• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA DALAM SURAT KELUAR DI KANTOR KECAMATAN PENGKADAN KAPUAS HULU TAHUN 2011/2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA DALAM SURAT KELUAR DI KANTOR KECAMATAN PENGKADAN KAPUAS HULU TAHUN 2011/2012"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA DALAM SURAT KELUAR DI

KANTOR KECAMATAN PENGKADAN KAPUAS HULU

TAHUN 2011/2012

Neneng Suryani, Ahadi Sulissusiawan, Deden Ramdani Bahasa Indonesia. FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak

Email: Neneng Suryani.Bindo@gmail.com

Abstrak: Masalah dalam penelitian adalah penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam surat keluar di Kantor Kecamatan Pengkadan Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2011/2012 menggunakan ejaan, diksi, kalimat efektif dan paragraf dalam suatu surat. Tujuan penelitian adalah mendeskripsikan penggunaan Bahasa Indonesia dalam surat keluar di kantor Kecamatan Pengkadan Kapuas Hulu. Metode yang digunakan metode deskriptif. Teknik pengumpul data adalah teknik langsung dan teknik tidak langsung. Berdasarkan analisis data, disimpulkan bahwa penggunaan bahasa Indonesia dalam surat keluar di kantor kecamatan pengkadan Kapuas Hulu tahun 2011/2012 terdapat 25 kesalahan penggunaan huruf kapital, 1 kesalahan huruf miring, 1 kesalahan gabungan kata, 5 kesalahan penggunaan kata depan, 8 kesalahan penggunaan tanda titik, 4 kesalahan penggunaan tanda titik dua, 4 kesalahan ketepatan diksi, 5 kesalahan kebenaran diksi, 10 kesalahan kesesuaian diksi, 8 kesalahan penggunaan kalimat, 11 kesalahan penggunaan paragraf.

Kata Kunci: Bahasa Indonesia, Surat Keluar

Abstract: The problem in the study is the use of Indonesian is good and right in the outgoing mail at the District Office Pengkadan Kapuas Hulu Year 2011/2012 using the spelling, diction, effective sentences and paragraphs in a letter. The purpose of research is to describe the use of Indonesian in outgoing mail in Kapuas Hulu district office Pengkadan. The method used descriptive method. Data collection technique is the technique of direct and indirect techniques. Based on data analysis, it was concluded that the use of Indonesian in outgoing mail in Kapuas Hulu district office pengkadan year 2011/2012 there were 25 errors using capital letters, italics 1 errors, 1 error combination of the words, 5 a preposition misuse, misapplication 8 dot , 4 errors use a colon, diction accuracy of 4 errors, 5 truth diction errors, 10 errors appropriateness of diction, sentence 8 misuse, misapplication 11 paragraphs.

(2)

ahasa merupakan alat yang digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa bahasa manusia tidak dapat berkomunikasi. Oleh karena itu, setiap manusia memerlukan bahasa supaya ia dapat berkomunikasi dengan orang lain untuk menyampaikan pikiran dan perasaannya. Komunikasi dapat terjadi kapan saja dan di mana saja melalui bahasa dapat dilakukan oleh setiap orang tanpa melihat siapa pemakai bahasa.

Penggunaan bahasa yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari sangat penting, hal ini dapat dilihat bahasa sebagai sarana komunikasi lisan dan tulisan. Menurut Sugihastuti (2007:17), yang dimaksud dengan pemakaian Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah “Penggunaan yang sesuai dengan fungsi dan situasinya.”

Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dapat dilihat dari segi ejaan, diksi, kalimat efektif, dan paragraf dalam suatu tulisan. Terampilnya seseorang dalam berbahasa dapat dilihat pada kemampuan dalam menutur atau menulis ide kepada orang lain. Apabila komunikasi sudah baik, berarti orang lain mengerti atau memahami apa yang diinformasikan. Kemampuan dan keterampilan penggunaan Bahasa Indonesia perlu ditingkatkan dalam setiap instansi melalui pembinaan yang konkrit dalam bidang bahasa.

Surat adalah alat untuk menyampaikan suatu maksud secara tertulis (Ulyani, 2012: 7). Surat dapat menyampaikan informasi secara lengkap, singkat, jelas, dan teratur. Informasi tersebut dapat berupa pemberitahuan, pernyataan, perintah, dan keterangan. Informasi dalam surat diperlukan sebagai media komunikasi karena dapat mengurangi terjadinya kesalahpahaman dalam komunikasi dan interaksi.

Suatu instansi pemerintah menggunakan surat sebagai media komunikasi yang tidak dapat ditinggalkan, yaitu surat dinas. Surat dinas memiliki berbagai fungsi yaitu sebagai bukti hitam di atas putih, pengingat, bukti sejarah, pedoman kerja, dan sebagai duta perusahaan atau instansi (Ulyani, 2012:9-10). Dalam fungsi ini, penulisan surat pun harus benar-benar diperhatikan. Bahasa yang digunakan harus bahasa Indonesia yang baik dan benar. Baik, artinya penggunaan bahasa Indonesia yang sesuai dengan situasi dan kondisi di mana berbicara. Benar, artinya penggunaan bahasa Indonesia harus sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku yaitu Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Dengan demikian, penulisan surat dinas harus memperhatikan unsur-unsur kebahasaannya agar informasi yang ingin disampaikan dapat diterima dengan baik.

Tata persuratan di lingkungan Departemen Pendidikan Nasional diatur dalam Permendiknas Nomor 42 Tahun 2006. Peraturan ini sebagai pedoman bagi suatu instansi dalam menulis surat kedinasan. Akan tetapi, meskipun peraturan ini sudah dikeluarkan kurang lebih enam tahun yang lalu, masih saja sering dijumpai penulisan surat yang tidak menggunakan aturan tersebut. Bukan hanya itu saja, penulisan paragraf, ejaan, diksi, dan keefektifan kalimat masih sering tidak sesuai.

Suatu instansi pasti mempunyai surat keluar sebagai penghubung komunikasi kepada pihak lain. Surat keluar merupakan surat yang dikeluarkan suatu instansi kepada pihak lain untuk mempermudah komunikasi yang bersifat resmi. Surat keluar yang dibuat oleh suatu instansi meliputi nota dinas, memo, surat pengantar, surat edaran, surat undangan, surat tugas, surat kuasa, surat

(3)

pengumuman, surat pernyataan, surat keterangan, dan juga berita acara (Permendiknas Nomor 42 Tahun 2006).

Alasan peneliti memilih surat keluar di kantor camat Kecamatan Pengkadan Kabupaten Kapuas Hulu tahun 2011/2012 sebagai objek penelitian sebagai berikut. Pertama, kantor camat sebagai satuan pemerintahan penting yang selalu mengadakan berbagai jenis kegiatan secara rutin dan hal tersebut tidak terlepas dari surat keluar yang akan diedarkan. Kedua, surat keluar sebagai objek penelitian karena surat keluar merupakan bagian penting dalam hal persuratan di kantor camat Pengkadan. Oleh karena itu, penggunaan Bahasa Indonesia dalam surat harus baik dan benar sesuai dengan peraturan tentang tata persuratan serta kaidah-kaidah bahasa yaitu EYD.

Penelitian surat dinas juga berkaitan dengan pembelajaran di dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yaitu terdapat pada semester ganjil di kelas VIII dengan standar kompetensi menulis, yaitu 4. Mengungkapkan informasi dalam bentuk laporan, surat dinas, dan petunjuk. Kompetensi dasar yang berhubungan dengan standar kompetensi itu adalah 4.2 Menulis surat dinas berkenaan dengan kegiatan sekolah dengan sistematika yang tepat dan bahasa yang baku. Adapun indikator pembelajarannya yaitu mampu menentukan sistematika surat dinas dan mampu menulis surat dinas dengan bahasa baku.

Berdasarkan pemaparan dan alasan pemilihan objek penelitian, peneliti ingin mengetahui penggunaan ejaan, penggunaan diksi, penggunaan kalimat efektif dan penggunaan paragraf. Jadi yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah penggunaan Bahasa Indonesia dalam surat keluar di kantor Kecamatan Pengkadan Kabupaten Kapuas Hulu tahun 2011/2012.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah umum dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah penggunaan Bahasa Indonesia dalam surat keluar di kantor Kecamatan Pengkadan Kabupaten Kapuas Hulu tahun 2011/2012?”. Oleh karena itu, secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan “Penggunaan Bahasa Indonesia dalam surat keluar di kantor Kecamatan Pengkadan Kabupaten Kapuas Hulu tahun 2011/2012.

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat baik secara teoritis maupun praktis. Secara teoretis hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai wujud pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia. Selain itu hasil penelitian dapat dijadikan bahan evaluasi bagi pihak kantor camat Kecamatan Pengkadan Kabupaten Kapuas Hulu di masa yang akan datang. Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peneliti, bagi pihak kantor kecamatan kabupaten Kapuas hulu maupun sebagai bahan rujukan bagi peneliti selanjutnya.

Untuk dapat berbahasa Indonesia dengan baik dan benar harus diperhatikan situasi pemakaian dan ragam bahasa yang digunakan. Bahasa Indonesia yang baik, dalam hal ini, adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan situasi pemakaiannya, sedangkan bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang penggunaannya sesuai dengan kaidah yang berlaku. Dengan demikian, yang dimaksud dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah “bahasa Indonesia yang penggunaannya sesuai dengan situasi pemakaiannya dan sekaligus sesuai pula dengan kaidah yang berlaku” (Mustakim dalam Sugihastuti, 2007:18).

(4)

Dari uraian-uraian di atas diperoleh suatu kejelasan bahwa yang dimaksud dengan bahasa Indonesia yang baik belum tentu merupakan bahasa Indonesia yang benar; sebaliknya, bahasa Indonesia yang benar juga belum tentu merupakan bahasa Indonesia yang baik karena semua itu bergantung pada situasi pemakaian dan kaidah yang berlaku. Dalam hubungan penggunaan bahasa, akan dibicarakan penggunaan ejaan yang disempurnakan, pilihan kata (diksi), kalimat dan paragraf.

Tarigan (1985:29) menyatakan bahwa ejaan adalah cara atau aturan menulis kata-kata dengan huruf menurut disiplin ilmu bahasa. Ejaan adalah kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dan sebagainya) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda-tanda baca (Moelino dalam Sugihastuti, 2007:29). Poerwadarmita (dalam Sugihastuti, 2007:29) mendefinisikan ejaan sebagai cara atau aturan menuliskan kata-kata dengan huruf. Ejaan bahasa Indonesia Yang Disempurnakan adalah sistem ejaan bahasa Indonesia yang sebagian besar sama dengan sistem ejaan Malaysia, yang termuat di dalam Surat Keputusan Presiden No.57 Tanggal 16 Agustus 1972 dan yang sekarang menjadi ejaan resmi Indonesia.

Menurut Harimurti (2008:55), “Ejaan adalah penggambaran bunyi bahasa dengan kaidah tulis menulis yang distandarisasikan yang lazimnya mempunyai tiga aspek yakni aspek fonologis yang menyangkut penggambaran fonem dengan huruf dan penyusunan abjad, aspek morfologis yang menyangkut penggambaran satuan-satuan morfemis, aspek sintaksis yang menyangkut penanda ujaran berupa tanda baca.

Berdasarkan pendapat di atas memperlihatkan bahwa ejaan tidak lain dari penggambaran fonem atau perlambangan bunyi ujaran, pembentukan kata serta meliputi penggunaan tanda baca di dalam suatu bahasa sudah baik dan benar. Ejaan lahir dari hasil persetujuan para ahli bahasa atau suatu panitia yang terdiri atas beberapa orang ahli bahasa, kemudian disahkan dan disesuaikan oleh pemerintah. Adapun ruang lingkup ejaan yang disempurnakan mencakup lima aspek, yaitu (1) pemakaian huruf kapital,

(2) penulisan huruf, (3) penulisan kata, (3) penulisan unsur serapan, dan (5) pemakaian tanda baca.

Kata merupakan unsur pembentukan kalimat. Berdasarkan kedudukan itu, kata adalah unsur bebas terkecil yang bermakna. Ketepatan memilih kata dalam menulis sangat diperlukan sebab pilihan kata yang digunakan sangat mendasari gagasan yang ingin disampaikan.

Diksi adalah pilihan kata, maksudnya kita memilih kata yang tepat untuk mengungkapkan sesuatu (Keraf, 2006:22). Kata yang tepat dapat membantu seseorang mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin disampaikannya, baik secara lisan maupun tulisan. Selain itu, pemilihan kata harus pula sesuai situasi dan tempat penggunaan kata-kata tersebut.

Menurut Keraf (2006:24), ada tiga kesimpulan utama dalam diksi, yaitu, pertama, pilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang dipakai untuk menyampaikan suatu gagasan, bagaimana pengelompokkan kata-kata yang tepat atau menggunakan ungkapan-ungkapan yang tepat, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi. Kedua, pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan sevara tepat nuansa-nuansa makna dari gagasan yang

(5)

ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar. Ketiga, pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasaan sejumlah besar kosakata atau perbendaharaan kata bahasa itu. Sedangkan yang dimaksud perbendaharaan kata atau kosakata suatu bahasa adalah keseluruhan kata yang memiliki oleh sebuah kata.”

Pilihan kata ini sangat penting dalam penulisan surat. Jika terjadi kesalahan dalam pemilihan kata ini, akan berakibat pada pemahaman yang berbeda dari penerima surat. Artinya, informasi yang ingin disampaikan tidak dapat diterima dengan baik oleh si penerima surat. Aspek diksi yang dibahas dalam penelitian ini adalah ketepatan dan kebenaran diksi.

Selain ejaan dan diksi, pemakaian kalimat dan paragraf juga perlu diperhatikan dalam menulis surat. Kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, yang mempunyai bagian-bagian yang disebut klausa atau anak kalimat. Sebuah kalimat yang lengkap biasanya terdiri atas unsur subjek/pokok kalimat, predikat/sebutan, objek/penderita dan keterangan. Kalimat adalah bagian terkecil ujaran atau teks (wacana) yang mengungkapkan pikiran yang utuh secara ketatabahasaan (Moeliono, 2007:54). Junus dan Banasuru (2000:114) menambahkan bahwa kalimat adalah satuan bahasa yang ditandai oleh kesenyapan awal dan kesenyapan akhir yang dipakai untuk berkomunikasi. Dalam komunikasi kalimat sangat perlu karena merupakan satuan bahasa untuk mengungkapkan ujaran. Sejalan dengan kedua pendapat tersebut Pusat Bahasa (2003:311) mengemukakan bahwa kalimat adalah ujaran yang mengungkapkan suatu konsep pikiran dan perasaan. Pikiran dan perasaan diungkapan melalui kata-kata dalam bentuk ujaran maupun tulisan.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kalimat merupakan suatu bentuk bahasa untuk menyapaikan pikiran atau perasan seorang, seperti percakapan, selalu terjadi dari sejumlah kalimat yang saling berhubungan satu dengan cara teratur

Paragraf adalah seperangkat kalimat yang tersusun logis dan sistematis yang merupakan suatu kesatuan ekspresi pikiran yang relevan dan mendukung pokok pikim yang tersirat dalam keseluruhan karangan (Tarigan, 1987:11). Keraf (2002:62) menambahkan bahwa, alinea (paragraf) tidak lain dari satu kesatuan pikiran yang lebih tinggi alau lebih luas dari kalimat.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa paragraf adalah seperangkat kalimat yang tersusun logis dan sistematis, berisi satu pikiran pokok yang mengandung isi karangan, memiliki koherensi, serta dikembangkan dengan topik kalimat.

Penelitian ini menganalisis tentang kesalahan penggunaan ejaan, diksi, kalimat dan paragraf surat keluar di Kantor Kecamatan Kabupaten Kapuas Hulu. Sotyaningrum (2008:2) mengemukakan bahwa surat adalah alat komunikasi tertulis untuk menyampaikan berita atau informasi dari satu pihak ke pihak lain. Surat masih digunakan oleh instansi pemerintah hingga saat ini dalam berbagai keperluan. Pada tahun 2006, Permendiknas Nomor 42 telah menetapkan tata persuratan di lingkungan Departemen Pendidikan Nasional sehingga

(6)

lembaga-lembaga yang bernaung di bawah Departemen Pendidikan Nasional harus mengikuti aturan persuratan yang telah ditentukan.

Berdasarkan pengertian dan penjelasan mengenai surat, peneliti menyimpulkan bahwa surat merupakan alat komunikasi yang dapat menyampaikan informasi secara efektif dan efisien.

METODE

Menurut Arikunto (2002:136) metode penelitian adalah cara yang digunakan penulis dalam mengumpulkan data penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif merupakan suatu metode yang mengungkapkan keadaan sebenarnya mengenai objek/subjek penelitian. Menurut Suryabrata (1983:37) “penelitian deskriptif bertujuan membuat pencandraan (deskripsi) secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau arah tertentu”.

Alasan penulis memilih metode deskriptif karena melalui metode ini, peneliti dapat mengungkapkan, menggambarkan, dan memaparkan mengenai penggunaan bahasa Indonesia dari segi ejaan, diksi, kalimat efektif dan paragraf dalam surat keluar di kantor camat Kecamatan Pengkadan Kabupaten Kapuas Hulu tahun 2011/2012.

Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian kualitatif. Bentuk penelitian kualitatif adalah bentuk penelitian dengan cara menganalisis data yang diperoleh dari hasil penelitian. Bogdam dan Taylor (dalam Moleong, 2008:4) mengemukakan penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

Menurut Arikunto (2002: 96) “data adalah hasil pencatatan peneliti, baik berupa fakta ataupun angka”. Data dalam penelitian ini yaitu: (a) Data mengenai kesalahan penggunaan ejaan yang meliputi penggunaan huruf kapital dan tanda baca dalam Surat Keluar di Kantor Kecamatan Pengkadan Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2011/2012, (b) Data mengenai kesalahan penggunaan diksi yang meliputi dari aspek hampir bersinonim, kelangsungan pilihan kata, kebenaran pilihan kata dalam Surat Keluar di Kantor Kecamatan Pengkadan Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2011/2012, (c) Data mengenai kesalahan penggunaan kalimat efektif yang meliputi dari aspek kesepadanan dalam Surat Keluar di Kantor Kecamatan Pengkadan Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2011/2012, (d)Data mengenai kesalahan penggunaan paragraf yang meliputi dari aspek kesatuan dalam Surat Keluar di Kantor Kecamatan Pengkadan Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2011/2012.

Menurut Arikunto ( 2002: 129) “sumber data dalam penelitian merupakan subjek dari mana data diperoleh”. Berdasarkan pendapat tersebut sumber data dalam penelitian ini bersumber dari karyawan pihak Kantor Kecamatan Pengkadan Kabupaten Kapuas Hulu tahun 2011/2012, tetapi melalui tulisan yang telah dimuat pada surat keluar dan didokumentasikan oleh kantor camat

Kecamatan Pengkadan Kabupaten Kapuas Hulu.

Untuk mendapatkan data yang relevan dalam penelitian ini diperlukan teknik dan pengumpulan data yang tepat. Teknik pengumpulan data dalam

(7)

penelitian adalah teknik langsung dan teknik tidak langsung dengan cara studi dokumenter. Teknik komunikasi langsung yaitu cara pengumpulan data melalui kontak atau hubungan pribadi antara pengumpul data dengan sumber data (Margono, 2005:165). Menurut Nawawi (2007:141),”teknik studi dokumenter adalah cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, terutama berupa arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil/hukum dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penyelidikan.

Alat pengumpul data yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah manusia, yaitu peneliti sendiri sebagai alat atau instrumen utama. Kedudukan penulis sebagai instrumen utama dalam penelitian ini yaitu sebagai: 1) perencana, 2) pelaksana, 3) pengumpul data, 4) penganalisis, 5) penafsir data, dan 6) pelapor hasil penelitian. Selain penulis sebagai instrumen utama, digunakan juga alat pengumpul data lainnya yaitu berupa daftar kesalahan ejaan, daftar kesalahan diksi, daftar kesalahan kalimat, dan daftar kesalahan penggunaan paragraf.

Penetapan alat pengumpul data dalam penelitian ini berdasarkan pendapat moleong (2008:5) bahwa dalam penelitian kualitatif, peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain merupakan alat pengumpul data utama. Hal ini dilakukan karena jika memanfaatkan alat yang bukan manusia dan mempersiapkan terlebih dahulu sebagai yang lazim digunakan dalam penelitian klasik, maka sangat tidak mungkin untuk mengadakan penyesuaian terhadap kenyataan-kenyataan yang ada di lapangan.

langkah-langkah analisis data yang penulis gunakan untuk mengolah data yang sudah didapat adalah sebaga berikut (a) Mengumpulkan teks surat keluar pada Kantor Kecamatan Pengkadan Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2011/2012, (b) Mengurutkan surat keluar berdasarkan jenis surat (misalnya: surat undangan, surat pengantar, dan surat keterangan), (c) Mengurutkan setiap jenis surat berdasarkan tanggal dan bulan sesuai dengan urutan dalam kalender masehi, (d) Mencermati bentuk surat keluar yang dibuat oleh pihak kantor camat, (e) Membaca secara cermat penggunaan bahasa dalam surat keluar yang dibuat oleh pihak kantor camat, (f) Membaca secara cermat bagian isi surat yang terdapat di dalam surat keluar yang dibuat oleh pihak kantor camat, (g) Menandai kop surat, pembuka surat, isi surat, dan penutup surat. Jika terdapat kesalahan ejaan akan diberi tanda centang (√), jika terdapat kesalahan diksi akan diberi tanda lingkaran (o), jika terdapat kesalahan mengenai keefektifan kalimat akan diberi tanda eks (X), dan jika terdapat kesalahan mengenai penggunaan paragraf akan diberi garis (___) secara manual oleh peneliti, (h) Peneliti mengklasifikasikan kesalahaan penggunaan ejaan, diksi, kalimat efektif, dan paragraf pada surat keluar, (i) Peneliti menganalisis sesuai dengan permasalahan (mendeskripsikan berdasarkan permasalahan yang ada), (j) Peneliti memperbaiki penulisan penggunaan ejaan, diksi, kalimat efektif, dan paragraf pada surat keluar, (k) Peneliti membuat kesimpulan akhir mengenai penggunaan ejaan, diksi, kalimat efektif, dan paragraf pada surat keluar.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data dalam penelitian ini adalah surat resmi yang berupa surat-surat keluar yang diperoleh kantor camat Kecamatan Pengkadan, Kabupaten Kapuas Hulu dari

(8)

tahun 2011 sampai tahun 2012. Surat resmi yang dijadikan data dalam penelitian ini adalah surat undangan, surat pengantar, dan surat keterangan.

Daftar Surat Resmi Tahun 2011/2012

No. Jenis Surat Tanggal Surat KodeSurat Jumlah 1. Surat undangan 18 Maret 2011 1 2 lembar

4 April 2012 2

2. Surat pengantar 2 Januari 2011 3 5 lembar 16 November 2011 4

2 Mei 2012 5

27 Juli 2012 6

28 November 2012 7

3. Surat keterangan 11 April 2011 8 8 lembar

26 April 2012 9 2 Juli 2012 10 5 Juli 2012 11 27 Agustus 2012 12 12 Oktober 2012 13 18 Oktober 2012 14 29 Oktober 2012 15

Jumlah surat 15 lembar

Pada bagian berikut ini akan disajikan data yang merupakan data dalam penelitian penggunaan bahasa Indonesia dalam surat keluar dikantor kecamatan pengkadan kabupaten kapuas hulu tahun 2011/2012 mencakup 1) penggunaan ejaan 2) penggunaan diksi 3) penggunaan kalimat 4) penggunaan paragraf. Peneliti mengamati kesalahan berdasarkan masalah yang ada kemudian peneliti menyajikan data yang dianalisis Sebagai berikut:

Analisis Penggunaan Ejaan dalam Surat Keluar Kantor Camat Kecamatan Pengkadan

Kesalahan penggunaan huruf kapital: Berdasarkan hasil analisis dari 15 sampel surat keluar di Kantor Kecamatan Pengkadan Kapuas Hulu terdapat 25 kesalahan dalam penggunaan huruf kapital. Kesalahan penggunaan huruf kapital terdapat pada sampel surat dengan kode 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13 dan 15. Hasil analisis di antaranya yaitu, kalimat 1 pada sampel 1 tertulis: Yang akan

diselenggarakan pada. Penulisan kata Yang terdapat kesalahan penggunaan huruf

kapital. Huruf pertama kata yang seharusnya menggunakan huruf kecil karena merupakan tanda hubung dan berada di tengah kalimat. Kalimat 10 pada sampel 3 tertulis: DRS. RUSLI KULYA. Pada sampel 1 sampai 15 terdapat kesamaan kesalahan dalam penulisan nama yaitu DRS.RUSLI KULYA seharusnya tidak menggunakan huruf kapital pada semua unsur nama orang, seharusnya penggunaan huruf kapital hanya digunakan sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang saja, tidak semua hurufnya menggunakan kapital. Kemudian kalimat 2 pada sampel 1, 8, 9 tertulis: Hari, Tanggal, Jam, Tempat, Acara, Pakaian. Pada

(9)

sampel 1, 8, 9 terdapat persamaan kesalahan, penulisan kata Hari, Tanggal, Jam,

Tempat, Acara, Pakaian terdapat kesalahan penggunaan huruf kapital yaitu tidak

menggunakan huruf kapital pada kata yang seharusnya menggunakan huruf kapital dan penggunaan huruf kapital tidak hanya digunakan pada awal kalimat namun pada setiap kata dalam kalimat tersebut.

Kesalahan penggunaan huruf miring: Huruf miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata atau kelompok. Berdasarkan hal itu, pada sampel 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12 dan 15 terdapat persamaan kesalahan yaitu menggunakan huruf miring yaitu pada penulisan alamat surat seharusnya tidak menggunakan huruf miring karena di atas tidak menggunakan huruf miring.

Kesalahan penggunaan gabungan kata: terdapat satu kesalahan penggunaan kata gabungan dari 15 sampel surat keluar yaitu surat dengan kode 6. Kalimat 15 pada sampel 6 tertulis: sebagai mana Analisis: cara penulisannya salah seharusnya penulisan digabung karena kata ini merupakan tulisan serangkai. Jadi ditulis: sebagaimana

Kesalahan penggunaan kata depan di, ke, dan dari. Dari 15 sampel surat keluar terdapat 4 kesalahan penggunaan kata depan dengan kode sampel 2, 8, 10 dan 14. Hasil analisis di antaranya kalimat 8 pada sampel 2 tertulis: di mohon

kehadiran pada: Analisis: penulisanya salah, dimohon kata dasar mohon kalau

ditambah awalan di menjadi dimohon artinya minta dengan hormat; berharap supaya mendapat sesuatu, kalau ditambah awalan ber menjadi bermohon artinya meminta dengan hormat, ditambah awalan me menjadi memohon yang artinya meminta dengan hormat, memohon ampun kepada Tuhan Yang Maha Pengasih, ditambah akhiran kan menjadi memohonkan artinya memohon untuk (kepentingan) orang lain, ditambah awalan per dan akhiran an menjadi

permohonan artinya orang yang memohon sesuatu. Kesimpulan kata dimohon

diartikan minta dengan hormat; berharap dengan hormat supaya mendapat sesuatu: Jadi penulisan kata di mohon adalah salah seharusnya penulisannya digabung karena merupakan gabungan kata yang sudah dianggap sebagai satu kata misalnya kepada dan daripada. Ditulis dimohon kehadiran pada:

Kesalahan penggunaan tanda baca. Ada 7 sampel surat yang terdapat 8 kesalahan penggunaan tanda baca dengan kode surat 1, 2, 4, 6, 7, 9 dan 11. Hasil analisis kesalahan di antaranya yaitu, Kalimat 26 pada sampel 9 tertulis:

Demikianlah kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasama yang baik selama ini diucapkan terima kasih. Analisis: Menurut Finoza (2009:29) “Tanda titik dipakai

pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.” Pada surat keterangan tanggal 26 April 2012 terdapat kesalahan penggunaan tanda titik (.) yaitu tidak adanya penggunaan tanda titik (.) sebelum akhir kalimat. Perhatikan penggunaan tanda titik (.) pada kalimat berikut ini. Demikianlah kami sampaikan, atas

perhatian dan kerjasama yang baik selama ini diucapkan terima kasih.seharusnya

ditulis: Demikianlah kami sampaikan. Atas perhatian dan kerjasamanya

diucapkan terima kasih.

Kesalahan penggunaan tanda koma. Kesalahan penggunaan tanda koma terdapat pada sampel dengan kode 14. Kalimat 45 sampel 14 tertulis: Yang

(10)

Pengkadan Kabupaten Kapuas Hulu, dengan ini memberikan keterangan bahwa:

analisis kesalahan kesalahan yaitu tidak menggunakan tanda koma sesudah kalimat dibawah ini, seharusnya pada kata itu diberi tanda koma, karena tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat. Jadi seharusnya ditulis: Yang bertanda tangan di bawah ini, Kepala Desa Pengkadan Hilir Kecamatan Pengkadan Kabupaten Kapuas Hulu, dengan ini memberikan keterangan bahwa:

Kesalahan penggunaan tanda titik dua. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan. Pada sampel 1 sampai sampel 15 terdapat 4 kesalahan Penulisan tanda titik dua (:) setelah singkatan yaitu pada sampel surat dengan kode 1, 3, 7 dan 15. Hasil analisis di antaranya kalimat 11 pada sampel 3 tertulis: Menyampaikan Laporan Harian Camat Pengkadan bulan:

Desember 2011 Analisis: Menurut Finoza (2009:29) “Tanda titik dua dipakai

sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.” Berdasarkan hal tersebut terdapat kesalahan penggunaan tanda titik dua (:) yaitu pada sesudah kata yang tidak memerlukan pemerian. Perhatikan penggunaan tanda titik dua (:) pada kalimat berikut ini. Menyampaikan Laporan Harian Camat Pengkadan bulan:

Desember 2011 salah karena sesudah kata bulan tidak perlu menggunakan tanda

titik karena masih ada sambungan kalimat. Jadi penulisan yang tepat adalah.

Laporan harian Camat Pengkadan bulan Desember 2011.

Kesalahan penggunaan tanda hubung. Tanda hubung menyambung huruf kata yang eja satu-satu dan bagian-bagian tanggal. Berdasarkan hal tersebut terdapat satu sampel surat yang salah penggunaan tanda hubung yaitu pada kalimat 27 sampel 9. Pada penulisan Nanga Pedian, 26-04-2012 terdapat kesalahan penggunaan tanda hubung karena pencantuman nama kota diiringi tanda koma, angka tanggal yang diikuti oleh tanda hubung, nama bulan yang ditulis dengan angka diiringi tanda hubung dan angka tahun. Seharusnya ditulis Nanga Pedian 26 April 2012.

Analisis penggunaan Diksi dalam Surat Keluar Kantor Camat Kecamatan Pengkadan

Ketepatan diksi. Berdasarkan hasil analisis terhadap 15 sampel surat terdapat 3 sampel surat yang tidak tepat pilihan katanya. penggunaan diksi yang tidak tepat terdapat pada surat dengan kode 2, 12 dan 15. Hasil analisis di antaranya Kalimat 38 pada sampel 12 tertulis: Nama yang tersebut di atas

benar-benar Penduduk Dusun Buak Mau,…. Analisis: Keraf (2006: 88) mengatakan

bahwa sinonim merupakan dua atau lebih yang pada asanya memiliki makna yang sama, tetapi bentuknya berbeda. Dalam surat undangan ini ada beberapa kata hampir bersinonim digunakan dalam satu kalimat. Dalam kalimat tersebut menggunakan kata yang hampir bersamaan makna, meskipun berbeda bentuk. Penggunaan kata tersebut dan di atas juga memiliki makna yang sama yaitu sudah

disebutkan sebelumnya. Oleh karena itu, penulis surat hendaknya memilih kata

apa yang hendak digunakan. Perhatikan penggunaan ketepat diksi hampir bersinonim pada kalimat berikut ini. Nama yang tersebut di atas benar-benar

Penduduk Dusun Buak Mau,…. Salah seharusnya ditulis Yang bersangkutan adalah Penduduk Dusun Buak Mau,…

(11)

Kebenaran diksi. Kesalahan penggunaan kebenaran diksi terdapat pada sampel surat dengan kode 2, 8, 9, 10 dan 11. Hasil analisis di antaranya kalimat 8 sampel 2 tertulis di mohon. Analisis: Kebenaran kata erat kaitannya dengan kata yang baku dan tidak baku karena dapat dikenal dari pelafalan, ejaan, dan bentuknya (Akhadiah, dkk, 2008:94). Pada kata depan di- yang tidak diikuti kata keterangan tempat maka penulisannya wajib digabung dengan kata yang mengikutinya. Perhatikan penggunaan kebenaran diksi pada kata berikut ini. di

mohon seharusnya: Dimohon

Kelangsungan diksi. Kelangsungan diksi merupakan kelangsungan pilihan kata. Dari hasil analisis 15 sampel surat keluar di Kantor Kecamatan Pengkadan Kapuas Hulu terdapat 10 sampel yang salah penggunaan kelangsungan pilihan kata. Kesalahan tersebut terdapat pada sampel surat dengan kode 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 12, 14, dan 15. Hasil analisis di antaranya kalimat 11 pada sampel 3 tertulis:

Menyampaikan Laporan Harian Camat Pengkadan bulan: Desember 2011.

Analisis: Kelangsungan pilihan kata adalah teknik memilih kata sedemikian rupa, sehingga maksud pikiran seseorang disampaikan secara tepat dan ekonomis. Kelangsungan dapat terganggu bila seseorang pembicara atau pengarang mempergunakan terlalu banyak kata untuk suatu maksud yang dapat diungkapkan secara singkat, atau mempergunakan kata-kata yang kabur, yang bisa menimbulkan ambiguitas (makna ganda). Dalam surat pengantar ini, adanya penggunaan kerja yang tidak diawali subjek. Perhatikan penggunaan ketepatan diksi kelangsungan pilihan kata pada kalimat berikut ini. Menyampaikan Laporan

Harian Camat Pengkadan bulan: Desember 2011 seharusnya ditulis: Laporan harian Camat Pengkadan bulan Desember 2011.

Analisis Penggunaan Kalimat dalam Surat Keluar Kantor Camat Kecamatan Pengkadan

Berdasarkan hasil analisis 15 sampel surat keluar di kantor Kecamatan Pengkadan Kabupaten Kapuas Hulu terdapat 20 kesalahan penggunaan kalimat yaitu dari sampel surat kode 1 sampai dengan kode 15 di mana pada surat dengan kode 8 terdapat tiga kesalahan dan surat dengan kode 9 terdapat dua kesalahan. Di antara hasil analisis yaitu kalimat 1 pada sampel 1: Mengundang dengan hormat

Bapak/Ibu/Saudara/i untuk menghadiri acara serah terima jabatan camat Pengkadan.Yang diselenggarakan pada : Analisis: Menurut Nababan (2008:103)

mengungkapkan bahwa kalimat adalah kalimat yang mampu menyampaikan pesan kepada orang lain sebagaimana yang dimaksud penuturnya. Berdasarkan hal tersebut terdapat kesalahan Pada kalimat di atas dapat terlihat tidak adanya kesepadanan tampak dari tidak adanya subjek pada awal kalimat sebelum predikat

“mengundang”. Hal ini sesuai dengan pendapat Putrayasa (2007:54) kesepadanan

bisa dibentuk jika ada keselarasan antara subjek-predikat, predikat-objek, dan predikat-keterangan. Sehingga kesatuan gagasan yang akan disampaikan dapat ditangkap dengan baik oleh pembaca atau pendengar. Seharusnya ditulis:

Sehubungan dengan akan dilaksanakan acara serah terima jabatan Camat Pengkadan, maka bersama ini kami mengundang Bapak/Ibu/Saudara/i untuk hadir dalam acara tersebut yang akan dilaksanakan pada:

(12)

Analisis Penggunaan Paragraf dalam Surat Keluar Kantor Camat Kecamatan Pengkadan

Berdasarkan hasil analisis terhadap 15 sampel surat keluar di Kantor Kecamatan Pengkadan Kabupaten Kapuas Hulu terdapat 11 kesalahan dalam penggunaan paragraf. Kesalahan tersebut terdapat pada sampel surat dengan kode 1, 2, 3, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, dan 15. Hasil analisis di antaranya Kalimat 11 sampel 3 tertulis: Menyampaikan Laporan Harian Camat Pengkadan bulan:

Desember 2011 . Analisis: pada kalimat 12, 13, 14, dan 16terdapat persamaan

kesalahan yaitu tidak terdapat paragraf melainkan hanya satu kalimat. Paragraf harus terdiri dari dua atau lebih kalimat. Hal ini sesuai dengan pendapat Tarigan (1987:11) paragraf adalah seperangkat kalimat yang tersusun logis dan sistematis yang merupakan suatu kesatuan ekspresi pikiran yang relevan dan mendukung pokok pikiran yang tersirat dalam keseluruhan karangan.

Kalimat 18 sampel 8 tertulis: (1) Yang bertanda tangan dibawah ini, Camat

Pengkadan dengan ini memberikan Izin Cuti melahirkan kepada: (2) Selama 3 (Tiga) Bulan terhitung mulai tanggal 11 April 2011 sampai dengan tanggal 11 Juli 2011 dengan ketentuan sebagai berikut: (3) Demikian surat izin cuti ini dibuat dan digunakan sebagaimana perlunya. Analisis: Tarigan (1987:11)

menjelaskan bahwa paragraf adalah seperangkat kalimat yang tersusun logis dan sistematis yang merupakan suatu kesatuan ekspresi pikiran yang relevan dan mendukung pokok pikiran yang tersirat dalam keseluruhan karangan. Paragraf di atas menunjukkan bahwa paragraf tersebut mengandung seperangkat kalimat yang tidak tersusun logis namun tetap sistematis. Paragraf tersebut tidak logis terlihat dari kalimat “Yang bertanda tangan dibawah ini, Camat Pengkadan dengan ini memberikan Izin Cuti melahirkan kepada:”. Dalam kalimat tersebut tidak jelas yang dimaksud “Yang bertanda tangan di bawah ini” adalah Camat Pengkadan atau orang yang diberi izin cuti, seharusnya penulisan surat yang benar sebagai berikut.

Dengan hormat,

Yang bertanda tangan di bawah ini: nama :

NIP : pangkat/gol. ruang : jabatan : satuan organisasi :

selaku pimpinan memberikan izin cuti melahirkan kepada: nama :

NIP : pangkat/gol. ruang : jabatan : satuan organisasi :

dengan terhitung mulai dari tanggal 11 April-11 Juli 2011 dengan ketentuan sebagai berikut:

Demikian surat ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Atas perhatian Bapak/Ibu, saya ucapkan terima kasih.

(13)

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data tentang penulisan surat keluar yang dikeluarkan kantor camat kecamatan pengkadan kabupaten kapuas hulu tahun 2011/2012. Dapat disimpulkan berapa hal sebagai berikut. Penggunaan ejaan. Berdasarkan hasil analisis data terhadap 15 surat keluar di Kantor Kecamatan Pengkadan Kabupaten Kapuas Hulu disimpulkan bahwa (a) terdapat 25 kesalahan penggunaan huruf kapital, yaitu (data 1, data 2, data 3, data 4, data 5, data 6, data 7, data 8, data 9, data 10, data 11, data 12, data 13, data 15), (b) terdapat 15 kesalahan pada penggunaan huruf miring, yaitu ( data 1, data 2, data 3, data 4, data 5, data 6, data 7, data 8, data 9, data 10, data 11, data 12, data 13, data 14, data 15), (c) Terdapat 1 kesalahan pada penggunaan kata gabungan, yaitu (data 6), (d) terdapat 10 kesalahan penggunaan kata depan di, ke, dan dari yaitu (data 2, data 3, data 5, data 7, data 8, data 10, data 11, data 12, data 13, data 14). Berdasarkan analisis data mengenai penggunaan tanda titik pada 15 buah surat keluar yang dikeluarkan kantor camat kecamatan pengkadan kabupaten kapuas hulu tahun 2011/2012 dapat disimpulkan bahwa 8 buah surat menggunakan tanda titik yang salah, yaitu (data 1,data 2, data 4, data 6, data 7, data 9, data 11). Berdasarkan analisis data mengenai penggunaan tanda koma pada 15 buah surat keluar yang dikeluarkan kantor camat kecamatan pengkadan kabupaten kapuas hulu tahun 2011/2012 dapat disimpulkan bahwa 1 buah surat menggunakan tanda koma yang salah, yaitu (data 14 ). Berdasarkan analisis data mengenai penggunaan tanda titik dua pada 15 buah surat keluar yang dikeluarkan kantor camat kecamatan pengkadan kabupaten kapuas hulu tahun 2011/2012 dapat disimpulkan bahwa 4 buah surat menggunakan tanda titik dua yang salah, yaitu (data 1, data 7, data 3, data 15). Berdasarkan analisis data mengenai penggunaan tanda hubung pada 15 buah surat keluar yang dikeluarkan kantor camat kecamatan pengkadan kabupaten kapuas hulu tahun 2011/2012 dapat disimpulkan bahwa 1 buah surat menggunakan tanda hubung yang salah, yaitu (data 9). Penggunaan diksi. Berdasarkan analisis data mengenai penggunaan diksi pada 15 sampel surat keluar di Kantor Kecamatan Pengkadan Kabupaten Kapuas Hulu dapat disimpulkan bahwa, (a) terdapat 4 surat menggunakan ketepatan diksi yang salah, yaitu ( data 1, data 2, 12, data 15), (b) terdapat 5 buah surat menggunakan kebenaran diksi yang salah, yaitu ( data 2, data 8, data 9, data 10, data 11), (c) 10 buah surat menggunakan kelangsungan diksi yang salah, yaitu ( data 2, data 3 , data 4, data 5, data 6, data 7, data 9, data 12, data 14, data 15). Penggunaan kalimat efektif. Berdasarkan analisis data mengenai penggunaan kalimat efektif pada 15 buah surat keluar yang dikeluarkan kantor camat kecamatan pengkadan kabupaten kapuas hulu tahun 2011/2012 dapat disimpulkan 18 buah memiliki kesalahan pada kesepadanan kalimat, yaitu ( data 1,data 2, data 3 , data 4, data 5, data 6, data 7, data 8, data 9, data10, data 11, data 12, data 14, data 15). Penggunaan paragraf. Berdasarkan analisis data mengenai penggunaan paragraf pada 15 buah surat keluar yang dikeluarkan kantor camat kecamatan pengkadan kabupaten kapuas hulu tahun 2011/2012 dapat disimpulkan 11 buah memiliki kesalahan pada paragraf, yaitu ( data 1,data 2, data 8, data 9, data10, data 11, data 12, data 14, data 15).

(14)

Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini peneliti menyarankan sebagai berikut: (a) kepala camat sebaiknya lebih memperhatikan kinerja pegawainya ketika membuat surat, karena kesalahan pada surat dapat memberikan pengaruh yang besar bagi citra lembaga dalam berkomunikasi dengan lembaga lain. hal ini dapat dilakukan dengan cara mengadakan pelatihan bagi pegawai tata usaha mengenai cara penulisan surat yang baik dan benar. (b) pegawai bagian administrasi sebaiknya lebih profesional dan memperbaharui pengetahuan serta mencari referensi mengenai korespondensi terutama peraturan menteri pendidikan nasional No. 42 tahun 2010. Selain itu, sebaiknya lebih memperhatikan tentang ejaan, diksi, kalimat dan paragraf (c) Surat keluar yang dikeluarkan kantor camat kecamatan pengkadan kabupaten kapuas hulu tahun 2011/2012 belum menerapkan peraturan menteri pendidikan nasional nomor 42 tahun 2006. Peneliti menyarankan kepada kantor camat kecamatan pengkadan untuk merevisi surat-surat dan dan dapat menjadikan hasil analisis penelitian ini sebagai contoh perbaikan.

DAFTAR RUJUKAN

Akhadiah, Sabarti dkk. 1996. Menulis. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Akhadiah, Sabarti dkk. 1999. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga

Alwi Hasan, dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Amdan, Ahadi Sulissusiawan. 2010. Bahasa Indonesia Dalam Karya Ilmiah.

Pontianak: FKIP Untan.

Badudu, J.S.1994. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Ulama

Badudu. J.S. 1996. Ejaan Bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka Prima. Diknas 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Finoza, Lamuddin. 2009. Komposisi. Jakarta: Diksi Insan Mulia Jauhari, Heri. 2008. Pedoman Karya Ilmiah. Bandung: Pustaka Setia. Keraf, Gorys. 2002. Komposisi. Jakarta: Nusa Indah

Moelino,Anton M.(ed). 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Moleong, Lexy. J. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya

Poerwadarminta, W.J.S.1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. 2001. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang

Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Bandung:

Yrama Widya.

Sullisusiawan, Ahadi. 2010. Menulis 3 (Bahasa Indonesia Dalam Karya Ilmiah). Pontianak: FKIP Untan.

Referensi

Dokumen terkait

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu sy arat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Sekolah Pascasarjana Konsentrasi Pengembangan Kurikulum. © Isma

Prosiding seminar Nasional sain dan Teknologi-II 2008, Rancangan Sistem Proses Produksi Dengan Menggunakan value stream mapping (VALSAT). The lean Enterprise

Surat pelepasan Hak Atas Tanah Prasarana, sarana dan utilitas perumahan dan permukiman dari Pelaku pembangunan kepada Badan Pertanahan Nasional Kota

Untuk menangani masalah penjualan agar sesuai target perusahaan, maka diperlukan adanya sebuah peramalan penjualan.. Dimana peramalan merupakan suatu teknik untuk

Eliminasi faktor biologi penyebab dermatitis di tempat kerja dapat dilakukan dengan cara: - Membersihkan tempat kerja secara rutin setelah pekerja usai bekerja;

Selama Selama ini ini kota kota--kota kota kecamatan kecamatan menjadi menjadi seperti seperti daerah daerah tidak tidak bertuan

Dan yang ketiga di Distrik Molanikime karena itu tidak sesuai dengan perintah putusan Mahkamah, kami mohon kepada Yang Mulia Majelis Hakim Mahkamah untuk

Kepala Madrasah : Iya mbk begini, Untuk melaksanakan tugas guru sebagai perancang pembelajaran, yang tentunya di kaitkan dengan tujuan meningkatkan pemahaman