• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

15 BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

A. Pengertian Akuntansi

Menurut Paul Gardy dalam ARS No.7 AICPA, 1965, akuntansi merupakan suatu body of knowledge serta fungsi organisasi yang secara sistematik, orisinal dan autentik, mencatat, mengklasifikasikan, memproses, mengikhtisarkan, menganalisi, menginterpretasikan seluruh transaksi dan kejadian serta kerakter keuangan yang terjadi dalam operasi entitas akuntansi dalam rangka menyediakan informasi yang berarti yang dibutuhkan manajemen sebagai laporan dan pertanggungjawabanatas kepercayaan yang diterimanya.

Definisi lain menurut Accounting Principle Board (APB) dalam statement No.4, akuntansi adalah sebuah kegiatan jasa (service activity) fungsinya adalah untuk memberikan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat finansial, tentang entitas-entitas ekonomi yang dianggap berguna dalam pengambilan keputusan- keputusan ekonomi, dalam penentuan pilihan-pilihan logis di antara tindakan- tindakan alternatif.

B. Laporan Keuangan

1. Pengertian laporan keuangan

Menurut Wiwin Yadiati (2007) laporan keuangan adalah informasi keuangan yang disajikan dan disiapkan oleh manajemen dari suatu

(2)

16

perusahaan kepada pihak-pihak internal dan eksternal yang bersisi seluruh kegiatan bisnis dari satu kesatuan usaha yang merupakan salah satu alat pertanggung jawaban dan komunikasi manajemen kepada pihak yang membutuhkannya. Laporan keuangan berbeda dengan pelaporan keuangan.

Menurut Wiwin Yadiati (2007) pelaporan keuangan adalah laporan keuangan yang ditambah dengan informasi-informasi lain yang berhubungan, baik langsung atau tidak langsung dengan informasi yang disediakan oleh sistem akuntansi

Laporan keuangan formal terdiri dari : a. Neraca (balance sheet)

Menggambarkan posisi keuangan yang merupakan keseimbangan antara aktiva, utang dan modal pada suatu tanggal tertentu

b. Laporan laba rugi (income statement)

Ikhtisar dari pendapatan dan beban usaha pada satu periode tertentu c. Laporan perubahan ekuitas (statement of changes of equity)

Menggambarkan laporan perubahan modal yang meliputi laba komprehensif, investasi dan distribusi dari dan kepada pemiliki pada satu periode tertentu.

d. Laporan arus kas (cash flow statement)

Rincian penerimaan dan pengeluaran kas yang berasal dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan selama satu periode tertentu

e. Catatan atas laporan keuangan (notes to financial statement)

(3)

17

Berisi informasi yang tidak bisa diungkapkan dalam 4 laporan diatas yang mengungkapkan prinsip, prosedur, metode dan teknik penyusunan laporan keuangan

2. Tujuan laporan keuangan

Tujuan laporan keuangan menurut Trueblood Report diantaranya sebagai berikut :

a. Tujuan dasar laporan keuangan adalah menyediakan informasi untuk membuat dasar keputusan ekonomi

b. Pemakaian informasi memiliki keterbatasan wewenang, oleh karena itu bagaimana laporan keuangan tersebut haru dapat menyajikan informasi kepada berbagai jenis pengguna yang memiliki segala keterbatasan

c. Memberikan informasi yang dibutuhkan oleh investor dan kreditor dalam menaksir earning power dan aliran kas perusahaan, perbandingan dan evaluasi aliran kas, baik jumlah dan ketidakpastian yang meliputinya

d. Earning power adalah bukan semata-mata kemampuan dalam menghasilkan laba bersih semata (akuntansi) tetapi meliputi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas

3. Pengguna laporan keuangan

Kelompok-kelompok yang berkepentingan terhadap pelaporan aktivitas sebuah organisasi yang berorientasi profit juga akan mempengaruhi

(4)

18

penyusunan standar akuntansi. Kelompok pengguna ini dapat diklasifikasikan sebagai pengguna lansung dan tidak langsung. Pengguna langsung meliputi pemilik dan pemegang saham perusahaan, pemberi pinjaman dan pemasok, manajemen perusahaan, dinas perpajakan, organisasi pekerja dan pelanggan.

Sedangkan pengguna tidak langsung meliputi analis dan konsultan keuangan, pasar saham, pengacara, otoritas yang terkait dengan regulasi, kalangan berita keuangan dan agen-agen penyaji laporan, asosiasi dagang, serikat pekerja, kompetitor, masyarat umum dan department pemerintah. Pengguna langusng maupun tidak langsung masing-masing memilki tujuan yang berbeda dan saling bertentangan. Oleh karen itu, kedua kelompok tersebut memiliki kebutuhan informasi yang berbeda.

C. Dana

1. Pengertian dana

Pengertian dana (Sonny Sumarsono : 2010) adalah kesatuan fiskal dan kesatuan akuntansi yang berdiri sendiri dengan satu perangkat rekening yang saling berimbang untuk membukukan kas dan sumber lainnya bersama-sama dengan utang, kewajiban-kewajiban, cadangan-cadangan dan hak miliki yang disisihkan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu ataau pencapaian tujuan tertentu sesuai dengan peraturan, restriksi atau litimasi yang ada.

2. Unsur-unsur dana

Unsur-unsur dana terdiri dari :

a. Kesatuan fiskal dan kesatuan akuntansi yang berdiri sendiri

(5)

19

b. Terdapat sekumpulan rekening untuk mencatat mutasi kas dan atau sumber-sumber lainnya

c. Mempunyai tujuan penggunaan tertentu

d. Terdapat peraturan-peraturan atau undang-undang yang dapat mengatur pengadaan serta penggunaan dana tersebut

3. Jenis-jenis dana

Berikut adalah jenis-jenis dana yang harus digunakan oleh suatu unit pemerintahan :

a. Dana pemerintahan

Dana pemerintahan terdiri atas dana umum, dana pendapatan khusus dan proyek modal dan dana pelunasan utang. Dana umum adalah dana untuk mempertanggungjawabkan sumber-sumber yang tidak dipertanggung- jawabkan dalam dana lain. Dana pendapatan khusus adalah dana untuk mempertanggungjawabkan penerimaan sumber-sumber tertentu yang dipertanggungjawabkan dalam dana trust belanja dan proyek modal yang ditujukan untuk aktivitas tertentu. Dana proyek modal adalah dana untuk mempertanggungjawabkan sumber-sumber yang digunakan untuk tujuan pemerolehan atau pembangunan fasilitas modal. Dana pelunasan utang adalah dana untuk mempertanggung jawabkan pengakumulasian sumber- sumber untuk membayar poko dan bunga utang jangka panjang umum.

b. Dana kepemilikan

Dana kepemilikan terdiri atas dana perusahaan dan dana layanan internal.

Dana perusahaan adalah dan untuk mempertanggungjawabkan aktivitas

(6)

20

bisnis yang dilakukan oleh pemerintah, sedangkan dana layanan internal adalah dana untuk mempertanggungjawabkan barang dan jasa yang disediakan oleh suatu unit pemerintah kepada unit pemerintah itu sendiri atau kepada unit pemerintah lain

c. Dana kepercayaan

Dana kepercayaan terdiri atas dana trust dan dana peragenan. Dana trust yaitu dana untuk mempertanggungjawabkan aktiva milik pihak lain yang dikelola pemerintah sebgai pihak yang dipercaya. Dana peragenan adalah dana untuk mempertanggungjawabkan aktiva milik pihak lain yang dikelola oleh pemerintah yang bertindak sebagai agent.

d. Dana Umum

Dana umum dibentuk untuk mempertanggungjawabkan semua aktivitas pemerintahan umum yang tidak dipertanggungjawabkan.

e. Dana Pendapatan Khusus

Dana pendapatan khusus adalah dana yang digunakan oleh pemerintah untuk mempertanggungjawabkan penerimaan sumber-sumber keuangan yang ditujukan untuk aktivitas tertentud.

f. Dana Proyek Modal

Dana ini dibentuk oleh suatu unit pemerintahan untuk mempertanggung- jawabkan sumber-sumber keuangan yang digunakan untuk memperoleh fasilitas modal melalui pembelian atau pembangunan.

g. Dana Pelunasan Utang

(7)

21

Dana ini dibentuk untk mempertanggungjawabkan pengakumulasian sumber-sumber yang akan digunakan untuk pembayaran pokok dan bunga utang jangka panjang umum

h. Dana Perusahaan

Dana ini dibentuk untuk mempertanggungjawabkan segala aktivitas keuangan pemerintah layaknya perusahaan komersial.

i. Dana Layanan Internal

Dana ini dibentuk untuk mempertanggungjawabkan layanan pelengkapan barang dan jasa dalam unit pemerintahan tersebut

D. Subsidi

1. Pengertian subsidi

Arif Sobarudi (2012) menngemukakan bahwa Subsidi merupakan kebijakan perdagangan internasional yang mana pemerintah memberikan bantuan kepada pengusaha domestik sehingga biaya produksi akan berkurang/ lebih murah. Bantuan ini dapat berupa bantuan modal langsung kepada pengusaha domestik ataupun penurunan harga bahan baku dengan cara dibiayai oleh pemerintah. (www.bisosial.com).

Menurut Milton H. Spencer dan Orley M. Amos, Jr. dalam bukunya Contemporary Economics Edisi ke-8 halaman 464 sebagaimana dikutip oleh Rudi Handoko dan dan Pandu Patriadi menulis bahwa subsidi adalah pembayaran yang dilakukan pemerintah kepada perusahaan atau rumah tangga untuk mencapai tujuan tertentu yang membuat mereka dapat

(8)

22

memproduksi atau mengkonsumsi suatu produk dalam kuantitas yang lebih besar atau pada harga yang lebih murah.

Menurut Suparmoko, subsidi (transfer) adalah salah satu bentuk pengeluaran pemerintah yang juga diartikan sebagai pajak negatif yang akan menambah pendapatan mereka yang menerima subsidi atau mengalami peningkatan pendapatan riil apabila mereka mengkonsumsi atau membeli barang-barang yang disubsidi oleh pemerintah dengan harga jual yang rendah. Subsidi dapat dibedakan dalam dua bentuk yaitu subsidi dalam bentuk uang (cash transfer) dan subsidi dalam bentuk barang atau subsidi innatura (in kind subsidy).

Menurut Nota Keuangan dan RAPBN 2014, subsidi merupakan

alokasi anggaran yang disalurkan melalui perusahaan/lembaga yang memproduksi, menjual barang dan jasa, yang memenuhi hajat hidup orang banyak sedemikian rupa, sehingga harga jualnya dapat dijangkau masyarakat.

Dengan demikian, subsidi merupakan upaya pemerintah melalui penyaluran anggaran kepada produsen barang dan jasa dalam rangka pelayanan publik sehingga masyarakat dapat memenuhi hajat hidupnya dengan harga beli yang lebih terjangkau atas barang dan jasa publik yang disubsidi tersebut.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa subsidi adalah bantuan pemerintah dalam bentuk bantuan keuangan yang dibayarkan kepada produsen dan konsumen suatu bisnis atau sektor ekonomi atas barang/jasa tertentu (dungtji munawar : 2013). Subsidi untuk tarif tenaga

(9)

23

listrik merupakan bantuan pemerintah dalam bentuk bantuan keuangan yang dibayarkan kepada PLN dengan bertujuan untuk menjaga stabilitas tarif tenaga listrik dan memberi perlindungan kepada masyarakat berpendapatan rendah.

Menurut Dungtji Munawar (2013) “Dengan adanya subsidi tersebut diharapkan bahan kebutuhan pokok masyarakat tersedia dalam jumlah mencukupi, dengan harga stabil dan terjangkau oleh daya beli masyarakat.

Dana subsidi listrik dialokasikan dalam APBN dan/ atau APBN- Perubahan. Dalam rangka pelaksanaan anggaran subsidi listrik, mentri keuangan selaku pengguna anggaran menunjuk Direktur Jendral Anggaran selaku KPA. Subsidi listrik diberikan kepada pelanggan dengan golongan tarif tenaga listrik rata-ratanya lebih rendah dari BPP tenaga listrik pada tegangan di golongan tarif tersebut.

Dalam rangka pelaksanaan subsidi listrik, PT PLN (Persero) melakukan pengendalian terhadap parameter pertumbuhan penjualan lisrik, volume penjualan dan bauran energi yang digunakan dalam perhitungan subsidi listrik dalam APBN. Pelaksanaannya dituangkan dalam laporan realisasi pertumbuhan penjualan listrik, volume penjualan dan bauran energi.

Dalam laporan ini disampaikan juga realisasi sampai dengan akhir tahun berjalan atas parameter pertumbuhan penjualan listrik, penjualan dan bauran energi. Dengan mengacu pada laporan tersebut PT PLN (Persero) dapat mengajukan usulan perubahan besaran parameter dan besaran subsidi listrik,

(10)

24

kemudian usulan ini dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk merevisi DIPA dengan memperhatikan kemampuan keuangan negara.

2. Jenis subsidi

Dalam APBN, belanja subsidi terdiri dari subsidi energi dan subsidi nonenergi yang masing-masing terdiri dari:

a. Subsidi Energi:

1) SubsidiBahan Bakar Minyak (BBM);

2) Subsidi Bahan Bakar Nabati (BBN) 3) LPG tabung 3 kg

4) dan LGV, serta 5) Subsidi Listrik

b. SubsidiNon-Energi:

1) Subsidi Pertanian terdiri dari : Subsidi Pangan, Subsidi Benih, dan Subsidi Pupuk;

2) Subsidi Bunga Kredit Program;

3) Public Service Obligation (PSO);

4) Subsidi Pajak/DTP

5) Subsidi Lainnya

(11)

25

3. Tujuan subsidi listrik

Menurut Nota keuangan dan RAPBN 2014, anggaran subsidi listrik diberikan dengan tujuan agar harga jual listrik dapat terjangkat oleh pelanggan dengan golongan tarif tertentu. Subsidi listrik dialokasikan karena rata-rata harga jual listrik (HJTL) lebih rendah dari biaya pokok penyedian (BPP) tenaga listrik pada golongan tarif tersebut. Anggaran subsidi listrik juga dialokasikan untuk mendukung ketersediaan listrik bagi industri, komersial dan pelayanan masyarakat. Selain itu, pemberian listrik diharapkan menjamin program inventasi dan rehabilitasi sarana/ prasarana dalam penyediaan tenaga listrik.

4. Upaya pengendalian subsidi listrik

Dalam mengendalikan subsidi listrik, pemerintah bersama DPR RI sepakat untuk menurunkan subsidi listrik secara bertahap, dengan tidak mengorbankan masyarakat berpenghasilan rendah. Berkaitan dengan hal tersebut, pemerintah telah melakukan penyesuain tarif tenaga listrik (TTL) rata-rata sebesar 15% pada tahun 2013 secara bertahap (Dungtji Munawar : 2013).

Menurut data perkembangan anggaran belanja subsidi, menunjukan bahwa subsidi listrik pada tahun 2011 adalah sebesar Rp.90.447.500.000.000,- pada tahun 2012 Rp.94.583.000.000.000,- pada tahun 2013 Rp.99.979.700.000.000,- dan pada tahun 2014 Rp.89.766.500.000.000,-. Dari data tersebut dapat kita ketahui bahwa pada tahun 2014 terdapat penurunan subsidi yang cukup signifikan.

(12)

26

Dikutip dari kajian evaluasi risiko fiskal atas kebijakan PSO dan pembentukan holding company Salah satu cara untuk merumuskan subsidi secara lebih tepat adalah dengan membuat suatu financial model perhitungan subsidi listrik yang menggunakan basis data yang sama dengan financial model perhitungan subsidi listrik milik PT PLN (Persero). Model keuangan PT PLN (Persero) yang selama ini menghasilkan usulan besaran subsidi listrik tidak dilengkapi dengan informasi secara mendetail hingga biaya pembangkit dan proses perhitungan biaya pokok penyediaan per tegangan (tegangan tinggi, tegangan menengah dan tegangan rendah) atau biasa disingkat BPP (http://www.kemenkeu.go.id).

Secara umum financial model adalah suatu spreadsheet yang dibuat untuk tujuan melakukan analisa keuangan bagi suatu perusahaan, proyek, portofolio keuangan serta lain-lain. Ada berbagai jenis financial model antara lain risk analysis model, trading model serta lain-lain. Namun jenis financial model yang umum digunakan adalah financial projection model. Diharapkan dengan menggunanakan financial model tersebut, diharapkan pemerintah mampu mengelola, mengendalikan dengan baik subsidi listrik melalui pengendalian BPP listrik dan biaya pembangkit sehingga setiap ada usulan perubahan besaran subsidi listrik oleh PT PLN (Persero) pada akhirnya tidak berdampak pada meningkatnya risiko fiskal.

(13)

27

5. Perhitungan Subsidi Listrik

Berikut adalah formula untuk perhitungan subsidi listrik sesuai dengan peraturan menteri keuangan Republik Indonesia Nomor 170/PMK.02/2013 tanggal 28 November 2013 perihal tata cara penyediaan anggaran, penghitungan, pembayaran dan pertanggungjawaban subsidi listrik :

S = - (TTL – BPP (1+m)) x V

Keterangan :

S = Subsidi

TTL = tarif tenaga listrik rata-rata (Rp/ Kwh) dari masing-masing Golongan Tarif

BPP = BPP (Rp/ Kwh) pada masing-masing golongan tarif M = Marjin (%)

V = Volume penjualan

Biaya pokok penyediaan (Rp/ KWh) yang biasa disingkat BPP merupakan biaya penyediaan tenaga listrik oleh PT PLN (Persero) untuk melaksanakan kegiatan operasi mulai dari pembangkitan, penyaluran (transmisi) sampai dengan pendistibusian tenaga listrik ke pelanggan dibagi dengan total KWh jual. Komponen BPP sebagaimana dimaksud diatas meliputi :

a. Pembelian tenaga listrik termasuk sewa pembangkit

b. Biaya bahan bakar yang terdiri atas bahan bakar minyak, gas alam, panas bumi, batubara, minyak pelumas, biaya retribusi air permukaan.

c. Biaya pemeliharaan yang terdiri atas material dan jasa borong

(14)

28

d. Biaya kepegawaian e. Biaya administrasi

f. Penyusutan atas aktiva tetap operasional

g. Beban bunga dan keuangan yang digunakan untuk penyediaan tenaga listrik

marjin dalam perhitungan pembayaran subsidi merupakan marjin yang digunakan dalam perhitungan besaran subsidi listrik untuk menghasilkan skala subsidi listrik yang ditetapkan dalam APBN dan/ atau APBN perubahan. Jumlah subsidi yang dibayarkan setiap bulannya sebesar 95% dari hasil perhitungan verifikasi.

E. Biaya

1. Pengertian biaya

Biaya dalam akuntansi memilki 2 arti, yaitu dalam artian biaya (cost) dan beban (expense). Menurut Bastian Bustami dan Nurlela (2013) biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.

Misalnya persediaan bahan baku, persedian produk dalam proses, persediaan produk selesai dan aktiva yang belum digunakan. Sedangkan enurut Bastian Bustami dan Nurlela (2013) expense adalah biaya yang telah memberikan manfaat dan sekarang telah habis. Contohnya adalah beban penyusutan, beban pemasaran dan beban yang tergolong sebagi biaya operasi.

(15)

29

2. Biaya berdasarkan objek biaya

Berdasarkan objeknya biaya dibagi menjadi 2 macam yaitu : a. Biaya langsung

Biaya yang dapat ditelusuri secara langsung ke sasaran biaya atau objek biaya

b. Biaya tidak langsung

Biaya yang tidak dapat ditelusuri secara langsung ke sasaran biaya atau objek biaya

3. Klasifikasi Biaya

Menurut Bastian Bustami dan Nurlela (2013) klasifikasi biaya atau penggolongan biaya adalah suatu proses pengelompokan biaya secara sistematis atas keseluruhan elemen biaya yang ada ke dalam golongan- golongan tertentu yang lebih ringkas untuk dapat memberikan informasi yang lebih ringkas dan penting.

Klasifikai biaya yang umum digunakan adalah biaya dalam hubungan dengan:

a. Produk

Biaya produk dibagi menjadi yaitu biaya produksi dan non produksi.

Biaya produksi adalah biaya yang digunakan dalam proses produksi yang terdiri atas biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langung dan biaya overhead pabrik langsung. Biaya non produksi adalah biaya yang tidak berhubungan langsung dengan proses produksi. Misalnya seperti

(16)

30

biaya pemasaran, biaya administrasi dan biaya keuangan. Biaya non produksi ini disebut dengan biaya komersial dan biaya operasi

b. Volume produksi

Adalah biaya yang berhubungan dengan volume dbiaya atau perilaku biaya. Biaya ini dapat dikelompokan menjadi biaya variabel, biaya tetap, biaya semi dan biaya semi tetap.

c. Departmen dan pusat biaya

Biaya ini dapat dikempokan menjadi biaya langsung departemen dan biaya tidak lansung departemen. Biaya langsung departemen adalah biaya yang dapat ditelusuri secara langsung ke departemen bersangkutan.

Sedang biaya tidak langsung tidak dapat ditelusuri secara langsung.

d. Periode akuntansi

Dalam hubungannya dengan periode waktu, biaya dapat dikelompokan menjadi biaya pengeluaran modal dan pengeluaran pendapatan. Biaya pengeluaran modal adalah biaya yang dikeluarkan untuk memberikan manfaat dimasa yang akan datang, dalam jangka waktu lama dan dicatat sebagai aktiva. Biaya pengeluaran adalah biaya yang memberikan manfaat utnuk periode sekarang dan dilaporkan sebagai beban.

e. Pengambilan keputusan

Dalam rangka pengambilan keputusan ada 2 jenis biaya yaitu biaya relevan dan biaya tidak relevan. Biaya relevan adalah biaya dimasa yang akan datang yang berbeda dalam beberapa alternatif yang berbeda. Biaya

(17)

31

tidak relevan adalah biaya yang dikeluarkan tetapi tidak mempengaruhi keputusan apapun.

4. Penggunaan Data Biaya

Data biaya dapat digunakan oleh manajer untuk tujuan :

a. Perencanaan

Manajemen menggunakan data biaya untuk menentukan metode atau program pencapaian

b. Pengawasan

Pengawasan diperlukan untuk membandingkan dan mengevaluasi, apakah anggaran atau program yang dibuat sudah dilaksanakan dengan benar sesuai dengan fungsi perencanaan

c. Penetapan harga

Pertimbangan yang diperlukan dalam penetapan harga adalah permintaan, penawaran dan data biaya

d. Menentukan laba

Akuntansi biaya dimulai dari proses produksi sehingga menghasilkan produk. Kemudia produk ini ditujukan untuk menghasilkan laba.

e. Pengambilan keputusan

Akuntansi biaya dapat digunakan untuk memilih berbagai macam alternatif dalam pengambilan keputusan.

(18)

32

F. Biaya Pokok Penyediaan Tenaga Listrik

Biaya pokok penyediaan tenaga listrik secara umum dibagi menjadi 2 yaitu :

1) Biaya tetap

Biaya tetap secara garis besar terdiri atas biaya pengembalian modal dan biaya tetap operasi dan perawatan yang disebut fixed OM (fixed cost operation and maintanance). Biaya pengembalian modal tergantung besarnya capital recovery factor (CRF) atau sering pula disebut faktor pengembalian modal

2) Biaya variabel

Biaya variabel tergantung dari cara menjalankan pusat listrik, yaitu yang berhubungan dengan jumlah energi listrik yang dihasilkan dan terutama terdiri atas sebagian besar biaya pemeliharaan dan perbaikan serta sebagian kecil gaji dan upah. Dalam struktur biaya operasi dan perawatan transmisi komponennya hanya merupakan biaya tetap.

Biaya pokok penyediaan listrik terdiri dari BPP tegangan tinggi, BPP tegangan menengah, dan BPP tegangan rendah. Sedangkan variabel makro ekonomi dan industri listrik BPP adalah sejumlah variabel yang mempengaruhi biaya pembangkit serta susut dan jumlah listrik yang terjual di tiap jaringan tegangan (TT, TM dan TR). Biaya transmisi bergerak seiring dengan fluktuasi kurs US dollar terhadap rupiah.

Adapun persamaan dari BPP Tegangan Tinggi adalah sebagai berikut:

(19)

33

BPP TT = Total Biaya di TT / kWh net di TT

= (Biaya Pembangkitan + Biaya Transmisi TT) / (kWh diterima di TT – kWh losses di TT)

Biaya Transmisi TT adalah penjumlahan dari biaya-biaya fungsional di transmisi tegangan tinggi. Biaya fungsional tersebut meliputi biaya pemeliharaan (material dan jasa borongan) TT, biaya administrasi TT, biaya kepegawaian TT, biaya penyusutan TT dan biaya pinjaman TT. Adapun persamaan dari BPP Tegangan Menengah adalah sebagai berikut:

BPP TM = (Total Biaya di TM – Pendapatan di TT) / kWh net di TM

= ((Total Biaya di TT + Biaya Distribusi di TM) – (kWh terjual diTT x BPP TT)) / (kWh diterima di TM – kWh losses di TM) Biaya Distribusi TM adalah penjumlahan dari biaya-biaya fungsional di distribusi tegangan menengah. Biaya fungsional tersebut meliputi biaya pemeliharaan (material dan jasa borongan) TM, biaya administrasi TM, biaya kepegawaian TM, biaya penyusutan TM dan biaya pinjaman TM. Adapun persamaan dari BPP Tegangan Rendah adalah sebagai berikut:

BPP TR= (Total Biaya di TR – (Pendapatan di TT dan TM) / kWh net di TR = ((Total Biaya di TM + Biaya Distribusi di TR) – (kWh terjual di TT x BPP TT + kWh terjual di TM x BPP TM)) /

(kWh diterima di TR– kWh losses di TR)

Biaya distribusi TR adalah penjumlahan dari biaya-biaya fungsional di distribusi tegangan rendah. Biaya fungsional tersebut meliputi biaya pemeliharaan

(20)

34

(material dan jasa borongan) TR, biaya administrasi TR, biaya kepegawaian TR, biaya penyusutan TR dan biaya pinjaman TR.

G. Upaya Menurunkan BPP

Dungtji Munawar (2013) mengemukakan bahwa Dalam rangka mengurangi beban listrik yang terus meningkat pemerintah dan PT PLN (Persero) berupaya menurunkan BPP tenaga listrik dengan cara antara lain melalui :

1) Program penurunan susut jaringan (losses)

2) Program diversifikasi energi primer di pembangkit listrik dengan melakukan optimalisasi penggunaan gas, panas bumi, batubara, biodiesel, dan penggantian high speed diesel (HSD) menjadi marine fuel oil (MFO)

H. Tarif Tenaga Listrik

1. Pengertian tarif tenaga listrik

Menurut peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 09 Tahun 2014 tentang tarif tenaga listrik yang disediakan oleh perusahaan perseroan (persero) PT Perusahaan Lisrik Negara pasal 1 Tarif tenaga listrik adalah tarif tenaga listrik untuk konsumen yang disediakan oleh perusahaan perseroan (pesero) PT Perusahaan Listrik Negara. Dalam pasal 2 dijelaskan bahwa tarif tenaga listrik ditetapkan berdasarkan golongan tarif, yaitu terdiri atas

(21)

35

a. Tarif tenaga listrik reguler

Tarif tenaga listrik reguler adalah tarif tenaga listrik yang dibayarkan setelah pemakaian tenaga listrik oleh konsumen

b. Tarif tenaga listrik prabayar adalah Tarif tenaga listrik yang dibayarkan sebelum pemakaian tenaga listrik oleh konsumen

2. Jenis tarif tenaga listrik

Dalam peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 09 Tahun 2014 tentang tarif tenaga listrik yang disediakan oleh perusahaan perseroan (persero) PT Perusahaan Lisrik Negara pasal 3 dijelaskan mengenai jenis tarif tenaga listrik dan penggolongannya, diantarnya sbb :

a. Tarif tenaga listrik untuk keperluan pelayanan sosial, terdiri atas :

1) Golongan tarif untuk keperluan pemakaian sangat kecil pada tegangan rendah, dengan daya 220 VA (S-1/TR)

2) Golongan tarif untuk keperluan pelayanan sosial kecil sampai dengan sedang pada tegangan rendah, dengan daya 450 VA sampai dengan 200 kVA (S-2/TR)

3) Golongan tarif untuk keperluan pelayanan sosial besar sampai pada tegangan menengah , dengan daya diatas 200 kVA (S-3/TM)

b. Tarif tenaga listrik untuk keperluan rumah tangga, terdiri atas :

1) Golongan tarif untuk keperluan rumah tangga kecil pada tegangan rendah, dengan daya sampai dengan 2.200 VA (R-1/TR)

(22)

36

2) Golongan tarif untuk keperluan keperluan rumah tangga menengah pada tegangan rendah, dengan daya 3.500 VA sampai dengan 5.500 VA (R-2/TR)

3) Golongan tarif untuk keperluan rumah tangga besar pada tegangan rendah, dengan daya diatas 6.600 VA keatas (R-3/TR)

c. Tarif tenaga listrik untuk keperluan bisnis, terdiri atas :

2) Golongan tarif untuk keperluan bisnis kecil pada tegangan rendah, dengan daya 450 VA sampai dengan 5.500 VA (B-1/TR)

3) Golongan tarif untuk keperluan keperluan bisnis menengah pada tegangan rendah, dengan daya 6.600 VA sampai dengan 200 kVA (B-2/TR)

4) Golongan tarif untuk keperluan bisnis besar pada tegangan menengah, dengan daya diatas 200 kVA keatas (B-3/TM)

d. Tarif tenaga listrik untuk keperluan industri, terdiri atas :

1) Golongan tarif untuk keperluan industri kecil/ industri rumah tangga pada tegangan rendah, dengan daya 450 VA sampai dengan 14 kVA (I-1/TR)

2) Golongan tarif untuk keperluan keperluan industri sedang pada tegangan rendah, dengan daya diatas 14 kVA sampai dengan 200 kVA (I-2/TR)

3) Golongan tarif untuk keperluan industri menengah pada tegangan menengah, dengan daya diatas 200 kVA keatas (I-3/TM)

(23)

37

4) Golongan tarif untuk keperluan bisnis besar pada tegangan tinggi, dengan daya 3000 kVA keatas (I-4/TT)

e. Tarif tenaga listrik untuk keperluan kantor pemerintah dan penerangan jalan umum, terdiri atas :

1) Golongan tarif untuk keperluan kantor pemerintah kecil pada tegangan rendah, dengan daya 450 VA sampai dengan 5.500 VA (P-1/TR) 2) Golongan tarif untuk keperluan kantor pemerintah sedang pada

tegangan rendah, dengan daya 6.600 VA sampai dengan 200 kVA (P-1/TR)

3) Golongan tarif untuk keperluan kantor pemerintah besar pada tegangan menengah, dengan daya diatas 200 kVA keatas (P-2/TM) 4) Golongan tarif untuk keperluan penerangan jalan umum pada

tegangan rendah (P-3/TR)

f. Tarif tenaga listrik untuk keperluan traksi pada tegangan menengah, dengan daya diatas 200 kVA (T/TM) diperuntukan bagi perusahaan perseroan (Persero) PT Kereta Api Indonesia

g. Tarif tenaga listrik untuk keperluan penjualan curah pada tegangan menengah, dengan daya diatas 200 kVA (C/TM) diperuntukan bagi pemegang izin usaha Penyediaan Tenaga Listrik

h. Tarif tenaga listrik untuk keperluan layanan khusus pada tegangan rendah, tegangan menengah dan tegangan tinggi (L/TR, TM, TT) diperuntukan hanya bagi pengguna listrik yang memerlukan pelayanan dengan kwalitas khusus dan yang karena berbagai hal tidak termasuk dalam ketentuan

(24)

38

golongan tarif sosial, rumah tangga, bisnis, industri, pemerintah dan penerangan jalan umum, traksi dan curah

i. Landasan Hukum

Sebagaimana kita ketahui bahwa landasan hukum dalam pemberian subsidi adalah berpijak dari Peraturan Perundangan yang berlaku, antara lain adalah sebagai berikut:

1) UU No. 30/2007 tentang Energi: Sesuai ketentuan Pasal 7

(1) “Harga energi ditetapkan berdasarkan nilai keekonomian berkeadilan”

(2) “Pemerintah dan Pemerintah Daerah menyediakan dana subsidi untuk masyarakat tidak mampu”

2) Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan Pasal 4 ayat (3) huruf a : Untuk penyediaan tenaga listrik, Pemerintah dan Pemerintah Daerah menyediakan dana untuk “kelompok masyarakat tidak mampu”

3) Pasal 34 ayat (1) “Pemerintah sesuai dengan kewenangannya menetapkan tarif tenaga listrik untuk konsumen dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia”

4) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN. Penjelasan pasal 66 ayat 1 (mengenai Kewajiban Pelayanan Umum/KPU)

“Meskipun BUMN didirikan dengan maksud dan tujuan untuk mengejar keuntungan, tidak tertutup kemungkinan untuk hal-hal yang mendesak, BUMN diberikan penugasan khusus oleh Pemerintah.

(25)

39

Apabila penugasan tersebut menurut kajian secara finansial tidak fisibel, Pemerintah harus memberikan kompensasi atas semua biaya yang telah dikeluarkan oleh BUMN tersebut termasuk margin yang diharapkan.”

5) Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga listrik.

Pasal 41 ayat 2 dalam menetapkan tarif tenaga listrik sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota, harus memperhatikan:

(1) keseimbangan kepentingan nasional, daerah, konsumen, dan pelaku usaha penyediaan tenaga listrik

(2) kepentingan dan kemampuan masyarakat (3) kaidah industri dan niaga yang sehat (4) biaya pokok penyediaan tenaga listrik

(5) efisiensi pengusahaan skala pengusahaan dan interkoneksi sistem (6) tersedianya sumber dana untuk investasi.

Pasal 41 ayat (4) untuk mendapatkan penetapan tarif tenaga listrik untuk konsumen, pemegang izin usaha penyediaan tenaga listrik mengajukan permohonan tertulis kepada Menteri, Gubernur atau Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangannya.

a. Peraturan Presiden RI Nomor 8 Tahun 2011 tentang Tarif Tenaga Listrik PT PLN

(26)

40

b. Permenkeu Nomor: 111/PMK.02/2007 tentang Tatacara Penyediaan Anggaran, Penghitungan, Pembayaran dan Pertanggungjawaban Subsidi Listrik.

I. Laba

1. Pengertian laba

Laba didefinisikan dengan pandangan yang berbeda-beda. Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang direalisasi yang timbul dari transaksi selama satu periode dengan biaya yang berkaitan dengan pendapatan tersebut. Menurut Harahap (2001:267) yang dimaksud dengan laba adalah “perbedaan antara realisasi penghasilan yang berasal dari transaksi perusahaan pada periode tertentu dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan penghasilan itu.”

Definisi lain atas pengertian laba dikemukakan oleh Baridwan (1997:31) dimana laba didefinisikan sebagai “kenaikan modal (aktiva bersih) yang berasal dari semua transaksi atau kejadian lain yang mempengaruhi badan usaha pada suatu periode kecuali yang timbul dari pendapatan (revenue) atau investasi oleh pemilki”. Laba dari segi sigmantik diartikan sebagai kesejahteraan dan kemakmuran atau diartikan sebagai perubahan kemakmuran atau perubahan modal.

2. Laba Akuntansi dari segi pragmatik

Dari segi pragmantik laba mempunyai 2 fungsi diantaranya :

(27)

41

a. Laba sebagai alat prediksi

Angka laba dapat memberikan informasi sebagai alat untuk menaksir dan menduga aliran kas untuk pembagian deviden, dan sebagai alat untuk menaksir kemampuan perusahaan dalam menaksir earning power dan nilai perusahaan dimasa yang akan datang.

b. Laba sebagai alat pengendalian manajemen

Laba dapat digunakan sebagai tolak ukur bagi manajemen dalam mengukur kinerja manajer atau divisii dari suatu perusahaan.

3. Karakteristik laba

Chariri dan Ghozali (2003:214) menyebutkan bahwa laba memiliki beberapa karakteristik antara lain sebagai berikut:

a. Laba didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi

b. Laba didasarkan pada postulat periodisasi, artinya merupakan prestasi perusahaan pada periode tertentu

c. Laba didasarkan pada prinsip pendapatan yang memerlukan pemahaman khusus tentang definisi, pengukuran, dan pengakuan pendapatan

d. Laba memerlukan pengukuran tentang biaya dalam bentuk biaya historis yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan pendapatan tertentu

e. Laba didasarkan pada prinsip penandingan (matching) antara pendapatan dan biaya yang relevan dan berkaitan dengan pendapatan tersebut.

4. Cakupan Laba

Terdapat dua konsep cakupan laba yaitu current operating concept dan all inclusive concept. Berikut penjelasannya :

(28)

42

a. Current operating concept

Menurut konsep ini laba meliputi item-item yang sifatnya reguler dan dati elemen-elemen pendapatan dan beban yang sifatnya berulang dan berasal dari operasi saat ini. Konsep ini relevan dengan kepentingan manajemen sebagai pengukur efisiensi yaitu berkaitan dengan pemanfaatan semua input dan sumber daya yang digunakan dalam rangka menghasilkan laba.

b. All inclusive concept

Menurut konsep ini, cakupan laba meliputi semua perubahan dan kenaikan net asset selama periode tertentu, kecuali yang diakibatkan dari investasi oleh pemilik dan distribusikan kepada pemilik.

J. Hubungan Biaya, Volume dan Laba

Biaya, volume dan laba (cost-volume-profit/CVP) menganalisisannya meliputi studi :

1. Harga hasil produksi (prices of product)

2. Jumlah atau tingkat aktivitas volume (volume of level of activity) 3. Biaya variabel tiap satuan (perunit variable cost)

4. Jumlah biaya tetap (total fixed cost)

5. Pencampuran produksi yang dijual (Mix of produtcts sold)

Grafik laba volume (Profit Volume Graph) menggambarkan hubungan antara laba dan volume penjualan secara visual. Grafik laba volume merupakan grafik dari persamaan laba operasi (laba operasi = (harga x unit) – (biaya variabel per unit x unit) – biaya tetap). Dalam grafik ini, laba operasi merupakan variabel

(29)

43

terikat dan unit merupakan variabel bebas. Nilai variabel bebas biasanya diukur pada sumbu horizontal dan nilai variabel terikat pada sumbu vertikal.

(Sudarto : 2001) Grafik biaya volume laba (cost volume profit graph) menggambarkan hubungan antara biaya, volume, dan laba. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih terperinci, perlu dibuat grafik dengan dua garis terpisah, garis total pendapatan dan garis total biaya. Persamaan dari garis ini adalah :

Pendapatan = Harga x Unit

Total biaya = (Biaya variabel per unit x Unit) + biaya tetap Asumsi –

Asumsi Pada Analisis Biaya Volume Laba .

Dapat disimpulkan bahwa :

1. Analisis mengasumsikan fungsi pendapatan dan fungsi biaya berbentuk linear 2. Analisis mengasumsikan harga, total biaya tetap, dan biaya variabel per unit diidentifikasikan secara akurat dan tetap konstan sepanjang rentang yang relevan

3. Analisis mengasumsikan apa yang diproduksi dapat dijual

4. Untuk analisis multi produk, diasumsikan bauran penjualan diketahui 5. Diasumsikan harga jual dan biaya diketahui secara pasti.

Dengan selesainya beberapa proyek pembangkit listrik tentu saja ini akan menambah kapasitas pembangkit listrik secara nasional. Dengan meningkatnya jumlah kapasitas pembangkit listrik maka jumlah masyarakat yang dapat mengkonsumsi tenaga listrik makin bertambah. Bertambahnya masyarakat yang

(30)

44

terlayani oleh PT PLN (Persero) atau semakin meningkatnya angka rasio elektrifikasi tentu saja akan berdampak pada meningkatnya jumlah subsidi listrik karena Harga Jual Tenaga Listrik (HJTL) rata-rata yang ditetapkan pemerintah lebih rendah daripada Biaya Pokok Penyediaan (BPP) Listrik rata-rata.

Laba merupakan selisih lebih antara pendapatan dan beban-beban. Di Perusahaan Listrik Negara (PLN) Laba diperoleh dari pendapatan usaha dikurangi beban usaha dan ditambah dengan pos keuangan dan lain-lain bersih, dimana pendapatan usaha terdiri dari penjualan tenaga listrik, subsidi listrik pemerintah, penyambungan pelanggan dan lain-lain. Sedangkan beban usaha terdiri atas bahan bakar dan pelumas, pembelian tenaga listrik, sewa, pemeliharaan, kepegawaian, penyusutan, dan lain-lain. Pos keuangan lain-lain bersih terdiri atas penghasilan bunga, keuntungan/ kerugian selisih kurs mata uang asing bersih, beban keuangan, dan penghasilan lain-lain bersih.

K. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang digunakan oleh peneliti adalah beberapa skripsi dari universitas mercubuana dan beberapa dari skripsi universitas lainnya. Disini peneliti akan menampilkan kajian penelitian terdahulunya dengan menggunakan tabel. Berikut Tabel kajian penelitian sebelumnya :

(31)

45

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Nama Judul Hasil Kajian/ Kesimpulan

1 Sekar Melati Analisis Dampak Kenaikan Tarif Dasar Listrik terhadap Sektor Manufaktur menggunakan Neraca Sosial Ekonomi

- Terlihat dampak secara agregrat dengan melihat perubahan yang terjadi pada beberapa indikator ekonomi makro yaitu inflasi harga komoditas domestik dan juga PDB nasional

- pengaruh jangka pendek dari kenaikan TDL masih dapat ditolelir oleh ekonom Indonesia, jika

dibandingkan dengan penghematan subsidi yang dilakukan, pemerintah berani mengambil keputusan untuk menaikan TDL, sedangkan dampak jangka panjang kenaikan akan

tertransfer dalam pembentukan harga dari komoditas di pasar

2 Ruswantono Hubungan Penetapan Harga Jual Produk Poly Film dengan Omzet Penjualan pada PT.Supra Jaya 2001 Jakarta

- Harga jual dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor internal dan eksternal - hubungan penetapan harga jual dengan omset sangat rendah

3 Srinawatin Pengaruh Biaya Produksi terhadap Pencapaian Laba pada PT Remaja Jaya Foam

Biaya produksi mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap pencapaian laba

4 Yizka F.

Pakiding

Analisa Pengaruh Harga dan

Volume Penjualan terhadap Kinerja Keuangan pada PT Sermani Steel Makasar

harga dan volume penjualan berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan dengan asumsi kestabilan unit moneter yaitu tidak ada memperdulikan akibat fluktuasi mata uang

5 Ari Muliana Ginting

Analisa Kebijakan Subsidi terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Terdapat pengaruh negatif dan tidak signifikan dari subsidi energi yang dikeluarkan pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia

(32)

46

L. Rerangka Pemikiran

Sesuai dengan Undang-Undang No. 19 tahun 2003 tentang “Badan Usaha Milik Negara (BUMN)”, Pemerintah wajib memberikan kompensasi atas semua biaya yang telah dikeluarkan oleh BUMN termasuk margin yang diharapkan kepada BUMN yang diberikan penugasan khusus. Perusahaan merupakan BUMN yang sedang melaksanakan penugasan khusus berupa penyediaan tenaga listrik bersubsidi kepada masyarakat.

Subsidi merupakan upaya pemerintah melalui penyaluran anggaran kepada produsen barang dan jasa dalam rangka pelayanan publik sehingga masyarakat dapat memenuhi hajat hidupnya dengan harga beli yang lebih terjangkau atas barang dan jasa publik yang disubsidi tersebut. Subsidi pada perusahaan listrik negara diharapkan dapat membantu perusahaan ini agar terhindar dari kerugian yang disebabkan oleh harga jual listrik yang lebih kecil dibandingkan biaya pokok penyediaan listrik.

PT PLN (Persero) seharusnya dapat menghasilkan usulan besaran subsidi listrik dilengkapi dengan informasi secara detail hingga biaya pembangkit dan proses perhitungan Biaya Pokok Penyediaan per tegangan (Tegangan Tinggi, Tegangan Menengah dan Tegangan Rendah). Dengan memiliki model keuangan tersebut, diharapkan pemerintah mampu mengelola dan mengendalikan dengan baik subsidi listrik melalui pengendalian BPP listrik dan biaya pembangkit.

Setelah mengetahui biaya pokok penyediaan maka dapat dihitung harga wajar untuk tarif tenaga listrik dan subsidi listrik yang menjadi wewenang pemerintah dalam penentuan nilai tersebut.

(33)

47

Laba/ rugi pada sebuah perusahaan didapat dari selisih antara Pendapatan pada suatu periode dikurangi dengan biaya-biaya pada suatu periode. Didalam laporan keuang PT PLN (Persero), dijabarkan terdapat laba sebelum pos keuangan dan lain-lain, laba (rugi) sebelum pajak, laba (rugi) tahun berjalan dan jumlah laba rugi komprehensif. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data laba sebelum pos keuangan dan lain-lain. Berikut penjelasan mengenai perhitungan laba sebelum pos keuangan dan laian-lain pada PT PLN (Persero) :

Laba Sebelum Pos Keuangan dan Lain-lain = Pendapatan usaha - Beban Usaha

pendapatan usaha = penjualan tenaga listrik + subsidi listrik pemerintah + penyambungan pelanggan + pendapatan lain-lain

Beban usaha = pembelian bahan bakar dan pelumas + pembelian tenaga listrik + sewa + pemeliharaan + kepegawaian + penyusutan + beban lain

Adapun rerangka pemikiran dapat ditunjukan dengan gambar sebagai berikut :

Gambar 2.1

Hubungan Antar Variabel

Subsidi

Tingkat Laba

Tarif Tenaga Listrik

(34)

48

M. Hipotesis

Dewasa ini, tarif tenaga listrik secara bertahap terus meningkat, hal itu disebabkan oleh banyak hal salah satunya adalah meningkatnya harga BBM yang merupakan salah satu jenis bahan bakar yang digunakan untuk memproduksi listrik. Penentuan tarif tenaga listrik merupakan suatu kewenangan yang dimiliki pemerintah. Agar para pengguna listrik tidak terbebani biaya yang besar, maka pemerintah memberikan bantuan dana untuk menutupi beban-beban, sehingga listrik yang dijual harganya jauh lebih lebih murah dan dapat terjangkau oleh semua kalangan.

Besarnya subsidi listrik yang dikeluarkan pemerintah sangat mempengaruhi tarif tenaga listrik, semakin besar subsidi yang dikeluarkan pemerintah, maka tarif tenaga listrik akan semakin rendah. Hal ini sesuai dengan fungsi subsidi yaitu sebagai bantuan dana untuk menutupi beban-beban sehingga Tarif tenaga listrik dapat ditekan sekecil mungkin. Dewasa ini tarif tenaga listrik untuk beberapa golongan harganya dibawah biaya pokok penyediaan lisrik rata- rata atau harga jual yang seharusnya. Laba bersih didapat dari penjualan tenaga listrik, subsidi dan pendapatan lain di kurangi dengan beban-beban. Maka secara tidak langsung, subsidi pemerintah juga akan mempengaruhi tingkat laba.

Semakin besar tarif tenaga listrik maka akan semakin besar pendapatan dari penjualan tenaga listrik.

Dari uraian diatas, hipotesis dalam skripsi ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

(35)

49

a. Ha1 : Subsidi berpengaruh terhadap tingkat laba

Salah satu sumber pendapatan usaha PLN yang terbesar adalah subsidi listrik. Laba sebelum pos keuangan dan lain-lain PLN merupakan selisih antara pendapatan usaha dengan beban usaha, sehingga nilai subsidi yang didapatkan, akan mempengaruhi tingkat laba sebelum pos keuangan dan lain-lain.

b. Ha2 : Tarif tenaga listrik berpengaruh terhadap tingkat laba

Bisnis utama PLN adalah menjual listrik, sehingga nilai tarif tenaga listrik akan mempengaruhi jumlah pendapatan usaha PLN. Jumlah pendapatan usaha tentu akan mempengaruhi jumlah laba sebelum pos keuangan dan lain-lain.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian mengenai pengaruh gelombang mikro terhadap tubuh manusia menyatakan bahwa untuk daya sampai dengan 10 mW/cm2 masih termasuk dalam nilai ambang batas aman

In measuring phase the sequences (i.e. patterns) of HO and LAU zones can be determined and stored in database on each road. There are operating solutions and IPRs based

Kami juga akan memberikan dukungan dan pantauan kepada yang bersangkutan dalam mengikuti dan memenuhi tugas-tugas selama pelaksanaan diklat online. Demikian

Penggunaan hak pilih bagi Warga Negara Indonesia yang menggunakan KTP yang masih berlaku hanya dapat dipergunakan di Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang berada

PENERAPAN PAKEM MELALUI STRATEGI MASTER UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Sertifikasi Bidang Studi NRG

Asam”, Indonesia : Jurnal Teknik Elektro Universitas Sumatera Utara,.

Data hasil pretes dan postes yang telah diperoleh akan dianalisis untuk melihat bagaimana efektivitas model pembelajaran reflektif untuk meningkatkan pemahaman