• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

44 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian Quasi Eksperimental Research (penelitian semu). Dalam Nahartyo (2013: 4) “eksperimen semu (quasi- experiment) adalah jenis eksperimen dimana eksperimenter tidak berkemampuan melakukan manipulasi dan randomisasi sebesar pada eksperimen tulen”.

Eksperimen semu merupakan pengembangan dari true eksperiment (eksperimen sungguhan). Pada eksperimen semu variabel kontrol juga kurang dapat memenuhi fungsinya sebagai pengontrol variabel-variabel lain yang mempengaruhi pelaksanaan penelitian eksperimen.

Penelitian ini dilakukan dengan membandingkan perbedaan hasil belajar matematika yang menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Teams Games Tournament (TGT) pada kelompok eksperimen 1 dengan yang menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada kelompok eksperimen 2. Setelah dibandingkan maka langkah selanjutnya adalah kedua kelompok tersebut dievaluasi untuk melihat perubahan/peningkatan hasil belajar sesudah diterapkan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dengan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan yang belum menggunakan model pembelajaran tersebut.

3.1.2 Desain Penelitian

Penelitian ini melibatkan dua kelompok yang dipilih secara random yaitu kelompok eksperimen 1 (kelompok yang pengajarannya menggunakan model pembelajaran Cooperaative Learning tipe Teams Games Tournaments) dan kelompok eksperimen 2 (kelompok yang pengajarannya menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Student Teams Achievement Division).

(2)

Sebelum diterapkan treatment atau perlakuan yang berbeda pada masing-masing kelompok, kedua kelompok harus diberikan pretest terlebih dahulu dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan awal apakah ada perbedaan antara kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2. Hasil pretest yang baik bila nilai kelompok eksperimen 1 dan eksperimen 2 tidak berbeda secara signifikan.

Pemberian pretest diberikan dengan menggunakan materi operasi hitung pecahan yang berbentuk uraian yang dilakukan pada pertemuan pertama pada masing- masing kelompok.

Langkah selanjutnya yaitu pemberian treatment pada masing-masing kelompok, yaitu model pembelajaran Cooperative Learning tipe Teams Games Tournament (TGT) pada kelompok eksperimen 1 dan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Student Teams Achievement (STAD) pada kelompok eksperimen 2, yang dilakukan pada pertemuan kedua dan ketiga pada masing- masing kelompok. Pada pertemuan keempat dilakukan pengukuran terhadap hasil belajar matematika siswa atau posttest pada kedua kelompok tersebut dengan meminta mereka untuk mengerjakan soal evaluasi yang berbentuk uraian.

Sebelum soal diberikan kepada kedua kelompok perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas instrumen soal. Hasil belajar pada kedua kelompok tersebut akan dibandingkan untuk mengetahui model pembelajaran mana yang lebih memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar matematika melalui uji statistika.

Berdasarkan uraian di atas maka penelitian ini menggunakan desain Pretest- Posttest Control Group Design. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel 13 berikut:

Tabel 13

Desain Pretest-Posttest Control Group Design

Group Pretes Variabel Bebas Posttest

Kelompok Eksperimen 1

(TGT) O1 X1 O2

Kelompok Eksperimen 2

(STAD) O3 X2 O4

(3)

Dalam desain diatas terdapat empat kelompok data, yaitu data pretest, kelompok eksperimen 1 (Q1) dan kelompok eksperimen 2 ( Q3), data posttest kelompok eksperimen 1 (Q2) dan kelompok eksperimen 2 ( Q4). Secara rinci keterangan dari desain penelitian Pretest-Posttest Control Group Design adalah sebagai berikut:

X1 : Pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT X2 : Pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD O1 : Hasil pretest kelompok eksperimen 1 (TGT)

O2 : Hasil posttest kelompok eksperimen 1 (TGT) O3 : Hasil pretest kelompok eksperimen 2 (STAD) O4: Hasil posttest kelompok eksperimen 2 (STAD)

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.2.1 Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono, (2011: 3) “variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya”.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas (independent) dan variabel terikat (dependent).

1. Variabel Bebas (Independent Variable)

Menurut Sugiyono (2011: 4) “variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)”. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Cooperative Learning tipe Teams Games Tournaments (X1) dan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Student Teams Achievement Division (X2).

2. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Menurut Sugiyono (2011: 4) “variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”. Variabel terikat (Y) yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil belajar matematika.

(4)

3.2.2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel dalam penelitian adalah “Perbedaan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Model Pembelajaran STAD dengan TGT Pada Materi Pecahan dan Perbandingan Siswa Kelas V SD di Gugus Gajah Mada Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016”, maka definisi yang perlu dijelaskan yaitu:

1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT

Model pembelajaran TGT merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif di mana siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecil beranggotakan 5 sampai 6 orang secara kolaboratif untuk menyelesaikan tugas yang telah diberikan oleh guru. Ketika proses pembelajaran berlangsung langkah pertama yang dilakukan guru dalam menggunakan model kooperatif tipe TGT adalah memberikan presentasi materi kepada siswa, materi yang dipresentasikan atau diberikan harus sesuai dengan topik yang akan digunakan untuk turnamen.

Setelah semua siswa paham dan mengerti tentang materi yang diterimanya kemudian siswa dibagi menjadi beberapa tim atau kelompok. saat berada di dalam tim semua siswa harus bekerjasama menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Ketika semuanya sudah selesai langkah berikutnya adalah mengajak siswa untuk menempati meja turnamen dan melaksanakan turnamen antar kelompok. Sebelumnya guru harus menjelaskan terlebih dahulu tentang prosedur yang harus diikuti selama berturnamen. Setelah turnamen selesai siswa dan guru menghitung skor yang telah diperoleh seluruh anggota kelompok.

Kelompok yang berhasil mendapatkan poin tertinggi akan mendapatkan penghargaan dari guru. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT ini digunakan dalam proses pembelajaran pada kelompok eksperimen 1. Melalui model pembelajaran kooperaif tipe TGT siswa mampu bekerjasama dengan baik di dalam kelompoknya sehingga masing-masing anggota dapat menyumbangkan poin untuk kelompoknya ketika turnamen.

(5)

2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Model pembelajaran STAD merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang hampir sama dengan TGT. Dalam presentasi kelas guru harus memberikan materi kepada siswa, materi yang diberikan tidak boleh melenceng dari topik pembahasan karena materi tersebut nantinya akan digunakan siswa sebagai bekal untuk mengerjakan kuis di akhir pembelajaran. Setelah semua siswa paham dan mengerti tentang materi yang diterimanya kemudian guru mengkondisikan siswa untuk masuk ke dalam kelompok, tugas mereka adalah menyelesaikan masalah yang diberikan oleh guru pada lembar LKS. Setelah selesai kemudian masing-masing kelompok mempresentasikan hasilnya di papan tulis, bagi kelompok yang jawabannya benar akan mendapatkan poin dari guru.

Langkah selanjutnya adalah pelaksanaan kuis, sebelum kuis dimulai masing- masing siswa menerima skor awal dari guru. Skor tersebut akan dijadikan patokan untuk mengukur skor kemajuan individual siswa setelah mengikuti kuis.

Setelah kuis selesai guru mengumumkan perolehan skor masing-masing kelompok. Kelompok yang memperoleh skor tertinggi akan mendapatkan penghargaan dari guru. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini digunakan dalam proses pembelajaran pada kelompok eksperimen 2. Melalui model pembelajaran kooperaif tipe STAD siswa mampu bekerjasama dengan baik di dalam kelompoknya sehingga masing-masing anggota dapat menyumbangkan skor kemajuan individu untuk kelompoknya setelah mengikuti kuis.

3. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan alat yang dapat digunakan oleh guru untuk mengukur atau melihat tingkat keberhasilan siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Hasil belajar dalam penelitian ini didefinisikan sebagai ketercapaian dari aspek kognitif dengan membandingkan penggunaan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Teams Games Tournaments (TGT) pada kelompok eksperimen 1 dengan penggunaan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada kelompok eksperimen 2. Hasil belajar ranah koqnitif ini didapatkan melalui tes tertulis

(6)

dengan jenis soal uraian. Kemudian akan dihitung dengan menggunakan SPSS untuk mengetahui model pembelajaran mana yang lebih memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar matematika di Sekolah Dasar

3.3 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2015: 117). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh SD Negeri di Gugus Gajah Mada Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang. Di Gugus Gajah Mada terdapat 5 Sekolah Dasar Negeri yaitu SD Negeri Bringin 01, SD Negeri Bringin 02, SD Negeri Bringin 03, SD Negeri Pakis, dan SD Negeri Popongan Bringin.

Tabel 14

Daftar SD Negeri Gugus Gajah Mada Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang

No. Nama Sekolah Jumlah siswa

1. SD Negeri Bringin 01 293

2. SD Negeri Bringin 02 177

3. SD Negeri Bringin 03 93

4. SD Negeri Pakis 128

5. SD Negeri Popongan Bringin 166

Jumlah 857

3.3.2 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2015: 118). Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel. Pada penelitian ini menggunakan teknik sampling Cluster Random Sampling yaitu teknik memilih sebuah sampel dari kelompok-kelompok unit yang kecil. Pengelompokan secara cluster menghasilkan elementer yang heterogen seperti halnya populasi sendiri Nazir (Wibowo, 2015: 41). Menurut Sugiyono (2015: 122) teknik sampling daerah ini sering digunakan melalui dua tahap, yaitu tahap pertama menentukan sampel daerah, dan tahap berikutnya menentukan orang-orang yang ada pada daerah itu secara sampling juga. Untuk tahap pertama, dari kelima SD Negeri yang terdapat Di Gugus Gajah Mada hanya diambil secara random dua SD Negeri untuk dijadikan sebagai sampel daerah

(7)

yaitu SD Negeri Bringin 02 dan SD Negeri Popongan Bringin. Tahap kedua adalah menentukan orang-orang yang berada pada daerah tersebut. Di SD Negeri Bringin 02 dan SD Negeri Popongan Bringin masing-masing memiliki 6 kelas utama yaitu kelas I, kelas II, kelas III, kelas IV, kelas V, dan kelas VI. Karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka dalam penelitian ini hanya diambil dua kelas yang mewakili SD Negeri Bringin 02 dan SD Negeri Popongan Bringin tersebut yaitu siswa kelas V SD Negeri Bringin 02 dan kelas V SD Negeri Popongan Bringin. Siswa kelas V SD Negeri Bringin 02 sebagai kelompok eksperimen 1 yang terdiri dari 30 siswa dan siswa kelas V SD Negeri Popongan Bringin sebagai kelas eksperimen 2 yang terdiri dari 27 siswa.

3.4 Subjek Penelitian dan Waktu Penelitian 3.4.1 Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Gugus Gajah Mada tepatnya yaitu di SD Negeri Bringin 02 dan SD Negeri Popongan Bringin Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016. Jenis penelitian eksperimen semu menggunakan dua kelompok sebagai subjek penelitian.

Kelompok pertama sebagai kelompok eksperimen 1 yaitu seluruh siswa kelas V SD Negeri Bringin 02 dengan penerapan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Teams Games Tournaments (TGT). Kelompok kedua berfungsi sebagai kelompok eksperimen 2 yaitu seluruh siswa kelas V SD Negeri Popongan Bringin dengan penerapan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Student Teams Achievement Division (STAD). Jadi subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri Bringin 02 dan SD Negeri Popongan Bringin.

Berikut disajikan gambaran jumlah subjek penelitian.

Tabel 15

Jumlah Subjek Penelitian Siswa SD Negeri Bringin 02 Dan SD Negeri Popongan Bringin

Jenis Kelamin

SD Negeri Bringin 02 (Kelompok Eksperimen 1)

SD Negeri Popongan Bringin (Kelompok Eksperimen 2) Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase

Laki-laki 16 siswa 53 % 18 siswa 67 %

Perempuan 14 siswa 47 % 9 siswa 33 %

Jumlah 30 siswa 100 % 27 siswa 100%

Total 57 siswa

(8)

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah seluruh subjek dalam penelitian ini adalah 57 siswa. Terdiri dari 30 siswa pada kelompok eksperimen 1 yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan 27 siswa pada kelompok eksperimen 2 yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Alasan dipilihnya SD Negeri Bringin 02 dan SD Negeri Popongan Bringin sebagai tempat penelitian adalah karena kedua SD tersebut berada dalam satu gugus yaitu Gugus Gajah Mada. Letak kedua SD yang tidak terlalu jauh juga menjadi salah satu alasan, karena dapat mempermudah dalam melaksanakan penelitian. Selain itu, berdasarkan observasi yang telah dilakukan kedua model tersebut belum pernah diimplementasikan dalam kegiatan belajar mengajar di kedua SD tersebut.

3.4.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari – Juni 2016 di SD Negeri Bringin 02 dan SD Negeri Popongan Bringin Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016. Pelaksanaan penelitian ini dapat terlihat berdasarkan tabel 16 dan 17 berikut:

Tabel 16 Tahapan Penelitian

Bulan Tahap Kegiatan

Februari – Maret 2016

Persiapan penelitian

Penyusunan judul, penyusunan proposal dan pembuatan surat izin di TU PGSD UKSW.

Kunjungan ke sekolah dan permohonan izin, wawancara dengan guru kelas V SD Negeri Bringin 02 dan SD Negeri Popongan Bringin, observasi pembelajaran guru di kelas.

Maret – April 2016 Pelaksanaan penelitian

Konsultasi RPP dan LKS dengan dosen pembimbing dan guru kelas V SD Negeri Bringin 02 dan SD Negeri Popongan Bringin.

Melakukan proses pembelajaran pada kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2.

April – Juni 2016 Penyususnan laporan

Pengolahan data, konsultasi dengan dosen pembimbing serta persiapan ujian.

Jadwal pelaksanaan pengambilan data pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat terlihat dalam tabel 17 yaitu jadwal pengambilan data berikut.

(9)

Tabel 17

Jadwal Pengambilan Data

No Tanggal Kegiatan

1 Selasa, 22 Maret 2016

Pretes kelas eksperimen 1 Pretest kelas eksperimen 2 2 Rabu, 23 Maret

2016

Melakukan proses pembelajaran pada kelas eksperimen 1 dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada materi pecahan dalam perbandingan.

3 Kamis, 24 Maret 2016

Melakukan proses pembelajaran pada kelas eksperimen 2 dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada meteri pecahan dalam perbandingan.

4 Senin, 28 Maret 2016

Melakukan proses pembelajaran pada kelas eksperimen 1 dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada materi perbandingan skala.

5 Selasa, 29 Maret 2016

Melakukan proses pembelajaran pada kelas eksperimen 2 dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada meteri perbandingan skala.

6 Rabu, 30 Maret

2016 Posttest kelas eksperimen 1 7 Kamis, 31 Maret

2016 Posttest kelas eksperimen 2

3.5 Prosedur Penelitian 3.5.1 Tahap Persiapan

Persiapan yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini adalah menentukan dua kelompok sebagai sampel yang terdiri dari 1 kelompok TGT dan 1 kelompok STAD, membuat instrumen tes, membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menyiapkan materi, Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dan soal-soal, mengadakan uji coba soal pretest, memberikan pretest kepada kedua kelompok, serta membagi kelas ke dalam kelompok kecil yang heterogen.

3.5.2 Tahap Pelaksanaan

3.5.2.1 Pembelajaran pada Kelompok TGT

Pembelajaran untuk kelompok eksperimen 1 yaitu pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Setiap kelompok yang telah dibentuk diberikan Lembar Kegiatan Siswa (LKS). Di dalam LKS tersebut terdapat permasalahan-permasalahan yang harus diselesaikan melalui diskusi kelompok. Setelah diskusi kelompok selesai kemudian masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya dilanjut dengan turnamen akademik.

Kelompok turnamen telah ditentukan oleh guru sebelumnya. Setiap siswa

(10)

bertanding dengan anggota kelompok yang lain yang berkemampuan relatif sama sebagai wakil dari kelompok masing-masing. Perolehan skor turnamen setiap siswa memberikan pengaruh yang besar terhadap skor kelompoknya masing- masing. Untuk kelompok yang dapat memenuhi kriteria tertentu akan mendapatkan penghargaan berupa piagam prestasi atau hadiah lainnya.

3.5.2.2 Pembelajaran pada Kelompok STAD

Pembelajaran pada kelompok eksperimen 2 yaitu pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Dalam pembelajaran ini, guru terlebih dahulu memberikan skor awal kepada masing-masing siswa.

Kemudian untuk setiap kelompok yang telah dibentuk diberikan Lembar Kegiatan Siswa (LKS). Di dalam LKS tersebut terdapat permasalahan-permasalahan yang harus diselesaikan melalui diskusi kelompok. Setelah selesai melakukan diskusi kelompok kemudian masing-masing kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Setelah itu kemudian guru memberikan kuis individual kepada masing-masing siswa untuk mendapatkan skor perkembangan individu dan skor perkembangan kelompok. Kelompok yang mencapai kriteria tertentu akan diberikan penghargaan berupa piagam prestasi atau hadiah lainnya.

3.5.2.3 Tahap Akhir

Diakhir pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Teams Games Tournaments (TGT) dan Student Teams Achievement Division (STAD) kedua kelompok akan mendapat perlakuan yang sama yaitu posttest.

3.6 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 3.6.1 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan tiga teknik pengumpulan data, yaitu teknik observasi, teknik tes, dan teknik dokumentasi. Teknik pengumpulan data disesuaikan dengan variabel dalam penelitian ini yang sudah ditentukan secara tegas sejak awal, dan teknik dokumentasi diperlukan sebagai bukti pelaksanaan

(11)

penelitian. Berikut penjelasan mendalam mengenai tiga teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini.

3.6.1.1 Teknik Observasi

Slameto (2015: 232) mengemukakan bahwa “observasi atau pengamatan merupakan aktivitas pencatatan fenomena yang dilakukan secara sistematis”.

Teknik observasi dilakukan selama proses belajar mengajar berlangsung untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Observasi dapat mengukur atau menilai hasil dan proses belajar misalnya tindakan guru ketika mengajar, tingkah laku siswa pada waktu belajar, kegiatan diskusi kelompok, dan partisipasi siswa dalam simulasi. Sebelum observasi dilakukan peneliti membuat lembar observasi yang berisi indikator-indikator dalam kegiatan pembelajaran yang disesuaikan dengan standar proses yang berlaku dan tentunya juga sintaks model dari masing-masing kelompok.

3.6.1.2 Teknik Tes

Bintari dalam Slameto (2015: 233-234) mengemukakan bahwa “hakekat tes adalah sebagai alat ukur; tes adalah prosedur pengukuran yang sengaja dirancang secara sistematis, untuk mengukur indikator/kompetensi tertentu, dilakukan dengan prosedur administrasi dan pemberian angka yang jelas dan spesifik, sehingga hasilnya relatif sama”. Ada dua tahap tes yang diberikan kepada siswa yaitu pretest dan posttest. Pretest diberikan sebelum siswa mendapatkan perlakuan, sedangkan posttest diberikan setelah siswa mendapatkan perlakuan.

Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data hasil belajar matematika siswa SD Negeri Bringin 02 dan SD Negeri Popongan Bringin dengan materi pecahan dan perbandingan skala setelah diterapkan treatment atau perlakuan yang berbeda pada masing-masing kelompok. Kelompok eksperimen 1 yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu di SD Negeri Bringin 02, sedangkan kelompok eksperimen 2 yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu di SD Negeri Popongan Bringin. Hasil belajar pada kedua kelompok tersebut nantinya akan digunakan untuk

(12)

membandingkan model pembelajaran mana yang lebih memberikan perbedaan yang signifikan terhadap pembelajaran matematika di Sekolah Dasar.

3.6.1.3 Teknik Dokumentasi

Teknik dokumentasi dalam penelitian ini juga diperlukan sebagai bukti telah dilaksanakannya penelitian. Kaitannya dengan penelitian ini peneliti mendokumentasikan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh peneliti sendiri sedangkan guru bertindak sebagai observer atau orang yang mengamati proses berlangsungnya pembelajaran.

3.6.2 Instrumen Pengumpulan Data

Bentuk instrumen untuk mengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu lembar observasi dan lembar soal tes hasil belajar. Lembar observasi dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu lembar observasi guru dan lembar observasi siswa. Lembar observasi digunakan untuk mengamati tindakan guru dan tingkah laku siswa selama implementasi model pembelajaran pada kedua kelompok. Sedangkan lembar soal tes hasil belajar digunakan untuk mengukur sejauh mana ketercapaian siswa dalam mengikuti pembelajaran. Berikut akan dijelaskan mengenai instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini.

3.6.2.1 Instrumen Lembar Observasi

Observasi merupakan kegiatan yang dilakukan secara sengaja dan terencana untuk melakukan pengamatan terhadap suatu objek tertentu. Berkaitan dengan penelitian ini instrumen lembar observasi yang digunakan meliputi dua macam yaitu lembar observasi guru dan lembar observasi siswa. Lembar observasi berisi indikator-indikator dalam kegiatan pembelajaran yang disesuaikan dengan standar proses yang berlaku dan tentunya juga sintaks model dari masing-masing kelompok. Berikut ini kisi-kisi lembar observasi aktivitas guru dan siswa dengan model yang berbeda pada kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2.

(13)

1. Lembar Observasi Guru

Lembar observasi guru, diisi oleh guru kelas V SD Negeri Bringin 02 dan SD Negeri Popongan Bringin selaku observer. Lembar observasi ini digunakan untuk mengamati aktivitas peneliti sebagai pengajar ketika melaksanakan proses pembelajaran dari awal sampai akhir. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel 18 dan 19 berikut ini:

Tabel 18

Kisi-kisi Lembar Observasi Guru Menggunakan Model Pembelajaran kooperatif tipe TGT pada Siswa Kelas V SD Negeri Bringin 02

sebagai Kelompok Eksperimen 1

Indikator Aspek yang Diamati No. Item

Kesiapan belajar mengajar

Memeriksa kesiapan belajar siswa

(Pra Pembelajaran) 1 – 4

Melakukan apersepsi, motivasi, dan menyampaikan tujuan

pembelajaran. 5 – 10

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dalam pembelajaran

Membimbing siswa melakukan eksplorasi.

11 – 16 Pemanfaatan media dalam pembelajaran.

Mengorganisasikan siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT.

17 – 27 Keterampilan

guru dalam berkomunikasi

Penggunaan bahasa

28 – 34 Membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi

Jumlah 34

Tabel 19

Kisi-kisi Lembar Observasi Guru Menggunakan Model Pembelajaran kooperatif tipe STAD pada Siswa Kelas V SD Negeri Popongan Bringin

sebagai Kelompok Eksperimen 2

Indikator Aspek yang Diamati No. Item

Kesiapan belajar mengajar

Memeriksa kesiapan belajar siswa

(Pra Pembelajaran) 1 – 4

Melakukan apersepsi, motivasi, dan menyampaikan tujuan

pembelajaran. 5 – 10

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran

Membimbing siswa melakukan eksplorasi.

11 – 16 Pemanfaatan media dalam pembelajaran.

Mengorganisasikan siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

17 – 26, 31 – 34 Keterampilan

guru dalam berkomunikasi

Penggunaan bahasa

27 – 30, 35 – 39 Membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi

Jumlah 39

(14)

2. Lembar Observasi Siswa

Lembar observasi siswa, diisi oleh peneliti sebagai pengajar dengan tujuan untuk mengamati aktivitas siswa pada saat mengikuti proses pembelajaran dari awal sampai selesai. Berikut adalah kisi-kisi mengenai lembar observasi sisiwa:

Tabel 20

Kisi-kisi Lembar Observasi Siswa Menggunakan Model Pembelajaran kooperatif tipe TGT pada Siswa Kelas V SD Negeri Bringin 02

sebagai Kelompok Eksperimen 1

Indikator Aspek yang Diamati No. Item

Kesiapan belajar siswa

Kesiapan belajar siswa

(Pra Pembelajaran) 1 – 3

Siswa memperhatikan dan menerima apersepsi, motivasi, dan

tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru. 4 – 9 Respon siswa

terhadap

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT

Melakukan eksplorasi dan memperhatikan penjelasan guru.

10 – 13, 16 – 19,

22 – 23 Respon siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran.

Melaksanakan tugas guru dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT.

Keterampilan siswa dalam berkomunikasi

Partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran.

14 – 15, 20 – 21,

24 Membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi. 25 – 31

Jumlah 31

Tabel 21

Kisi-kisi Lembar Observasi Siswa Menggunakan Model Pembelajaran kooperatif tipe STAD pada Siswa Kelas V SD Negeri Popongan Bringin

sebagai Kelompok Eksperimen 2

Indikator Aspek yang Diamati No. Item

Kesiapan belajar siswa

Kesiapan belajar siswa

(Pra Pembelajaran) 1 – 3

Siswa memperhatikan dan menerima apersepsi, motivasi, dan

tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru. 4 – 9 Respon siswa

terhadap

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

Melakukan eksplorasi dan memperhatikan penjelasan guru.

10 – 13, 16 – 20,

23, 28 – 31 Respon siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran.

Melaksanakan tugas guru dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Keterampilan siswa dalam berkomunikasi

Partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran.

14 – 15, 21 – 22 ,

24 Membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi. 25 – 27,

32 – 36

Jumlah 36

(15)

3.6.2.2 Instrumen Lembar Soal Tes

Instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data hasil belajar siswa sebelum diberikan perlakuan maupun setelah diberikan perlakuan yang berbeda pada kedua kelompok adalah pretest dan posttest. Sebelum model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan STAD diterapkan perlu dilakukan pretest untuk mengetahui tingkat homogenitas dari kedua kelompok tersebut. Setelah diberikan perlakuan pada kedua kelompok tersebut juga perlu dilakukan pengukuran hasil belajar (posttest) untuk membandingkan model pembelajaran mana yang lebih memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar matematika.

Langkah penyusunan lembar soal tes ini dimulai dengan menentukan SK, KD, dan Indikator sesuai dengan materi yang ingin dikembangkan, menyusun kisi-kisi, membuat butir soal, uji coba, analisis validitas, dan reliabilitas, lalu dilanjutkan dengan memilih dan memperbaiki tes. Berikut ini akan disajikan kisi-kisi instrumen pretest dan posttest pada kedua kelompok.

1. Instrumen Pretest

Instrumen pretest diadakan untuk mengetahui kemampuan siswa sebelum mendapat perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan STAD. Kisi-kisi soal pretest terdiri dari 20 soal yang berbentuk uraian. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 22 tentang kisi-kisi soal pretest berikut ini:

Tabel 22

Kisi-kisi Soal Pretest Kelompok Ekperimen 1 dan Kelompok Eksperimen 2 siswa Kelas V SD Negeri Bringin 02 dan SD Negeri Popongan Bringin

Standar Kompetensi 5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah.

Kompetensi Dasar 5.2 Menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan.

5.3 Mengalikan dan membagi berbagai bentuk pecahan.

Indikator Item Soal

Butir Soal Jumlah 5.2.1 Menjumlahkan pecahan berpenyebut tidak sama 1, 2 2

5.2.2 Menjumlahkan pecahan biasa dengan pecahan campuran 3, 4 2 5.2.3 Menjumlahkan tiga pecahan berpenyebut tidak sama secara

berturut-turut 5 1

5.2.4 Mengurangkan pecahan dari bilangan asli 6, 7 2

5.2.5 Mengurangkan pecahan berpenyebut tidak sama dan

pecahan biasa dari pecahan campuran 8 1

5.2.6 Mengurangkan dua pecahan campuran serta tiga pecahan

berpenyebut tidak sama secara berturut-turut 9, 10 2 5.2.7 Penjumlahan dan pengurangan pecahan berpenyebut tidak 11, 12, 13, 14 4

(16)

sama

5.3.1 Menghitung perkalian dan pembagian dan pembagian

pecahan biasa dengan pecahan biasa 15, 16 2

5.3.2 Menghitung perkalian dan pembagian pecahan biasa dengan

pecahan campuran dan sebaliknya 17, 18 2

5.3.3 Menghitung perkalian dan pembagian pecahan biasa dengan

pecahan desimal dan sebaliknya 19, 20 2

Total 20 soal

2. Instrumen Posttest

Instrumen posttest diberikan setelah siswa menerima perlakuan baik dengan STAD maupun dengan TGT. Kisi-kisi posttest terdiri dari 20 soal yang berbentuk uraian. Berikut adalah kisi-kisi tentang soal posttest pada kedua kelompok:

Tabel 23

Kisi-kisi Soal Posttest Kelompok Ekperimen 1 dan Kelompok Eksperimen 2 siswa Kelas V SD Negeri Bringin 02 dan SD Negeri Popongan Bringin Standar Kompetensi 5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah.

Kompetensi Dasar 5.4 Menggunakan pecahan dalam masalah perbandingan dan skala.

Indikator Item Instrumen

Butir Instrumen Jumlah 5.4.1 Mengenal perbandingan sebagian dari

keseluruhan sebagai pecahan. 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 10 5.4.2 Menyelesaikan masalah sehari-hari

yang berhubungan dengan skala.

11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19,

20 10

Total 20 soal

3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Tes

Pretest diberikan sebelum siswa mendapat perlakuan untuk mengetahui tingkat homogenitas kedua kelompok, sedangkan posttest diberikan setelah siswa mendapatkan perlakuan baik dengan model kooperatif tipe TGT maupun STAD untuk mengetahui model pembelajaran mana yang lebih memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar matematika di SD. Sebelum kedua kelompok mengerjakan tes, terlebih dahulu instumen diujicobakan kepada kelas lain untuk dilakukan uji validitas dan reliabilitas.

3.7.1 Uji Validitas Tes

Menurut Sugiyono (2011: 348) “valid bearti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur”. Sugiyono juga

(17)

menambahkan bahwa “instrumen yang valid berati alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid”.

3.7.1.1Uji Validitas Instrumen Pretest

Uji validitas pretest dilaksanakan pada hari Selasa, 15 Maret 2016 di kelas VI SD Negeri popongan Bringin. Dari hasil tes uji coba instrumen pretest yang dilaksanakan di kelas VI SD Negeri Popongan Bringin tersebut, maka dapat diperoleh hasil analisis meggunakan SPSS for windows version 20.0 dengan teknik yang digunakan adalah Corrected Item Total Correlation. Untuk menguji kesahihan item instrumen pretest didasarkan pada pengambilan keputusan instrumen valid menggunakan tabel r Product Moment. Menurut Sugiyono (2011:

373) taraf signifikan 5% dilihat dari jumlah siswa (responden). Semakin banyak jumlah siswa, semakin rendah taraf signifikannya. Jumlah siswa pada saat uji validitas instrumen pretest sebanyak 26 siswa, sehingga taraf signifikannya >

0,388. Jika taraf signifikannya > 0,388 maka instrumen dikatakan valid, sedangkan jika taraf signifikannya < 0,388 maka instrumen dikatakan tidak valid.

Untuk lebih jelasnnya dapat dilihat dalam tabel 24 berikut ini.

Tabel 24

Analisis Uji Validitas Instrumen 1 Pretest Item-Total Statistics

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item- Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

Soal_1 63.3462 198.875 -.348 .869

Soal_2 61.8077 177.922 .536 .839

Soal_3 63.9615 176.758 .373 .841

Soal_4 62.2308 166.025 .599 .832

Soal_5 62.4615 166.338 .471 .837

Soal_6 62.9231 172.634 .438 .838

Soal_7 62.0769 166.074 .697 .829

Soal_8 62.4615 158.018 .697 .825

Soal_9 64.2308 176.825 .361 .841

Soal_10 62.3462 160.875 .731 .825

Soal_11 62.9615 156.918 .629 .828

Soal_12 62.7692 170.665 .401 .840

(18)

Soal_13 64.0385 178.838 .245 .845

Soal_14 63.8077 177.362 .318 .843

Soal_15 62.7692 160.505 .614 .829

Soal_16 63.3846 163.446 .456 .838

Soal_17 63.0385 164.518 .554 .833

Soal_18 63.7692 173.945 .310 .844

Soal_19 62.8462 167.415 .440 .838

Soal_20 64.0769 178.394 .184 .850

Berdasarkan uji instrumen validitas 1, dari jumlah 20 instrumen pretest terdapat 13 instrumen yang valid dan 7 instrumen tidak valid. Untuk instrumen yang valid dan tidak valid dapat dilihat pada tabel 25 berikut ini:

Tabel 25

Validitas Instrumen Pretest

Indikator Butir

Instrumen Valid Tidak Valid

Butir instrumen yang Digunakan dalam Instrumen

Pretest 1.2.1 Menjumlahkan pecahan berpenyebut

tidak sama 1, 2 2 1 2

1.2.2 Menjumlahkan pecahan biasa dengan

pecahan campuran 3, 4 4 3 4

1.2.3 Menjumlahkan tiga pecahan berpenyebut tidak sama secara berturut-turut

5 5 - 5

1.2.4 Mengurangkan pecahan dari

bilangan asli 6, 7 6, 7 - 7

1.2.5 Mengurangkan pecahan berpenyebut tidak sama dan pecahan biasa dari pecahan campuran

8 8 - 8

1.2.6 Mengurangkan dua pecahan campuran serta tiga pecahan berpenyebut tidak sama secara berturut-turut

9, 10 10 9 10

1.2.7 Penjumlahan dan pengurangan pecahan berpenyebut tidak sama

11, 12, 13,

14 11, 12 13, 14 11

1.3.1 Menghitung perkalian dan pembagian dan pembagian pecahan biasa dengan pecahan biasa

15, 16 15, 16 - 16

1.3.2 Menghitung perkalian dan pembagian pecahan biasa dengan pecahan campuran dan sebaliknya

17, 18 17 18 17

1.3.3 Menghitung perkalian dan pembagian pecahan biasa dengan pecahan desimal dan sebaliknya

19, 20 19 20 19

Jumlah 20 13 7 10

(19)

Analisis selanjutnya, instrumen yang tidak valid di atas dibuang dan dilakukan pengolahan data kembali. Dari hasil analisis kedua maka hasil akhir dari setiap instrumen adalah valid karena memiliki koefesien Corrected Item Total Correlation diatas 0,388. Untuk lebih jelasnnya dapat dilihat dalam tabel 26 di bawah ini:

Tabel 26

Analisis Uji Validitas Instrumen 2 Pretest

Item-Total Statistics

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

Validitas Item Soal

Soal_2 44.3462 129.275 .622 .870 Valid

Soal_4 44.7692 120.585 .586 .865 Valid

Soal_5 45.0000 119.600 .496 .870 Valid

Soal_6 45.4615 124.018 .512 .869 Valid

Soal_7 44.6154 120.166 .705 .861 Valid

Soal_8 45.0000 114.640 .657 .860 Valid

Soal_10 44.8846 116.426 .711 .858 Valid

Soal_11 45.5000 115.780 .531 .869 Valid

Soal_12 45.3077 121.582 .487 .870 Valid

Soal_15 45.3077 113.182 .689 .858 Valid

Soal_16 45.9231 119.354 .415 .877 Valid

Soal_17 45.5769 120.494 .501 .869 Valid

Soal_19 45.3846 118.246 .536 .868 Valid

Setelah uji instrumen validitas ke-2, dari jumlah 13 instrumen pretest terlihat semua instrumen adalah valid. Dari 13 instrumen yang valid di atas, peneliti hanya mengambil 10 instrumen untuk diimplementasikan pada kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 yaitu instrumen nomor 2, 4, 5, 7, 8, 10, 11, 16, 17, dan 19. Semua instrumen uji coba pretest mengalami beberapa perubahan nomor. Berikut adalah tabel 27 tentang perubahan nomor dari instrumen uji coba pretest ke nomor instrumen pretest.

Tabel 27

Perubahan Nomor dari Instrumen Uji Coba Pretest ke Instrumen Pretest Nomor Instrumen

Uji Coba Pretest

Nomor Instrumen Pretest

10 6

11 7

16 8

17 9

19 10

Nomor Instrumen Uji Coba Pretest

Nomor Instrumen Pretest

2 1

4 2

5 3

7 4

8 5

(20)

3.7.1.2 Uji Validitas Instrumen Posttest

Uji validitas posttest dilaksanakan pada hari Selasa, 15 Maret 2016 di kelas VI SD Negeri Bringin 02. Dari hasil tes uji coba instrumen posttest yang dilaksanakan di kelas VI SD Negeri Bringin 02 tersebut, maka dapat diperoleh hasil analisis meggunakan SPSS for windows version 20.0 dengan teknik yang digunakan adalah Corrected Item Total Correlation. Untuk menguji kesahihan item instrumen posttest didasarkan pada pengambilan keputusan instrumen valid menggunakan tabel r Product Moment. Menurut Sugiyono (2011: 373) taraf signifikan 5% dilihat dari jumlah siswa (responden). Semakin banyak jumlah siswa, semakin rendah taraf signifikannya. Jumlah siswa pada saat uji validitas instrumen posttest sebanyak 23 siswa, sehingga taraf signifikannya > 0,413. Jika taraf signifikannya > 0,413 maka instrumen dikatakan valid, sedangkan jika taraf signifikannya < 0,413 maka instrumen dikatakan tidak valid. Untuk lebih jelasnnya dapat dilihat dalam tabel 28 berikut ini:

Tabel 28

Analisis Uji Validitas Instrumen 1 Posttest Item-Total Statistics

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

Soal_1 61.1304 341.573 .213 .920

Soal_2 60.8261 318.332 .731 .910

Soal_3 59.8261 310.059 .851 .907

Soal_4 61.2609 297.292 .778 .908

Soal_5 61.3478 332.874 .305 .919

Soal_6 60.1304 316.391 .666 .911

Soal_7 60.1304 309.755 .720 .910

Soal_8 60.4348 299.984 .836 .906

Soal_9 60.1304 307.391 .797 .908

Soal_10 61.3478 338.237 .317 .918

Soal_11 61.9130 341.538 .257 .919

Soal_12 59.7826 316.996 .780 .909

Soal_13 61.5217 338.625 .272 .919

Soal_14 60.9130 302.447 .688 .910

Soal_15 61.5217 312.715 .544 .914

(21)

Soal_16 60.7826 344.360 .131 .922

Soal_17 60.2174 307.632 .854 .907

Soal_18 60.5217 321.079 .564 .913

Soal_19 61.0870 306.174 .794 .908

Soal_20 61.1739 335.968 .270 .920

Berdasarkan uji instrumen validitas 1, dari jumlah 20 instrumen posttest terdapat 13 instrumen yang valid dan 7 instrumen tidak valid. Untuk instrumen yang valid dan tidak valid dapat dilihat pada tabel 29 berikut ini:

Tabel 29

Validitas Instrumen Posttest

Indikator Butir

Instrumen Valid Tidak Valid

Butir Instrumen yang Digunakan dalam Instrumen Posttest 1.4.1 Mengenal perbandingan

sebagian dari keseluruhan sebagai pecahan.

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10

2, 3, 4 6, 7, 8, 9

1, 5, 10 2, 4, 6, 7, 9 1.4.2 Menyelesaikan masalah

sehari-hari yang berhubungan dengan skala.

11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18,

19, 20

12,14, 15, 17, 18, 19

11, 13,

16, 20 12, 14, 15, 17, 19

Analisis selanjutnya, soal yang tidak valid di atas dibuang dan dilakukan pengolahan data kembali. Dari hasil analisis kedua maka hasil akhir dari setiap soal adalah valid karena memiliki koefesien Corrected Item Total Correlation diatas 0,413. Untuk lebih jelasnnya dapat dilihat dalam tabel 30 di bawah ini:

Tabel 30

Analisis Uji Validitas Instrumen 2 Posttest Item-Total Statistics

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

Validitas Item Soal

Soal_2 42.0435 229.498 .705 .941 Valid

Soal_3 41.0435 220.589 .877 .937 Valid

Soal_4 42.4783 212.534 .742 .940 Valid

Soal_6 41.3478 227.237 .657 .942 Valid

Soal_7 41.3478 219.964 .749 .940 Valid

Soal_8 41.6522 213.510 .826 .937 Valid

Soal_9 41.3478 218.237 .822 .938 Valid

Soal_12 41.0000 226.818 .797 .939 Valid

Soal_14 42.1304 216.391 .661 .943 Valid

(22)

Soal_15 42.7391 223.929 .537 .947 Valid

Soal_17 41.4348 218.348 .884 .936 Valid

Soal_18 41.7391 229.292 .599 .944 Valid

Soal_19 42.3043 216.676 .831 .937 Valid

Setelah uji soal validitas ke- 2, dari jumlah 13 soal posttest terlihat semua instrumen adalah valid. Dari 13 instrumen yang valid di atas, peneliti hanya mengambil 10 instrumen untuk diimplementasikan pada kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 yaitu instrumen nomor 2, 4, 6, 7, 9, 12, 14, 15, 17, dan 19. Semua instrumen uji coba posttest mengalami beberapa perubahan nomor.

Berikut adalah tabel 31 tentang perubahan nomor dari instrumen uji coba posttest ke nomor instrumen posttest.

Tabel 31

Perubahan Nomor dari Instrumen Uji Coba Posttest ke Instrumen Posttest

3.7.2 Uji Reliabilitas

Menurut Naniek, dkk (2012: 344) “reliabilitas (ajeg) tes adalah kemampuan alat ukur untuk memberikan hasil pengukuran yang konstan atau ajeg”. Naniek, dkk juga menambahkan bahwa “tujuan utama menghitung reliabilitas skor tes adalah untuk mengetahui tingkat ketepatan (precision) dan keajegan (consistency) skor tes. Suatu instrumen dikatakan reliabel jika instrumen tersebut konsisten dalam memberikan penilaian atas apa yang diukur. Uji reliabilitas dilakukan dengan bantuan SPSS 20.0. Kriteria yang digunakan untuk menentukan reliabilitas instrumen didasarkan pada nilai koefesien Alpha Cronbach (α) sebagai berikut.

Tabel 32

Rentang Indeks Reliabilitas

No. Indeks Interpretasi

1. 0,80 – 1,00 Sangat Reliabel

2. < 0,80 – 0,60 Reliabel

Nomor Instrumen Uji Coba Posttest

Nomor Instrumen Posttest

12 6

14 7

15 8

17 9

19 10

Nomor Instrumen Uji Coba Posttest

Nomor Instrumen Posttest

2 1

4 2

6 3

7 4

9 5

(23)

3. < 0,60 – 0,40 Cukup Reliabel

4. < 0,40 – 0,20 Agak Reliabel

5. < 0,20 Kurang Reliabel

(Naniek, dkk. 2012: 346)

Menurut Naniek, dkk (2012: 346) “semakin tinggi koefisien reliabilitas suatu tes (mendekati 1), makin tinggi pula keajegan/ketepatannya”. Beliau juga menambahkan bahwa “tes yang memiliki konsistensi reliabilitas tinggi adalah akurat terhadap kesempatan testing dan istrumen tes lainnya”. Berdasarkan tabel 3.19 di atas, suatu instrumen dikatakan reliabel jika instrumen tersebut memiliki rentang indeks reliabel > 0,60. Hasil uji reabilitas instrumen pretest dan posttest dapat dilihat dalam tabel 33 dan 34 berikut ini:

Tabel 33

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Pretest Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items Kategori

.876 13 Sangat Reliabel

Tabel 34

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Posttest Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items Kategori

.945 13 Sangat Reliabel

Berdasarkan tabel 33 tentang hasil uji reabilitas instrumen pretest dengan jumlah instrumen uraian 13 instrumen, diperoleh Cronbach's Alpha (r) sebesar 0,876, maka instrumen tersebut dinyatakan sangat reliabel. Karena instrumen valid dan sangat reliabel, maka instrumen pretest tersebut layak digunakan dalam penelitian. Sedangkan untuk tabel 34 tentang hasil uji reabilitas instrumen posttest dengan jumlah instrumen uraian 13 instrumen, diperoleh Cronbach's Alpha (r) sebesar 0,945, maka instrumen tersebut juga dinyatakan sangat reliabel. Karena instrumen valid dan sangat reliabel, maka instrumen posttest tersebut layak digunakan dalam penelitian.

(24)

3.8 Teknik Analisis Data

Untuk menganalisis data maka penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang terdiri dari uji normalitas, uji homogenitas, dan uji beda rata-rata dengan t-test. Berikut adalah penjelasan mengenai teknik analisis tersebut.

3.8.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui data dari masing-masing kelompok TGT dan kelompok STAD berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak.

Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:

H0 : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

H1 : Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Pengujian dilakukan dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk. Dengan kriteria pengujiannya Santoso (Wibowo, 2015: 47) sebagai berikut:

1. Jika nilai signifikasi > 0,05, maka data kelompok sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

2. Jika nilai signifikasi < 0,05, maka data kelompok sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

3.8.2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas varians bertujuan untuk mengetahui apakah varians kedua kelompok homogen atau tidak.

Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:

H0 : Semua variansi sama.

H1 : Tidak semua variansi sama.

Untuk mengetahui kesamaan varians (homogenitas) antara kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 maka akan diuji dengan menggunakan levene’stest for equality variances pada SPSS 20.0 for windows. Kriteria pengujian di dasarkan pada pendapat Santoso (Wibowo, 2015: 47) sebagai berikut:

1. Jika nilai signifikan > 0,05, maka kedua kelompok berasal dari populasi yang memiliki varians yang sama (homogen).

(25)

2. Jika nilai signifikan < 0,05, maka kedua kelompok tidak berasal dari populasi yang memiliki varians yang sama (heterogen)

3.8.3 Uji Beda Rata-Rata dengan T Test

Uji beda rata-rata digunakan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh jika suatu karakteristik diberi perlakuan yang berbeda atau mendapat pengaruh tertentu. Hipotesis tersebut dirumuskan dalam bentuk statistik (uji dua pihak) sebagai berikut:

H0 : 1 = 2 (Hasil belajar matematika siswa kelompok eksperimen 1 dan

kelompok eksperimen 2 tidak berbeda secara signifikan).

H1 : 1 ≠ 2 (Hasil belajar matematika siswa kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 berbeda secara signifikan).

Jika kedua kelompok berdistribusi normal dan homogen, maka dilakukan uji kesamaan dua rata-rata (Uji-t) melalui uji dua pihak menggunakan independent sample t-test, dengan bantuan software SPSS versi 20.0 for windows. Dengan kriteria pengujian Santoso (Wibowo, 2015: 48) sebagai berikut:

1. Jika nilai signifikasi > 0,05, maka H0 diterima H1ditolak.

2. Jika nilai signifikasi < 0,05, maka H0 ditolak H1 diterima.

3. Jika kedua kelompok berdistribusi normal tetapi tidak homogen, maka dilakukan uji kesamaan dua rerata (Uji-t) melalui uji dua pihak menggunakan uji-t’ yaitu independent sample t-test dengan asumsi kedua varians tidak homogen atau dikenal dengan equal variances not assumed.

4. Jika salah satu atau kedua kelompok tidak berdistribusi normal, maka dilakukan uji kesamaan dua rerata (Uji-t) melalui uji dua pihak menggunakan uji statistik non-parametrik yaitu dengan uji Mann- Whitney U-Test

Referensi

Dokumen terkait

Metode swab merupakan salah satu metode yang digunakan untuk mengukur tingkat efektifitas dasinfeksi dan pembersihan pada alat yang akan digunakan dengan melakukan

Perawat memiliki peranan penting dalam mempertimbangkan pemberian asuhan keperawatan terkait dengan penggunaan pengobatan tradisional pada perawatan anak sakit

Bahwa berdasarkan fakta yang diuraikan dalam butir 1.6., Terlapor I dan Terlapor II yang ditunjuk sebagai surveyor pelaksana verifikasi atau penelusuran teknis impor gula tidak

Perbedaan metode ekstraksi maserasi, perkolasi, sokletasi dan refluks dapat menghasilkan kadar flavonoid total yang berbeda dari ekstrak metanol daun kersen (Muntingia

Dalam tabel program acara dan deskripsi acara di atas dapat dilihat bahwa dari keseluruhan jadwal acara selama seminggu di Radio Elisa Fm terdapat format siaran yang mayoritas adalah

Sistem sensor beban yang telah teruji dan katup elektro- hidrolik Kompensasi Tekanan Prioritas Proporsional (PPPC, Caterpillar Proportional Priority Pressure Compensating)

Kemampuan berbahasa Indonesia yang baik akan memudahkan siswa untuk beradaptasi dengan lingkungannya yang beragam dan dengan latar belakang yang berbeda karena

Sebagaimana kita tau pasar adalah sebuah tempat bertemunya pembeli dengan penjual guna melakukan transaksi ekonomi yaitu untuk menjual atau membeli suatu barang