• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "IV. HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Surat kabar Jurnal Bogor merupakan surat kabar lokal di Bogor dan merupakan hasil dari pengembangan Jurnal Nasional.

Menurut pimpinan perusahaan Jurnal Bogor, Alfian Mujani, surat kabar ini didirikan berangkat dari pengalaman orang-orang yang berada di dalamnya yang telah lama bergelut di dunia jurnalistik.

Hanya saja terdapat perbedaan yaitu surat kabar ini menganut jurnalisme positif yang berarti tidak mengangkat berita negatif yang bersifat konfrontatif untuk menjual dan mendongkrak popularitas berita. Nilai berita yang positif diharapkan menjadi pencerahan, solusi bagi berbagai masalah dan mampu memberikan harapan bagi pembacanya.

Awal Oktober 2007, setelah dua tahun bekerja sebagai senior manajer marketing, Alfian Mujani mendapat tantangan untuk mengembangkan Jurnal Nasional ke daerah. Tantangan itu pun dijawab Alfian dengan membuat diskusi perencanaan surat kabar baru dengan owner Jurnal Nasional. Awal November 2007, Alfian kembali dipanggil dan ditanya kapan akan mendirikan surat kabar tersebut. Pada bulan November itu juga, Alfian menjawab tantangan yang diberikan padanya dan mengambil eksperimen daerah di Bogor. Alfian segera mengajak bicara para agen koran dan orang- orang yang dulu pernah bekerja dengannya karena beliau sudah lama mengenal Bogor.

Pada awal berdirinya, Jurnal Bogor tidak langsung membangun gedung yang megah walaupun owner Jurnal Nasional menawarkan modal padanya untuk membangun gedung megah.

Alfian pun memilih sebuah mall, Pangrango Plaza (PP), karena mall ini selalu kosong. Lalu Alfian pun mengadakan barter iklan dengan

(2)

manajemen PP dan berhasil mendapatkan dua buah ruangan.

Berawal dari dua belas sumber daya manusia (SDM) pada 26 November 2007, Alfian pun menerbitkan Jurnal Bogor. Pertama kali terbit, Jurnal Bogor hanya ada delapan halaman dengan sisipan Jurnal Nasional, Jurnal Sembilan dan Top Soccer. Jika ditotal maka koran yang terbit dengan tebal 42 halaman. Setelah tiga bulan beredar di Bogor, respon pasar positif dan permintaan akan koran pun semakin banyak. Manajemen Jurnal Bogor melihat hal positif tersebut dan memindahkan kantor Jurnal Bogor ke tempat yang lebih luas. Tepat malam tahun baru 2008, Jurnal Bogor pindah ke Jl.

Halimun No. 8 Bogor dan saat ini kantor baru Jurnal Bogor berlokasi di Ruko Bangbarung Grande Blok B 7, Jl. H. Achmad Adnawijaya No. 27 Bogor.

4.1.2 Struktur Organisasi PT. Suwardana Media Cita

Struktur organisasi yang diterapkan pada surat kabar Jurnal Bogor bersifat fungsional, yaitu berdasarkan pada fungsi-fungsi yang ada dalam suatu organiasi/divisi/sub divisi yang disusun secara terpisah dengan harapan untuk mencapai tujuan perusahaan. Berikut adalah struktur organisasi pada PT. Suwardana Media Cita yang tersaji pada Gambar 4.

Gambar 4. Struktur organisasi PT. Suwardana Media Cita

(3)

4.2. Visi dan Misi Perusahaan 4.2.1 Visi Perusahaan

Jurnal Bogor merupakan sebuah media cetak yang berbasis pada penyajian informasi secara edukatif dan tepat. PT. Suwardana Media Cita selaku penerbit surat kabar Jurnal Bogor mempunyai visi dan misi yang telah ditetapkan dalam penyusunan perencanaan perusahaan untuk melaksanakan kegiatan operasional yang merupakan tujuan jangka panjang perusahaan. Visi PT. Suwardana Media Cita adalah Jurnal Bogor sebagai surat kabar berbasis jurnalisme terdepan di Bogor.

4.2.2 Misi Perusahaan

Misi PT. Suwardana Media Cita adalah:

1. Mewartakan fakta dan peristiwa secara objektif dan tanpa prasangka.

2. Menegakkan cover both side dalam seluruh aspek pemberitaannya.

3. Menyajikan aspek informasi edukatif dan mengembangkan optimisme kepada pembacanya dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

4. Mengembangkan wawasan pembacanya sebagai bagian dari proses perubahan dan pembaruan bangsa.

5. Menegakkan demokrasi berbudaya secara kreatif berdasarkan etika.

Tugas Pokok dan Fungsi (tupoksi) dari masing-masing divisi pada PT. Suwardana Media Cita adalah sebagai berikut:

1. Bagian Sirkulasi

Manajer bagian sirkulasi bertugas membantu pemimipin perusahaan dalam menyelenggarakan kegiatan pemasaran atau distribusi hasil produksi.

(4)

Bagian sirkulasi melaksanakan fungsi:

a) Mendistribusikan koran ke agen, pelanggan, eceran.

b) Melakukan kerjasama dengan instansi-instansi perusahaan serta perusahaan komersil untuk berlangganan.

c) Melakukan interaksi langsung dengan pengecer dan pelanggan.

d) Mengatur penjualan koran diantaranya, mengatur jumlah koran yang terjual danretur, serta mengatur wilayah-wilayah pendistribusian (mapping).

e) Bertanggung jawab pada masing-masing wilayah yang telah didistribusikan.

f) Penyampaian laporan setiap waktu yang telah ditentukan terkait dengan hasil penjualan koran.

g) Pembinaan dan bimbingan kepada bawahan agar berdisiplin dan melaksanakan tugas dengan baik.

h) Koordinasi dengan semua pihak baik internal maupun eksternal dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas.

2. Bagian Marketing/Iklan

Manajer bagian marketing bertugas membantu pemimipin perusahaan dalam menjalin kerjasama dengan instansi ataupun perusahaan berupa pemasangan iklan yang dapat memberikan pemasukan/keuntungan bagi perusahaan.

Bagian marketing melaksanakan fungsi:

a) Mencari perusahaan yang akan melakukan pemasangan iklan di surat kabar Jurnal Bogor.

b) Menjalin kerjasama dengan instansi/perusahaan berupa promosi, profit sharing, dan barter.

c) Memenuhi target pemasangan iklan yang harus dicapai pada setiap waktu yang telah ditentukan perusahaan.

d) Menjaga hubungan baik dengan semua perusahaan maupun instansi yang terkait.

e) Memberikan pelayanan tambahan kepda konsumen berupa liputan atau ulasanterkait pemasangan iklan.

(5)

f) Penyampaian laporan setiap waktu yang telah ditentukan terkait dengan hasil pemasangan iklan.

g) Pembinaan dan bimbingan kepada bawahan agar berdisiplin dan melaksanakan tugas dengan baik.

h) Koordinasi dengan semua pihak baik internal maupun eksternal dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas.

3. Bagian Event dan Promosi

Manajer bagian event dan promosi bertugas membantu pemimipin perusahaan dalam menjalin kerjasama dengan instansi ataupun perusahaan berupa kerjasama dalam bentuk pembuatan event yang bertujuan mempromosikan sesuatu tentang perusahaan tersebut.

Bagian event dan promosi melaksanakan fungsi:

a) Mengatur pembuatan acara untuk mempromosikan Jurnal Bogor kepada khalayak luas.

b) Menjalin kerjasama dengan instansi atau perusahaan berupa pembuatan acaraatau event dengan tujuan promosi perusahaan tersebut kepada khalayak luas.

c) Menjaga hubungan baik kepada klienatau pelanggan.

d) Membuat acara yang bersifat sosial maupun mendidik untuk masyarakat sekitar.

e) Penyampaian laporan setiap waktu yang telah ditentukan terkait dengan hasildari event yang telah dilakasanakan.

f) Pembinaan dan bimbingan kepada bawahan agar berdisiplin dan melaksanakantugas dengan baik.

g) Koordinasi dengan semua pihak baik internal maupun eksternal dalam rangkakelancaran pelaksanaan tugas.

4. Bagian Administrasi

Manajer bagian administrasi bertugas membantu pemimipin perusahaan dalam melakukan kegiatan administrasi perusahaan.

(6)

Bagian administrasi melaksanakan fungsi:

a) Mencatat transaksi keuangan maupun non keuangan.

b) Melakukan verifikasi dokumen tagihan dan pembayaran.

c) Menjalankan proses tutup buku.

d) Membuat laporan keuangan PT/ unit.

e) Mempersiapkan laporan pajak.

f) Melakukan rekonsiliasi pajak dengan GL.

g) Merapikan dan menyimpan dokumen transaksi dan pajak secara baik dan benar.

Bagian administrasi terdiri dari tiga sub bagian, yaitu sub bagian treasury, sub bagian administrasi sirkulasi, sub bagian administrasi iklan dan kolektor.

1) Sub Bagian Treasury

Sub bagian treasury bertugas diantaranya, mengatur dan mengelola dana kas kecil dan Bank Perusahaan, melakukan pembayaran kepada pihak internal maupun eksternal, membuat laporan bukti penerimaan dan pengeluaran dana perusahaan.

2) Sub Bagian Administrasi

Sub bagian administrasi bertugas diantaranya, merapikan dan memelihara data sirkulasi dan distribusi, membuat bukti penagihan sirkulasi, mencatat dan memberikan laporan collection sirkulasi.

3) Sub Bagian Administrasi Iklan

Sub bagian administrasi iklan bertugas diantaranya, membuat jadwal penayangan iklan, mengontrol penayangan iklan, membuat bukti-bukti penagihan iklan dan melakukan penagihan iklan, serta mencatat laporan iklan.

4) Kolektor

Kolektor bertugas diantaranya, berkoordinasi dengan admisitrasi iklan dalam membuat jadwal penagihan iklan serta membantu membuat laporan kegiatan penagihan iklan.

(7)

5. Bagian Redaksi

Bagian redaksi terdiri dari tiga sub bagian, yaitu reporter, layouter dan fotografer.

1) Reporter

Reporter bertugas diantaranya, mencari berita di luar, melakukan peliputan, serta menjaga hubungan baik sesama reporter dari perusahaan lainnya.

2) Layouter

Layouter bertugas diantaranya, mengatur tampilan koran, memperhatikan estetika koran dan membuat desain grafis.

3) Fotografer

Fotografer bertugas diantaranya mencari foto di setiap peristiwa, event dan kejadian-kejadian terbaru serta hangat untuk ditampilkan ke dalam koran.

4.3. Analisis Lingkungan Internal PT. Suwardana Media Cita

Lingkungan internal merupakan aspek-aspek yang berada di dalam perusahaan. Kondisi lingkungan internal ini akan dianalisis dan hasilnya akan digunakan sebagai rumusan penyusunan strategi pemasaran pada PT.

Suwardana Media Cita. Hasil analisis lingkungan internal perusahaan adalah kekuatan dan kelemahan internal yang dimiliki perusahaan. Faktor-faktor yang terkait dengan lingkungan internal perusahaan meliputi segmentation, targeting, positioning dan marketing mix.

4.3.1 STP

1. Segmentation

a. Pada segmentasi geografis dengan mengacu pada wilayah, surat kabar Jurnal Bogor membagi segmen pasar sasarannya ke dalam beberapa wilayah yang meliputi Bogor, Depok, Sukabumi dan Cianjur. Segmen pasar sasaran ini bisa terus berkembang menjadi beberapa wilayah lainnya seperti Tangerang (Banten), Karawang, Bekasi dan Lebak (Banten) barat.

(8)

b. Pada segmen demografis surat kabar Jurnal Bogor bersifat umum karena berita yang disampaikan cenderung mencakup semua segmen masyarakat, artinya semua elemen masyarakat bisa membaca konten surat kabar Jurnal Bogor baik anak-anak, remaja dan dewasa.

c. Pada segmen psikografis, surat kabar Jurnal membagi berita kedalam rubrik-rubrik yang disesuaikan dengan kebutuhan pembacanya, misalkan penggemar sepakbola bisa membaca rubrik soccer+, kalangan menengah ke atas yang lebih dominan terhadap kegiatan bisnis bisa membaca rubrik trend bisnis. Hal ini disesuaikan dengan minat para pembacanya.

d. Pada segmen perilaku, para pembaca atau pihak yang ingin mengiklankan sebuah produk bisa melakukannya dengan menyesuaikan dengan rubrik yang tersedia. Jadi, rubrik, konten dan iklan akan terlihat sinergis antara satu dan lainnya.

2. Targeting

Target surat kabar Jurnal Bogor adalah konsumen yang membutuhkan informasi mengenai kondisi di wilayah Bogor dan sekitarnya. Pasar sasaran Jurnal Bogor termasuk kategori massal yang meliputi masyarakat pada umumnya dan mereka yang berkecimpung di institusi pemerintahan, para pengusaha, kaum intelek, politikus, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan para birokrat yang membutuhkan informasi yang tepat dalam mengambil keputusan.

3. Positioning

Surat kabar Jurnal Bogor hadir menjadi pilihan informasi baru bagi warga Bogor dan sekitar dengan mencerminkan berita lokalitas namun tidak lupa dengan berita nasional dengan konsep berita lokal. Surat kabar Jurnal Bogor memposisikan diri sebagai

“media lokal yang kuat, terpercaya serta berwatak kebangsaan dengan menyajikan informasi yang substansinya menjembatani kepentingan publik secara harmonis, cerdas, segar, dan bijak

(9)

dengan isi yang tepat, akurat dan bermanfaat”. Saat ini posisi surat kabar Jurnal Bogor berada pada jalur on the track, dimana posisi perusahaan dikategorikan berada satu level dengan pesaing lokal sejenis seperti Radar Bogor. Dengan market penjualan yang baik, perusahaan berharap untuk terus berkembang dan menjadi surat kabar lokal terbaik di wilayah Bogor.

4.3.2 Marketing Mix

Marketing Mix (bauran pemasaran) adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respons yang diinginkannya dalam pasar sasaran.

Beberapa alat pemasaran atau variabel ini dapat dikendalikan dan dikontrol oleh perusahaan dalam menjalankan strateginya untuk menguasai pasar.

1. Product

Kehadiran surat kabar Jurnal Bogor merupakan sebuah alternatif baru bagi mereka yang membutuhkan informasi lokal di wilayah Bogor, serta cakupan berita nasional dan internasional dengan porsi 60%-40%. Keberadaan Jurnal Bogor sebagai surat kabar lokal terbilang sangat baik, hal ini bisa dilihat dari jumlah produksi saat ini sebesar 20.000 eksemplar dengan retur sekitar 10-15% setiap harinya. Perusahaan melakukan proses produksi melalui sistem cetak jarak jauh, file yang sudah diolah menjadi berita siap edar dikirim melalui internet ke tempat proses produksi dan perusahaan percetakan sudah mempersiapkan semua bahan produksinya. Sedangkan jumlah pembaca setia surat kabar Jurnal Bogor terus mengalami peningkatan sejak awal didirikan pada tahun 2007, yaitu berkisar 3000-4000 orang setiap harinya, kemudian tahun 2008 meningkat menjadi sekitar 6000-7000 orang setiap harinya dan tahun 2009 terus meningkat menjadi 8000-9000 pembaca setia setiap harinya.Hingga sampai sekarang ini pembaca setia surat kabar Jurnal Bogor berada pada kisaran hingga 11.000 pembaca setiap harinya.

(10)

2. Price

Harga jual surat kabar Jurnal Bogor kepada konsumen saat ini adalah Rp 2.000 dan kepada agen sebesar Rp 1.200. Pada saat awal hadirnya produk di pasar, harga yang ditawarkan cukup menarik, hanya Rp 1.000. Namun seiring berjalannya waktu, dengan pertimbangan perkembangan perusahaan ke arah lebih baik, keadaan ekonomi, daya beli masyarakat yang tinggi, agen dan pengecer, maka perusahaan menaikkan harga produk secara bertahap menjadi Rp 1.500 hingga Rp 2.000. Kenaikan ini dianggap efektif, karena dengan tidak mengurangi jumlah produksi dan masyarakat pada umumnya percaya akan kulitas berita surat kabar Jurnal Bogor. Proses penetapan harga di surat kabar Jurnal Bogor lebih mengacu pada bagaimana kondisi pasar dan para kompetitor dalam menetapkan harga produk. Iklan yang ada pada surat kabar Jurnal Bogor terdiri dari tiga jenis iklan, yaitu iklan komersil yang berasal dari kerjasama dengan perusahaan, iklan layanan masyarakat yang berasal dari kerjasama dengan instansi-instansi perusahaan swasta maupun pemerintah dan iklan berupa informasi contohnya yaitu berita duka cita.

Target pemasukan dari iklan pada surat kabar Jurnal Bogor sebesar 300 juta setiap bulannya pada tahun 2008 dan sebesar 500 juta setiap bulannya pada tahun 2009 dan kisaran 1 Milyar pada tahun 2012.

3. Promotion

Pada awal berdirinya surat kabar Jurnal Bogor, perusahaan banyak melakukan kegiatan promosi seperti mengadakan event dengan mengundang band music, mendirikan spanduk di sudut kota Bogor dan promosi melalui radio. Kegiatan ini mendapat sambutan positif masyarakat Bogor, yang didukung dengan memberikan surprise kepada pelanggan berupa televisi, DVD, sepeda, sepeda motor hingga mobil. Saat ini, kegiatan promosi dilakukan secara individu maupun dalam bentuk kerjasama

(11)

dengan perusahaan komersil serta pemerintah setempat. Kegiatan ini diharapkan mampu mempererat hubungan antara PT.

Suwardana Media Cita dengan perusahaan (Client) maupun distibutor dan pembaca. PT. Suwardana Media Cita juga mengharapkan keuntungan materiil maupun non materill melalui kegiatan ini yang diperoleh melalui profit sharing dengan perusahaan komersil tersebut.

4. Distribution

Pendistribusian surat kabar Jurnal Bogor dilakukan oleh bagian sirkulasi melalui beberapa agen, pengasong dan turun langsung ke pelanggan. Proses distribusi berawal dari percetakan yang kemudian ke para agen dan dilanjutkan ke sub agen, hingga terakhir ke pengecer. Beberapa kendala yang bisa terjadi dan menghambat proses distribusi seperti kerusakan mesin produksi dan koneksi internet yang buruk sehingga pengiriman file menjadi terlambat. Jumlah agen surat kabar Jurnal Bogor saat ini adalah 40 agen yang meliputi wilayah edar Bogor, Depok, Sukabumi dan Cianjur dengan masing-masing persentase di kota Bogor sebesar 80%, Depok 10%, Sukabumi 5%, Cianjur 5%.

4.4. Analisis Lingkungan Eksternal PT. Suwardana Media Cita

Lingkungan eksternal merupakan aspek-aspek yang berada di luar perusahaan. Hasil analisis pada lingkungan eksternal adalah peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan. Faktor-faktor yang terkait dengan lingkungan eksternal perusahaan meliputi lingkungan jauh dan lingkungan industri.

4.4.1 Lingkungan Jauh

Lingkungan jauh adalah faktor-faktor yang berada di luar kendali dan terlepas dari perusahaan. Lingkungan jauh memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk maju dan juga dapat menjadi hambatan untuk maju dan berkembang. Faktor-faktor utama dalam

(12)

lingkungan jauh terdiri dari: (1) Faktor Politik, (2) Faktor Ekonomi, (3) Faktor Sosial dan (4) Faktor Teknologi.

1. Faktor Politik

Pers merupakan lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik yang meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik dan segala jenis saluran yang tersedia. Keberadaan pers dan kebebasannya dalam mendapatkan berita serta menyalurkannya kepada khalayak ramai dilindungi oleh Undang- Undang Pers No. 40 tahun 1999 (Lampiran 6). Keberadaan undang-undang inilah yang ikut mendorong dan melindungi tumbuh kembangnya berbagai perusahaan di bidang informasi dan media cetak seperti PT. Suwardana Media Cita.

2. Faktor Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun 2010-2011 beradapada kisaran 5-6%. Kestabilan ekonomi nasional tentu berdampak baik terhadap kehidupan masyarakat Indonesia, warga Bogor pada khususnya. Taraf hidup warga Bogor yang semakin meningkat ikut membangkitkan gairah akan kebutuhan informasi bagi masyarakat, keadaan ini diharapkan terus bertahan bahkan berkembang ke arah yang lebih baik. Keadaan ini tentunya akan berdampak baik terhadap perkembangan surat kabar di Kota Bogor. Akan tetapi, kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) akan berakibat pada naiknya harga barang-barang pokok danberdampak luas serta menimbulkan keresahan bagi masyarakat pada umumnya. Dalam kondisi seperti ini, permintaan terhadap surat kabar juga akan mengalamipenurunan, pengurangan jumlah produksi dan margin profit perusahaan yang semakin kecil.

(13)

3. Faktor Sosial

Dalam kehidupan sosial, masyarakat Kota Bogor terklasifikasi ke dalam masyarakat pedesaan yang merupakan penduduk asli Kota Bogor, dan masyarakat perkotaan yang merupakan penduduk pedatang Kota Bogor. Penduduk asli Bogor biasanya lebih memanfaatkan ladang atau tanah dari sisi pertanian untuk bekerja dan menghasilkan uang, sedangkan para pendatang lebih mengkonsentrasikan pekerjaannya di institusi pemerintahan dan swasta. Namun seiring perkembangan zaman, kedua jenis masyarakat ini semakin berkomunikasi secara intens dikarenakan kebutuhan yang saling ketergantungan. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal seperti, desa merupakan tulang punggung perekonomian kota, komersialisasi hasil-hasil pertanian bertumpu pada kota, masyarakat desa banyak yang bermigrasi ke kota, terjadi mobilitas sosial yang cukup tinggi, dan tersedianya sarana komunikasi dan transportasi yang memadai (Muhsin, 1994)2. Keadaan ini semakin mendorong masyarakat untuk memperoleh informasi secara lebih cerdas, bijak dan mampu menyalurkan kepentingan publik. Oleh karena itulah surat kabar Jurnal Bogor hadir dengan menampilkan berita lokal yang akurat dan mampu memenuhi kebutuhan berita masyarakat sekitar. Perusahaan melihat daya beli masyarakat Bogor terbilang paling tinggi dibandingkan wilayah Depok, Sukabumi dan Cianjur. Potensi pasar yang besar adalah minat baca masyarakat Bogor yang tergolong tinggi, komunikasi yang lancar dengan para agen, ramah dan cooperative juga ikut memudahkan persuahaan dalam bekerja.

4. Faktor Teknologi

Penggunaan teknologi yang semakin maju dan mutkahir tentunya akan semakin mempermudah sebuah perusahaan dalam melakukan segala aktivitasnya. Seperti halnya PT. Suwardana Media Cita yang melakukan sistem cetak jarak jauh dengan

2http://teguhmanurung.wordpress.com/2008/10/03/korea-sebuah-tinjauan- historis/ [28 Mei 2012]

(14)

menggunakan media internet sebagai sarana pengiriman file, kecepatan pengiriman file menggunakan internet merupakan sebuah kelebihan apabila dibandingkan dengan jalur darat yang pasti memakan banyak waktu. Sisi lain dari kemajuan teknologi juga dirasakan oleh karyawan di bidang layout, karena dengan menggunakan spesifikasi komputer yang lebih baik tentunya akan sangat memudahkan proses kerja.

4.4.2 Lingkungan Industri

Umar (2008), mengatakan bahwa aspek lingkungan industri lebih mengarah pada aspek persaingan dimana bisnis perusahaan berada. Akibatnya, faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi persaingan, seperti ancaman-ancaman dan kekuatan-kekuatan yang dimiliki perusahaan termasuk kondisi persaingan itu sendiri perlu untuk dianalisis.

1. Ancaman Masuknya Pendatang Baru

Kebebasan setiap orang untuk menyampaikan pendapat, membuat berita dan menyampaikan informasi di Indonesia semakin mudah dan fleksibel, dukungan dari pemerintah melalui Undang-Undang No. 40 tahun 1999 menjadi landasan utama. Undang-undang ini bisa menjadi acuan bagi orang-orang yang berkompeten untuk membangun sebuah surat kabar baru yang bisa saja menyaingi surat kabar yang sudah ada ataupun surat kabar ternama sekalipun. Tentunya ini merupakan sebuah ancaman nyata yang bisa datang setiap saat. Oleh karenanya, setiap perusahaan harus senantiasa waspada dan tetap menunjukkan persaingan yang kompetitif dan terus melakukan evaluasi untuk mendapatkan pangsa pasar yang lebih besar dan mengembangkan perusahaan ke arah yang lebih baik.

2. Persaingan Sesama Perusahaan di dalam Industri

Seiring semakin berkembangnya informasi, maka kebutuhan akan informasi tersebut juga akan semakin besar. Setiap perusahaan surat kabar di wilayah Bogor dituntut untuk bekerja secara

(15)

maksimal dalam mempertahankan posisinya di pangsa pasar yang terus menggeliat. surat kabar Jurnal Bogor yang masih dalam kategori pesaing baru (beroperasi minimal 5 tahun) dalam bisnis surat kabar lokal terus menunjukkan kemajuan yang signifikan, hal ini bisa dilihat dari jumlah produksi yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Kompetitor terdahulu dengan nama dan kekhasan yang dimiliki merupakan pesaing yang potensial, beberapa surat kabar lokal yang muncul terlebih dahulu dan merupakan pesaing utama adalah Radar Bogor. Berikut adalah beberapa surat kabar lokal di Kota Bogor pada tahun 2012 dan market share-nya.

Tabel 6. Market share surat kabar lokal di Bogor

No. Nama Surat Kabar Market Share (%)

1. Radar Bogor 50%

2. Jurnal Bogor 30%

3. Lingkar Bogor 5%

4. Trans Bogor 5%

5. Bogor Plus 5%

6. Pakuan Raya 5%

Jumlah 100%

Sumber: PT. Suwardana Media Cita 3. Ancaman dari Produk Pengganti

Ancaman bisa muncul dan terjadi kapan saja, seperti halnya ancaman dari produk pengganti (subtitusi) dari surat kabar secara umum. Berkembangnya teknologi informasi mengharuskan sebuah perusahaan turut ikut andil dalam penggunaan teknologi di dalamnya, seperti halnya penyampaian berita melalui radio, televisi dan internet. Melalui tiga jenis media tersebut, berita yang baru saja terjadi bisa langsung disampaikan secara real time, artinya masyarakat yang mempunyai media akses tersebut bisa menikmati berita terkini secara langsung, keadaan seperti ini yang merupakan titik lemah dari surat kabar dimana masyarakat penikmat berita melalui surat kabar harus menunggu hingga esok

(16)

hari karena surat kabar harus melalui proses produksi terlebih dahulu. Namun surat kabar Jurnal Bogor telah menyesuaikan diri dengan adanya media online melaui situs resmi Jurnal Bogor yang beralamat di www.jurnalbogor.com. Keberadaan website ini diharapkan menjadi alternatif baru bagi penikmat berita lokal Bogor dan merupakan bentuk adaptasi PT. Suwardana Media Cita terhadap kemajuan teknologi informasi.

4. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli (Buyers)

Pembeli merupakan salah satu elemen pertama yang mendapatkan prioritas kepentingan besar bagi keberlangsungan surat kabar Jurnal Bogor. Kekuatan tawar menawar pembeli menjadi salah satu acuan penetapan harga produk, oleh karenanya surat kabar Jurnal Bogor merupakan salah satu surat kabar lokal dengan harga bersaing dibandingkan produk sejenis lainnya. Harga yang lebih menarik dan kualitas berita yang mumpuni tentunya menjadi perhatian khusus bagi pembeli di wilayah Bogor.

5. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok (Suppliers)

Pemasok merupakan salah satu pihak yang menjadi alur distribusi produk hingga bisa sampai ke tangan konsumen. Kekuatan tawar menawar pemasok dari agen di Kota Bogor bukan merupakan kendala serius, mengingat para agen sangat ramah, cooperative dan tidak suka berhutang. Namun, banyak hal diluar kemampuan perusahaan yang menjadi penyebab naiknya harga suatu barang, misalnya kenaikan harga bahan baku kertas dan tinta yang secara langsung juga meningkatkan harga jual produk di pasar.

Akibatnya pembeli yang merasa tidak nyaman dengan kenaikan harga produk akan beralih ke produk lain yang relatif lebih murah tentunya.

6. Pengaruh Kekuatan Stakeholder lainnya

Stakeholder merupakan pihak yang memberikan andil tersendiri bagi perkembangan PT. Suwardana Media Cita. Jurnal Bogor sendiri merupakan pengembangan dari surat kabar Jurnal

(17)

Nasional yang lebih dulu ada. Keberadaan Jurnal Nasional sebagai salah satu stakeholder ikut memberikan andil tersendiri bagi Jurnal Bogor, dengan brand image Jurnal Nasional yang sudah dibentuk hingga dikenal masyarakat luas, diharapkan akan memperkuat citra Jurnal Bogor, sehingga terbentuk kepercayaan yang sama dari masyarakat akan kualitas dari Jurnal Bogor sendiri.

4.5. Identifkasi Faktor Lingkungan PT. Suwardana Media Cita

Identifikasi terhadap faktor lingkungan perusahaan secara internal dan eksternal dilakukan untuk mendapatkan berbagai kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan serta berbagai peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan seperti berikut ini:

4.5.1 Kekuatan

1. Konsep dan kualitas berita surat kabar Jurnal Bogor

Sebagai salah satu surat kabar lokal dengan kategori pesaing baru (beroperasi minimal 5 tahun) di wilayah Bogor, surat kabar Jurnal Bogor telah menunjukkan perkembangan yang signifikan dari tahun ke tahun. Hal ini menunjukkan bahwa konsep dan kualitas pemberitaan lokal yang kuat, terpercaya serta bewatak kebangsaan dengan menjembatani kepentingan publik telah diterima oleh masyarakat Bogor.

2. Penetapan harga yang bersaing dibandingkan kompetitor

Harga merupakan salah satu elemen yang paling penting bagi sebuah produk, penetapan harga yang tidak sesuai tentu akan mempengaruhi penjualan produk di pasar. Surat kabar Jurnal Bogor telah menyesuaikan diri dengan kondisi persaingan dan menetapkan harga yang cukup bersaing.

3. Area distribusi produk yang luas

Melihat perkembangan informasi yang terus berkembang dan keberadaan teknologi sebagai penunjang, maka setiap bagian masyarakat akan semakin menjadikan berita sebagai bagian dari

(18)

kebutuhannya. Area distribusi surat kabar Jurnal Bogor hingga saat ini sudah meliputi wilayah Bogor dan sekitarnya, Depok, Sukabumi dan Cianjur.

4. Kegiatan promosi yang terus dilakukan

Promosi yang dilakukan oleh PT. Suwardana Media Cita adalah secara individu maupun dalam bentuk kerjasama dengan perusahaan komersil dan institusi pemerintahan. Bentuk kerjasama dan promosi ini menuai hasil positif. Berbagai perusahaan dan institusi pemerintah setempat cukup mengapresiasi bentuk kegiatan promosi ini, hingga sampai sekarang masyarakat sudah mulai mengenal dan menerima surat kabar yang merupakan anak perusahaan dari Jurnal Nasional ini.

5. Fasilitas kerja yang mumpuni kepada karyawan

Setiap karyawan di perusahaan Jurnal Bogor mendapatkan fasilitas kerja yang sesuai dengan kebutuhan mereka, perusahaan yakin bahwa sumber daya manusia (SDM) yang kompeten dan didukung oleh fasilitas kerja yang mumpuni akan menghasilkan output yang baik pula.

6. Pelayanan yang optimal kepada konsumen

Pelanggan adalah segalanya dan menjadi prioritas perusahaan.

Pelanggan yang puas terhadap layanan yang diberikan akan memberikan feedback berupa kesetiaan kepada produk yang digunakan. Dengan semakin baiknya layanan maka secara tidak langsung brand image perusahaan dengan produknya juga akan semakin kuat di mata pelanggan.

7. Tingkat loyalitas karyawan yang tinggi kepada perusahaan PT. Suwardana Media Cita mempekerjakan keryawan dengan berbagai macam tingkat pendidikan, mulai dari lulusan SMA, D3 dan S1. Tingkat loyalitas karyawan terlihat pada tingkat keluar masuknya karyawan yang rendah di perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa keryawan merasa puas dan memiliki tingkat loyalitas yang tinggi bagi perusahaan.

(19)

8. Pertumbuhan penjualan yang terus meningkat

Tingkat penjualan surat kabar Jurnal Bogor terus mengalami peningkatan. Hal ini bisa dilihat dari meningkatkanya jumlah pembaca dari tahun ke tahun. Sejak tahun 2007, jumlah pembaca Jurnal Bogor berada pada kisaran 3000-4000 orang setiap harinya, kemudian meningkat pada tahun 2008 menjadi 6000- 7000 pembaca dan pada tahun 2009 menjadi 8000-9000 pembaca setiap harinya. Hingga pertengahan tahun 2012 ini, jumlah pembaca Jurnal Bogor berada pada kisaran 11.000 pembaca setiap harinya. Pertumbuhan penjualan ini berdampak pada margin profit perusahaan yang juga mengalami hal serupa. Target penjualan yang tercapai dan pendapatan dari iklan yang semakin membaik membawa perusahaan untuk terus bersaing di pasar sasaran.

4.5.2 Kelemahan

1. Belum memiliki mesin produksi sendiri

Surat kabar Junal Bogor melakukan proses produksi berupa sistem cetak jarak jauh. Berita yang sudah disusun sesuai dengan formatnya dikirim ke pusat percetakan untuk dilakukan proses produksi, kemudian produk dikirim kembali ke wilayah Bogor dan sekitar untuk disalurkan. Tidak adanya mesin produksi sendiri menjadi hambatan karena biaya yang dikeluarkan untuk satu kali proses produksi sangat mahal, akan tetapi semua biaya tersebut tertutupi oleh pendapatan melalui iklan. Perusahaan juga sudah merencanakan pembelian mesin produksi atau mesin cetak terbaru dengan kemampuan proses cetak warna, sehingga dengan adanya mesin produksi sendiri akan sangat mengurangi biaya cetak yang tinggi dan meningkatkan profit perusahaan.

2. Brand image yang belum kuat di wilayah Bogor

Sebagai salah satu surat kabar lokal muncul dalam kurun waktu lima tahun terakhir, surat kabar Jurnal Bogor harus bersaing dengan berbagai surat kabar lokal sejenis dan nasional lainnya.

(20)

Perusahaan dengan kategori pendatang baru ini harus bersaing secara ketat untuk menempatkan produknya di pasar, keberadaan pesaing lama yang lebih dahulu menguasai pasar dan memiliki brand image yang kuat menjadi kelemahan surat kabar Jurnal Bogor dan juga merupakan tantangan yang harus dihadapi.

3. Daya saing yang masih lemah terhadap surat kabar lainnya

Surat kabar Jurnal Bogor belum memiliki daya saing yang begitu tinggi untuk menghadapi surat kabar lain yang lebih menguasai pasar dan memiliki pelanggan tetap yang cukup banyak. Daya saing yang masih lemah menjadi elemen yang harus dievaluasi agar perusahaan mampu bertahan, berkembang dan terus maju.

4.5.3 Peluang

1. Kebutuhan informasi yang semakin besar

Seiring dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat maka kebutuhan informasi semakin besar pula. Dengan informasi orang akan menjadi tahu keadaan sekitar maupun di belahan dunia manapun, kebutuhan informasi yang semain besar tentunya memberikan keuntungan besar bagi berbagai surat kabar lokal maupun nasional.

2. Potensi pasar yang masih bisa terus digali

Mencari dan mengembangkan potensi pasar dalam bidang ini bisa dilakukan melalui variasi berita, inovasi produk dan lainnya.

Kesempatan ini merupakan peluang yang masih bisa terus digali dan dikembangkan serta mendapat dukungan dari sumber daya manusia yang kreatif dan mempunyai visi yang baik dalam bekerja.

3. Mesin produksi yang makin canggih

Seiring dengan berkembangnya zaman dan kemajuan di bidang produksi, maka penggunaan mesin produksi dengan teknologi canggih bukanlah hal baru. Dengan berbagai kemudahan yang diberikan tentunya akan semakin menunjang proses produksi surat kabar.

(21)

4. Daya beli masyarakat yang terus meningkat

Membaiknya kondisi ekonomi secara nasional dan kesejahteraan masyarakat wilayah Bogor yang meningkat memberikan peluang bagi PT. Suwardana Media Cita. Dengan daya beli yang semakin tinggi maka pembeli akan semakin loyal dalam membelanjakan uangnya.

5. Adanya kebijakan dari pemerintah pusat

Dukungan dari pemerintah dengan adanya Undang-Undang mengenai kebebasan pers tentu memberikan peluang bagi surat kabar Jurnal Bogor dan berbagai surat kabar lainnya di Indonesia.

Pemerintah menjamin dan melindungi pers secara sah di mata hukum.

4.5.4 Ancaman

1. Brand image surat kabar pesaing yang besar dan kuat

Banyak surat kabar lokal dan nasional yang sudah memiliki citra sebagai surat kabar dengan penjualan harian yang fantastis dan kualitas berita yang berbobot. Hal ini biasanya didukung oleh perusahaan besar (surat kabar ternama) yang berada dibelakangnya, sokongan dana yang besar dan kulitas SDM yang kompeten ikut mendukung brand dari produk yang dipasarkan.

Konsumen yang sudah memiliki trust yang tinggi terhadap produk yang diperoleh biasanya akan sangat sulit untuk beralih ke produk sejenis lainnya.

2. Semakin banyaknya para pesaing lokal

Undang-Undang No. 40 tahun 1999 memang memberikan kebebasan pers dan sangat menguntungkan bagi perusahaan.

Akan tetapi dilain sisi juga merupakan sebuah ancaman, karena dengan undang-undang tersebut setiap orang yang berkompeten dan mampu bisa dengan mudah mendirikan surat kabar baru.

(22)

3. Adanya media elektronik dengan kecepatan penyampaian berita yang lebih tinggi

Adanya jenis media elektronik seperti radio, televisi dan perangkat mobile seperti handphone dan tablet akan semakin mengancam keberadaan media cetak dan mengubah selera masyarakat dalam mendapatkan informasi. Perbedaan paling signifikan diantara kedua media tersebut adalah dari segi penyampaian berita. Media cetak membutuhkan waktu satu hari hingga produk berupa berita bisa sampai ke tangan konsumen, sedangkan media eletronik bisa langsung menyampaikan berita (kejadian) secara real time pada waktu yang bersamaan.

4. Harga bahan baku produksi yang meningkat

Kenaikan harga bahan baku produksi seperti kertas dan tinta akan mengakibatkan naiknya harga produk secara langsung. Kenaikan harga produk akan berdampak buruk terhadap tingkat penjualan produk di pasar. Konsumen yang sensitif terhadap kenaikan harga tentunya akan beralih ke produk lain dengan harga yang lebih murah.

4.6. Analisis Matriks IFE dan EFE 4.6.1 Matriks IFE

Matriks IFE digunakan untuk mengetahui faktor-faktor internal perusahaan berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan perusahaan yang dianggap penting. Matriks IFE disusun berdasarkan hasil identifikasi dari lingkungan internal PT. Suwardana Media Cita dalam memasarkan surat kabar Jurnal Bogor.

Pada matriks IFE, didapatkan total rata-rata tertimbang adalah sebesar 3,173. Total skor ini mengindikasikan bahwa keadaan internal perusahaan berada dalam kondisi kuat (>2,5), karena perusahaan mampu menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi berbagai kelemahan. Kekuatan utama yang dimiliki perusahaan adalah konsep dan kualitas surat kabar Jurnal Bogor

(23)

dengan skor 0,458. Pada urutan kedua adalah penetapan harga produk yang bersaing dibandingkan kompetitor dan pertumbuhan penjualan yang terus meningkat dengan skor 0,418. Area distribusi produk yang luas dan kegiatan promosi yang terus dilakukan menjadi kekuatan ketiga perusahaan dengan skor 0,380. Kemudian diikuti oleh fasilitas kerja yang mumpuni kepada karyawan dan tingkat loyalitas karyawan yang tinggi terhadap perusahaan dengan skor 0,313. Kekuatan akhir yang dimiliki perusahaan adalah pelayanan yang optimal kepada pelanggan dengan skor 0,282.

Sedangkan beberapa faktor yang menjadi kelemahan perusahaan adalah daya saing yang masih lemah terhadap surat kabar lainnya dengan skor 0,084. Diikuti oleh brand image yang belum kuat di wilayah Bogor dengan skor 0,071. Kemudian kelemahan terakhir yang dimiliki perusahaan adalah belum memiliki mesin produksi sendiri dengan skor 0,056. Penjelasan lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 7 di bawah ini.

Tabel 7. Matriks IFE PT. Suwardana Media Cita

No. Faktor Srategis

Internal Bobot (a) Rating (b)

Skor Terbobot

(axb) Kekuatan

1. Konsep dan kualitas berita surat kabar Jurnal Bogor

0,125 3,667 0,458

2. Penetapan harga produk yang besaing dibandingkan kompetior

0,114 3,667 0,418

3. Area distribusi produk

yang luas 0,114 3,333 0,380

4. Kegiatan promosi

yang terus dilakukan 0,104 3,333 0,380 5. Fasilitas kerja yang

mumpuni kepada karyawan

0,104 3 0,313

6. Pelayanan yang optimal kepada konsumen

0,094 3 0,282

7. Tingkat loyalitas karyawan yang tinggi terhadap perusahaan

0,094 3,333 0,313

(24)

Lanjutan Tabel 7

No. Faktor Srategis

Internal Bobot (a) Rating (b)

Skor Terbobot

(axb) 8. Pertumbuhan

penjualan yang terus meningkat

0,114 3,667 0,418

Kelemahan 1. Belum memiliki

mesin produksi sendiri 0,042 1,333 0,056 2. Brand image yang

belum kuat di wilayah Bogor

0,053 1,333 0,071

3. Daya saing yang masih lemah terhadap surat kabar lainnya

0,042 2 0,084

Total 1,000 3,173

4.6.2 Matriks EFE

Matriks EFE digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor eksternal perusahaan yang meliputi peluang dan ancaman. Matriks EFE disusun berdasarkan hasil identifikasi dari lingkungan eksternal PT. Suwardana Media Cita dalam memasarkan surat kabar Jurnal Bogor.

Pada matriks EFE PT. Suwardana Media Cita, didapatkan total rata-rata tertimbang sebesar 3,255 (>2,5). Total angka ini juga mengindikasikan bahwa perusahaan memiliki respon yang tinggi dalam menghadapi berbagai peluang dan ancaman yang muncul.

Peluang pertama yang dimiliki perusahaan adalah kebutuhan informasi yang semakin besar dengan skor 0,491. Pada posisi kedua adalah potensi pasar yang masih bisa terus digali dengan skor 0,33.

Selanjutnya daya beli masyarakat yang meningkat pada posisi tiga dengan skor 0,294. Peluang ke empat adalah adanya mesin produksi yang semakin canggih dengan skor 0,198. Peluang terakhir yang dimiliki perusahaan adalah dengan adanya kebijakan pemerintah pusat dengan skor 0,102.

(25)

Sedangkan ancaman yang dihadapi PT. Suwardana Media Cita adalah harga bahan baku produksi yang meningkat dengan bobot tertinggi, yaitu sebesar 0,536. Pada posisi kedua terdapat brand image surat kabar pesaing yang besar dan kuat dengan bobot 0,491.

Adanya media elektronik dengan kecepatan penyampaian berita yang lebih tinggi menjadi ancaman ketiga dengan skor 0,447.

Ancaman terakhir bagi perusahaan adalah semakin banyaknya para pesaing lokal dengan bobot 0,366. Penjelasan lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 8 berikut ini:

Tabel 8. Matriks EFE PT. Suwardana Media Cita

No. Faktor Strategis

Eksternal Bobot (a) Rating (b)

Skor Terbobot

(axb) Peluang

1. Kebutuhan informasi

yang semakin besar 0,134 3,667 0,491

2. Potensi pasar yang

masih bisa terus digali 0,110 3 0,33

3. Mesin produksi yang

makin canggih 0,085 2,333 0,198

4. Daya beli masyarakat

yang terus meningkat 0,098 3 0,294

5. Adanya kebijakan

pemerintah pusat 0,061 1,667 0,102

Ancaman

1. Brand image surat kabar pesaing yang besar dan kuat

0,134 3,667 0,491

2. Semakin banyaknya

para pesaing lokal 0,122 3 0,366

3. Adanya media elektronik dengan kecepatan

penyampaian berita yang lebih tinggi

0,122 3,667 0,447

4. Harga bahan baku produksi yang meningkat

0,134 4 0,536

Total 1,000 3,255

(26)

4.7. Analisis Matriks SWOT

Penyusunan strategi dilakukan berdasarkan pada hasil analisis dan identifikasi atas kondisi internal dan eksternal perusahaan yang telah diperoleh, sehingga disusun matriks SWOT yang merupakan kombinasi strategi dari faktor internal dan eksternal perusahaan yang dianalisis secara sistematis dan terstruktur. Kombinasi strategi yang terbentuk adalah strategi SO, ST, WO dan WT yang dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Analisis matriks SWOT strategi pemasaran surat kabar Jurnal Bogor

IFAS

EFAS

Strengths (S) 1. Konsep dan kualitas

berita surat kabar Jurnal Bogor

2. Penetapan harga produk yang relatif bersaing dibandingkan kompetitor

3. Area distribusi produk yang luas

4. Kegiatan promosi yang terus dilakukan

5. Fasilitas kerja yang mumpuni kepada karyawan

6. Pelayanan yang optimal kepada pelanggan 7. Tingkat loyalitas

karyawan yang tinggi terhadap perusahaan 8. Pertumbuhan penjualan

yang terus meningkat

Weakness (W) 1. Belum memiliki

mesin produksi sendiri

2. Brand image yang belum kuat di wilayah Bogor

3. Daya saing yang masih lemah terhadap surat kabar lainnya

Opportunities (O) 1. Kebutuhan informasi

yang semakin besar 2. Potensi pasar yang

masih bisa terus digali 3. Mesin produksi yang

makin canggih 4. Daya beli masyarakat

yang terus meningkat 5. Adanya kebijakan

pemerintah pusat

SO 1. Memperluas area

distribusi produk mengingat potensi pasar yang masih luas

2. Melakukan inovasi dengan berbagai konsep penyampaian berita yang menarik 3. Memanfaatkan daya

beli masyarakat yang tinggi untuk terus meningkatkan

pertumbuhan penjualan

WO 1. Memiliki mesin

produksi sendiri guna menghindari biaya produksi yang tinggi sehingga

mendatangkan lebih banyak keuntungan

(27)

Threats (T) 1. Brand image surat

kabar pesaing yang besar dan kuat 2. Semakin banyaknya

para pesaing lokal 3. Selera konsumen yang

terus berubah 4. Adanya media

elektronik dengan kecepatan

penyampaian berita yang lebih tinggi 5. Harga bahan baku

produksi yang meningkat

ST 1. Melakukan promosi

secara berkala untuk meningkatkan brand image dan penjualan surat kabar Jurnal Bogor 2. Meningkatkan mutu dan

kualitas berita agar konsumen tidak berpindah ke produk sejenis lainnya 3. Mengoptimalkan

layanan kepada

konsumen melalui sajian berita serupa yang dapat diakses menggunakan media internet

4. Memanfaatkan fasilitas kerja yang mumpuni dan tingkat loyalitas

karyawan yang tinggi serta kesinergisan antar divisi untuk bersaing dengan para kompetitor

WT 1. Meningkatkan citra

perusahaan sebagai surat kabar yang kompetitif dalam bersaing dan inovatif dalam menyesuaikan konten berita

1. Strategi SO (Strengths-Opportunities)

Strategi SO adalah jenis strategi dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk memanfaatkan berbagai peluang yang ada. Potensi pasar yang masih bisa terus digali merupakan peluang yang dimiliki perusahaan untuk memperluas area distribusi ke beberapa daerah yang belum dijangkau oleh Jurnal Bogor seperti: Tangerang (Banten), Karawang, Bekasi dan Lebak (Banten) barat. Dengan kebutuhan informasi yang semakin besar, maka perusahaan bisa untuk terus melakukan inovasi dalam konsep penyampaian berita agar tersaji secara lebih menarik. Selanjutnya, memanfaatkan daya beli masyarakat yang tergolong tinggi untuk terus meningkatkan pertumbuhan penjualan.

2. Strategi ST (Strengths-Threats)

Strategi ST adalah jenis strategi dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk menghindari berbagai ancaman yang muncul.

Brand image surat kabar pesaing yang besar dan kuat merupakan Lanjutan Tabel 9.

(28)

ancaman yang bisa diatasi perusahaan dengan cara menajalin hubungan yang lebih baik dengan berbagai institusi pemerintah dan swasta untuk terus melakukan promosi secara berkala. Peningkatan kualitas dan mutu berita surat kabar Jurnal Bogor harus terus dilakukan agar konsumen tidak berpindah ke produk sejenis lainnya seiiring semakin banyaknya para pesaing lokal. Mengoptimalkan layanan kepada konsumen melalui sajian berita serupa yang dapat diakses menggunakan media internet.

Memanfaatkan fasilitas kerja yang mumpuni dan tingkat loyalitas karyawan yang tinggi serta kesinergisan antar divisi untuk bersaing dengan para kompetitor.

3. Strategi WO (Weakness-Opportunities)

Strategi WO adalah jenis strategi dengan memanfaatkan berbagai peluang yang ada untuk mengatasi atau meminimalkan kelemahan yang dimiliki perusahaan. Keberadaan mesin produksi sendiri merupakan hal esensial yang memberikan pengaruh besar bagi perusahaan. Biaya cetak jarak jauh atau dengan menyewa mesin produksi pihak ketiga memakan biaya yang cukup mahal untuk satu kali proses cetak. Oleh karenanya, memiliki mesin produksi sendiri akan sangat menghemat biaya produksi dan mendatangkan lebih banyak keuntungan.

4. Strategi WT (Weakness-Threats)

Strategi WT adalah jenis strategi bertahan dengan meminimalkan kekurangan internal guna menghindari berbagai ancaman yang muncul.

Kebijakan pemerintah yang mendukung kebebasan pers meyebabkan semakin banyaknya surat kabar lokal sejenis yang bermunculan, strategi yang bisa dilakukan adalah dengan cara peningkatan citra perusahaan sebagai surat kabar lokal yang kompetitif dalam bersaing, baik dengan para kompetitor lama maupun baru, serta inovatif dalam menyesuaikan konten berita.

4.8. Metode AHP

Pada tahap ini merupakan tahap akhir untuk mendapatkan alternatif strategi terbaik. Pengolahan dilakukan dengan cara mengurai setiap elemen- elemen yang berpengaruh pada matriks SWOT, yang kemudian disusun

(29)

untuk mendapatkan struktur hierarki strategi pemasaran surat kabar Jurnal Bogor, seperti yang tersaji pada Gambar 5.

Gambar 5. Struktur hierarki strategi pemasaran surat kabar Jurnal Bogor

Keterangan:

a) Fokus:

Strategi Pemasaran Surat Kabar Jurnal Bogor (Fokus) b) Faktor:

1. Kualitas Berita (F1) 2. Harga Surat Kabar (F2) 3. Area Distribusi Produk (F3) 4. Potensi Pasar (F4)

5. Kompetitor (F5) c) Aktor:

1. Pemimpin Perusahaan (A1) 2. Manajer Sirkulasi (A2) 3. Manajer Marketing (A3)

Meningkatkan Daya Saing Meningkatkan

Penjualan

Memperluas Pangsa Pasar Tujuan

Strategi Pemasaran Surat Kabar Jurnal Bogor Fokus

Pemimpin Perusahaan

Aktor Manajer

Sirkulasi

Manajer Marketing

Strategi S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9

Kualitas Berita

Harga Surat Kabar

Area Distribusi Produk

Potensi Pasar

Kompetitor Faktor

(30)

d) Tujuan:

1. Meningkatkan Penjualan (T1) 2. Meningkatkan Daya Saing (T2) 3. Memperluas Pangsa Pasar (T3) e) Strategi:

1. Memperluas Area Distribusi Produk (S1)

2. Melakukan Inovasi dalam Konsep Penyampaian Berita (S2) 3. Memanfaatkan Daya Beli Masyarakat yang Tinggi (S3) 4. Melakukan Promosi Secara Berkala (S4)

5. Meningkatkan Mutu dan Kualitas Berita (S5)

6. Menyajikan Berita yang Dapat di Akses Melalui Media Internet (S6)

7. Meningkatkan Kesinergisan antar Divisi (S7) 8. Memiliki Mesin Produksi Sendiri (S8) 9. Meningkatkan Citra Surat Kabar (S9) 4.8.1 Pengolahan Data Secara Horizontal

Pengolahan data secara horizontal merupakan penentuan nilai bobot pada masing-masing elemen pada tingkat hierarki yang berbeda. Dalam penyusunan strategi pemasaran surat kabar Jurnal Bogor, pengolahan secara horizontal dibagi ke dalam lima tingkatan yang berbeda, lima tingkatan tersebut yaitu:

1. Tingkat satu (1), yang menjadi fokus adalah strategi pemasaran surat kabar Jurnal Bogor.

2. Tingkat dua (2), yang menganalisis nilai bobot dari masing- masing elemen faktor yang berpengaruh dalam perumusan strategi pemasaran surat kabar Jurnal Bogor.

3. Tingkat tiga (3), yang menganalisis nilai bobot dari masing- masing elemen aktor terhadap elemen faktor dalam mendukung perumusan strategi pemasaran surat kabar Jurnal Bogor.

4. Tingkat empat (4), yang menganalisis nilai bobot dari masing- masing elemen tujuan terhadap elemen aktor dalam mendukung strategi pemasaran surat kabar Jurnal Bogor.

(31)

5. Tingkat lima (5), yang menganalisis nilai bobot dari masing- masing elemen alternatif strategi terhadap elemen tujuan dalam mendukung strategi pemasaran surat kabar Jurnal Bogor.

Penjelasan dari setiap elemen dengan penilaian secara horizontal pada tingkatan hierarki yang berbeda dalam penyusunan strategi pemasaran surat kabar Jurnal Bogor dijelaskan sebagai berikut:

A. Fokus (Tingkat Satu)

Fokus pada hierarki ini adalah strategi pemasaran surat kabar Jurnal Bogor.

B. Faktor (Tingkat Dua)

Tabel 10 membandingkan antara masing-masing elemen faktor terhadap fokus. Pada Tabel 10 dapat dilihat bahwa kualitas berita merupakan elemen faktor paling penting dengan bobot (0,467), hal ini menjelaskan bahwa pemilihan berita yang bermutu dan tepat akan sangat mempengaruhi keberadaan produk di pasar. Kemudian disusul oleh elemen faktor harga surat kabar dengan bobot (0,192), penetapan harga menjadi sensitif kerena melibatkan banyak komponen seperti harga bahan baku produk itu sendiri, keberadaan kompetitor sejenis serta daya beli masyarakat. Elemen faktor berikutnya adalah potensi pasar dengan bobot (0,119), area distribusi produk (0,117) dan kompetitor (0,106).

Tabel 10. Hasil pengolahan horizontal elemen faktor terhadap fokus (tingkat dua)

Elemen Faktor Fokus Bobot Prioritas F1 Kualitas Berita 0,467 1 F2 Harga Surat Kabar 0,192 2 F3 Area Distribusi

Produk

0,117 4

F4 Potensi Pasar 0,119 3

F5 Kompetitor 0,106 5

Consistency Ratio (CR) 0,032

(32)

C. Aktor (Tingkat Tiga)

Tabel 11 membandingkan antara masing-masing elemen aktor terhadap faktor. Elemen aktor yang paling berpengaruh terhadap kualitas berita adalah pemimpin perusahaan dengan bobot (0,617), diikuti oleh manajer sirkulasi dengan bobot (0,295), dan yang terakhir adalah manajer marketing dengan bobot (0,088).

Elemen aktor yang paling berpengaruh terhadap harga surat kabar dipegang peranannya oleh pemimpin perusahaan dengan bobot (0,599), kemudian manajer sirkulasi dengan bobot (0,275), serta manajer marketing dengan bobot (0,126).

Elemen aktor berikutnya yang berpengaruh terhadap area distribusi produk masih dipegang peranannya oleh pemimpin perusahaan dengan bobot (0,753), diikuti manajer sirkulasi (0,173), dan manajer marketing (0,074).

Elemen aktor yang bepengaruh terhadap potensi pasar juga dipegang oleh pemimpin perusahaan dengan bobot (0,605), kemudian manajer sirkulasi pada posisi berikutnya dengan bobot (0,293), dan manajer marketing dengan bobot (0,101).

Elemen aktor terakhir yang berpengaruh terhadap faktor kompetitor juga masih berada pada tanggung jawab pemimpin perusahaan dengan bobot (0,705), berikutnya adalah manajer sirkulasi dengan bobot (0,202), dan yang terakhir adalah manajer marketing dengan bobot (0,093).

Tabel 11. Hasil pengolahan horizontal elemen aktor terhadap faktor (tingkat tiga)

Faktor

Aktor F1 F2 F3 F4 F5

A1 0,617 0,599 0,753 0,605 0,705 A2 0,295 0,275 0,173 0,293 0,202 A3 0,088 0,126 0,074 0,101 0,093 CR 0,045 0,002 0,053 0,049 0,031

(33)

D. Tujuan (Tingkat Empat)

Tabel 12 berikut akan membandingkan antara masing- masing elemen tujuan terhadap aktor. Elemen tujuan pertama yang paling berpengaruh terhadap pemimpin perusahaan adalah meningkatkan penjualan dengan bobot terbesar yaitu (0,506), kemudian diikuti oleh meningkatkan daya saing (0,357), dan terakhir adalah memperluas pangsa pasar (0,011).

Elemen tujuan kedua yang berpengaruh terhadap manajer sirkulasi adalah meningkatkan daya saing dengan bobot sebesar (0,585), memperluas pangsa pasar (0,264), dan meningkatkan penjualan (0,151).

Elemen tujuan terakhir yang berpengaruh terhadap manajer marketing adalah meningkatkan daya saing dengan bobot (0,528), kemudian meningkatkan penjualan dengan bobot (0,353), dan memperluas pangsa pasar dengan bobot (0,121).

Tabel 12. Hasil pengolahan horizontal elemen tujuan terhadap aktor (tingkat empat)

Aktor

Tujuan A1 A2 A3

T1 0,506 0,151 0,353 T2 0,357 0,585 0,528 T3 0,137 0,264 0,121 CR 0,011 0,001 0,034 E. Strategi (Tingkat Lima)

Pada Tabel 13 akan membandingkan antara masing-masing elemen strategi terhadap tujuan. Elemen strategi pertama yang berpengaruh terhadap meningkatkan penjualan adalah terus melakukan promosi secara berkala dengan bobot (0,167), jelas bahwa melakukan promosi secara berkala melalui kerjasama dengan berbagai pihak/instansi merupakan strategi yang tepat guna meningkatkan penjualan. Strategi berikutnya yang berpengaruh adalah memperluas area distribusi produk dengan bobot (0,149), saat ini Jurnal Bogor sudah memiliki empat

(34)

wilayah edar yaitu: Bogor, Depok, Sukabumi dan Cianjur.

Wilayah lain yang masih berpotensi meliputi: Tangerang (Banten), Karawang, Bekasi dan Lebak (Banten) barat. Kemudian diikuti oleh memanfaatkan daya beli masyarakat yang tinggi dengan bobot (0,133), meningkatkan mutu dan kualitas berita (0,129), melakukan inovasi dalam konsep penyampaian berita (0,112), memiliki mesin produksi sendiri (0,088), meningkatkan citra surat kabar (0,084), meningkatkan kesinergisan antar divisi (0,072), dan menyajikan berita yang dapat di akses melalui media internet (0,065).

Elemen strategi kedua yang paling berpengaruh terhadap meningkatkan daya saing adalah dengan meningkatkan mutu dan kualitas berita dengan bobot (0,160), jelas bahwa konsumen akan selalu memilih berita yang berbobot, jelas dan disajikan secara baik pula. Strategi berikutnya adalah dengan menyajikan berita yang dapat di akses melalui media internet dengan bobot (0,152), jelas dengan semakin majunya teknologi dan semakin mempermudah masyarakat dalam mengakses informasi, maka melalui berita serupa yang disajikan melalui media internet pada situs resmi Jurnal Bogor merupakan hal yang sangat tepat.

Kemudian diikuti dengan strategi meningkatkan citra surat kabar dengan bobot (0,146), melakukan inovasi dalam konsep penyampaian berita (0,138), melakukan promosi secara berkala (0,123), memperluas area distribusi produk (0,100), meningkatkan kesinergisan antar divisi (0,070), memiliki mesin produksi sendiri (0,068), dan memanfaatkan daya beli masyarakat yang tinggi (0,041).

Elemen strategi ketiga yang paling berpengaruh terhadap memperluas pangsa pasar adalah dengan strategi memperluas area distribusi produk dengan bobot (0,179), jelas bahwa dengan semakin luas area distribusi produk maka kemungkinan akan semakin besar pangsa pasar yang di raih dengan menargetkan

(35)

penjualan yang lebih tinggi. Berikutnya adalah strategi dengan memanfaatkan daya beli masyarakat yang tinggi dengan bobot (0,167), dengan daya beli masyarakat Bogor yang cenderung lebih tinggi dibandingkan tiga wilayah edar lainnya, maka melalui pemanfaatan strategi ini diharapkan dapat memperluas pangsa pasar Jurnal Bogor. Strategi berikutnya adalah memiliki mesin produksi sendiri dengan bobot (0,135), melakukan promosi secara berkala (0,129), melakukan inovasi dalam konsep penyampaian berita (0,112), meningkatkan mutu dan kualitas berita (0,098), meningkatkan citra surat kabar (0,091), meningkatkan kesinergisan antar divisi (0,049), dan strategi yang terakhir adalah dengan menyajikan berita yang dapat diakses malalui media internet (0,040).

Tabel 13. Hasil pengolahan horizontal elemen strategi terhadap tujuan (tingkat lima)

Tujuan Strategi T1 T2 T3

S1 0,149 0,100 0,179 S2 0,112 0,138 0,112 S3 0,133 0,041 0,167 S4 0,167 0,123 0,129 S5 0,129 0,160 0,098 S6 0,065 0,152 0,040 S7 0,072 0,070 0,049 S8 0,088 0,068 0,135 S9 0,084 0,146 0,091 CR 0,094 0,043 0,053 4.8.2 Pengolahan Data Secara Vertikal

Tahap ini akan menjelaskan pengolahan data yang dilakukan secara vertikal. Pada pengolahan vertikal akan diperoleh bobot serta prioritas dari elemen hierarki faktor, aktor, tujuan dan strategi.

Tujuan dari pemberian bobot serta prioritas adalah untuk mengetahui nilai dari setiap elemen pada hierarki sehingga akan memberi masukan bagi perusahaan untuk memperhatikan prioritas tindakan

(36)

yang akan diambil. Hierarki hasil pengolahan secara vertikal strategi pemasaran surat kabar Jurnal Bogor dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Hierarki hasil pengolahan secara vertikal strategi pemasaran surat kabar Jurnal Bogor

Penjelasan dari setiap elemen dengan penilaian secara vertikal pada tingkatan hierarki yang berbeda dalam penyusunan strategi pemasaran surat kabar Jurnal Bogor dijelaskan sebagai berikut:

A. Fokus (Tingkat Satu)

Fokus pada hierarki ini adalah strategi pemasaran surat kabar Jurnal Bogor.

B. Faktor (Tingkat Dua)

Tabel 14 akan menjelaskan nilai bobot dari masing-masing elemen faktor serta prioritasnya. Faktor pertama dengan prioritas paling tinggi adalah kualitas berita dengan bobot (0,446). Sesuai

Strategi Pemasaran Surat Kabar Jurnal Bogor Fokus

Pemimpin Perusahaan Aktor

Manajer Sirkulasi

Manajer Marketing

0,637 0,267 0,096

Meningkatkan Daya Saing Meningkatkan

Penjualan

Memperluas Pangsa Pasar Tujuan

0,396 0,434 0,169

Strategi

S5 0,137

S6 0,099

S7 0,067

S8 0,087 S1

0,133

S2 0,123

S3 0,099

S4 0,141

S9 0,112 Kualitas

Berita

Harga Surat Kabar

Area Distribusi Produk

Potensi Pasar Faktor

0,466 0,192 0,117 0,119

Kompetitor

0,106

(37)

dengan segmen pasar yang dituju Jurnal Bogor yaitu lebih ke kalangan menengah ke atas, maka kualitas berita yang disajikan menjadi prioritas utama yang harus selalu diperhatikan, tentunya dengan menyelaraskan konten berita/rubrik.

Prioritas kedua adalah harga surat kabar dengan bobot (0,192), dengan harga yang menarik dan relatif terjangkau bagi semua elemen masyarakat, maka konsumen pun akan menjadi loyal dan tidak segan untuk membelanjakan uangnya.

Prioritas ketiga adalah potensi pasar dengan bobot (0,119), prioritas keempat adalah area distribusi produk dengan bobot (0,117), prioritas kelima adalah kompetitor dengan bobot (0,106).

Tabel 14. Hasil pengolahan vertikal elemen faktor (tingkat dua)

Faktor Bobot Prioritas

F1 0,446 1

F2 0,192 2

F3 0,117 4

F4 0,119 3

F5 0,106 5

C. Aktor (Tingkat Tiga)

Tabel 15 akan menjelaskan nilai bobot dan prioritas dari masing-masing elemen aktor. Aktor yang memiliki prioritas tertinggi adalah pemimpin perusahaan dengan nilai bobot sebesar (0,637), jelas bahwa pemimpin perusahaan memegang peranan penting dalam penyusunan strategi pemasaran surat kabar Jurnal Bogor, hal ini dapat dijelaskan pemimpin perusahaan adalah aktor utama yang paling memahami terkait kondisi internal dan eksternal perusahaan .

Pada prioritas kedua adalah manajer sirkulasi dengan bobot sebesar (0,267), jelas bahwa aktor ini merupakan orang yang bertanggung jawab secara langsung mengenai distribusi koran ke setiap agen, pelanggan dan pengecer. Aktor ini juga yang paling sering berinteraksi dengan para pengecer dan pelanggan,

Gambar

Gambar 4. Struktur organisasi PT. Suwardana Media Cita
Tabel 6. Market share surat kabar lokal di Bogor
Tabel 7. Matriks IFE PT. Suwardana Media Cita
Tabel 8. Matriks EFE PT. Suwardana Media Cita
+6

Referensi

Dokumen terkait

Abstrak: Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran dengan menerapkan model

Aplikasi kitosan 1% pada buah cabai segar mampu menekan susut bobot cabai selama penyimpanan, dimana susut bobot setelah 8 hari disimpan yakni hanya 53,64% dibandingkan

Biaya pematangan tanah merupakan biaya yang diperlukan guna pematangan tanah, dari tanah mentah menjadi tanah siap bangun yang meliputi biaya cut & fill serta biaya urugan

Bila kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik, maka fluks bolak-balik akan terjadi pada kumparan sisi primer, kemudian fluks tersebut akan mengalir pada

Bouganin terkonjugasi antibodi anti EpCAM menunjukkan aktivitas sitotoksik spesifik terhadap sel VB6-845 dan aktivitas rRNA N-glikosidase pada mencit SCID model xenograft

CPOB adalah suatu konsep dalam industri farmasi mengenai langkah- langkah atau prosedur yang dilakukan dalam suatu industri farmasi untuk menjamin mutu obat yang diproduksi

Dalam rangka memenuhi amanat dalam Permen KP Nomor 10 Tahun 2016 untuk melaksanakan penyelenggaraan SPIP lingkup satuan kerja Balai Perikanan Budidaya Laut