• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keppres 32 1990 pengelolaan kawasan lindung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Keppres 32 1990 pengelolaan kawasan lindung"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Ke p u t u sa n Pr e sid e n N o. 3 2 Ta h u n 1 9 9 0

Te n t a n g : Pe n g e lola a n Ka w a sa n Lin d u n g

Oleh : PRESI DEN REPUBLI K I NDONESI A Nom or : 32 TAHUN 1990 ( 32/ 1990)

Tanggal : 25 JULI 1990 ( JAKARTA)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Presiden Republik I ndonesia,

Menim bang:

a. bahwa ruang selain m erupakan sum ber alam yang pent ing art inya bagi k ehidupan dan perencanaan sert a pelak sanaan pem bangunan yang berkelanj ut an j uga m engandung fungsi pelest arian lingkungan hidup yang m encakup sum ber alam , sum ber daya buat an sert a nilai sej arah dan buday a bangsa, y ang m em erluk an pengat uran bagi pengelolaan dan perlindungannya;

b. bahwa dengan sem akin t erbat asnya ruang, m aka unt uk m enj am in t erselenggaranya kehidupan dan pem bangunan yang berkelanj ut an dan t erpeliharanya fungsi pelest arian, upaya pengat uran dan

perlindungan diat as perlu dit uangkan dalam kebij aksanaan pem bangunan pola t at a ruang;

c. bahwa dalam rangka kebij aksanaanpem bangunan pola t at a ruang t ersebut perlu dit et apkan adanya kawasan lindung dan pedom an

pengelolaan kawasan lindung yang m em beri arahan bagi badan hukum dan perseorangan dalam m erencanak an dan m elak sanak an program pem bangunan;

Mengingat :

1. Pasal 4 ay at ( 1) dan pasal 33 ay at ( 3) Undang- undang Dasar 1945;

(2)

3. Undang- undang Nom or 5 Tahun 1950 t ent ang perat uran Pok ok - pok ok Agraria ( Lem baran Negara Tahun 1960 Nom or 104, Tam bahan

Lem baran Negara Nom or 2043) ;

4. Undang- undang Nom or 5 Tahun 1967 t ent ang Ket ent uan- ket ent uan Pok ok Kehut anan ( Lem baran Negara Tahun 1967 Nom or 8, Tam bahan Lem baran Negara Nom or 2823) ;

5. Undang- undang Nom or 11 Tahun 1967 t ent ang Ket ent uan- ket ent uan Pok ok Pert am bangan ( Lem baran Negara Tahun 1967 Nom or 22, Tam bahan Lem baran Negara Nom or 2831) ;

6. Undang- undang Nom or 5 Tahun 1974 t ent ang Ket ent uan- ket ent uan Pok ok - pokok Pem erint ahan di Daerah ) Lem baran Negara Tahun 1974 Nom or 38, Tam bahan Lem baran Negara Nom or 3037) ;

7. Undang- undang Nom or 11 Tahun 1974 Tent ang Ket ent uan- ket ent uan Pok ok Pengairan ( Lem baran Negara Tahun 1974 Nom or 65, Tam bahan Lem baran Negara Nom or 3046) ;

8. Undang- undang Nom or 4 Tahun 1982 t ent ang Ket ent uan- ket ent uan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup ( Lem baran Negara Tahun 1982 Nom or 12, Tam bahan Lem baran Negara Nom or 3215) ;

9. Perat uran Pem erint ah Nom or 28 Tahun 1985 t ent ang Perlindungan Hut an ( Lem baran Negara Tahun 1985 Nom or 39, Tam bahan Lem baran Negara Nom or 3294) ;

10. Perat uran Pem erint ah Nom or 29 Tahun 1986 t ent ang Analisis

Mengenai Dam pak Lingk ungan ( Lem baran Negara Tahun 1986 Nom or 42, Tam bahan Lem baran Negara Nom or 3338)

11. Keput usan Presiden Nom or 57 t ahun 1989 t ent ang Tim Koordinasi Pengelolaan Tat a Ruang Nasional;

MEMUTUSKAN:

(3)

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Keput usan Presiden ini yang dim aksud dengan:

1. Kawasan Lindung adalah kawasan yang dit et apkan dengan fungsi ut am a m elindungi kelest arian Lingkungan Hidup yang m encakup sum ber alam , sum ber day a buat an dan nilai sej arah sert a buday a bangsa guna kepent ingan Pem bangunan berkelanj ut an.

2. Pengelolaan kawasan lindung adalah upaya penet apan, pelest arian dan pengendalian pem anfaat an kawasan lindung.

3. Kawasan Hut an Lindung adalah kawasan hut an yang m em iliki sifat khas yang m am pu m em berikan lindungan kepada kawasan sekit ar m aupun bawahanny a sebagai pengat ur t at a air, pencegah banj ir dan erosi sert a m em elihara kesuburan t anah.

4. Kawasan Bergam but adalah k awasan y ang unsur pem bent uk t anahny a sebagian besar berupa sisa- sisa bahan organik yang t ert im bun dalam wakt u yang lam a.

5. Kawasan Resapan air adalah daerah yang m em punyai kem am puan t inggi unt uk m eresapkan air huj an sehingga m erupakan t em pat pengisian air bum i ( akifer) yang berguna sebagai sum ber air.

6. Sem padan Pant ai adalah kawasan t ert ent u sepanj ang pant ai yang m em punyai m anfaat pent ing unt uk m em pert ahankan kelest arian fungsi pant ai.

7. Sem padan Sungai adalah Kawasan sepanj ang kiri kanan sungai,

t erm asuk sungai buat an/ kanal/ saluran irigasi prim er, yang m em punyai m anfaat pent ing unt uk m em pert ahankan kelest arian fungsi sungai.

8. Kawasan sekit ar Danau/ Waduk adalah kawasan t ert ent u disekeliling danau/ waduk yang m em punyai m anfaat pent ing unt uk

m em pert ahankan kelest arian fungsi sungai.

9. Kawasan sekit ar m at a air adalah kawasan disekeliling m at a air yang m em punyai m anfaat pent ing unt uk m em pert ahankan fungsi m at a air.

(4)

k awasan pengawet an peragam an j enis t um buhan dan sat wa besert a ekosist em nya.

11. Kawasan suaka alam Laut dan Perairan lainya adalah daerah yang m ewakili ekosist em khas di laut an m aupun perairan lainya, yang m erupakan habit at alam i yang m em berikan t em pat m aupun

perlindungan bagi perkem bangan keanekaragam an t um buhan dan sat w a y ang ada.

12. Kawasan Pant ai berhut an Bakau adalah kawasan pesisir laut yang m erupakan habit at alam i hut an bakau ( m angrove) yang berfungsi m em beri perlindungan kepada perikehidupan pant ai dan laut an.

13. Tam an Nasional adalah kawasan pelest arian alam yang dikelola

dengan sist em zonasi yang dim anfaat kan unt uk t uj uan pengem bangan ilm u penget ahuan, pendidikan, pariwisat a dan rek reasi.

14. Tam an Hut an Raya adalah kawasan pelest arian yang t erut am a dim anfaat kan unt uk t uj uan koleksi t um buhan dan/ at au bukan asli, pengem bangan ilm u penget ahuan, pendidikan dan lat ihan, budaya, pariwisat a dan rekreasi.

15. Tam an Wisat a Alam adalah kawasan Pelest arian alam di darat m aupun di laut yang t erut am a dim anfaat kan unt uk pariwisat a dan rekreasi alam .

16. Kawasan Cagar Buday a dan I lm u Penget ahuan adalah k awasan y ang m erupakan lokasi bangunan hasil budaya m anusia yang bernilai t inggi m aupun bent ukan geologi yang khas.

17. Kawasan Rawan Bencana Alam adalah k awasan y ang sering at au berpot ensi t inggi m engalam i bencana alam .

BAB I I

TUJUAN DAN SASARAN

Pasal 2

( 1) . Pengelolaan kawasan lindung bert uj uan unt uk m encegah t im bulnya kerusakan fungsi lingkungan hidup.

(5)

a. Meningkat kan fungsi lindung t erhadap t anah, air, iklim , t um buhan dan sat wa sert a nilai sej arah dan budaya bangsa;

b. Mem pert ahankan keanekaragam an t um buhan, sat wa, t epe ekosist em , dan keunikan alam .

BAB I I I RUANG LI NGKUP

Pasal 3

Kawasan lindung sebagaim ana dim aksud dalam pasal 1 m eliput i:

1. Kawasan yang m em berikan perlindungan Kawasan Baw ahanny a.

2. Kawasan Perlindungan set em pat .

3. Kaw asan Suak a Alam dan Cagar Buday a.

4. Kawasan Rawan Bencana Alam .

Pasal 4

Kawasan yang m em berikan perlindungan kawasan bawahannya sebagaim ana dim aksud dalam pasal 3 t erdiri dari:

1. Kawasan Hut an Lindung.

2. Kaw asan Bergam but .

3. Kawasan Resapan Air.

Pasal 5

(6)

1. Sem padan Pant ai.

2. Sem padan Sungai.

3. Kawasan Sek it ar Danau/ Waduk .

4. Kawasan Sek it ar Mat a Air.

Pasal 6

Kawasan Suak a Alam dan cagar Buday a sebagaim ana dim ak sud dalam pasal 3 t erdiri dari:

1. Kawasan Suak a Alam .

2. Kawasan Suaka Alam Laut dan perairan lainya.

3. Kaw asan Pant an Berhut an Bak au.

4. Tam an Nasional, Tam an Hut an Raya dan Tam an Wisat a Alam .

5. Kawasan Cagar Buday a dan I lm u Penget ahuan.

BAB I V

POKOK- POKOK KEBI JAKSANAAN KAWASAN LI NDUNG

Bagian Pert am a

Kawasan yang m em berikan Perlindungan Kawasan Bawahanny a

Pasal 7

Perlindungan t erhadap kawasan hut an lindung dilakukan unt uk m encegah t erj adinya erosi, sedim ent asi, dan m enj aga fungsi hidrologis t anah unt uk m enj am in ket ersediaan unsur hara t anah, air t anah, dan air perm ukaan.

Pasal 8

Krit eria kawasan hut an lindung adalah:

(7)

b. Kawasan hut an yang m em punyai lereng lapangan 40% at au lebih dan/ at au

c. Kawasan Hut an y ang m em punyai ket inggian diat as perm ukaan laut 2.000 m et er at au lebih.

Pasal 9

Perlindungan t erhadap kawasan bergam but dim aksudkan unt uk

m engendalikan hidrologi wilayah, yang berfungsi sebagai penam baat air dan pencegah banj ir, sert a m elindungi ekosist em y ang k has di k awasan y ang bersangk ut an.

Pasal 10

Krit eria kawasan bergam but adalah t anah bergam but dengan ket ebalan 3 m et er at au lebih yang t erdapat dibagian hulu sungai dan rawa.

Pasal 11

Perlindungan t erhadap k awasan resapan air dilakukan unt uk m em berikan ruang y ang cuk up bagi peresapan air huj an pada daerah t ert ent u unt uk keperluan penyediaan kebut uhan air t anah dan penenggulangan banj ir, baik unt uk k awasan bawahanny a m aupun k awasan y ang bersangk ut an.

Pasal 12

(8)

Bagian k edua

Kawasan Perlindungan set em pat

Pasal 13

Perlindungan t erhadap sem padan pant ai dilakukan unt uk m elindungi wilayah pant ai dari kegiat an yang m engganggu kelest arian fungsi pant ai.

Pasal 14

Krit eria sem padan pant ai adalah darat an sepanj ang t epian yang lebarnya proporsional dengan bent uk dan k ondisi fisik pant ai m inim al 100 m et er dari t it ik pasang t ert inggi ke arah darat .

Pasal 15

Perlindungan t erhadap sem padan sungai dilakukan unt uk m elindungi sungai dari kegiat an m anusia yang dapat m engganggu dan m erusak kualit as air sungai, kondisi fisik pinggir dan dasar sungai sert a m engam ankan aliran sungai.

Pasal 16

Krit eria sem padan sungai adalah:

a. Sek urang- kurangnya 100 m et er dari kiri kanan sungai besar dan 50 m et er di kiri kanan anak sungai yang berada diluar pem ukim an.

b. Unt uk sungai di kawasan pem ukim an berupa sem padan sungai yang diperkirakan cukup unt uk dibangun j alan inspeksi ant ara 10 - 15 m et er.

Pasal 17

(9)

Pasal 18

Krit eria kawasan sekit ar danau/ waduk adalah darat an sepanj ang t epian danau/ waduk yang lebarnya proporsional dengan bent uk dan kondisi fisik danau/ waduk ant ara 50 - 100 m et er dari t it ik pasang t ert inggi ke arah darat .

Pasal 19

Perlindungan t erhadap kawasan sekit aer m at a air dilakukan unt uk

m elindungi m at a air dari kegiat an budidaya yang dapat m erusak kualit as air dan kondisi fisik kawasan sekit arnya.

Pasal 20

Krit eria kawasan sekit ar m at a air adalah sekurang- kurangnya dengan j ari-j ari 200 m et er di sekit ar m at a air.

Bagian Ket iga

Kawasan Suak a Alam dan Cagar Buday a

Pasal 21

Perlindungan t erhadap kawasan suaka alam dilakukan unt uk m elindungi keanekaragam an biot a, t ipe ekosist em , gej ala dan keunikan alam bagi kepent ingan plasm a nut fah, ilm u penget ahuan dan pem bangunan pada um um nya.

Pasal 22

(10)

Pasal 23

( 1) Krit eria cagar alam adalah:

a. Kawasan yang dit unj uk m em punyai keanekaragam an j enis t um buhan dan sat wa dan t ipe ekosist em nya;

b. Mewakili form asi biot a t ert ent u dan/ at au unit - unit penyusun;

c. Mem punyai kondisi alam , baik biot a m aupun fisiknya yang m asih asli dan t idak at au belum diganggu m anusia;

d. Mem punyai luas dan bent uk t ert ent u agar m enunj ang

pengelolaan yang efekt if dengan daerah penyangga yang cukup luas;

e. Mem punyai ciri khas dan dapat m erupakan sat u- sat uny a cont oh di suat u daerah sert a keberadaannya m em erlukan upaya

k onservasi.

( 2) Krit eria suaka m argasat wa adalah:

a. Kawasan yang dit unj uk m erupakan t em pat hidup dan

perkem bangbiakan dari suat u j enis sat wa yang perlu dilakukan upaya konservasinya;

b. Mem iliki keanekaragam an dan populasi sat wa yang t inggi;

c. Merupak an t em pat dan kehidupan bagi j enis sat wa m igran t ert ent u;

d. Mem punyai luas yang cukup sebagai habit at j enis sat wa yang bersangk ut an.

( 3) a. Kawasan yang dit unj uk m em iliki keadaan yang m enarik dan indah baik secara alam iah m aupun buat an m anusia;

b. Mem enuhi kebut uhan m anusia akan rekreasi dan olah raga sert a t erlet ak dek at pusat - pusat perm ukim an penduduk;

c. Mengandung sat wa buru y ang dapat dik em bangbiak k an sehingga m em ungk ink an perburuan secara t erat ur dengan m engut am akan segi rekreasi, olah raga dan kelest arian sat wa;

(11)

( 4) Krit eria daerah perlindungan plasm a nut fah adalah:

a. Areal yang dit unj uk m em iliki j enis plasm a nut fah t ert ent u yang belum t erdapat di dalam kawasan konservasi yang t elah

dit et apkan;

b. Merupakan areal t em pat pem indahan sat wa yang m erupakan t em pat k ehidupan baru bagi sat wa y ang m erupak an t em pat kehidupan baru bagi sat wa t ersebut ;

c. Mem punyai luas cukup dan lapangannya t idak m em bahayakan.

( 5) Krit eria daerah pengungsian sat wa:

a. Areal yang dit unj uk m erupakan wilayah kehidupan sat wa yang sej ak sem ula m enghuni areal t ersebut .

b. Mem punyai luas t ert ent u yang m em ungkinkan berlangsungnya proses hidup dan k ehidupan sert a berk em bangbiak ny a sat wa t ersebut .

Pasal 24

Perlindungan t erhadap kawasan suaka alam laut dan perairan lainnya dilakukan unt uk m elindungi keanekaragam an biot a, t ipe ekosist em , gej ala dan keunikan alam bagi kepent ingan plasm a nut fah, keperluan pariwisat a dan ilm u penget ahuan.

Pasal 25

(12)

Pasal 26

Perlindungan t erhadap kawasan pant ai berhut an bakau dilakukan unt uk m elest arikan hut an bakau sebagai pem bent uk ekosist em hut an bakau dan t em pat berkem bangbiaknya berbagai biot a laut disam ping sebagai pelindung pant ai dan pengikisan air laut sert a pelindung usaha budidaya di

belakangnya.

Pasal 27

Krit eria kawasan pant ai berhut an bakau adalah m inim al 130 kali nilai rat a-rat a perbedaan air pasang t ert inggi dan t erendah t ahunan diuk ur dari garis air surut t erendah k earah darat .

Pasal 28

Perlindungan t erhadap t am an nasional, t am an hut an raya dan t am an wisat a alam dilakukan unt uk pengem bangan pendidikan, rekreasi dan pariwisat a, sert a peningkat an kualit as lingkungan sekit arnya dan perlindungan dari pencem aran.

Pasal 29

Krit eria t am an nasional, t am an hut an raya dan t am an nasional dan wisat a alam adalah berhut an at au berveget asi t et ap yang m em iliki t unbuhan dan sat wa yang beragam , m em iliki arsit ekt ur bent ang alam yang baik dan m em iliki akses yang baik unt uk keperluan pariwisat a.

Pasal 30

Perlindungan t erhadap kawasan cagar budaya dan ilm u penget ahuan dilakukan unt uk m elindungi kekayaan budaya bangsi berupa peninggalan-peninggalan sej arah, bangunan erkeologi dan m onum en nasional, dan k eragam an bent uk geologi, y ang berguna unt uk pengem bangan ilm u

(13)

Pasal 31

Krit eria kawasan cagar budaya dan ilm u penget ahuan adalah t em pat sert a ruang disekit ar bangunan bernilai budaya t inggi, sit us purbakala dan

k aw asan dengan bent ukan geologi t ert ent u yang m em punyai m anfaat t inggi unt uk pengem bangan ilm u penget ahuan.

Bagian Keem pat

Kawasan Rawan Bencana Alam

Pasal 32

Perlindungan t erhadap kawasan rawan bencana alam dilakukan unt uk m elindungi m anusia dan kegiat annya dari bencana yang disebabkan oleh alam m aupun secara t idak langsung oleh perbuat an m anusia.

Pasal 33

Krit eria kawasan rawan bencana alam adalah kawasan yang diidet ifikasi sering dan berpot ensi t inggi m engalam i bencana alam sepert i let usan gunung berapi, gem pa bum i, dan t anah longsor.

BAB V

PENETAPAN KAWASAN LI NDUNG

Pasal 34

( 1) Pem erint ah Daerah Tingkat I m enet apkan wilayah- wilayah t ert ent u sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 3 sebagai kawasan lindung daerah m asing- m asing dalam suat u Perat uran Daerah Tingkat I , disert ai

dengan lam piran penj elasan dan pet a dengan t ingkat ket elit ian

m inim al skala 1 : 250.000 sert a m em perhat ikan kondisi wilayah yang bersangk ut an.

(14)

perat uran perundang- undangan yang berkait an dengan penet apan wilayah t ert ent u sebagai bagian dari kawasan lindung.

( 3) Pem erint ah Daerah Tingkat I I m enj abarkan lebih lanj ut kawasan lindung sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) dan ayat ( 2) bagi daerahnya ke dalam pet a dengan t ingkat ket elit ian m inim al skala 1 : 100.000, dalam bent uk Perat uran Daerah Tingkat I I .

( 4) Pelaksanaan sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) dilakukan secara t erpadu dan lint as sekt oral dengan m em pert im bangkan m asukan dari Pem erint ah Daerah Tingkat I I .

Pasal 35

Apabila dalam penet apan wilayah t ert ent u t erj adi perbent uran kepent ingan ant ar sekt or, Pem erint ah Daerah Tingkat I dapat m engaj ukan kepada Tim Pengelolaan Tat a Ruang Nasional unt uk m em peroleh saran penyelesaian.

Pasal 36

( 1) Pem erint ah Daerah Tingkat I I m engupay ak an k esadaran m asy arak at akan t anggung j awabnya dalam pengelolaan kawasan lindung.

( 2) Pem erint ah Daerah Tingkat I dan Tingkat I I m engum um kan kawasan-kawasan lindung sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 34 kepada m asy arak at .

BAB VI

PENGENDALI AN KAWASAN LI NDUNG

Pasal 37

( 1) Di dalam kawasan lindung dilarang m elakukan kegiat an budidaya, kecuali yang t idak m engganggu fungsi lindung.

( 2) Di dalam kawasan suaka alam dan kawasan cagar budaya dilarang m elakukan kegiat an budidaya apapun, kecuali kegiat an yang berkait an dengan fungsinya dan t idak m engubah bent ang alam , kondisi

(15)

( 3) Kegiat an budidaya yang sudah ada di kawasan lindung yang

m em punyai dam pak pent ing t erhadap lingkungan hidup dikenakan ket ent uan- ket ent uan yang berlaku sebagaim ana dim aksud dalam Perat uran Pem erint ah Nom or 29 Tahun 1986 t ent ang Analisis Mengenai Dam pak lingkungan.

( 4) Apabila m enurut Analisis Mengenai Dam pak Lingkungan kegiat an budiday a m engganggu fungsi lindung harus dicegah

perkem bangannya, dan fungsi sebagai kawasan lindung dikem balikan secara bert ahap.

Pasal 38

( 1) Dengan t et ap m em perhat ikan fungsi lindung kawasan yang

bersangkut an di dalam kawasan lindung dapat dilakukan penelit ian eksplorasi m ineral dan air t anah, sert a kegiat an lain yang berkait an dengan pencegahan bencana alam .

( 2) Apabila t ernyat a di kawasan lindung sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) t erdapat indikasi adanya deposit m ineral at au air t anah at au kekayaan alam lainnya yang bila diusahakan dinilai am at berharga bagi negara, m aka kegiat an budidaya di kawasan lindung t ersebut dapat diizinkan sesuai dengan ket ent uan perat uran perundang-undangan y ang berlak u.

( 3) Pengelolaan kegiat an budidaya sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 2) dilakukan dengan t et ap m em elihara fungsi lindung kawasan yang bersangk ut an.

( 4) Apabila penam bangan bahan galian dilakukan, penam bang bahan galian t ersebut waj ib m elaksanakan upaya perlindungan t erhadap lingkungan hidup dan m elaksanakan rehabilit asi daerah bek as

penam bangannya, sehingga kawasan lindung dapat berfungsi kem bali.

( 5) Ket ent uan sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) , ayat ( 2) , ayat ( 3) dan ayat ( 4) , diat ur lebih lanj ut oleh Ment eri yang berwenang, set elah m endapat pert im bangan dari Tim Koordinasi Pengelolaan Tat a Ruang Nasional.

Pasal 39

(16)

( 2) Ket ent uan sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) m eliput i kegiat an pem ant auan, pengawasan dan penert iban.

( 3) Apabila Pem erint ah Daerah Tingkat I I t idak dapat m enyelesaikan pengendalian pem anfaat an kawasan lindung sebagaim ana dim aksud dalam ay at ( 1) dan ay at ( 2) , waj ib diaj uk an k epada Gubernur Kepala Daerah Tingkat I unt uk diproses langkah t indak lanj ut nya.

( 4) Apabila Gubernur Kepala Daerah Tingkat I t idak dapat m enyelesaikan pengendalian pem anfaat an sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 3) , waj ib diaj ukan kepada Tim Koordinasi Pengelolaan Tat a Ruang Nasional.

BAB VI I

KETENTUAN LAI N- LAI N

Pasal 40

( 1) Selam bat - lam bat nya dua t ahun set elah Keput usan Presiden ini dit et apkan, set iap Pem erint ah Daerah Tingkat I sudah harus

m enet apkan Perat uran Daerah t ent ang penet apan kawasan lindung, dan segera sesudah it u Pem erint ah Daerah Tingkat I I m enj abarkannya lebih lanj ut bagi daerah m asing- m asing.

( 2) Penet apan kawasan lindung sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) , apabila dipandang perlu dapat disem purnakan dalam wakt u set iap lim a t ahun sekali.

BAB VI I I

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 41

Keput usan Presiden ini m ulai berlaku pada t anggal dit et apkan.

Dit et apkan di Jakart a pada t anggal 25 Juli 1990

PRESI DEN REPUBLI K I NDONESI A

t t d.

SOEHARTO

(17)

Referensi

Dokumen terkait

Ajén Éstétika dina Kasenian Réog Cengal Kacamatan Japara Kabupatén Kuningan Pikeun Bahan Pangajaran Maca Bahasan di SMP Kelas IX.. Universitas Pendidikan Indonesia

telah diadakan acara musyawarah perencanaan pembangunan Desa yang dihadiri oleh kepala Desa, unsur perangkat Desa, BPD, wakil - wakil kelompok masyarakat, sebagaimana

Perpustakaan berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan hasil pikiran manusia. Hasil pikiran manusia itu dapat dituangkan dalam bentuk cetak maupun non cetak ataupun dalam

Pada penelitian ini, peneliti mengangkat sebuah fenomena yang ada pada etnis Lampung Pepadun yaitu perkumpulan etnis Lampung Pepadun yang masih aktif, melalui

Efektivitas Pembelajaran menggunakan media berbasis ICT di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Cepogo Kecamatan Kembang Kabupaten Jepara dapat diketahui melalui table yang

ASEAN sebagai pasar tunggal dan basis produksi internasional dengan elemen aliran bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja terdidik dan aliran modal yang lebih

Adanya peluang ini mendorong kami untuk mencoba mengembangkan makanan tradisional klepon yang dimodifikasi dengan berbagai isian selai dan toping yang

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka penulis sangat tertarik untuk dapat melakukan penelitian skripsi dengan judul “Penerapan Multimedia Interaktif