• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

5 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tutupan Lahan

Menurut Nurwadjedi, Sukmantalya, Bumi, Amhar, Dewayany dan Syarifudin morfografi adalah suatu ciri dan sifat fisik dari bentuk lahan yang relatif mudah dikenali secara kasat mata dengan membedakan kenampakan kontras dan relief lokal sebagai penyusun bentuk lahan. Morfografi merupakan gambaran bentuk/pattern dan arsitektur permukaan bumi yang dapat dibedakan menjadi bentuk lahan perbukitan/punggungan, pegunungan, atau gunungapi, lembah dan dataran, yang digunakan untuk pendugaan jenis batuan (Nurwadjedi dkk, 2002).

Menurut Syahbana tutupan lahan merupakan perwujudan secara fisik (visual) dari vegetasi, benda alam, dan sensor budaya yang ada di permukaan bumi tanpa memperhatikan kegiatan manusia terhadap objek tersebut.Definisi tutupan lahan (land cover) ini sangat penting karena penggunaannya yang kerap disamakan dengan istilah penggunaan lahan (land use). Tutupan lahan dan penggunaan lahan memiliki beberapa perbedaan mendasar. Menurut penjelasan, penggunaan lahan mengacu pada tujuan dari fungsi lahan, misalnya tempat rekreasi, habitat satwa liar atau pertanian sedangkan tutupan lahan mengacu pada kenampakan fisik permukaan bumi seperti badan air, bebatuan, lahan terbangun, dan lain-lain (Syahbana,2013).

Berdasarkan De la Cretaz dan Barten, mereka menjelaskan bahwa peningkatan jumlah penduduk selalu diikuti oleh peningkatan kebutuhan lahan.

Perubahan penggunaan lahan dari lahan terbuka (hutan, kebun atau tegalan) menjadi lahan untuk pemukiman menyebabkan infiltrasi air permukaan berkurang, meningkatkan aliran permukaan, dan pengisian kembali air tanah menjadi berkurang. Lebih lanjut Assyakur, Sandi, Rusna dan Alit juga menegaskan semakin banyak area terbangun di DAS maka proses peresapan air permukaan menjadi air tanah akan terganggu, tingginya debit sungai pada saat musim hujan yang dapat menyebabkan terjadinya banjir (As – Syakur dkk, 2008).

Menurut Sitorus, sumberdaya lahan merupakan lingkungan fisik yang terdiri dari iklim, relief, tanah, air, dan vegetasi serta benda yang ada diatasnya

(2)

6 sepanjang ada pengaruhnya terhadap penggunaan lahan. Pengelolaan sumberdaya lahan merupakan segala tindakan atau perlakuan yang diberikan pada sebidang lahan untuk menjaga dan mempertinggi produktivitas lahan tersebut. Dalam kaitannya dengan pemanfaatan dan pengembangannya, sumberdaya lahan bersifat multi fungsi dan multi guna dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia.

Penggunaan sumberdaya lahan khususnya untuk aktivitas pertanian pada umumnya ditentukan oleh kemampuan lahan atau kesesuaian lahan, dan untuk penggunaan daerah industri, permukiman dan perdagangan ditentukan oleh lokasi ekonomi yaitu jarak sumberdaya lahan dari pusat pasar. Nilai Tanah/Lahan yang tertinggi biasanya terdapat di lokasi perdagangan dan industri, kemudian di lokasi perumahan penduduk, diikuti oleh tanah untuk pertanian, rekreasi, hutan, dan padang belantara (Sitorus, 2004).

Menurut Hardjowigono dan Widiatmaka, lahan merupakan suatu lingkungan fisik yang meliputi tanah, iklim, relief, hidrologi dan vegetasi, dimana faktor-faktor tersebut mempengaruhi potensi penggunaannya. Rencana persediaan lahan bertujuan untuk menetapkan jenis penggunaan lahan secara umum agar lahan dapat digunakan secara lestari dan tidak merusak lingkungan. Penatagunaan lahan merupakan bagian dari pembangunan nasional, karena itu kebijakan pembangunan dan pilihan jenis penggunaan lahan harus ditentukan lebih dulu, baru kemudian dicarikan tanahnya yang sesuai dengan persyaratan yang diminta oleh jenis penggunaan lahan tersebut. Lahan dalam arti ruang merupakan sumberdaya alam yang strategis dan bersifat tetap atau tidak bertambah, dimana berbagai kegiatan pembangunan berlangsung. Kegiatan tersebut dilaksanakan oleh masyarakat, swasta, maupun pemerintah dan terus meningkat seiring pertumbuhan penduduk, kemajuan teknologi dan dinamika sosial ekonomi (Hardjowigono dan Widiatmaka, 2007).

Vink dalam Fitriyana menjelaskan bahwa perubahan atau perkembangan penggunaan lahan dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor alam seperti iklim, topografi tanah dan bencana alam, serta faktor manusia yang berupa aktivitas manusia pada sebidang lahan. Dari kedua faktor tersebut dikatakan bahwa faktor manusia memberikan pengaruh dominan dibandingkan dengan faktor alam.

(3)

7 1. Permukaan bervegetasi

Pepohonan merupakan suatu komponen yang penting dalam suatu ekosistem. Keberadaan pohon di perkotaan memiliki banyak fungsi, diantaranya adalah pengendali bahang, banjir, erosi dan mengurangi kecepatan angin. Pengurangan kecepatan angin dapat berpengaruh terhadap suhu air (Wardhana 2001).

2. Permukaan terbuka (tidak bervegetasi)

Daerah perkotaan ditandai dengan adanya permukaan berupa parit, selokan dan pipa saluran drainase, sehingga sebagian air hujan yang jatuh tidak meresap kedalam tanah. Akibatnya air untuk proses evaporasi menjadi kurang tersedia dan penguapan menjadi sedikit. Dampak lainnya adalah banyaknya genangan air akibat kurangnya daerah resapan atau saluran drainase (Fitriyana, 2004).

2.2 Daerah aliran sungai dan fungsinya

Menurut Sarief, daerah aliran sungai merupakan suatu daerah atau wilayah dengan kemiringan lereng bervariasi yang dibatasi oleh punggung bukit-bukit atau gunung,yang dapat menampung sehingga curah hujan sepanjang tahun dimana air terkumpul disungai utama yang dialiran terus sampai kelaut,sehingga merupakan suatu ekosistem kestuan wilayah tata air. Selanjutnya Sarief juga mengemukakan bahwa daerah aliran sungai merupakan suatu daearah yang dibatasi oleh pemisah topografi,yang menampung,menyimpan dan mengalirkannya ke sungai dan seterusnya ke danau atau kelaut.Dalam sistem suatu DAS tersebut terjadi suatu proses interaksi antara faktor-faktor biotik dan non biotik dan manusia sehingga merupakan satu kesatuan (Sarief, 1985).

Fungsi suatu daerah aliran sungai DAS merupakan fungsi gabungan yang dilakukan oleh seluruh faktor yang pada DAS tersebut, yaitu vegetasi, bentuk wilayah topografi, tanah dan pemukiman. Apabila salah satu faktor tersebut di atas mengalami perubahan, maka hal tersebut akan mempengaruhi pula ekosistem DAS. Sedangkan perubahan ekosistem, juga akan menyebabkan gangguan terhadap bekerjanya fungsi DAS, sehingga tidak sebagai mestinya (Triwanto,2012).

(4)

8 Menurut soemarwoto, menurun dan merosot keadaan suatu DAS pada umumnya disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: adalah tekanan penduduk, tekanan pembangunan dan tekanan sosial ekonomi masyarakat di dalam kawasan daerah aliran sungai (DAS).

Besarnya erosi dan fluktuasi debit sungai suatu DAS sangat relevan dengan run= of run =of (overlandflow), dipengaruhi pula oleh infiltrasi. Hal tersebut dapat dijelaskan, karena infiltrasi yang baik , akan mengurangi aksi run- of (aliran permukaan) baik sebagai pengikis tanah,maupun sebagai sumber debit yang berlebihan (Triwanto,2012).

DAS dibagi menjadi sub DAS bagian hulu, bagian tengah, dan bagian hilir.

Secara biogeofisik, daerah hulu DAS dicirikan oleh hal-hal sebagai berikut: merupakan daerah konservasi, mempunyai kerapatan drainase lebih tinggi, merupakan daerah dengan kemiringan lereng besar (lebih besar dari 15%), bukan merupakan daerah banjir, pengaturan pemakaian air ditentukan oleh pola drainase, dan jenis vegetasi umumnya merupakan tegakan hutan. Sementara daerah hilir DAS dicirikan oleh hal- hal sebagai berikut: merupakan daerah pemanfaatan, kerapatan drainase lebih kecil, merupakan daerah dengan kemiringan lereng kecil sampai dengan sangat kecil (kurang dari 8%), pada beberapa tempat merupakan daerah banjir (genangan), pengaturan pemakaian air ditentukan oleh bangunan irigasi, dan jenis vegetasi didominasi hutan bakau/gambut. Daerah Aliran Sungai tengah merupakan daerah transisi dari kedua karakteristik biogeofisik DAS yang berbeda tersebut diatas (Asdak, 2007).

2.3 Debit Air

Siklus hidrologi terjadi karena adanya terik matahari yang mengakibatkan air di permukaan bumi menguap (evaporasi) kemudian jatuh lagi ke permukaan laut dan daratan sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan es, dan kabut.

Setelah mencapai daratan hujan akan tertahan beberapa saat oleh tumbuh- tumbuhan dan yang kemudian jatuh ke permukaan tanah. Kemudian sebagian air akan bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah bebatuan (infiltrasi) dan sebagiannya lagi akan mengalir di atas permukaan tanah (aliran permukaan surface run off). Air permukaan yang mengalir maupun tergenang (danau, waduk dan rawa) dan sebagian air di bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir dan membentuk sungai dan mengalir ke laut. Proses ini akan terus-menerus terjadi yang dinamakan siklus hidrologi (Novia Ros Rante, 2012).

(5)

9 Keberadaan sumber air yang bersih dan sehat merupakan salah satu permasalahan terbesar saat ini. Sedangkan air yang tersedia tidak selalu sejalan kebutuhannya menurut tempat, waktu dan mutunya. Keadaan ini sering mengakibatkan timbulnya masalah karena tidak seimbangnya ketersediaan dan kebutuhan air pada tempat dan waktu tertentu (Putri dan Saptomo, 2013).

Air mengalir tergantung pada kondisi permukaan bumi. Bila tidak ada daerah yang bisa menyerap dan daerah yang bisa menahan laju aliran maka pada waktu musim penghujan air akan mengalir langsung ke laut. Pada waktu musim kemarau, karena tidak ada lagi hujan maka keberadaan air di suatu tempat tergantung dari kuantitas dan kualitas resapan dan panahanan air pada waktu musim penghujan. Pada daerah yang dapat menahan dan meresapkan air dengan baik dan optimal maka kebutuhan air dapat terpenuhi di musim kemarau karena masih ada air yang tertampung dan terhenti, misalnya: waduk, danau, retensi, cekungan serta yang meresap di dalam tanah sehingga membentuk air tanah, sumur dan mata air. (Kodoatie dan Sjarief, 2008).

Debit adalah volume aliran yang mengalir melalui sungai per satuan waktu. Besarnya biasanya dinyatakan dalam satuan meter kubik per detik (m3/detik). Data debit air sungai berfungsi memberikan informasi mengenai jumlah air yang mengalir pada waktu tertentu. Oleh karena itu, data debit air berguna untuk mengetahui cukup tidaknya penyediaan air untuk berbagai keperluan (domestik, irigasi, pelayaran, tenaga listrik, dan industri) pengelolaan DAS (Daerah Aliran Sungai), pengendalian sedimen, prediksi kekeringan, dan penilaian beban pencemaran air (Soewarno 1991).

2.4 Kali Konto

Sungai Konto merupakan salah satu anak sungai Brantas yang menjadi bagian dari Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas Hulu. Ekosistem daerah aliran sungai bagian hulu merupakan bagian yang sangat penting karena mempunyai fungsi perlindungan terhadap seluruh bagian daerah aliran sungai, yang salah satunya sebagai fungsi tata air. Oleh sebab itu, daerah aliran sungai sebelah hulu menjadi fokus perencanaan pengelolaan daerah aliran sungai.

Referensi

Dokumen terkait

Melalui PMR (Pendidikan Matematika Realistik) yang berbasis ethnomathematics, siswa diharapkan dapat lebih mengembangkan kreativitasnya dengan memahami implementasi matematika

Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa bahwa stabilitas keuangan tidak berpe- ngaruh signifikan terhadap kecurangan laporan keuangan, kedua menunjukkan

Setelah mengamati contoh gambar poster, yang dikirimkan guru melalui WAG siswa mampu membuat poster tentang cara melestarikan tumbuhan dan hewan dengan tepat. KEGIATAN

Hal menarik dari sebaran lamun di perairan Teluk Toli-Toli yaitu rata-rata persentase tutupan lamun 68,6 % lebih tinggi bila dibandingkan dengan lokasi di perairan Tanjung

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penilaian kemampuan literasi anak yang ditsimulasi menggunakan teknologi multimedia dilakukan dengan teknik pengamatan, hasil karya penugasan,

Hal ini menjadi layak dan harus didiskusikan untuk mendapat kesimpulan mengenai desa berdikari di wilayah masing-masing yang disajikan melalui presentasi makalah dari

Full costing merupakan metode penetuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi kedalam harga pokok produksi yang terdiri dari biaya

Proses belajar pendidikan jasmani merupakan suatu peristiwa belajar yang dilakukan oleh seluruh siswa dan siswi di sekolah, di mana dalam pelaksanaannya diperlukan adanya suatu