• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlaq, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2006), hlm. 13.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1 Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlaq, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2006), hlm. 13."

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1

Mata pelajaran akidah akhlak diajarkan pada Madrasah Ibtidaiyah (MI) mulai dari kelas satu sampai kelas enam. Akidah akhlak merupakan mata pelajaran yang mempelajari tentang nilai-nilai keimanan dan akhlak mulia.

Tujuan pembelajaran akidah akhlak adalah menumbuhkan motivasi dan kesadaran peserta didik sebagai civitas madrasah melalui aktivitas pengamatan, pemahaman, dan penerapan langsung ajaran keimanan, menjauhi akhlak tercela, dan membiasakan perilaku terpuji. Tujuan tersebut di atas mendukung internalisasi nilai-nilai keimanan dan akhlak mulia menjadi karakter pada diri peserta didik sehingga terpelihara eksistensinya sebagai makhluk terhormat, sesuai dengan fitrahnya.1 Pada pembelajaran akidah akhlak materi menjauhi akhlak tercela di kelas V di Madrasah Ibtidaiyah, guru perlu mengusahakan menerapkan model pembelajaran yang tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Hal tersebut penting dilakukan guru kelas terutama untuk mengatasi problema pembelajaran yang sering muncul dalam proses pembelajaran. Salah satunya seperti problema rendahnya aktivitas dan hasil belajar peserta didik yang dialami peneliti selaku guru kelas V di MI 66 Nurul Bahri Gempolsewu Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal.

Hasil observasi peneliti selaku guru kelas V di MI 66 Nurul Bahri Gempolsewu menunjukkan pembelajaran akidah akhlak menggunakan metode konvensional sering menimbulkan kegagalan peserta didik mencapai keberhasilan yaitu nilai peserta didik yang masih dibawah KKM yakni 70.

Keadaan seperti ini menyebabkan aktivitas peserta didik di dalam belajar menjadi jenuh dan bosan, sehingga pelajaran akidah akhlak dianggap pelajaran yang sulit dan tidak menarik untuk dipelajari. Keadaan ini menyebabkan hasil belajar akidah akhlak peserta didik menjadi rendah. Hal ini dapat diketahui dari perolehan nilai ulangan harian mata pelajaran akidah akhlak peserta didik.

1 Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlaq, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2006), hlm. 13.

(2)

Metode pembelajaran konvensional yang selama ini digunakan dalam pembelajaran akidah akhlak lebih menekankan pada ceramah dan diskusi yang searah. Diskusi yang searah adalah peserta didik bertanya kepada guru dan guru memberikan tanggapan terhadap pertanyaan yang diajukan peserta didik. Hampir tidak pernah terjadi komunikasi yang intensif antara peserta didik dengan peserta didik lainnya mengenai pokok bahasan yang sedang dibicarakan, sehingga dalam pembelajaran akidah akhlak tidak pernah terjadi tukar informasi antara peserta didik yang satu dengan yang lainnya. Hal ini yang menjadi pemicu rendahnya perolehan nilai ulangan harian peserta didik khususnya dalam mata pelajaran akidah akhlak. Berdasarkan data yang ada, nilai ulangan harian akidah akhlak peserta didik kelas V MI 66 Nurulbahri tergolong rendah karena belum mencapai nilai KKM yaitu 70, dari 21 peserta didik hanya 5 orang atau 23,8 % yang tuntas, selebihnya ada 16 orang atau 76,2 % yang belum tuntas. Walaupun berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar dalam mata pelajaran akidah akhlak, seperti melalui penugasan, penggunaan media pembelajaran, mensuplai buku-buku yang relevan melalui program Bos Buku, dan memberi hukuman dan hadiah. Semua usaha ini belum memberikan hasil yang diharapkan.

Rendahnya perolehan nilai ulangan harian peserta didik dapat dipengaruhi oleh banyak faktor. Terkait dengan faktor-faktor tersebut, Mulyasa sebagaimana dikutip Kunandar, menyatakan bahwa ada tujuh kesalahan yang sering dilakukan guru dalam pembelajaran yang menyebabkan hasil belajar peserta didik rendah, yaitu : 1) mengambil jalan pintas dalam pembelajaran; 2) menunggu peserta didik berperilaku negatif; 3) menggunakan destructive discipline; 4) mengabaikan perbedaan peserta didik; 5) merasa paling pandai sendiri; 6) tidak adil (diskriminatif); dan 7) memaksa hak peserta didik.2 Sejalan dengan temuan yang menjadi penyebab rendahnya hasil belajar akidah akhlak di atas diperlukan model pembelajaran yang dapat menumbuhkan kerja sama kelompok dalam mengkaji materi pelajaran sehingga ditemukan pemahaman bersama terhadap materi pelajaran, dengan demikian melalui model pembelajaran tersebut dapat terjalin

2 Kunandar, Guru Profesional; Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Setifikasi Guru, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2009), hlm. 43.

(3)

hubungan pertemanan antar peserta didik sesuai dengan muatan pembelajaran akidah akhlak. Model pembelajaran yang tepat untuk mengusung indikator di atas adalah model pembelajaran kooperatif. Menurut Kunandar, model pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan interaksi yang saling asah dan asuh serta mempererat hubungan sehingga mengurangi kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan untuk yang dapat menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan.3 Hamzah B Uno menegaskan, pembelajaran kooperatif adalah sekumpulan strategi mengajar yang digunakan guru agar saling membantu dalam mempelajari sesuatu. Model pembelajaran kooperatif digunakan untuk mengerjakan materi yang kompleks dan dapat membantu guru dalam mencapai tujuan pembelajaran yang berdimensi sosial dan hubungannya antara manusia, misalnya membuat peserta didik menghargai perbedaan dan keberagaman.4 Lebih lanjut Hamzah B Uno mengatakan, selain itu, model pembelajaran kooperatif juga dapat memotivasi seluruh peserta didik untuk belajar dan membantu saling belajar (tutor sebaya), berdiskusi, berdebat, memecahkan masalah, dan mengetahui ide-ide, konsep- konsep, dan keterampilan-keterampilan, memanfaatkan energi sosial peserta didik, saling mengambil tanggung jawab, dan belajar menghargai satu sama lain.5 Melalui penerapan model kooperatif dengan strategi Group Investigation dalam pembelajaran akidah akhlak tersebut, diharapkan peserta didik lebih memahami materi menjauhi akhlak tercela yang telah dipelajarinya melalui aktivitas diskusi kelompok dan kompetisi tim, sehingga dengan pemahaman yang diperoleh dari aktivitas belajar tersebut hasil belajar peserta didik dapat ditingkatkan. Pembelajaran kooperatif ini mengarahkan peserta didik belajar melalui mengalami bukan menghafal. Hal ini didasarkan bahwa pengetahuan bukanlah seperangkat fakta dan konsep yang siap diterima peserta didik, tetapi sesuatu yang harus dikonstruksi atau dibentuk sendiri oleh peserta didik.6 Melalui

3 Ibid, hlm. 359

4 Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran; Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), hlm. 107.

5 Ibid.

6 Khairuddin, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Konsep dan Implementasinya di Madrasah, (Semarang: MOC, 2007), hlm. 200.

(4)

model pembelajaran yang diusahakan peneliti selaku guru kelas tersebut diharapkan peserta didik dapat memahami pentingnya menjauhi akhlak tercela dan peserta didik termotivasi serta terobsesi melalui jalinan kebersamaan dengan teman-temannya untuk saling mendukung menjauhi akhlak tercela.

Berpijak dari uraian di atas, penelitian ini diprioritaskan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada pembelajaran akidah akhlak materi menjauhi akhlak tercela melalui Group Investigation di kelas V MI 66 Nurul Bahri Gempolsewu Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2014/2015.

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah penelitian ini dideskripsikan sebagai berikut : 1. Kurangnya konsentrasi peserta didik di kelas

2. Tidak semua peserta didik terlibat langsung dalam pembelajaran 3. Dalam KBM model pembelajaran kurang bervariasi

4. Terbatasnya sarana dan prasarana sekolah

5. Kurangnya dukungan peserta didik untuk belajar bersama

6. Tidak ada komitmen dari seluruh siswa untuk menjauhi akhlak tercela

C. Pembatasan Masalah

Berpijak dari identifikasi masalah dan analisis peneliti selaku guru kelas, variasi model pembelajaran dalam KBM dianggap penting dan mendesak diteliti untuk memperoleh pemecahannya diperlukan model pembelajaran yang bervariasi untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik. Model yang sesuai pembelajaran akidah akhlak materi menjauhi akhlak tercela di kelas V MI 66 Nurul Bahri Gempolsewu Rowosari Kendal adalah model Group Investigation.

D. Penegasan Judul

Memudahkan pemahaman judul di atas perlu ditegaskan istilahnya yaitu : 1. Hasil Belajar

Pengertian hasil belajar menurut Mustaqim, diidentikkan dengan prestasi belajar yakni pengukuran dan penilaian sebagai usaha mengetahui

(5)

hasil yang telah dicapai peserta didik dengan kemampuan/potensi dirinya seperti kecerdasan atau perbuatan yang mencerminkan penerimaan dan pemahaman terhadap materi yang diberikan.7

2. Mata Pelajaran Akidah Akhlak Materi Menjauhi Akhlak Tercela

Mata pelajaran Akidah Akhlak adalah sejumlah materi pelajaran yang harus diberikan guru kepada peserta didik dengan tujuan : 1) mendorong agar peserta didik meyakini dan mencintai akidah Islam; 2) mendorong peserta didik benar-benar yakin dan takwa kepada Allah SWT; 3) Mendorong peserta didik mensyukuri nikmat Allah SWT; dan 4) Menumbuhkan pembentukan kebiasaan berakhlak mulia dan beradat kebiasaan yang baik.8 Materi pelajaran Akidah Akhlak tersebut dalam penelitian ini adalah menjauhi perilaku tercela seperti ananiyah, ghodhob, riya`, amarah, ujub, dan sebagainya.

3. Model Group Investigation

Model group investigation merupakan model pembelajaran kooperatif dengan langkah-langkah sebagai berikut : (1) membagi peserta didik kedalam kelompok kecil yang terdiri dari ± 5 peserta didik; (2) memberikan pertanyaan terbuka yang bersifat analisis; (3) mengajak setiap peserta didik untuk berpartisipasi dalam menjawab pernyataan kelompok secara bergiliran searah jarum jam dalam kurun waktu yang disepakati.9

4. MI 66 Nurul Bahri Gempolsewu.

MI 66 Nurul Bahri terletak di RT. 2 RW. IV Desa Gempolsewu Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal. Madrasah ini terhitung masih muda karena berdiri pada tanggal 22 Maret 1992 di atas tanah wakaf dengan ketinggian + 50 m di atas permukaan air laut Jawa. Setelah diresmikan oleh Kepala Depag Kabupaten Kendal tahun 1992, satu tahun kemudian MI 66 Nurul Bahri memperoleh Ijin operasianal dari pemerintah untuk menyelanggarakan pendidikan di bawah Depag Kabupaten Kendal. Sampai saat ini MI 66 Nurul Bahri memiliki Status Terakreditasi B.

7 Mustaqim,, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2001), hlm. 130.

8 Ahmad Munjin Nasih dan Luluk Nur Kholidah, Metode dan Teknik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Bandung : Refika Aditama, 2009), hlm. 9.

9 Rusman, Model-Model Pembelajaran, (Bandung: Rajawali Press, 2011), hlm. 223

(6)

E. Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian ini sebagai berikut :

Apakah model Group Investigation dapat meningkatkan hasil belajar akidah akhlak materi menjauhi akhlak tercela pada peserta didik kelas V MI 66 Nurul Bahri Gempolsewu Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2014/2015 ?

F. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan mengetahui :

Peningkatkan hasil belajar Akidah Akhlak materi menjauhi akhlak tercela menggunakan model Group Investigation pada peserta didik kelas V MI 66 Nurul Bahri Gempolsewu Rowosari Kendal Tahun Pelajaran 2014/2015.

G. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberi manfaat secara teoritis dan praktis.

1. Secara Teoritis

Menemukan teori baru tentang usaha guru kelas dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam proses pembelajaran akidah akhlak materi menjauhi akhlak tercela melalui model pembelajaran kooperatif Group Investigation.

2. Secara Praktis

a. Bagi Peneliti, menambah pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti dalam mengatasi permasalahan pembelajaran yang muncul melalui penelitian tindakan kelas.

b. Bagi Peserta didik, membantu peserta didik dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar Akidah Akhlak melalui model group investigation.

c. Bagi Guru, memberikan alternatif solusi terhadap permasalahan upaya guru dalam memperbaiki dan meningkatkan keaktifan dan hasil belajar Akidah Akhlak di madrasah ibtidaiyah melalui model group investigation.

d. Bagi Madrasah, memberikan model pembelajaran yang dapat dikembangkan dan dibudayakan di madrasah dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan keaktifan dan hasil belajar peserta didik.

Referensi

Dokumen terkait

papila yang dimodifikasi selama 21 hari penggunaan obat kumur tersebut...

Setelah melakukan tindak pengujian terhadap semua unit (menu pilihan) yang terdapat pada Sistem Informasi Rental Mobil ini, dapat disimpulkan bahwa hasil keluaran

yang diuapkan di wadah akan terfraksinasi saat mencapai kolom yang berisi bola terbuat dari gelas. Kontak intim antara uap/gas dengan bola di kolom inilah

santun terhadap guru,dan tetangga - Siswa dapat menunjukan sikap terhadap tetangga - Siswa dapat meyebutkan do;a terhadap orangtua 15-17 30 4 Mencontoh gerakan shalat - Siswa

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah salah satunya dapat memanfaatkan limbah padat kulit kecambah kacang hijaudengan lebih lanjut menjadi produk-produk baru

theless, the indoor features (e.g. building components, furnitures, spaces, etc.) as they are currently proposed by those standards are not adapted to applications such as

Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komperhensif tentang bagaimana SKPD mencapai tujuan dan sasaran dengan efektif dan efisien. Dengan pendekatan

MBE adalah suatu kemampuan dasar yang disediakan oleh SIBK (sistem informasi berbasis komputer) dengan kondisi dimana SIBK memikul sebagian tanggung jawab dalam pengendalian