• Tidak ada hasil yang ditemukan

PREDIKSI TEGANGAN DAN DISPLACEMENT PADA DESAIN ULANG POINT RIPPER DOZER D85E-SS-2 OLEH BEBAN VERTIKAL DENGAN SIMULASI METODE ELEMEN HINGGA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PREDIKSI TEGANGAN DAN DISPLACEMENT PADA DESAIN ULANG POINT RIPPER DOZER D85E-SS-2 OLEH BEBAN VERTIKAL DENGAN SIMULASI METODE ELEMEN HINGGA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PREDIKSI TEGANGAN DAN DISPLACEMENT PADA

DESAIN ULANG POINT RIPPER DOZER D85E-SS-2 OLEH

BEBAN VERTIKAL DENGAN SIMULASI METODE ELEMEN

HINGGA

Agung Supriyanto1, Muhammad Vendy Hermawan2

1,2Program Studi Teknik Mesin, Akademi Teknologi Warga Surakarta

Email: agungatw@yahoo.com

ABSTRAK

Dozer memiliki komponen point ripper yang berfungsi untuk menembus ke dalam tanah berupa cakar yang dipasang di belakang unit. Penggarukan merupakan metode pembongkaran massa batuan secara mekanis. Prinsip kerjanya adalah menembus ripper ke dalam massa batuan. Kondisi kekerasan tanah dan batuan ini menyebabkan point riper mengalami gesekan, gaya tekan dan beban kejut yang menyebabkan kerusakan berupa keausan. Penggunaan metode Computer Aided Engineering (CAE) dapat menganalisis perilaku mekanik model desain untuk memahami dan menguji kemampuan kinerja dari desain yang dibuat. CAE dapat menggambarkan distribusi tegangan dan perpindahan baik secara grafis maupun numerik.

Tegangan von miss maksimum yang bekerja pada model untuk sudut 160o adalah 1,73.107 N / m2, sudut 165o adalah 1,72.107 N / m2, dan sudut 170o adalah 1,73.107 N / m2. Perpindahan maksimum yang bekerja pada model untuk sudut 160o adalah 2,14 mm, sudut 165o adalah 2,12 mm, dan sudut 170o adalah 0,00704 mm. Distribusi tegangan terkecil disepanjang titik pengamatan adalah desain dengan sudut 160o sebesar 2,38.103 N / m2 dan tegangan terbesar adalah desain dengan sudut 170o sebesar 2,83.103 N / m2. Distribusi displasemen terkecil sepanjang titik pengamatan adalah desain dengan sudut 170o sebesar 1, 82.10-6 mm dan tegangan terbesar adalah desain dengan sudut 165o sebesar 4.61.10-4 mm.

K

ata kunci : Dozer, point ripper, gaya tekan, gaya kejut, dan tegangan.

ABSTRACT

Dozers have a point ripper component that serves to penetrate into the ground in the form of claws that are attached behind the unit. Scratching is a method of dismantling rock mass mechanically. the principle works is to penetrate the ripper into the rock mass. This hardness of soil and rock conditions causes the point riper to experience friction, compressive force and shock loads which cause damage in the form of wear and tear. The use of Computer Aided Engineering (CAE) methods can analyze the mechanical behavior of a design model to understand and test the performance capabilities of the designs created. CAE can describe the distribution of stresses and displacments both graphically and numerically.

Maximum von misses stress acting on the model for 160o angle is 1,73.107 N / m2, 165o

angle is 1,72.107 N / m2, and 170o angle is 1,73.107 N / m2. The maximum displacement acting on

the model for 160o angle is 2,14 mm, 165o angle is 2,12 mm, and 170o angle is 0,00704 mm. The

smallest stress distribution along the observation point is a design with an angle of 160o of

2,38.103 N / m2 and the largest stress is a design with an angle of 170o of 2,83.103 N / m2. The

smallest displacement distribution along the observation point is a design with an angle of 170o

(2)

1. PENDAHULUAN

Dozer D85E-SS-2 salah satu dari jenis alat berat yang banyak digunakan dalam aktifitas pertambangan batu bara. Dozer mempunyai komponen point ripper yang berfungsi untuk melakukan penetrasi ke dalam tanah yang berbentuk menyerupai cakar (shank) yang dipasangkan di belakang unit. Saat penetrasi point ripper akan menerima berbagai gaya tekan sebagai reaksi dari tanah dan batuan. Penggaruan (ripping) merupakan metode pembongkaran massa batuan secara mekanis, prinsip kerjanya ialah dengan melakukan penetrasi shank (gigi ripper ) kedalam massa batuan. Dalam mekanisme penggaruan, penetrasi gigi ripper kedalam massa batuan sangat menentukan apakah suatu massa batuan dapat digaru. Semakin dalam penetrasi, maka semakin besar volume batuan yang terbongkar dan tingkat produktivitas ripper meningkat. Semakin keras massa batuan yang digaru maka penetrasi semakin dangkal dan tingkat produktivitas ripper menurun [1]. Kondisi kekerasan tanah dan batuan ini menyebabkan point riper mengalami gesekan, gaya tekan dan beban kejut (impack) yang menyebabkan kerusakan berupa keausan dan patah (fracture). Jumlah cakar ripper antara satu sarnpai lima buah. Bentuk dari shank ada 2 macam, lurus dan lengkung. Shank lurus dipakai untuk material yang padat dan batuan berlapis. Sedangkan shank yang lengkung dipakai untuk batuan yang retak.

Dalam pembuatan komponen mekanik dibutuhkan perencanaan yang matang. Berbagai metode dikembangkan agar dalam proses perencaan bisa berjalan dengan efektif dan menghasilkan produk yang bermutu sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan. Berbagai kemungkinan terkait unjuk kerja dari komponen yang akan dibuat harus di pertimbangkan dengan baik. Proses perencanaan di laksanakan dengan menginterpretasikan berbagai informasi perencanaan ke alur proses manufaktur [2],[3]. Penggunaan metode Computer Aided Engineering (CAE) dapat menganalisis perilaku mekanik dari suatu model desain untuk memahami dan menguji kemampuan unjuk kerja dari desain yang dibuat. CAE ini dapat menggambarkan distribusi tegangan dan displacment baik secara grafis maupun numerik. Analisis struktur dengan menggunakan perangkat CAE (Computer Aided Engineering) multi disiplin dapat menganalisis perilaku fisik dari sebuah model untuk memahami dan meningkatkan kemampuan dari desain yang dihasilkan. Analisis struktur dapat digunakan untuk menghitung tegangan, defleksi lalu memprediksikan perilaku desain pada kehidupan nyata [4].

2. BAHAN DAN METODE

A. Bahan : Unit komputer

Perangkat lunak CATIA V5R.20 B. Metodologi

1. Pengambilan data komponen : data dimensi komponen yang akan dibuat model diambil dengan mengukur secara langsung pada unit yang sudah ada. 2. Pembuatan model : pemodelan dilakukan dengan menggunakan perangkat

lunak Catia V5R20. Pemodelan dilakukan secara tiga dimensi dengan membuat variasi sudut kemiringan point riper. Sudut di variasikana dalah sudut 160o, 165o dan170o. Sedangkan dimensi lainnya dibuat sama.

(3)

Gambar 1. Dimensi model

3. Pengisian parameter analisis a. Melakukan mesh

Gambar 2. Mesh

(4)

c. Menentukan lokasi fixed geometri

Gambar 4. Lokasi clamp

d. Menentukan lokasi dan besar beban (load)

Gambar 5. Pembebanan

4. Menjalankan program

(a) (b) ( c)

Gambar 6. Besar tegangan von misses (a: sudut 160o, b: sudut 165o, sudut 170o)

(a) (b) ( c)

(5)

1. Konsep metode elemen hingga

Kendala yang dialami dalam proses perancangan adalah perhitungan matematis pada sebuah model yang komplek dengan bentuk yang tidak teratur. Untuk kasus seperti ini penyelesian dilakukam dengan pendekatan numerik dimana model di pecah dalam bagian-bagian kecil. Bila suatu kontinu dibagi-bagi menjadi beberapa bagian yang lebih kecil (subregion) maka bagian-bagian kecil ini disebut elemen hingga. Proses pembagian suatu kontinu menjadi elemen hingga ini dikenal sebagai proses pembagian (deskritisasi), sehingga elemen hingga merupakan pendekatan bagian demi bagian dengan menggunakan polinomial yang mana masing-masing terdefinisi pada daerah (elemen) yang kecil dan dinyatakan dalam harga-harga titik simpul dari fungsi tersebut [5]. Tujuan utama analisis dengan menggunakan Metode Elemen Hingga adalah untuk memperoleh pendekatan tegangan dan perpindahan yang terjadi pada suatu struktur [5], [6].

2. Konsep Tegangan dan regangan

Jika sebuah benda elastis ditarik oleh suatu gaya, benda tersebut akan bertambah panjang sampai ukuran tertentu sebanding dengan gaya tersebut, yang berarti ada sejumlah gaya yang bekerja pada setiap satuan panjang benda. Gaya yang bekerja sebanding dengan panjang benda dan berbanding terbalik dengan luas penampangnya. Besarnya gaya yang bekerja dibagi dengan luas penampang didefinisikan sebagai Tegangan (stress).

𝜎 =𝐹

𝐴 ………1

Keterangan :

σ = Tegangan (N/m² atau Pascal (Pa)) F = Gaya normal (N)

A = Luas Penampang (m2)

Pada suatu bidang yang dikenal suatu gaya akan terdapat dua jenis tegangan yang mempengaruhi bidang tersebut, yaitu :

1. Tegangan Normal

Adalah tegangan yang tegak lurus terhadap permukaan benda yang ditimbulkan oleh gaya aksial dan momen lentur. Tegangan normal terbagi menjadi dua macam, yaitu Tegangan normal yang menghasilkan suatu tarikan (tension) pada permukaan suatu benda. Tegangan normal yang menghasilkan suatu dorongan (compression) pada permukaan benda. 2. Tegangan geser

Komponen lain dari intensitas gaya yang bekerja sejajar dengan bidang dari luas elemen adalah tegangan geser yang di rumuskan sebagai berikut:

𝜏 = 𝐿𝑖𝑚𝑖𝑡 ∆𝑉

∆𝐴……….2

Keterangan:

τ = Tegangan (N/m² atau Pascal (Pa)) V = Gaya geser (N)

A = Luas Penampang (m2)

(6)

tegangan pada suatu bahan adalah berbanding lurus dengan regangan. Secara matematis, regangan dapat ditulis sebagai :

ɛ =𝛿

𝐿 ……….3

Keterangan:

ɛ = Regangan (tanpa satuan) δ = perubahan panjang (m) L = Panjang awal (m)

Hubungan tegangan dan regangan di rumuskan sebagai berikut: 𝜎 = 𝐸. 𝜀……….4

Keterangan:

E = Modulus elastisitas (N/m2)

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari gambar 6 terlihat bahwa tegangan von misses maksimal untuk sudut 160o

adalah sebesar 1,73.107 N/m2, sudut 165o adalah sebesar 1,72.107 N/m2, dan sudut 170o

adalah sebesar 1,73.107 N/m2. Sedangkan tegangan von misses minimal untuk sudut 160o

adalah sebesar 1,67.103 N/m2, sudut 165o adalah sebesar 1,75.103 N/m2, dan sudut 170o

adalah sebesar 1,79.103 N/m2. Dari tampilan grafis terlihat bahwa lokasi tegangan

maksimal (warna merah) dan minimal (warna biru) untuk semua sudut adalah sama.

Gambar 7. Grafik tegangan von misses

Dari gambar 7 menunjukkan bahwa meskipun perbedaan yang terjadi tidak terlalu signifikan, terlihat bahwa tegangan maksimal terkecil terjadi pada desain dengan sudut 1650 dan tegangan minimal yang paling kecil terjadi pada desain dengan sudut 165o

Dari gambar 7 terlihat bahwa displacement maksimal untuk sudut 160o adalah

sebesar 2,14 mm, sudut 165o adalah sebesar 2,12 mm, dan sudut 170o adalah sebesar

0,00704. Sedangkan displacement minimal untuk semua sudut adalah sama sebesar 0 mm. Dari tampilan grafis terlihat bahwa lokasi displacement maksimal (warna merah) dan minimal (warna biru) untuk semua sudut adalah sama.

0.00 1.00 2.00 3.00 4.00

160o 165o 170o

Tegan gan x E 7 (N /m 2) Sudut

Tegangan von misses

Minimal Maksimal

(7)

Gambar 8. Grafik displacement

Meskipun perbedaan yang terjadi tidak terlalu signifikan, terlihat bahwa tegangan maksimal yang paling kecil terjadi pada desain dengan sudut 160o.

Gambar 9. Titik pengamatan penampang melintang

Pengamatan besarnya tegangan dan displacement pada setiap elemen dari model, di fokuskan pada sepuluh titik dari penampang melintang objek yang diamati. Hal ini hanya sebagai sampel dengan tujuan untuk menyederhanakan pengamatan karena pada kenyataannya model ini dipecah menjadi 4815 elemen yang terlalu panjang kalau di hitung semua. 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50

160o 165o 170o

D isp lac e m e n t (m m ) sudut

Displacement

Minimal Maksimal

(8)

Tabel 1. Besar tegangan von misses pada titik yang diamati

Titik pengamatan

Tegangan (Pa)

Sudut 160o Sudut 165o Sudut 170o

1 2,38.103 2,52.103 2,83.103 2 2,72.103 2,99.103 5,66.103 3 1,23.104 2,94.104 3,82.104 4 5,22.104 7,66.104 4,37.104 5 1,96.105 1,90.105 2,64.105 6 5,56.105 5,28.105 5,18.105 7 6.39.106 2,62.106 2,63.106 8 8.70.106 8,57.106 8,68.106 9 8,17.106 1,37.107 1,14.107 10 1.31.107 1,29.107 1,3.107

Gambar 10. Grafik tegangan pada titik pengamatan

Dari tabel 1 dan gambar 10 terlihat bahwa desain dengan distribusi tegangan paling kecil sepanjang titik pengamatan adalah desain dengan sudut 160o dan tegangan terbesar

adalah desain dengan sudut 170o.

Tabel 2. Besar displacement pada titik yang diamati

Titik pengamatan

Displacement (m)

Sudut 160o Sudut 165o Sudut 170o

1 3,59.10-4 4,61.10-4 1,82.10-6 2 4,80.10-4 5,42.10-4 2,38.10-6 3 6,57.10-4 1,06.10-3 6,19.10-6 4 2,31.10-3 2,62.10-3 7,55.10-6 5 3,58.10-3 3,40.10-3 8,10.10-5 6 1,30.10-2 1,79.10-2 5,70.10-5 7 8,77.10-2 1,65.10-1 3,83.10-4 8 3,68.10-1 3,94.10-1 7,81.10-4 9 1,38 1,36 4,55.10-3 10 1,75 1,72 5,76.10-3 0.00E+00 1.00E+07 2.00E+07 3.00E+07 4.00E+07 5.00E+07 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Tegan gan (N /m 2) Titik pengamatan

Tegangan pada titik pengamatan

Sudut 170o Sudut 165o Sudut 160o

(9)

Gambar 11. Grafik tegangan pada titik pengamatan

Dari tabel 2 dan gambar 11 terlihat bahwa desain dengan distribusi displacement paling kecil sepanjang titik pengamatan adalah desain dengan sudut 165o dan tegangan

terbesar adalah desain dengan sudut 170o.

4. KESIMPULAN

1. Tegangan von misses maksimal yang bekerja pada model untuk sudut 160o

adalah sebesar 1,73.107 N/m2, sudut 165o adalah sebesar 1,72.107 N/m2, dan

sudut 170o adalah sebesar 1,73.107 N/m2.

2. Displacement maksimal yang bekerja pada model untuk sudut 160o adalah

sebesar 2,14 mm, sudut 165o adalah sebesar 2,12 mm, dan sudut 170o adalah

sebesar 0,00704

3. Distribusi tegangan paling kecil sepanjang titik pengamatan adalah desain dengan sudut 160o sebesar 2,38.103 N/m2 dan tegangan terbesar adalah desain

dengan sudut 170o sebesar 2,83.103 N/m2.

4. Distribusi displacement paling kecil sepanjang titik pengamatan adalah desain dengan sudut 170o sebesar 1,82.10-6 mm dan tegangan terbesar adalah

desain dengan sudut 165o sebesar 4,61.10-4 mm.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Amperadi, T. B. dan Sinaga, E. A. A., 2014, Evaluasi Produktivitas Alat Garu (Ripper) Berdasarkan Kekuatan Batuan Pt. Kitadin Site Embalut Kecamatan Tenggarong Seberang Kutai Kartanegara Propinsi Kalimantan Timur, JGP (Jurnal Geologi Pertambangan), Volume 1 No. 14 Februari 2014

[2] Chang, T.C., Richard A. Wysk, Hsu-Pin Wang, 1998, Computer Aided Manufacturing, Second edition, Prentice Hall, New Jersey.

[3]

Nugroho, M. T., Ma’ruf. A., Pengembangan Metode Perancangan Dan Modifikasi Fixture Dengan Pendekatan Varianpada Modular Fixture Berbasis Dowel-Pin, jurnal teknik gelagar, Vol. 19, No. 01 April 2008 : 62 – 68

0.00E+00 1.00E+00 2.00E+00 3.00E+00 4.00E+00 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 D isp lac e m e n t (m m ) Titik pengamatan

Displacement pada titik pengamatan

Sudut 170o Sudut 165o Sudut 160o

(10)

[4] Wandono, F.A., 2017, The Fem Model To Determine Von Mises Stress Of The Main Landing Gear Wheel Shaft Of Lsu-05, Seminar Nasional Iptek Penerbangan dan Antariksa XXI-2017

[5] Abidin, Z., Rama, B. R., 2015, Analisa Distribusi Tegangan Dan Defleksi Connecting Rod Sepeda Motor 100 Cc Menggunakan Metode Elemen Hingga, jurnal rekayasa mesin Vol. 15 No. 1 Februari 2015

[6] Weaver., W.Jr., Johnston, P.R., 1993, Elemen Hingga Untuk Analisis Struktur, Edisi kedua, Eresco, Bandung.

Gambar

Gambar 2. Mesh  b.  Memberi properties material
Gambar 6. Besar tegangan von misses (a: sudut 160 o , b: sudut 165 o , sudut 170 o )
Gambar 7. Grafik tegangan von misses
Gambar 8. Grafik displacement
+3

Referensi

Dokumen terkait

Pada saat Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 153/PMK.07/2007 tentang Peta Kapasitas Fiskal Dalam Rangka Penerusan Pinjaman Luar

Hal ini menunjukkan bahwa aplikasi secara tugal dan secara melarutkan pupuk urea dalam air sebelum di aplikasi ke sekeliling tanaman jagung memberikan hasil sama baiknya

sering. Jumlah bunga yang muncul tiap kali berbunga yaitu 16-20 kuntum dalam satu perbungaan dengan lama mekar sekitar 2-4 minggu. 193) berbunga sepanjang tahun. Hal ini

Analisis dan Desain Algoritma (PG167) 2 2019/2020 Dengan instruksi int A[7], akan disiapkan sebuah array satu dimensi bertipe int dengan 7 elemen yang diberi nomor indeks

Tampilan halaman ini adalah halaman View laporan stok harian untuk pemilik website toko online AKADHA SHOP, dimana View laporan stok harian ini digunakan sebagai laporan yang

Kerugian Head (Head Losses) adalah untuk mengatasi kerugian-kerugian yang terdiri mengatasi kerugian-kerugian yang terdiri atas head kerugian gesak di dalam pipa-pipa, dan head

Apabila ada aset tetap yang diperoleh melalui sewa guna usaha ( leasing ), bandingkan daftar aset dengan perjanjian sewa guna usaha tersebut, telaah apakah pencatatan sudah

Dengan Merancang Pusat Edukasi dan galeri seni rupa kontemporer yang menampilkan bentuk, ruang dan tatanan lahan dengan menerapkan tema arsitektur kontemporer di harapkan