• Tidak ada hasil yang ditemukan

L A P O R A N K I N E R J A I N S T A N S I P E M E R I N T A H ( L A K I P ) T A H U N

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "L A P O R A N K I N E R J A I N S T A N S I P E M E R I N T A H ( L A K I P ) T A H U N"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

L A P O R A N K I N E R J A I N S T A N S I P E M E R I N T A H ( L A K I P )

T A H U N 2 0 1 5

B A D A N P E M B E R D A Y A A N M A S Y A R A K A T D A N P E M E R I N T A H A N D E S A

P R O V I N S I K A L I M A N T A N S E L A T A N

(2)

KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Badan Pemberdayaan Masyarakat dan PemerintahanDesa (BPMPD) Provinsi Kalimantan Selatan untuk tahun 2015 ini disusun dalam rangka pelaksanaan Instruksi Presiden RI (INPRES) Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Instruksi Presiden tersebut mewajibkan Instansi Pemerintah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan Negara untuk mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta kewenangan pengelolaan sumber daya dengan didasarkan suatu perencanaan stratejik yang ditetapkan oleh masing-masing instansi.

Dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini kami berusaha secara maksimal melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan dengan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas,terukur dan legitimate sehingga tujuan kinerja dapat tercapai secara baik

Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2015 ini menunjukkan hasil yang baik, namun demikian tentu saja dalam pelaksanaan kinerja tersebut masih terdapat beberapa kendala atau permasalahan yang dihadapi. Akan tetapi permasalahan tersebut tidak sampai menghambat pencapaian keseluruhan target yang telah ditetapkan sebelumnya.

Dengan tersusunnya Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini berarti kami telah dapat memenuhi salah satu kewajiban yang harus kami laksanakan. Namun kami menyadari bahwa dalam pelaksanaan kegiatan dan bahkan dalam penyusunan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan.

Atas bantuan dan partisipasi semua pihak dalam pembuatan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ini kami ucapkan banyak terima kasih.

KEPALA BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Drs. H. GUSTI SYAHYAR Pembina Utama Muda NIP. 19610512 198503 1 014

(3)

DAFTAR ISI

Hal

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI... ii

Bab I Pendahuluan... 1

A. Latar belakang... 1

B. Landasan Hukum... 2

C. Struktur Organisasi... 3

Bab II Perencanaan Strategis………. 8

A. Rencana Strategis………... 8

B. Penetapan Kinerja Tahun 2015………. 10

Bab III Akuntabilitas Kinerja... 11

A. Pencapaian Kinerja………... 11

B. Aspek Keuangan……….. 33

C. Kendala dan Solusi yang Diberikan………. 41

Bab IV Penutup... 44

A. Kesimpulan... 44

B. Strategi Peningkatan Kinerja……… 44

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Selatan yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 01 Tahun 2012, dan memiliki tugas pokok, fungsi dan tata kerja yang diatur dalam Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 025 Tahun 2013 mempunyai tugas sebagai unsur penunjang Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Selatan yang bertugas membantu Gubernur dalam penyelenggaraan sebagian tugas Pemerintah Daerah di bidang Pemberdayaan masyarakat

Dalam Undang – Undang Nomor 6 Tahun 2014 Pasal 114 disebutkan bahwa Pemerintah Provinsi melakukan pembinaan dan pengawasan meliputi :

a. Melakukan pembinaan terhadap Kabupaten/Kota dalam rangka penyusunan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota yang mengatur Desa;

b. Melakukan pembinaan Kabupaten/Kota dalam rangka pemberian alokasi dana Desa;

c. Melakukan pembinaan peningkatan kapasitas Kepala Desa dan perangkat Desa, Badan Permusyawaratan Desa, dan lembaga kemasyarakatan;

d. Melakukan pembinaan manajemen Pemerintahan Desa;

e. Melakukan pembinaan upaya percepatan Pembangunan Desa melalui bantuan keuangan, bantuan pendampingan, dan bantuan teknis;

f. Melakukan bimbingan teknis bidang tertentu yang tidak mungkin dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;

g. Melakukan inventarisasi kewenangan Provinsi yang dilaksanakan oleh Desa;

h. Melakukan pembinaan dan pengawasan atas penetapan Rancangan Anggaran Pendapatan dan BelanjaDaerah Kabupaten/Kota dalam pembiayaan Desa;

i. Melakukan pembinaan terhadap Kabupaten/Kota dalam rangka penataan wilayah Desa;

j. Membantu Pemerintah dalam rangka penentuan kesatuan masyarakat hukum adat sebagai Desa; dan

k. Membina dan mengawasi penetapan pengaturan BUM Desa Kabupaten/Kota dan lembaga kerja sama antar-Desa.

Peran Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD) Provinsi Kalsel adalah melaksanakan fungsi tersebut sebaik mungkin sebagai bagian dari Pemerintah Provinsi dalam menjalankan amanat dari Undang – Undang yang telah ditetapkan.

(5)

B. Landasan Hukum

Landasan normatif sebagai kerangka dasar hukum dalam penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja (Lakip-SKPD) Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2014 adalah sebagai berikut : 1. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1956 Jo. Undang-Undang Nomor 21 Tahun

1958 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 10 Tahun 1957 antara lain mengenai Pembentukan Daerah Swatantra Tingkat I Kalimantan Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1106);

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3699);

3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);

7. Peraturan Pemerintah No.8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;

8. Keputusan Menteri PAN Nomor : KEP/46/M.PAN/4/2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengawasan Melekat Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan;

9. Surat Edaran Menteri PAN Nomor : SE/14/M.PAN/10/2006 tanggal 9 Oktober 2006 tentang Peningkatan Pelaksanaan Pengawasan Melekat.

10. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 05 Tahun 2008 tentang urusan Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2008 Nomor 5);

11. Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 90 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan.

12. Peraturan Pemerintah Nomor 08 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.

(6)

13. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 01 Tahun 2012 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan.

C. Struktur Organisasi

Struktur organisasi dan tata kerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD) Provinsi Kalimantan Selatan terdiri dari :

1. Kepala Badan 2. Sekretaris

3. Kepala Bidang Pemerintahan Desa dan Kelurahan

4. Kepala Bidang Kelembagaan dan Pengembangan Partisipasi Masyarakat 5. Kepala Bidang Usaha Ekonomi Masyarakat

6. Kepala Bidang SumberDaya Alam dan Teknologi Tepat Guna

Selanjutnya Sekretariat membawahi sub bagian dan Kepala Bidang membawahi sub- sub bidang sebagai berikut :

1. Sekretariat :

a. Sub bagian Program b. Sub bagian Keuangan

c. Sub bagian Umum dan Kepegawaian 2. Bidang Pemerintahan Desa dan Kelurahan

a. Sub bidang Fasilitasi Pengembangan Desa dan Kelurahan

b. Sub bidang Fasilitasi Pengelolaan Administrasi Desa dan Kelurahan 3. Bidang Kelembagaan dan Pengembangan PartisipasiMasyarakat

a. Sub bidang Pengembangan Kelembagaan dan Perencanaan Partisipasi Masyarakat

b. Sub bidang Pengembangan dan Pelatihan Kader 4. Bidang Usaha Ekonomi Masyarakat

a. Sub Bidang Pengembangan Usaha Ekonomi Masyarakat

b. Sub Bidang Peningkatan Sarana dan Prasarana Ekonomi Perdesaan 5. Bidang Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna

a. Sub Bidang Pengembangan dan Pemanfaatan Sumber Daya Alam b. Sub Bidang Pengembangan dan Pemanfaatan Teknologi Pedesaan 6. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari :

a. Sejumlah tenaga dalam jenjang jabatan fungsional dan terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahlian

b. Jumlah dan jenis jabatan ditentukan berd. keperluan dan beban kerja

(7)

c. Jenis dan jenjang jabatan diatur sesuai dengan Peraturan Perundang- undangan yang berlaku.

 Tugas Pokok dan Fungsi

Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Selatan merupakan salah satu perangkat daerah yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 01 Tahun 2012.

Sedangkan sebelumnya SKPD ini mempunyai nomenklatur Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Perempuan Provinsi Kalsel.

Berdasarkan Keputusan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 025 Tahun 2013 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Selatan pada Bab II pasal 2 disebutkan bahwa tugas Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Selatan adalah membantu Gubernur dalam melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan Daerah di bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa dengan fungsi :

1. Perumusan kebijakan teknis di bidang pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Gubernur berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

2. Fasilitasi dan dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa;

3. Perumusan kebijakan operasional, pembinaan dan pelaksanaan fasilitasi dan pemberdayaan pemerintahan desa dan kelurahan;

4. Perumusan kebijakan operasional, pembinaan dan pelaksanaan fasilitasi dan pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat;

5. Perumusan kebijakan operasional, pembinaan dan pelaksanaan fasilitasi dan penguatan kelembagaan masyarakat dan pelatihan masyarakat;

6. Perumusan kebijakan operasional, pembinaan dan pelaksanaan fasilitasi pemanfaatan pemberdayaan sumber daya alam dan penerapan teknologi tepat guna;

7. Pengelolaan kegiatan kesekretariatan.

 Sumber Daya Manusia

Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD) Provinsi Kalimantan Selatan memiliki formasi eselon sebagai berikut :

- Eselon II.a :: 1 orang - Eselon III.a : 5 orang

(8)

- Eselon IV.a

- Jabatan Fungsional - Non Eselon

` 11 orang

3 orang 22 orang

Jumlah PNS BPMPD Provinsi Kalimantan Selatan berdasarkan tingkat pendidikan adalah sebagai berikut :

- Pasca Sarjana (S2) : 8 orang

- Sarjana (S1) : 17 orang

- Sarjana Muda (D3) : 3 orang

- D. II : 1 orang

- SLTA : 12 orang

- SLTP : - orang

- SD : 1 orang

Jumlah PNS BPMPD Provinsi Kalimantan Selatan berdasarkan diklat penjenjangan struktural dan fungsional adalah sebagai berikut :

a. Struktural

- Diklat Pim II : 1 orang

- Diklat Pim III : 8 orang

- Diklat Pim IV - Non Diklat

: :

9 orang 22 orang b. Fungsional

- Kursus Manajemen Proyek (KMP) : 7 orang - Kursus Bendaharawan/Pemegang Kas : 8 orang - Manajemen Pengelolaan Barang dan Jasa : 2 orang

- Penjenjangan Pranata Komputer Tkt.

Terampil

: 1 orang

- Penyetaraan Arsiparis Tingkat Terampil : 2 orang

Secara rinci jumlah pegawai pada BPMPD Provinsi Kalimantan Selatan dilihat dari eselonering dan kepangkatan / golongan adalah sebagai berikut :

1. berdasarkan eselonering :

- Kepala Badan (eselon II.a) : 1 orang

- Sekretaris (eselon III.a) : 1 orang

- Kepala Bidang (eselon III.a) : 4 orang - Kepala Sub Bagian / Sub Bidang : 11 orang - Jabatan Fungsional Arsiparis : 2 orang - Jabatan Fungsional Pranata Komputer : 1 orang

- Unsur Staf : 20 orang

(9)

2. berdasarkan kepangkatan

- Golongan IV/d : - orang

- Golongan IV/c : 1 orang

- Golongan IV/b : 3 orang

- Golongan IV/a : 7 orang

- Golongan III/d : 7 orang

- Golongan III/c : 2 orang

- Golongan III/b : 9 orang

- Golongan III/a : 5 orang

- Golongan II/d : 1 orang

- Golongan II/c : 3 orang

- Golongan II/b : 3 orang

- Golongan II/a : - orang

- Golongan I/b : - orang

 Kualitas dan Kuantitas Aset Yang Dikelola

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi BPMPD Provinsi Kalimantan Selatan telah tersedia sarana dan prasarana sebagai berikut :

1) Sarana transportasi roda empat dalam rangka operasional kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa sebanyak 6 unit.

Mobil operasional ini digunakan sebagai penunjang kegiatan operasional baik perencanaan, pelaksanaan dan monitoring berbagai kegiatan yang dilaksanakan oleh pegawai BPMPD Provinsi Kalsel.

2) Ruang kerja

Pada akhir tahun 2014 BPMPDProv. Kalsel pindah dari kantor di Jl. Jenderal Sudirman No.14 Lt 2 Banjarmasin ke Jalan Banjar Besar No 1 Komplek Perkantoran Gubernur Banjarbaru yang mempunyai 10 ruang kerja yang terdiri dari :

a. Ruangan Kepala BPMPD Prov. Kalsel b. Ruangan Sekretaris

c. Ruangan Sekretariat d. Ruangan Bag. Keuangan

e. Ruangan Bidang Usaha Ekonomi Masyarakat f. Ruangan Bidang Pemerintahan Desa

g. Ruangan Bidang Kelembagaan & Pengembangan Partisipasi Masyarakat (KPPM)

(10)

h. Ruangan Bidang SDA dan Teknologi Tepat Guna i. Ruangan Rapat

j. Ruangan Perpustakaan 3) Perlengkapan Kerja

Dalam rangka mendukung pencapaian pelaksanaan kerja telah tersedia pula perlengkapan kerja yang meliputi meja, kursi, lemari, filling cabinet dan lain sebagainya.

4) Peralatan Kerja

Untuk mempermudah dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi BPMPD, saat ini telah tersedia peralatan kerja seperti perangkat computer, printer, laptop, mesin tik, LCD dan sarana informasi lain seperti televisi.

BAB II

PERENCANAAN STRATEGIS A. RENCANA STRATEGIS

Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD) Provinsi Kalsel dijiwai oleh semangat mendorong kemandirian masyarakat dan pemerintahan desa di Provinsi Kalsel dimana masyarakat diharapkan masyarakat mampu berpartisipasi dalam berbagai kebijakan dan program pembangunan yang pada gilirannya akan meningkatkan kapasitas penyelenggaraan pemerintahan desa dan kelurahan. Semangat ini tercermin dalam Rencana Strategis BPMPD Provinsi Kalsel Tahun 2011-2015 sebagai berikut :

VISI :

Terwujudnya Kemandirian Masyarakat dan Pemerintahan Desa di Kalsel Tahun 2015

Untuk mewujudkan kemandirian desa yang menjadi visi dari BPMPD maka ditetapkan empat komponen sebagai misi yakni :

1. Pemantapan dan pengembangan kelembagaan serta keswadayaan masyarakat

(11)

2. Pengembangan usaha ekonomi masyarakat

3. Peningkatan pemanfaatan SDA berwawasan lingkungan dan pendayagunaan TTG 4. Pemantapan kapasitas penyelenggaraan pemerintahan desa dan kelurahan dan dijabarkan dijabarkan dalam empat tujuan sebagai berikut :

1. Meningkatkan peran aktif masyarakat dan lembaga kemasyarakatan 2. Meningkatkan pendapatan dan ketahanan ekonomi masyarakat

3. Menggali dan mengembangkan pemanfaatan sumber daya alam melalui teknologi tepat guna

4. Memantapkan penyelenggaraan pemerintahan desa dan kelurahan

Visi dan misi merupakan panduan yang memberikan pandangan dan arah kedepan sebagai dasar acuan dalam menjalankan tugas dan fungsi dalam mencapai sasaran atau target yang ditetapkan. Visi dan misi ini kemudian dijabarkan dalam tujuan dan sasaran strategis.

Visi dan misi ini ditetapkan berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2011-2015 dengan visi Kalimantan Selatan berupa “ Terwujudnya Kalimantan Selatan yang Berkembang, Maju, Unggul, Nyaman, Sejahtera dan Damai (Bermunajad) Tahun 2015. “ Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalsel termasuk dalam misi kelima RPJMD yakni meningkatkan Kinerja Pemerintahan Daerah Yang Baik dan Bersih melalui Prioritas Melaksanakan Pemerintahan yang Baik.

Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalsel juga telah menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) sesuai dengan Renstra yang telah ditetapkan yaitu :

INDIKATOR KINERJA UTAMA

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA

1 2 3

1. Meningkatkan Kapasitas Dan Kelembagaan Masyarakat

Meningkatnya kemampuan secara perorangan (kemandirian) maupun kelembagaan untuk berpartisipasi dalam pembangunan

(12)

2. Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia aparatur desa

Meningkatnya kemampuan secara perorangan (kemandirian) untuk berpartisipasi dalam pembangunan

3. Peningkatan pemberdayaan masyarakat Kab/Kota dengan Provinsi serta peningkatan pengetahuan bagi aparatur pemerintahan desa/kel dalam pengelolaan administrasi desa/

kelurahan.

- Meningkatnya partisipasi masy. Dlmpengembangan pemerintahan desa dan kel. serta pengembangan pembangunan di Perdesaan

- Meningkatnya kemampuan Aparatur Pemerintahan Desa dan Kelurahan dalam penyelenggaraan pemerintahan di Desa dan Kelurahan

4. Pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat dan pengembangan usaha mikro

Meningkatnya Usaha Ekonomi Masyarakat & Pengembangan Usaha Mikro di Kalimantan Selatan meliputi :

- Meningkatnya jumlah BUMDes Percontohan - Bertambahnya jumlah desa penerima stimulan

pembangunan desa

- pemberdayaan usaha dan simpan pinjammelalui penyaluran dana gerbangmastaskin dan pembekalan manajemen pengelola

- pembekalan manajemen bagi pengelola pasar desa

5. Pendayagunan dan

pengelolaan potensi sumber daya alam serta penerapan teknologi tepat guna

Tingkat pelaksanaan pemanfaatan SDA & Pendayagunaan dan penerapan teknologi tepat guna oleh masyarakat :

a. Terlaksananya keikutsertaan dalam pameran/gelar TTG Nasional

b. Terlaksananya penguatan/pembentukan Kelembagaan Posyantek di Kab/Kota

c. Peningkatan koordinasi pengelolaan dan pemanfaatan SDA Pedesaan oleh masy.

B. PENETAPAN KINERJA TAHUN 2015

Keberadaan Penetapan Kinerja memiliki tujuan untuk meningkatkan akuntabilitas, transparansi dan kinerja aparatur sebagai dasar pengukuran pencapaian tujuan dan sasaran organisasi, menciptakan tolak ukur kinerja dan evaluasi kinerja aparatur. Penetapan Kinerja BPMPD Provinsi Kalsel didasarkan pada tujuan dan sasaran pada Renstra BPMPD Tahun 2011-2015.

(13)

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

(14)

A. PENCAPAIAN KINERJA

Pengukuran tingkat capaian kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa dilakukan dengan cara membandingkan antara target pencapaian indikator sasaran yang telah ditetapkan dalam penetapan kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa tahun 2015 dengan realisasinya.

Pengukuran kinerja dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja pada level sasaran dan kegiatan. Pengukuran dengan menggunakan indikator kinerja pada level sasaran digunakan untuk menunjukkan secara langsung kaitan antara sasaran dengan indikator kinerjanya, sehingga keberhasilan sasaran berdasarkan rencana kinerja tahunan yang ditetapkan dapat dilihat dengan jelas. Selain itu, untuk memberikan penilaian yang lebih independen melalui indikator-indikator outcomes atau minimal output dari kegiatan yang terkait langsung dengan sasaran yang diinginkan.

Untuk lebih jelasnya, capaian masing-masing sasaran strategis Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalsel tahun 2015, dengan mengacu Renstra Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Tahun 2011-2015 akan diuraikan di bawah ini :

TUJUAN 1 MENINGKATKAN PERAN AKTIF MASYARAKAT DAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN

SASARAN 1.1.

Meningkatkan Kapasitas Kelembagaan Masyarakat

Dalam upaya mewujudkan kemandirian masyarakat desa diperlukan peningkatan kapasitas kelembagaan masyarakat yang ada di desa. Sasaran ini bertujuan untuk memperkuat lembaga kemasyarakatan yang merupakan wadah bagi partisipasi aktif masyarakat. Peningkatan kapasitas kelembagaan masyarakat yang

menjadi titik fokus BPMPD Provinsi Kalsel yakni penguatan lembaga baik dari segi administrasi yang baik maupun aparatur lembaga masyarakat yang telah terlatih.

Capaian Target Kinerja

(15)

Indikator Kerja Target Realisasi Persentase Capaian Jumlah lembaga kemasyarakatan yang

meningkat kapasitasnya 13 Kab/Kota 13 Kab/Kota 100 % BPMPD Provinsi Kalsel melalui Bidang Kelembagaan dan Pengembangan Partisipasi Masyarakat (KPPM) melakukan pembinaan kepada lembaga kemasyarakatan yang ada di desa sebagai salah satu upaya peningkatan kapasitasnya.

Fokus pembinaan dilakukan pada Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), Badan Permusyawaratan Desa dan Badan Koordinasi Antar Desa karena selama ini lembaga- lembaga kemasyarakatan ini turut berperan aktif dalam pembangunan di desa bekerja sama dengan pemerintah desa.

Sejak Tahun 2013 telah diadakan pembinaan agar ke 13 kabupaten/kota membentuk kelengkapan desa, membuat payung hukum dan kelengkapan administrasinya berdasarkan perundangan yang berlaku.

Pada Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) pembinaan yang telah dilakukan di tahun 2013 yakni sebanyak 13 LPM Kabupaten/Kota dan 1.866 LPM desa. Pada tahun 2014 dengan dikeluarkannya Undang-Undang Desa Nomor 6 Tahun 2014 maka berdampak pada perlunya diperbarui seluruh SK Penetapan LPM dimana pada tahun 2015 sebanyak 397 LPM dan 39 BKAD telah memiliki SK berdasarkan undang – undang yang baru terlihat pada tabel dan grafik berikut :

REKAPITULASI LPM DESA YANG TELAH DIBINA TAHUN 2013 S/D 2015

KABUPATEN/KOTA LPM YANG TELAH MEMILIKI SK

BKAD YANG TELAH MEMILIKI SK

(16)

Kota Banjarmasin - -

Kota Banjarbaru 20 -

Kab. Barito Kuala 195 16

Kab. Banjar 277 12

Kab. Tapin 126 12

Kab. Hulu Sungai Selatan 144 6

Kab. Hulu Sungai Tengah 161 7

Kab. Hulu Sungai Utara 214 10

Kab. Balangan 157 8

Kab. Tabalong 131 6

Kab. Tanah Laut 130 7

Kab. Tanah Bumbu 149 10

Kab. Kotabaru 202 21

JUMLAH 1906 115

Lembaga Kemasyarakatan lainnya yang dibina oleh BPMPD Provinsi Kalsel, khususnya Bidang Pengembangan Kelembagaan Perencanaan dan Partisipasi Masyarakat, adalah Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Pembinaan telah dilakukan sejak tahun 2013 sampai dengan 2015 dengan jumlah BPD yang dibina sebanyak 1.866 BPD dengan tabel sebagai berikut :

REKAPITULASI BPD YANG TELAH DIBINA TAHUN 2013 S/D 2015

KABUPATEN/KOTA JUMLAH BPD

Kab. Barito Kuala 195

Kab. Banjar 277

Kab. Tapin 126

Kab. Hulu Sungai Selatan 144

Kab. Hulu Sungai Tengah 161

Kab. Hulu Sungai Utara 214

Kab. Balangan 154

Kab. Tabalong 122

Kab. Tanah Laut 130

Kab. Tanah Bumbu 145

Kab. Kotabaru 208

(17)

JUMLAH 1876

Pembinaan juga dilaksanakan pada Badan Koordinasi Antar Desa (BKAD) yang dimulai pada tahun 2013 hingga 2015 dengan jumlah BKAD yang dibina sebanyak 181 BKAD.

Fokus upaya peningkatan kapasitas lembaga kemasyarakatan yang dilakukan oleh BPMPD Provinsi Kalsel difokuskan pada pembinaan dalam pengadministrasian LPM serta terlatihnya aparatur yang ada di lembaga kemasyarakatan dimana BPMPD Provinsi Kalsel lewat bidang KPPM menyelenggarakan Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Teknis Masyarakat berupa Pelatihan Kader Peduli HIV/AIDS dan Pelatihan Tata Kelola Desa Berbasis Adat Istiadat dan Budaya Masyarakat.

Pelatihan untuk kader – kader masyarakat peduli HIV/AIDS pada tahun tahun 2012 sebanyak 39 orang, di tahun 2013 sebesar 104 orang yang terbagi dalam dua angkatan, tahun 2014 sebanyak 39 orang dan tahun 2015 sebanyak 52 orang maka dapat diartikan bahwa sampai dengan tahun 2015 telah ada 234 kader yang telah dilatih dengan perincian pada tabel sebagai berikut :

REKAPITULASI KADER HIV/AIDS YANG TELAH DILATIH

Berikut adalah grafik kader HIV/AIDS yang telah dilatih sejak tahun 2012 sampai dengan 2015 yakni sebagai berikut :

Tahun Kader HIV/AIDS

2012 39

2013 104

2014 39

2015 52

JUMLAH 234

(18)

Pelatihan HIV/AIDS ini bertujuan untuk melatih kader masyarakat agar lebih terlatih dalam penanganan HIV/AIDS termasuk didalamnya terkait bagaimana cara pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS. Narasumber kegiatan ini berasal dari Komisi Penanggulangan HIV/AIDS dan Tim Penggerak PKK. Kedepannya BPMPD Provinsi Kalsel akan terus berusaha meningkatkan pelatihan bagi kader – kader HIV/AIDS di masyarakat sehingga kesadaran akan bahaya HIV/AIDS semakin meningkat.

Sedangkan Pelatihan Tata Kelola Desa Berbasis Adat Istiadat dan Budaya Masyarakat baru dilaksanakan pada tahun 2015 dengan komposisi peserta adalah sebagai berikut :

 BPMPD Kab/Kota sebanyak 13 orang

 Kader Kecamatan di Kab/Kota sebanyak 13 orang

 Kader Desa sebanyak 13 orang

 Kader LPM sebanyak 13 orang

Pelatihan ini bertujuan agar dalam upaya pengelolaan desa, pemerintah desa perlu mempertimbangkan keberadaan adat budaya lokal / adat istiadat

(19)

sekaligus memaksimalkan potensi yang ada di desa. Dengan adanya pelathan ini diharapkan menjadi salah satu bentuk upaya pelestarian budaya.

TUJUAN 2 MENINGKATKAN PENDAPATAN DAN KETAHANAN EKONOMI MASYARAKAT

SASARAN 2.1.

Pemberdayaan Usaha Ekonomi Masyarakat dan Pengembangan Usaha Mikro Untuk mencapai kemandirian masyarakat dan pemerintahan desa diperlukan pula perekonomian masyarakat yang baik sehingga masyarakat mampu memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa harus bergantung kepada bantuan dari pihak lain. Hal ini merupakan esensi dari kemandirian masyarakat.

BPMPD Provinsi Kalsel memfokuskan diri pada peningkatan kapasitas lembaga ekonomi masyarakat sebagai bagian dari upaya meningkatkan pendapatan dan ketahanan ekonomi masyarakat. Peningkatan kapasitas ini tidak hanya dengan memperkuat lembaga ekonomi kemasyarakatan namun juga mendorong lembaga tersebut sebagai fasilitator bagi majunya perekonomian desa. Dengan adanya lembaga ekonomi masyarakat yang kuat dan aktif akan memberikan pengaruh yang baik pada perekonomian masyarakat.

Capaian Target Kinerja

No. Indikator Kerja Target Realisasi Persentase Capaian

(20)

1. Meningkatnya Kapasitas

Manajemen BUMDES 9 kab 10 kab 100 %

2. Jumlah Desa yang Dibantu

Membangun Prasarana Dasar 7 desa/kel 7 desa/kel 100 % 3. Penyaluran Gerbangmas-Taskin 26 desa/kel 26 desa/kel 100 %

2.1.1. Meningkatnya Kapasitas Manajemen BUMDES

Setiap tahunnya ditargetkan 11 buah Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) percontohan dapat dibina oleh BPMPD Provinsi Kalsel dimulai pada tahun 2011 sebanyak 11 Bumdes sampai dengan tahun 2015 telah mencapai 53 BUMDES percontohan dengan perincian sebagai berikut :

REKAPITULASI BUMDES PERCONTOHAN TAHUN 2011 S/D 2014

Peningkatan jumlah BUMDES percontohan yang dibina oleh BPMPD Provinsi Kalsel yakni pada Bidang Usaha Ekonomi Masyarakat (UEM) tergambar dalam grafik berikut :

Tahun Bumdes Percontohan

2011 11

2012 9

2013 3

2014 18

2015 12

JUMLAH 53

(21)

Sejak tahun 2011 s/d 2015 BUMDES percontohan di Provinsi Kalimantan Selatan berjumlah 53 buah atau sekitar 2,8 % dari total 1.866 bumdes yang diharapkan terbentuk sesuai dengan jumlah desa di Kalsel saat ini. Perbandingan ini digambarkan pada chart sebagai berikut :

Jumlah ini masih belum mengakomodasi BUMDES – BUMDES yang ada di Provinsi Kalimantan Selatan. Oleh karena itu BPMPD Provinsi Kalsel akan terus

(22)

melakukan pembinaan terhadap BUMDES - BUMDES Percontohan di Kabupaten agar kedepannya semua BUMDES di Provinsi Kalsel dapat terfasilitasi.

Pembinaan juga dilakukan kepada aparatur BUMDES dan kepala desa melalui Bimtek Manajemen BUMDES dengan jumlah peserta sebanyak 40 orang.

Pelatihan ini bertujuan untuk melatih aparatur pemerintahan dan BUMDES terkait bagaimana cara mengelola manajemen keuangan Bumdes dan pengembangan usaha BUMDES Percontohan Provinsi Kalsel yang telah dilaksanakan dari Tahun 2011 s/d 2015.

2.1.2. Jumlah Desa yang Dibantu Membangun Prasarana Dasar

BPMPD Provinsi Kalsel berupaya untuk membantu pembangunan prasarana dasar di desa lewat kegiatan pemberian stimulan pembangunan desa yang merupakan kegiatan pemberian bantuan kepada desa melalui LPM , diutamakan untuk desa tertinggal dan kekurangan sarana prasarana ekonomi pedesaan.

Kegiatan pemberian stimulan pembangunan desa ini menjadi salah satu bentuk perhatian pemerintah provinsi kepada desa yang berada diwilayahnya. Di Kalimantan Selatan desa/kelurahan berjumlah 2.009 buah, yang seharusnya merasakan kucuran dana stimulan, akan tetapi karena keterbatasan dana Pemerintah Provinsi Kalsel untuk kegiatan ini, sehingga ditargetkan desa memperolehnya secara bertahap.

(23)

Untuk Tahun 2011 s/d 2015 seharusnya setiap tahun dapat diberikan dana stimulan kepada minimal 88 desa/Kelurahan, akan tetapi karena keterbatasan anggaran Pemerintah Provinsi Kalsel untuk kegiatan ini, maka pada tahun 2011 s/d 2013, pemberian dana stimulan berlokasi di 13 Kabupaten/Kota, 39 Kecamatan pada 88 Desa/Kelurahan. Tahun 2014 penerima dana stimulan berlokasi pada 10 Kabupaten/Kota, 27 Kecamatan pada 45 Desa Di tahun 2015 penerima dana stimulan berkurang menjadi 6 Kabupaten/Kota, 7 Kecamatan pada 7 Desa/Kelurahan yang digambarkan dalam tabel sebagai berikut :

REKAPITULASI DESA/KELURAHAN PENERIMA DANA STIMULAN

Tahun Kabupaten/Kota Kecamatan Desa / Kelurahan

2011 13 39 88

2012 13 39 88

2013 13 39 88

2014 10 27 45

2015 6 7 7

JUMLAH 316

Penurunan desa/kelurahan penerima stimulan di tahun 2015 disebabkan oleh berkurangnya dana yang diberikan sehingga Bidang UEM BPMPD Provinsi Kalsel hanya mampu melaksanakan pemberian stimulan kepada 7 desa pada 6 kabupaten di Provinsi Kalsel. Setiap Desa memperoleh dana bervariasi setiap tahunnya antara 9.000.000 s/d Rp. 20.000.000,- yang dipergunakan untuk kegiatan ekonomi berkembang, prasarana produksi,prasarana perhubungan dan

(24)

prasarana pemasaran. Pada tahun 2015 masing – masing desa/kelurahan mendapatkan kucuran dana sebesar Rp. 15.625.000,-

Sejak tahun 2011 sampai dengan 2015 Bidang UEM BPMPD Provinsi Kalsel telah memberikan dana stimulan kepada 316 desa/kelurahan atau sekitar 15,7 % dari 2.009 desa/kelurahan di Provinsi Kalsel yang dideskripsikan dalam persentase berikut :

Tidak hanya melakukan pemberian dana kepada 7 desa/kelurahan, Bidang Usaha Ekonomi Masyarakat (UEM) BPMPD Provinsi Kalsel juga melakukan monitoring evaluasi ke 5 kabupaten/kota dalam rangka memonitoring kelancaran penyaluran dana dan pelaksanaan kegiatan atas dana tersebut.

(25)

2.1.3. Penyaluran Gerbangmas-Taskin

Program Gerakan Terpadu Pembangunan Masyarakat Kalimantan Selatan untuk pengentasan kemiskinan di Kalimantan Selatan atau yang biasa disebut Gerbangmas-Taskin salah satunya bertujuan untuk menguatkan kapasitas kelembagaan dalam hal ini Unit Pengelola Keuangan (UPK) sebagai pengelola program penanggulangan kemiskinan maupun pengelola pembangunan di desa/kelurahan pada umumnya.

Setiap tahunnya dana yang disalurkan program Gerbangmas-Taskin lewat UPK yakni sebesar 50 juta rupiah yang dibagikan pada 52 desa/kelurahan pada tahun 2011 sampai dengan 2013. Pada tahun 2014 desa/kelurahan penerima dana menjadi 50 desa/kelurahan dan pada tahun 2015 sebanyak 26 desa/kelurahan dimana 24 desa menerima dana sebesar Rp. 42.000.000,- dan 2 kelurahan sebesar Rp. 46.000.000,-. Pengurangan jumlah desa/kelurahan penerima dana Gerbangmas-Taskin ini dikarenakan keterbatasan dana yang dimiliki. Penyaluran dana melalui UPK ini diperuntukkan bagi pemberdayaan manusia berupa pelatihan keterampilan masyarakat dan pemberdayaan ekonomi lewat simpan pinjam.

Jumlah desa/kelurahan penerima dana Program Gerbangmas-Taskin sejak tahun 2011 sampai dengan 2015 berjumlah 232 desa atau 11,6 % dari total 2009 desa/kelurahan di Provinsi Kalsel dengan perbandingan sebagai berikut :

(26)

Sebagai basis penyaluran Gerbangmas-Taskin, Unit Pengelola Keuangan (UPK) tentunya harus memiliki aparatur yang terlatih agar kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan dengan menggunakan dana Gerbangmas-Taskin dapat tepat sasaran dalam upaya mengatasi kemiskinan di masyarakat. BPMPD Provinsi Kalsel khususnya Bidang Usaha Ekonomi Masyarakat kemudian melaksanakan Pelatihan Bagi Ketua Unit Pengelola Keuangan (UPK) di Desa sebagai bentuk penguatan kapasitas pengelola yang telah dilaksanakan sejak tahun 2011 sampai dengan 2015 dengan jumlah peserta setiap tahunnya sebanyak 78 orang.

TUJUAN 3 PENDAYAGUNAAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA SESUAI KEBUTUHAN MASYARAKAT

SASARAN 3.1.

Penerapan Teknologi Tepat Guna

Keberadaan teknologi tepat guna ikut mendorong kemandirian masyarakat dimana penggunaan teknologi dapat mempermudah kehidupan masyarakat sehari-hari. Teknologi tepat guna juga mampu menjadi penunjang kelancaran pembangunan di tingkat desa dan kelurahan.

(27)

Pos Pelayanan Teknologi Tepat Guna yang selanjutnya disebut Posyantek merupakan lembaga kemasyarakatan di kecamatan yang memberikan pelayanan teknis, informasi dan orientasi berbagai jenis Teknologi Tepat Guna (TTG).

Maksud pembentukan Posyantek adalah untuk mempercepat pemanfaaatan TTG oleh masyarakat. Sedangkan tujuan dari pembentukan Posyantek yakni :

1. Menjembatani masyarakat pemanfaat / pengguna TTG dengan sumber TTG 2. Memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan

teknis, pelayanan informasi dan promosi berbagai jenis TTG

3. Meningkatkan kerjasama dan koordinasi antar pemangku kepentingan dalam rangka pemanfaatan TTG

Pendirian Posyantek di Kabupaten/Kota dimulai pada tahun 2012 sebanyak 2 (dua) kabupaten yakni Kabupaten Tanah Laut dan Kabupaten Hulu Sungai Utara. Tahun 2013 meningkat sebanyak 4 (empat) kabupaten yakni Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kabupaten Barito Kuala dan Kabupaten Tanah Bumbu. Pada tahun 2014 kembali mengalami peningkatan menjadi 7 kabupaten/kota yakni Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Tanah Bumbu, Kabupaten Balangan, Kota Banjarbaru dan Kabupaten Hulu Sungai Utara dengan deskripsi tabel dan grafik sebagai berikut :

REKAPITULASI PENDIRIAN POSYANTEK Tahun Kabupaten/Kota

2012 2 Posyantek

2013 4 Posyantek

2014 7 Posyantek

(28)

Pada tahun 2015 BPMPD Provinsi Kalsel belum mampu berpartisipasi dalam pendirian Posyantek dikarenakan adanya perubahan Undang – Undang yang ada yakni lahirnya Undang – Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa serta perubahan nomenklatur pusat yakni berpindahnya urusan desa dari Kementerian Dalam Negeri ke Kementerian Desa dan Daerah Tertinggal. Akan tetapi dalam segi pembinaan dan monitoring, BPMPD Provinsi Kalsel terus melakukan pembinaan di Kabupaten/Kota untuk mendorong berdirinya lebih banyak lagi Posyantek serta memaksimalkan peran serta Posyantek tersebut.

Dalam upaya meningkatkan kapasitas aparatur Posyantek untuk mendukung kelancaran kinerja Posyantek, BPMPD Provinsi Kalsel pada tahun 2013 telah menyelenggarakan Pelatihan Posyantek dengan jumlah peserta sebanyak 39 orang dan di tahun 2014 menyelenggarakan Rapat Koordinasi Pengurus Posyantek dan Pembina Kabupaten/Kota dengan peserta berasal dari pengurus Posyantek dan Pembina Kabupaten/Kota sebanyak 39 orang. Sedangkan pada tahun 2015 dilaksanakan Bimtek bagi pengurus Posyantek sebanyak 29 orang. Bimtek ini diselenggarakan sebagai upaya penguatan kelembagaan Posyantek termasuk pengembangan teknologi baru di kabupaten/kota.

(29)

TUJUAN 4 PEMANTAPAN KAPASITAS PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA DAN KELURAHAN

SASARAN 4.1.

Peningkatan Kapasitas Pemerintahan Desa dan Kelurahan

Penguatan kapasitas pemerintahan desa dan kelurahan memiliki pengaruh penting dalam mewujudkan kemandirian masyarakat dan kemandirian pemerintahan itu sendiri. BPMPD Provins Kalsel melihat penguatan pada system administrasi dan aparatur pemerintahan sebagai poin utama dalam penguatan kapasitas pemerintahan desa dan kelurahan.

Capaian Target Kinerja

No. Indikator Kerja Target Realisasi Persentase

Capaian 1. Jumlah Desa/Kelurahan yang

Terfasilitasi Penyusunan Profilnya

13 Kab/Kota 13 Kab/Kota 100 % 2. Jumlah Desa dan Kelurahan yang

Menjadi Juara Tingkat Provinsi Kalsel

13 Kab/Kota 13 Kab/Kota 100 % 3. Terlaksananya Pelatihan

Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa dan Kelurahan

165 Bendahara Desa

165 Bendahara

Desa 100 %

(30)

4.1.1 Jumlah Desa/Kelurahan yang Terfasilitasi Penyusunan Profilnya

Pengisian Profil Desa dan Kelurahan menjadi salah satu upaya BPMPD Provinsi Kalsel dalam mendorong pengadministrasian pemerintahan desa dan kelurahan yang baik. Dengan keberadaan Profil Desa dan Kelurahan dapat dilihat gambaran potensi dan tingkat perkembangan desa dan kelurahan yang akurat, komprehensif dan integral. Pengisian Profil Desa dan Kelurahan meliputi pengisian Data Dasar Keluarga, Potensi Desa dan Kelurahan yakni keseluruhan sumber daya yang dimiliki atau digunakan oleh desa dan kelurahan serta kelembagaan, sarana dan prasarana yang ada di desa, dan tingkat perkembangan desa berupa capaian hasil kegiatan pembangunan yang dapat mencerminkan tingkat kemajuan dan keberhasilan masyarakat dan pemerintahan desa / kelurahan.

Pada awal pelaksanaannya pengisian Profil Desa dan Kelurahan dilakukan secara manual. Di tahun 2013 Pemerintah Pusat kemudian meluncurkan sistem pengisian secara online yang dapat diakses oleh berbagai pihak yang berkepentingan di seluruh Indonesia.

Sebanyak 767 desa dan kelurahan, 41 kelurahan dan 674 desa, telah melaksanakan sistem pengisian Profil Desa dan Kelurahan secara online sebagai berikut :

REKAPITULASI DESA / KELURAHAN ONLINE SE KALSEL TAHUN 2015 NO KABUPATEN / KOTA online kel online

desa TOTAL

1 Kota Banjarmasin 0 0 52

2 Kota Banjarbaru 20 0 20

3 Kab. Banjar 1 79 80

4 Kab. Tapin 4 94 98

5 Kab. Hulu Sungai Selatan 4 144 148

6 Kab. Hulu Sungai Tengah 2 29 31

7 Kab. Hulu Sungai Utara 1 4 5

8 Kab. Balangan 1 0 1

9 Kab. Tabalong 0 114 114

10 Kab. Barito Kuala 1 58 59

11 Kab. Tanah Laut 4 75 79

12 Kab. Tanah Bumbu 1 71 72

(31)

Progress pengisian Profil Desa dan Kelurahan secara online dimulai pada tahun 2012 dimana sebanyak 21 desa dan kelurahan telah melakukan pengisian yang terdiri dari 18 kelurahan di Kota Banjarbaru, 1 desa di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, 1 desa di Kabupaten Hulu Sungai Tengah, dan 1 desa di Kabupaten Tabalong. Pada tahun 2013 mengalami peningkatan yang signifikan sebanyak 398 desa dan kelurahan dan di tahun 2014 sebesar 645 desa dan kelurahan di Kalsel telah melakukan pengisian Profil Desa dan Kelurahan secara online. Pada tahun 2015 jumlah desa dan kelurahan yang telah melaksanakan pengisian secara online telah mencapai 767 desa dan kelurahan di seluruh Kalsel. Peningkatan ini secara lebih detail tergambar dalam tabel dan grafik sebagai berikut :

PROGRESS PENGISIAN PROFIL DESA DAN KELURAHAN

13 Kab. Kotabaru 2 6 8

TOTAL 41 674

2009 767

NO KABUPATEN / KOTA 2012 2013 2014 2015

1 Kota Banjarmasin 0 0 0 52

2 Kota Banjarbaru 18 20 20 20

3 Kab. Banjar 0 44 63 80

4 Kab. Tapin 0 88 93 98

5 Kab. Hulu Sungai Selatan 1 94 128 148

6 Kab. Hulu Sungai Tengah 1 23 31 31

7 Kab. Hulu Sungai Utara 0 4 5 5

8 Kab. Balangan 0 0 0 1

9 Kab. Tabalong 1 108 112 114

10 Kab. Barito Kuala 0 11 54 59

11 Kab. Tanah Laut 0 1 79 79

12 Kab. Tanah Bumbu 0 5 59 72

13 Kab. Kotabaru 0 0 1 8

TOTAL 21 398 645 767

(32)

Jumlah desa dan kelurahan yang telah melakukan pengisian Profil Desa dan Kelurahan secara online sampai dengan tahun 2015 yakni 767 desa dan kelurahan atau 38 % dari total 2.009 desa dan kelurahan di Provinsi Kalsel dengan grafik sebagai berikut :

Pemerintah Pusat menetapkan target bahwa pengisian Profil Desa dan Kelurahan secara online telah sepenuhnya terlaksana pada tahun 2020. Bidang

(33)

Pemerintahan Desa dan Kelurahan terus mendorong dan memfasilitasi Kabupaten / Kota di Kalsel dalam upaya pengisian Profil Desa dan Kelurahan secara online. Salah satunya dengan melaksanakan Bimtek Bimbingan Teknis Penyusunan Profil Desa dan Kelurahan yang pada tahun 2014 telah diselenggarakan dengan jumlah peserta sebanyak 26 orang operator berasal dari BPMPD Kabupaten / Kota di Kalsel. Pada tahun 2015 Bimbingan Teknis ini kembali diselenggarakan untuk mengupdate kemampuan operator dalam menjalankan aplikasi online profil desa dan kelurahan yang terus diperbarui oleh Pemerintah Pusat.

Kedepannya kegiatan Bimbingan Teknis Penyusunan Profil Desa dan Kelurahan akan terus dilaksanakan mengingat pentingnya menyiapkan Sumber Daya Manusia yang mampu melakukan pengisian Profil Desa dan Kelurahan secara online. Minimnya keberadaan SDM ini menjadi salah satu masalah yang selama ini dihadapi oleh Bidang Pemerintahan Desa dan Kelurahan baik SDM di tingkat kabupaten / kota, kecamatan maupun desa / kelurahan.

Masalah lain yang dihadapi yakni ketersediaan jaringan internet yang belum menjangkau desa – desa yang terletak jauh dari ibukota kabupaten.

Tidak jarang operator desa terpaksa menggunakan fasilitas kecamatan dalam melakukan pengisian Profil Desa dan Kelurahan secara online sementara letak kantor kecamatan tidak selalu dekat dengan desa. Tentunya hal ini akan menghambat progress pengisian data.

(34)

Dukungan dana yang masih minim menjadi masalah lain khususnya terkait pendataan Data Dasar Keluarga yang memerlukan dana cukup besar untuk melakukan pendataan ke setiap penduduk di desa. Masih belum maksimalnya dana yang ada dalam menunjang pelaksanaan pendataan menyebabkan tersendatnya penyempurnaan data untuk kemudian dilakukan pengisian data secara online.

4.1.2. Jumlah Desa dan Kelurahan yang Menjadi Juara Tingkat Provinsi Kalsel Penyelenggaraan Perlombaan Desa dan Kelurahan Tingkat Provinsi Kalsel menjadi tolak ukur baik tidaknya sistem administrasi desa dan kelurahan yang ada di Provinsi Kalsel. Penilaian Perlombaan Desa dan Kelurahan ini meliputi 8 indikator antara lain indikator bidang kesehatan, pendidikan, ekonomi masyarakat, keamanan dan ketertiban, partisipasi masyarakat, pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga, lembaga kemasyarakatan dan pemerintahan desa dan kelurahan.

Kegiatan ini telah berjalan sejak tahun 2009 hingga sekarang. Peserta perlombaan yakni desa dan kelurahan yang meraih predikat juara I pada tingkat kecamatan dan kabupaten/kota, sehingga desa dan kelurahan tersebut diperbolehkan mewakili kabupaten/kota dalam Perlombaan Desa dan Kelurahan Tingkat Provinsi Kalsel. Jumlah desa yang mengikuti Perlombaan Desa Tingkat Provinsi Kalsel dari tahun 2009 sampai dengan 2015 sebanyak 770 desa dimana setiap tahunnya terdapat 110 desa sebagai peserta.

(35)

4.1.2. Terlaksananya Pelatihan Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa dan Kelurahan

Dari segi aparatur pemerintahan desa dan kelurahan juga perlu mendapatkan perhatian agar kemandirian dalam pemerintahan desa dan kelurahan dapat tercapai. Peningkatan wawasan dan pengetahuan dibutuhkan oleh kepala desa agar dalam menjalankan roda pemerintahan di desa dapat memacu pembangunan dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat serta dapat mengelola administrasi pemerintahan dan keuangan secara tertib dan benar. Oleh karena itu BPMPD Provinsi Kalsel menyelenggarakan Pelatihan Manajemen Pemerintahan Desa bagi Aparatur Desa.

Pelatihan Manajemen Pemerintahan Desa bagi Aparatur Desa se Kalsel telah dilaksanakan sejak tahun 2011 sampai dengan 2015 dengan komposisi kepala desa yang dilatih sebanyak 534 orang dan 165 bendahara desa. Total aparatur desa yang dilatih yakni 699 aparatur desa atau 37,5 % dari total 1866 desa di Provinsi Kalsel yang digambarkan dalam grafik sebagai berikut :

(36)

Dengan adanya Undang – Undang Desa yang baru kebutuhan akan Kepala Desa yang berkualitas semakin dibutuhkan. Oleh karena itu BPMPD Provinsi Kalsel terus melakukan pelatihan bagi Aparatur Desa tidak hanya Kepala Desa dan Bendahara Desa untuk semakin memaksimalkan pelaksanaan pemerintahan desa secara tertib dan benar.

B. ASPEK KEUANGAN

Dana yang digunakan untuk membiayai 8 program dengan 43 kegiatan senilai Rp. 8.882.100.000,- dengan realisasi Rp. 6.950.237.487,- atau 78,25 %.

Jumlah dana tersebut bersumber dari APBD Pemerintah Provinsi Kalimantan tahun 2015 dengan perincian sebagai berikut :

(37)

No. Program /No.DPA/

Kegiatan Pagu Dana Realisasi Persentase

1 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

1,322,750,000.00

1,191,079,175.00 90.05

[1.22.1.22.01.00.01.19.5.2] - Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi dalam daerah

94,000,000.00 93,323,000.00 99.28

[1.22.1.22.01.00.01.18.5.2] - Rapat-Rapat Koordinasi dan Konsultasi Ke Luar Daerah

490,000,000.00 474,884,200.00 96.92

[1.22.1.22.01.00.01.17.5.2] - Penyediaan Makanan dan Minuman

98,720,000.00 59,455,000.00 60.23

[1.22.1.22.01.00.01.16.5.2] - Penyediaan Bahan Logistik Kantor

165,000,000.00 159,629,376.00 96.75

[1.22.1.22.01.00.01.15.5.2] - Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-

undangan

10,600,000.00 9,580,000.00 90.38

[1.22.1.22.01.00.01.12.5.2] - Penyediaan Komponen Instalansi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor

6,000,000.00 5,813,000.00 96.88

[1.22.1.22.01.00.01.11.5.2] - Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan

15,000,000.00 7,749,100.00 51.66

[1.22.1.22.01.00.01.08.5.2] - Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor

112,200,000.00 111,026,800.00 98.95

[1.22.1.22.01.00.01.07.5.2] - Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan

146,600,000.00 136,800,000.00 93.32

[1.22.1.22.01.00.01.02.5.2] - Penyediaan Jasa

Telekomunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik

180,230,000.00 130,643,699.00 72.49

[1.22.1.22.01.00.01.01.5.2] - Penyediaan Jasa Surat Menyurat

4,400,000.00 2,175,000.00 49.43

2 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

811,950,000.00 748,154,000.00 92.14

(38)

No. Program /No.DPA/

Kegiatan Pagu Dana Realisasi Persentase

[1.22.1.22.01.00.02.104.5.2] - Pengadaan Peralatan Kerja/Kantor

65,000,000.00 65,000,000.00 100

[1.22.1.22.01.00.02.22.5.2] - Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor

126,500,000.00 126,500,000.00 100

[1.22.1.22.01.00.02.24.5.2] - Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional

166,450,000.00 135,340,000.00 81.31

[1.22.1.22.01.00.02.26.5.2] - Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan Gedung Kantor

10,000,000.00 6,540,000.00 65.4

[1.22.1.22.01.00.02.28.5.2.] - Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan Gedung Kantor

5,000,000.00 2,500,000.00 50

[1.22.1.22.01.00.02.31.5.2] - Pemeliharaan Rutin / Berkala Peralatan Kerja

1,000,000.00 650,000.00 65

[1.22.1.22.01.00.02.33.5.2] - Pemeliharaan Rutin / Berkala Komputer

18,000,000.00 8,734,000.00 48.52

[1.22.1.22.01.00.02.05.5.2.P] - Pengadaan Kendaraan Dinas/Operasional

420,000,000.00 402,890,000.00 95.93

3 Program Peningkatan Disiplin Aparatur

11,700,000.00 11,700,000.00 100 [1.22.1.22.01.00.03.03.5.2.] -

Pengadaan Pakaian Kerja Lapangan

11,700,000.00 11,700,000.00 100

4 Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur

150,000,000.00 77,560,000.00 51.71

[1.22.1.22.01.00.05.62.5.2.] - Peningkatan Sumber Daya Manusia Aparatur

Pemberdayaan Masyarakat

150,000,000.00 77,560,000.00 51.71

5 Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

17,700,000.00 3,200,000.00 18.08

[1.22.1.22.01.00.06.01.5.2] - Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar realisasi kinerja SKPD

17,700,000.00 3,200,000.00 18.08

6 Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan

1,220,000,000.00

939,210,900.00 76.98

[1.22.1.22.01.00.15.07.5.2.] - Pembinaan Pemberdayaan Masyarakat Desa

600,000,000.00 420,853,400.00 70.14

(39)

No. Program /No.DPA/

Kegiatan Pagu Dana Realisasi Persentase

[1.22.1.22.01.00.15.01.5.2.] - Pemberdayaan Lembaga dan Organisasi Masyarakat Perdesaan

270,000,000.00 232,806,900.00 86.22

7 Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Perdesaan

2,186,000,000.00

1,500,217,622.00 68.63

[1.22.1.22.01.00.16.09.5.2.] - Pengembangan Bumdes dan Usaha Ekonomi MAsyarakat di Pedesaan

580,000,000.00 278,493,671.00 48.02

[1.22.1.22.01.00.16.10.5.2.] - Pemberian Stimulan Pembangunan Desa

120,000,000.00 77,911,600.00 64.93

[1.22.1.22.01.00.16.05.5.2] - Peningkatan permodalan Bagi Usaha Mikro Kecil dan Menenegah di Perdesaan

1,100,000,000.00 940,702,900.00 85.52

[1.22.1.22.01.00.16.07.5.2] - Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan

100,000,000.00 33,176,901.00 33.18

[1.22.1.22.01.00.16.16.5.2.] - Penguatan Kelembagaan Program Penanggulangan Kemiskinan

286,000,000.00 169,932,550.00 59.42

8 Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun Desa

2,465,925,000.00

1,907,692,520.00 77.36

[1.22.1.22.01.00.17.05.5.2] - Peningkatan Pembinaan Koordinasi Program Pemberdayaan

200,000,000.00 131,033,630.00 65.52

[1.22.1.22.01.00.17.08.5.2] - Peningkatan Kapasitas Pengembangan Pemdes/Kelurahan

505,925,000.00 449,439,770.00 88.84

[1.22.1.22.01.00.17.09.5.2] - Pembinaan Pelaksanaan Kesejahteraan Keluarga di Kalsel

900,000,000.00 717,293,450.00 79.7

[1.22.1.22.01.00.17.10.5.2] - Pengembangan, Penerapan dan Pemasyarakatan TTG

300,000,000.00 249,606,570.00 83.2

[1.22.1.22.01.00.17.11.5.2] - Koordinasi dan Fasilitasi Pengembangan dan Pemanfaatan SDA

250,000,000.00 197,602,500.00 79.04

[1.22.1.22.01.00.17.12.5.2] - Penguatan Kelembagaan Posyantek

150,000,000.00 106,297,600.00 70.87

[1.22.1.22.01.00.17.13.5.2] - Koordinasi dan Pembinaan Sarana dan Prasarana Perdesaan

160,000,000.00 56,419,000.00 35.26

(40)

9 Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa

696,075,000.00 571,423,270.00 82.09

[1.22.1.22.01.00.18.05.5.2] - Pembinaan Pengelolaan Administrasi Desa dan Kelurahan

496,075,000.00 409,668,870.00 82.58

[1.22.1.22.01.00.18.06.5.2] - Pengembangan Wilayah Desa dan Kelurahan

200,000,000.00 161,754,400.00 80.88

TOTAL 8,882,100,000.00 6,950,237,487.00 78.25

Pada tahun 2015 terdapat dua kegiatan yang dibiayai oleh Dana APBN dengan jumlah sebesar 51.447.444.000,- dan realisasi sebesar 26.284.459.101,- atau 51,09 % dengan detail sebagai berikut :

No Program Jumlah

Anggaran (Rp)

Realisasi (Rp) % 1. Bina Pemerintahan Desa 14.885.600.000,- 10.551.129.400,- 70,88 2. Pembangunan dan

Pemberdayaan Masyarakat Desa

36.561.844.000,- 15.733.329.701,- 43,03

JUMLAH 51.447.444.000,- 26.284.459.101,- 51,09 C. KESIMPULAN

DESA SWASEMBADA

Desa sebagai ujung tombak pemerintahan memegang peranan penting dalaem pembangunan daerah.Berkembangnya desa menjadi salah satu indikator dalam mengukur keberhasilan pemerintah. Tingkat perkembangan desa dapat diklasifikasikan kedalam tiga kategori yakni sebagai berikut :

a. Desa Swadaya

Desa pada tingkatan ini masih belum mampu menyelenggarakan urusan rumah tangga sendiri, administrasi pemerintahan dan tingkat perekonomian yang belum baik, teknologi masih rendah, serta peran lembaga kemasyarakatan yang belum berfungsi dengan baik untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam pembangunan.

(41)

b. Desa Swakarya

Pada tahap ini desa telah mampu menyelenggarakan rumah tangga sendiri, administrasi cukup baik, telah memiliki tingkat perekonomian yang cukup baik, masyarakat sudah mulai menggunakan alat – alat dan teknologi dan lembaga kemasyarakatan telah mulai berfungsi dalam menggerakkan masyarakat

c. Desa Swasembada

Merupakan tingkatan perkembangan desa yang paling tinggi dimana desa sudah mampu menyelenggarakan urusan rumah tangganya sendiri, memiliki administrasi desa yang baik, tingkat perekonomian yang baik, penggunaan alat – alat dan teknologi dan sudah berfungsinya lembaga kemasayarakatan terkait mendorong partisipasi masyarakat secara efektif

Dalam upaya menjadikan desa di Kalsel sebagai desa swasembada, BPMPD Provinsi Kalsel memfokuskan pada peningkatan empat indikator desa swasembada yakni:

1. Pemerintahan Yang Baik

Desa dapat dikategorikan sebagai desa swasembada ketika mampu menyelenggarakan pemerintahan desa yang efektif. Salah satunya dengan pengadministrasian desa yang lengkap baik data terkait kependudukan, keuangan desa maupun kegiatan pembangunan yang dilaksanakan di desa. Administrasi yang baik telah menjadi salah satu kriteria penilaian lomba desa dan kelurahan yang diselenggarakan oleh BPMPD Provinsi Kalsel sehingga dengan keberadaan lomba desa menjadi pendorong bagi desa agar dapat menjadi desa swasembada.

Efektivitas manajemen pemerintahan desa juga menjadi kriteria pendukung berjalannya pemerintahan desa yang baik.BPMPD Provinsi Kalsel telah menyelenggarakan Pelatihan Manajemen Pemerintahan Desa untuk mempersiapkan Kepala Desa yang ada agar dapat menjalankan roda pemerintahan di desa. Pelatihan ini mencakup pemberian pengetahuan terkait pengelolaan administrasi dan keuangan, pemberian pelayanan kepada warga, dan sistem pelaporan yang tertib dan benar.

2. Majunya tingkat perekonomian desa

Peningkatan perekonomian desa menjadi salah satu fokus BPMPD Provinsi Kalsel dalam mendorong desa menjadi desa swasembada dikarenakan salah satu cirri

(42)

dari desa swasembada adalah tingkat perekonomiannya yang sudah lebih maju disbanding desa swadaya dan swakarsa. Upaya – upaya yang telah dilakukan oleh BPMPD Provinsi Kalsel meliputi pemberian dana stimulan kepada desa, pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) dimana hasil keuntungan BUMDES digunakan untuk pembangunan infrastruktur desa yang nantinya membawa implikasi pada meningkatnya perekonomian warga desa.

3. Penggunaan alat – alat dan teknologi di desa

Salah satu bentuk upaya BPMPD Provinsi Kalsel dalam mendorong penggunaan alat – alat dan teknologi di desa yakni lewat pendirian posyantek sebagai sarana pemberian pelayanan teknis, informasi dan orientasi berbagai jenis Teknologi Tepat Guna.BPMPD Provinsi Kalsel juga memberikan hibah berupa alat kepada Posyantek untuk mendukung berkembangnya Posyantek yang ada.

4. Peran Lembaga Kemasyarakatan dalam mendorong partisipasi masyarakat

Partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa merupakan faktor penting dalam menjadikan desa sebagai desa swasembada sehingga diperlukan keberadaan Lembaga Kemasyarakatan yang mandiri dan aktif dalam mendorong partisipasi masyarakat desa. BPMPD Provinsi telah melakukan upaya peningkatan kapasitas Lembaga Kemasyarakatan melalui pembinaan terhadap Desa Percontohan PKK, Kegiatan – kegiatan yang telah dilakukan oleh BPMPD Provinsi Kalsel membawa implikasi pada semakin bertambahnya desa swasembada yang ada di Kalsel.Pengumpulan data desa swasembada dimulai pada tahun 2009 bertepatan dengan diselenggarakannya Lomba Desa Tingkat Provinsi Kalsel.Hal ini dikarenakan kriteria – kriteria yang diperlukan desa untuk mengikuti lomba desa memiliki kesamaan dengan kriteria desa swasembada.

Pada tahun 2009 sebanyak 110 desa, dengan perincian masing – masing 10 desa pada 11 kabupaten, telah masuk pada kategori desa swasembada. Jumlah desa swasembada ini meningkat pada tahun 2010 menjadi 220 desa dan terus mengalami peningkatan yang stabil pada tahun 2011 sebanyak 330 desa, tahun 2012 sebanyak 440 desa, tahun 2013 sebanyak 550 desa dan tahun 2014 sebanyak 660 desa dan tahun 2015 sebanyak 770 desa dengan perincian pada tabel berikut :

(43)

REKAPITULASI DESA SWASEMBADA 2009 S/D 2015

KABUPATEN 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Kab. Barito Kuala 10 20 30 40 50 60 70

Kab. Banjar 10 20 30 40 50 60 70

Kab. Tapin 10 20 30 40 50 60 70

Kab. Hulu Sungai Selatan 10 20 30 40 50 60 70

Kab. Hulu Sungai Tengah 10 20 30 40 50 60 70

Kab. Hulu Sungai Utara 10 20 30 40 50 60 70

Kab. Balangan 10 20 30 40 50 60 70

Kab. Tabalong 10 20 30 40 50 60 70

Kab. Tanah Laut 10 20 30 40 50 60 70

Kab. Tanah Bumbu 10 20 30 40 50 60 70

Kab. Kotabaru 10 20 30 40 50 60 70

JUMLAH 110 220 330 440 550 660 770

Peningkatan ini dapat digambarkan pada grafik berikut :

Provinsi Kalimantan Selatan memiliki 11 kabupaten dan 2 kota dengan rincian 152 kecamatan, 143 kelurahan dan 1866 desa. Dengan total 1866 desa, BPMPD Provinsi Kalsel telah berhasil mendorong 770 desa atau sekitar 41,26 % desa mencapai tingkatan sebagai desa swasembada.

(44)

Kedepannya BPMPD Provinsi Kalsel akan terus berupaya untuk melaksanakan kegiatan – kegiatan yang dapat mendorong desa – desa lainnya agar menjadi desa swasembada serta menunjang keberadaan desa – desa swasembada yang telah ada.

D. KENDALA DAN SOLUSI YANG DIBERIKAN 1. Kendala yang Dihadapi

Dalam rangka merealisasikan seluruh program dan kegiatan yang telah direncanakan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2014, terdapat beberapa kendala yang cukup berpengaruh yakni :

1. Pada pencapaian sasaran Meningkatkan Kapasitas Kelembagaan Masyarakat kendala yang dihadapi antara lain :

a. Kinerja lembaga kemasyarakatan di desa dan kelurahan masih dirasakan lemah dalam mendorong peran aktif masyarakat mengelola program- program pembangunan guna mewujudkan kemandirian dan ketahanan masyarakat;

b. Masih kurangnya kualitas sumber daya manusia dan dana yang dimiliki oleh lembaga kemasyarakatan

Referensi

Dokumen terkait

Informasi terkait adanya penambahan informasi terbuka pada Daftar Informasi Publik (Kepala) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian (Kepala) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Maret

Pilihlah jawaban yang saudara anggap paling benar dengan cara menghitamkan salah satu huruf a, b, c atau d pada lembar jawaban dari kalimat pernyataan dibawah ini.. Berat senjata

3 Siswa dengan bimbingan guru baik dalam membuat kesimpulan tentang gabungan bangun datar yang membentuk balok.. 4 Siswa dengan bimbingan guru membuat sangat baik

Sebelum pengujian dan pengambilan data, pompa sentrifugal dioperasikan selama beberapa 30 menit pada putaran maksimal untuk memastikan hilangnya gelembung udara yang terdapat

Ketidakmampuan manusia dalam menjalankan kehidupan sehari- hari akan mendorong manusia untuk selalu mengadakan hubungan timbal balik dengan sesamanya serta bertujuan

Usaha-usaha dan penelitian untuk memperoleh varietas unggul dapat ditempuh dengan beberapa cara yaitu (a) introduksi atau mendatangkan varietas/bahan seleksi dari luar negeri,

Buatlah aplikasi mobile yang dapat membaca beberapa file (dalam hal ini help.txt dan pesan.txt) dalam satu aplikasi yang mana apabila salah satu menu tersebut dipilih untuk

Seorang wanita, usia 50 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan kaki tidak dapat berjalan sejak 3 minggu yang lalu. Riwayat sebelumnya pasien sering keputihan berbau