• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TELAAH TEORITIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TELAAH TEORITIS"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TELAAH TEORITIS Iklan

Kriyantono (2008) menyatakan bahwa sebuah iklan adalah bentuk dari suatu komunikasi non- personal yang menjual pesan-pesan secara persuasif dari sebuah sponsor yang jelas untuk mempengaruhi seseorang untuk tertarik dan akan membeli produk dengan membayar biaya untuk media yang digunakan. Tujuan dari iklan sendiri adalah membangun kesadaran akan pentingnya suatu produk barang atau produk jasa, dan juga bertujuan untuk meyakinkan pembeli untuk membedakan produk yang satu dengan produk yang lain (Kotler, 2000). Menurut Wright (1978) sebuah iklan merupakan suatu proses komunikasi yang memiliki kekuatan penting karena iklan adalah alat pemasaran yang paling sangat membantu suatu produk agar bisa diketahui atau dikenal oleh seorang calon pembeli dan proses informasi nya adalah informasi denotative yang bertujuan untuk merubah atau mempengaruhi kepercayaan seseorang sehingga sesuai yang diharapkan oleh seorang komunikator.

Jeffkins (1997;227) menyatakan proses pembuatan suatu iklan akan mempunyai atribut- atribut yang sangat harus diperhatikan supaya iklan yang telah dirancang dapat mempunyai fungsi dengan benar dan juga baik. Atribut yang terdapat dalam sebuah iklan adalah pesan iklan (pesan iklan sangatlah penting dalam sebuah iklan karena 1 enota iklan tidak memiliki pesan yang disampaikan akan terasa iklan tersebut tidak bisa dikatakan sebuah iklan), naskah iklan (yang termasuk dalam naskah iklan adalah adanya headline, sub-judul, teks, harga, nama produk, alamat jelas, dan juga terdapat slogan ataupun tagline dari sebuah produk tersebut), iklan juga harus memiliki desain yang menarik dalam pembuatannya dan juga penambahan warna yang menarik agar iklan tersebut dapat dinikmati dengan baik.

Attention, Interest, Desire, Decision dan Action (AIDDA)

Komunikasi di era digital tentunya memberikan berbagai manfaat, salah satunya dengan

semakin banyaknya cara dan media untuk menyampaikan pesan yang dimaksud. Komunikasi

merupakan proses transmisi pesan dari pengirim kepada penerima melalui media transmisi (Johar,

(2)

Kumadji dan Mawardi, 2015) yang idealnya dilakukan secara menarik, efektif dan efisien sehingga mampu memperoleh perhatian, menimbulkan ketertarikan, membangkitkan keinginan, mempengaruhi keputusan dan tindakan (Effendy, 2003). Lebih lanjut, beberapa hal di atas telah tertuang di dalam kerangka kerja AIDDA yang merupakan kependekan dari Attention, Interest, Desire, Decision, dan Action. Attention adalah keinginan sesorang untuk mencari dan melihat sesuatu, interest adalah perasaan ingin mengetahui lebih dalam tentang suatu hal yang menimbulkan daya tarik bagi konsumen sedangkan desire adalah kemauan yang timbul dari hati tentang sesuatu yang menarik perhatian. Hal berikutnya adalah decision yang merupakan kepercayaan untuk melakukan suatu hal sedangkan action adalah suatu tindakan yang merealisasikan keyakinan dan ketertarikan terhadap sesuatu, sehingga konsep yang dimiliki oleh kerangka kerja AIDDA ini merupakan kerangka kerja yang dibuat berdasarkan proses atau tahapan psikologis dari penerima pesan.

Lebih lanjut, kerangka kerja AIDDA menyarankan bahwa untuk membuat penerima pesan melakukan suatu tindakan (action) tertentu, maka hal pertama yang harus dibangkitkan adalah perhatian yang dimiliki (attention). Setelah itu hendaknya dilanjutkan dengan langkah tertentu yang dapat menumbuhkan minat (interest) yang merupakan titik tolak timbulnya suatu hasrat (desire) untuk melakukan tindakan yang diharapkan. Setelah itu, hal penting yang harus dilakukan adalah mempengaruhi penerima pesan dalam membuat keputusan (decision) sehingga dapat berdampak pada diambilnya suatu tindakan yang sesuai dengan harapan pemberi pesan (action).

Semiotika

Semiotika merupakan ilmu yang mempelajari sebuah ketandaan yang merupakan sebuah

studi mengenai makna keputusan yang juga berkaitan erat dengan bidang linguistik karena

mempelajari sebuah struktur dan suatu makna bahasa yang akan lebih spesifik. Tanda merupakan

suatu perangkat yang telah kita pakai untuk mencari jalan dalam dunia ini. Selain itu, semiotika

juga mengajarkan bagaimana cara mansia dapat memaknai hal-hal yang ada karena kehadiran

objek-objer tertentu tidak hanya bertujuan untuk memberikan informasi tetapi juga bertujuan untuk

berkomunikasi. Semiotika dibagi menjadi tiga cabang yaitu semantik yang merupakan hubungan

antara tanda dengan hal-hal yang mereka lihat, sintaksis yang merupakan hubungan antara tanda

dalam struktur formal dan pragmatik yang merupakan hubungan antara tanda dengan tanda-agen.

(3)

Lebih lanjut, semiotika juga memiliki beberapa elemen dasar yaitu komponen tanda, aksis tanda, tingkatan tanda dan relasi tanda. Komponen tanda merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dari dua bidang yang ada, oleh karena itu diperlukan adanya kesepakatan sosial di kalangan komunitas bahasa, yang sudah mengatur makna dari sebuah tanda yang ada dan juga suatu kata bisa mempunyai suatu makna tertentu yang diakibatkan oleh adanya kesepakatan sosial.

Aksis tanda dalam semiotika terdiri dari aksis paradigmatik, yaitu perbendaharaan atas tanda atau kata dan aksis sintakgmatik, yaitu sebuah cara pemilihan dan juga pengkombinasian sebuah tanda.

Kemudian, tingkatan tanda dibedakan menjadi dua yaitu denotasi yang merupakan tanda yang menghasilkan sebuah makna langsung atau pasti dan konotasi yang merupakan tanda yang menghasilkan sebuah makna yang tersembunyi. Relasi antar tanda terdiri dari metafora yang merupakan model interaksi tanda dari sistem yang akan digunakan untuk menjelaskan suatu makna yang ada dan metonimia yang merupakan interaksi tanda yang akan terdapat sebuah hubungan antara suatu bagian dengan keseluruhan.

Semiotika Roland Barthes

Roland Barthes telah membuat sebuah model yang teratur pada saat menganalisis sebuah makna dari tanda-tanda melalui analisis semiotik ini. Oleh karena itu kita akan tahu bagaimana isi pesan yang telah disampaikan, cara bagaimana proses pesan telah dibuat, dan juga simbol-simbol apa saja yang telah digunakan dalam iklan tersebut untuk menyampikan pesan-pesan dalam iklan produk.

Peta Semiotika Roland Barthes

(4)

Peta Roland Barthes diatas menjelaskan bahwa tanda denotatif (3) terdiri dari atas penanda (1) dan juga petanda (2). Pada saat yang bersamaan, tanda denotatif (3) juga adalah penanda konotatif (4). Djajasudarma (2009) menjelaskan bahwa yang dimaksud dari denotatif yaitu sebuah makna yang sebagaimana aslinya dan juga menunjukkan sebuah hubungan konsep dengan sebuah kenyataan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) denotatif merupakan sebuah makna yang sesuai dan juga bersifat objektif. Lebih lanjut, konotatif merupakan suatu makna kata yang telah mengalami proses penambahan terhadap makna yang ada pada dasarnya (Aminuddin, 2001;88). Keraf (1994;29) juga berasumsi bahwa makna konotatif merupakan suatu jenis dimana stimulus dan respons telah mengandung nilai-nilai yang emosional, sehingga dapat disimpulkan bahwa makna konotatif merupakan suatu makna denotasi yang telah mengalami penambahan.

Adapun contoh kalimat yang mengandung makna denotatif adalah i) Agus memiliki tangan yang panjang dan ii) Orang tersebut memiliki kepala yang besar, sedangkan kalimat yang mengandung makna konotatif adalah i) Ternyata dia adalah seorang yang panjang tangan (memiliki makna sebagai pencuri) dan ii) Budi tidak suka dengan orang yang besar kepala (memiliki makna orang tersebut bersikap sombong).

Lebih lanjut, di dalam semiotika Roland Barthes juga terdapat unsur mitos, yaitu sebuah pesan yang tidak bisa digambarkan melalui obyek pesan, akan tetapi melalui proses bagaimana pesan tersebut dapat tersampaikan. Mitos dapat ditemukan melalui sebuah makna konotatif yang ada pada narasi sebuah berita sehingga sering terjadi penggandaan makna sebagai akibat dari penanda konotatif membuat suatu makna baru yang melewati makna denotatif.

Kerangka Pikir

IKLAN SPRITE

TEKS, AUDIO, SCENE

TEORI SEMIOTIKA ROLAND BARTHES

KONOTASI DENOTASI MITOS

(5)

Penjelasan:

Iklan Sprite yang telah dibuat memiliki banyak macam versi. Penelitian ini menggunakan versi

“Kenyataan Ujian Puasa Sebelum Berbuka”. Penulis bertujuan utnuk melihat makna dan tanda yang ada di dalam iklan tersebut melalui teks, audio dan scene yang ada dengan menggunakan teori semiotika Roland Barthes yang memiliki unsur konotasi, denotasi dan mitos.

Penelitian Terdahulu

Berikut adalah penelitian terdahulu yang memiliki teori yang sama dalam penelitiannya : 1. Siti Sopianah (2010) seorang mahasiswi UIN Jakarta, dengan penelitian yang berjudul

Analisis Semiotik Terhadap Iklan Susu Bendera Edisi Ramadhan 1430 H Di Televisi.

Kesimpulan iklan ini adalah perusahaan Frisian Flag berhasil membuat pikiran masyarakat bahwa ketika meminum segelas Susu Bendera dapat membuat hari-hari puasa dengan kuat.

2. Riva Muthia (2016) seorang mahasiswi Universitas Bandar Lampung, dengan judul Analisis Makna Cantik Dalam Iklan (Studi Analisis Semiotik Pada Iklan Clean & Clear Foaming Facial Wash Versi “See The Real Me” Di Televisi). Kesimpulan dari penelitian ini adalah penyajian iklan yang menarik dan juga memiliki ide unik, dimana iklan dibuat dengan sebuah alur cerita seorang anak remaja yang telah menerima hidupnya dengan sebagaimana adanya dan pemasangan sound yang sangat cocok.

3. Moch. Chalid Firdaus (2018) menganalisis sebuah iklan yaitu Iklan Citra Sakura Fair UV Versi Febby Rastanty. Kesimpulan dalam penelitian ini menjelaskan bahwa dalam penyajiannya terdapat wanita remaja yang sangat ingin mempunyai warna kulit yang cerah.

Kekecewaan terjadi ketika perempaun tersebut telah menggunakan berbagai merk pemutih tetapi kulitnya tetap saja kusam. Pada akhirnya ketika perempuan tersebut telah menggunakan produk Citra Sakura Fair UV, dia merasakan kulit yang cerah dan merona seperti apa yang dia inginkan.

Dari penelitian terdahulu yang ada dapat dikatakan adanya perbedaan pada penelitian

yang dilakukan oleh penulis. Adanya perbedaan pada objek yang akan diteliti tetapi tetap

menggunakan teori semiotic yang sama yaitu teori semiotic Roland Barthes.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan menerapkan metode pembelajaran yang terintegrasi dengan teknologi komputer (seperti SPC) akan memberikan suatu model yang berbasis unjuk kerja, hal ini

Pada tahun 2010 penggunaan lahan domestik dalam sistem DAS Duriangkang diprediksi akan meningkat menjadi 1656,09 ha dan beban pencemar yang dihasilkan diprediksi sebesar 2804,45

Faktor teknis adalah segala persyaratan yang harus dipenuhi dalam kegiatan pembenihan ikan kerapu macan yang berhubungan langsung dengan aspek teknis dalam

Dari output diagram path t test di atas menunjukkan hubungan antara variable laten kepemimpinan mempunyai hubungan yang signifikan dengan variable observed X26, X27

Dapat menjadi sumber ilmu tambahan untuk berbagai pihak misalnya Aparatur penegak hukum seperti Polisi, Hakim, dan Jaksa yang mengawal jalannya penyelesaian kasus-kasus

Melaksanakan  Algoritma  berarti  mengerjakan  langkah‐langkah  di  dalam  Algoritma  tersebut.  Pemroses  mengerjakan  proses  sesuai  dengan  algoritma  yang 

(Raise The Red Lantern, 01:01:04-01:01:18) Dari tindakan Yan'er di atas dapat terlihat bahwa Yan'er tidak menyukai kehadiran Song Lian sebagai istri baru Chen Zuoqian dengan

Analisis keseluruhan menggunakan data hasil pemantauan GPS yang dipasang di enam titik stasiun berkala dan di sembilan titik stasiun kontinyu sebagai referensi hingga