• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1

IPA merupakan istilah yang digunakan yang merujuk pada rumpun ilmu dimana obyeknya adalah benda-benda alam dengan hukum-hukum yang pasti dan umum, berlaku kapan pun dan di mana pun. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berasal dari kata sains yang berarti alam. Sains menurut Suyoso (1998:23) adalah “pengetahuan hasil kegiatan manusia yang bersifat aktif dan dinamis tiada henti-hentinya serta diperoleh melalui metode tertentu yaitu teratur, sistematis, berobjek, bermetode dan berlaku secara universal”

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) termasuk bagian penting dalam ilmu pengetahuan. Menurut kurikulum KTSP (Depdiknas, 2006) bahwa “IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan”.maka dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan sekumpulan pengetahuan tentang objek dan fenomena alam yang diperoleh dari hasil pemikiran dan penyelidikan ilmuwan yang dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah. Definisi ini memberi pengertian bahwa IPA merupakan cabang pengetahuan yang dibangun berdasarkan pengamatan dan klasifikasi data, dan biasanya disusun dan diverifikasi dalam hukum-hukum yang bersifat kuantitatif, yang melibatkan aplikasi penalaran matematis dan analisis data terhadap gejala-gejala alam.

Pembelajaran IPA itu sendiri diharapkan dapat menjadi jalan bagi peserta didik untuk lebih dapat mempelajari diri sendiri , lingkungan dan alam sekitar,dan diharapkan dapat dikembangkan agar berguna dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, pada hakikatnya IPA meliputi tiga cakupan yaitu IPA sebagai produk, IPA sebagai proses dan IPA sebagai sarana pengembangan sikap ilmiah.

(2)

Dalam mewujudkannya, perlu diciptakan situasi dan kondisi pembelajaran di mana siswa tertarik untuk aktif karena rasa ingin tahu yang tinggi. Maka diperlukan metode yang bersifat kooperatif yang dirangkai dengan media yang menarik dalam rancangan pembelajaran yang efektif serta sesuai dengan karakteristik siswa. Seperti yang di katakan oleh Susilana dan Riyana (2007:100) “Bahwa melalui media potensi indra siswa dapat diakomodasi sehingga kadar proses dan hasil belajar meningkat.”

Hal yang tidak bisa di lupakan adalah usia anak dimana anak masih senang bermain. Erikson (Sumantri & Syaodih, 2008: 1.10) mengatakan ”Industry vs Inferiority ( 6 th-pubertas) Anak mulai mampu berpikir deduktif, bermain, dan belajar menurut peraturan yang ada. Pengalaman-pengalaman anak mempengaruhi industyi dan infentiority anak.”

Sesuai dengan tahap tumbuh kembang siswa kelas 4 dibutuhkan media yang dapat menarik perhatian siswa dan memberikan pengalaman yang konkret. Penggunaan media puzzle dengan gambar asli ini akan menjadikan pelajaran IPA lebih konkret , menarik , menyenangkan dan sangat membantu siswa untuk lebih mengingat dan memahami suatu konsep atau penguasaan standar kompetensi (KD) ,sehingga dapat meningkatkan proses dan hasil belajar siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat Santoso (2002:46), “anak perlu diberi kesempatan yang seluas-luasnya untuk bermain bersama-sama teman- temannya agar anak terampil, sehat, dapat mengembangkan imajinasi atau khayalan, melatih berpikir anak bahkan berbicara.”

Selain menggunakan media puzzle, dengan penerapan model pembelajaran cooperative tipe jigsaw pembelajaran dapat efektif dan proses dan hasil belajar IPA pada siswa meningkat,karena model tersebut dapat lebih membantu siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran.

Kenyataanya proses pembelajaran IPA kelas 4 di SDN Kumpulrejo 03 Salatiga masih kurang efektif dan kondusif. Siswa merasa kesulitan dalam memahami dan mengingat materi karena siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran. Situasi tersebut menyebabkan proses dan hasil belajar IPA pada kelas 4 di SDN Kumpulrejo 03 menjadi rendah. Hal ini

(3)

tercermin pada saat diadakan beberapa kali ulangan harian pada umumnya hasil pada ulangan harian tersebut masih banyak yang mendapatkan nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Secara fisik SDN Kumpulrejo sudah cukup baik memiliki kelengkapan sarana prasarana yang cukup memadai , terutama untuk mata pelajaran IPA sendiri , SDN Kumpulrejo sudah memiliki cukup lengkap perangkat .

Berdasarkan fakta di atas peneliti menyadari adanya kesenjangan antara kenyataan dan harapan. Peneliti menyadari adanya masalah yang menjadi hambatan dalam pencapaian proses dan hasil belajar pada pembelajaran tersebut, sehingga jauh berbeda dari apa yang diharapkan. Peneliti menyadari ada hal yang menyimpang dalam pembelajaran tersebut, kemudian peneliti melakukan identifikasi pada masalah masalah yang ada. Lalu hasil dari identifikasi tersebut peneliti menindak lanjuti permasalahan tersebut dengan berdiskusi untuk mengungkapkan tentang jalannya proses pembelajaran dan prestasi serta kekurangan pembelajaran yang selama ini dilaksanakan dan mengetahui permasalahan yang ada dalam pembelajaran tersebut.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas,terdapat beberapa permasalahan dalam mata pelajaran IPA,yaitu:

a. rendahnya antusias belajar siswa, b. rendahnya proses belajar siswa,

c. ketidak aktifan siswa didalam kelompok dan d. rendahnya proses dan hasil belajar siswa.

Selanjutnya, dilakukan analisis masalah berdasarkan identifikasi masalah tersebut, berdiskusi dengan teman sejawat dan menanyakan kepada siswa tentang pembelajaran yang selama ini di laksanakan. Setelah melakukan itu semua telah di ketahui beberapa faktor penyebab rendahnya proses dan hasil belajar IPA kelas 4 di SDN Kumpulrejo 03 Salatiga. Adapun beberapa faktor yang menjadi pengaruh terhadap rendahnya proses dan hasil belajar siswa tersebut adalah: media yang di gunakan hanya papan tulis dan penggunaan

(4)

metode pembelajaran yang konvensional yaitu : ceramah,tanya jawab,penugasan. Sehingga kurangnya pengalaman menarik yang di dapat oleh siswa. Pembelajaran terlalu di dominasi oleh guru sehingga siswa hanya mempunyai sedikit kesempatan untuk bertanya di akhir pembelajaran dan siswa tidak di libatkan aktif dalam pembelajaran. Didalam berkelompok kebanyakan siswa hanya mengandalkan teman yang mampu atau dengan kata lain lebih pandai dalam memecahkan masalah. Hal ini mencerminkan bahwa kurangnya tanggung jawab dalam belajar yang di miliki oleh siswa.

1.3 Cara Pemecahan Masalah

Di dalam diskusi, peneliti menerima masukan berupa saran untuk memilih pemecahan masalah dengan menggunakan model dan media yang tepat yaitu model yang dapat melatih tanggung jawab siswa dan menambah rasa tanggung jawab siswa dalam belajar sehingga proses dan hasil belajar siswa dapat mengalami peningkatan. Peneliti memilih model jigsaw dan menggunakan media puzzle sebagai model dan media yang digunakan untuk memecahkan masalah pembelajaran di atas. Untuk itu peneliti memutuskan untuk melaksanakan perbaikan pembelajaran dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “Upaya Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar IPA materi Sumber Daya Alam Melalui Model Cooperative Tipe Jigsaw Berbantu Media Puzzle Pada Kelas 4 SDN Kumpulrejo 03 Kecamatan Sidorejo Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016”. Dengan model yang di gunakan yaitu metode kooperatif tipe jigsaw berbantu media puzle ini diharapkan dapat meningkatkan proses dan hasil belajar siswa pada SD tersebut.

1.4 Rumusan Masalah

Dengan melihat latar belakang masalah yang tersebut diatas , maka dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut: (1). Apakah penerapan model cooperative tipe jigsaw yang berbantu media puzzle dapat meningkatkan proses pembelajaran IPA pada siswa kelas 4 SDN Kumpulrejo 03 Salatiga

(5)

pada semester II tahun pelajaran 2015/2016? (2). Apakah peningkatan proses menggunakan model cooperative tipe jigsaw berbantu media puzzle dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada kelas 4 SDN Kumpulrejo 03 Salatiga pada semester II tahun pelajaran 2015/2016 secara signifikan?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang tertera di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk:

A. Menerapkan model cooperative tipe jigsaw berbantu media puzzle untuk meningkatkan proses belajar IPA pada kelas 4 SDN Kumpulrejo 03 Salatiga pada semester II tahun pelajaran 2015/2016.

B. Meningkatkan hasil belajar siswa kelas 4 SDN Kumpulrejo 03 Salatiga pada semester II tahun pelajaran 2015/2016 melalui peningkatan proses belajar menggunakan model cooperative tipe jigsaw berbantu media puzzle.

(6)

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini di buat dengan harapan memiliki banyak manfaat. Manfaat tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

1.6.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebuah referensi karya ilmiah dan memberi sumbangan empiris tentang gambaran pelaksanaan pembelajaran model cooperative tipe jigsaw berbantu media puzzle .

1.6.2 Manfaat Praktis

a. Penelitian ini dibuat dengan harapan bermanfaat dalam meningkatkan kemampuan membuat rancangan dalam pembelajaran yang akan dilakukan, terutama pada saat menentukan metode pembelajaran dan media pembelajaran sehingga siswa lebih antsias dalam mengikuti pembelajran dan meminimalkan permasalahan yang timbul. Dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini diharapkan guru terbiasa melakukan PTK pada mata pelajaran lain sehingga dapat menjadi manfaat bukan hanya dalam mata pelajaran IPA tetapi juga mata pelajaran yang lain dan dapat membantu dalam mengembangkan kemampuan keprofesionalan guru.

b. Di harapkan penelitian ini dapat membantu meningkatkan proses belajar IPA siswa, dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa.

c. Penelitian ini diharapkan berguna untuk sekolah ,misalnya sebagai alternatif peningkatan mutu belajar melalui proses pembelajaran;

memberikan sumbangan yang positifdalam rangka perbaikan pembelajaran; peningkatan prestasi siswa tentu berpengaruh pada peningkatan mutu sekolah.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan : Mengetahui dan melengkapi data mengenai pola dislipidemia dan hubungannya dengan jenis kelamin pada penderita penyakit jantung koroner di RSUP

Hal ini rnenl(njukkan bahwa pengaruh citra baurati pelayanan rerhadap loyalitas konsumen d1 CHANDRA szker-store di Bandar Lampung cukup besar yaitu (79.21%)... For

Dari hasil penelitian pengerjaan canai hangat pada suhu 300°C metode bolak-balik dapat disimpulkan bahwa proses canai hangat pada suhu 300°C menunjukkan semakin besar

Siswa yang berada pada kategori keterampilan berpikir kritis tinggi mampu memecahkan dan menyelesaikan soal-soal yang diberikan pada instrumen dengan baik dengan

Berdasarkan hasil seleksi Panitia Rekrutmen Tenaga Pendamping LKK Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Koperasi dan Usaha Mikro Kota Madiun Tahun

Persamaan dalam film yang akan dibuat alur cerita sama- sama menggunakan statement dari narasumber sebagai penghubung cerita, cara pengambilan gambar pada

Diisi dengan bidang ilmu yang ditekuni dosen yang bersangkutan pada