• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENENTUAN KADAR SULFAT (SO 4 2- ), NITRAT (NO 3 - ) DAN FLUORIDA (F - ) DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER DALAM AIR BERSIH DI PT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENENTUAN KADAR SULFAT (SO 4 2- ), NITRAT (NO 3 - ) DAN FLUORIDA (F - ) DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER DALAM AIR BERSIH DI PT."

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

PENENTUAN KADAR SULFAT (SO

4

2-

), NITRAT (NO

3

-

) DAN FLUORIDA (F

-

) DENGAN MENGGUNAKAN

SPEKTROFOTOMETER DALAM AIR BERSIH DI PT.SUCOFINDO MEDAN

TUGAS AKHIR

CRISMONELITA BR GINTING 162401035

PROGRAM STUDI D-3 KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2019

(2)

PENENTUAN KADAR SULFAT (SO

4

2-

), NITRAT (NO

3

-

) DAN FLUORIDA (F

-

) DENGAN MENGGUNAKAN

SPEKTROFOTOMETER DALAM AIR BERSIH DI PT.SUCOFINDO MEDAN

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh gelar Ahli Madya

CRISMONELITA BR GINTING 162401035

PROGRAM STUDI D-3 KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2019

(3)
(4)
(5)
(6)

PENENTUAN KADAR SULFAT (SO42-), NITRAT (NO3-) DAN FLUORIDA (F-) DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER

DALAM AIR BERSIH DI PT.SUCOFINDO MEDAN

ABSTRAK

Telah dilakukan analisa kadar Sulfat (SO4), Nitrat (NO3-

) dan Fluorida (F- ) dari air bersih di laboratorium Sucofindo Daerah Sumatera Utara dengan spektrofotometer.

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kadar sulfat, nitrat dan fluorida dalam air bersih dan membandingkannya dengan standar baku mutu air yang telah ditetapkan oleh Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2017. Metode yang digunakan adalah analisa secara spektrofotometeri. Dimana panjang gelombang untuk Sulfat adalah 420 nm, panjang gelombang untuk Nitrat adalah 220 nm dan Fluorida 576 nm dan hasil pengukuran dinyatakan dalam satuan mg/L. Dari hasil analisa yang dilakukan diperoleh kadar sulfat pada sampel 1 adalah 3,623 mg/L, sampel 2 adalah 4,292 mg/L, dan sampel 3 adalah 12,834 mg/L. kadar Nitrat pada sampel 1 adalah 0,11 mg/L, sampel 2 adalah 0,46 mg/L, dan sampel 3 adalah 0.96 mg/L dan kadar Fluorida pada sampel 1 adalah 0,09 mg/L, sampel 2 adalah 0,335 mg/L, dan sampel 3 adalah 0,18 mg/L. Hasil analisa tersebut menunjukkan bahwa kandungan Sulfat, Nitrat dan Fluorida pada air Bersih masih berada dibawah standar baku mutu air yang telah ditetapkan oleh Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2017. Dimana kadar maksimum untuk Sulfat (SO4) adalah sebesar 0,5 mg/L, kadar Nitrat (NO3-) adalah sebesar 10 mg/L, dan Fluorida adalah sebesar 1,5 mg/L

Kata kunci : Sulfat, Nitrat, Fluorida, Air Bersih, spektrofotometri.

(7)

DETERMINATION OF CONCENTRATION THE (SO42-), NITRATE (NO3-) AND FLUORIDE (F-) BY USING A SPECTROPHOTOMETER IN CLEAN

WATER DI PT.SUCOFINDO MEDAN

ABSTRACT

An analysis of the levels of Sulfate (SO4), Nitrate (NO3-) and Fluoride (F-) has been carried out from clean water in the Sucofindo laboratory in the North Sumatra Region with a spectrophotometer. This study aims to determine the levels of sulfate, nitrate and fluoride in clean water and compare them with the water quality standards set by the Regulation of the Minister of Health of the Republic of Indonesia Number 32 of 2017. The method used is analysis by spectrophotometry.

Where the wavelength for sulfate is 420 nm, the wavelengths for Nitrates are 220 nm and Fluoride is 576 nm and the measurement results are expressed in units of mg / L.

From the results of the analysis carried out, the sulfate content in sample 1 was 3.623 mg / L, sample 2 was 4.292 mg / L, and sample 3 was 12.834 mg / L. Nitrate level in sample 1 is 0.11 mg / L, sample 2 is 0.46 mg / L, and sample 3 is 0.96 mg / L and Fluoride level in sample 1 is 0.09 mg / L, sample 2 is 0.335 mg / L, and sample 3 is 0.18 mg / L. The results of the analysis show that the content of sulfur, nitrate and fluoride in clean water is still below the water quality standard set by the Minister of Health Regulation of the Republic of Indonesia Number 32 of 2017. Where the maximum level for Sulfate (SO4) is 0.5 mg / L, Nitrate (NO3-) levels are 10 mg / L, and Fluoride is 1.5 mg / L

Keywords : sulfate, nitrate, fluoride , clean water, spectrophotometr.

(8)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha pemurah dan maha penyayang, dengan limpah karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan tugas akhir ini dengan judul ‘’PENENTUAN KADAR SULFAT (SO42-), NITRAT (NO3-), DAN FLUORIDA (F-) DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER DALAM AIR BERSIH DI PT. SUCOFINDO MEDAN’’

Terima kasih penulis sampaikan kepada Ibu Sabarmin Peranginangin,S.Si,M.Si selaku pembimbing yang telah meluangkan waktunya selama penyusunan tugas akhir ini. Terima kasih kepada Bapak Dr. Minto Supeno,M.S Selaku Ketua Program Studi D3 Kimia FMIPA USU Medan dan Ibu Dra. Nurhaida Pasaribu,M.Si Selaku Sekretaris Program Studi D3 Kimia FMIPA USU Medan, Dekan dan Wakil Dekan FMIPA USU, Seluruh Staf dan Dosen Program Studi FMIPA USU, Pegawai FMIPA USU dan rekan – rekan kuliah. Akhirnya tidak terlupakan kepada Bapak dan Ibu dan keluarga yang selama ini memberikan bantuan dan dorongan yang diperlukan.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa akan membalasnya.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini jauh dari kesempurnaan, karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan tugas akhir ini dan semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.

Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membangun hingga selesainya tugas akhir ini.

Medan, 2019 Penulis,

Crismonelita Br Ginting

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR i

ABSTRAK ii

ABSTRACT iii

PENGHARGAAN iv

DAFTAR ISI v

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR viii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Permasalahan 2

1.3 Tujuan 2

1.4 Manfaat 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 6

2.1 PT. Superitending Company Of Indonesia (SUCOFINDO) 6

2.1.1 Sejarah Perusahaan 6

2.1.2 Jenis-jenis jasa yang Dihasilkan 9

2.1.3 Visi dan Misi Perusahaan 12

2.2 Air 13

2.2.1 Air Bersih 13

2.2.2 Sumber Air Bersih 15

2.2.3 Pencemaran Air 15

2.2.4 Efek Pencemaran Air 16

2.2.5 Indikator pencemaran Air 18

2.2.6 Sifat Umum Air 19

2.2.7 Dampak Pencemaran Air 19

2.2.8 Pengaruh Air Terhadap Kesehatan 20

2.3 Sulfat (SO4) 20

2.4 Nitrat (NO3) 21

2.4.1 Metode Penentuan NItrat (NO3) 23

2.4.2 Dampak Pencemaran Nitrat (NO3) 23

2.4.3 Kegunaan Nitrat (NO3) 24

2.5 Fluorida (F-) 24

2.6 Spektrofotometri 24

2.6.1 Cara Kerja Spektrofotometer 25

(10)

BAB 3 METODOLOGI PERCOBAAN 26

3.1 Alat-alat 26

3.2 Bahan-bahan 26

3.3 Prosedur Percobaan 26

3.3.1 Penentuan Kadar Sulfat (SO4) 26

3.3.2 Penentuan Kadar Nitrat (NO3) 27

3.3.3 Penentuan Kadar Fluorida (F-) 27

3.4 Pembuatan Larutan Standart 27

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 29

4.1 Hasil 29

4.1.1 Penentuan Kadar Sulfat (SO42-) 29 4.1.2 Penentuan Kadar Nitrat (NO3-

) 29

4.1.3 Penentuan Kadar Fluorida (F-) 29

4.2 Pembahasan 30

BAB 5 KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan 32

5.2 Saran 32

DAFTAR PUSTAKA 33

LAMPIRAN 34

(11)

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Judul Halaman

4.1.1 Data Hasil Penentuan Kadar Sulfat (SO42-

) 29

4.1.2 Data Hasil Penentuan Kadar Nitrat (NO3-) 29 4.1.3 Data Hasil Penentuan Kadar Fluorida (F-) 29

(12)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar Judul Halaman

2. Spektrofotometer Pharo 300

(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan, terutama penyakit perut. Seperti yang telah kita ketahui bahwa penyakit perut adalah penyakit yang paling banyak terjadi di Indonesia.

Melalui penyediaan air bersih baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya di suatu daerah, maka penyebaran penyakit menular dalam hal ini adalah penyakit perut diharapkan bisa ditekan seminimal mungkin. Penurunan penyakit perut ini didasarkan atas pertimbangan bahwa air merupakan salah satu mata rantai penularan penyakit perut. Agar seseorang menjadi tetap sehat sangat dipengaruhi oleh adanya kontak manusia tersebut dengan makanan dan minuman. Air adalah salah satu di antara pembawa penyakit yang berasal dari tinja untuk sampai kepada manusia.

Supaya air yang masuk kedalam baik berupa minuman maupun makanan tidak menyebabkan atau merupakan pembawa bibit penyakit, maka pengolahan air baik berasal dari sumber, jaringan transmisi atau distribusi adalah mutlak diperlukan untuk mencegah terjadinya kontak antara kotoran sebagai sumber penyakit dengan air yang sangat diperlukan (Sutrisno, 2004).

Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan sehari-hari setelah udara. Sekita tiga per empat bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorang pun dapat bertahan hidup lebih dari 4-5 hari tanpa minum air. Selain itu, air juga dipergunkanuntuk memasak, mencuci, mandi, dan membersihkan kotoran yang ada disekitar rumah. Air juga dipergunakan untuk keperluaan industri, pertanian, pemadam kebakaran, tempat rekreasi, transportasi, dan lain-lain. Penyakit- penyakit yang menyerang manusia dapat juga ditularkan dan disebarkan melalui air. Kondisi tersebut tentunya dapat menimbulkan wabah penyakit dimana-mana.

Hasil Penelitian (Yodifta astriningrum,2011). Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Analisis Kuantitatif Departemen Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia pada bulan maret hingga Mei 2011 Sampel air tanah diperoleh dari berbagai kawasan industri yaitu daerah

(14)

kawasan industri Cikarang. Pengukuran kadar ion fluorida dilakukan dengan menggunakan spektrofotometri visible pada panjang gelombang maksimum 586 nm menggunakan pereaksi sodium 2-parasulfofenilazo 1,8- dehidroksi-3,6-naftalen disulfonat (SPANDS)- asam zirkonil. Metode ini dioptimasi dengan cara mencari rentan serapan yang paling stabil yaitu hingga menit ke 10 setelah penambahan pereaksi. Hasil validasi metode diperoleh batas deteksi sebesar 0,0452 mg/L, batas kuantitasi 0,1506 mg/L, koefisien variasi sebesar 0,63%, dan uji diperoleh kembali ion fluorida berada dalam rentang 90,50-120,04%. Hasil pengukuran terhadap sampel menunjukkan kadar ion fluorida pada air tanah dan air PAM bervariasi anatara 0,0459 hingga 0,7800 mg/L. rentang konsentrasi ini masih dalam batas kadar yang diperbolehkan berdasarkan peraturan mentri kesehatan nomor

49/MENKES/PER/IV/2010 yaitu sebesar 1,5 mg/L

(http://lib.ui.ac.id/file=digital/20284069-s1071-Yodifta%20Astriningrum.pdf).

Kecerahan perairan merupakan tingkat transparasi perairan yang dapat diamati secara visual menggunakan secchi disk. Dengan mengetahui kecerahan suatu peraian kita dapat mengetahui sampai dimana masih ada kemungkinan terjadi proses asimilasi dalam air, lapisan-lapisan mana yang tidak keruh, dan yang paling keruh.

Suhu perairan merupakan salah satu faktor yang amat penting bagi kehidupan organisme di perairan. Suhu merupakan salah satu faktor eksternal yang paling mudah untuk diteliti dan ditentukan. Aktivitas metabolisme serta penyebaran organisme air banyak dipengaruhi oleh suhu air. Suhu juga sangat berpengaruh terhadap kehidupan dan pertumbuhann biota air suhu pada badan air dipengaruhi oleh musim, lintang, waktu dalam air, sirkulasi udara, penutupan awan dan aliran serta kedalaman air.

Salinitas adalah konsentrasi seluruh larutan garam yang diperoleh dalam air laut, dimana salinitas air berpengaruh terhadap tekanan osmotic air, semakin tinggi salinitas maka akan semakin besar pula tekanan osmotiknya

Derajat Keasaman (pH) merupakan logaritma negative dari konsentrasi ion- ion hidrogen yang terlepas dalam suatu cairan dan merupakan indikator baik buruknya suatu perairan. pH suatu perairan merupakan salah satu parameter kimia yang cukup penting dalam memantau kestabilan perairan.

(15)

Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen/DO) adalah total jumlah oksigen yang ada (terlarut) di air. DO dibutuhkan semua jasad hidup untuk pernapasan, proses metabolisme atau pertukaran zat yang kemudian menghasikan energi untuk pertumbuhan dan pembiakan.

Biochemical Oxygen Demand (BOD) merupakan suatu karakteristik yang menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang diperlukan oleh mikroorganisme untuk mengurai atau mendekomposisi bahan organik dalam kondisi aerobic.

Fosfat (PO4-) merupakan salah satu unsur esensial bagi metabolisme dan pembentukan protein. Fosfat yang merupakan salah satu senyawa nutrient yang sangat penting dilaut. Di perairan laut, fosfat berada dalam bentuk anorganik dan organik terlarut serta partikulat fosfat. Fosfat merupakan zat hara yang dibutukan untuk proses pertumbuhan dan metabolisme fitoplankton dan organisme laut lainnya dalam menentukan kesuburan perairan, kondisinya tidak stabil karena mudah mengalami proses pengikisan, pelapukan dan pengenceran.

Nitrat (NO3) adalah bentuk nitrogen utama di perairan alami. Nitrat merupakan salah satu nutrient senyawa yang penting dalam sintesa protein hewan dan tumbuhan. Konsentrasi nitrat yang tinggi di perairan dapat menstimulasi nitrat yang tinggi di perairan dapan menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan organisme perairan apabila di dukung oleh ketersediaan nutrient.

Sulfida (H2S) merupakan gas yang dihasilkan dari dekomposisi bahan organic yang dilakukan oleh bakteri anaerob dan merupakan gas yang sangat berbahaya bagi biota perairan serta menghasilkan bau yang tidak enak. Penyumbang terbentuknya hydrogen sulfide terbesar yaitu kawasan pemukiman, pelabuhan dan industry.

Sulfide yang tidak terionisasi bersifat tosik terhadap kehidupan bota perairan

(file:///C:/Users/ACER/Downloads/1811-49451-PB.pdf).

Ditinjau dari sudut ilmu kesehata masyarakat, penyediaan sumber air bersih harus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat karena persediaan air bersih harus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat karena persedian air bersih yang terbatas memudahkan timbulnya penyakit di masyarakat. Volume rata-rata kebutuhan air setiap individu per hari berkisar antara 150-200 liter atau 35-40 galon. Kebutuhan tersebut bervariasi bergantung pada keadaan iklim, standar kehidupan, dan kebiasaan masyarakat ( Chandra, 2006).

(16)

Manusia dalam kehidupan sehari-hari akan selalu membutuhkan air namun ketersediaan air yang memenuhi syarat bagi keperluan manusia relatif sedikit karena dibatasi oleh berbagai faktor. Hampir 97% air dimuka ini merupakan air laut dan tidak dapat digunakan oleh manusia secara langsung. Dari 3% yang tersisa, 2%

diantaranya tersimpan sebagai gunung es (glacier) di kutub yang juga tidak dapat dimanfaatkan secara langsung. Air yang benar benar tersedia bagi keperluan manusia

hanya 0,62%, meliputi air yang terdapat di danau, sungai, dan air tanah. Jika ditinjau dari segi kualitas air yang memadai bagi konsumsi manusia hanya sekitar 0,03% (Effendy, 2003).

Mengingat pentingnya peranan air, sangat diperlukan adanya sumber air yang dapat menyediakan air yang baik dari segi kuantitas dan kualitasnya. Di indonesia, umumnya sumber air minum berasal dari air permukaan (surface water), air tanah (ground water), dan air hujan. Termasuk air permukaan adalah air sungai dan air danau, sedangkan air tanah dapat berupa air sumur maupun mata air (Mulia, 2005).

Air yang kita pergunakan sehari-hari tidak lepas dari pengaruh pencemaran yang diakibatkan oleh ulah manusia juga. Beberapa bahan pencemar seperti bahan mikrobiologi dan beberapa bahan inorganik, serta beberapa bahan kimia lainnya sudah banyak ditemukan dalam air yang kita pergunakan. Air yang sudah tercemar tersebut disamping terasa tidak enak kalau diminum juga dapat menyebabkan gangguan kesehatan terhadap orang yang meminumnya. Karena itu, memonitor kualitas air yang dipergunakan setiap hari sangat diperlukan untuk mencegah akibat negatif yang ditimbulkannya (Darmono,2001)

Metode spektrofotometer sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari spektrometer dan fotometer. Spektrometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang diabsorpsi. Jadi spektrofotometer digunakan untuk mengukur energi secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang. Kelebihan spektrometer adalah panjang gelombang air sinar putih dapat terseleksi dan ini diperoleh dengan alat pengurai seperti prisma, grating ataupun celahoptis (Khopkar,1990)

(17)

1.2 Pembahasan

Dari uraian yang diutarakan pada latar belakang diatas, maka permasalahan yang timbul adalah berapakah kadar sulfat, nitrat dan fluorida dalam air bersih apakah masih memenuhi standar baku mutu air yang telah ditetapkan oleh Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2017.

1.3 Tujuan

Untuk menentukan kadar sulfat, nitrat dan fluorida dalam air besih apakah masih memenuhi standar baku mutu air yang telah ditetapkan oleh Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2017.

1.4. Manfaat

Memberikan informasi, mengenai kandungan sulfat, nitrat dan fluorida yang terdapat di dalam air bersih. Yang dihubungkan dengan standar yang telah ditetapkan oleh Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2017 agar tidak mencemari lingkungan dan berbahaya bagi makhluk hidup.

(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. PT. Superitending Company Of Indonesia (SUCOFINDO) 2.1.1. Sejarah Perusahaan

Pada tahun 50-an kegiatan-kegiatan survey (terutama cargo survey) di indonesia dilakukan oleh perusahaan swasta, diantaranya Sociate General de Surveilance SA (SGS) lewat keagenannya di Indonesia Pada tahun 1956 Menteri Perekonomian RI, Burhanuddin Harahap menyetujui pembentukan satu perusahaan patungan antara PT JADO (mewakili pemerintah RI) dan SGS yang memang sudah terkenal dan jaringannya di dalam negeri maupun dimancanegara dapat dimanfaatkan untuk kepentingan Indonesia, dengan demikian pesanan- pesanan luar negeri misalnya, dalam rangka bantuan dari Amerika Serikat yang banyak dapat diperiksa dan dikontrol distribusinya oleh suatu perusahaan yang bertindak sebagai pihak ketiga yang independen (impartial third party).

Maka berdasarkan surat keputusan Menteri Perekonoman RI tertanggal 20 September 1956 No 11.460 A/M, berdirilah perusahaan patungan itu berbentuk perseroan terbatas dengan nama Superitending Company Of Indonesia (SUCOFINDO). Pendirian perusahaan itu menjadi sah secara hukum berdasarkan akta notaris Johan Arifin St. Arifin nomor 42 tanggal 22 oktober 1956.

I

tulah hari kelahiran SUCOFINDO yang setiap tahun diperingati.

SUCOFINDO adalah perusahaan patungan antara pemerintah RI dengan Society General de Surveillance SA (SGS), salah satu perusahaan superintending terbesar di dunia yang berpusat di Jenewa Swiss. Perbandingan kepemilikan saham pada awal pendirian adalah 50:50, tetapi saat ini pemerintah RI menguasai 95%

saham SUCOFINDO, sisanya dimiliki oleh SGS. SUCOFINDO adalah perusahaan inspeksi yang pertama di Indonesia. Pengalaman di bidang inspeksi, Survei, pengkajian dan pengujian menjadi modal utama dalam pengembangan usaha menjadi perusahaan surveyor nasional terbesar di Indonesia Pelayanan dilakukan melalui jaringan cabang tersebar di semua Propinsi di Indonesia.

Lokasi pertama kantor SUCOFINDO adalah di Jl. Ambon kawasan Pelabuhan Tanjung Priok. Jumlah karyawannya tidak lebih dari 25 orang, baik yang

(19)

administrasi maupun operasional. Jenis kegiatan utama ketika itu memang asli komersial, yaitu pemeriksaan komoditi (cargo survey) baik yang bersifat DO (Domestic Order) maupun yang FO (Foreign Order). Pengetahuan, pemahaman dan keterampilan di bidang superitending ini tidak diperoieh melalui pelatihan-pelatihan formal dan sistematis seperti sekarang (basic superindence) melainkan sambil kerja (on job-trainin) dibawah bimbingan tenaga SGS, antara lain Mr. Kock, Penguasaan Bahasa Inggris merupakan keharusan, karena kebanyakan pelanggan jasa SUCOFINDO adalah perusahaan kapal asing. Bank-bank asing, dan kedutaan- kedutaan asing di Jakarta. Kegiatan SUCOFINDO di kota lainnya seperti Medan, Ujung Pandang, dsb dilakukan oleh perusahaan menjadi agen SUCOFINDO, misalnya PT. Aduma Niaga di Medan. Setelah itu, pada tahun 1961 PT.

SUCOFINDO mulai beroperasi. Operasi dilakukan pada saat itu adalah dengan melakukan kerja sama dengan keagenan dengan Bapak Alm. Teuku Muslimin Ahmad Muchtar. Jenis aktivitas jasa yang dilakukan saat itu merupakan pekerjaan jasa Survey Cargo Superitending dan Inspection (CS) dengan jenis jasanya antara lain:

1) Pemeriksaan mutu karet kopi dan tembakau 2) Penimbunan minyak kelapa sawit

Dengan pimpinan keagenan Bapak TMA Mochtar dan jumlah pegawainya sebanyak 3 orang dan berkantor di Jl. Kebudayaan, Medan. Pada tahun 1964 terjadilah perpindahan alamat kantor di Jl. Kesawan No. 72 dengan jumlah pegawai bertambah menjadi 6 orang pegawai. Dengan perkembangan pekerjaan jasa yang dilakukan dan peningkatan jumlah pegawai menjadi 8 orang, maka pada tahun 1966 kantor PT. SUCOFINDO dipindahkan ke Jl. Ahmad Yani No. 70. Adapun pelaksanaan pekerjaan pada masa itu meliputi jenis jasa:

1) Pemeriksaan seluruh barang yang dimuat ke yang diageni oleh Djakarta liyod and Like Lines kapal

2) Pemeriksaan minyak nilam (ASTM) 3) Pemeriksaan mutu karet dan perkebunan 4) Penimbunan sawit

Pada tahun 1967 dengan dikeluarkannya surat keputusan bersama tiga menteri yaitu Menteri Perdagangan, Menteri Perindustrian dan Menteri Keuangan yang berisi

(20)

pokok seluruh barang-barang ekspor-impor Singapore dan Hongkong wajib dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu oleh PT. SUCOFINDO. Di akhir tahun 1968 kantor SUCOFINDO dipindahkan lagi ke Jl. Geriliya no. I4. Polonia Medan dengan jumlah pegawai 17 orang dan penambahan jasa pemeriksann atau analisis laboratorium, sehingga kantor dipindahkan lagi ke Jl. Teuku Umar no 10-D dengan jumlah pegawai 33 orang, karena bertambahnya volume kegiatan dari waktu ke waktu maka kantor di Jl Ambon dipergunakan untuk kegiatan operasional saja.

Dalam perkembangan selanjutnya dilakukan berbagai upaya diverifikasi usaha antara lain membangun laboratorium sendiri, membangun jasa Fumigation and Industrial Hygiene Service (FIHS), membangun jasa teknik serta Werehousing dan Frieght forwarding. Bertahun-tahun SUCOFINDO hidup prihatin namun tetap peka terhadap setiap peluang bisnis. Terbitnya inpres no 4 tahun 1985 seolah menguak rezeki baru.

Pada tahun 1984 PT. SUCOFINDO mendapat tugas baru untuk penugasan khusus dari pemerintah meliputi pemeriksaan terhadap barang-barang yang dapat di ekspor.

Jenis jasa ini dikenal dengan sebutan ATE (Aplikasi Tata Niaga Ekspor), oleh kantor pusat pada tahun 1988 pekerjaan ATE berkantor di Jl Mengkubumi no. 4 Medan yang menempati bangunan kecil di samping Departemen Perdagangan Sumatera Utara. Pada tanggal 1987, resmi kerjasama keagenan beralih menjadi SUCOFINDO dengan melalui surat keputusan Direksi (SKD) NO 029/org/1987 tanggal 11 Maret 1987 dilakukan pemberhentian kerjasama keagenan Bapak TMA Mochtar, selanjutnya pada tanggal yang sama dibentuk kantor PT. SUCOFINDO (Persero) Cabang Madya Medan yang berkedudukan di Jl. Mengkubumi no. 4 Medan. Sejak tanggal 15 Maret 1987 seluruh kegiatan PT. SUCOFINDO Medan dikonsolidasikan menjadi dua lokasi kantor, yaitu:

1) Di Jl Mangkubumi no. 1-k, medan yang dipimpin kepala cabang meliputi kegiatan JKU, JPS, laboratorium PsDM dan umum serta keuangan dan akuntasi.

2) Di Jl. Mangkubumi no. 4 Medan yang diperuntukan bagi Aplikasi Tata Negara Ekspor (ATE) dan jasa tekhnik (Gastek) Berkat kerasama dan kerja keras seluruh pimpinan dan pegawai sesuai dengan adanya perkembangan di bidang teknologi, industri dan didukung dengan perangkatnya selalu cukup pesat maka semua pelaku bisnis meningkatkan kemampuan untuk mencakup

(21)

pasar luar negeri sehingga sektor jasa yang ada ikut meningkat. Bertepatan dengan itu pemerintah akhirnya mempercayakan kepada PT Sucofindo untuk melakukan pengawasan barang-barang ekspor dalam usaha meningkatkan devisa negara sekaligus merangsang para eksportir untuk lebih meningkatkan sektor non migas.

Pelaksanaan kegiatan PT. SUCOFINDO Medan berlangsung hingga pada tahun 1990. Pada tahun ini pula PT. SUCOFINDO Medan berupaya untuk memperoleh bangunan kantor yang berada di Jl. Jend. Gatot Subroto km 5.5 Medan yang sekarang ditempati. Seiring dengan bertambah besarnya pekerjaan yang dilaksanakan bangunan yang sudah ada tidak dapat lagi menampung semua kegiatan, untuk itu dilakukan beberapa kali renovasi bangunan, sehingga pada tanggal 31 Maret 1991 bangunan kantor cabang Medan diresmikan oleh Gubernur Sumut oleh Raja Inal Siregar. Sejak itu resmilah PT. SUCOFINDO (Persero) Cabang Madya Medan berkantor di Jl. Jend Gatot Subroto km 5,5 No. 105 Medan sampai saat ini.

PT. SUCOFINDO ini juga membuka unit pelayanan kantor operasi utama pada tahun 1997 menjadi kantor cabang pembantu-1. Pada tanggal 1 Desember 2000 dioperasikan laboratorium mini di campe-1 Belawan untuk melayani analisis minyak sawit dan turunannya untuk 4 parameter yaitu asam lemak bebas, kombinasi kadar air dan kotoran, bilangan iodine dan colour. Dengan adanya laboratorium di Belawan ini mempercepat penerbitan laporan pra-pengapalan dari yang semula sekitar 24 jam menjadi 12 jam sejak selesainya sampling. Hal ini mendapat tanggapan positif dari para eksportir.

Sejak mulai berdirinya secara resmi pada tanggal 1987 PT. SUCOFINDO (Persero) Cabang Medan dipimpin oleh seorang kepala cabang dan bagian, yaitu:

1) Kepala bagian Jasa Komoditi Umum dan Jasa Perdagangan (JKU& JSP) 2) Kepala bagian Aplikasi Tata Niaga Ekspor (ATE)

3) Kepala bagian Laboratorium 4) Kepala bagian PSDM dan Umum 5) Kepala bagian Keuangan dan Akuntansi 2.1.2. Jenis Jenis Jasa yang Dihasilkan

Kegiatan usaha yang dapat dilakukan di PT.SUCOFINDO (Persero) dapat dibagi kedalam dua kelompok, yaitu:

(22)

A. Jasa Komersil

1) Jasa Jasa survey jasa komoditi umum jasa sarana perdagangan, jasa teknik. Jasa laboratorium dan jasa supervisi.

2) Jasa lainnya jasa konsultasi, jasa appraisal, jasa konsultasi mutu, jasa sertifikasi peningkatan system manajemen mutu.

B. Jasa Non Komersil

1) Jasa aplikasi tata niaga ekspor 2) Jasa verifikasi master list

3) Jasa verifikasi dan testing otomotif 4) Jasa monitoring kuota tekstil

Kegiatan usaha yang paling dominan dilakukan oleh PT. SUCOFINDO antara lain:

1. Jasa Komoditi Umum

Adapun yang termasuk dalam kegiatan jasa komoditi umum ini adalah bergerak dalam bidang pemeriksaan dan pengawasan barang-barang yang diperdagangkan secara komersial dan berperan dalam pemberian standar mutu dan kepastian dalam transaksi dagangan terutama ekspor maupun maupun impor. Berikut ini yang termasuk dalam jenis jasa komodity umum adalah:

1) Hasil pertanian yang mencakup hasil hutan, hasil laut, hasil perkebunan

2) Hasil industri baik industri ringan maupun berat 3) Hasil tambang dan produk konsumen

2. Jasa Sarana Perdagangan

Adapun yang termasuk dalam kegiatan jasa sarana perdagangan ini adalah:

1) Jasa manajemen bangunan, yaitu jasa yang berhubungan dengan barang- barang bangunan yang dibiayai oleh Bank.

2) Jasa pengendalian hama, yaitu jenis jasa yang berhubungan dengan pemeliharaan (quality maintain) terhadap struktur bangunan, jenis bangunan dan kesehatan masyarakat melalui pengendalian hama lingkungan seperti hama rayap dan pengendalian hama lainnya.

(23)

3) Jasa Teknik

Adapun yang termasuk dalam kelompok kerja jasa teknik adalah jenis jasa yang dipusatkan pada sector-sektor industry konstruksi, migas, industry logam, industry mesin dan jenis industry lainnya.

4) Jasa Aplikasi Tata Niaga Ekspor

Berikut ini yang termasuk jasa aplikasi tata niaga ekspor antara lain:

a. Jasa penunjang fasilitas ekspor, yaitu jasa yang berhubungan pengawasan barang-barang ekspor dan pengembalian bea impor dan bea masuknya seperti pengawasan pelunasan PPn dan PPn BM yang dalam hal ini melalui BAPEKSTA Departemen Keuangan.

b. Jasa penunjang tata niaga ekspor yaitu berhubungan dengan pengawasan barang-barang ekspor sesuai dengan peraturan pemerintah, seperti produk rotan, papan, kayu gelondongan dan kulit.

5) Sistem Manajemen Mutu

a. Sertifikat system mutu (ISO-9000) b. Pelatihan manajemen mutu

c. Sertifikat peningkatan kualitas perusahaan kecil dan menengah.

6) Jasa Laboratorium

a. Laboratorium yang dimiliki oleh PT. SUCOFINDO (Persero) Cabang Madya Medan yang didirikan untuk melayani periksaan dan pengujian atas barang-barang atau bahan-bahan yang berasal dari alam maupun hasil industry. Berikut ini yang termasuk dalam jasa yang dilayani oleh laboratorium PT. SUCOFINDO (Persero) Cabang Madya Medan .

b. Analis Kimia umum yaitu jasa yang berhubungan dengan pengujian kimia produk pertanian, tekstil, makanan, minuman, maupun pengujian terhadap keamanan mainan anak-anak.

c. Analisis kimia bahan tambang, yaitu jasa yang berhubungan pengujian kimia terhadap bahan mineral, bahan galian, bahan tambang, kadar emas batubara.

d. Jasa kimia lingkungan, yaitu jasa yang berhubungan dengan pengujian kimia terhadap air, mikrobiologi dan pencemaran udara.

(24)

2.l.3. Visi dan Misi Perusahaan A. Visi Perusahaan:

Menjadi perusahaan kelas dunia yang kompetitif, andal dan terpercaya di bidang inspeksi, pengujian, sertifikasi, konsultasi dan pelatihan.

B. Misi Perusahaan:

Menciptakan nilai ekonomi kepada para pemangku kepentingan terutama pelanggan, pemegang saham dan karyawan melalui layanan jasa inspeksi, pengujian, sertifikasi konsultasi serta jasa terkait lainnya untuk menjamin kepastian berusaha.

2.2. Air

Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena air merupakan satu media dari berbagai macam penularan, terutama penyakit perut.Peningkatan kualitas air minum dengan jalan mengadakan pengolahan terhadap air yang akan diperlukan sebagai air minum dengan mutlak diperlukan terutama apabila air tersebut dari air permukaan (Sutrisno, 1991)

Pengolahan yang dimaksud bisa dimulai dari yang sangat sederhana sampai yang pada pengolahan yang lengkap. Peningkatan kuantitas air merupakan syarat kedua setelah kualitas, karena semakin maju tingkat hidup seseorang, maka akan semakin tinggi pula tingkat kebutuhan air dari masyarakat tersebut (Sutrisno, 1991).

Air sangat penting dalam kehidupan kita. Untuk keperluan minum maka dibutuhkan air rata-rata sebanyak 5 liter/hari, sedangkan secara keseluruhan kebutuhan akan air suatu rumah tangga untuk masyarakat Indonesia diperkirakan sebesar 60 liter/hari. Jadi untuk negara-negara yang sudah maju kebutuhan akan air pasti lebih besar dari kebutuhan untuk negara-negara yang sedang berkembang (Sutrisno,1991).

2.2.1. Air Bersih

Air bersih adalah air yang sudah terpenuhi syarat fisik, kimia, namun bakteriologi belum terpenuhi. Air bersih ini diperoleh dari sumur gali, sumur bor, air

(25)

air bersih dapat diuraikan sebagai berikut, air yang akan diolah menjadi air siap minum, pada industri (sarana pendingin), pelarut obat-obatan dan infus, sebagai sarana irigasi, sebagai sarana peternakan, dan sebagai sarana olah raga (kolam renang).

2.2.2. Sumber Air Bersih

Air yang berada di permukaan bumi ini dapat berasal dari berbagai sumber.

Berdasarkan letak dan asal sumbernya, dibagi menjadi sumur gali, air hujan, air ledeng, mata air serta air tanah.

a. Sumur Gali

Sumur gali adalah air sumur yang didapat dengan cara menggali kedalam tanah untuk mendapatkan mata air biasanya disebut sumur dangkal (Gabriel, 2001).

b. Sumur Bor

Sumur bor adalah sumur artesis biasanya dibuat dengan cara membor ke dalam tanah hingga kedalaman 50 meter atau lebih (Gabriel, 2001).

c. Air Hujan

Air hujan merupakan sumber utama air di bumi. Walau pada saat presipitasi merupakan air yang paling bersih, air tersebut cenderung mengalami pencemaran ketika berada di atmosfer. Pencemaran yang berlangsung di atmosfer itu dapat Universitas Sumatera Utara disebabkan oleh partikel debu, mikroorganisme, dan gas seperti karbon dioksida, nitrogen, dan ammonia (Chandra, 2012).

d. Air Ledeng

Air ledeng adalah air yang diproduksi melalui proses penjernihan dan penyehatan sebelum dialirkan kepada konsumen melalui suatu instalasi berupa saluran sumber air (pipa) yang dikelola oleh pemerintah maupun swasta (Chandra, 2012).

e. Mata Air

Mata air adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah.

Berdasarkan keluarnya (munculnya permukaan tanah) terbagi atas, rembesan,

(26)

di mana air ke luar dari lereng-lereng, mata air umbul, di mana air ke luar ke permukaan pada suatu dataran (Sutrisno, 2002).

f. Air Tanah

Air tanah berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan bumi yang kemudian mengalami perkolasi atau penyerapan ke dalam tanah dan mengalami proses filtrasi secara alamiah. Air tanah mengandung zat-zat mineral dalam konsentrasi tinggi, semacam magnesium dan kalsium yang menyebabkan kesadahan air (Chandra, 2012).

2.2.3. Pencemaran Air

Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam air dan atau berubahnya tatanan air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi lagi sesuai peruntukannya (Mulia, 2005).

2.2.4. Efek Pencemaran Air

Efek pencemaran air dapat mempengaruhi kualitas lingkungan serta daya dukungnya serta berdampak terhadap berbagai segi kehidupan.Untuk itu maka efek pencemaran air dijelaskan sebagai berikut:

1. Lingkungan Hidup dan Pencemaran Air

Pelepasan/pembuangan material yang sudah tercemar ke lingkungan perairan umum untuk merubah ekosistemnya. Bahan pencemar yang menjadi peran utama transformasi hidup, yaitu:

a. Bau busuk yang menyengat.

b. Mikro-organisme.

c. Kenaikan suhu.

d. Perubahan pH.

2. Pengaruh Pada Kesehatan Manusia

Air yang telah tercemar oleh organisme patogen seperti bakteri atau virus dapat secara langsung mempengaruhi kesehatan tubuh manusia. Untuk itu maka sumber air yang digunakan untuk memasok kebutuhan air minum

(27)

harus dicegah dari pencemaran yang membahayakan kesehatan tubuh manusia (Sunu,2001).

2.2.5 Indikator pencemaran air

Air diperlukan dalam banyak aktivitas organisme, mulai dari kebutuhan konsumsi makhluk hidup (termasuk manusia), untuk industri dan sebagainya. Karena begitu banyaknya kegiatan manusia yang melibatkan air akan dapat mengakibatkan pencemaran air. Beberapa indikator terhadap pencemaran air dapat diamati dengan melihat perubahan keadaan air dari keadaan yang normal, diantaranya :

1. Perubahan suhu air

Apabila suhu air meningkat maka kelarutan oksigen di dalam air juga akan semakin menurun, akhirnya akan dapat mempengaruhi kehidupan air karena berkurangnya kadar oksigen yang diperlukan oleh makhluk hidup di Universitas Sumatera Utara dalam lingkungan air. Perubahan panas yang sangat besar yang disebabkan yang disebabkan oleh industri sangat berbahaya terhadap kehidupan organisme di dalam air karena sangat sedikit kehidupan air yang tahan terhadap panas. Akan tetapi apabila perubahan panas ini hanya disebabkan oleh perubahan musim, misalnya musim panas dan musim dingin, perubahan panas ini masih bisa ditoleransi oleh beberapa jenis makhluk hidup di dalam air.

2. Perubahan tingkat keasaman, basa dan salinitas air

Air dalam keadaan normal mempunyai tingkat keasaman sekitar pH 6,0- 7,5.

Tingkat keasaman air dapat berubah disebabkan oleh hadirnya senyawa kimia buangan ke dalam air. sumber utama asam di dalam air adalah berasal dari air buangan tambang dan bahan buangan industri. Meningkatnya kadar basa di dalam air biasanya tidak berasal dari aktivitas manusia secara langsung, akan tetapi berasal dari pelapukan bahan mineral di dalam tanah. Tingkat kebasaan air dapat juga meningkat karena aktivitas manusia misalnya melalui penambahan senyawa basa ke dalam air dalam proses pengolahan bahan tambang. Kadar garam yang tinggi di dalam air dapat disebabkan oleh aktivitas manusia, misalnya penyuntikan natrium sulfat dalam pengolahan minyak bumi dapat

(28)

meningkatkan kadar garam di dalam air. Salinitas air juga dapat meningkat yang disebabkan oleh penambahan pupuk ke dalam air pertanian, kemudian dengan adanya musim kemarau akan menyebabkan kadar garam di dalam air menjadi meningkat karena proses perubahan konsentrasi.

3. Perubahan warna, bau dan rasa pada air

Air bersih pada keadaan normal tidak berwarna (bening), tidak berbau dan tidak berasa. Namun perlu diingat bahwa air yang tidak berwarna tidak selalu terbebas dari polusi, karena banyak bahan buangan (terutama bahan buangan industri) yang dibuang ke dalam air tanpa melalui proses pengolahan air tidak berwarna sehingga kelihatan fisik air tetap jernih akan tetapi sudah mengandung banyak bahan pencemar berbahaya

.

Bau yang terdapat pada air dapat berasal dari bahan buangan industri oleh kehadiran senyawa kimia tertentu penghasil bau misalnya limbah buangan yang mengandung senyawa yang memberikan bau, akan tetapi dapat juga merupakan hasil degradasi senyawa buangan (senyawa organik dan limbah tumah tangga) oleh mikroorganisme dan menghasilkan gas berbau karena proses perubahan senyawa yang mengandung nitrogen dan belerang. Rasa yang terdapat dalam air dapat berasal dari larutnya ion-ion dalam bentuk kation dan anion. Perubahan rasa pada air biasanya diikuti dengan perubahan pH air. Air yang diperlukan sebagai air minum harus tidak berasa.

4. Terbentuknya endapan dan koloid

Bahan buangan yang berasal dari industri bila tidak melarut sempurna di dalam air dapat membentuk koloid dan ada juga yang langsung membentuk endapan pada dasar air setelah didiamkan beberapa saat. Banyak senyawa kimia yang dibuang dalam bentuk limbah industri larut di dalam air dalam bentuk ionion dan dengan kehadiran ion tertentu dapat membentuk senyawa lain berupa koloid atau bahkan membentuk endapan. Koloid yang melayang-layang pada air akan dapat menghalangi masuknya sinar ke dalam air, sehingga dapat menghalangi proses fotosintesa pada tumbuhan air, dan akibatnya dapat mengganggu kehidupan di air.

(29)

5. Mikroorganisme dalam air

Kehadiran mikroorganisme seperti bakteri patogen sangat berbahaya bagi kesehatan karena dapat menimbulkan penyakit. Pembuangan limbah berupa limbah yang berasal dari industri makanan dan limbah rumah tangga dapat meningkatkan jumlah mikroorganisme di dalam air. Mikroorganisme yang terdapat di dalam air dapat dikelompokkan sebagai bakteri, fungi, dan alga (Situmorang, 2007).

2.2.6 Sifat Umum Air

Air memiliki sifat umum yakni:

1. Sifat Fisik

Sifat fisik terdiri dari : a. Titik beku 00 C

b. Mas jenis es (00 C) 0,92 g/cm3 c. Masa jenis air (00 C) 1,00 gr/cm3 d. Panas lebur 80 kal/gram

e. Titik didih 1000 C

f. Panas penguapan 540 kal/gram g. Temperature kritis 3470 C h. Tekanan kritis 3470 C

i. Konduktivitas listrik spesifik (250 C) 1x10-17/ohm-cm j. Konstanta dielektrikum (250 C) 78

Perlu diketahui bahwa air laut mempunyai titik beku (-1,90 C); massa jenis air tawar terbesar pada 40 C, sedangkan air laut (kadar garam 35%) mempunyai massa jenis terbesar pada (-3,50 C) (Gabriel, 2001).

2. Sifat Kimia

Baik air laut, air hujan, maupun air tanah/air tawar mengandung mineral.

Macam-macam mineral yang terkandung dalam air tawar bervariasi tergantung

(30)

struktur tanah dimana air itu diambil. Sebagai contoh mineral yang terkandung dalam air itu bukan melalui suatu reaksi kimia melainkan terlarut dari suatu substansi misalnya dari batu andesit (dari batu vulkanis) (Gabriel, 2001).

2.2.7 Dampak Pencemaran Air

Air merupakan salah satu sumber kehidupan bagi umat manusia. Apabila air telah tercemar maka kehidupan manusia akan terganggu. Apabila air telah tercemar maka bahan pencemar akan ikut pada sirkulasi air, kecuali pada saat air berubah menjadi uap. Berdasarkan cara pengamatannya indikator dan komponen pencemaran air lingkungan dapat digolongkan menjadi :

1. secara fisis

yaitu pengamatan pencemaran berdasarkan tingkat kejernihan air, perubahan suhu air, perubahan rasa, dan warna air.

2. Pengamatan secara kimiawi

yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan zat kima yang terlarut, perubahan pH.

3. Pengamatan secara mikro biologi

yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan mikroorganisme yang ada di dalam air, terutama ada tidaknya bakteri patogen.

Air yang telah tercemar dapat mengakibatkan kerugian yang besar bagi manusia. Kerugian yang disebabkan oleh pencemaran air dapat berupa :

a. Air menjadi tidak bermanfaat lagi

Air yang tidak dimanfaatkan lagi akibat pencemaran air merupakan kerugian yang terasa secara langsung oleh manusia. Kerugian langsung ini pada umumnya disebabkan oleh terjadinya pencemaran air oleh berbagai macam komponen pencemar air. Bentuk kerugian langsung ini diantaranya air tidak dapat digunakan untuk keperluan rumah tangga, air tidak dapat digunakan untuk keperluan industri, dan air tidak dapat digunakan untuk keperluan pertanian (Wardhana,1999).

b. Air menjadi penyebab timbulnya penyakit

Air yang telah tercemar, baik oleh senyawa organik maupun anorganik akan mudah sekali menjadi media berkembangnya berbagai macam penyakit. Air yang tercemar oleh limbah organik, terutama limbah yang berasal dari industri olahan bahan makanan, merupakan tempat yang subur untuk berkembang biaknya mikroorganisme, termasuk mikroba

(31)

patogen. Mikroba patogen yang berkembang biak dalam air tercemar yang menyebabkan timbulnya berbagai penyakit (Wardhana, 1999).

2.2.8 Pengaruh Air Terhadap Kesehatan

Pengaruh langsung terhadap kesehatan tergantung sekali pada kualitas air dan terjadi karena air berfungsi sebagai penyalur atau penyebar penyebab penyakit ataupun sebagai sarang insekta penyebar penyakit. Kualitas air berubah karena kapasitas air untuk membersihkan dirinya telah terlampaui. Hal ini disebabkan bertambahnya jumlah intensitas aktifitas penduduk yang tidak hanya meningkatkan kebutuhan air tetapi juga meningkatkan jumlah air buangan. Air buangan inilah yang merupakan sumber pengotor perairan (Slamet, 2002).

2.3 Sulfat (SO4)

Ion Sulfat adalah salah satu anion yang banyak terjadi pada air alam, ia merupakan sesuatu yang penting dalam penyediaan air untuk umum karena pengaruh pencucian perut yang bias terjadi pada manusia apabila ada dalam konsentrasi yang cukup besar. Sulfat penting dalam penyediaan air untuk umum maupun industri, karena kecendrungan air untuk mengandungnya dalam jumlah yang cukup besar untuk kerak air yang keras pada ketel dan alat pengubah panas.Konsentrasi standar maksimal yang ditetapkan oleh Dep.Kes. R.I. untuk SO4 dalam air minum adalah sebesar 200-400 mg/l. (Sutrisno.T,2006)

Ion sulfat yang telah di resap oleh tumbuhan mengalami reduksi hingga menjadi sulfidril di dalam protein. Sulfur anorganik terutama terdapat dalam bentuk sulfat (SO4), yang merupakan bentuk sulfur utama di perairan dan tanah. Ion Sulfat yang bersifat larut dan merupakan bentuk oksidasi utama sulfur adalah slah satu anion terutama di perairan, menempati urutan kedua setelah bikarbonat. Sulfat yang berikatan dengan hidrogen membentuk asam sulfat dan sulfat yang berikatan dengan logam alkali merupakan bentuk sulfur yang paling banyak ditemukan di danau dan sungai.

Reduksi anion sulfat menjadi hydrogen sulfide pada kondisi anaerob dalam proses dekomposisi bahan organik menimbulkan bau yang kurang sedap dan meningkatkan korosivitas logam. Proses reduksi bakteri heterotrop ini banyak terjadi di dasar laut.(Effendi,2003)

Sulfat adalah anion yang terjadi secara alami. Kandungan konsentrasi yang tinggi dalam air minum dapat menyebabkan perpindahan diare. Dalam studi pada orang-orang dewasa ditemukan laxative yang sangat tinggi di atas 1000 mg/L.

dimana dilaporkan dalam kasus kesehatan mengindikasikan bahwa botol untuk minum bayi berkembang diare pada sulfat di atas level 600 mg/L. diare yang akut dapat menyebabkan dehidrasi, terutama pada bayi dan anka kecil yang sudah mempunyai mengidap mikroba diare dalam tubuh.(Letteman.R,1999)

(32)

Sulfat bersifat iritan bagi saluran gastro-intestinal, bila dicampur dengan magnesium atau natrium. Jumlah MgSO4 yang tidak terlalu besar dapat menimbulkan diare. Sulfat pada boilers menimbulakan endapan (hard scales), demikian pula pada exchangers (Slamet,2002)

2.4 Nitrat (NO3)

Nitrat (NO3) adalah bentuk utama nitrogen di perairan alami dan merupakan nutrien utama bagi pertumbuhan tanaman dan alga. Nitrat nitrogen sangat mudah larut dalam air dan bersifat stabil. Senyawa ini dihasilkan dari proses oksidasi sempurna senyawa nitrogen diperairan. Nitrifikasi yang merupakan proses oksidasi amonia menjadi nitrit dan nitrat adalah proses yang penting dalam siklus nitrogen dan berlangsung pada kondisi aerob. Oksidasi amonia menjadi nitrit dilakukan oleh bakteri Nitrosomonas, sedangkan oksidasi nitrit menjadi nitrat dilakukan oleh bakteri Nitrobacter. Kedua jenis bakteri tersebut merupakan bakteri kemoterafik, yaitu bakteri yang mendapatkan energi dari proses kimiawi.

Nitrat dan amonium adalah sumber utama nitrogen di perairan. Kadar nitrat–

nitrogen pada perairan alami hampir tidak pernah lebih dari 0,1 mg/L. Kadar nitrat lebih dari 5 mg/L menggambarkan terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan tinja hewan. Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 0,2 mg/L dapat mengakibatkan terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan, yang selanjutnya menstimulir pertumbuhan alga dan tumbuhan air secara pesat. Kadar nitrat dalam air tanah dapat mencapai 100 mg/L. Air hujan memiliki kadar nitrat sekitar 0,2 mg/L. Kadar nitrat untuk keperluan air minum sebaiknya tidak melebihi 10 mg/L (Effendi, 2003).

Sebagai halnya Ammonia, adanya NO3 dalam air adalah berkaitan erat dengan siklus Nitrogen dalam alam. Dalam siklus tersebut dapat diketahui bahwa Nitrat dapat terjadi baik dari N2 atmosfir maupun dari pupuk-pupuk (fertilizer) yang digunakan dan dari oksidasi NO2-

oleh bakteri dari kelompok Nitrobacter. Nitrat yang terbentuk dari proses-proses tersebut adalah merupakan pupuk bagi tanaman- tanaman, terbawa oleh air yang merembas melalui tanah, sebab tanah tidak mempunyai kemampuan untuk menahannya. Ini mengakibatkan terdapatnya konsentrasi Nitrat yang relatif tinggi pada air tanah.

Air sumur perseorangan dengan konsentrasi Nitrat 67-1100 mg/l telah mengakibatkan methemoglobinemia pada bayi yang mempeeroleh susu yang dibuat dengan campuran air tersebut. Kandungan Nirat mempengaruhi sesuatu populasi tertentu dalam penggunaan air tersebut untuk campuran makanan/minuman untuk bayi.

(33)

Jumlah NO3-

(nitrat) yang besar dalam usus cenderung untuk berubah menjadi nitrit (NO2-

) , yang dapat bereaksi langsung dengan haemoglobine dalam perjalanan oksigen di dalam tubuh.

Standar konsentrsi maksimum yang diperbolehkan untuk NO3- yang ditetapkan Dep.Kes. RI.adalah sebesar 20,0 mg/l. Menurut standar internasional WHO, batas konsentrasi yang diterima adalah 55 mg/l, sesuai dengan standar yang diterapkan oleh US Health service.

Nitrat dan nitrit dalam jumlah besar dapat menyebabkan gangguan GI, diare campur darah, disusul oleh konvulsi, koma, dan bila tidak ditolong akan meninggal.

Keracunan kronis dapat menyebabkan depresi umum, sakit kepala, dan gangguan mental. Nitrit terutama akan bereaksi dengan hemoglobin membentuk Methemoglobinaemia(metHb). Dalam jumlah melebihi normal MetHb akan menimbulkan Methemoglobinaemia, bayi akan kekurangan oxygen, maka mukanya akan tampak membiru, dan karenanya penyakit ini juga dikenal sebagai penyakit

“blue babies (Slamet,2002) 2.4.1 Metode Penentuan Nitrat

Analisa nitrat cukup sulit karena rumit dan peka terhadap berbagai jenis gangguan. Namun ada beberapa cara analisa yang tersedia antara lain :

1. Analisa spektrofotometris pada panjang gelombang 220 nm (sinar ultra ungu yang cocok sebagai analisa penduga bagi air tanpa zat organis dengan kadar NO3-N antara 0,1 sampai 11 mg/L).

2. Analisa dengan elektroda khusus (dan pH meter) yang cocok sebagai analisa penduga baik untuk air bersih maupun air buangan dengan skala kadar NO3- N antara 0,2 sampai 1400 mg/L.

3. Analisa dengan brusin untuk air dengan kadar 0,1 sampai 2 mg NO3-N/L.

4. Analisa dengan asam kromotropik untuk air dengan kadar 0,1 sampai 5 mg NO3-N/L.

5. Analisa dengan reduksi menurut Devarda untuk air dengan kadar NO3-N lebih dari 2 mg/L.

6. Analisa kolorimetris khusus bagi nitrit, setelah semua zat nitrat direduksi oleh butir kadmium (Cd), metoda ini cocok untuk air dengan kadar NO3- N antara 0,01 sampai 1 mg/L (Alaerts, 1984).

2.4.2. Dampak Pencemaran Nitrat

Nitrat tidak bersifat toksik bagi organisme akuatik. Konsumsi air yang mengandung kadar nitrat yang tinggi akan menurunkan kapasitas darah untuk mengikat oksigen, terutama pada bayi yang berumur kurang dari lima bulan.

Keadaan ini dikenal sebagai methemoglobinemia atau blue baby disease, yang mengakibatkan kulit bayi berwarna kebiruan (Effendi, 2003).

(34)

Nitrat pada konsentrasi yang tinggi dapat menstimulasi pertumbuhan ganggang yang tak terbatas, sehingga air kekurangan oksigen terlarut yang menyebabkan kematian ikan. NO3 - dapat berasal dari buangan industri bahan peledak, pupuk, cat dan sebagainya. Kadar nitrat secara alamiah biasanya agak rendah; namun kadar nitrat dapat menjadi lebih tinggi sekali pada air tanah di daerah-daerah yang diberi pupuk yang mengandung nitrat. Kadar nitrat tidak boleh melebihi 10 mg NO3/L (di Indonesia dan A.S) (Alaerts, 1984).

2.4.3 Kegunaan Nitrat

Nitrat dapat menjadi pupuk pada tanaman air. Bila terjadi hujan lebat, air akan membawa nitrat dari tanah masuk ke dalam aliran sungai, danau, dan waduk.

Kemudian menuju lautan dalam kadar yang cukup tinggi. Hal ini akan merangsang tumbuhnya algae dan tanaman air lainnya. Kelimpahan unsur nutrisi nitrat ini dalam air disebut Euthrophication. Pengaruh negatif eutropikasi ini ialah terjadinya perubahan keseimbangan kehidupan antara tanaman air dan hewan air (Darmono, 2001).

2.5 Fluorida

Fluorida adalah senyawa fluor. Fluor (F) adalah halogen yang sangat reaktif, karenanya di alam selalu didapat dalam bentuk senyawa. Fluorida anorganik bersifat lebih toksis dan iritan dari pada yang organik. Keracunan kronis menyebabkan orang menjadi kurus, pertumbuhan tubuh terganggu, terjadi fluorosis gigi serta kerangka, dan gangguan pencernaan yang dapat disertai dehidrasi. Pada kasus keracunan berat akan terjadi cacat tulang, kelumpuhan, dan kematian. Baru-baru ini penelitian tentang senyawa fluorida pada tikus memperlihatkan adanya hubungan yang bermakna antara fluorida dengan kanker tulang. Hal ini tentunya meresahkan para dokter gigi yang menggunakan senyawa fluor bagi pencegahan caries dentis (Slamet, 2002).

Ion fluorida jauh lebih penting dalam air dari pada ion-ion klorida. Fluor adalah salah satu unsur halogen yang elektro negatifitasnya paling tinggi dibandingkan unsur-unsur halogen lainnya. Beberapa sifat geokimia dan fisiologis ion fluorida berasal dari kenyataan bahwa ion ini mempunyai jari-jari dan muatan yang sama dengan ion OH- . Sebagai konsekuensinya, fluorida dan hidroksida mempunyai tingkah laku yang sama. Oleh karena itu ion fluorida dapat diganti dengan ion hidroksida dalam mineral-mineral dan dalam bahan mineral dari gigi dan tulang.

Dalam kebanyakan air tawar ion fluorida umumnya terdapat dalam konsentrasi kurang dari 1 mg/L. Konsentrasi yang melebihi 10 mg/L jarang ditemukan. Fluorida ditambahkan pada banyak air untuk keperluan air minum rumah tangga untuk mencegah kerusakan gigi dengan konsentrasi kurang lebih 1 mg/L (Achmad, 2004).

(35)

Terdapat fluorida yang berlebih dalam air minum dapat dikaitkan dengan terjadinya peristiwa pencemaran udara yang diakibatkan oleh pengguna cryolite (Na3AIF6) sebagai pelarut Al2O3 dalam cara elektrolitik pada usaha memproduksi aluminium. Dalam meningkatakan temperatur, cryolit mencair dan mendesak suatu tekanan uap yang cukup besar masuk ke atmosfir melalui sistem exhauster yang ada.

Fluorida mengembun membentuk asap (smoke), dan banyak dari bahan-bahan partikel tersebut mengendap diatas tanam-tanaman dan tanah di daerah yang dekat.

Fluorida adalah zat yang unik karena adanya kontraksi tertinggi dan terendah dalam air minum yang diketahui dapat menyebabkan efek yang menggangu maupuan yang bermanfaat bagi manusia. Diketahui bahwa penggunaan selama setahun dari air mengandung 8-20 mg/l akan menyebabkan perubahan-perubahan tulang pada manusia, meskipun tidak ada kasus demikian yang dijumpai di Amerika Serikat.

Pemasukan fluorida perhari 20mg atau lebih selama 20 tahun atau lebih menggakibatkan fluoresis yang melumpuhkan.Satu single dose 2250-4500 mg fluorida adalah lethal bagi manusia. Untuk ini diperlukan intake 510 gr Natrium, fluorida (NaF). Pada konsentrasi 1 mg/l yang digunkan untuk pengobatan gigi, lebih dari 1300 gallonharus dicerna untik memperoleh intake sebesar 5 gr.

Fluorida dalam jumlah kecil (0,6 mg/l a,r) dibutuhkan sebagai pencegah terhadap carries gigi yang paling efektif tanpa merusak kesehatan. Konsentrasi yang lebih besar 1,0 mg/l air dapat menyebabkan “fluoresis’’ pada gigi, yaitu terbentuknya noda-noda coklat yang tidak muda hilang pada gigi. Dalam hubungan inilah maka konsetrasi standar maksimal yang ditetapkan oleh Dep.Kes. untuk fluorida ini adalah sebesar 2,0mg/l, dan standar minimal sebesar 1,0 mg/l. Untuk daerah tropik angka yang ditetapkan ini perlu direvisi. Standar yang ditetapkan oleh US Public Health adalah sebesar 1,5 ppm sebagai standar maksimal (Sutrisno, 1991)

2.6 Spektrofotometri

Spektrofotometer adalah suatu alat yang terdiri dari spektrofotometer dan fotometer. Spektrofotometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang diabsorpsi. Jadi, Spektrofotometer adalah suatu instrumen yang digunakan untuk mengukur energi secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang. Kelebihan spektrofotometer dibandingkan fotometer adalah panjang gelombang dari sinar putih dapat lebih terseleksi dan ini diperoleh dengan alat pengurai seperti prisma, grating ataupun celah optis (Khopkar, 2003).

Dilihat dari sistem optik spektrofotometer dapat digolongkan dalam tiga macam yaitu :

1. Sistem optik radiasi berkas tunggal (single beam)

(36)

2. Sistem optik radiasi berkas ganda (double beam) 3. Sistem optik radiasi berkas terpisah (splitter beam)

Pada umumnya komponen yang penting dalam spektrofotometer UV-Vis berupa susunan peralatan optik yang terkonstruksi sebagai berikut:

Gambar 2.3.6 : Susunan sistem optik spektrofotometer UV-Vis Keterangan :

SR : sumber radiasi M : monokromator

SK : sampel kompartemen D : detektor

A : amplifier atau penguat VS : visual display atau meter

Setiap bagian peralatan optik dari spektrofotometer UV-Vis memegang fungsi dan peranan tersendiri yang saling terkait fungsi dan peranannya. Setiap fungsi dan peranan tiap bagian dituntut ketelitian dan ketepatan yang optimal, sehingga akan diperoleh hasil pengukuran yang tinggi tingkat ketelitian dan ketepatannya.

1. Sumber radiasi

Sumber radiasi yang dipakai pada spektrofotometer UV-Vis adalah lampu deuterium, lampu tungsten, dan lampu merkuri. Sumber radiasi deuterium dapat dipakai pada panjang gelombang 190 nm sampai 380 nm. Sumber radiasi tungsten merupakan campuran dari filamen tungsten dan gas iodin. Sumber radiasi ini dipakai pada daerah pengukuran sinar tampak dengan rentang panjang gelombang 380-900 nm. Sumber radiasi merkuri mengandung uap merkuri bertekanan rendah, yang biasanya dipakai untuk mengecek atau kalibrasi panjang gelombang pada daerah ultra violet di sekitar panjang gelombang 365 nm dan sekaligus mengecek resolusi dari monokromator.

2. Monokromator

M

SR SK D A VS

(37)

Monokromator berfungsi untuk mendapatkan radiasi monokromatis dari sumber radiasi yang memancarkan radiasi polikromatis. Monokromator biasanya terdiri dari susunan : celah masuk-filter-prisma-kisi-celah-keluar.

3. Sel atau kuvet

Kuvet atau sel merupakan wadah sampel yang akan dianalisis. Ditinjau dari pemakaiannya kuvet ada dua macam yaitu kuvet yang permanen terbuat dari bahan gelas atau leburan silika dan kuvet disposible yang terbuat dari Teflon atau plastik untuk satu kali pemakaian.

4. Detektor

Detektor berfungsi untuk mengubah sinyal radiasi yang diterima menjadi sinyal elektronik.

5. Amplifier

Amplifier berfungsi untuk menguatkan sinyal elektronik yang dikeluarkan oleh detektor.

6. Visual

display atau meter Visual display atau meter berfungsi sebagai rekorder (pencatat) sinyal yang diberikan oleh amplifier (Mulja, 1995).

2.6.1 Cara Kerja Spektrofotometer

Cara kerja spektrofotometer secara singkat adalah sebagai berikut. Tempatkan larutan pembanding, misalnya blangko dalam sel pertama sedangkan larutan yang akan dianalisis pada sel kedua. Kemudian pilih fotosel yang cocok 200 nm-650 nm (650 nm-1100 nm) agar daerah λ yang diperlukan dapat terliputi. Dengan ruang fotosel dalam keadaan tertutup ”nol” galvanometer dengan menggunakan tombol darkcurrent. Pilih h yang diinginkan, buka fotosel dan lewatkan berkas cahaya pada blangko dan ”nol” galvanometer didapat dengan memutar tombol sensitivitas.

Dengan menggunakan tombol transmitansi, kemudian atur besarnya pada 100%.

Lewatkan berkas cahaya pada larutan sampel yang akan dianalisis. Skala absorbansi menunjukkan absorbansi larutan sampel (Khopkar, 2008).

(38)

BAB 3

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat-alat

a. Pipet volume 100 mL b. Pipet volume 25 mL c. Spektrofotometer d. Erlenmeyer 250 mL e. Magnet Stirrer f. Stop watch g. Bola Karet h. spektrofotometer i. pipet volume 50 ml j. labu ukur 50 ml k. pipet ukur 10 ml l. Spektrofotometer m. Gelas piala n. Tisu halus 3.2 Bahan-bahan

a. Sampel air Bersih b. Buffer sulfat

c. Anhidrous Barium Klorida ) d. sampel air bersih

e. aquadest f. HCL 1 N g. Spands h. Zirconyl acid i. Sampel air bersih 3.3 Prosedur Percobaan

3.3.1. Penentuan Kadar Sulfat (SO4)

a. Dipipet 100 mL sampel kedalam Erlenmeyer 250 mL b. Ditambahkan 25 mL buffer sulfat

c. Ditambahkan 1 spatula dihomongenkan selama ± 1 menit

d. Dibaca konsentrasinya dengan spektrofotometer dengan panjang gelombang

(39)

3.3.2. Penentuan Kadar Nitrat (NO3)

a. dimasukkansampel kedalam labu ukur 50 ml b. ditambahkan 1 ml HCL 1N

c. dibaca dengan spektrofotometer 3.3.3. Penentuan Kadar Fluorida (F)

a. dipipet sampel 25 ml kedalan gelas piala

b. ditambahkan reagen fluorida ( SPANDS + ZIRCONIL) sebanyak 5 ml c. langsung dibaca dengan spektrofotometer

d. dicatat konsentrasinya dan absorbansinya

(40)

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL

4.1.1. Penentuan kadar sulfat (SO42-)

Data hasil pengujian kadar sulfat (SO42-) pada sampel air bersih di PT.

Sucofindo Medan, dengan menggunakan metode spektrofotometer pada tabel 4.1.1.

Kode sampel Konsentrasi mg/L

T.182 3,623 mg/L

T.162 4,292 mg/L

T.181 12,834 mg/L

Tabel 4.1.1. Data Hasil Penentuan Kadar sulfat (SO42-)

4.1.2. Penentuan Kadar Nitrat (NO3-)

Data hasil pengujian kadar sulfat (NO3-

) pada sampel air bersih di PT.

Sucofindo Medan, dengan menggunakan metode spektrofotometer pada tabel 4.1.2.

Kode sampel Konsentrasi mg/L Absorbansi

T.159 0,11 mg/L 0,009

T.162 0,46mg/L 0,078

T.181 0,96 mg/L 0,179

Tabel 4.1.2. Data Hasil Penentuan Kadar NItrat (NO3) 4.1.3. Penentuan Kadar Fluorida (F-)

Data hasil pengujian kadar sulfat (F-) pada sampel air bersih di PT. Sucofindo Medan, dengan menggunakan metode spektrofotometer pada tabel 4.1.3.

Kode sampel Konsentrasi mg/L Absorbansi

T.159 0,09 mg/L 0,363

T.162 0,335 mg/L 0,159

(41)

T.181 0,18 mg/L 0,274

Tabel 4.1.3. Data Hasil Penentuan Kadar Fluorida (F) 4.2 Pembahasan

Metode menganalisis sulfat (SO442-) dengan penambahan reagent Buffer Sulfat dan Bariun Klorida (BaCl2) pada pajang gelombang 420 nm diperoleh kadar sulfat pada sampel 1; 2 ; 3 masing- masing adalah 3,623; 4,292; 12,834. Metode menganalisa Nitrat (NO3) dengan penambahan reagent HCL 1 N pada panjang gelombang 220 nm diperoleh kadar nitrat pada sampel 1; 2; 3 masing-masing adalah 0,11; 0,46; 0,96. Dan Metode menganalisan Fluorida (F-) dengan penambahan reagent (SPANDS + ZIRCONIL) pada panjang gelombang 576 nm diperoleh kadar Fluorida pada sampel 1 adalah 0,09 mg/L, sampel 2 adalah 0,335 mg/L, dan sampel 3 adalah 0,18 mg/L.

Ion sulfat bereaksi dengan barium klorida dalam suasan asam akan membentuk suspensi barium sulfat dengan membentuk Kristal barium sulfat yang sama besarnya diukur dengan spektrofotometer dengan panjang gelombang 420 nm.

Ion nitrat direduksi menjadi nitrit oleh cadmium (Cd) yang dilapisi dengan tembaga (Cu) dalam suatu kolom. Nitrit total yang terbentuk bereaksi dengan sulfanilamind dalam suasana asam (pH 2,5) membentuk garam diazonium.

Ion fluorida bereaksi dengan larutan campuran SPANDS-asam zirkonil menyebabakan berkurangnya warna larutan. Pengurangan warna ini sebanding dengan banyaknya unsur fluorida dalam contoh uji yang kemudian diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 576nm.

Ditinjau dari sudut ilmu kesehatan masyarakat, penyedian sumber air bersih harus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat karena pesedian air besih yang terbatas memudahkan timbulnya penyakit di masyarakat. Volume rata-rata setiap individu per hari berkisar anatar 150-200 liter atau 35-40 galon. Kebutuhan air tersebut bervariasi dan bergantung pada keadaan iklim, standar kehidupan, dan kebiasaan masyarakat.

(Chandra,2002)

Dari hasil yang diperoleh tersebut menunjukkan bahwa kandungan Sulfat, Nitrat dan Fluorida pada air Bersih masih berada dibawah standar baku mutu air yang telah ditetapkan oleh Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2017. Dimana kadar maksimum untuk Sulfat (SO4) adalah sebesar 0,5 mg/L, kadar Nitrat (NO3-

) adalah sebesar 10 mg/L, dan Fluorida adalah sebesar 1,5 mg/L.

Apabila kada sulfat, nitrat dan fluorida dalam air tinggi dapat merupakan indikasi adanya pencemaran bahan organik yang berasal dari limbah domestic, industry dan aktivitas manusia (Effendi,2003).

(42)

Air yang diperuntukkan bagi konsumsi manusia harus berasal dari sumber yang bersih dan aman. Batasan-batasan sumber air yang bersih dan aman tersebut antara lain:

a. bebas dari kontaminasi kuman atau bibit penyakit.

b. Bebas dari substansi kimia yang berbahaya dan beracun.

c. Tidak berasa dan tidak berbau.

d. Dapat dipergunkan untuk mencukupi kebutuhan domestik dan rumah tangga.

e. memenuhi standar minimal yang ditentukan oleh WHO atau departemen kesehatan RI.

Air dinyatakan tercemar bila mengandung bibit penyakit, parasite,bahan-bahan kimia yang berbahaya, dan sampa atau limbah industry (Chandra,2002).

(43)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil analisa yang telah dilakukan pada air bersih dengan spektrofotometer , diperoleh kadar sulfat pada sampel 1 adalah 3,623 mg/L, sampel 2 adalah 4,292 mg/L, dan sampel 3 adalah 12,834 mg/L. kadar Nitrat pada sampel 1 adalah 0,11 mg/L, sampel 2 adalah 0,46 mg/L, dan sampel 3 adalah 0.96 mg/L dan kadar Fluorida pada sampel 1 adalah 0,09 mg/L, sampel 2 adalah 0,335 mg/L, dan sampel 3 adalah 0,18 mg/L.

Hasil tersebut menunjukan bahwa kandungan sulfat (SO4), nitrat (NO3) dan fluorida (F-) dalam air bersih masih berada dibawah standart Peraturan Mentri Kesehatan RI No.32 tahun 2017. Dimana kadar maksimum untuk Sulfat (SO4) adalah sebesar 0,5 mg/L, kadar Nitrat (NO3-

) adalah sebesar 10 mg/L, dan Fluorida adalah sebesar 1,5 mg/L menurut Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2017.

5.2 Saran

Sebaiknya dilakukan juga pengujian terhadap parameter-parameter lain, dari sumber air yang sama, sehingga dapat diketahui kandungan senyawa lain yang juga terdapat dalam air tersebut.

Gambar

Gambar 2.3.6 : Susunan sistem optik spektrofotometer UV-Vis  Keterangan :
Tabel 4.1.1. Data Hasil Penentuan Kadar sulfat  (SO 4 2- )
Tabel 1. Baku Mutu Air Bersih Parameter Kimia
GAMBAR ALAT SPEKTROFOTOMETER

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

sehingga TCP/IP termasuk salah satu dari sekian banyak bahasa komunikasi computer yang ada untuk melakukan komunikasi antar computer, hal itu di

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi dengan judul

Segala puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan petunjuk dan kekuatan, sehingga peneliti dapat melakukan penelitian dan menyelesaikan

Direktorat Pendidikan Tinggi Islam, Ditjen Pendidikan Islam, Kementerian Agama RI bekerjasama dengan IAIN Mataram akan menyelenggarakan Annual International Conference

Tujuan kita berbangsa dan bernegara adalah menciptakan masyarakat yang adil dan makmur, sehingga negra ini dapat terpimpin dan tidak ada lagi perselisihan antar bangsa, karna

(1) Pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya menanggung seluruh biaya pendidikan untuk BHPP dan BHPPD dalam menyelenggarakan pendidikan dasar

[r]

Berdasarkan penelitian Arief pengetahuan yang diperoleh berdasarkan pendengaran hanya 11 %, peserta didik dipandang tuntas belajar jika ia mampu menguasai minimal 65% dari