• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI OPENIMS SERVER DAN ASTERISK SERVER YANG DIINTERKONEKSIKAN MELALUI ENUM SERVER UNTUK LAYANAN VOIP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI OPENIMS SERVER DAN ASTERISK SERVER YANG DIINTERKONEKSIKAN MELALUI ENUM SERVER UNTUK LAYANAN VOIP"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI OPENIMS SERVER DAN ASTERISK SERVER YANG DIINTERKONEKSIKAN MELALUI ENUM SERVER UNTUK

LAYANAN VOIP

Effan Najwaini¹, Rendy Munadi ², Asep Mulyana³

¹Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom

Abstrak

Kebutuhan bandwidth yang memadai, mobilitas yang tinggi serta layanan multimedia pada saat ini memunculkan konsep teknologi IMS (IP Multimedia Subsystem) yang melengkapi teknologi NGN (Next Generation Network) berbasis Softswitch. Kemunculan konsep teknologi tersebut mendorong berbagai perusahaan dan lembaga – lembaga penelitian untuk

mengimplementasikannya dalam bentuk software (contohnya Asterisk dan OpenIMS). Software – software tersebut jika diinstal di komputer dapat menjadi sebuah sever dengan berbagai layanan.

Server - server tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing – masing. Permasalahan yang muncul kemudian adalah bagaimana caranya agar server – server tersebut bisa saling terhubung, sehingga client masing – masing server dapat saling berhubungan.

Asterisk dan OpenIMS menggunakan protokol pensinyalan SIP sehingga memungkinkan

keduanya untuk saling berhubungan. Untuk memudahkan hubungan keduanya, dapat digunakan server Enum yang mampu menerjemahkan alamat penomoran seperti PSTN (E.164) ke alamat URI (Uniform Resource Identifier). Pada Tugas Akhir ini OpenIMS dan Asterisk server

diinterkoneksikan melalui Enum server. Kemudian dianalisa performansi server serta nilai dari PDD (Post Dial Delay) dari sistem tersebut.

Dari pengujian diperoleh nilai maksimal PDD sebesar 493,656 ms untuk panggilan dari user OpenIMS ke telepon analog Asterisk (FXS) dengan kedatangan panggilan ke masing – masing server 30 call/s. OpenIMS mampu melayani maksimal 30 call/s dengan prosesor komputer 1,55 GHz, sedangkan Asterisk dengan prosesor komputer 3,0 GHz mampu melayani maksimal 55 call/s. Pada Enum server dengan prosesor komputer 1,15 GHz mampu melayani maksimal 8156 query/s.

Kata Kunci : NGN, OpenIMS, Asterisk, ENUM, PDD

Abstract

The need of adequate bandwidth, high mobility, and multimedia services, at this time issued of IMS technology concept (IP Multimedia Subsystem) to complete the NGN technology (Next Generation Network) based Softswitch. Occurrence of the new concept of technology is to encourage companies and research institutes to implement in the form of software (for example, asterisk and OpenIMS). Software - software if installed on the computer can be act as a server with variety services. Those servers have each advantages and disadvantages. The problem that arises is how the servers can be connected each other, so each client and server can be

interconnected.

Asterisk and OpenIMS use SIP signal protocol to enable both of them to be connected. To facilitate the relationship of both, can be used Enum server that is able to translate the

numbering address such as PSTN (E.164) to URI address (Uniform Resource Identifier). In this final task, OpenIMS and Asterisk server is interconnected through Enum server. Then analyze the server performance and value of PDD (Post Dial Delay) from that system.

From the test, we obtain the maximum PDD value is 493.656 ms for a call from OpenIMS user to analog Asterisk telephone (FXS) with a arrival call each servers is 30 call/s. OpenIMS able to serve maximum 30 call/s with computer processor 1.55 GHz, while the Asterisk with computer

processor 3.0 GHz able to serve maximum 55 call/s. Enum on server with 1.15 GHz computer processor capable of serving maximum of 8156 queries / s.

Keywords : NGN, OpenIMS, Asterisk, ENUM, PDD

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Fakultas Teknik Elektro Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Interkoneksi dan konvergensi antara jaringan PSTN, PLMN, dan jaringan IP akan menghasilkan jaringan yang handal dengan berbagai macam layanan komunikasi dengan didukung oleh bandwidth memadai dan mobilitas yang tinggi. Dengan konsep inilah, teknologi jaringan IP Multimedia Subsystem (IMS) muncul yang melengkapi teknologi Next Generation Network dengan berbasiskan teknologi softswitch.

Saat ini dikembangkan software – software yang berbasiskan arsitektur NGN.

OpenIMS merupakan software yang berbasis arsitektur IMS yang mampu menyediakan berbagai macam fitur multimedia, sedangkan Asterisk adalah software yang berbasis arsitektur softswitch yang mampu menghubungkan antara jaringan paket dan jaringan sirkuit. Dengan adanya kedua software ini, kita mampu membuat suatu teknologi NGN secara sederhana dengan biaya yang relatif murah.

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan yang ingin dicapai dari tugas akhir ini adalah untuk merancang dan mengimplementasikan dua server yaitu OpenIMS dan Asterisk yang mampu menangani panggilan VoIP, dan juga menginterkoneksikan keduanya dengan menggunakan Enum server. Aplikasi ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan akan layanan multimedia melalui jaringan IP, serta mempermudah komunikasi antar client dengan dua server yang berbeda tersebut. Melalui interkoneksi ini, kelebihan – kelebihan yang dimiliki Asterisk dapat digunakan oleh OpenIMS begitu juga sebaliknya.

1.3Rumusan Masalah

Permasalahan yang dijadikan obyek penelitian dan pengembangan tugas akhir ini adalah :

a. Bagaimanakah pembangunan sebuah VoIP server menggunakan Asterisk ? b. Bagaimanakah pembangunan sebuah VoIP server menggunakan OpenIMS?

(3)

BAB I PENDAHULUAN

Institut Teknologi Telkom 2

c. Bagaimanakah pembangunan sebuah Enum server yang dapat mendukung pemetaan nomor ?

d. Bagaimanakah merancang interkoneksi antara server Asterisk dengan OpenIMS menggunakan pemetaan nomer dari Enum server ?

e. Bagaimanakah performansi dari hubungan perancangan interkoneksi tersebut ?

1.4 Batasan masalah

Adapun batasan masalah dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Implementasi OpenIMS dengan sistem operasi gentoo 2007, Asterisk dengan sistem operasi Trixbox dan ENUM menggunakan sistem operasi ubuntu 8.04.

2. DNS untuk ENUM server menggunakan BIND.

3. Implementasi di jaringan laboratorim T.Switching.

4. Sistem tidak memperhitungkan aspek keamanan.

5. Hanya menggunakan Ipv4.

6. Hanya menganalisa pada jaringan wired (kabel).

7. Hanya menganalisa untuk layanan suara (VOIP).

8. Performansi yang akan dianalisis adalah parameter-parameter yang menentukan PDD (Post Dial Delay).

9. Menggunakan protokol pensinyalan SIP.

1.5 Hipotesis

Tidak ditemukannya dokumen penelitian tentang interkoneksi antara OpenIMS server dan Asterisk server menggunakan Enum server sehingga belum dapat dipastikan implementasi ini berhasil. Asterisk server dapat menggunakan protokol signaling H323, SIP dan IAX, sedangkan OpenIMS hanya menggunakan protokol signaling SIP sehingga dengan menggunakan protokol signaling SIP ada kemungkinan kedua server ini untuk dapat diinterkoneksikan.

1.5 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah:

Fakultas Teknik Elektro Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi

(4)

BAB I PENDAHULUAN

Institut Teknologi Telkom 3

1. Tahap Studi Literatur

Pada tahap ini dilakukan pencarian dan pengumpulan literatur-literatur berupa artikel, jurnal, buku referensi, dan sumber lain untuk mendalami tentang konsep softswitch, IMS dan ENUM.

2. Tahap Implementasi

Pada tahap ini dibuat ketiga server yaitu Asterisk, OpenIMS dan ENUM, serta memastikan masing – masing server berjalan dengan normal sebelum diinterkoneksikan. Kemudian dengan bantuan konversi penomoran dari enum server dilakukan interkoneksi antara server Asterisk dengan OpenIMS sehingga kedua client dari masing – masing server dapat saling berhubungan.

3. Tahap Analisis

Dari implementasi kemudian dilakukan analisis untuk mengetahui performansi kinerja sistem diatas. Analisis ditekankan pada parameter Post Dial Delay (PDD) dengan trafik panggilan tertentu.

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan pada tugas akhir ini dibagi menjadi beberapa bab yang meliputi : BAB I PENDAHULUAN

Dalam Bab I ini dibahas mengenai Latar Belakang, Perumusan Masalah, Pembatasan Masalah, Maksud dan Tujuan, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

BAB II DASAR TEORI

Bab ini membahas model dan konfigurasi jaringan yang digunakan, teori dan konsep softswitch, IMS, ENUM dan parameter-parameter jaringan.

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI

Bab ini membahas tentang langkah-langkah serta tahap-tahap pembangunan masing – masing server dan interkoneksi semuanya.

BAB IV ANALISIS

Dalam bab ini dijelaskan analisa terhadap parameter-parameter performansi pada proses pembangunan komunikasi VoIP pada jaringan yang telah dibuat.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi mengenai kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan Tugas Akhir ini, yang dapat digunakan untuk pengembangan tugas akhir ini selanjutnya.

(5)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan dari hasil proses implementasi, pengujian, dan analisis maka dapat ditarik kesimpulan berikut.

1. Interkoneksi OpenIMS dan Asterisk melalui Enum telah berhasil dilakukan.

Dengan interkoneksi ini memungkinkan kedua user dapat saling berhubungan.

Melalui interkoneksi ini, user OpenIMS dapat memanfaatkan Asterisk sebagai gateway menuju jaringan circuit.

2. Pada proses pembangunan hubungan, Asterisk memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan OpenIMS. Pada proses authentikasi awal dan perutingan, Asterisk memerlukan waktu 254,57 ms sedangkan pada OpenIMS memerlukan waktu 2,75 ms. Asterisk server lebih mengandalkan kemudahan user dalam penyetingan proses routing, sedangkan OpenIMS lebih mengandalkan kecepatan proses pe- routing-an.

3. Beberapa hal yang mempengaruhi besarnya PDD yaitu lamanya server memproses panggilan dan juga banyaknya trafik ke server tersebut. Hasil dari PDD (Post Dial Delay) untuk semua skenario masih dibawah batas standard dari IETF yaitu 2,3 detik. Rata – rata PDD paling besar yaitu 493,66 pada skenario 3 dengan trafik pengganggu 30 panggilan per detik. Pada skenario ini, panggilan melewati tiga server, yaitu OpenIMS, Enum dan Asterisk. Sedangkan untuk rata – rata PDD paling kecil yaitu 107,87 pada skenario 1 tanpa trafik panggilan pengganggu. Pada skenario ini panggilan hanya melewati satu server yaitu OpenIMS.

4. Banyaknya trafik kedatangan panggilan atau query yang mampu dilayani oleh server tergantung pada jenis server dan spesifikasi komputer yang digunakan.

Pada implementasi ini, server OpenIMS hanya mampu melayani maksimal 30 panggilan per detik sedangkan server Asterisk mampu melayani 60 panggilan per detik. Server Asterisk mampu menangani panggilan lebih banyak karena menggunakan komputer dengan prosesor yang kecepatannya lebih tinggi (3.0 GHz pada Asterisk dan 1,55 GHz pada OpenIMS). Untuk server DNS / Enum dengan menggunakan kecepatan prosesor 1,15 GHz mampu menangani 8156 query per detik.

Fakultas Teknik Elektro Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi

(6)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Institut Teknologi Telkom

53 5. Pada pengerjaan Tugas Akhir ini ada beberapa hambatan dalam imlementasi.

Sedikitnya bahasan tentang OpenIMS pada saat pengerjaan Tugas Akhir ini, mempersulit proses pembelajaran software ini. Pada saat analisa dan pengambilan data hambatan ada pada generator panggilan atau query. Untuk generator ke OpenIMS, perlu dibuat script program untuk mendaftarkan 1000 user ke dalam database OpenIMS dan membuat script XML untuk registrasi dan proses panggilan. Setiap kegagalan generator SIPp dianalisa dengan mencapture paket – paket dari SIPp dan kemudian memperbaiki script – nya. Sebelum menggunakan software Mousezahn untuk generator panggilan dibuat script program sendiri yang dapat membangkitkan query per detik, tetapi setelah dilakukan tes ternyata program yang dibuat hanya mampu membangkitkan 40 query per detik sehingga program dianggap gagal.

5.2 SARAN

Saran yang dapat diajukan untuk penelitian lebih lanjut mengenai topik ini adalah:

1. Perlu dilakukan benchmark terhadap OpenIMS dan Asterisk sehingga dapat diamati secara jelas performansi kedua software tersebut.

2. Untuk implementasi lebih lanjut, perlu ditambah layanan multimedia disisi OpenIMS, sehingga dengan interkoneksi ini diharapkan user Asterisk juga mampu mengakses layanan multimedia tersebut.

3. Perlu dilakukan implementasi dan analisis dengan menggunakan IPv6.

4. Untuk OpenIMS perlu dianalisa dengan menggunakan user yang mobile dan diamati pengaruh call setup ketika terjadi handover.

(7)

DAFTAR PUSTAKA

[1] IP Multimedia Subsystem (IMS) Service Architecture. Lucent Tecnologies Inc, www.lucent.com/accelerate. 2005

[2] Rosenberg, J.V. and H. Schulzrinne, 2002, SIP:Session Initiation Protocol, Request for Comments 3261, Internet Engineering Task Force.

[3] 3rd Generation Partnership Project; Technical Specification Group Services and System Aspects; IP Multimedia Subsystem (IMS); Stage 2 (release 6). www.3gpp.

[4] Gonzalo Camrillo, Miguel A. Garcia-Martin, “The 3G IP Mulitmedia Subsystem (IMS)”, ISBN 0-470-018118-6, May 2006

[5] The IMS:IP Multimedia Concepts and Services, Second Edition Miikka poikselka, Georg Mayer, Hisham Khartabil and Aki Niemi @ 2006 Jon Wiley & Sons, Ltd.ISBN:0- 470-01906-9

[6] Purbo, Onno W (2007). VoIP Cikal Bakal “Telkom Rakyat”. Jakarta : Gramedia.

[7] Schulzrinne, Henning (2000). Predicting Internet Telephony Call Setup Delay. Columbia University, USA.

[8] Sharif, Ben (2007). Trixbox-2 Without Tears. Australia.

[9] Albitz, Paul (2006). DNS and BIND. USA : O’Reilly Media, Inc.

[10] Shockey, Richard (2006). ENUM Review. USA : Neustar, Inc.

[11] http://f1naj.blogspot.com/2008/03/install-open-ims-gentoo.html [12] http://uctimsclient.berlios.de/openimscore_on_ubuntu_howto.html [13] http://www.digium.com/en/products/

[14] http://wiki.wireshark.org [15 ]http://ietf.org

[16 ]http://www.openimscore.com [17] http://openmaniak.com/iperf.php

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Fakultas Teknik Elektro Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi

Referensi

Dokumen terkait

diharapkan, dapat memberikan informasi yang jelas kepada pengunjung puskesmas.. Tujuan Umum dan

(1) Jika Ketua Dewan Pimpinan Provinsi dan atau Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota berhalangan melakukan tugasnya dalam waktu lebih dari 3 (tiga) bulan hingga maksimal 1 (satu) tahun,

Responden utama dalam sampling unit RT itu adalah kepala RT, yang dipilih untuk mewakili kelompok-kelompok usaha yang akan terlibat langsung dalam proyek, sedangkan

Dalam perancangan dan simulasi yang dilakukan untuk antena susun versi 2 yang dilakukan mempunyai hasil yang sangat mendekati dengan spesifikasi radar yang dibutuhkan,

Adanya dukungan dari sebagian besar elemen masyarakat Ethiopia terhadap kebijakan yang diambil oleh pemerintah dalam rangka melibatkan diri dan mengirimkan pasukan

di Kota Baubau Berdasarkan angka sementara hasil pencacahan lengkap sensus pertanian 2013, jumlah usaha pertanian di Kota Baubau sebanyak 6.199 dikelola oleh rumah

Tujuan pendataan dan evaluasi pada wilayah bekas tambang dan PETI adalah untuk mengetahui adanya cadangan atau sumber daya tertinggal, bahan galian lain serta mineral ikutan

Peraturan Menteri Dalam Negeri dimaksud telah diterbitkan pada tanggal 15 Mei 2006, yaitu Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan