• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN GUNA MENENTUKAN BIAYA PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) PADA PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SISTEM INFORMASI MANAJEMEN GUNA MENENTUKAN BIAYA PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) PADA PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

94

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN GUNA MENENTUKAN BIAYA PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY

BASED COSTING (ABC)

PADA PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII

Ahmad Mutatkin Bakti1)

1) Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Bina Darma Email : [email protected]1)

Corresponding author. Phone : +62 813 6790 6222

Abstrak

Sebelum system informasi dikembangkan, maka perlu dihitung kelayakan ekonomisnya. Teknik ini disebut disebut dengan analisis biaya/keuntungan. Salah satu metode yang digunakan dalam penentuan biaya produksi adalah dengan metode Activity Based Costing (ABC) yang mengarah pada penghematan biaya produksi. Pada awal perkembangan ABC dimanfaatkan untuk memperbaiki kecermatan

perhitungan biaya produk dalam perusahaan-perusahaan manufaktur yang menghasilkan banyak jenis produk. ABC kemudian diterapkan ke semua biaya pada perkembanganyang lebih lanjut, mulai dari biaya desain, biaya produksi, biaya penjualan, biaya pasca jual, sampai biaya administrasi dan umum.

PT Perkebunan Nusantara VII adalah sebuah perusahaan umum milik Negara yang bergerak dalam bidang perkebunan dan produksi tanaman industri seperti karet, kelapa sawit, tebu dan the. Adapun yang menjadi masalah dalam proses produksi terutama proses pengelolaan kelapa sawit. Biaya-biaya tersebut ada yang secara langsung berhubungan dengan proses produksi ada juga biaya yang secara tidak langsung berhubungan dengan proses produksi.

Kata kunci: Biaya Produksi, ABC.

Abstract

Before the information system is developed, it needs to be calculated economic feasibility. This technique is called called with an analysis of the cost / benefit. One of the methods used in determining the cost of production is the method of Activity Based Costing (ABC), which leads to savings in production costs. In the early development of the ABC used to improve the precision of the calculation of the cost of the product in manufacturing companies that produce many kinds of products. ABC then applied to all charges on perkembanganyang further, ranging from the cost of the design, the cost of production, cost of sales, cost of post-sale, to general and administrative expenses. PT Nusantara VII Plantation is a State- owned company engaged in the production of industrial crops and plantations such as rubber, palm oil, sugar cane and the. As for the problems in the production process, especially the process of managing oil palm. These costs exist which are directly related to the production process there are also costs that are are not directly related to the production process.

Keywords : Costs of Production, ABC.

1. PENDAHULUAN

Sistem Informasi Manajemen merupakan suatu sistem terpadu yang menyediakan informasi untuk mendukung kegiatan operasional, manajemen dan fungsi pengambilan keputusan dari suatu organisasi. Sistem Informasi Manajemen merupakan sistem informasi yang menghasilkan hasil keluaran dengan menggunakan masukan dan berbagai proses yang diperlukan untuk memenuhi tujuan tertentu dalam suatu kegiatan manajemen. Salah satu tujuan SIM antara lain menyediakan informasi yang dipergunakan di dalam perhitungan harga pokok jasa, produk, dan tujuan lain yang diinginkan manajemen, menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan, pengendalian, pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan.

(2)

Sistem informasi akan memberikan manfaat-manfaat yang dapat berupa penghematan-penghematan atau manfaat-manfaat yang baru. Jika manfaat yang diharapkan lebih kecil dari sumber-sumber daya yang dikeluarkan, maka sistem informasi ini dikatakan tidak bernilai atau tidak layak. Oleh karena itu, sebelum sistem informasi dikembangkan, maka perlu dihitung kelayakan ekonomisnya. Teknik untuk menilai ini disebut dengan analisis biaya/keuntungan.

Salah satu metode yang digunakan dalam penentuan biaya produksi adalah dengan metode Activity Based Costing (ABC) yang mengarah pada penghematan biaya produksi. Pada awal perkembangannya ABC dimanfaatkan untuk memperbaiki kecermatan perhitungan biaya produk dalam perusahaan-perusahaan manufaktur yang menghasilkan banyak jenis produk. ABC kemudian diterapkan ke semua biaya pada perkembangan yang lebih lanjut, mulai dari biaya desain, biaya produksi, biaya penjualan, biaya pasca jual, sampai biaya administrasi dan umum.

PT Perkebunan Nusantara VII adalah sebuah perusahaan milik Negara yang bergerak dalam bidang perkebunan dan produksi tanaman industri seperti karet, kelapa sawit, tebu dan teh. Pada unit Usaha Sungai Lengi Tanaman, bidang perkebunan yang dilakukan adalah budidaya tanaman kelapa sawit. Adapun yang menjadi permasalahan dalam proses produksi budi daya tanaman kelapa sawit adalah banyaknya komponen biaya yang berhubungan dengan penanaman kelapa sawit dari mulai proses pembibitan, penanaman, perawatan hingga proses panen kelapa sawit. Biaya-biaya tersebut ada yang secara langsung berhubungan dengan proses budidaya tanaman kelapa sawit ada juga biaya yang secara tidak langsung. Oleh karena itu dalam menentukan besarnya biaya produksi digunakan metode ABC diharapkan dapat menjadi solusi permasalahan yang ada sehingga informasi yang diterima dapat dipertanggung jawabkan.

Sehubungan dengan hal tersebut dan untuk mengoptimalkan proses produksi dan sehingga didapatkan hasil yang optimal sehingga waktu produksi lebih efektif dan biaya menjadi lebih efisien. Untuk itu perlu diangkat menjadi bahan untuk penulisan skripsi dengan judul ”Sistem Informasi Manajemen Guna Menentukan Biaya Produksi Menggunakan Metode Activity Based Costing (ABC).”

2. DASAR TEORI 2.1 Sistem Informasi

Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepafa pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan (Sutabri, 2012). [1]

2.2 Sistem Informasi Manajemen

Sistem informasi manajemen atau lebih dikenal dengan nama SIM merupakan suatu sistem yang biasanya diterapkan dalam suatu organisasi untuk mendukung pengambilan keputusan dan informasi yang dihasilkan dibutuhkan oleh semua tingkatan manajemen atau dengan kata lain teknik pengelolaan informasi dalam suatu organisasi.

[2].

Sistem ini mempunyai peranan yang sangat penting didalam suatu organisasi,

(3)

96

organisasi baik itu organisasi yang besar maupun yang kecil pasti mempunyai sistem informasi yang berbeda-beda, tergantung dari kebutuhan dan masalah yang terjadi pada organisasi tersebut.

Saat ini penerapan SIM dalam suatu organisasi pasti akan melibatkan penggunaan komputer untuk membantu mengolah data yang ada untuk menjadi informasi yang dibutuhkan.

2.3 Biaya Produksi

Menurut Mulyadi [3], biaya produksi merupakan biaya -biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Menurut Hansen dan Mowen [4] biaya produksi adalah biaya yang berkaitan dengan pembuatan barang dan penyediaan jasa. Sedangkan menurut Sutrisno [5] biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengolah bahan baku menjadi produk selesai. Biaya ini dikeluarkan oleh departemen produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa biaya produksi adalah penyerahan sumber – sumber daya atau ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu di masa mendatang.

Bahan langsung dapat digolongkan ke dalam kelompok biaya utama (prime cost). Upah pekerja langsung dan overhead pabrik dapat digabungkan ke dalam biaya konversi (conversion cost) yang mencerminkan biaya pengubahan bahan langsung menjadi barang jadi.

2.4 Metode Activity Based Costing (ABC)

Menurut Mulyadi [3], Activity Based Costing adalah sistem informasi biaya yang berorientasi pada penyediaan informasi lengkap tentang aktivitas untuk memungkinkan personel perusahaan melakukan pengelolaan terhadap aktivitas. Sistem informasi ini menggunakan aktivitas sebagai basis serta pengurangan biaya dan penentuan secara akurat biaya produk atau jasa sebagai tujuan. Sistem informasi ini diterapkan dalam perusahaan manufaktur, jasa, dan dagang.

Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas ini didasarkan pada konsep produk yang mengkonsumsi aktivitas dan aktivitas mengkonsumsi sumber daya. Dengan metode ini diharapkan manajemen dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan aktivitas-aktivitas yang tidak bernilai tambah (aktivitas yang dipertimbangkan tidak memberi kontribusi terhadap nilai pelanggan atau terhadap kebutuhan organisasi).

Tujuan ABC adalah digunakan untuk meningkatkan akurasi analisis biaya dengan memperbaiki cara penelusuran biaya ke objek biaya. Metode ABC memiliki peranan sebagai berikut

1. Pembebanan biaya tidak langsung dan biaya pendukung

2. Pembenanan biaya dan alokasi biaya yang terdiri dari biaya langsug dan biaya tidak langsung.

Pembebanan biaya merupakan proses pembebanan biaya ke dalam cost pool atau dari cost pool ke cost objects. Biaya langsung dapat ditelusuri secara langsung ke cost atau atau cost object secara mudah dan dapat dihubungkan secara ekonomi. Biaya tidak langsung tidak dapat ditelusuri secara mudah, sulit dihubungkan secara ekonomi dari biaya atau cost pool ke cost pool atau objek biaya. [6]

2.5 Kalkulasi Biaya Produk

Menurut Ahmad [6], sistem biaya berdasarkan aktivitas, pertama-tama menelusuri biaya aktivitas kemudian ke produk. Oleh karena itu sistem ABC merupakan proses dua tahap, tetapi tahap pertama hanya menelusuri biaya overhead ke aktivitas bukan ke unit organisasi, seperti

(4)

pabrik atau departemen. Baik dalam sistem ABC maupun sistem tradisional, tahap kedua meliputi pembebanan biaya ke produk.

3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian atau metode tindakan. Penelitian tindakan merupakan penelitian yang bertujuan mengembangkan metode kerja yang paling efisien, sehingga biaya produksi dapat ditekan dan produktifitas lembaga dapat meningkat [7].

Action Research yaitu penelitian tindakan yang mendeskripsikan, menginterprestasikan dan menjelaskan suatu situasi sosial atau pada waktu bersamaan dengan melakukan perubahan atau interversi dengan tujuan perbaikan atau partisipasi.

Adapun tahapan penelitian yang merupakan bagian dari Action Research ini yaitu:

1) Melakukan Diagnosa (Diagnosing) : peneliti melakukan diagnosa terhadap sistem penerimaan pegawai.

2) Membuat Rencana Tindakan (Action Planing) : peneliti melakukan rencana tindakan yang akan dilakukan pada sistem dengan membuat pengujian terhadap sistem penerimaan sekarang dengan sistem yang dibuat penulis.

3) Melakukan Tindakan (Action Taking) : peneliti mengimplementasikan rencana dengan tindakan yang telah dibuat dengan menjalankan tahapan-tahapan untuk mencari kelemahan atau kekurangan pada sistem peneriman pegawai.

4) Melakukan Evaluasi (Evaluating ) : peneliti melaksanakan evaluasi hasil dari sistem yang telah diterapkan.

5) Menentukan pembelajaran( Specifying Learning ) : melakukan review tahapan- tahapan yang telah berakhir, mempelajari kriteria celah sistem dan cara meanganinya. [8]

3.2 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data dan teori pendukung untuk penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Metode Observasi

Data yang diperoleh dengan cara mengamati objek dan pencatatan secara sistematis terhadap suatu gagasan yang diselidiki .kegiatan yang dilakukan adalah mengamati infrastruktur objek yang diteliti .

2) Metode Wawancara

Data diperoleh dengan cara mengajukan pertanyaan atau tanya jawab terhadap narasumber, dalam hal ini wawancara dilakukan dengan bagian terkait pada PT Perkebunan Nusantara VII .

3) Metode Studi Pustaka

Mengumpulkan data dengan cara mencari, membaca, dan mengumpulkan dokumen-dokumen sebagai referensi, seperti buku, literatur-literatur tugas akhir yang bersangkutan dengan objek penelitian. Studi pustaka digunakan untuk mengetahui lebih jelas tentang Sistem Informasi Manajemen Guna Menentukan Biaya Produksi Menggunakan Metode Activity Based Costing (ABC).

3.3 Metode Pengembangan Perangkat Lunak

Metodologi pengembangan perangkat lunak yang digunakan adalah metode atau model waterfall, model SDLC (Software Development Life Cycle) sering juga disebut

(5)

98

model sekuensial linier atau alur hidup klasik. Model air terjun menyediakan pendekatan alur hidup perangkat lunak secara sekuensial atau terurut dimulai dari analisis, desain, pengodean, pengujian dan tahan pendukung [9].

Berikut penjelasan model air terjun : 1) Analisis kebutuhan perangkat lunak

Adalah pengumpulan kebutuhan dilakukan secara intensif untuk menspesifikasikan kebutuhan perangkat lunak agar dapat dipahami dan perangkat lunak seperti apa yang diinginkan oleh user, spesifikasi kebutuhan perangkat lunak pada tahap ini perlu didokumentasikan.

2) Desain

Adalah proses multi langkah yang fokus pada desain pembuatan program perangkat lunak termasuk struktur data, arsitektur perangkat lunak representasi antar muka, dan prosedur pengodean. Tahap ini mentranslasi kebutuhan perangkat lunak dari tahap analisis kebutuhan ke representasi desain agar dapat diimplementasikan menjadi program pada tahap selanjutnya.

3) Pembuatan kode program

Desain harus ditranslasikan ke dalam program perangkat lunak. hasil dari tahap ini adalah program komputer sesuai dengan desain yang telah dibuat dari tahap desain.

4) Pengujian

Pengujian fokus pada perngkat lunak dari segi logik dan fungsional dan memastikan bahwa semua bagian sudah diuji, hal ini dilakukan untuk meminimalisir kesalahan dan memastikan keluaran yang dihasilkan sesuai dengan yang diinginkan.

5) Pendukung atau Pemeliharaan

Tidak menutup kemungkinan sebuah perangkat lunak mengalami perubahan bisa terjadi karena adanya kesalahan yang muncul dan tidak terdeteksi saat pengujian atau perangkat lunak harus beradaptasi dengan lingkungan baru.

4. PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pembahasan

Setelah melewati tahap-tahap perancangan sistem dan penelitian yang telah dilakuakan pada PT Perkebunan Nusantara VII Unit Usahan Sungai Lengi, maka hasil akhir yang di dapat dari semua kegiatan dan tahap-tahap perancangan sistem ini terdiri dari beberapa file aplikasi dan sebuah basis data yang menjadi satu dalam sebuah sistem informasi biaya produksi

4.2 Tampilan Halaman Login

Form login adalah form untuk masuk ke dalam halaman utama. Halaman login berisikan dua fileld yaitu username dan password. Hanya user yang telah memiliki id dan password yang dapat melanjutkan untuk mengakses halaman utama.

(6)

Gambar 4.1 Tampilan Halaman Login 4.3 Tampilan Halaman Utama

Halaman utama merupakan control navigasi seluruh menu dalam apalikasi.

Terdiri dari 8 (delapan) icon sub menu. Untuk mengakses menu user hanya melakukan klik pada salah satu icon yang ada di sebelah kiri halaman utama. Adapun tampilan interface halaman utama seperti pada gambar

Gambar 4.2 Tampilan Halaman Utama 4.4 Input Data Nama Aktifitas Biaya

Input data biaya aktifitas biaya digunakan untuk melakukan pemasukan data nama-nama kelompok aktifitas biaya. Untuk menjalankan menu ini dari halaman utama input activity, selanjutnya akan tampil halaman input aktifitas biaya seperti pada gambar

Gambar 4.3 Tampilan daftar aktifitas biaya

(7)

100

Gambar 4.4 Tampilan Input Acitivity 4.5 Input Data Detail Aktifitas

Input data detail aktifitas digunakan untuk memasukkan data sub aktifitas.

Adapun data sub aktifitas yang diinput terdiri dari 4 (empat) item data. Dari halaman utama pilih detail activity selanjutnya akan tampil daftar aktifitas biaya seperti gambar 4.5. Untuk menambah data tekan perintah tambah dan selanjutnya akan tampil halaman input detail aktifitas seperti pada gambar

Gambar 4.5 Tampilan Data Sub Biaya Aktifitas

Gambar 4.6 Tampilan input sub biaya aktifitas 4.6 Input Data Jurnal Biaya Aktifitas Produksi

(8)

Input data jurnal biaya aktifitas produksi digunakan untuk memasukan data jurnal biaya aktifitas produksi. Adapun data jurnal biaya aktifitas produksi yang diinput terdiri dari 4(empat) item data

Gambar 4.8 Tampilan Daftar Jurnal Biaya Aktifitas

Gambar 4.9Tampilan Input Jurnal Biaya Aktifitas 4.7 Report

Laporan dalam bentuk jurnal biaya menginformasikan biaya hasil dari pemasukan data jurnal. Ada pun laporan jurnal biaya seperti pada gambar

Gambar 4.10 Laporan Jurnal Biaya Aktifitas

(9)

102

5. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil yang telah diperoleh dari tahap-tahap penelitian maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Aplikasi yang dihasilkan merupakan aplikasi ber basis web guna membantu proses penentuan biaya produksi pada PT Perkebunan Nusantara IIV Unit Usaha Sungai Lengi

2. Aplikasi yang dihasilkan dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman Php terdiri dari sebuah halaman dengan beberapa sub menu antara lain Input Activity, Input Detail Activity, Input Cost Activity, dan Report.

3. Aplikasi yang digunakan harus disimpan dalam sebuah web server agar dapat diakses melalui aplikasi browser.

4. Dalam hal penyimpanan data aplikasi terkoneksi dengan basis data MySql.

Daftar Pustaka

[1] T. Sutabri, Analisis Sistem Informasi, Yogyakarta: Andi, 2012.

[2] A. Kirstanto, Perancangan Sistem Informasi dan Aplikasi,, Yogyakarta: Gava Media, 2008.

[3] Mulyadi, Activity Based Costing System, Edisi-6, Yogyakarta: UPPANP YKPN, 2003.

[4] R. d. M. Hasen, Akutansi Manajemen Jilid I, Jakarta: Erlangga, 2002.

[5] Sutrisno, Manajemen Keungan Teori, Konsep dan Aplikasi, Jakarta: Ekonisia, 2001.

[6] K. Ahmad, Akutansi Manajemen, Jakarta: Rajawali Pers, 2011.

[7] Sugiyono, Metode penelitian manajemen : pendekatan kuantitatif, kualitatif, kombinasi (mixed methods), vol. 4, Setiyawami, Ed., Bandung: Alfabeta, 2015.

[8] R. M. M. M. G. K. N. Davison, "Principles of Canonical Action Research,"

Information Systems Journal, vol. 14, p. 65–86, 2004.

[9] R. A.S. and M. Shalahuddin, Rekayasa perangkat lunak : terstruktur dan berorientasi objek, Bandung: Informatika, 2013.

Referensi

Dokumen terkait

Saran yang dapat diberikan kepada PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Bandar Lampung sebaiknya memperbaiki pelayanan terhadap hal keandalan, seperti lamanya antrian

Dalam analisis ini, data produksi gula di PT Perkebunan Nusantara VII ( Persero ) digunanakan sebagai variabel dependen, sedangkan untuk variabel independen yang digunakan

Perkebunan Nusantara VII komponen lingkungngan pengendalian telah diterapkan sesuai dengan teori COSO (Committe Of Sponsoring.. Organization) namun belum sepenuhnya komponen

kontribusi yang diberikan PT Perkebunan Nusantara VII sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara terhadap penerimaan dalam negeri periode 2000-2006 masih relatif rendah

Bagian Tanaman bertugas melaksanakan kebijakan Direksi dalam pengelolaan tebu, kelapa sawit, karet dan teh diseluruh wilayah kerja PT Perkebunan Nusantara VII

Dalam pengembangan teknologi informasi Koperasi Ruwai Jurai Perkebunan Teh PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Kota Pagar Alam, dalam mengelolah data koperasi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa produktivitas tenaga kerja pemanen kelapa sawit di PT Perkebunan Nusantara VII Unit Kebun Kelapa Sawit Rejosari pada tahun 2015 adalah

EVALUASI KEMITRAAN ANTARA PETANI TEBU DAN PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII UNIT USAHA BUNGA MAYANG, KECAMATAN BUNGA MAYANG, KABUPATEN LAMPUNG UTARA Oleh Iqbal Lazuardi Pranoto Tujuan