• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tesis Ini Telah Diuji pada Tanggal 26 April 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tesis Ini Telah Diuji pada Tanggal 26 April 2017"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

v

Tesis Ini Telah Diuji pada Tanggal 26 April 2017

Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor

Universitas Udayana, No.: 2123/UN14.1.28/EP/2017,Tanggal: 20 April 2017

Ketua : Dr. Dra. Retno Kawuri, M.Phil

Anggota :

1. Dr. Drs. Ida Bagus Gede Darmayasa, M.Si 2. Dr. Dra. Meitini Wahyuni Proborini, M.Sc.St 3. Dr. Pande Gde Sasmita Julyantoro, S.Si., M.Si 4. Dr. Ni Luh Suriani, S.Si., M.Si.

(2)

vi

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : I Wayan Muda Suta Arta

NIM : 1592261013

Program Studi : Magister Ilmu Biologi

Judul Tesis : Optimasi Periode Kultur Vibrio cholerae Ogawa Pada Medium BHIB untuk Meningkatkan Daya Simpan Kultur Kerja di Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Denpasar

Dengan ini menyatakan bahwa tesis ini bebas plagiat.

Apabila dikemudian hari terbukti plagiat dalam tulisan ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan MENDIKNAS RI No. 17 Tahun 2010 dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

Denpasar, 2 Mei 2017 Yang membuat pernyataan

(3)

vii

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Optimasi Periode Kultur Vibrio cholerae Ogawa pada Medium BHIB untuk Meningkatkan Daya Simpan Kultur Kerja di Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Denpasar”. Tesis ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mencapai derajat S-2 pada Program Studi Magister Ilmu Biologi Pascasarjana Universitas Udayana.

Dalam penyusunan tulisan ini, penulis banyak mendapat bantuan, bimbingan, dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis menyampaikan rasa hormat, penghargaan, dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dr. Dra. Retno Kawuri, M.Phil. selaku Pembimbing I dan Dr. Drs. Ida Bagus Gede Darmayasa, M.Si selaku Pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan, dorongan, semangat, dan masukan kepada penulis selama penyusunan usulan proposal hingga ujian tesis.

Ucapan yang sama ditujukan kepada Dr. Dra. Meitini Wahyuni Proborini, M.Sc.St., Dr. Pande Gde Sasmita Julyantoro, S.Si., M.Si., dan Dr. Ni Luh Suriani, S.Si., M.Si. selaku penguji yang telah banyak memberikan bimbingan, kritik dan masukan kepada penulis dalam penyusunan tesis ini. Terimakasih kepada Drs. Yan Ramona, M.App.Sc., Ph.D selaku Pembimbing Akademik yang mengarahkan selama studi. Ir. Ida Ayu Astarini, M.Sc., Ph.D selaku Ketua Program Studi Ilmu Biologi Fakultas Matematikan dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana

(4)

viii

atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menjadi mahasiswa Program Studi Ilmu Biologi. Drs. Ida Bagus Made Suaskara, M.Si selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menjadi mahasiswa Magister Ilmu Biologi. Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD selaku Rektor Universitas Udayana atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Magister Ilmu Biologi di Universitas Udayana.

Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada Ibu Dra. Endang Widowati, Apt. selaku Kepala BBPOM di Denpasar atas ijin yang diberikan untuk melanjutkan studi dan melakukan penelitian di Laboratorium Mikrobiologi BBPOM. Terimakasih untuk Dra. Teny Desiani, Apt. dan Kru Pengujian Mikrobiologi BBPOM Denpasar atas dukungan selama studi. Terima kasih kepada drh. Rian Ka Praja, S.KH., M.Biomed (IKD) dan drh. Annisa Putri Cahyani, S.KH., M.P. yang telah banyak membantu selama proses penelitian di Laboratorium dan penulisan tesis. Gde Palguna Reganata, M.Si atas bantuan analisis data, serta A.A. Gede Indraningrat, S.Si., M.Sc atas bantuan dalam menerjemahkan. Para dosen pengajar Magister Ilmu Biologi dan seluruh staf bagian Magister Ilmu Biologi, atas bimbingan, ilmu dan bantuan yang diberikan selama ini.

Penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada orang tua Bapak, Memek, adik saya Bobo, Bobi, Ayuk, Gudug, Istri saya Gek Mas, anak saya Intan, Dek Mas, Oming Adena cantik atas doa, bantuan dan semangat yang

(5)

ix

diberikan. Sahabat-sahabat seperjuangan Magister Ilmu Biologi angkatan 2015 Desy, Mirah, Mery, Gede Wira, Wina, Dea, Wiwin, Dewi, Ramdhani, Adeq, Tina, Litha, Midel, Hasrat, Gustu, Julian, Dipa, Dickie atas semangat, bantuan dan kerjasamanya selama proses pendidikan serta seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Tidak lupa dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan permohonan maaf apabila terdapat kekurangan dalam penyusunan usulan proposal tesis ini dan penulis mengharapkan kritik serta saran yang membangun demi kesempurnaan tulisan ini. Penulis berharap tulisan ini dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi penulis pribadi, bagi pembaca dan seluruh pihak yang berkepentingan.

Denpasar, 2 Mei 2017 Penulis,

(6)

x

RINGKASAN

OPTIMASI PERIODE KULTUR Vibrio cholerae OGAWA PADA MEDIUM BHIB UNTUK MENINGKATKAN DAYA SIMPAN KULTUR KERJA DI

BALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DI DENPASAR

Salah satu mikroba berbahaya yang dapat menimbulkan wabah foodborne disease di negara yang sedang berkembang seperti Indonesia adalah Vibrio cholerae yang merupakan agen penyebab penyakit kolera. Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) berkewajiban untuk menguji setiap produk pangan dari cemaran bakteri patogen sebelum diedarkan untuk mencegah terjadinya wabah penyakit yang ditularkan lewat makanan termasuk salah satunya V. cholerae. Dalam proses pengujian produk pangan terhadap cemaran V. cholerae, terdapat masalah dalam hal ketahanan hidup kultur kerja V. cholerae.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Pola Faktorial. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan waktu pertumbuhan maksimal kultur V. cholerae Ogawa pada media (Brain Heart Infusion Broth) BHIB pada suhu 37oC serta untuk mendapatkan kombinasi derajat keasaman (pH) dan konsentrasiNaCl yang tepat pada medium BHIB untuk meningkatkan umur kultur kerja V. cholerae Ogawa yang disimpan pada suhu kulkas (4-8oC). Penelitian diawali dengan re-identifikasi isolat kemudian dilakukan uji kurva tumbuh dengan inkubasi 37oC selama 15 jam pada medium BHIB. Setelah diperoleh pola pertumbuhannya pada medium BHIB, penelitian dilanjutkan dengan menguji ketahanan V. cholerae Ogawa pada medium BHIB yang dimodifikasi dengan kombinasi pH (5,6,7,8, dan 9) dan konsentrasi NaCl (0,1,2, dan 3%) pada penyimpanan suhu kulkas (4-8oC).

Hasil penelitian uji kurva tumbuh pada medium BHIB menunjukkan bahwa fase log (pertumbuhan maksimal) terjadi pada jam ke-5. Hasil uji ketahanan pada medium BHIB yang dimodifikasi dengan kombinasi pH dan konsentrasi NaCl menunjukkan bahwa kombinasi pH 9 dan NaCl 3% merupakan kombinasi terbaik untuk meningkatkan umur daya simpan V. cholerae Ogawa pada medium BHIB. Pada kombinasi tersebut V. cholerae Ogawa mampu bertahan sampai hari ke-51 pada penyimpanan suhu kulkas (4-8oC).

(7)

xi DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM… ... i

PRASYARAT GELAR ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

PENETAPAN PANITIA PENGUJI ... iv

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT... v

UCAPAN TERIMAKASIH ... vi

ABSTRAK.……….. ... viii

ABSTRACT………….. ... ix

RINGKASAN… ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

2.1 Vibrio cholerae ... 9

2.1.1 Taksonomi dan Morfologi Vibrio cholerae ... 9

2.1.2 Sifat Vibrio cholerae ... 10

2.1.3 Kurva pertumbuhan bakteri ... 11

2.1.4 Penyakit yang ditimbulkan oleh Vibrio cholerae ... 13

2.2 Kultur Kerja ... 15

2.3 Media ... 15

2.3.1 Alkaline Peptone Water (APW) ... 15

2.3.2 Thiosulfate Citrate Bile Sucrose (TCBS) ... 16

2.3.3 Brain Heart Infusion Broth (BHIB) ... 18

2.4 NaCl (Natrium Klorida) ... 19

2.5 pH (Derajat Keasaman) ... 20

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS ... 22

3.1 Kerangka Berpikir ... 22

3.2 Kerangka Konsep ... 23

3.3 Hipotesis Penelitian ... 24

(8)

xii

BAB IV METODE PENELITIAN ... 27

4.1 Rancangan Penelitian ... 27

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 27

4.2.1 Lokasi penelitian ... 27

4.2.2 Waktu penelitian ... 28

4.3 Penentuan Sumber Data... 28

4.4 Variabel Penelitian ... 29

4.5 Bahan Penelitian ... 29

4.6 Alat Penelitian ... 29

4.7 Prosedur Penelitian ... 30

4.7.1 Persiapan dan re-identifikasi isolat ... 30

4.7.2 Uji kurva tumbuh V. cholerae pada media BHIB ... 31

4.7.3 Uji ketahanan V. cholerae pada media BHIB yang dimodifikasi ... 31

4.8 Analisis Data... 32

BAB V HASIL PENELITIAN ... 33

5.1 Re-identifikasi Isolat Vibrio cholerae ... 33

5.2 Uji kurva tumbuh V. cholerae Ogawa pada media BHIB ... 35

5.3 Uji Ketahanan V. cholerae Ogawa pada Media BHIB dengan pH dan Konsentrasi NaCl yang Berbeda ... 36

BAB VI PEMBAHASAN ... 54

6.1 Re-identifikasi Isolat Vibrio cholerae ... 54

6.2 Uji kurva tumbuh V. cholerae Ogawa pada media BHIB ... 56

6.3 Uji Ketahanan V. cholerae Ogawa pada Media BHIB dengan pH dan Konsentrasi NaCl yang Berbeda ... 59

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN... 63

7.1 Simpulan ... 63

7.2 Saran.. ... 63

DAFTAR PUSTAKA ... 64

(9)

xiii

DAFTAR TABEL

T ... Halaman

Tabel 4.1 Jadwal Penelitian ... 28

Tabel 5.1 Hasil Uji Kurva Tumbuh V. cholerae Ogawa pada Media BHIB ... 36

Tabel 5.2 Data Pertumbuhan V. cholerae Ogawa pada Media BHIB Hari Ke-0 ... 37

Tabel 5.3 Data Pertumbuhan V. cholerae Ogawa pada Media BHIB Hari Ke-3 ... 38

Tabel 5.4 Data Pertumbuhan V. cholerae Ogawa pada Media BHIB Hari Ke-6 ... 39

Tabel 5.5 Data Pertumbuhan V. cholerae Ogawa pada Media BHIB Hari Ke-9 ... 40

Tabel 5.6 Data Pertumbuhan V. cholerae Ogawa pada Media BHIB Hari Ke-12 ... 41

Tabel 5.7 Data Pertumbuhan V. cholerae Ogawa pada Media BHIB Hari Ke-15 ... 42

Tabel 5.8 Data Pertumbuhan V. cholerae Ogawa pada Media BHIB Hari Ke-18 ... 43

Tabel 5.9 Data Pertumbuhan V. cholerae Ogawa pada Media BHIB Hari Ke-21 ... 44

Tabel 5.10 Data Pertumbuhan V. cholerae Ogawa pada Media BHIB Hari Ke-24 ... 45

Tabel 5.11 Data Pertumbuhan V. cholerae Ogawa pada Media BHIB Hari Ke-27 ... 46

Tabel 5.12 Data Pertumbuhan V. cholerae Ogawa pada Media BHIB Hari Ke-30 ... 47

Tabel 5.13 Data Pertumbuhan V. cholerae Ogawa pada Media BHIB Hari Ke-33 ... 48

Tabel 5.14 Data Pertumbuhan V. cholerae Ogawa pada Media BHIB Hari Ke-36 ... 49

Tabel 5.15 Data Pertumbuhan V. cholerae Ogawa pada Media BHIB Hari Ke-39 ... 50

Tabel 5.16 Data Pertumbuhan V. cholerae Ogawa pada Media BHIB Hari Ke-42 ... 51

Tabel 5.17 Data Pertumbuhan V. cholerae Ogawa pada Media BHIB Hari Ke-45 ... 52

(10)

xiv

DAFTAR GAMBAR

G ... Halaman

Gambar 2.1 Vibrio cholerae di bawah Scanning Electron Micrograph ... 10

Gambar 2.2 Koloni Vibrio cholerae Ogawa pada Media TCBS ... 11

Gambar 2.3 Kurva pertumbuhan bakteri ... 12

Gambar 2.4 Vibrio cholerae Ogawa pada Alkaline Peptone Water... 16

Gambar 2.5 TCBS agar yang belum ditanami bakteri ... 17

Gambar 2.6 Media BHIB yang belum ditanami bakteri ... 18

Gambar 3.1 Kerangka Konsep ... 23

Gambar 3.2 Prosedur penelitian tahap I ... 25

Gambar 3.3 Prosedur penelitian tahap II... 26

Gambar 5.1 Pertumbuhan V. cholerae Ogawa pada berbagai media ... 33

Gambar 5.2 Hasil pengecatan Gram V. cholerae Ogawa perbesaran 1000X ... 34

Gambar 5.3 Hasil API 20E Test ... 34

Gambar 5.4 Pembacaan Kunci Identifikasi API 20E Test ... 34

(11)

xv

DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG

0/129 2,4-diamino-6,7-diisopropylpteridine phosphate

APW Alkaline Peptone Water

BBPOM Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan BHIB Brain Heart Infusion Broth

BPOM Badan Pengawas Obat dan Makanan

CFU Colony Forming Unit

mL Mililiter

oC Derajat Celcius

PCA Plate Count Agar

pH Derajat keasaman

PPOMN Pusat Pengujian Obat dan Makanan Nasional TCBS Thiosulfate Citrate Bile Salt Agar

TSA Triptic Soy Agar

(12)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

G Halaman Lampiran 1. Uji Statistik ... 70 Lampiran 2. Proses Penelitian ... 116

(13)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pangan merupakan kebutuhan esensial untuk berbagai kegiatan tubuh manusia, oleh karena itu pangan harus terjamin bebas dari berbagai cemaran biologis, kimiawi, fisik, dan bahan berbahaya lainnya yang dapat mengganggu kesehatan. Adanya berbagai cemaran berbahaya pada pangan dapat mengakibatkan munculnya foodborne disease, yaitu penyakit pada manusia yang disebabkan oleh makanan yang tercemar (Kusumaningsih, 2010). Untuk menghindari kejadian foodborne disease, produk pangan yang beredar di masyarakat harus aman dari cemaran mikroba patogen, maka sangat penting untuk menguji produk pangan tersebut sebelum beredar (Sudian, 2008).

Salah satu mikroba berbahaya yang dapat menimbulkan wabah foodborne disease di negara yang sedang berkembang seperti Indonesia adalah Vibrio cholerae yang merupakan agen penyebab penyakit kolera (Kharirie, 2013). Kolera tetap merupakan masalah utama kesehatan masyarakat terutama di negara berkembang seperti Afrika, Asia dan Amerika Selatan. Dalam bentuknya yang berat, penyakit ini ditandai oleh diare yang hebat dengan tinja menyerupai air cucian beras (rice water), yang dengan cepat dapat menimbulkan dehidrasi. Apabila tidak segera ditolong dapat menimbulkan kematian (Dziejman et al., 2002; Lesmana, 2004).

(14)

2

Diperkirakan ada 5,5 juta kasus kolera terjadi setiap tahunnya di Asia dan Afrika (Lesmana, 2004). Di Indonesia pernah tercatat kejadian luar biasa di Provinsi Papua tepatnya di Kabupaten Nabire dan Paniai yang telah menewaskan 105 orang penduduk dalam kurun waktu April sampai dengan Agustus 2008 (Puspandari et al., 2010). Tahun 2008 Bali mengalami wabah kolera di Banjar Wali, Desa Yeh Embang dan Banjar Bangli, Desa Yeh Embang Kangin, Kecamatan Mendoyo semenjak tanggal 28 Agustus sampai dengan 4 September 2008. Berdasarkan hasil kultur rectal swab dan muntahan pada penderita muntaber ditemukan bakteri V. cholerae. Selain itu, kultur sampel makanan tahu, tempe, pepes pindang, air sungai, sumur, perpipaan desa serta perpipaan banjar positif tercemar bakteri V. cholerae (Ikayana Kesmas, 2010). Di Bali sendiri terdapat beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan kontaminasi V. cholerae, misalnya Widyastana (2015) menemukan kontaminasi sebesar 7,4% pada seafood, Wijaya et al. (2013) dan Ananta et al. (2013) menemukan kontaminasi pada es pengawet ikan di Kabupaten Badung dan Kota Denpasar.

Laboratorium Pengujian Mikrobiologi merupakan suatu unit tugas Badan Pengawas Obat dan Makanan Nasional yang melaksanakan fungsi pengawasan melalui pemeriksaan secara laboratorium sehingga hasil pengujiannya harus dapat dijamin keabsahannya sebagai dasar pengambilan keputusan dalam rangka penegakan peraturan. Selama ini di Laboratorium Mikrobiologi Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) di Denpasar melakukan pengujian produk pangan dari cemaran V. cholerae dengan metode analisa yang sudah ditetapkan, ditunjang dengan sumber daya manusia yang andal dan peralatan yang

(15)

3

cukup memadai. Cara melakukan pengujian produk pangan dari cemaran V. cholerae yang benar dan tepat merupakan kunci penting dalam mencegah mewabahnya kasus kolera. Selain pengetahuan dan keterampilan dari penguji, salah satu faktor yang penting dalam proses pengujian adalah tersedianya kultur kerja V. cholerae. Kultur kerja adalah kultur bakteri berupa kontrol positif yang telah ditentukan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Kultur kerja tersebut akan menjadi acuan benar atau tidaknya proses pengujian dari awal sampai akhir pengujian sehingga menjamin validitas suatu uji mikrobiologi. Pentingnya peran kultur kerja ini dalam pengujian mengharuskan penguji untuk selalu menyediakan kultur kerja dalam setiap uji mikrobiologi.

Berdasarkan prosedur pembuatan kultur kerja bakteri V. cholerae yang di terbitkan oleh Pusat Pengujian Obat dan Makanan Nasional (PPOMN) (BPOM, 2006) yaitu diambil satu sengkelit, dimasukkan ke dalam 0,5 mL medium Brain Heart Infusion Broth (BHIB), digores pada media Triptic Soy Agar (TSA) dan medium Thiosulfate Citrate Bile Salt Agar (TCBS) dan diinokulasi pada 4 tabung BHIB, diinkubasi pada suhu 37oC selama 24 jam dengan posisi cawan terbalik pada lempeng agar. Dilakukan pengamatan mikroba di medium TCBS dan Medium TSA, kemudian dari medium TSA dilakukan pewarnaan Gram. Bila mikroba sesuai dengan induknya, maka bakteri yang tumbuh di dalam medium BHIB dapat digunakan sebagai kultur kerja.

Pertumbuhan dapat didefinisikan sebagai pertambahan jumlah atau volume serta ukuran sel. Pada organisme prokariot seperti bakteri, pertumbuhan merupakan pertambahan volume dan ukuran sel dan juga sebagai pertambahan

(16)

4

jumlah sel. Pertumbuhan sel bakteri biasanya mengikuti suatu pola pertumbuhan tertentu berupa kurva pertumbuhan sigmoid (Kusnadi et al., 2003). Kurva pertumbuhan bakteri dapat dipisahkan menjadi empat fase utama: fase lag (fase lamban atau lag phase), fase pertumbuhan eksponensial (fase pertumbuhan cepat atau log phase), fase stasioner (fase statis atau stationary phase) dan fase penurunan pertumbuhan atau kematian (Kusnadi et al., 2003; Ristiati, 2015). Bakteri yang akan disimpan pada suhu kulkas (4-8oC), terlebih dahulu dibiakkan pada medium yang sesuai hingga mencapai pertumbuhan optimum pada log phase (Machmud, 2001).

Vibrio cholerae tumbuh dengan baik pada agar Thiosulfate Citrate Bilesalt Sucrose (TCBS) dengan pH sekitar 8,5-9,5 yang akan menghasilkan koloni berwarna kuning. Media TCBS mengandung beberapa zat diantaranya sodium thiosulfate dan sodium chloride dengan konsentrasi tinggi. Vibrio bersifat oksidase positif, yang membedakannya dari bakteri enteric gram-negatif lain yang tumbuh pada agar darah. Ciri khasnya, organisme ini tumbuh pada pH yang tinggi (8,5-9,5) dan dengan cepat dibunuh dengan asam. Kebanyakan genus Vibrio tahan terhadap garam, dan pertumbuhannya dirangsang oleh NaCl. Beberapa Vibrio bersifat halofilik memerlukan NaCl untuk pertumbuhannya (Brooks et al., 2013).

Media diperkaya yang sering digunakan untuk menumbuhkan V. cholerae sebelum ditanam ke media TCBS adalah Alkaline Peptone Water (APW). Dalam 1 liter media cair ini mengandung peptone 10 gr dan sodium chloride 10 gr dengan pH 8,6 (Huq et al., 2012). Inkubasi pada APW selama 6-8 jam adalah cara yang direkomendasikan dan digunakan oleh hampir semua laboratorium (Lesmana,

(17)

5

2004). Beberapa peneliti dalam publikasinya menggunakan inkubasi 37oC selama 6 jam (Marlina et al., 2007; Hill et al., 2011). Dalam periode 6-8 jam pertama, bakteri Vibrio tumbuh dengan pesat, waktu inkubasi yang lebih lama dari 8 jam diduga akan menyebabkan berkembangnya bakteri pesaing seperti Proteus sp. dan Pseudomonas sp. yang menekan pertumbuhan Vibrio sehingga sulit diisolasi (Lesmana, 2004; Meiyanti et al., 2011). Berdasarkan beberapa penelitian di atas menunjukkan bahwa V. cholerae dapat mencapai pertumbuhan maksimal mulai pada jam ke-6 setelah inkubasi, meskipun ada beberapa peneliti yang menggunakan inkubasi 24 jam, hal ini dibuktikan oleh penelitian Lesmana et al. (1987) yang menunjukkan bahwa kultur V. cholerae selama 6 jam di APW kemudian dikultur ke TCBS tidak berbeda nyata dengan kultur 24 jam di APW kemudian dikultur ke TCBS. Biasanya beberapa orang memilih inkubasi pada suhu 37oC selama 24 jam karena disesuaikan dengan ritme bekerja di laboratorium.

Brain Heart Infusion Broth merupakan media baku yang digunakan oleh BPOM dalam pembuatan kultur kerja. Menurut prosedur standar yang dibuat oleh BPOM, kultur kerja yang ditanam pada media BHIB diinkubasikan pada suhu 37oC selama 24 jam. Komposisi 1 liter media BHIB terdiri dari brain infusion solids 12,5 gr, beef heart infusion solids 5 gr, proteose peptone 10 gr, glucose 2gr, sodium chloride 5, disodium phosphate 2,5 gr, dan dengan pH 7,2 ± 0,2 (Oxoid, 2016). Jika diperhatikan, terdapat perbedaan kandungan nutrisi antara medium APW dan TCBS yang dikenal sebagai media spesifik untuk V. cholerae dengan media BHIB yang umum digunakan sebagai media kultur kerja di

(18)

6

BBPOM, perbedaan nutrisi ini tentunya juga akan menyebabkan perbedaan fase pertumbuhan V. cholerae. Perbedaan fase pertumbuhan pada media BHIB ini penting untuk diketahui karena nantinya berkaitan dengan penyimpanan kultur kerja. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kultur kerja idealnya disimpan pada kondisi pertumbuhan optimum pada log phase.

Dalam proses pengujian produk pangan terhadap cemaran V. cholerae, terdapat masalah dalam hal ketahanan hidup kultur kerja V. cholerae. Untuk mengatasi masalah tersebut, setiap 3 hari sebelum dilakukan pengujian, dilakukan pengkulturan ulang bakteri V. cholerae untuk dijadikan kultur kerja. Berdasarkan hasil komunikasi pribadi dengan BBPOM dari beberapa provinsi lain, dapat disimpulkan bahwa masalah mengenai ketahanan umur kultur kerja V. cholerae ini tidak hanya terjadi pada BBPOM di Denpasar tetapi terjadi di seluruh BBPOM di Indonesia. Singkatnya umur kultur kerja V. cholerae yang ditambah dengan meningkatnya jumlah produk pangan yang diuji terhadap cemaran V. cholerae dari tahun ke tahun, maka semakin sering pula dilakukan pengkulturan bakteri V. cholerae sebagai kultur kerja. Sehingga menambah pekerjaan tenaga penguji untuk membuat kultur kerja. Melihat kultur kerja V. cholerae yang tidak berumur panjang maka perlu dilakukan beberapa upaya terhadap kultur kerja V. cholerae tersebut sehingga pada akhirnya kultur kerja V. cholerae bisa bertahan lebih lama pada media BHIB dan dapat digunakan sebagai pembanding atau kontrol dalam proses pengujian.

Berdasarkan hal tersebut di atas, untuk mendapatkan kultur kerja yang tepat dan bertahan lama, perlu dilakukan penelitian tentang optimalisasi kultur kerja

(19)

7

bakteri V. cholerae pada medium BHIB yang dimodifikasi. Modifikasi dilakukan pada berbagai variasi konsentrasi NaCl dan pH media BHIB sebagai kultur kerja di Laboratorium Mikrobiologi BBPOM di Denpasar.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang diuraikan diatas, maka dirumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut:

1. Berapa jam pertumbuhan maksimal kultur V. cholerae Ogawa di medium BHIB pada suhu 37oC?

2. Kombinasi derajat keasaman (pH) dan konsentrasi NaCl berapa yang tepat pada medium BHIB untuk meningkatkan umur kultur kerja V. cholerae Ogawa?

3. Berapa hari optimasi periode kultur kerja V. cholera Ogawa pada suhu kulkas (4-8oC)?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun beberapa tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:

1. Untuk mendapatkan waktu pertumbuhan maksimal kultur V. cholerae Ogawa pada media BHIB pada suhu 37oC.

2. Untuk mendapatkan kombinasi derajat keasaman (pH) dan persentase penambahan NaCl yang tepat pada medium BHIB untuk meningkatkan umur kultur kerja V. cholerae Ogawa yang disimpan pada suhu kulkas (4-8oC)

(20)

8

3. Untuk mendapatkan berapa hari optimal periode kultur kerja V. cholerae Ogawa pada suhu kulkas (4-8oC).

1.4 Manfaat Penelitian

1. Hasil penelitian ini dapat berguna sebagai masukan bagi BPOM/Depkes dalam pembuatan kultur kerja menggunakan media BHIB.

2. Sebagai referensi bagi peneliti lainnya terkait dengan kultur kerja V. cholerae.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian meninjukkan bahwa: (1) Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah , Audit Internal, dan Good Governance menunjukkan kondisi yang baik; (2) Penerapan

Metode: Penelitian deskriptif obsevasional ini dilakukan pada 50 model studi pasien yang dirawat di Klinik Pendidikan Spesialis Ortodonsia Fakultas Kedokteran Gigi

Data primer yang dikumpulkan meliputi karakteristik anak (jenis kelamin, berat lahir anak, berat badan, dan tinggi badan anak), karakteristik keluarga (berat badan

Berdasarkan hasil perhitungan diatas diperoleh bahwa nilai rata-rata kinerja dari strategi 7T merchandising yang diberikan oleh Golden Swalayan Kota Kediri dengan adanya olshop

1) Pendeteksian kasus (case detection): proses mengidentifikasi peristiwa atau keadaan kesehatan. Unit sumber data menyediakan data yang diperlukan dalam penyelenggaraan

Pada beberapa penelitian, ditemukan bahwa penggunaan klomifen sitrat (Clomid®) untuk penggunaan yang lebih dari 1 tahun dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker ovarium.. •

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Pranata et all, (2012) menyebutkan bahwa, Komite Audit memiliki pengaruh yang positif terhadap penghindaran pajak, sedangkan menurut

Penambahan kalsium karbonat (CaCO 3 ) dengan konsentrasi yang berbeda pada media bersalinitas 4 g/L memberikan pengaruh nyata bagi laju pertumbuhan bobot harian benih patin