• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PROFESIONALISME TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS DALAM PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN (STUDI EMPIRIS: BPK-RI PERWAKILAN SUMATERA UTARA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PROFESIONALISME TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS DALAM PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN (STUDI EMPIRIS: BPK-RI PERWAKILAN SUMATERA UTARA."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

ABSTRAK

LIONITA PURBA, NIM 708532050. Pengaruh Profesionalisme terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas dalam Pemeriksaan Laporan Keuangan (Studi Empiris: BPK-RI Perwakilan Sumatera Utara). Skripsi, Jurusan Akuntansi Pemerintahan, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Medan, 2014.

Permasalahan yang dibahas pada penelitian apakah pengaruh profesionalisme berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam pemeriksaan laporan keuangan oleh BPK-RI Perwakilan Sumatera Utara. Penelitian ini bertujuan menganalisis apakah ada pengaruh ada profesionalisme terhadap pertimbangan tingkat materialitas.

Populasi dalam penelitian ini seluruh auditor di kantor BPK-RI Perwakilan Sumatera Utara yang berjumlah 78 orang. Bersumber data primer di jawaban responden berupa dalam bentuk kuesioner. Dari penyebaran kuesioner, sebanyak 40 kuesioner dikembalikan dari 64 kursioner yang disebarkan pada kantor BPK-RI Perwakilan Sumatera Utara. Dengan Metode analisis data digunakan analisis regresi berganda dengan SPSS 16.0.

Hasil penelitian ini menunjukan secara simultan (Uji F), variabel profesionalisme berpengaruh terhadap tingkat materialitas. Hal ini dapat dilihat dari nilai F hitung > F tabel (12,664 > 2,494) dengan signifikan 0,000 < 0,05. Sedangkan secara parsial (Uji t), terdapat variabel independen yang tidak berpengaruh yaitu keyakinan terhadap profesi dan hubungan dengan sesame rekan seprofesi. Hal ini dilihat dari t hitung < t tabel (1,902 < 2,203) dengan signifikan 0,066 < 0,05. Serta hubungan dengan sesama rekan seprofesi dapat dilihat dari t hitung < t tabel (1,704 < 2,203) dengan signifikan 0,097 > 0,05. Sedangkan variabel pengabdian profesi, kewajiban sosial dan kemandirian berpengaruh terhadap pertimbangan tingkat materialitas. Hal ini dapat di lihat dari t hitung > t tabel (4,164 > 2,203) dengan signifikan 0,000 < 0,05 untuk variabel pengabdian profesi. Untuk variabel kewajiban sosial t hitung > t tabel (2,696 > 2,203) dengan signifikan 0,011 < 0,05. Variabel kemandirian t hitung > t tabel (2,457 > 2,203) dengan signifikan 0,019 < 0,05.

Kesimpulan penelitian ini profesionalisme secara simultan berpengaruh terhadap pertimbangan tingkat materialitas dan secara parsial variabel profesionalisme yaitu pengabdian profesi, kewajiban sosial dan kemandirian berpengaruh terhadap pertimbangan tingkat materialitas sedangkan keyakinan terhadap profesi dan hubungan dengan sesame rekan seprofesi tidak berpengaruh terhadap pertimbangan tingkat materialitas.

(5)

ii ABSTRACT

LIONITA, NIM 708 532 050. Effect of level of professionalism to the Consideration of Materiality in Financial Statements Examination (Empirical Study: BPK-RI Representative North Sumatra). Thesis, Department of Government Accounting, Faculty of Economics, University of Medan, 2014.

The problems discussed in this study is whether the effect of the simultaneous influence of professionalism and partially on the level of materiality considerations in the examination of financial statements by the BPK-RI Representative North Sumatra. This study aims to determine whether there is influence on the consideration of materiality levels of professionalism.

The population in this study were all in the office of auditor BPK-RI Representative North Sumatra totaling 78 people. Sources of data in this study are derived from primary data in the form of questionnaire respondents. From questionnaires, a total of 40 questionnaires were returned from 64 kursioner propagated on BPK-RI Representative Office of North Sumatra. The method of data analysis used is multiple regression analysis with SPSS 16.0.

These results indicate simultaneously ( Test F ) , the professionalism of variables affect the level of materiality. It can be seen from the value of F count > F table ( 12.664 > 2.494 ) with a significant 0.000 < 0.05. While partially (t test ) , there are no independent variables that affect confidence in the profession and relationship with fellow peers . It is seen from t < t table ( 1.902 < 2.203 ) with a significant 0.066 < 0.05 . As well as relationships with fellow peers can be seen from t < t table ( 1.704 < 2.203 ) with a significant 0.097 > 0.05. While variable devotion profession , social obligations and independence affect the level of materiality considerations . It can be seen from t count > t table ( 4.164 > 2.203 ) with a significant 0.000 < 0.05 for variable service profession . For variable social obligation t count> t table ( 2.696 > 2.203 ) with a significant 0.011 < 0.05. Independent variable t count > t table ( 2.457 > 2.203 ) with a significant 0.019 < 0.05.

The conclusion of this study is the simultaneous consideration of professionalism affect the materiality level and professionalism that is in partial service professions, social obligations and independence affect the consideration of materiality levels, while confidence in the profession and relationship with fellow peers do not affect the level of materiality considerations.

(6)

DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 6

1.3 Pembatasan Masalah... 6

1.4 Rumusan Masalah ... 7

1.5 Tujuan Penelitian ... 7

1.6 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teoritis ... 9

2.1.1 Materialitas ... 9

2.1.2 Menentukan Pertimbangan Awal Tingkat Materialias ... 9

2.1.3 Konsep Materialitas ... 12

2.1.4 Profesionalisme ... 13

2.1.5 Konsep Profesionalisme ... 15

2.1.6 Cara Auditor BPK-RI Mewujudkan Perilaku Profesional .... 16

2.2 Peneliti Terdahulu ... 20

2.3 Kerangka Berpikir ... 21

(7)

vii

3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 25

3.4.1 Variabel Penelitian ... 25

3.4.2 Definisi Operasional ... 26

3.5 Instrumen dan Aspek Pengukuran ... 29

3.5.1 Instrumen ... 29

3.5.2Aspek Pengukuran ... 29

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 30

3.7 Teknik Analisis Data dan PengujianHipotesis ... 30

3.7.1 Teknik Analisis Data ... 30

3.7.4.2 Uji Multikolineritas ... 32

3.7.4.3 Uji Heterokedastisitas ... 32

3.7.4.4 Uji Koefisien Determinan ... 33

3.7.5Pengujian Hipotesis. ... 33

3.7.5.1 Uji F ... 33

3.7.5.2 Uji t ... 34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian ... 35

(8)

4.1.2 Hasil Analisis Data ... 37

4.1.2.1 Pengujian Kualitas Data ... 37

4.1.2.1.1 Hasil Uji Validitas ... 37

4.1.2.1.2 Hasil Uji Reliabilitas... 39

4.1.2.1.3 Statistik Deskriptif ... 40

4.1.2.2 Hasil Uji Asumsi Klasik ... 42

4.1.2.2.1 Uji Normalitas ... 42

4.1.2.2.2 Uji Multikolineritas ... 43

4.1.2.2.3 Uji Heterokedastisitas ... 44

4.1.2.3 Analisis Regresi ... 45

4.1.3 Uji Hipotesis ... 48

4.1.3.1 Uji F ... 48

4.1.3.2 Uji t ... 49

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 57

5.1.1 Keterbatasan Penelitian ... 58

5.1.2 Saran ... 58

DAFTAR PUSTAKA ... 60

(9)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 TinjauanPenelitianTerdahulu ... 20

Tabel 3.1 VariabelPenelitian ... 28

Tabel 4.1 Tingkat PengembalianKuesioner... 35

Tabel 4.2 Demografi Responden ... 36

Tabel 4.3 Uji Validitas Pertimbangan Tingkat Materialitas ... 37

Tabel 4.4 Uji ValiditasPengabdianProfesi ... 38

Tabel 4.5 Uji Validitas Kewajiban Sosial ... 38

Tabel 4.6 Uji Validitas Kemandirian ... 38

Tabel 4.7 Uji Validitas Keyakinan terhadap Profesi ... 39

Tabel 4.8 Uji Validitas Hubungan dengan sesama rekanseprofesi ... 39

Tabel 4.9 Uji Reliabilitas ... 40

Tabel 4.10 Statistik Deskriptif ... 41

Tabel 4.11 Uji Normalitas ... 43

Tabel 4.12 Uji Multikolineritas ... 44

Tabel 4.13 Hasil Uji Regresi ... 46

Tabel 4.14 Uji F ... 49

Tabel 4.15 Uji t ... 50

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tata kelola pemerintahan yang baik merupakan salah satu tuntutan masyarakat yang harus dipenuhi. Pada dasarnya penyelenggara negara wajib menyampaikan pertanggungjawaban kepada masyarakat, berupa finansial

accountability dan performance accountability (Pusdiklat, 2010). Dengan pola

pertanggungjawaban yang demikian, pemerintah tidak hanya dituntut untuk mempertanggungjawabkan uang yang dipungut dari rakyat tetapi juga dituntut untuk mempertanggungjawabkan atas hasil-hasil yang dicapainya.

Pola pertanggungjawaban atas pengelolaan keuangan Negara dikembangkan sejalan dengan agency theory. Pada prinsipnya, pemerintah merupakan orang suruhan rakyat dan rakyat diwakili oleh DPR. Pemerintah diberi kuasa untuk memungut dan mengelola dana dari masyarakat berdasarkan Undang-undang. Pemerintah juga bertanggung jawab untuk mencatat dan melaporkan kepada rakyat melalui DPR. Dalam rangka menyakini bahwa laporan dimaksud telah menyajikan kondisi yang sesungguhnya, maka laporan keuangan tersebut wajib diperiksa oleh pihak yang kompeten dan independen.

(11)

2

BPK merupakan suatu institusi yang dipercaya dapat mewujudkan good

corporate & good governance dengan tugas memeriksa pengelolaan dan tanggung

jawab keuangan negara yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Lembaga Negara lainnya, Bank Indonesia, Badan Usaha Milik Daerah, dan lembaga atau badan lain yang mengelola keuangan negara.

Kedudukan BPK sebagai lembaga negara yang bebas dan mandiri dipertegas dalam perubahan ketiga UUD 1945 membawa implikasi sebagai satu-satunya lembaga negara yang berhak melakukan audit terhadap pemeriksaan, pengelolaan, dan tanggung jawab penggunaan keuangan negara semula ketentuan mengenai BPK didalam UUD 1945. Ketentuan mengenai BPK ini diatur dalam Bab tersendiri yaitu Bab VIIIA, Badan Pemeriksa Keuangan terdiri dari:

Pasal 23E yaitu: (1)Untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan negara diadakan satu Badan Pemeriksa Keuangan yang bebas dan mandiri; (2)Hasil pemeriksaan keuangan negara diserahan kepada Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, sesuai dengan kewenangannya (3)Hasil pemeriksaan tersebut ditindaklanjuti oleh lembaga perwakilan dan/ atau badan sesuai dengan undang-undang.

Pasal 23F yaitu: (1) Anggota Badan Pemeriksa Keuangan dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah dan diresmikan oleh Presiden; (2) Pimpinan Badan Pemeriksa Keuangan dipilih dari dan oleh anggota.

(12)

3

Sebagaimana ditetapkan dalam UUD RI tahun 1945, pemeriksaan yang menjadi tugas BPK meliputi pemeriksaan yang menjadi tugas BPK meliputi pemeriksaan atas pengelolaan keuangan dan pemeriksaan atas tanggung jawab keuangan Negara. Pemeriksaan tersebut menyangkut seluruh unsur keuangan Negara. Pemeriksaan keuangan adalah pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah. Pemeriksaan ini dilakukan dalam rangka pemberian opini atas kewajaran penyajian laporan keuangan. Hasil pemeriksaan keuangan oleh BPK akan menghasilkan opini yang merupakan pernyataan profesional pemeriksa mengenai kewajaran informasi keuangan yang disajikan. Saat ini keberadaan BPK ditetapkan dengan UU Nomor 15, Tahun 2006 tentang BPK menggantikan UU Nomor 5, Tahun 1973.

(13)

4

Badan pemeriksa Keuangan Republik Indonesia sebagai lembaga yang memiliki tugas dan kewenangan dalam bidang pemeriksaan keuangan harus selalu meningkatkan profesionalisme auditornya agar kualitas dan opini audit atas laporan keuangan pemerintah dapat terjaga dengan baik.

Selain profesionalisme, seorang auditor juga harus mempunyai kemampuan pertimbangan tentang materialitas. Definisi materialitas itu sendiri adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi, yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya, dapat mengakibatkan perubahan atas atau pengaruh terhadap pertimbangan orang yang meletakan kepercayaan terhadap informasi tersebut, karena adanya penghilangan atau salah saji (Mulyadi, 2002). Materialitas merupakan dasar penetapan standar auditing tentang standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan. Oleh karena itu, materialitas memiliki pengaruh yang mencakup semua aspek audit dalam audit atas laporan keuangan.

(14)

5

Profesionalisme auditor dan tingkat materialitas adalah hal penting dalam pengauditan suatu laporan keuangan, karena kedua hal ini tercakup dalam Standar Auditing. Standar Umum dan Standar Auditing berhubungan dengan kompetensi dan sikap yang harus dimiliki oleh seorang auditor dalam melaksanakan profesinya, sedangkan materialitas berhubungan dengan Standar Pekerjaan Lapangan dan Standar Pelaporan.

Ariyanto & Ardani (2010) menyatakan bahwa konsep due care audit atau kehati-hatian profesional dalam audit mempunyai ukuran, yakni kode etik dan standar audit. Tantangan dalam due care audit berkenaan dengan ditemukannya atau tidaknya penyimpangan. Salah satu ciri dari penyimpangan tersebut adalah materialitas (Tuanakota, 2011).

Penelitian ini pula dimotivasi oleh ada perbedaan besaran kerugian negara yang dilakukan BPKP dan BPK dalam kasus penyimpangan Pelaksanaan Pekerjaan Pemeliharaan (Docking) Besar Kapal KMP Tasik Gemilang Tahun Anggaran 2009. BPK-RI menyatakan kerugian negara sebesar Rp.283.112.945,25 sedangkan BPKP menyatakan kerugian negara sebesar Rp.683.155.356,00. Perbedaan besaran kedua perhitungan tersebut mungkin didasari oleh perbedaan dalam penentuan tingkat materialitas oleh kedua badan pemeriksaan keuangan tersebut (Kompasiana, 2012).

(15)

6

Penelitian mengenai profesionalisme yang dilakukan oleh Herawaty (2008) merupakan penelitian yang banyak dibahas dalam beberapa penelitian-penelitian terkait profesionalisme. Selain meneliti pengaruh profesionalisme terhadap pertimbangan tingkat materialitas, penelitian tersebut juga mengkaji pengetahuan mendeteksi kekeliruan dan etika profesi. Hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa profesionalisme berpengaruh positif terhadap tingkat materialitas.

BPK-RI bertujuan memenuhi kebutuhan dan harapan pemilik kepentingan, yaitu DPR, DPD, DPRD dan masyarakat pada umumnya dengan hasil pemeriksaan yang berkualitas kepada pemilik kepentingan atas penggunaan, pengelolaan, keefektifan dan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan negara. Tujuan BPK-RI, hasil penelitian-penelitian sebelumnya dan kasus-kasus terkait profesionalisme BPK-RI merupakan ide dasar dan motivasi dilakukannya penelitian kembali, dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh profesionalisme BPKRI Perwakilan Sumatera Utara terhadap tingkat materialitas dalam pemeriksaan laporan keuangan pemerintah, sehingga pemeriksaan laporan keuangan yang dihasilkan informatif dan berkualitas dengan pertimbangan tingkat materialitas.

1.2 Identifikasi Masalah

(16)

7

auditor BPK-RI Perwakilan Sumatera Utara terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam pemeriksaan laporan keuangan.

1.3 Pembatasan Masalah

Pertimbangan tingkat materialitas didukung oleh profesionalisme auditor. Pertimbangan tingkat materialitas suatu laporan mungkin memengaruhi opini yang diberikan oleh auditor. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini hanya dibatasi oleh:

1. Pengaruh profesionalisme terhadap pertimbangan tingkat materialitas di BPK-RI Perwakilan Sumatera Utara secara parsial.

2. Pengaruh profesionalisme terhadap pertimbangan tingkat materialitas di BPK-RI Perwakilan Sumatera Utara secara simultan

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, permasalahan dalam penelitian ini akan dirumuskan:

1. Apakah Profesionalisme auditor, dimensi Pengabdian terhadap Profesi (X1), Kewajiban sosial (X2), Kemandirian (X3), Keyakinan terhadap profesi (X4) dan Hubungan dengan sesama profesi (X5) terhadap pertimbangan tingkat materialitas (Y) secara simultan?

(17)

8

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah memberikan bukti empiris bahwa menguji:

1. Apakah Profesionalisme auditor, dimensi Pengabdian terhadap Profesi (X1), Kewajiban sosial (X2), Kemandirian (X3), Keyakinan terhadap profesi (X4) dan Hubungan dengan sesama profesi (X5) terhadap pertimbangan tingkat materialitas (Y) secara simultan.

2. Apakah Profesionalisme auditor, dimensi Pengabdian terhadap Profesi (X1), Kewajiban sosial (X2), Kemandirian (X3), Keyakinan terhadap profesi (X4) dan Hubungan dengan sesama profesi (X5) terhadap pertimbangan tingkat materialitas (Y) secara simultan.

1.6 Manfaat Penelitian

Dengan tercapainya tujuan penelitian ini, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak, khususnya:

1. Peneliti

Sebagai bukti empiris ada tidaknya pengaruh secara parsial profesionalisme auditor terhadap pertimbangan tingkat materialitas pada BPK-RI Perwakilan Sumatera Utara.

2. Institusi akademik

(18)

9

hubungan antara profesionalisme dengan pertimbangan tingkat materialitas.

3. Auditor BPK-RI perwakilan Sumatera Utara

(19)

60

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno. 2004. Auditing: (Pemeriksaan Akuntan) Oleh Akuntan

Publik.Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Jakarta.

Kusuma, Novanda Friska. (2012). Pengaruh Profesionalisme terhadap

Pertimbangan tingkat materialitas. Jurnal Pendidikan dan Akuntansi

indonesia, Vol. 1 No. 3 2012 Hal: 5-141. http://journal.uny.ac.id/index.php/jkpai/article/view/887/706. (April 2013) Alvina, Novita Dan I Ketut Suryanawa. (2011). Analisis Hubungan Antara

Profesionalisme Auditor Dengan Pertimbangan Tingkat Materialitas Dalam Proses Pengauditan Laporan Keuangan. Jurnal ilmiah akuntansi

dan humanika, Vol. 2 No. 7, 2011 Hal: 1-17. Http://Ejournal.Undiksha.Ac.Id/Index.Php/Jja/Article/View/304/259. (April 2013)

Arens, Alvin A., Randal J. Elder And Mark S. Beasley.2008.Auditing And

Assurance Services.Edisi Kedua belas. Alih Bahasa Herman Wibowo.

Erlangga. Jakarta.

Ariyanto Dodik Ardani MutiaJati. (2010). Pengaruh Independensi, Kompetensi,

Dan Sensitivitas Etika Profesi Terhadap Produktivitas Kerja Auditor Eksternal. Jurnal ilmiah ekonomi akuntansi, Vol.5 No.2, Hal:

23-55.Http://Ojs.Unud.Ac.Id/Index.Php/Jiab/Article/View/2625/1837. (April 2013)

Febriana Novita Dan Yohanes Suhardjo. 2012. Pengaruh Profesionalisme Auditor

Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Dalam Proses Pengauditan Laporan Keuangan. Jurnal akuntansi, Vol. 11 No. 4, Hal:

1-15.Http://Journal.Usm.Ac.Id/Jurnal/Solusi/447/Detail/. (15 September 2013).

Febrianty. 2012. Pengaruh Profesionalisme auditor terhadap pertimbangan

tingkat materialitas audit laporan keuangan.Jurnal Ekonomi-Akuntansi.

Vol. 2 No. 2 Mei 2012 Hal: 159-200. http://news.palcomtech.com/up-content/uploads/2012/01/febrianty-JEO02022012.pdf (September 2013) Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariative Dengan Program Spss.

Semarang:Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Herawaty, Arleen Dan Yulius Kurnia Susanto. 2009. Pengaruh Profesionalisme,

Pengetahuan Mendeteksi Kekeliruan Dan Etika Profesi Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Akuntan Publik. Jurnal Akuntansi dan

(20)

61

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2001.Standar Professional Akuntan Publik.Jakarta: Salemba Empat.

Iriyadi dan Vannywati.2011.Pengaruh Profesionalisme Auditor dan Eftika Profesi

Auditor terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas. Jurnal Ilmiah

Ranggagading Vol. 11 No. 2 Hal: 75-81.

http://jurnal.stiekesatuan.ac.id/index.php/jir/article/view/241/267

Jusup, Al. Haryono. 2001. Auditing (Pengauditan). Buku 1. Yogyakarta: STIE YKPN

Kuncoro, Mudrajad. 2009. Metode Riset Untuk Bisnis Dan Ekonomi: Bagaimana

Meneliti Dan Menulis Tesis?:EdisiTiga. Jakarta:Erlangga.

Kurniawanda, A.M. 2013.Pengaruh Profesionalisme Auditor Dan Etika Profesi

Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas. JurnalBinarAkuntansi Vol.

2 No. 1, Hal: 27-37. (13 Desember 2013).

Lekatompessy, J.E.(2003). Hubungan Profesionalisme Dengan Konsekuensinya:

Komitmen Organisasional, Kepuasan Kerja, Prestasi Kerja Dan Keinginan Berpindah. Jurnal Bisnis Akuntansi, Vol.5, No.1,Hal: 69-84.

(April 2013)

Mulyadi. 2002. Auditing: Edisi 1. Jakarta: SalembaEmpat.

Peraturan Badan Pemeriksaan Keuangan Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2001.Standar Profesional Pemeriksa Keuangan Negara. Jakarta.

Peraturan Badan Pemeriksaan Keuangan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2007.Kode Etik BPK-RI. Jakarta.

Peraturan Badan Pemeriksaan Keuangan Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003.Keuangan Negara. Jakarta

Peraturan Badan Pemeriksaan Keuangan Republik Indonesia Nomor 1Tahun 2004.Perbendaharaan Negara. Jakarta

Peraturan Badan Pemeriksaan Keuangan Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2004.Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. Jakarta

Peraturan Badan Pemeriksaan Keuangan Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2006.Badan Pemeriksaan Keuangan.Jakarta

(21)

62

Peraturan Badan Pemeriksaan KeuanganRepublik Indonesia Nomor 2 Tahun 2007.Kode EtikBadan Pemeriksa Keuangan. Jakarta

Peraturan Badan Pemeriksaan Keuangan Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2007.Standar Audit Pemerintahan-BadanPemeriksaKeuangan RI. Jakarta Pusdiklat Depkeu-2010.Keuangan Negara.Edisi Pertama. Jakarta: Akutabilitas

Pengunaan Anggaran: Kementerian Keuangan Republik Indonesia.

Sinaga, Marfin. 2012. Perngaruh Profesionalisme terhadap Pertimbangan

Tingkat Materialitas dalam Pemeriksaan Laporan Keuangan. Jurnal

Akuntansi Vol. 1 No. 2 2002 Hal: 1-10. http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/accounting/article/viewfile/561/563 (Juni 2013)

.

Tuanakotta, Theodorus M. 2010. Berpikir Kritis dalam Auditing. Jakarta: Salemba Empat

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.

Referensi

Dokumen terkait

Aktivitas wisata ini dapat dilakukan melalui pemanfaatan komponen kekuatan yaitu kesediaan membayar pengunjung untuk tarif tiket wisata alam penyu, serta

untuk tumbuh dan berkembang. Dalam pelaksanaanya Undang-Undang tersebut telah sejalan dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 terkait

Pada akhirnya dengan penelitian ini penulis mendapat gambaran bahwa rencana investasi tersebut layak diterima oleh perusahaan, terbukti dengan menggunakan metode Payback periode

Mungkin peningkatan yang paling signifikan dari Gen III + sistem over-generasi kedua desain adalah penggabungan dalam beberapa desain fitur keselamatan pasif yang tidak

The data used are secondary data, such as archives (company annual reports and government policies) that contain information about the social and environmental.

Dian Agustia, SE, Msi, CMA, Ak, CA selaku mantan Dekan Fakultas Vokasi Universitas Airlangga Surabaya yang telah memberikan fasilitas dan kesempatan mengikuti dan

In addition, the supervisors have different perception and abilities in the feedback strategies and that contributes to the development of students’ thesis. It is

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi