Pikiran
Rakyat
o
Sen;n123
17
18
19
OJan
OPeb
o
Selasa
4
5
20
.Mar
o
Rabu
6 7
21 22
OApr OMei
o
Kam;s
0
Jumat
8
9
10
11
23
24
25
26
OJun
OJul
0
Ags
o
M;nggu
14
15
16
29
30
31
ONov
ODes
. Sabtu
12
13
27
G
OSep OOkt
I(onspirasi U
saha.
_
,._a. _ _._~. _ __'0. '_.,., ._,__
Dalam Pengadaan
-
--
--
'
. -"-
".-
Bara-ng
~-
-dan persekongkolan paralel yang disengaja. Persekongkolan intraperusahaan teIjadi bila dua nya korupsi cukup besar. Na- atau lebih pihak dari satu per-mun, dalam mekanisme tender usahaan yang sarna mengada-pun korupsi berpeluang teIjadi .
kan persetujuan untuk
melaku-bahkan peluang pelanggaran kan tindakan yang dapat meng-terhadap persaingan usaha pun harnbat persaingan. Sedangkan ada, yaitu persekongkolan atau persekongkolan paralel disenga-konspirasi usaha. ja teIjadi bila beberapa
perusa-Persekongkolan atau konspi- haan mengikuti tindakan yang rasi usaha diartikan dengan dilakukan perusahaan besar bentuk keIja sarna yang dilaku- yang sebenarnya bagi mereka kan pelaku usaha dengan pela- merupakan pesaing. Tindakan ku usaha lain dengan maksud yang mengarah pada persekong-untuk menguasai pasar yang kolaIi yang dilarang sebagaima~ bersangkutaiibilgi kepentingan na dalam PaSal22 yaitu perse~ pelaku usaha yang bersekong- kongkolan paralel disengaja. kol (Pasal r Angka 8 Undang- Telah menjadirahasia umum Undang No. 5 Tahun 1999). bahwa dalarn pengadaan barang Menurut Pasal22, pelaku usa- danjasa baik di istitusi pemerin-ha dilarang bersekongkol de- tah ataupun BUMN sering teIja-ngan pihak lain untuk meng
-
di persaingan curAng yangdila-atur dan atau menentukan pe- kukan peserta tender dengan menang tender sehingga dapat penyelenggara tender dengan mengakibatkan teIjadinya per- card penyuapan sehingga peme-saingan usaha tidak sehat. nang tender sebetulnya direka-Sanksi pidana yang dijatuh- yasa. Akibatnya, kualitas peng-kan terhadap pelaku usaha adaan barang kurang memuas-yang secara sah dan meyakin- kan meskipun harganya maksi-kan melakumaksi-kan persekongkolan mal. Pasal 209 KUHP meng-mendapat ancaman pidana atur sanksi untuk pelaku penyu-denda serendah-rendahnya Rp apan dengan ancaman hukum-5 miliar dan setinggi-tingginya an maksimal dua tahun dan Pa-Rp 25 miliar atau pidana ku- sal419 untuk pejabat yang me-rungan pengganti denda sela- nerima suap dengan ancaman ma-Iarnanya lima bulan (Pasal pidana maksimallima tahun.
48 Ayat 2). Tindakan penyuapan
meng-Secara teoritis, persekongko- akibatkan kerugian bagi negara Ian dapat dibedakan antara per- dan masyarakat sehingga baik sekongkolan intraperusahaan~ ~:..!pelaku maupun penerima suap-, -
---Oleh SUDARYAT
M
ASIH segar dalamingatan kita pada pe-milu sebelumnya, di mana pengadaan kertas, tinta dan perlengkapan pemilu lain-nya menyisakan masalah dan
menyeret petinggi
-
petinggiKPU ke jeruji besi, karena terli-bat korupsi. Tidak hanya itu, masyarakat juga dikagetkan de-ngan kualitas tinta pemilu pada pemilu legislatif sebelumnya yang begitu rendah dan berbe-da kualitasnya dengan tinta yang digunakan dalam pemilu presiden dan wakil presiden. Rasanya Indonesia sudah pe-nuh sesak dengan kolusi, ko-rupsi, dan nepotisme, meski para pelaku telah ditangkap dan dijatuhi hukuman pidana. Mudah-mudahan dalam pemi-lu sekarang kejadian tersebut tidak terulang lagi.
Sebetulnya dalarn pengadaan barang dan jasa untuk intansi pemerintah dan badan usaha milik negara ada mekanisme yangjelas, yaitu melalui meka~ nisme tender atau melalui me-kanisme penunjukan langsung. Mekanisme tersebut juga di-atur dalarn Keputusan Presiden tentang Pengadaan Barang dan Jasa. Korupsi berpeluang teIja-di pada kedua mekanisme ter-sebut. Pada mekanisme penun-jukan langsung peluang
akan dikenai sanksi pidana ka-rena melakukan korupsi, se-dangkan pelaku usaba yang ter-bukti me\akukan persekongko-Ian dikenakan ancaman pidana 1 dalam UU Persaingan Usaha. Dalam pengadaan barang atau jasa, praktik penyuapan berlan-jut pada praktik persekongko-Ian. Kedua-duanya merupakan tindak pidana, yang satu tergo-long korupsi sedangkan yang satu lagitermasuk persaingan usaha. Kedua-duanya menjadi kewenangan lembaga peradilan umum untuk memeriksa dan lfiemutus perkara teI'sebut.
Menjelang pemilu, KPU ber-kewajiban menyiapkan berbagai perlengkapan pemilu di antara-nya surat suara, kotak suara, tin-ta suara, dan lain-Iainnya. Da-lam pengadaan perlengkapan pemilu, KPU melakukan tender. Tender yang dilakukan KPU ha-rns diawasi supaya terhindar da-ri tindakan penyda-riapan dan per-sekongkolan. Pengawasan Il1e-rupakantindakan preventif gu-na mencegah terjadinya tindak pidana. Hal ini dilakukan supa-ya potensi kerugian negara dan masyarakat dapat diminimalisa-si.
Apabila proses pengadaan te-lab dilakukan maka langkah kuratif dapat dilakukan. Lang-kab ini ada pada Badan Peme-riksa Keuangan dan Pemba-ngunan (BPKP) sebagai auditor pemerintah untuk melakukan
audit investigatif sehingga seca-ra cepat adanya kerugian nega-ra dapat terungkap. Hasil audit investigatif ini akan menjadi bekal bagi kejaksaan atau Ko-misi Pemberantasan Korupsi untuk memproses tindak pida-na korupsi. Khusus peluang tindak pidana persekongkolan di antara pelaku usaha yang mengikuti tender pengadaan perlengkapan pemilu, kewajib-an Komisi Pengawas Persaing-an Usaha (KPPU) untuk meng-ungkapnya. Hasil pemeriksaan-nya dapat menjadi bekal bagi kejaksaan untuk memproses pelanggaran lebih Ianjut.
Pemerintal1 telah membuat keputusan presiden tentang pengadaanbarang sebagai sua-tu norma, namun kepres ini akan efektif apabila diikuti ke-patuhan masyara~at pelaku usaha serta menjadi lengkap apabila aparat penegak hukum tanggap dalam memproses. pe-langgaran hukum. Sebagai sua-tu sistem hukum, maka hukum yang baik belum menjamin ter-jadinya penegakan hukum jika tidak diikuti dengan kepatuhan dari masyarakat yang akan me-laksanakan hukum serta aparat penegak hukum yang meng-awal proses pelaksanaan hu-kum.***