LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM MENGHADAPI UJIAN BLOK1.2 NEUROMUSKULOSKELETAL PADA MAHASISWA FAKULTAS

KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA ANGKATAN 2015

INTISARI

Latar Belakang: Kecemasan adalah suatu perasaan yang dapat dialami oleh setiap orang pada waktu tertentu dalam kehidupannya. Perasaan ini timbul akibat adanya respon terhadap perubahan yang terjadi, dan dituntut untuk dapat beradaptasi dengan keadaan tersebut.

Kecemasan merupakan reaksi normal terhadap situasi yang sangat menekan kehidupan seseorang, namun apabila hal ini menetap dan berlangsung dalam waktu yang cukup lama serta mengganggu ketentraman individu maka dibutuhkan suatu penanganan segera terhadap hal tersebut. saat ini diperkirakan sebanyak 20% dari populasi dunia menderita kecemasan dan angka tersebut akan semakin meningkat seiring dengan perkembangannya jaman.

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah perbedaan tingkat kecemasan laki- laki dan perempuan dalam menghadapi ujian blok 1.2 neuromuskuloskeletal pada mahasiswa FK UII angkatan 2015.

Metode: Penelitian ini menggunakan metode cross-sectional yang dilakukan pada 94 subjek.

Penelitian dilakukan dengan mengambil data primer menggunakan Eysink’s Inventory Questioner untuk menilai tingkat kecemasan. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan metode Chi-Square.

Hasil: Berdasarkan uji analisis beda tingkat kecemasan laki-laki dan perempuan dalam menghadapi ujian blok 1.2 neuromuskuloskeletal pada mahasiswa FK UII angkatan 2015 menunjukkan hasil tidak signifikan dengan nilai p ˃ 0,05 yaitu didapatkan p = 0,125 (0,125 ˃ 0,05).

Kesimpulan: laki-laki maupun perempuan semuanya mengalami kecemasan dalam menghadapi ujian blok 1.2 neuromuskuloskeletal. Namun dari segi tingkat kecemasan, dapat diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat kecemasan yang bermakna antara laki-laki dan perempuan dalam menghadapi ujian blok 1.2 neuromuskuloskeletal pada mahasiswa FK UII angkatan 2015 Kata Kunci: Jenis kelamin, Kecemasan.

(4)

THE DIFFERENT LEVEL OF ANXIETY BETWEEN MALE AND FEMALE COLLAGE STUDENT FOR THE EXAM BLOCK 1.2

NEUROMUSKULOSKELETAL IN CLASS OF 2015 FACULTY OF MEDICINE ISLAMIC UNIVERSITY OF INDONESIA

ABSTRACT

Background: Anxiety is a feeling that can be experienced by everyone at certain times in his life. This feeling arises due to the response to the changes that occur, and are required to be able to adapt to the circumstances. Anxiety is a normal reaction to a very pressing situation against a person’s life, but when this is settled and took place immediate handling against it. Currently it is estimated as many as 20% of the world population suffers from anxiety and that number will increase along with the development of the word.

Objective: This study aimed to find out the difference anxiety levels of male and female collage student for the exam block 1.2 neuromuskuloskeletal in class of 2015 faculty of medicine islamic university of Indonesia.

Methods: This study used a cross-sectional method was conducted on 94 subject. The research used primary data was collected by the Eysink’s Inventory Quisioner to evaluated levels of anxiety. The data obtained were analyzed using Chi-Square method.

Results: The analysis of anxiety levels of male and female collage student for the exam block 1.2 neuromuskuloskeletal in class of 2015 faculty of medicine islamic university of Indonesia there was no significan with showed that the value of p = 0.125 (0.125 ˃ 0.05).

Conclusion: Male and female were experienced anxiety in the face of the test blocks1.2 neuromuskuloskeletal. But in terms of the level of anxiety, there was no difference in anxiety level between male and female collage student in the face of the exam block 1.2 neuromuskuloskeletal in class of 2015 faculty of medicine islamic university of Indonesia.

Keywords: Gender, Anxiety.

(5)

PENDAHULUAN

Kecemasan adalah suatu perasaan yang dapat dialami oleh setiap orang pada waktu tertentu dalam kehidupannya.

Perasaan ini timbul akibat adanya respon terhadap perubahan yang terjadi, dan dituntut untuk dapat beradaptasi dengan keadaan tersebut. Kecemasan merupakan reaksi normal terhadap situasi yang sangat menekan kehidupan seseorang, namun apabila hal ini menetap dan berlangsung dalam waktu yang cukup lama serta mengganggu ketentraman individu maka dibutuhkan suatu penanganan segera terhadap hal tersebut.1Menurut Gail, saat ini diperkirakan sebanyak 20% dari populasi dunia menderita kecemasan dan angka tersebut akan semakin meningkat seiring dengan perkembangannya jaman.2 Di samping itu sebanyak 47,7% remaja juga sering mengalami kecemasan.3Di Indonesia, penduduk usia ≥ 15 tahun yang mengalami masalah gangguan emosional, seperti kecemasan dan depresi adalah sebanyak 11,6% atau sekitar 19 juta penduduk.4

Dalam kamus Dorland, kecemasan adalah suatu perasaan keprihatinan, ketakpastian dan ketakutan tanpa stimulus yang jelas, di kaitkan dengan perubahan fisiologis (takikardi, berkeringat, tremor dan lain-lain).5 Sebagian besar orang mendeskripsikan perasaan cemas dengan berbagai istilah, seperti gelisah, ketakutan luar biasa, dalam menghadapi suatu kesulitan. Faktor yang mempengaruhi terjadinya kecemasan antara lain lingkungan social, personal (individu), akademik.

Contoh yang dapat menimbulkan perasaan cemas pada seseorang, seperti pada saat berbicara di depan umum untuk pertama kalinya atau sedang menjalani ujian.6

Mahasiswa memiliki kewajiban yang mutlak, yaitu belajar. Memasuki perguruan tinggi, kegiatan belajar mahasiswa harus

didukung dengan kesadaran yang penuh.

Seseorang mahasiswa dituntut harus mampu mengembangkan daya pikirnya dan meningkatkan rasa penasaran terhadap disiplin ilmu yang di tekuninya. Oleh karena itu mahasiswa rentan terhadap kecemasan.7 Mahasiswa kedokteran angkatan 2015 merupakan mahasiswa preklinik yang sedang menjalankan masa pembelajarannya pada tahun awal di universitas setelah tamat dari SMA. Memasuki dunia baru sebagai seorang mahasiswa fakultas kedokteran, diharapkan memiliki potensi yang mampu dihadapkan pada situasi dan lingkungan yang berbeda dengan tingkat pendidikan sebelumnya. Untuk itu mahasiswa harus dapat sebaik mungkin menyesuaikan diri dengan lingkungan terhadap perubahan- perubahan tersebut. Mahasiswa harus dapat menyesuaikan masalah-masalah yang dihadapi untuk mencapai prestasi yang baik.

Perubahan-perubahan tersebut dapat menjadi stressor yang tak terkendali sehingga dapat menimbulkan gejala-gejala kecemasan.8 METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan cross sectional untuk mengetahui beda tingkat kecemasan antara laki-laki dan perempuan dalam menghadapi ujian blok 1.2 neuromuskuloskeletal pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia angkatan 2015. Dalam penelitian ini tehnik sampling yang di gunakan adalah quota sampling. Quota sampling adalah pengambilan sampel dengan cara menetapkan sejumlah anggota sampel secara quotum atau jatah. Penyaringan sampel menggunakan Eysink’s Inventory Questioner. Subjek yang bersedia ikut dalam penelitian selanjutnya diberikan kuisioner Eysink’s Inventory Questioner.

Tehnik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan total sampling,

(6)

sedangkan penentuan ukuran besar sampel minimal dengan menggunakan rumus Slovin yaitu

n = 1 + ( ) keterangan:

n= ukuran sampel

N= ukuran populasi (187 mahasiswa) e= error tolerance (10%)

n = 187

1 + 187 (0,1) n = 65,1

Berdasarkan rumus tersebut, jumlah sampel minimal yang dijadikan responden dalam penelitian ini adalah sebanyak 65 mahasiswa

a. Instrumen Penelitian

Instrument penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik (cermat, lengkap dan sistematis) sehingga lebih mudah diolah instrumennya harus memenuhi syarat validitas dan reabilitas.

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini yaitu lembar observasi (Eysink’s Inventory Questioner) yang berisikan data responden dan hasil pengamatan selama penelitian sebelum mengisi instrument, responden diminta ketersediaannya dan diberi inform consent.

Instrument yang digunakan pada penelitian ini adalah berupa data perimer yaitu berupa kuisioner yang didalamnya terdapat beberapa pertanyaan yang akan diisi oleh mahasiswa. Kuisioner yang di gunakan adalah Eysink’s Inventory Questioner yang memiliki 57 pertanyaan dalam kuisioner

tersebut dan disajikan dengan jawaban Ya atau Tidak. Jawaban yang sesuai di beri score satu jika tidak sesuai maka akan di beri nilai nol, semakin tinggi score yang di dapatkan maka akan semakin tinggi nilai derajat kecemasannya.

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN Hasil penelitian

a. Jenis kelamin dan tingkat kecemasan Subjek yang telah mengisi kuisioner dinilai untuk menentukan tingkat kecemasan rendah atau tinggi. Dari 94 subjek dilakukan penilaian terhadap semua kuisioner, yaitu eysink’s inventory questioner di dapatkan data bahwa sebanyak 12 subjek (12,8%) perempuan yang mengalami tingkat kecemasan rendah, namun perempuan yang mengalami tingkat kecemasan tinggi sebanyak 35 subjek (37,2%). Sedangkan laki-laki dengan tingkat kecemasan rendah sebanyak 19 subjek (20,2%) dan laki-laki dengan tingkat kecemasan yang tinggi sebanyak 28 subjek (29,8%). Hasil penelitian di sajikan dalam tabel 1.

Tabel 1. Distribusi frekuensi jenis kelamin dan kecemasan

Variabel Tingkat kecemasan Total

Rendah N (%)

Tinggi N (%)

Jenis Perempuan 12(12,8%) 35(37,2%) 47 Kelamin Laki-laki 19(33,0%) 28(29,8%) 47

Total 94(100%)

(7)

a. Hasil Uji Chi-Square

Berdasarkan dari hasil pengelolahan data. Dapat diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara jenis kelamin dan tingkat kecemasan. Pada analisis bivariat dengan menggunakan uji Chi-Square diatas di dapatkan nilai p=0,125.

Dimana nilai p lebih dari 0,05 berarti tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara laki-laki dan perempuan dalam menghadapi ujian blok 1.2 pada mahasiswa FKUII angkatan 2015 dan hipotesis ditolak.

Pembahasan

Penelitian ini dilakukan dengan membagikan kuisioner kepada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia angkatan 2015 yang berjumlah total 186 mahasiswa. Dari kuisioner yang telah dibagikan, yang kembali ke peneliti sebanyak 174 sampel. Berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi pada saat penelitian ini didapatkan 94 sampel yang memenuhi kriteria inklusi, seadangkan sebanyak 66 sampel di eksklusi dikarenakan tidak memenuhi syarat dari penelitian. dihitung berapa nilai dari eysnk’s inventory quisioner dan kemudian dikategorikan tingkat kecemasannya berupa kecemasan rendah atau tinggi dikatakan memiliki kecemasan tinggi ketika skor kecemasan kecemasan ≥ 12 dan kategori rendah yaitu yang memiliki skore ≤ 12.

Kecemasan wajar terjadi sebagai respon bagi tubuh untuk menjadi lebih waspada dan fokus, namun ketika kecemasan itu berlebihan akan membuat menghambat dalam ujian dan dapat juga menimbulkan efek negatif. Dengan adanya upaya-upaya peningkatan kekebalan terhadap cemas diharapkan akan meminimalisir perasaan cemas tersebut.

Upaya tersebut seperti menjaga pola makan,

istirahatt yang cukup, tidak merokok dan mengkonsumsi alcohol serta olahraga teratur.

Dari penelitian ini diperoleh hasil yang menyatakan bahwa baik laki-laki maupun perempuan semuanya mengalami kecemasan dalam menghadapi ujian blok 1.2 neuromuskuloskeletal. Namun dari segi tingkat kecemasan, dapat diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara laki-laki dan perempuan dalam menghadapi ujian blok 1.2 neuromuskuloskeletal pada mahasiswa FKUII angkatan 2015. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Leyli Badrya menyebutkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan tingkat kecemasan pada mahasiswa yang akan mengalami ujian OSCE.9 Hal ini disebabkan oleh adanya Coping strategies merupakan upaya kognitif maupun perubahan sikap untuk mengatasi dan mengendalikan stressor yang dimiliki oleh individu. Peneliti memberikan 10 pertanyaan yang berkaitan dengan coping strategies dan coping strategies ini dimaksudkan untuk mengetahui bentuk kegiatan yang banyak dilakukan oleh subjek dalam menghadapi kecemasan, dari 10 pertanyaan yang ada, pertanyaan mengenai coping strategies yang paling banyak dilakukan adalah memperbanyak ibadah (shalat, membaca al-qur’an). Selain itu mendengarkan musik, menonton televise dan pergi keluar rumah menjadi pilihan untuk mengetasi kecemasan. Maka dari itu coping strategies ini dapat menjadi pilihan untuk menghilangkan kecemasan dalam diri.

sehingga jenis kelamin tidak mutlak berpengaruh dalam tingkat kecemasan, sama-sama memiliki resiko untuk dapat mengalami kecemasan dibandingkan dengan laki-laki.

Terdapat beberapa penelitian yang bertolak belakang dengan hipotesis

(8)

penelitian ini yang menyatakan bahwa perempuan lebih cemas jika dibandingkan dengan laki-laki. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Eberla, menunjukkan bahwa wanita lebih cendrung neurotik daripada pria walaupun berbagai kesempatan yang sama diberikan kepada mereka.10 Selain itu juga menurut penelitian lain dikemukakan bahwa wanita lebih banyak menderita kecemasan dikarenakan faktor hormonal, perempuan mempunyai hormon yang tidak stabil jika dibandingkan dengan pria. Hal tersebut tentunya akan berdampak secara signifikan dalam menghadapi suatu permasalahan.

Tidak dapat dipungkiri, bahwa wanita akan gampang sekali merasa cemas saat menghadapi suatu permasalahan karena mereka kurang memiliki kekuatan daripada pria. (Manicea, 2012).11

Menurut Marieta, beragam reaksi emosional yang diperlihatkan mahasiswa dalam menghadapi ujian antara lain cemas.12 Bagi sebagian dari mereka mengangap ujian merupakan suatu hal yang sudah selayaknya dilakukan, namun sebagian lagi menganggap suatu hal yang dirasakan sebagai paksaan.

Berkaitan dengan hal tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa kecemasan dalam menghadapi ujian merupakan suatu menifestasi emosi yang bercampur baur dan dialami oleh seseorang individu sebagai reaksi dalam menghadapi ujian yang dapat mempengaruhi fisik dan psikisnya.

Dengan adanya kecemasan ini dapat mempengaruhi hasil dari ujian akhir blok yang akan dihadapi oleh mahasiswa FKUII, sehingga dibutuhkan upaya upaya yang dapat mengurangi kecemasan, kekhawatiran, meningkatnya tingkat kecemasan yang dapat berakibat pada gagalnya mendapatkan nilai yang diharapkan. Sebagian mahasiswa harus melakukan persiapan semaksimal mungkin dalam menghadapi ujian blok.

KESIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada mahasiswa FK UII angkatan 2015 sebanyak 94 subjek dapat disimpulkan bahwa:

1. Mahasiswa FK UII angkatan 2015 baik laki-laki maupun perempuan mengalami kecemasan.

2. Mahasiswa FK UII angkatan 2015 yang mengalami tingkat kecemasan rendah pada laki-laki sebanyak 14 subjek dan tingkat kecemasan tinggi sebanyak 35 subjek sedangkan pada perempuan yang mengalami tingkat kecemasan rendah sebanyak 19 subjek dan tingkat kecemasan tinggi 63 subjek.

3. Dari hasil perhitungan uji chi Square didapatkan nilai p>0,05 yaitu p=0,125, menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara laki-laki dan perempuan dalam menghadapi ujian blok Neuromuskuloskeletal pada mahasiswa FK UII angkatan 2015.

Saran

Saran yang dapat diberikan dengan hasil penelitian ini adalah:

1. Bagi peneliti, penelitian mengenai tingkat kecemasan dalam menghadapi ujian blok ini menurut penulis sangatlah

(9)

penting khususnya bagi mahasiswa baru yang pada kenyataannya sangatlah kurang diperhatikan. Oleh karena itu bagi para peneliti yang akan menindaklanjuti penelitian ini, sangatlah disarankan sehingga dapat

diketahui segala

permasalahan yang dihadapi mahasiswa secara dini dan agar permasalahan tersebut

tidak berlanjut dan menghambat perkembangan pendidikannya di FKUII.

2. Bagi mahasiswa,

meningkatkan belajar dan melakukan persiapan ujian lebih baik lagi, seperti mempersiapkan materi ujian, mempersiapkan alat alat ujian, mempersiapkan kartu dan memenuhi syarat-syatat mengikuti ujian

DAFTAR PUSTAKA

1. Ramaiah S. 2003. Kecemasan Bagaimana Mengatasi Penyebabnya.

Jakarta: Pustaka Populer Obor

2. Gail, Struart W. 2002. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta EGC 3. Widosari YW. 2010. Perbedaan

Derajat Kecemasan dan Depresi Mahasiswa Kedokteran Preklinik dan Ko-Asisten di FK UNS Surakarta. Skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta

4. Kemenkes RI. 2011. Panduan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia Tahun 2011, The Great Push: Investing In Mental Health. Jakarta Selatan: direktorat Bina Kesehatan Jiwa.

5. Dorland. 2010. Kamus Saku Kedokteran Dorlan, ed. 25. Jakarta : EGC.

6. Huberty, Thomas, J. 2004. Anxiety and Anxiety Disorder in Children:

Information for Parents.

Bloomington, IN : National Asssosiation Of School Physicologists.

7. Sundari, Siti. 2005. Kesehatan Mental Dalam Kehidupan, Jakarta:

Rineka Cipta.

8. Kartono., 2003. Patologi Sosial Gangguan Gangguan kejiwaan. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

9. Badrya, Leily. 2014. Perbedaan Tingkat Kecemasan Antara Mahasiswa Kedokteran Laki-laki dan Perempuan Angkatan 2011 FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Dalam Menghadapi Ujian OSCE. Program Studi Dokter, FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

10. Eberla et al. 2012. Somatic Symptoms Evoked By Exam Stress In University Students : The Role Of Alexithymia, Neuroticism, Anxiety And Depression. PubMed : Volume 8 : 12 – 49.

11. Manicea, L & Simic. 2012. Exam Experience And Reaction To Exam Stress. University Of Zadar : Croatia.

12. Marieta, Y, R. 2013. Beda Tingkat Kecemasan Antara Mahasiswa Laki – Laki Dan Perempuan Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia Angkatan 2008 Dalam Menghadapi Ujian Pra Pendidikan Klinik (Predik). Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia : Yogyakrta.

Gambar

Tabel  1.  Distribusi  frekuensi  jenis  kelamin  dan kecemasan

Referensi

Dokumen terkait

Nilai p value sebesar 0,014 hal ini berarti terdapat hubungan signifikan antara pola koping dengan tingkat kecemasan siswa kelas XII yang akan menghadapi ujian nasional

Tingkat Gejala Kecemasan Sebelum Menghadapi Ujian Nasional pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 2 Cepu Tahun Ajaran 2016/2017.. Analisis Capaian Skor Butir Gejala Kecemasan

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul : Perbedaan Kesabaran dalam Menghadapi Tugas antara Mahasiswa Laki-laki dengan Perempuan Fakultas

Dari berbagai fakta yang berkaitan dengan kecemasan yang dialami oleh siswa laki-laki dan siswa perempuan yang sedang memasuki usia remaja, maka penulis tertarik untuk meneliti

Terdapat hubungan antara tipe kepribadian introvert dan ekstrovert dengan tingkat kecemasan pada siswa kelas XII SMA Negeri 01 Capkala dalam menghadapi ujian

Tingkat kecemasan yang paling banyak dialami pada mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura dalam menghadapi ujian skripsi adalah kecemasan ringan.. Peneliti

Tidak terdapat perbedaan tingkat motivasi yang signifikan pada kelompok jenis kelamin laki-laki dan perempuan penerapan model pembelajaran outdoor learning mahasiswa geografi IKIP-PGRI

Analisis Data Angket Tingkat Kecemasan terhadap Ujian Matematika Skor Keterangan Persentase % 40 – 50 Tidak memiliki masalah kecemasan terhadap ujian matematika 50% 30 – 39