• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM. Perancangan program aplikasi yang dibuat dalam skripsi ini menggunakan aturan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM. Perancangan program aplikasi yang dibuat dalam skripsi ini menggunakan aturan"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM

Perancangan program aplikasi yang dibuat dalam skripsi ini menggunakan aturan linear sequential (waterfall). Metode ini terdiri dari empat tahapan yaitu analisis, perancangan, pembuatan, dan implementasi. Tahap analisis, perancangan, dan pembuatan akan dibahas dalam Bab 3 ini, sedangkan tahap implementasi akan dilanjutkan di Bab 4.

 

3.1 Analisis Masalah

Saat ini biaya kesehatan semakin tinggi, ditambah perekonomian yang semakin tidak stabil dan menyebabkan kemampuan masyarakat untuk mengeluarkan biaya pengobatan ke dokter ketika sakit semakin berkurang. Kondisi ini kemudian menyebabkan masyarakat lebih banyak menggunakan obat – obat umum yang dijual bebas untuk menyembuhkan penyakit. Masyarakat beranggapan bahwa obat – obat umum tersebut memberikan regimen pengobatan yang dianggap sesuai untuk semua orang. Namun, pada kenyataannya beberapa orang penyakitnya tidak kunjung sembuh, dan akhirnya mencoba menambah dosis obat yang diminum agar efek yang diberikan obat akan bertambah. Terkadang hal ini memang akan menyembuhkan penyakit tersebut karena tingginya dosis yang diminum. Tetapi hal tersebut bisa menyebabkan keracunan atau timbul efek samping yang berbahaya.

Ketika penyakit yang diderita tidak kunjung sembuh, barulah penderita akan pergi ke dokter. Setelah diperiksa oleh dokter, maka akan diberikan resep obat yang harus diminum. Jika diamati secara farmasi, obat – obat yang diberikan terkadang

(2)

memiliki zat yang sama dengan obat – obat umum yang diminum sebelumnya, tetapi memiliki dosis yang sudah disesuaikan dengan kondisi pasien.

Berbicara tentang regimen dosis yang tertera pada masing – masing obat bebas yang dijual, pabrik farmasi hanya akan memberikan regimen dosis obat yang diperkirakan sesuai untuk semua orang, dan obat tidak akan menjadi racun bagi tubuh jika dikonsumsi sesuai dengan regimen yang diberikan. Perlu diketahui setiap orang memiliki karakteristik fisiologis yang berbeda dan generalisasi regimen dosis akan merugikan pasien, karena pasien akan membutuhkan waktu pengobatan yang lebih lama agar konsentrasi obat bisa mencapai dosis minimum yang dibutuhkan.

Secara umum, setelah obat diminum beberapa kali dengan dosis dan selang waktu minum obat yang sama, maka konsentrasi obat dalam tubuh akan stabil pada suatu rentang konsentrasi tertentu. Rentang konsentrasi ini adalah rentang konsentrasi obat yang memberikan efek pengobatan yang efektif dan aman.

Selain faktor – faktor di atas, faktor lain yang bisa menyebabkan proses pengobatan dengan obat umum tidak terlalu efektif adalah pasien tidak mengikuti jadwal minum obat yang sudah diberikan, sehingga konsentrasi obat sudah turun ke bawah batas minimum efektifnya, sehingga butuh beberapa waktu kembali, agar obat dapat melewati batas minimum efektifnya lagi.

3.2 Usulan Pemecahan Masalah

Dari analisis masalah diatas, ada dua faktor utama yang bisa diambil yaitu dosis yang sesuai dengan masing – masing individu dan penjadwalan minum obat yang efektif dan efisien. Dua faktor tersebut dapat ditentukan berdasarkan kadar konsentrasi obat di dalam tubuh terhadap waktu. Jadi diperlukan suatu alat yang bisa membantu dalam

(3)

menentukan dosis dan jadwal minum obat yang sesuai dengan keadaan riil agar pengobatan yang dijalankan bisa memberikan hasil yang paling efisien bagi pengobatan tapi masih dalam batas yang aman.

Sebelum menentukan persamaan matematika yang akan digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada, harus terlebih dahulu memilih model farmakokinetik yang akan digunakan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Model yang akan digunakan untuk bisa menggambarkan konsentrasi obat dalam tubuh adalah model satu kompartemen. Walaupun model ini kurang cocok untuk sebagian obat, tetapi penggunaannya dalam penentuan regimen dosis telah banyak digunakan oleh banyak praktisi farmasi, terutama dalam pembuatan regimen dosis untuk pemberian oral. Sebagian besar obat umum bebas yang dijual di pasaran saat ini diberikan secara oral, sehingga penggunaan model satu kompartemen masih sesuai. Hal lain yang membuat model ini dipilih adalah ketersediaan data yang dibutuhkan dalam pembuatan model matematika yang dibutuhkan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada.

Untuk mempermudah pengguna dalam menggunakan program yang dibuat, maka objek yang akan dibuat bukanlah berdasarkan zat tunggal, melainkan berdasarkan obat yang sudah dijual bebas di pasaran, yang bisa mengandung beberapa jenis obat dalam satu tablet. Jadi dengan meminum satu tablet obat, maka pengguna akan mendapatkan gambaran konsentrasi obat dari semua zat yang terkandung dalam obat tersebut dan penambahan satu jenis zat juga akan menambah zat lainnya dalam bagian yang sama banyak.

Selain itu, untuk memberi pengertian yang mudah dimengerti oleh pengguna aplikasi, maka grafik yang ditampilkan adalah massa obat yang diminum bukannya konsentrasi obat. Hal ini dikarenakan konsentrasi dihitung dengan membagi massa dosis

(4)

obat yang diminum dengan volume distribusinya. Sehingga untuk mengetahui massa obat yang ada dalam tubuh yang berubah terhadap waktu, dapat diperoleh dengan mengalikan konsentrasi obat dalam darah dengan volume distribusinya.

Model – model matematika dapat dibuat untuk menggambarkan konsentrasi kadar obat dalam tubuh sesuai dengan model farmakokinetika yang dipilih, dalam skripsi ini adalah model satu kompartemen. Pemodelan matematika ini bisa memegang peranan yang penting dalam menyelesaikan permasalahan yang ada di atas. Peran pokok model matematika dalam riset adalah studi terhadap pola, analisis terhadap struktur matematikanya (termasuk terhadap parameter-parameter penting yang menyusun model matematikanya), dan penafsirannya, yang menjadi bahan pertimbangan untuk keputusan praktis yang hendak dibuat.

Dari uraian di atas, disimpulkan bahwa peran dan kegunaan dari program aplikasi yang dirancang adalah:

a. Memberikan penggambaran visual mengenai grafik konsentrasi obat yang diamati dalam tubuh.

b. Melakukan penghitungan numerik atas model matematika dari parameter farmakokinetik obat yang diamati.

c. Memberikan estimasi nilai dari parameter-parameter yang terlibat dalam model matematika yang dibuat, yang diperlukan untuk menentukan dosis dan penjadwalan minum obat yang diamati agar efektif dan aman.

Ketiga peran dan tugas program aplikasi yang dirancang akan dibahas satu per satu dengan metode langkah-mundur (backward method) berdasarkan pertimbangan bahwa pemahaman mengenai yang kemudian akan memudahkan pemahaman mengenai yang terdahulu. Ringkasnya, dengan memahami lebih dahulu apa saja

(5)

parameter-parameter yang terlibat dalam model matematika yang dibangun, serta hubungan antar parameter yang ditunjukkan dengan model matematika yang dibangun, dapat dirancang metode penghitungan yang tepat untuk menyelesaikan model matematikanya. Selanjutnya, hasil penghitungan model matematika itulah yang menjadi bahan untuk penggambaran visual dari konsentrasi obat dalam tubuh yang diamati.

3.3 Parameter-parameter yang Terlibat

Penjelasan mengenai farmakokinetik, mulai dari proses yang terjadi hingga parameter dan faktor – faktor yang mempengaruhinya pada Bab 2 sebenarnya telah memberikan petunjuk mengenai parameter – parameter yang terlibat dalam model matematika sistem yang ingin dibuat. Tabel di bawah ini meringkaskan parameter-parameter yang terlibat dalam model matematika sistem farmakokinetika model satu kompartemen untuk obat dengan cara pemberian intravena dan juga oral beserta pengertian yang direpresentasikannya.

Tabel 3.1 Parameter-parameter yang terlibat simbol kuantitas yang direpresentasikan

MEC Minimum Effective Concentration MTC Minimum Toxic Concentration Waktu paruh obat

tmax Waktu mencapai konsentrasi puncak

(6)

ka Ratio absorpsi obat

Vd Volume distribusi obat dalam tubuh

F Bioavailabilitas obat Berat badan

Tinggi badan Umur

Jenis kelamin

Faktor yang mempengaruhi MEC dan MTC obat

Parameter-parameter yang terlibat ini menjadi masukan (input) dari program aplikasi yang dirancang. Ada nilai yang akan diinput oleh user yang kemudian akan disimpan dalam database, dan ada parameter yang akan dihitung secara langsung atau dengan menggunakan metode numeric untuk mendapatkan hasilnya.

Parameter – parameter tersebut yang bersifat umum, seperti MEC, MTC, t½, tmax,

Vd dan F akan diinput terlebih dahulu oleh user sesuai dengan zat obat yang kemudian

akan disimpan ke dalam database. Sedangkan nilai K akan dihitung dengan persamaan matematika yang ada dan ka akan hitung dengan persamaan matematika yang hasilnya

akan diperoleh lewat perhitungan dengan metode numeric.

Sedangkan parameter yang bersifat khusus, yang menjelaskan karakteristik individu, seperti usia, berat badan, tinggi badan, dan jenis kelamin akan tetap diisi oleh user ketika akan melakukan penghitungan konsentrasi obat dalam darah dari obat yang dipilih. Berikut ini diringkaskan kembali penjelasan untuk setiap parameter yang terlibat.

(7)

MEC adalah konsentrasi minimal obat dalam tubuh agar obat bisa bekerja dan menunjukkan hasil yang diharapkan. Sedangkan MTC adalah konsentrasi minimal obat dalam tubuh sehingga obat memberikan efek racun bukannya menyembuhkan. MEC dan MTC dari zat obat, dalam hasil penelitian dalam jurnal digabungkan menjadi satu menjadi range terapeutic. Range terapeutik adalah suatu rentang nilai dimana obat akan memberikan efek yang dibutuhkan tetapi tidak menjadi racun di dalam tubuh. Range terapeutic (mg) ini diberikan per satuan volume distribusi (L).

Volume distribusi adalah parameter yang menunjukkan volume yang dibutuhkan untuk obat menyebar secara homogen pada darah, plasma dan cairan plasma. Vd bukanlah volume tubuh yang sebenarnya, tetapi hanya volume semu yang menggambarkan luasnya distribusi obat dalam tubuh. Besarnya Vd ditentukan oleh ukuran dan komposisi tubuh, kemampuan molekul obat memasuki berbagai kompartemen tubuh, dan derajat ikatan obat dengan protein plama dan dengan berbagai jaringan. Faktor ukuran dan komposisi tubuh yang menentukan besarnya Vd dapat diukur dengan menghitung berat badan dan juga tinggi badan pengguna obat. Dalam berbagai hasil penelitian, Vd diberikan per satuan berat badan. Tetapi, untuk pengguna yang memiliki berat badan 30% lebih besar dari berat badan yang ideal, maka harus digunakan berat badan yang disesuaikan. Hal ini dikarenakan perbedaan jumlah lemak dalam tubuh, sedangkan dalam kebanyakan obat, lemak tidak ikut menjadi kompartemen penyebaran obat. Berat badan yang disesuaikan dan berat badan ideal dapat dihitung dengan persamaan :

22

(8)

Bioavailabilitas adalah parameter yang menunjukkan fraksi dari dosis obat yang mencapai peredaran darah sistemik dalam bentuk aktif. K dan Ka adalah ratio eliminasi dan ratio absorpsi obat dalam tubuh. Kedua ratio ini tidak bisa diukur secara langsung, tetapi ratio ini bisa dihitung dengan persamaan matematika dengan cara mengukur waktu paruh obat dan juga waktu obat mencapai konsentrasi puncak di dalam tubuh. K dan Ka dalam model satu kompartemen dapat dihitung dengan persamaan berikut:

t 0.693 k

ln 2 k

2,3

Jadi dari penjelasan di atas, MEC dan MTC suatu jenis obat dapat dihitung berdasarkan faktor berat badan, volume distribusi, dan range terapeuticnya yang dipengaruhi umur, luas permukaan tubuh dan jenis kelaminnya.

Faktor umur yang akan diperhitungkan hanya untuk yang berumur 12 – 100 tahun. Hal ini dikarenakan untuk sebagian besar obat, belum dilakukan penelitian untuk pemberian pada anak di bawah 12 tahun. Faktor yang paling mempengaruhi adalah belum sempurnanya perkembangan alat pencernaan pada anak di bawah 12 tahun.

Setelah semua parameter yang dibutuhkan lengkap, maka dapat dibuat sebuah pemodelan matematika yang menggambarkan konsentrasi semua zat yang terkandung dalam sebuah obat.

(9)

3.4 Prosedur Utama Program Aplikasi

Dalam merancang program aplikasi ini ada dua algoritma utama, yaitu algoritma penghitungan konsentrasi obat algoritma menentukan zat pembatas.

3.4.1 Algoritma Perhitungan Konsentrasi Obat

Berikut ini adalah algoritma penghitungan konsentrasi obat. 1. Hitung berat badan ideal.

2. Jika berat badan pengguna lebih besar 30% dari berat badan ideal, hitung dan gunakan berat badan yang disesuaikan.

3. Hitung volume distribusi berdasarkan berat badan atau berat badan yang disesuaikan.

4. Hitung ratio eliminasi dan ratio absorpsi.

5. Hitung MEC dan MTC awal berdasarkan range terapeutic dan volume distribusi.

6. Hitung luas permukaan tubuh berdasarkan berat badan dan tinggi badan. 7. Sesuaikan penghitungan MEC dan MTC berdasarkan umur, luas permukaan

badan dan jenis kelamin.

8. Hitung dosis obat yang dapat diminum tanpa melebihi MTC dan simpan waktu minum obat.

9. Hitung konsentrasi akumulasi obat yang berubah terhadap waktu

10. Jika konsentrasi dibawah MEC dan waktu setelah minum obat terakhir sudah lebih dari waktu paruhnya, maka ulangi langkah 8.

11. Jika konsentrasi melebihi MTC, akan keluar peringatan.

(10)

3.4.2 Algoritma Penentuan Zat Pembatas

Berikut ini adalah algoritma penentuan zat pembatas.

1. Bagi massa obat maksimum per dosis dengan massa obat dalam satu tablet. 2. Ulangi langkah 1 untuk semua zat yang terkandung dalam satu obat.

3. Urutkan zat mulai dari nilai yang terkecil.

3.4.3 Algoritma Program Aplikasi

Berikut ini adalah algoritma dasar program aplikasi ini. 1. Buka file program dengan nama Medicine.exe.

2. Pilih menu Input (Input Zat, Input Obat, Input User), View (View Zat, View Obat), Help dan About untuk memunculkan form menu yang dipilih.

3. Klik menu View Zat jika ingin melihat semua zat yang sudah dimasukkan dan disimpan di database.

4. Klik menu View Obat jika ingin melihat semua zat yang sudah dimasukkan dan disimpan di database.

5. Klik menu Input Zat jika ingin memasukkan zat yang ingin dimasukkan dan disimpan di database.

6. Klik menu Input Obat jika ingin memasukkan obat yang ingin dimasukkan dan disimpan di database.

7. Klik menu Input User jika ingin menggambarkan konsentrasi obat yang dipilih sesuai dengan karakteristik setiap user.

8. Klik menu Help jika ingin melihat penjelasan dari input yang harus diisi oleh user.

(11)

9. Klik menu About jika ingin melihat informasi mengenai program aplikasi dan pembuatnya.

10. Ulangi langkah 2–9, sebanyak yang diinginkan, dengan data yang sama atau yang baru.

11. Tutup program jika sudah tidak diperlukan lagi.

3.5 Perancangan Program Aplikasi

Pada tahap perancangan ini, akan dibuat rancangan layar dan rancangan proses dari program aplikasi yang sedang dibangun.

3.5.1 Perincian Syarat

1. Program dibuat menggunakan program IDE Microsoft Visual Studio 2008 C#, yang dioperasikan pada sistem operasi Microsoft Windows XP Professional.

2. Metode farmakokinetik yang digunakan adalah model satu kompartemen. 3. Cara pemberian yang diperhitungkan adalah dengan injeksi intravena dan

cara oral, bentuk tablet dan cair.

4. Data yang digunakan adalah data rata – rata yang didapat dari hasil penelitian yang dipublikasikan.

(12)

3.5.2 3.5.3 U digun Zat Hirarki Me Hirarki m Use Case Di Untuk m nakan diagra View  Data Oba Sistem Vie Vie Inp Inp Inp enu menu pada pr Gam iagram menggambar am use case Gamba at ew Zat ew Obat put Zat ut Obat put User rogram aplik mbar 3.1 Hi rkan kebut seperti gam ar 3.2 Use ca Me Uta Zat So Kal

kasi ini dapa

rarki Menu tuhan softw mbar dibawah ase diagram enu  ama Input Obat orting  zat kulasi  at dilihat pad u ware secara h ini: m User Menyim data Menyim data o Menga data Menga data o da gambar: a visual, Help About mpan  zat mpan  obat  ambil  zat ambil  obat  maka t

(13)

Pada gambar 3.2 terdapat 1 aktor dan 11 use case. Pengguna aplikasi adalah aktor yang menggunakan aplikasi.

Deskripsi, prekondisi, proses, dan kondisi akhir dari tiap elemen-elemen use case dijelaskan dengan narasi pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Narasi Use Case

No Elemen Use Case Keterangan

1 Nama View Zat

Deskripsi Menampilkan data zat yang sudah disimpan dalam database

Prekondisi Sistem menampilkan form utama

Proses Use case Mengambil Data Zat dijalankan Kondisi akhir Sistem menampilkan form view zat

2 Nama View Obat

Deskripsi Menampilkan data obat yang sudah disimpan dalam database

Prekondisi Sistem menampilkan form utama

Proses Use case Mengambil Data Obat dijalankan Kondisi akhir Sistem menampilkan form view zat

3 Nama Input Zat

(14)

No Elemen Use Case Keterangan

Prekondisi Sistem menampilkan form utama

Proses User memasukkan data zat sesuai dengan input yang dibutuhkan

Validasi input

Use case Menyimpan Data Zat dijalankan Kondisi akhir Form input zat akan di reset ke kondisi awal

4 Nama Input Obat

Deskripsi Memasukkan data obat yang baru ke dalam data base Prekondisi Sistem menampilkan form utama

Proses User memasukkan data obat sesuai dengan input yang dibutuhkan

Validasi input

Use case Menyimpan Data Obat dijalankan Kondisi akhir Input sudah valid

5 Nama Sorting Zat

Deskripsi Melakukan proses sorting zat yang terkandung dalam satu obat, untuk menentukan zat yang akan menjadi patokan dosis yang digunakan

(15)

No Elemen Use Case Keterangan

Proses Membagi dosis total per hari suatu obat dengan massa obat yang terkandung dalam obat

Urutkan zat dari yang nilainya kecil sebagai zat 1 Use case Menyimpan Data Obat dijalankan

Kondisi akhir Zat sudah diurutkan dengan zat yang menjadi patokan menjadi zat pertama

6 Nama Menyimpan Data Zat

Deskripsi Menyimpan data zat

Prekondisi Use case Input Data Zat sudah dijalankan Proses Data yang sudah valid akan diinput ke data base Kondisi akhir Form input zat akan di reset ke kondisi awal 7 Nama Mengambil Data Zat

Deskripsi Mengambil data dari data base untuk ditampilkan atau untuk digunakan dalam perhitungan

Prekondisi Use case View Zat atau Kalkulasi dijalankan Proses Membaca data base

Kondisi akhir Data berhasil didapat 8 Nama Menyimpan Data Obat

(16)

No Elemen Use Case Keterangan

Prekondisi Use case Input Data Obat sudah dijalankan Proses Data yang sudah valid akan diinput ke data base Kondisi akhir Form input obat akan di reset ke kondisi awal 9 Nama Mengambil Data Obat

Deskripsi Mengambil data dari data base untuk ditampilkan atau untuk digunakan dalam perhitungan

Prekondisi Use case View Obat atau Kalkulasi dijalankan Proses Membaca data base

Kondisi akhir Data berhasil didapat

10 Nama Input User

Deskripsi User memasukkan parameter fisiologis yang akan digunakan

Prekondisi Sistem menampilkan form utama Proses Sistem memunculkan form input user

User memasukkan input sesuai dengan yang dibutuhkan

Validasi input

Use case Kalkulasi dijalankan Kondisi akhir Input sudah valid

(17)

No Elemen Use Case Keterangan

11 Nama Kalkulasi

Deskripsi Melakukan proses perhitungan parameter farmakokinetik yang dibutuhkan dan melakukan pemodelan grafik dari data yang ada

Prekondisi Use case Input User sudah dijalankan

Proses Melakukan perhitungan semua parameter farmakokinetik yang digunakan

Membuat grafik sesuai dengan perubahan konsentrasi obat yang berubah terhadap waktu

Kondisi akhir Sistem memunculkan form baru menampilkan grafik yang dibuat

(18)

3.5.4 Sequence Diagram

(19)

3.5.5 Perancangan Layar

3.5.5.1 Rancangan Layar Utama

Rancangan untuk form utama disusun seperti Gambar 3.3. di bawah ini.

Gambar 3.4 Rancangan Layar Form Utama

Pada form utama ini terdapat menu – menu utama, yaitu Input, View, About dan Help. Menu Input terdiri dari sub menu Input Zat, Input Obat, dan Input User. Sedangkan menu View terdiri dari sub menu View Zat dan View Obat. Setiap menu dan sub menu yang ada akan membuka form baru pada form utama berdasarkan menu yang dipilih. Selain itu juga ada tombol Exit untuk keluar dari program aplikasi.

(20)

3.5.5.2 Rancangan Form Input Zat

Seperti diuraikan di atas, pada saat menu Input Zat dipilih, akan muncul form baru yaitu form Input Zat. Form Input Zat dirancang seperti pada gambar di bawah ini.

Gambar 3.5 Rancangan Layar Form Input Zat

Input yang harus diisi oleh user adalah

a. Nama Zat, yaitu nama zat yang akan diinput, tipe data input string. b. Max Obat/ Hari, yaitu maksimal massa obat yang diperbolehkan untuk

diminum dalam periode 24 jam dalam satuan milligram (mg), tipe data input double.

(21)

c. Max Obat/ 1 kali minum, yaitu maksimal massa obat yang diperbolehkan untuk diminum untuk setiap 1 kali minum dalam satuan milligram (mg), tipe data input double.

d. Volume Distribusi, yaitu volume distribusi obat dalam satuan L/ kg, tipe data input double.

e. Oral Availability, yaitu nilai bioavailabilitas obat dengan pemberian oral, user memilih nilai antara 0 – 100.

f. Range Terapeutic, yaitu range therapeutic untuk zat yang diinput dalam satuan mg/ L, tipe data input double.

g. Waktu Paruh, yaitu range waktu paruh dalam satuan jam, tipe data input double.

h. Waktu Mencapai Konsentrasi Puncak, yaitu range waktu mencapai waktu puncak dalam satuan jam, tipe data input double.

Terdapat dua pilihan tindakan setelah semua parameter terisi, yaitu OK dan cancel. Jika user memilih OK, maka sistem akan melakukan proses pengecekan validasi input, dan akan menyimpan data zat yang sudah valid. Sedangkan jika user memilih Cancel, maka form Input Zat akan ditutup.

3.5.5.3 Rancangan Form Input Obat

Seperti diuraikan di atas, pada saat menu Input Obat dipilih, akan muncul form baru yaitu form Input Obat. Form Input Obat dirancang seperti pada gambar di bawah ini.

(22)

Gambar 3.6 Rancangan Layar Form Input Obat

Input yang harus diisi oleh user adalah:

a. Nama Obat, yaitu nama obat yang akan diinput, tipe data input string. b. Cara Pemberian, yaitu cara pemberian obat kepada pasien, user memilih

oral tablet, oral cair, injeksi intravena.

c. Volume, yaitu volume obat dalam bentuk cair jika pemberian obat diberikan dengan cara injeksi intravena dan oral berbentuk cair dalam satuan milligram (mg), tipe data input double.

d. Penambahan, yaitu penambahan bagian terkecil dari obat yang bisa diberikan, dengan pilihan ¼ , ½, 1.

e. Max Hari Penggunaan, yaitu banyak hari penggunaan maksimal obat dalam satuan hari, user memilih nilai antara 1-7.

(23)

f. Zat 1 s/d Zat 5, yaitu zat yang terkandung dalam satu jenis obat, dengan pilihan nama – nama zat yang sudah disimpan sebelumnya.

g. Massa, yaitu massa zat yang terkandung dalam 1 tablet obat dalam satuan mg, tipe data input double.

h. Peringatan, yaitu peringatan yang akan ditampilkan ketika obat dihitung konsentrasinya.

Terdapat dua pilihan tindakan setelah semua parameter terisi, yaitu OK dan cancel. Jika user memilih OK, maka sistem akan melakukan proses pengecekan validasi input, dan akan menyimpan data obat yang sudah valid. Sedangkan jika user memilih Cancel, maka form Input Obat akan ditutup.

3.5.5.4 Rancangan Form Input User

Input yang harus diisi oleh user adalah:

a. Nama Obat, yaitu nama obat yang akan digunakan, memilih nama obat yang sudah disimpan.

b. Umur, user memilih nilai antara 12-100.

c. Berat Badan, dalam satuan kg, tipe data input int, nilai antara 25 – 250. d. Tinggi Badan, dalam satuan kg, tipe data input int, nilai antara 90 – 250. e. Jenis Kelamin, user memilih antara pria dan wanita.

f. Faktor Waktu Paruh, yaitu perhitungan waktu paruh yang akan digunakan dari range waktu paruh yang dimiliki setiap zat yang dihitung, user memilih nilai antara 0 – 1 dengan peningkatan nilai sebesar 0,01.

(24)

g. Faktor Waktu Puncak, yaitu perhitungan waktu puncak yang akan digunakan dari range waktu mencapai konsentrasi puncak yang dimiliki setiap zat yang dihitung, user memilih nilai antara 0 – 1 dengan peningkatan nilai sebesar 0,01.

Form Input User dirancang seperti pada gambar di bawah ini.

Gambar 3.7 Rancangan Layar Form Input User

Terdapat dua pilihan tindakan setelah semua parameter terisi, yaitu OK dan cancel. Jika user memilih OK, maka sistem akan melakukan proses pengecekan validasi input, dan akan menghitung konsentrasi data obat dan regimen pengobatan yang efektif dan aman. Sedangkan jika user memilih Cancel, maka form Input User akan ditutup.

(25)

3.5.5.5 Rancangan Form View Zat

Seperti diuraikan di atas, pada saat menu View Zat dipilih, akan muncul form baru yaitu form View Zat. Form View Zat dirancang seperti pada gambar di bawah ini. Pada form ini akan ditampilkan semua zat yang sudah disimpan dalam data base dengan semua parameter yang sudah dinput.

Gambar 3.8 Rancangan Layar Form View Zat

3.5.5.6 Rancangan Form View Obat

Seperti diuraikan di atas, pada saat menu View Obat dipilih, akan muncul form baru yaitu form View Obat. Form View Obat dirancang seperti

(26)

pada gambar di bawah ini. Pada form ini akan ditampilkan semua obat yang sudah disimpan dalam data base dengan semua parameter yang sudah dinput.

Gambar 3.9 Rancangan Layar Form View Obat

3.5.5.7 Rancangan Form Help

Pada menu Help, terdapat User Manual yang bertujuan untuk membantu user agar mengetahui arti dari setiap input yang diminta dan cara pemakaian program aplikasi.

(27)

Gambar 3.10 Rancangan Layar Form Help

3.5.5.8 Rancangan Form About

Pada menu About, terdapat perincian informasi mengenai judul program aplikasi, perancang program aplikasi, tahun pembuatan program aplikasi, serta dosen-dosen pembimbing skripsi ini.

Gambar

Gambar 3.3 Sequence Diagram
Gambar 3.4 Rancangan Layar Form Utama
Gambar 3.5 Rancangan Layar Form Input Zat
Gambar 3.6 Rancangan Layar Form Input Obat
+5

Referensi

Dokumen terkait

Jumlah Perkara yang Diterima dan Diputuskan Pengadilan Tinggi Agama menurut Jenis Perkara Tahun 2009 Number of Cases Received and Dealt With in Religious Court by Kind of Cases

bertanggungjawab dengan penekanan pada otonomi yang lebih merupakan kewajiban daripada hak, maka dalam Undang-undang ini pemberian kewenangan otonomi kepada

Hasil dalam penelitian ini menunjukan bahwa keadilan organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap organizational citizenship behaviour, lingkungan kerja

Diharapkan perjanjian kredit daring yang dibuat dengan klausul-klausul tertentu dapat memberikan keamanan bagi pihak kreditur sebagai penyelenggara layanan pinjam

Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit, dimana di RSU Kabanjahe wadah penampung limbah medis padat ini tidak dilengkapi dengan kantong plastik, juga ada

Penelitian tentang Analisis Efektivitas Biaya Antara Symbicort® Turbuhaler® (Budesonide- Formoterol) dan Seretide® Diskus® (Salmeterol-Fluticasone) pada Pasien Penyakit Paru

Pembuatan Poster tersebut dibuat dalam bentuk Kalender Kadarkum tahun 2006 yang diprogramkan sebanyak 17.500 eksemplar. Dalam tahun 2005 ini kalender Kadarkum

Disisi lain pemecahan masalah matematika dalam proses pembelajaran dapat digunakan untuk mengetahui proses berpikir siswa dalam penyelesaian masalah yang mengarah