• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Setiap perusahaan sektor pertanian yang go public diwajibkan untuk menyampaikan laporan keuangan yang disusun sesuai dengan Standar Akunta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENDAHULUAN Setiap perusahaan sektor pertanian yang go public diwajibkan untuk menyampaikan laporan keuangan yang disusun sesuai dengan Standar Akunta"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN SEKTOR PERTANIAN YANG TERDAFTAR DI BEI

YUNI

Jurusan Ekonomi, Fakultas Akuntansi – Universitas Gunadarma Jl. Margondaraya 100, Depok-16424

Email : yunirifat@yahoo.co.id

ABSRTAK

Perkembangan perusahaan-perusahaan go public di Indonesia mengalami kemajuan yang pesat.

Perkembangan ini mengakibatkan permintaan akan audit laporan keuangan yang semakin meningkat.

Hasil audit atas perusahaan publik mempunyai konsekuensi dan tanggung jawab yang besar. Adanya tanggung jawab yang besar ini memacu auditor untuk bekerja secara lebih profesional.

Data yang digunakan adalah data sekunder yang berupa laporan keuangan tahunan perusahaan yang telah diaudit oleh KAP untuk periode tahun 2008, 2009 dan 2010 dan laporan auditor independen yang diperoleh dari www.idx.co.id. Untuk menganalisis pengaruh ukuran perusahaan, debt to equity ratio, return on asset, opini auditor dan ukuran KAP terhadap audit delay digunakan analisis regresi liear berganda dengan menggunakan SPSS 17 dan sampel yang digunakan adalah purposive sampling.

Berdasarkan hasil pengujian secara bersama-sama semua variabel independen yaitu ukuran perusahaan, debt to equity ratio, return on asset, opini auditor, dan ukuran KAP berpengaruh terhadap audit delay. Sedangkan hasil pengujian secara parsial, opini berpengaruh terhadap audit delay dengan nilai Beta sebesar 0.178. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa untuk mendapatkan waktu audit delay yang singkat, perusahaan hendaknya meningkatkan ukuran perusahaan, debt to equity ratio, return on asset dan menggunakan KAP yang termasuk dalam KAP The Big Four untuk mengaudit laporan keuangan.

Kata kunci: ukuran perusahaan; debt to equity ratio; return on asset; opini auditor dan ukuran KAP; audit delay.

Daftar Pustaka (1984-2009)

(2)

PENDAHULUAN

Setiap perusahaan sektor pertanian yang go public diwajibkan untuk menyampaikan laporan keuangan yang disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan dan telah diaudit oleh akuntan publik yang terdaftar di Badan Pengawas Pasar Modal. Hasil audit atas perusahaan publik mempunyai konsekuensi dan tanggung jawab yang besar. Adanya tanggung jawab yang besar ini memacu auditor untuk bekerja secara lebih profesional.

Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dari Ikatan Akuntan Indonesia (IAI, 2001) khususnya tentang standar pekerjaan lapangan mengatur tentang prosedur dalam penyelesaian pekerjaan lapangan seperti perlu adanya perencanaan atas aktivitas yang akan dilakukan, pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern dan pengumpulan bukti-bukti kompeten yang diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan dan konfirmasi sebagai dasar untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Pemenuhan standar audit oleh auditor dapat berdampak pada lamanya penyelesaian laporan audit, tetapi juga berdampak pada peningkatan kualitas hasil auditnya. Kondisi ini dapat menimbulkan suatu dilema bagi auditor.

Informasi laporan keuangan harus disampaikan tepat waktu atau sesegera mungkin untuk menghindari hilangnya relevansi informasi yang terdapat didalamnya, sehingga keputusan-keputusan ekonomi dapat segera diambil. Sesuai dengan keputusan ketentuan BAPEPAM Nomor : Kep-36/PM/203 yang menyatakan bahwa laporan keuangan disertai dengan laporan akuntan dengan pendapat lazim harus disampaikan kepada BAPEPAM paling lambat dalam waktu 90 hari atau akhir bulan ketiga setelah tahun buku berakhir. Menurut Kenley dan Stubus (1972) seperti dikutip saleh (2004), ketepatan waktu pelaporan keuangan dapat berpengaruh terhadap nilai laporan keuangan tersebut. Apabila perusahaan- perusahaan tersebut terlambat menyampaikan laporan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Bapepam maka dikenakan sanksi administrasi sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam undang-undang.

Ketepatan waktu penyusunan atas pelaporan suatu laporan keuangan perusahaan bisa berpengaruh pada nilai laporan keuangan tersebut. Keterlambatan informasi akan menimbulkan reaksi negatif dari pelaku pasar modal. Karena laporan keuangan auditan yang didalamnya memuat informasi laba yang dihasilkan oleh perusahaan yang bersangkutan dijadikan sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan untuk membeli atau menjual kepemilikan yang dimiliki oleh investor. Artinya informasi laba dari laporan keuangan yang dipublikasikan akan menyebabkan kenaikan atau penurunan harga saham.

Keterlambatan pelaporan, secara tidak langsung juga diartikan oleh investor sebagai sinyal yang buruk

bagi perusahaan.

(3)

Perbedaan waktu antara tanggal laporan keuangan dengan tanggal opini audit dalam laporan keuangan mengindikasikan tentang lamanya waktu penyelesaian audit yang dilakukan oleh auditor.

Perbedaan waktu ini dalam audit sering dinamai dengan audit delay. Dalam penelitian-penelitian lain, audit delay disebut juga dengan istilah durasi audit (Givoly dan palmon, 1982), audit reporting lead time (Owusu-ansah, 2000) dan audit report lag (Knechel dan Payne, 2001), dan timeliness dengan melihat aspek periode waktu dari proses audit tahunan. Penelitian ini akan menginvestigasi tentang faktor-faktor yang menjadi penyebab panjang-pendeknya audit delay.

LANDASAN TEORI

Pelaporan Keuangan

Pelaporan keuangan bukan merupakan satu-satunya sumber informasi yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan bisnis. Pelaporan keuangan tidak hanya terdiri dari laporan keuangan, tetapi semua informasi yang berhubungan baik secara langsung maupun tidak langsung dengan sistem akuntansi. Laporan keuangan yang biasanya terdiri dari posisi keuangan atau neraca dan laporan laba rugi harus disajikan secara wajar. Neraca dibuat dengan maksud untuk menggambarkan posisi keuangan suatu perusahaan atau organisasi pada suatu saat tertentu sedangkan laporan laba rugi menggambarkan hasil- hasil usaha yang dicapai dalam suatu periode waktu tertentu. Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan, pelaporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang mengkomunikasikan keadaan keuangan dari hasil operasi perusahaan dalam periode tertentu kepada berbagai pihak yang berkepentingan (Yusuf, 2001;21).

Menurut IAI (2002) tujuan pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi yang

menyangkut posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam

pengambilan keputusan ekonomi. Informasi yang relevan akan bermanfaat bagi para pemakai apabila

tersedia tepat waktu sebelum pemakai kehilangan kesempatan atau kemampuan untuk mempengaruhi

keputusan yang akan diambil. Ketepatan waktu menunjukan rentang waktu antara penyajian informasi

yang diinginkan dengan frekuensi informasi pelaporan. Apabila informasi tersebut tidak disampaikan

dengan tepat waktu akan menyebabkan informasi tersebut kehilangan nilai di dalam mempengaruhi

kualitas keputusan.

(4)

Auditing

Auditing adalah sebagai suatu proses yang sistematis dalam memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif yang berhubungan dengan pernyataan-pernyataan tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat hubungan antara pernyatan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya dengan pihak-pihak yang berkepentingan. (Mulyadi, 2002:9).

Audit atas laporan keuangan merupakan proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi laporan keuangan suatu entitas ekonomi untuk menyatakan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut atas dasar kesesuainnya dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Audit atas laporan keuangan dilakukan karena pertama, para pemakai laporan keuangan mempunyai bermacam-macam kepentingan dan kepentingan mereka tidak sesuai dengan kepentingan manajemen yang menyusun laporan keuangan tersebut. Kedua, para pemakai laporan keuangan menginginkan data yang relavan dan penjelasan yang memadai karena laporan keuangan merupakan sumber penting atau bahkan merupakan satu-satunya informasi yang digunakan para pemakainya sebagai dasar dalam pengambilan keputusan. Ketiga, kekomplekan data dalam laporan keuangan mengakibatkan risiko kemungkinan terjadinya kesalahan yang bersifat material dan para pemakai semakin sulit untuk menilai kualitas dari laporan keuangan tersebut.

Tujuan umum audit terhadap laporan keuangan adalah untuk memberikan pernyataan pendapat apakah laporan keuangan yang diperiksa tidak menyajikan secara wajar , dalam segala hal yang bersifat materiil, sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim. Ada lima tipe pokok laporan audit yang diterbitkan auditor (Mulyadi, 2002:20), yaitu Pendapat wajar tanpa pengecualian, Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan tambahan paragraf penjelasan, Pendapat wajar dengan pengecualian, Pendapat tidak wajar dan Tidak menyatakan pendapat.

Audit Delay

Audit delay adalah jumlah hari antara tanggal laporan keuangan dan tanggal laporan audit (Raja Ahmad dan Kamarudin, 2000). Periode waktu antara tahun tutup buku perusahaan dan tanggal laporan audit (Knechel dan Payne, 2000). Lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku hingga tanggal diterbitkannya laporan audit (Varianada Halim, 2000).

Sesuai dengan keputusan ketentuan BAPEPAM Nomor : Kep-36/PM/203 yang menyatakan

bahwa laporan keuangan disertai dengan laporan akuntan dengan pendapat lazim harus disampaikan

kepada BAPEPAM paling lambat dalam waktu 90 hari atau akhir bulan ketiga setelah tahun buku

berakhir.

(5)

Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan terkait dengan ketepatwaktuan laporan keuangan tahunan, ukuran perusahaan juga merupakan fungsi dari kecepatan pelaporan keuangan. Besar kecilnya ukuran perusahaan juga dipengaruhi oleh kompleksitas operasional, variabilitas dan intensitas transaksi perusahaan tersebut yang tentunya akan berpengaruh terhadap kecepatan dalam menyajikan laporan keuangan kepada publik. Dyer dan McHugh (1975) menyatakan bahwa manajemen perusahaan besar memiliki dorongan untuk mengurangi penundaan audit (audit delay) dan penundaan laporan keuangan yang disebabkan oleh karena perusahaan besar senantiasa diawasi secara ketat oleh para investor, asosiasi perdagangan dan agen regulator. Di samping itu ukuran perusahaan juga memiliki alokasi dana yang lebih besar untuk membayar biaya audit (audit fee), hal ini menyebabkan perusahaan yang memiliki ukuran perusahaan yang lebih besar cenderung memiliki audit delay yang lebih pendek bila dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil.

Debt to Equity Ratio (DER)

Debt to Equity Ratio adalah salah satu rasio yang digunakan dalam mengukur solvabilitas perusahaan. Rasio Solvabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya, jika perusahaan tersebut pada saat itu dilikuidasi seperti kemampuan perusahaan membayar semua hutang-hutangnya baik jangka panjang maupun jangka pendek (Agnes, Rizka dan Purwanto, 2004). Semakin besar rasio ini, semakin besar pula resiko suatu perusahaan, karena masih terdapat banyak kewajiban kepada kreditor yang harus dilunasi. Perusahaan dengan kewajiban yang besar cenderung mendesak auditor untuk memulai dan menyelesaikan audit lebih cepat dibanding dengan perusahaan dengan jumlah kewajiban yang berskala kecil, dikarenakan diawasi oleh kreditor. Sehingga akan memberikan tekanan kepada perusahaan untuk mempublikasikan laporan keuangan auditan lebih cepat. Selain itu, perusahaan mendapatkan konfirmasi yang positif dari kreditor sehingga perusahaan memiliki kepercayaan terhadap kreditor. Maka semakin besar tingkat solvablitas semakin singkat audit delay. DER dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Debt to Equity Ratio = x 100%

Return On Asset (ROA)

Return On Asset adalah salah satu rasio untuk mengukur profitabilitas, rasio profitabilitas adalah

kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham

tertentu. Menurut Givoly dan Palmon (1982) bahwa ketepatan waktu dan keterlambatan pengumuman

(6)

laba tahunan dipengaruhi oleh isi laporan keuangan. Jika pengumuman laba berisi berita baik maka pihak manajemen cenderung melaporkan tepat waktu dan jika laba berisi berita buruk, maka pihak manajemen cenderung tidak tepat waktu. Carslaw dan Kaplan (1991) yang menyatakan perusahaan yang mengalami rugi cenderung memerlukan auditor untuk memulai proses pengauditan lebih lambat dari biasanya. Oleh karena hal tersebut, maka akan terjadi pula keterlambatan dalam menyampaikan kabar buruk kepada publik. Perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi membutuhkan waktu dalam pengauditan laporan keuangan lebih cepat dikarenakan keharusan untuk menyampaikan kabar baik kepada publik. Mereka juga memberikan alasan bahwa auditor yang menghadapi perusahaan yang mengalami kerugian memiliki respon yang cenderung berhati-hati dalam melakukan proses pengauditan.

Sehingga dapat dikatakan bahwa semakin besar profitabilitas, maka semakin singkat audit delay. ROA dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Return On Asset = x 100%

Opini Auditor

Auditor sebagai pihak yang independen di dalam pemeriksaan laporan keuangan suatu perusahaan, akan memberikan suatu opini atas laporan keuangan yang diauditnya. SPAP mengharuskan pembuatan laporan audit setiap kali kantor akuntan publik dikaitakan dengan laporan keuangan, laporan audit hanya dibuat jika audit benar-benar dilakukan. Bagian dari audit yang merupakan informasi utama dari laporan audit adalah opini audit.

Opini audit yang diberikan oleh auditor melalui beberapa tahap audit yang dilakukan dapat memberikan kesimpulan atas opini yang harus diberikan terhadap laporan keuangan yang diauditnya.

Arens (1996) mengemukakan bahwa laporan audit adalah langkah terakhir dari seluruh proses audit.

Dengan demikian, auditor didalam memberikan opini sudah didasarkan pada keyakinan profesionalnya.

Opini yang dapat diberikan atas asersi manajemen dari perusahaan yang diaudit dikelompokkan menjadi wajar tanpa pengecualian, wajar dengan pengecualian, tidak memberikan pendapat dan tidak wajar (Arens dan Loebbecke, 1996).

Ukuran KAP

KAP adalah suatu bentuk organisasi akuntan publik yang memperoleh azin sesuai dengan peraturan perundang-undangan, yang berusaha di bidang pemberian jasa profesional dalam praktek akuntan publik. Menurut Arens dan Loebbecke kategori ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) ada empat kategori:

1. Kantor Akuntan Publik Internasional ”The Big Four”,

(7)

2. Kantor Akuntan Publik Nasional, 3. Kantor Akuntan Publik Lokal, dan

4. Regional, Kantor Akuntan Publik Lokal Kecil.

METODE PENELITIAN

Data yang digunakan berupa data sekunder yang diperoleh dalam bentuk laporan keuangan dan laporan audit masing-masing emiten yang memuat pendapat akuntan publik yang dipublikasikan selama periode tahun 2008, 2009, dan 2010. Variabel yang digunakan dalam penelitian menggunakan audit delay, ukuran perusahaan, debt to equity ratio, return on asset, opini auditor, dan Ukuran KAP. Pemilihan sampel dilakukan secara purposive sampling dengan tujuan untuk memperoleh sampel yang representatif berdasarkan kriteria yang ditentukan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari tabel 1, hasil pengujian statistika deskriptif menunjukkan bahwa rata-rata audit delay yang terjadi terhadap perusahaan sektor pertanian di Indonesia pada tahun 2008 hingga tahun 2010 adalah 73 hari dengan standar deviasi 29 hari.

Tabel 1 Hasil Pengujian Statistika Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

AUDEL 33 17 157 72.94 28.854

Sumber : Hasil output SPSS

Uji F dilakukan untuk melihat pengaruh ukuran perusahaan, DER, ROA, opini auditor, dan

ukuran KAP terhadap audit delay secara bersama-sama. Berdasarkan hasil pengolahan data, maka

diperoleh hasil sebagai berikut.

(8)

Tabel 2 Anova

Model Sum of

Squares

Df Mean Square F Sig.

1 Regression 12544.971 5 2508.994 4.806 .003

a

Residual 14096.907 27 522.108

Total 26641.879 32

Sumber: Hasil output SPSS

Hasil uji F ini pada output SPSS menunjukkan F

hitung

sebesar 4.806 dengan tingkat signifikan 0.003. Karena probabilitasnya kurang dari 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan, DER, ROA, opini auditor, dan ukuran KAP secara bersama-sama berpengaruh terhadap audit delay.

Tabel 3 R Square Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .686a .471 .373 22.850 2.373

Sumber: Hasil output SPSS

Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen adalah sebesar 471 atau hanya 47.1% dan sisanya yaitu 52.9% dipengaruhi oleh variabel lain di luar variabel yang digunakan.

Uji t digunakan untuk menguji pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen

secara parsial.

(9)

Tabel 4 Hasil Uji t Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

Model B Std. Error Beta T Sig.

1 (Constant) 144.238 16.205 8.901 .000

SIZE .000 0.01 -.093 -.582 .565

DER -.475 1.325 -.006 -.036 .972

ROA -.334 .281 -.256 -1.188 .245

OPINI -73.213 17.266 -.615 -4.240 .000

KAP 5.938 12.616 .085 .471 .642

Sumber: Hasil output SPSS

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa opini auditor berpengaruh secara parsial terhadap audit delay dengan nilai sig t sebesar 0.000. Sedangkan ukuran perusahaan, DER, ROA dan ukuran KAP tidak berpengaruh secara parsial terhadap audit delay karena memiliki nilai sig t > 0.05.

Berdasarkan pengujian secara parsial ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit delay.

Gambaran data statistik deskriptif jumlah rata-rata ukuran perusahaan kecil yaitu sebesar 4006.276, dikarenakan dalam tiga tahun penelitian terdapat beberapa perusahaan yang mengalami penurunan total aktiva maka perusahaan akan cenderung berhati-hati dalam menyampaikan laporan keuangannya untuk menjaga image dari perusahaan tersebut.

Variabel DER secara parsial tidak berpengaruh terhadap audit delay. Statistik deskriptif menggambarkan rata-rata DER sangat kecil yaitu 1.4652, tingkat DER perusahaan terlihat dari tahun 2008 sampai dengan 2010 tidak menunjukkan adanya peningkatan DER yang besar.

Variabel ROA secara parsial tidak berpengaruh terhadap audit delay. Gambaran statistik

deskriptif rata-rata ROA perusahaan yaitu sebesar 4.0682, mempunyai jarak yang cukup jauh dengan

standar deviasi yaitu sebesar 22.13007. terlihat dari beberapa perusahaan mengalami Variabel ukuran

KAP secara tidak berpengaruh terhadap audit delay. Pada hasil statistik deskriptif perusahaanl lebih

banyak menggunakan jasa KAP selain KAP The Big Four yaitu sebanyak 26 perusahaan.

(10)

KESIMPILAN DAN SARAN

Berdasarkan uraian dari pembahasan yang merupakan jawaban terhadap masalah yang diidentifikasi, maka kesimpulannya adalah sebagai berikut.

1. Dari hasil pengujian secara bersama-sama pada audit delay, diperoleh hasil bahwa untuk periode tahun 2008 hingga tahun 2010 dengan jumlah sampel 33, semua variabel independen yaitu ukuran perusahaan, DER, ROA, opini auditor, dan ukuran KAP berpengaruh terhadap audit delay. Hasil pengujian regresi linear menunjukkan adanya pengaruh signifikan antara ukuran perusahaan, DER, ROA, opini auditor, dan ukuran KAP terhadap audit delay.

2. Berdasarkan hasil pengujian secara parsial, opini auditor berpengaruh terhadap audit delay. Hal ini berarti yang mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian maka audit delay akan semakin singkat.

Sedangkan ukuran perusahaan, DER, ROA dan ukuran KAP tidak berpengaruh terhadap audit delay.

Saran:

1. Bagi penelitian selanjutnya, dapat menambah faktor-faktor yang diduga dapat mempengaruhi timeliness yang belum diuji dalam penelitian ini, seperti penelitian Sisty Ratnawati (Faktor- faktor Internal dan Eksternal Perusahaan Terhadap Audit Delay dan Timeliness. 2008), dalam upaya meningkatkan efisien dan efektivitas proses audit dengan mengendalikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi timliness. Sehingga timeliness dapat ditekan seminimal mungkin dalam usaha memperbaiki ketepatan waktu atau mempercepat publikasi laporan keuangan kepada publik sebagai media informasi yang diharapkan dapat membantu investor atau publik lain untuk memprediksi kinerja perusahaan pada masa yang akan datang.

2. Ukuran perusahaan yang digunakan dalam penelitian selanjutnya menambah proksi lain selain total aktiva, sehingga dapat diketahui seberapa besar tingkat pengaruh ukuran perusahaan.

3. Variabel yang digunakan dalam rasio solvabilitas diharapkan menambah rasio selain Debt to Equity Ratio (DER), dan menggunakan variabel independen perusahaan lain selain pertanian atau menguji keseluruhan jenis perusahaan. Agar hasil yang diperoleh dapat lebih baik dan lebih luas lagi daripada penelitian sebelumnya.

4. Rasio profitabilitas diharapkan peneliti selanjutnya menggunakan perusahaan yang tingkat profitabilitasnya besar, sehingga dapat dibandingkan apakah perusahaan dengan tingkat profitabilitasnya tinggi dapat mempengaruhi audit delay sesuai dengan teori yang dipaparkan pada penelitian sebelumnya.

5. Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan tidak tergantung pada KAP The Big

Four atau KAP Non The Big Four, melainkan tergantung pada kualitas kinerja pihak manajer.

(11)

Maka diharapkan manajer perusahaan memiliki hubungan yang kuat dengan auditor yang malakukan audit, sehingga penyampaian laporan keuangan tepat waktu.

DAFTAR PUSTAKA

Arens, Lobbecke. Auditing. 1996. Terjemahan: Amir Abdi Jusuf Auditing Pendekatan Terpadu. Jakarta.

Salemba Empat.

Asmara, Wka Noor dan Rusmin, 1998. Auditing. Yogyakarta. UPP AMPYKPN.

Badan Pengawasan Pasar Modal. 2009. Website : http:/www.bapepam.go.id.

Bursa Efek Indonesia. 2009. Website : http:/www.idx.co.id.

Chambers, Anne dan S. H. Penman (1984). Timeliness of Reporting and The Stock Reaction to Earning Announcements, Journal of Accounting Research. I vol.22. No. 1, Spring, p. 21-47.

Halim, Varianda. 2000. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Delay”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi.

Vol. 2 No. 1, p. 63-75.

Hamzah, A., Nisarul Alim, M., dan Subekti, I. 2005. “Pengujian Empiris Audit Report Lag Menggunakan Client Cycle Time dan Firm Cycle Time. SNA VIII. Solo.

Ikatan Akunransi Indonesia, 2004. Kerangka Dasar Penyususnan Laporan Keuangan, Standar Akuntansi Keuangan Jakarta : Penerbit Salemba Empat.

Indriana, Agustin, 2005. “ Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Delay pada Perusahaan Go Publik di BEJ tahun 2001, Skripsi, Unika, Semarang.

Jusup, Haryono. 2001. Dasar-dasar Akuntansi, jilid 1. Universitas gajah Mada: Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.

Kadir, Abdul, 2008. Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan, Skripsi, Universitas Diponegoro.

Munawir, S. 1995. Auditing Modern. Universitas Gadjah Mada. BPFE. Yogyakarta. 2000 Analisis Laporan Keuangan. Edisi 4 Liberty. Yogyakarta..

Novianti, Warli. 2009. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Delay dan Timeliness pada

Perusahaan Publik Di Indonesia. Skripsi. Universitas Gunadarma. Depok.

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu pendekatan yang dapat digunakan adalah Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan

Akad Mudharabah adalah transaksi penanaman dana dari pemilik dana ( shahibul maal ) kepada pengelola dana ( mudharib ) untuk melakukan kegiatan usaha tertentu yang sesuai

Penyusunan laporan ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Ahli Madya pada Program Studi Diploma III Teknik Informatika Fakultas Matematika dan Ilmu

Kegiatan keagamaan lainnya yang dilaksanakan di panti asuhan Harapan Mulia Marabahan untuk penanaman akidah mereka seperti yasinan, tahlilan, pembacaan do’a arwah,

Dengan menggunakan 76 sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama tahun 2016-2018 (228 observasi), penelitian ini tidak menemukan adanya hubungan antara

Penyiapan sampel dalam analisis unsur takmurnian ternyata sangat efektif dilakukan dengan proses ashing dikarenakan tidak melalui proses pelarutan grafit dengan

Namun yang membedakan dengan Hatta, gagasan kolektivisme dan gotong-royong (yang merupakan inti dari rumusan pemikirannya sebagaimana kutipan saya di atas)

[r]