• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Evaluasi Pasca Diklat Laporan Evpasdik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Laporan Evaluasi Pasca Diklat Laporan Evpasdik"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN EVALUASI PASCA DIKLAT

BADAN DIKLAT PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

2016

A. Pendahuluan

Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) merupakan salah satu cara ampuh dalam memperoleh aparatur pemerintah yang profesional. Diklat merupakan proses yang terencana dan sistematis juga berdampak jangka panjang dalam membekali kompetensi bagi aparatur pemerintah dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Harapannya, aparatur yang profesional akan mampu berkinerja tinggi sehingga visi lembaga dimana mereka mengabdi bisa teracapai. Pencapaian visi tentu akan berdampak pula pada efektivitas pembangunan yang dijalankan pemerintah saat ini.

Pendidikan dan latihan merupakan suatu rangkaian kegiatan pendidikan yang mengutamakan

perubahan pengetahuan, keterampilan dan

peningkatan sikap seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya dalam rangka pencapaian tujuan organisasi yang efektif dan efisien. Pergub DIY No. 12 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Pendidikan dan Pelatihan menyebutkan bahwa diklat adalah Pendidikan dan Pelatihan yang diselenggarakan oleh Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000

disebutkan bahwa Diklat adalah proses

penyelenggaraan belajar mengajar dalam rangka meningkatkan kemampuan Pegawai Negeri Sipil. Balai Diklat Provinsi DIY menyelenggarakan beberapa jenis diklat diantaranya adalah: Diklat Prajabatan, Diklat Kepemimpinan, Diklat Fungsional dan Diklat Teknis.

Diklat Prajabatan dilaksanakan untuk memberikan pengetahuan dalam rangka pembentukan wawasan kebangsaan,keperibadian dan etika PNS, disamping pengetahuan dasar tentang sistem

penyelenggaraan pemerintahan negara, bidang tugas, dan budaya organisasinya agar mampu melaksanakan tugas dan perannya sebagai pelayan masyarakat.

Diklat kepemimpinan yang selanjutnya disebut Diklatpim dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi kepemimpinan aparatur pemerintah yang sesuai dengan jenjang jabatan struktural. Sedangkan diklat Fungsional dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi yang sesuai dengan jenis dan jenjang Jabatan Fungsional masing-masing.

Masih berdasarkan PP No. 101 Tahun 2000 disebutkan bahwa diklat bertujuan : a) meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan sikap untuk dapat melaksanakan tugas jabatan secara profesional dengan dilandasi kepribadian dan etika PNS sesuai dengan kebutuhan instansi; b) menciptakan aparatur yang mampu berperan sebagai pembaharu dan perekat persatuan dan kesatuan bangsa; c) memantapkan sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi pada pelayanan, pengayoman, dan pemberdayaan masyarakat; dan d) menciptakan kesamaan visi dan dinamika pola pikir dalam melaksanakan tugas pemerintahan umum dan pembangunan demi terwujudnya kepemerintahan yang baik.

Efektivitas Diklat aparatur pemerintah harus diukur agar tujuan pengembangan SDM pemerintah, atau penciptaan aparatur yang profesional bisa diketahui efektivitasnya. Maka dari itu, evaluasi pasca diklat merupakan langkah strategis dalam

pengembangan program Diklat ataupun

(2)

dijalankan. Namun berangkat dari pengalaman, evaluasi yang dijalankan saat ini belum memiliki standar normatif yang komprehensif dan melibatkan semua stakeholder, sehingga rekomendasi yang diperoleh dari evaluasi pasca diklat yang dilakukanpun belum optimal. Selain itu, evaluasi atas evaluasi pascadiklat belum pernah dilakukan, sehingga kelemahan dan kekuatan atas program evaluasi pascadiklat belum bisa gali informasinya secara sistematis dalam sebuah proses kajian yang mendalam.

Berangkat dari kondisi di atas, maka rumusan masalah dalam evaluasi ini disusun sebagai berikut.

1. Bagaimana kesesuaian kompetensi yang dilatihkan dengan aktivitas pengerjaan tugas pokok dan fungsi di tempat kerja.

2. Bagaimana relevansi metode diklat dengan aktivitas pengerjaan tugas pokok dan fungsi di tempat kerja.

3. Bagaimana kesempatan menerapkan

kompetensi yang didapat di tempat kerja beserta kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam menerapkan kompetensi.

4. Bagaimana dukungan pimpinan terhadap penerapan kompetensi dan cara kerja hasil Diklat.

5. Bagaimana perubahan kompetensi peserta diklat setelah mengikuti diklat.

6. Bagaimana perubahan kinerja peserta diklat setelah mengikuti diklat.

Hasil evaluasi pascadiklat ini diharapkan akan menjadi umpan balik untuk merencanakan kembali penyelenggaraan diklat di masa mendatang dan memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan kinerja alumni peserta diklat.

B. METODE EVALUASI

Evaluasi yang digunakan adalah evaluasi berbasis outcome. Evaluasi ini mencoba mengukur dan menilai sejauhmana program diklat yang diselenggarakan oleh Badan Diklat DIY dijalankan dengan baik sehingga bermanfaat bagi alumni maupun lembaga pengirimnya. Jenis evaluasi berbasis outcome cocok untuk menggali kebermanfaatan diklat terhadap alumni maupun lembaga pengirim alumni dan juga terhadap masyarakat yang dilayani oleh lembaga.

Aspek yang diukur mencakup aspek Tangible; 1) hasil kerja, seperti produktivitas, frekuensi, kecepatan, keuntungan, prosentase penyelesaian; 2) kualitas seperti deviasi, kecelakaan, komplain, produk gagal; 3) biaya, seperti biaya operasional, pengeluaran mendadak; dan 4) waktu, seperti efisiensi, lembur. Intangible; 1) kebiasaan kerja, seperti absensi, kelalaian, tepat waktu; 2) iklim kerja, seperti komitmen, pengunduran diri, kerja sama; 3) keterampilan, seperti pengetahuan, pemahaman, aplikasi; 4) kepuasan, seperti kepuasan kerja, kepuasan pelanggan; dan 5) inisiatif, seperti saran, penetapan tujuan, rencana strategis.

Pendekatan yang digunakan dalam

melaksanakan evaluasi ini adalah pendakatan kuantitatif yang didukung dengan data kualitatif untuk mengeksplorasi beberapa hal yang tidak mampu dijangkau dengan data kuantitatif. Adapun tempat penyelenggaraan evaluasi diklat adalah Badan Pendidikan dan Latihan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Responden atau informan dalam evaluasi ini adalah: alumni, lembaga pengirim dan Badan Diklat DIY.

Instrumen yang dikembangkan untuk

(3)

diskusi, dan pedoman wawancara. Model analisi yang dilakukan adalah analisis data kuantitatif dengan teknik deskriptif untuk data kuantitatif. Sedangkan untuk data kualitatif menggunakan Analysis Interactive Model dari Miles & Huberman (2014:23) yang membagi kegiatan analisis menjadi beberapa bagian yaitu pengumpulan data, kondensasi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Untuk menjamin keabsahan data, yang dilakukan evaluator adalah dengan melakukan triangulasi dan member check.

Klasifikasi hasil penilaian evaluasi pascadiklat didasarkan pada referensi kriteria yang ditentukan oleh tim evaluasi seperti disajikan dalam tabel:

No Interval Kategori

1. 81% - 100% Sangat Baik

2. 61% - 80% Baik

3. 41% - 60% Cukup Baik

4. 21% - 40% Kurang Baik

5. 0% - 20% Tidak Baik

C. HASIL EVALUASI

1. Program Diklat Prajabatan

a. Evaluasi Umum

Berikut ini disajikan hasil evaluasi pasca diklat prajabatan berdasarkan pada pengisian angket yang dilakukan oleh peserta diklat prajabatan tahun 2015.

Tabel 1 Evaluasi Pasca Diklat Program Pendidikan dan Latihan Prajabatan

No Responden/Instansi Skor Rata-rata

% Kategori

1 DINAS KESEHATAN

DIY 51 3.92 78.46 B

2 DINAS KEHUTANAN

DAN PERKEBUNAN 50 3.85 76.92 B 3 MUSEUM

SONOBUDOYO 42 3.23 64.62 B 4 DINAS KELAUTAN DAN

PERIKANAN 42 3.50 70.00 B 5 BALAI LATIHAN KERJA 54 4.15 83.08 SB

DAN PENGEMBANGAN PRODUKTIFITAS

6 DINAS KOMINFO DIY 50 3.85 76.92 B 7 BALAI METROLOGI

DISPERINDAG DIY 50 3.85 76.92 B

8 BKD DIY 44 3.38 67.69 B

9 BALAI HIPERKES & KK 39 3.00 60.00 CB 10 INSPEKTORAT DIY 46 3.54 70.77 B 11 BLPT DISDIKPORA DIY 43 3.31 66.15 B 12 DAPKA DIY 60 4.62 92.31 SB

13 BPBD 52 4.00 80.00 B

14 SMK N 2 WONOSARI 46 3.54 70.77 B 15 BADAN PENDIDIKAN

DAN PELATIHAN 36 2.77 55.38 CB 16 DINAS PARIWISATA

DIY 48 3.69 73.85 B

17 BLPT 49 3.77 75.38 B

18 BLKPP DIY 56 4.31 86.15 SB 19 SLB N 2 BANTUL 56 4.31 86.15 SB 20 SLB N 2 YOGYAKARTA 51 3.92 78.46 B

Jumlah Total 3,74 74,73 B

Sumber: Data evaluasi diolah

Secara umum, evaluasi program pendidikan dan latihan Prajabatan di Badan Diklat Provinsi DIY masuk dalam kategori Baik (74,73). Hal ini didasarkan pada data kuantitatif yang berhasil dikumpulkan pada 20 orang alumni diklat Prajabatan tahun 2015. Meskipun demikian, sebaran data terkait penilaian alumni cukup bervariasi, meskipun masih dalam lingkup penilaian Cukup Baik, Baik dan Sangat Baik, dimana 10% memberikan penilaian Cukup Baik, 70% memberikan penilaian Baik dan 20% memberikan penilaian Sangat Baik.

b. Evaluasi Per Indikator

Adapun capaian evaluasi diklat menurut perindikator dijelaskan pada tabel 2 di bawah ini.

Tabel 2. Capaian Evaluasi Diklat Prajabatan Menurut Indikator

No Indikator Prosentase Kategori

1 Penerapan Kompetensi Diklat 72.94 B

2 Peningkatan Kinerja 77.18 B

3 Peningkatan Karir 71.76 B

(4)

Gambar 1 Capaian Evaluasi Diklat Prajabatan Menurut Indikator

c. Evaluasi Kualitatif

Hasil analisis kuantitatif dilengkapi dengan analisis kualitatif yang diperoleh dari kegiatan FGD. Berikut adalah data etik terkait dengan hasil penggalian data di lapangan.

1) Kesesuaian kompetensi yang dilatih dengan aktivitas pengerjaan tugas pokok dan fungsi. Kesesuaian antara kompetensi yang dilatihkan dengan aktivitas pengerjaan tugas pokok dan fungsi mengarah pada pernyataan sesuai. Peserta merasa sesuai karena prajabatan berisi tentang materi-materi umum tentang kepegawaian yang bersifat prinsip dan dapat diterapkan dimana saja. Namun demikian beberapa permasalahan juga masih ditemui, misalnya tupoksi pekerjaan yang dirasa tidak sesuai dengan materi diklat, atau ketersambungan dengan jenis pekerjaan dan materi diklat. Permasalahan lainnya adalah kesulitan untuk mempertahankan nilai-nilai yang sudah mereka peroleh dalam diklat, karena sering kali berubah ketika sudah masuk dalam sistem di instansi yang bersangkutan. Sebagai pegawai baru tentu

lebih sering untuk menyesuaikan diri dengan iklim pekerjaan yang ada di instansinya. 2) Penilaian tentang kesesuaian metode diklat

dengan aktivitas pengerjaan tugas pokok dan fungsi.

Proses diklat Prajabatan yang dilaksanakan di Badan Diklat Provinsi DIY secara umum dipandang sudah relevan. Metode yang digunakan dipandang cukup komplit, ada metode in class, out class, studi kasus dan lainnya yang cukup bervariasi. Materi tentang anti korupsi juga memberikan semangat untuk menjadi PNS yang jujur.

3) Kesempatan menerapkan kompetensi yang didapat di tempat kerja beserta kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam menerapkan kompetensi.

Evaluasi tentang kesempatan menerapkan kompetensi di tempat kerja menunjukkan adanya kesulitan yang dialami oleh peserta diklat setelah memasuki instansi masing-masing. Peserta lebih berfikir pada kemampuan diri sendiri dan pembentukan pribadi karena akan sulit untuk merubah rekan kerja yang telah lebih dulu bekerja.

Kesempatan memang diberikan oleh

pimpinan, namun tetap saja menemui kesulitan terutama jika harus bekerja dengan rekan kerja yang lain. Tantangan yang banyak dihadapi oleh CPNS di tempat kerja setelah

mengikuti diklat adalah pemberian

kesempatan yang seringkali berlebihan sehingga menyebabkan kewalahan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan, terlebih jika pekerjaan tersebut tidak sesuai dengan kompetensi.

68.00 70.00 72.00 74.00 76.00 78.00

Penerapan Kompetensi

Diklat

Peningkatan Kinerja

Peningkatan Karir Dukungan

(5)

4) Dukungan pimpinan terhadap penerapan kompetensi dan hasil diklat.

Implementasi diklat melalui model baru ini salah satunya adalah memberikan dampak

pada peserta khususnya dalam

implementasinya hasil diklat ditempat kerja. Dari hasil wawancara diketahui bahwa pimpinan sangat mendukung dan memberikan motivasi pada peserta diklat. Dukungan ini juga didukung oleh teman sejawat di lingkungan kerja bahkan sangat mendukung setiap langkah yang dilakukan sebagai hasil dari diklat prajabatan.

5) Identifikasi perubahan kompetensi setelah mengikuti diklat.

Evaluasi tentang perubahan kompetensi yang terjadi di tempat kerja menunjukkan bahwa. Perubahan terutama terjadi pada mekanisme kerja, cara kerja, tanggung jawab, serta pengetahuan dalam melaksanakan pekerjaan. Namun demikian ada yang merasa belum berubah secara signifikan, karena perubahan-perubahan tersebut lebih kepada dorongan pribadi atas perbaikan diri dalam bekerja, sehingga mau berubah atau tidak tergantung pribadi yang bersangkutan.

6) Identifikasi perubahan kinerja setelah mengikuti diklat.

Evaluasi mengenai perubahan kinerja di tempat kerja menunjukkan bahwa sebagian besar peserta merasakan adanya perubahan dalam kinerjanya. Hasil dari diklat sampai saat ini masih sangat dirasakan dampaknya. Perubahan-perubahan ini banyak terjadi di instansi pelayanan publik namun berbeda dengan peserta yang bekerja di bidang pendidikan. Beberapa peserta yang bertugas

sebagai guru merasakan tidak mengalami peningkatan kinerja yang signifikan karena mekanisme pekerjaan di sekolah berbeda dengan instansi lainnya.

d. Saran Perbaikan

Evaluasi diklat prajabatan juga

mengidentifikasi berbagai aspirasi masukan perbaikan dari peserta prajabatan untuk meningkatkan kualitas layanan program Pendidikan dan Latihan Prajabatan di masa yang akan datang. Masukan tidak selalu berupa layanan teknis diklat, namun juga berbagai hal yang berkaitan dengan kebutuhan peserta diklat di luar kegiatan diklat. Saran perbaikan ditujukan bagi Badan Diklat Provinsi DIY dan bagi instansi pengirim peserta diklat. Berikut adalah masukan perbaikan yang berhasil diidentifikasi.

1) Untuk Badan Diklat

Tabel 3 Saran Perbaikan Penyelenggaraan Diklat untuk Badan Diklat

No Saran Perbaikan

1

Memfasilitasi ruang lokasi pelatihan lebih lengkap seperti lemari Es, Westafel, Dispenser dan laim-lain

2 Meningkatkan fasilitas di Badan Diklat, Meningkatkan kompetensi SDM, meningkatkan jumlah diklat yang diselenggrakan, menggali kebutuhan diklat bagi aparat umum, meningktakan penggunaan media ajar dan strategi belajar 3

Mengurangi materi atau jam prajab ditambah karena materi terlalu banyak dibandingkan jam prajab

4 Menjelaskan materi dan aplikasi lebih detail karena nilai yang da mirip antara satu dan lainnya, membuat penerapan nilai dasar PNS lebih nyata dalam acara pembelajaran diklat 5 Menyediakan ruang laktasi (untuk ibu menyusui) dan

memperbanyak diskusi

6 Merapikan sistem penjadwalan, mengadakan out bond untuk meningkatkan kerjasama antar peserta diklat, untuk tugas yang diberikan kepada peserta diklat perangkatnya dibuat berbeda-beda sehingga terjadi variasi/output pada laporan berbeda-beda

(6)

8 Memberikan materi yang diberikan lebih interaktif kalau bisa untuk materi anti korupsi pemateri bisa dari luar seperti KPK, Memberikan ruang khusus untuk ibu menyusui, memberikan transparansi nilai

9 Menjadwalkan diklat prajab lebih adil, memberikan materi yang lebih interaktif dan sesuai untuk calon PNS dalam menghadapi dunia kerja, serta menekankan pada kerja sama, memberikan transparansi penilaian.

10 Untuk pemateri bisa dari KPK, menyediakan fasilitas untuk ibu dan fasilitas pendukung lainnya untuk peserta, memberikan transparansi penilaian

11 Beberapa materi ada yang kurang menarik, memberikan transparansi nilai

12 Melengkapi prasarana, menyelenggarakan tes psikologi 13 Menyelenggarakan tes psikologi sebelum prajabatan,

menyediakan konseling untuk calon pegawai seputar diklat maupun jobdesnya.

14 Perlu adanya pemantauan peserta diklat terhadap penerapan hasil diklat, perlu sosialisasi terhadap instansi pengirim tentang proses kegiatan diklat

15

Melengkapi fasilitas untuk alat cetak Print

16 Output dari diklat yang berupa laporan dan ujian harap disesuaikan (persepsi disamakan), mengadakan fasilitas olahraga, mengadakan printer

17

Penjelasan dalam membuat laporan akhir diklat harus lebih diperjelas

18

Memaksimalkan sarana olahraga, pengadaan printer 19 Memaksimalkan peran petugas kesehatan, pengadaan ruang

ibadah yang dekat dengan kelas

2) Untuk Instansi Pengirim

Tabel 4 Saran Perbaikan Penyelenggaraan Diklat untuk Instansi Pengirim

No Masukan Perbaikan

1 Membantu dan mendukung segala program aktualisasi diklat prajab

2 Menikuti perkembangan informasi diklat secara upto Date, memberikan fasilitas bagi peserta diklat, memberi kesempatan seluasluasnya bagi petugasnya untuk mengikuti diklat.

3 Menyelaraskan jabatan dan realisasi kinerja 4 Menerapkan ketugasan sesuai tugas pokok dan fungsi

lebih konsisten, meningkatkan dukungan dari pimpinan dan lembagaa instansi untuk menerapkan nilai dasar ASN 5 Memberikan materi ANEKA pada pegawai instansi di luar

peserta prajabatan

6 Penerapan rancangan dipantau oleh minimal kepala seksi sehingga tidak hanya digunakan untuk membuat laporan saja, memberikan kesempatan keoada staff untuk melakukan perubahan sesuai ilmu yang diperoleh selama diklat

7 Mengundang dengan waktu yang tidak mendadak, memperhatikan plotting peserta baik secara instansi maupun kelamin

8 Penjadwalan diklat sebaiknya tidak mendadak sehingga calon peserta bisa menyiapkan diri sebelumnya.

9 Penyusunan periode diklat perlu ditingkatkan 10 Meningkatkan dukungan

11 Dukungan sarana prasarana mohon ditingkatkan, perlu sosialisasi terhadap warga instansi agar bisa mendukung hasil penerapan diklat

12 Konsisten dalam menerapkan nilai nillai ANEKA 13 Meningkatkan dukungan dalam menjembatani keperluan

peserta prajab dengan bandiklat

2. Program Diklat Kepemimpinan IV

a. Evaluasi Umum

Berikut ini disajikan hasil evaluasi pasca diklat kepemimpinan IV berdasarkan pada pengisian angket yang dilakukan oleh peserta diklat kepemimpinan IV tahun 2015.

Tabel 5 Evaluasi Pascadiklat Program Diklat Kepemimpinan IV

No Responden/Instansi Skor Rata-rata

% Kategori

1 BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA YOGYAKARTA

61 3.59 71.8 B

2 BRTPD DINAS SOSIAL

DIY 68 4 80 B

3 DINAS KESEHATAN

KOTA YOGYAKARTA 66 3.88 77.6 B 4 BAGIAN ORGANISASI

SETDA KULON PROGO 66 3.88 77.6 B 5 DINAS KESEHATAN

DIY 69 4.06 81.2 SB

6 DINAS KIMPRASWIL

KOTA YOGYAKARTA 56 3.29 65.9 B 7 DISHUBKOMINFO KAB.

KULON PROGO 59 3.47 69.4 B 8 BAGIAN PROTOKOL

SETDA KOTA YOGYAKARTA

57 3.35 67.1 B

9 UPTD BPSDMP DINAS

PERTANIAN DIY 54 3.18 63.5 B 10 PUSKESMAS UMBUL

HARJO II 70 4.12 82.4 SB

11 UPTD BPTP DINAS

PERTANIAN DIY 73 4.29 85.9 SB 12 DINAS KESEHATAN

(7)

KABUPATEN BANTUL 16 DINAS KEBUDAYAAN

DAN PARIWISATA BANTUL

74 4.35 87.1 SB

17 DINAS

KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

60 3.53 70.6 B

Jumlah 1320 4,09 71.8 B

Sumber: Data evaluasi diolah

Secara umum, evaluasi program pendidikan dan latihan kepemimpinan IV di Badan Diklat Provinsi DIY masuk dalam kategori Baik (71,8). Hal ini didasarkan pada data kuantitatif yang berhasil dikumpulkan pada 17 orang alumni diklat kepemimpinan IV tahun 2015. Meskipun demikian, sebaran data terkait penilaian alumni cukup bervariasi, meskipun masih dalam lingkup penilaian Baik dan Sangat Baik, dimana 70,6% menilai Baik dan 29,4% menilaia Sangat Baik.

b. Evaluasi Per Indikator

Berikutnya adalah penilaian kuantitatif didasarkan pada indikator capaian pasca diklat baik tentang penerapan kompetensi diklat di tempat kerja, peningkatan kinerja, peningkatan karir, dukungan pimpinan dan rencana perubahan dalam implementasi hasil diklat kepemimpinan IV.

Tabel 6 Capaian Evaluasi Diklat Kepemimpinan IV

No Indikator Prosentase Kategori

1 Penerapan Kompetensi Diklat 73.53 B

2 Peningkatan Kinerja 79.53 B

3 Peningkatan Karir 63.53 B

4 Dukungan Pimpinan 76 B

5 Rencana Perubahan 74.9 B

Gambar 2 Capaian Evaluasi Diklat Kepemimpinan IV Menurut Indikator

Hasil evaluasi menunjukkan bahwa penilaian pasca diklat untuk keseluruhan indikator masuk dalam kategori Baik. Sangat merata untuk keseluruhan indikator yang menunjukkan angka kategori baik. Meski demikian indikator peningkatan karir menunjukkan angga paling kecil yang artinya dibandingkan dengan yang lain peningkatan karir meski dinilai baik namun tidak sebaik indikator lainnya. Sehinga dapat disimpulkan bahwa hasil diklat kepemimpinan IV yang dilakukan oleh peserta tidak selalu memberikan efek pada peningkatan karir, meski masih dirasakan dampaknya.

c. Evaluasi Kualitatif

Hasil analisis kuantitatif dilengkapi dengan analisis kualitatif yang diperoleh dari kegiatan FGD. Data yang dikumpulkan berkaitan dengan kondisi pasca diklat yang dialami oleh alumni diklat.

1) Kesesuaian kompetensi yang dilatih dengan aktivitas pengerjaan tugas pokok dan fungsi Berdasarkan data hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa kesesuaian antara kompetensi yang dilatihkan dengan aktivitas pengerjaan tugas pokok dan fungsi sangat menunjukkan hasil yang baik, dari informasi

0 10 20 30 40 50 60 70 80 Penerapan Kompetensi Diklat

Peningkatan Kinerja

Peningkatan Karir Dukungan Pimpinan

(8)

yang diperoleh kompetensi dirasakan sesuai oleh peserta pelatihan dan dapat diaplikasikan dalam pekerjaan mereka. Meskipun ada juga

yang berpendapat bahwa tidak ada

kesesuaiannya, namun secara umum

kompetensi dapat diaplikasikan dalam

melaksanakan pekerjaannya. Ketidak

sesuaian ini disebabkan oleh jenis tugas

pokok dan fungsi yang berbeda

karakteristiknya.

2) Kesesuaian metode diklat dengan aktivitas pengerjaan tugas pokok dan fungsi

Hasil wawancara menunjukkan bahwa proses diklat kepemimpinan IV yang dilaksanakan di Badan Diklat Provinsi DIY secara umum sudah relevan meskipun jika dispesifikasi menurut jenis pekerjaan tidak terlalu relevan. Metode

yang dilaksanakan juga mendukung

pelaksanaan tugas pokok dan fungsi. Namun demikian sangat disarankan untuk menambah metode-metode dalam diklat agar lebih variatif dengan mengurangi intensitas kegiatan ceramah oleh nara sumber dan menambah kegiatan diklat yang lebih mengaktifkan peserta diklat. Metode yang dirasakan cukup memberikan relevansi dengan bidang pekerjaan antara lain: diskusi, studi kasus masalah pemerintahan dan kemasyarakatan, tugas kelompok, dan metode partisipatif lainnya.

3) Kesempatan menerapkan kompetensi yang didapat di tempat kerja beserta kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam menerapkan kompetensi;

Hasil wawancara menunjukkan bawa untuk penerapan hasil diklat sering kali diwarnai dengan pro dan kontra, seringkali konflik

berasal dari internal instansi. Kesempatan selalu diberikan oleh pimpinan namun masih tetap ada kesulitan yang ditemui terutama untuk memberikan pemahaman pada rekan kerja di lingkungan kerja. Disinilah peran pemimpina sangat diperlukan. Beberapa saran juga diutarakan oleh responden antara lain dengan memberikan kesempatan yang sama juga untuk mereka yang telah mengikuti diklat sehingga mampu bekerja sama baik di lingkungan sendiri maupun dengan instansi lainnya.

4) Dukungan pimpinan terhadap penerapan kompetensi dan hasil diklat

Hasil evaluasi meunjukkan bahwa pimpinan sangat membantu dan mendukung penerapan kompetensi. Metode diklat yang berbeda dengan sebelumnya memberikan rasa optimis pada pimpinan bahwa diklat ini akan memberikan perubahan yang berarti di lingkungan kerja. Bahkan semua menyepakati jika pimpinan sangat mendukung atas penerapan hasil diklat. Beberapa saran juga dikemukakan oleh peserta diantaranya adalah penambahan materi diklat tentang kehumasan mengingat instansi tempat mereka bekerja adalah instansi pelayanan publik yang sering kali perlu menghadapi masyarakat atau media masa untuk mengklarifikasi suatu peristiwa di tempat kerja.

5) Identifikasi perubahan kompetensi setelah mengikuti diklat

(9)

kompetensi tersebut antara lain peningaktan

kemampuan memotivasi, kemampuan

berkomunikasi, peningkatan kemampuan teknis, dan kemampuan lainnya yang dirasakan secanyata nyata oleh peserta pelatihan.

6) Identifikasi perubahan kinerja setelah mengikuti diklat.

Hasil evaluasi mengenai perubahan kinerja setelah mengikuti diklat adalah adanya perubahan kinerja peserta diklat setelah mengikuti diklat. Peningkatan kinerja juga dirasakan khususnya dalam melaksanakan tugas-tugas yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsinya di instansi masing-masing. Program diklat kepemimpinan IV ini juga dipandang baik dan sedikit sekali masalah yang dirasakan dalam prosesnya sehingga hasilnya juga dapat dirasakan dengan baik. Kinerja semakin meningkat karena peserta diklat semakin paham dengan tugasnya, sehingga tidak selalu membebani staf. Perubahan iklim kerja yang diakibatkan oleh program rencana perubahan juga telah mendorong peserta diklat untuk meningkatkan kinerjanya.

d. Saran Perbaikan

Evaluasi diklat kepemimpinan IV juga mengidentifikasi berbagai aspirasi masukan perbaikan dari peserta diklat kepemimpinan IV untuk meningkatkan kualitas layanan program Pendidikan dan Latihan Kepemimpinan di masa yang akan datang. Masukan tidak selalu berupa layanan teknis diklat, namun juga berbagai hal yang berkaitan dengan kebutuhan peserta diklat di luar kegiatan diklat. Saran perbaikan ditujukan bagi Badan Diklat Provinsi DIY

dan bagi instansi pengirim peserta diklat. Berikut adalah masukan perbaikan yang berhasil diidentifikasi.

1) Untuk Badan Diklat

Tabel 7 Saran Perbaikan Penyelenggaraan Diklat untuk Badan Diklat

No Saran Perbaikan

1 1) Pada umumnya sudah sangat baik, hal-hal yang perlu diperbaiki diantaranya tentang penyusunan jadwal saat pelajaran yang mungkin masih terlalu padat, 2) perlu juga ditambah jam pelajaran untuk materi penyusunan tulisan pada proyek perubahan.

2 1) Pelaksanaan diklat waktunya untuk dapat diperpendek, 2)

metode pembelajaran lebih variatif lagi, 3) metode ceramah dipersedikit, 4) tambahan materi untuk mengatasi komplain.

3 1) Peningkatan kualitas diklat diantaranya materi lebih difokuskan pada hasil kerja, 2) bagi semua peserta diklat agar juga diberikan materi yang berkaitan dengan proses perencanaa, evaluasi, dan pelaporan, 3) perlu ditingkatkan mekanisme komunikasi dan koordinasi dalam hal pencapaian tujuan.

4 Dilakukan refresing atau pembinaan secara berkala tiap 6 bulan sekali untuk memotivasi semangat kerja dan mengimplementasikan proyek perubahan yang dibuat. 5 Pengaturan jadwal supaya dibuat lebih bervariasi

(narasumber), kalau bisa dalam satu hari jangan satu narasumber (1 materi) tapi bisa diupayakan lebih dari satu narasumber (dan lebih dari satu materi) sehingga peserta diklat tidak cepat bosan dalam mengikuti diklat.

6 Supaya lebih efektif penerapan hasil diklat di instansi asal pihak bandiklat DIY sangat perlu melakukan kegiatan monev di instansi asal peserta diklat, bisa secara langsung pada alumni diklat ataupun secara tidak langsung pada lembaga pengirim diklat. Dengan demikian, diharapkan bandiklat DIY bisa memperoleh masukan/hasil yang sesuai fakta yang ada. 7 1) Materi diklat dengan jumlah jam pelatihan perlu disesuaikan,

2) untuk jumlah jam pelatihan yang cukup panjang, materi perlu ditambah sehingga waktu yang ada bisa dimanfaatkan lebih efisien.

8 1) Pemilihan narasumber diharapkan lebih akademik, sehingga tidak hanya karena pejabat di suatu instansi, 2) jika ada narasumber dari instansi lebih pada lesson learn sehingga lebih tergambar bagaimana seharusnya menjadi pemimpin di level paling rendah yaitu eselon 4.

9 1) Pihak praktisi/tenaga ahli/trampil ditingkatkan sehingga bisa semakin membangun jiwa enterpreneur bagi peserta, 2) proyek perubahan yang harus disusun diberi tantangan yang lebih sehingga benar-benar berpengaruh dalam perubahan peserta. 10 1) Materi bahan diklat agar bisa ditambahkan dengan

materi-materi yang lain (inovasi), 2) penjadwalan mata pelajaran/kuliah lebih divariasi agar peserta tidak bosan dalam mengikuti pelajaran, 3) waktu pelaksanaan diklat lebih diefektifkan, 4) menu harian untuk makan agar lebih variatif, 5) kebersihan kamar mandi (banyak nyamuk).

(10)

pola baru cukup berat dilaksanakan, karena lamanya waktu dan pemberian tugas dibarengi dengan menjalankan aktivitas kerja, meski manfaatnya diklat bagus.

12 Perlu adanya evaluasi atau monitoring terhadap peserta diklat. 13 1) Materi dalam diklat disesuaikan dengan kebutuhan peserta

diklat, 2) waktu diklat dipersingkat, karena masih banyak waktu yang bisa dimanfaatkan sehingga lebih efisien.

14 1) Dalam diklat mohon lebih sering mendatangkan praktisi atau profesional di bidangnya untuk mengisi di kelas, 2) menambah jumlah widyaiswara sehingga dalam satu hari bisa tiga atau empat widyaiswara yang mengajar (untuk mengurangi kejenuhan, 3) variasi makanan di menza ditambah.

15 1) Agar tetap dipertahankan forum-forum seperti evaluasi agar peserta diklat dapat memberikan pelayanan dalam suatu SKPD lebih maksimal, 2) agak ditingkat metode-metode pembelajaran dengan diskusi-diskusi.

2) Untuk Instansi Pengirim

Tabel 8 Saran Perbaikan Penyelenggaraan Diklat untuk Instansi Pengirim

No Masukan Perbaikan

1 Diklat bagi seorang pegawai sangat penting untuk meningkatkan kualitas, sehingga paling tidak setiap dua tahun pegawai harus mendapatkan diklat sesuai dengan bidang tugasnya.

2 1) Perlu dilakukan evaluasi secara berkala terhadap setiap PNS yang telak lulus diklat, 2) memberikan dukungan secara penuh dalam menyukseskan program perubahan yang telah dibuat. 3 Peserta diklat berprestasi agar kebih diprioritaskan dalam

jenjang karir karena ini menjadi komitmen peserta diklat untuk selalu berprestasi.

4 Pengiriman peserta diklat diupayakan/disesuaikan dengan pelaksanaan kegiatan yang agak senggang. Jangan mengirim peserta diklat pada waktu sedang sibuk-sibuknya kegiatan, karena dikhawatirkan akan mengganggu proses kegiatan. 5 1) Lebih selektif lagi dalam pemilihan peserta diklat, 2)

meningkatkan fasilitasi pendukung kegiatan diklat, 3) lebih aktif lagi memonev hasil diklat yang ditempatkan di tempat kerja. 6 Lembaga pengirim agar terlibat dalam penentuan proyek

perubahan yang akan diambil sehingga tidak monoton tapi penuh inovasi dan baru.

7 BKD Bantul harus lebih selektif dalam memilih peserta diklat.

8 Proyek perubahan baru bisa diusulkan pada anggaran 2017 (dana istimewa) karena prioritas anggaran 2016 untuk rehab museum (terkait dengan pengembangan museum berstandar internasional).

9 Perlu adanya dukungan atau motivasi terhadap perubahan yang akan dibuat/direncanakan.

10 Pengiriman peserta disesuaikan dengan personil, sehingga di instansi proses kerja tidak terpengaruh dengan pengiriman diklat.

11 1) Agar semua pejabat yang ada mendapat jatah diklat, 2) terutama instansi yang melayani masyarakat langsung, diprioritaskan terlebih dahulu, 3) Menganggarkan fasilitas atk ke peserta diklat dalam pembuatan proyek perubahan.

12 Secara berkala agar pejabat-pejabat struktural yang belum mengikuti diklat dapat mengikuti.

3. Program Diklat Kepemimpinan III

a. Evaluasi Umum

Berikut ini disajikan hasil evaluasi pasca Diklat Kepemimpinan III berdasarkan pada pengisian angket yang dilakukan oleh peserta diklat kepemimpinan III tahun 2015.

Tabel 9 Evaluasi Pascadiklat Program Diklat Kepemimpinan III

No Responden/Instansi Skor Rata-rata

% Kategori

1 Dinas Tenaga Kerja Dan

Transmigrasi DIY 74 4.35 87.1 SB 2 Dinas Dikpora DIY 70 4.12 82.4 SB 3 Dinas Perizinan Kota

Yogyakarta 79 4.65 92.9 SB 11 Badan Kepegawaian

Daerah Kab. Sleman 63 3.71 74.1 B 16 Dinas Pendidikan Kota

Yogyakarta 71 4.18 83.5 SB 17 BNN Kota Yogyakarta 67 3.94 78.8 B 18 Dinas Ketertiban Kota

Yogyakarta 61 3.59 71.8 B 19 BPMPPT Kab.Sleman 69 4.06 81.2 SB

Jumlah Total 1320 4,09 81,7 SB

Sumber: Data evaluasi diolah

(11)

b. Evaluasi Per Indikator

Berikut adalah data capaian evaluasi menurut indikator evaluasi pasca diklat baik tentang penerapan kompetensi di tempat kerja, peningkatan kinerja pasca diklat, peningkatan karir, dukungan dari pimpinan atas hasil diklat serta rencana perubahan dalam implementasi diklat.

Tabel 10 Capaian Evaluasi Diklat Kepemimpinan III

No Indikator Evaluasi Prosentase Kategori

1 Penerapan Kompetensi Diklat 79.47 B

2 Peningkatan Kinerja 83.79 SB

3 Peningkatan Karir 76.32 B

4 Dukungan Pimpinan 82.32 SB

5 Rencana Perubahan 82.46 SB

Gambar 3 Capaian Evaluasi Diklat Kepemimpinan Menurut Indikator

Gambar Gambar menunjukkan bahwa capaian evaluasi diklat sangat bervariasi, nilai tertinggi diperoleh dari penilaian tentang peningkatan kinerja di tempat kerja sedangkan terendah peningkatan karir sebagai dampak diklat. Sehingga dapat dapat disimpulkan bahwa keikutsertaan peserta diklat dalam kegiatan diklat kepemimpinan III tidak serta merta mampu mendorong alumni diklat untuk meningkatkan karirnya.

c. Hasil Evaluasi Kualitatif

Hasil analisis kuantitatif dilengkapi dengan analisis kualitatif yang diperoleh dari kegiatan FGD. Data yang dikumpulkan berkaitan dengan kondisi pasca diklat yang dialami oleh alumni diklat.

1) Kesesuaian kompetensi yang dilatih dengan aktivitas pengerjaan tugas pokok dan fungsi Berdasarkan hasil FGD dapat disimpulkan bahwa kesesuaian antara kompetensi yang dilatihkan dengan aktivitas pengerjaan tugas pokok dan fungsi sangat bervariasi, ada yang sesuai ada juga yang tidak, namun jawaban responden lebih banyak cenderung pada banyaknya kesesuaian antara yang dilatih dengan yang dilakukan. Meski demikian, beberapa masukan juga diutarakan oleh responden meliputi penyempurnaan materi diklat yang lebih operasional, pengetahuan-pengetahuan bidang layanan publik perlu ditambahkan dalam materi diklat.

2) Kesesuaian metode diklat dengan aktivitas pengerjaan tugas pokok dan fungsi

Hasil FGD menunjukkan bahwa proses diklat kepemimpinan III yang dilaksanakan di Badan Diklat Provinsi DIY secara umum dipandang sangat relevan, meskipun masih banyak

ditemui beberapa kelemahan dalam

implementasinya, khususnya penerapan

metode yang dilaksanakan oleh

instruktur/fasilitator diklat. Perlu penyesuaian kembali terkait metode diklat khususnya bagi fasilitator agar lebih meningkatkan kemampuan membelajarkan peserta diklat, sehingga tidak monoton dan sesuai dengan kondisi lapangan. harapan dari peserta adalah metode studi kasus bisa lebih banyak diterapkan karena pada prinsipnya studi kasus 72

74 76 78 80 82 84 Penerapan Kompetensi Diklat

Peningkatan Kinerja

Peningkatan Karir Dukungan

(12)

mendekatkan peserta pada kondisi realitas di tempat kerja.

3) Kesempatan menerapkan kompetensi yang didapat di tempat kerja beserta kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam menerapkan kompetensi

Sebagian besar responden berpendapat

bahwa kesempatan untuk menerapkan

kompetensi sangat terbuka, namun demikian

hal tersebut tidak dengan mudah

terimplementasi. Peserta diklat perlu lebih pandai untuk memilah mana saja kompetensi yang sesuai dengan bidang pekerjaannya atau tidak karena sering kali materi diklat bersifat umum yang relevan untuk semua pekerjaan. Kesulitan lainnya yang dialami oleh peserta diklat pasca pelatihan adalah bahwa penerapan kompetensi tersebut tidak selamanya hanya bersifat individual, bahkan beberapa bersifat komunal artinya perlu kerjasama dengan pihak lain yang bisa jadi

tidak memiliki kompetensi yang

dipersyaratkan. Perlu harmonisasi yang baik antar personal dalam instansi sehingga masing-masing kompetensi yang dimiliki oleh staf terimpementasi dengan baik atau optimal. 4) Dukungan pimpinan terhadap penerapan

kompetensi dan hasil diklat

Implementasi diklat melalui model baru ini salah satunya adalah memberikan dampak

pada peserta khususnya dalam

implementasinya hasil diklat ditempat kerja. Pimpinan sangat mendukung semua aktivitas yang dilakukan oleh peserta diklat setelah masuk di lingkungan kerja. Bukti dukungan tersebut dapat berupa dorongan, perintah, penghargaan dan kesempatan yang diberikan

pimpinan. Meski demikian permasalahan masih tetap muncul dalam implementasinya dan itu sangat tergantung pada latar belakang pimpinan dan peserta yang mengikuti diklat. 5) Identifikasi perubahan kompetensi setelah

mengikuti diklat

Terkait dengan identifikasi perubahan kompetensi setelah mengukuti diklat dapat teridentifikasi bahwa kompetensi peserta mengalami peningkatan, bahkan sangat terasa peningkatannya terhadap kinerja masing-masing lembaga. Beberapa instansi bahkan sudah bertransformasi menjadi smart office yang berbasis online sehingga mampu

memberikan kemudahan layanan pada

masyarakat. Namun permasalahan tetap saja muncul terutama yang berkaitan dengan kesiapan infrastruktur terhadap perubahan yang dihasilkan.

6) Identifikasi perubahan kinerja setelah mengikuti diklat.

Perubahan kinerja setelah mengikuti diklat dirasakan cukup berdampak, instansi-instansi

pemerintah telah banyak

mengimplementasikan rencana perubahan yang direncanakan dalam diklat. Pelayanan terhadap masyarakat menjadi lebih mudah,

penanganan masalah kemasyarakatan

menjadi lebih humanis dan mengurangi tindakan represif terhadap masyarakat. Diklat telah memberikan warna lain terhadap pelayanan instansi pemerintah yang lebih pro rakyat meskipun beberapa permasalahan masih kerap ditemui khususnya ketersediaan

anggaran untuk menerapkan proyek

(13)

d. Saran Perbaikan

Evaluasi Diklat Kepemimpinan III juga mengidentifikasi berbagai aspirasi masukan perbaikan dari peserta diklat kepemimpinan III untuk meningkatkan kualitas layanan program Pendidikan dan Latihan Kepemimpinan III di masa yang akan datang. Masukan tidak selalu berupa layanan teknis diklat, namun juga berbagai hal yang berkaitan dengan kebutuhan peserta diklat di luar kegiatan diklat. Saran perbaikan ditujukan bagi Badan Diklat Provinsi DIY dan bagi instansi pengirim peserta diklat. Berikut adalah masukan perbaikan yang berhasil diidentifikasi.

1) Untuk Badan Diklat

Tabel 11 Saran Perbaikan Penyelenggaraan Diklat untuk Badan Diklat

No Saran Perbaikan

1 1) Widyaiswara hendaknya diberikan suatu pengetahuan/keterampilan yang disesuaikan dengan peserta diklat, 2) sarana dan prasarana perlu ditingkatkan untuk kenyamanan peserta diklat, 3) bahan ajar disiapkan untuk kondisi real peserta saat ini diperbandingkan dengan kondisi yang seharusnya serta perlu adanya solusi-solusi yang nyata. 2 Dilakukan evaluasi dampak yang melibatkan seluruh

stakeholder seperti: 1) kepala instansi, 2) rekan kerja eselon selevel, 3) staf, 4) masyarakat/lingkungan yang bersentuhan dengan permasalahan yang dijadikan proyek perubahan, 5) pemangku kepentingan lainnya.

3 Perlu memantau/memonitor proyek perubahan yang disusun oleh peserta diklat, apakah dapat terwujud /terlaksana ataukah tidak dapat dijalankan sama sekali. Apabila proyek perubahan tidak dapat dijalankan agar dievaluasi/dicari penyebabnya sehingga ada solusinya.

4 1) Materi diklat sebelum masuk ke badan diklat sudah dikirim lebih dahulu ke lembaga pengirim, 2) sarana/kamar tidur dilengkapi lampu yang memadai, 3) kebersihan kamar mandi ditingkatkan, 3) pembagian coach perlu dipertimbangkantupoksi dari peserta diklat.

5 1) Materi pembelajaran tidak seiring dengan ketugasan yang dibebankan kepada peserta diklat, sehingga untuk waktu-waktu kedepan agar materi lebih dahulu disampaikan sebelum ketugasan, 2) waktu antara penyusunan proposal proyek perubahan dengan seminar proyek perubahan terlalu dekat, sehingga peserta terburu-buru dalam menyusun proyek perubahan.

6 1) Model diklat on off perlu dilanjutkan dan ditingkatkan, 2) waktu pelaksanaan untuk penerapan jangka pendek hanya beberapa bulan, sehingga ada beberapa hal yang sukar dilaksanakan, 3) jadwal pemberian materi perlu disesuaikan dengan hal-hal yang diperlukan dalam pelaporan.

7 1) Tak perlu ada rengking, yang lebih penting adalah keberlanjutan proyek perubahan, 2) standarisasi kompetensi widyaiswara, 3) forum penyaji oleh jenjang setara/lebih tinggi, bukan eselon/staf yang posisi dibawahnya.

8 1) Meningkatkan sarana dan prasarana sebagai penunjang keberhasilan diklat, 2) meningkatkan kuantitas dan kualitas instruktur/narasumber yang merupakan salah satu faktor penting keberhasilan diklat, 3) apabila perlu dan memungkinkan untuk bekerjasama dengan pihak lain.

9 Badan diklat bisa menjadi jembatan untuk peserta diklat untuk pemda masing-masing agar implementasi proyek perubahan dapat benar-benar terwujud, contoh: keberhasilan proyek perubahan yang disusun camat sangat tergantung pada instansi teknis, sehingga jika tidak ada komunikasi dan komitmen dinas maka akan sulit untuk merealisasikan proyek perubahan. 10 1) Kurikulum dan praktek lapangan yang diadakan di diklat perlu

ditingkatkan waktunya, 2) harus banyak bimbingan/masukan dari pembimbing (coach) untuk memperbaiki kualitas hasil laporan kerja, 3) harus diperbanyak acara diskusi.

11 1) Perlu peningkatan sarana prasarana diklat dan pendukung, 2) untuk peserta diklat berprestasi diberikan penghargaan selain piagam untuk memotivasi.

12 Untuk mengetahui pengetahuan sebelum ataupun setelah diklat seharusnya ada tes kompetensi manajerial termasuk pengetahuan 1) pelayanan publik, 2) informasi publik, 3) transaksi elektronik 4 good governance, 4) ASN, 5) disiplin, dll dengan komputer yang hasilnya bisa dilihat langsung. 13 1) Pengecekan terhadap sarana prasarana, seperti: asrama,

menzo, dan ruang kelas, dilakukan secara berkala, sehingga kondisinya selalu kondisi siap pakai, 2) pengecekan pada saat olahraga pagi dan asrama pada malam hari harus ditingkatkan. 14 Meningkatkan sarana dan prasarana sesuai kebutuhan siswa

diklat supaya lebih konsentrasi dalam pendidikan, terutama untuk wifi internet karena untuk kelancaran internet sangat dibutuhkan di era globalisasi dan kemajuan informasi.

15 1) Kualitas narasumber lebih ditingkatkan lagi meskipun pada pelaksanaan diklat pim kami, para widyaiswara sudah sangat baik, 2) narasumber yang dari struktural (ka SKPD) perlu lebih dimatangkan perencanaannya, bisa dijadwalkan malam hari supaya tidak kosong.

16 1) Sarana prasarana untuk dilengkapi, terutama fasilitas asrama agar ketersediaan air dapat mencukupi, 2) kegiatan bencmarking agar dilaksanakan di luar pulau jawa.

17 Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan dan pelatihan, perlu dibangun integritas dan obyektifitas bagi para penyelenggara diklat pim ini, khususnya bagi panitia yang langsung berhubungan dengan para peserta diklat pim. 18 Dengan diadakan evaluasi pasca diklat adalah bentuk

kepedulian penyelenggara kepada peserta sebagai apa yang telah diperoleh dan rencana implementasi dapat dipantau/terpakai tidak di dalam instansi sehingga perlu dilakukan secara berkala di jangka menengan dan panjang.

2) Untuk Instansi Pengirim

Tabel 12 Saran Perbaikan Penyelenggaraan Diklat untuk Instansi Pengirim

No Masukan Perbaikan

1 Segera mengikutkan diklat bagi pejabat yang baru

dilantik.

2 Anggaran untuk pelaksanaan supaya tetap

dipertahankan.

3 1) Membantu/ mendukung dalam mengidentifikasi

(14)

diklat, 2) membantu memecahkan permasa membuat proyek perubahan.

4 Bupati agar mengetahui proyek perubahan

oleh peserta diklat dan berkomitm

mendukungnya.

5 1) Direncanakan betul siapa dan kapan d

diklat, 2) agar atasan langsung (mentor bertanggung jawab atas keberhasilan pes sangat perlu memotivasi peserta.

6 Adanya anggaran khusus untuk penera

menengah dan jangka panjang dengan proyek perubahan yang dibuat.

7 1) Diperbesar uang saku karena pada pelak

masih nombok, 2) untuk diberikan fasilit instansi

8 Fasilitasi untuk peserta diklat ditambah.

9 Lebih memperhatikan inovasi siswa yang

supaya perkembangan bisa berkelanj kemungkinan pegawai yang menciptakan in pindah atau mutasi ke lain instansi.

10 Pemberitahuan kepada peserta wakt

diperlonggar.

11 Untuk lebih mendukung peserta terutam

finansial (keuangan) karena banyak

iuran/non teknis yang dikeluarkan peserta.

12 Hasil-hasil proyek perubahan yang diperoleh

diklat pim seharusnya dapat menjadi pimpinan instansi/SKPD untuk dijadikan program atau kegiatan dalam instansi sehing perubahan yang dibangun oleh lembaga dapat direalisasi di instansi peserta.

13 Instansi kami sangat konsen denga

implementasi sehingga kami los menerapkan

4. Program Diklat Manajemen Pemerintah

a. Agregat Capaian Skor

Dilihat dari skor responden, frekuensi jawaban pada masing-masing as dievaluasi yang didasarkan pada kategori sebagaimana dalam Gambar di bawah.

responden masih memandang belum

peningkatan karir dalam organisasi, dimana jawaban sebanyak 50 % menyatakan cukup 30 % menyatakan kurang baik. Hanya seba atau sebanyak 10 % dari responden yang me baik.

Hasil diskusi terfokus m kompetensi yang dilatihkan su pengerjaan tugas pokok dan fun Hal ini sesuai dengan tujuan memberikan bekal bagi pegaw prinsip-prinsip kerja dalam mana sehingga tidak hanya digunakan ini namun diharapkan dapat pekerjaan di masa depan, wala belum menyadari kebermanfaata saat ini. Sebagai hasil dari upay terjadi perubahan kinerja pada be hal perilaku, etika dan sikap ke setelah diklat, termasuk pada pen dan kualitas kerja di tempat kerja.

b. Rerata per Aspek Evaluasi

Dilihat dari aspek yang me kebermanfaat program pelatiha informasi yang menunjukkan bahw

manajemen pemerintahan m

manfaat dalam hal penerapan ko (rerata skor 69), terjadi pening skor 69), dan dukungan menca Ketiga aspek ini termasuk da Sedangkan dalam aspek penge pemberian dukungan masuk da

0

kus menunjukkan bahwa n sudah sesuai dengan an fungsi di tempat kerja. juan dari diklat ini yaitu egawai agar mengetahui manajemen pemerintahan akan pada pekerjaan saat dapat digunakan untuk , walau beberapa alumni faatannya di tempat kerja i upaya penerapan adalah da beberapa alumni dalam ap kerja yang lebih baik a peningkatan kedisiplinan kerja.

uasi

ng menjadi fokus evaluasi, elatihan dapat diperoleh bahwa kegiatan pelatihan

mampu memberikan

(15)

baik yang masing-masing mencapai rerata skor 50 dan 58. Kelima aspek evaluasi ini dapat digambarkan dalam diagram di bawah.

Gambar 5 Skor aspek-aspek evaluasi diklat MP

Informasi yang diperoleh dari hasil wawancara dan diskusi mendukung hasil temuan di atas, sebagaimana dikemukakan berikut:

Pertama, penerapan hasil diklat manajemen pemerintahan dapat dilakukan oleh para alumni dalam lingkungan organisasi sesuai dengan tugas dan fungsinnya. Walau terdapat perbedaan dalam implementasnya, mereka berusaha menerapkan pengetahuan yang diperoleh selama mengikuti diklat. Terkait dengan hal ini, informasi yang diperoleh melalui diskusi terfokus menunjukkan bahwa proses pelatihan yang dilakukan dipandang peserta sebagai sesuatu yang berguna dan sesuai dengan tugas dan fungsi sebagai aparat pemerintahan. Hal ini sesuai dengan tujuan diklat ini yang dimaksudkan untuk memberikan bekal kepada para pegawai mengenai prinsip-prinsip dasar tata kelola pemerintahan. Namun, dalam penerapan hasil pelatihan terjadi perbedaan diantara para alumni atau sesuai dengan sifat pekerjaan masing-masing misalnya beberapa

alumni berusaha menerapkan hasil diklat yang sesuai dengan pekerjaan dirinya dimana mereka berusaha berperilaku sesuai dengan prinsip-prinsip atau kaidah transfaransi dan layanan prima terhadap pihak yang dilayani.

Dalam menerapkan hasil diklat di organisasi, terdapat beberapa kesulitan yang menyebabkan hasil belajar tidak secara langsung dimanfaatkan alumni antara lain faktor yang berasal dari alumni itu merasa kurang optimal dalam mengaplikasikan hasil diklat, merasa masih sebagai staf, dan terlalu sibuk dengan pekerjaan rutin di organisia, dan faktor dari lembaga yang mencakup tidak ada kesempatan untuk mengaplikasikan hasil diklat, dan struktur jabatan yang kurang memfasilitasi.

Kedua, peningkatan kinerja pada alumni pun terjadi walau dominan pada aspek kognitif. Capaian skor 69 pada aspek ini menunjukkan bahwa alumni mampu menerapkan prinsip-prinsip pemerintahan yang baik. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar yang dipeorleh dari diklat berusaha diimplementasikan dalam lingkungan pekerjaan. Hasil diskusi terfokus

menunjukkan bahwa sebagian besar alumni

berpendapat bahwa peningkatan kinerja sudah terjadi walau belum optimal dan dilakukan masih secara individual. Para alumni memandang bahwa terjadi perubahan kinerja yang diwujudkan dalam pada perubahan perilaku, etika, dan sikap kerja yang lebih baik setelah mengikuti diklat, termasuk pada peningkatan kedisiplinan dan kualitas kerja di tempat kerja. Misalnya, ada alumni yang bekerja di bidang pemerintahan yang langsung berhubungan dengan

konsumen atau masyarakat, ia berusaha

mempraktikan prinsip layanan prima dalam berkomunikasi kepada masyarakat.

Ketiga, peningkatan karir alumni nampaknya masih rendah. Artinya, hasil diklat yang diterapkan 69

68

50 62

58

0 20 40 60 80 Penerapan Hasil

Diklat

Peningkatan Kinerja

Peningkatan Karir Dukungan

Rencana Perubahan

Rerata Skor

(16)

belum mampu menjadikan karir alumni menjadi lebih baik. Para alumni memandang bahwa walau kegiatan diklat memberikan suatu kesiapan untuk memasuki jabatan struktural tertentu dan melaksanakan pekerjaan di jenjang lebih tinggi, namun jabatan struktural belum ada pergantian setelah mereka mengikuti diklat bahkan terdapat alumni yang berganti pekerjaan atau tugas sebagai pelaksana teknis. Mereka pun memandang bahwa peningkatan karir belum terjadi karena posisi mereka sebagai individu-invidivu yang kurang memiliki kemampuan dalam pembuatan keputusan (policy making).

Keempat, aspek dukungan terhadap penerapan hasil diklat managemen pemerintahan dapat diperoleh para alumni berupa dukungan moril dari atasan untuk mengikuti kegiatan pelatihan misalnya memberikan ijin dan sapaan informal yang berfungsi sebagai pemotivasian kepada alumni. Atasan pun memberikan dukungan berupa penyediaan fasilitas misalnya komputer dan kesempatan kepada pada alumni untuk menerapkan pengetahuan dan/atau ketrampilan yang didapatnya dalam lingkungan pekerjaan. Dukungan pun datang dari para rekan kerja, dimana apabila para alumni ada yang mengikuti pelatihan pekerjaan yang ada di lembaga sering ditangani oleh rekan sejawatnya. Hal lain adalah setelah kembali dari kegiatan pelatihan kadang rekan sejawat berperilaku menggali informasi kepada alumni mengenai pengetahuan atau keterampilan apa yang diperoleh dari diklat. Secara informal, alumni

menyampaikan materi diperolehnya. Namun,

dukungan yang terkait dengan penghargaan material, finansial, serta kesempatan promosi belum tersedia dari pimpinan. Dengan kata lain, dukungan moril dari lingkungan organisasi baik dari rekan maupun pimpinan terjadi di lembaga.

Kelima, rencana perubahan dilakukan oleh alumni dalam kategori cukup baik, dengan skor 62. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat keinginan dari para alumni untuk melakukan perubahan dalam organisasi sudah ada, namun untuk merealisasikannya masih dalam tataran individual. Hal ini terkait dengan penerapan hasil diklat yang menyatakan bahwa terjadi perbedaan pemberian kesempatan yang berbeda di organisasi terhadap alumni untuk mengembangkan kinerjanya, dan kedudukan para alumni yang merupakan pegawai di tingkat bawah. Dengan kata lain, perubahan di lingkungan organisasi belum terjadi maksimal dan sebatas perubahan pada level individul.

c. Saran Perbaikan

Selain itu data mengenai capaian skor sebagaimana tersebut, alumni memberikan saran

masukan terhadap penyelenggaraan program

pelatihan yang akan datang yang mencakup aspek penyelenggaraan program diklat yaitu: (a) pemilihan diklat berdasarkan jabatan atau tugas di tempat kerja, (b) Perlu dilakukan pemetaan diklat terhadap setiap pegawai sehingga sifatnya panggilan bukan penawaran, (c) Pemateri dari luar pemerintahan supaya ditingkatkan agar mendapatkan sudut pandang lain, (d) Studi banding ke wilayah sebaiknya ke Kota Surabaya maupun DKI Jakarta yang dianggap mempunyai beban kerja tinggi, (e) lembaga pengirim sebaiknya memilih pegawai yang sesuai dengan kebutuhannya, (f) diperlukan pemantauan terhadap hasil diklat agar menjadi lebih optimal, dan (g) peningkatan sarana dan prasarana untuk menjadikan pesert menjadi lebih nyaman.

(17)

diharapkan membuat pemetaan kebutuhan kondisi pegawai terkait keterlibatannya mengikuti kegiatan pelatihan, disertai siste peserta diklat, (c) penyediaan kesempatan alumni diklat dalam pengambilan kebijak besar, (d) tidak memberikan kepada pers dikirim untuk diklat tugas yang banyak mengikuti diklat, dan (e) membangun dalam o kesempatan untuk berbagi pengetahu pengalaman antar pegawai untuk menjamin transfer pengalaman yang bermakna untuk organisasi.

5. Program Diklat Perencanaan

Hasil evaluasi dapat dideskripsika paparan di bawah ini dengan memfokuskan hal yang penting yaitu: capaian skor total re dan capaian setiap aspek yang menja evaluasi, dan usulan perbaikan yang dike oleh para repsonden.

a. Agregat Skor Responden

Dilihat dari skor responden, frekuensi jawaban pada masing-masing as dievaluasi yang didasarkan pada kategori sebagaimana dalam Gambar di bawah. Men pada Gambar dimaksud, dapat dike kesimpulan bahwa mayoritas responde memandang belum terjadi implementasi perubahan dalam organisasi, dimana jawaban mencapai sekitar 9 % kurang baik, c 45,5 %. Aspek peningkatan peningkata dipandang baik sebanyak 81,8 % dan sa sebanyak 18,2 %. Aspek lain yang lebih adalah pada aspek peningkatan karir menjawab cukup baik dengan frekuensi sebanyak 63,6 % dan kategori baik sebanyak

uhan diklat dan

Apabila dilihat dari agre yang dievaluasi, Gambar di informasi mengenai capaian ma Aspek penerapan hasil diklat, peningkatan karir, dukungan, dan mencapai skor yang termasuk dal ini memberikan informasi bahwa mampu memberikan manfaat k walau belum optimal.

Gambar 7 skor rerata

Terkait dengan temuan di diperoleh dari hasil diskusi te gambaran bahwa:

Pertama, penerapan ha kategori baik sebagaimana men 70. Pelatihan perencanaan yang

-Rencana Perubahan - 9.1

P n masing-masing aspek. iklat, peningkatan kinerja, n, dan rencana perubahan uk dalam kategori baik. Hal bahwa pelaksanaan diklat faat kepada para alumni

erata per aspek

uan di atas, informasi yang usi terfokus memberikan

(18)

dipandang penting bagi para pegawai sebagai suatu bentuk penyiapan sumber daya manusia yang berkelanjutan dalam kelembagaan. Pelatihan memberikan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan oleh pegawai dalam melaksanakan tugas dan fungsi yang diembannya misalnya mengetahui mekanisme atau alur perencanaan dan evaluasi perencanaan. Terkait dengan penerapannya, tidak semua alumni langsung menerapkan apa yang diperolehnya. Bagi alumni yang memiliki tugas dan fungsi pokok terkait dengan perencanaan, memandang bahwa mereka merasa mendapatkan pengetahuan yang bermanfaat untuk membantu kelancaran pencapaian tujuan dalam bekerja. Bagi alumni yang tidak berasal dari unit yang tidak langsung menangani perencanan walau memandang materi diklat adalah penting, belum dapat langsung menerapkannya dalam aktivitas pekerjaan. Hal ini disebabkan adanya kesulitan yang ditemukan dalam organisasi yang mencakup ada pandangan materi yang didapat masih global belum spesifik, pekerjaan belum berada di bidang perencanaan, dan kebijakan pimpinan yang dipandang menghalangi.

Kedua, peningkatan kinerja organisasi mencaapai kategori baik dengan rerata skor 76,4. Artinya, dipandang terjadi peningkatan kinerja pada alumni walau pun disadari belum optimal. Beberapa alumni memandang bahwa pelatihan yang dilakukan

mampu memberikan pemahaman yang benar

mengenai bagaimana proses perencanaan harus dilakukan. Walau tidak semua alumni mengalami perubahan berarti, banyak alumni yang memandang bahwa mereka lebih siap dan cepat dalam mennyelesaikan perencanaan khususnya terkait dengan penyusunan perencanaan program di tempat kerja, mampu mengetahui cara dan metode yang efektif, dan merasa kualitas pekerjaan lebih meningkat

dibanding sebelumnya. Sebagai contoh, ada alumni yang belum pernah mengikuti pelatihan mengenai perencanaan, memandang positif terhadap materi pelatihan dimana dirinya menjadi lebih memahami bagaimana fungsi perencanaan program, pelaksanaan perencanaan, dan evaluasi perencanaan program. Walau pun demikian, terdapat alumni yang

memandang bahwa dirinya belum merasaka

perubahan kinerja yang positif karena belum menerapkan hasil diklat secara optimal sebagai implikasi dari tugasnya bukan di bidang perencanaan dan adanya mekanisme “pengkremesan” pekerjaan di instansinya.

Ketiga, aspek peningkatan karir pegawai dalam kategori cukup baik dengan skor rerata 64,5. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan karir pegawai di organisasi tidak secara otomatasi terjadi setelah para alumni kembali ke organisasi. Walau penyenggaraan pelatihan perencanaan disadari beberapa alumni bahwa penerapan hasil diklatdapat memberikan point untuk kenaikan pangkat dan sebagai sarana untuk mempersiapkan kemampuan untuk pekerjaan yang lebih tinggi, namun karir mereka tidak dengan cepat meningkat setelah mengikuti kegiatan pelatihan perencanaan program. Dengan kata lain, karir pada alumni di organisasi belum menunjukkan perubahan signifikan karena dalam organisasi belum terdapat pergantian posisi maupun kenaikan pangkat setelah mengikuti kegiatan pelatihan, dan malah terjadi rotasi atau pemindahan jabatan setelah pelatihan dimana alumni dipindah tugasnya ke bidang evaluasi produk hukum kabuatape/kota.

(19)

kegiatan pelatihan perencanaan program. Para atasan memberikan perijinan kepada pegawai yang diminta untuk mengikuti kegiatan pelatihan dan memberikan motivasi atau arahan kepada pegawai yang akan didiklat. Kadang pimpinan pun ada yang menanyakan bagaimana proses diklat yang diselenggarakan di instansi penyelenggaran pelatihan. Dukungan moril pun diperoleh dari teman sejawat yang diwujudkan dalam perilaku teman sejawat yang membantu menyelesaikan pekerjaan yang ditinggalkan oleh selama masa pelatihan. Walau pada beberapa alumni, terkadang mereka harus kembali ke lembaga untuk menyelesaikan pekerjaannya secara mandiri disaat jeda waktu pelatihan. Namun, dukungan yang bersifat material dan fasilitas pada sebagian besar alumni belum dapat disediakan oleh pimpinan misalnya dukungan promosi, fasilitas kerja, dan dsb. Dengan kata lain, dukungan yang diperoleh dari para alumni setelah mengikuti pelatihan lebih dominan berupa dukungan nonmaterial baik dari atasan maupun rekan sejawat.

Kelima, rencana perubahan mencapai skor 67,4 dalam kategori baik. Aspek rencana perubahan ini mengandung makna apakah peserta setelah mengikuti kegiatan pelatihan dan kembali ke lingkungan organisasinya dapat melakukan suatu program atau kegiatan perubahan atau kemajuan. Progres perubahan di lembaga walau belum optimal sudah terjadi walau masih perlu peningkatan. Sebagai contoh, hasil wawancara terhadap seorang alumni menunjukkan bahwa mereka memiliki keinginan

secara pribadi untuk melakukan kegiatan

merencanaan secara lebih baik, dimana selama ini ia hanya mengetahui proses perencanaan karena dimintai bantuan oleh atasan dan akhirnya belajar secara informal. Namun, dengan mengikuti pelatihan dirinya menjadi lebih mengetahui bagaimana

mekanisme itu harus dilakukan dengan terarah. Hal serupa terjadi pada alumni yang secara langsung atau memiliki pekerjaan yang dengan bidang perencanaan.

c. Saran Perbaikan

Dalam konteks perbaikan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan perencanaan bagi pegawai diperoleh beberapa saran yang dikemukakan oleh peserta atau alumni diklat yang menjadi responden penelitian. Saran perbaikan yang tersebut dapat disimpulan sebagai berikut: dari aspek pembelajaran mencakup: a) diperlukan materi pelatihan yang lebih memberikan kesempatan kepada para peserta untuk langsung menerapkan atau mempratikkan secara detail bagaimana melakukan aktivitas perencanaan, b)

proses pembelajaran diharapkan lebih

mengedepankan pada pengalaman belajar yang bermakna sehingga metode studi lapangan ke tempat yang memilik brencmarking lebih baik, bedah kasus,

penggunanaan perangkat yang mendukung

perencanaan, dan penugasan dalam bidang

perencanaan yang lebih aplikatif, perlu dilakukan dengan waktu yang memadai untuk menjamin ketercapaian tujuan pendidikan dan pelatihan, c) pelibatan narasumber yang kompeten dari kalangan akademisi diharapkan di waktu mendapat terjadi, d) evaluasi hasil diklat diharapkan lebih akuntabel atau memang menggambarkan capaian kompetensi dari pada peserta setelah selesai mengikuti kegiatan pelatihan sehingga penilaian berbasis kinerja atau portofolio yang objektif dapat lebih dilakukan,

(20)

peserta pelatihan diharapan adalah mereka yang dipandang sesuai dengan bidang perencanaan.

6. Program Diklat Manajemen Keuangan

Hasil evaluasi dapat dikemukakan sebagaimana uraian di bawah ini dengan memfokuskan pada hal yang penting yaitu: capaian skor total responden, dan capaian setiap aspek yang menjadi fokus evaluasi, dan usulan perbaikan yang dikemukakan oleh para repsonden.

a. Agregat Capaian Skor

Secara agregat skor mayoritas alumni memandang diklat yang dilakukan secara umum masuk dalam kategor baik. Artinya, diklat yang dilakukan mampu memberikan dampak positif terhadap para peserta setelah kembali ke organisasi masing-masing walaupun belum optimal karena perbedaan tupoksi dan lingkungan organisasi.

Dilihat dari skor para responden, diperoleh frekuensi jawaban pada masing-masing aspek yang dievaluasi yang didasarkan pada kategorisasi skor sebagaimana dalam Gambar di bawah. Informasi yang menonjol berdasarkan pada Gambar dibawah adalah pada aspek penerapan hasil diklat, peningkatan karir dan rencana perubahan. Pada aspek penerapan hasil diklat nampak frekuensi jawaban responden sangat bervariasi. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan dalam penerapan hasil diklat di organisasi dimana para peserta berasal. Pada aspek peningkatan karir, mayoritas responden masih memandang belum terjadi peningkatan karir dalam organisasi, dimana mencapai jawaban sebanyak 15 % menyatakan baik, 30 % menyatakan cukup baik, dan 35 % menyatakan kurang baik, dan tidak seorang pun yang menyatakan baik sekali. Dengan kata lain, informasi ini menunjukkan bahwa

pengembangan karir para peserta setelah kembali ke lembaga dapat dikatakan tidak selalu relevan dengan hasil diklat yang diperoleh, sebagaimana sebagian besar menyatakan kurang baik.

Sedangkan pada aspek rencana perubahan terjadi hampir tidak jauh berbeda dengan aspek peningkatan karir dimana sebagian besar responden menyatakan bahwa rencana perubahan dalam organisasi masih dipandang kurang baik, ditunjukkan dengan frekuensi jawaban sebanyak 30 %. Hal ini menunjukkan para peserta tidak semua setelah

kembali memiliki rencana perubahan yang

diimplementasikan.

Gambar 8 Jawaban responden

Mendukung data yang disampaiakan di atas, hasil diskusi terfokus menunjukkan bahwa pengetahuan dan keterampilan yang dilatihkan dipandang oleh sebagian besar responden sudah sesuai dengan pengerjaan tugas pokok dan fungsi di tempat kerja baik tupoksi pengelolaan keuangan yang sama maupun pekerjaan keuangan yang mendukung pekerjaan lain. Artinya, hal ini sesuai dengan tujuan dari diklat keuangan ini yaitu memberikan bekal bagi pegawai agar mengetahui prinsip-prinsip kerja dalam manajemen keuangan sebagai bekal kemampuan di masa depan dalam upaya mencapai tujuan organisasi.

Walaupun demikian, masih terdapat

ketidakbermanfaatan hasil diklat sebagai akibat

Tidak baik Kurang baik Cukup baik Baik Baik sekali Penerapan hasik diklat 5 20 25 25 5 Peningkatan Kinerja 0 0 30 45 5 Peningkatan karir 0 35 30 15 0 Dukungan 0 25 5 45 5 Rencana perubahan 0 30 25 25 0

0 10 20 30 40 50

Pe

rs

e

n

ta

se

(21)

peserta tidak menerapkan hasil belajar dalam aktivitas tugas dan fungsi sehari-hari.

b. Rerata Skor per Aspek Evaluasi

Dilihat dari aspek yang menjadi fokus evaluasi, kebermanfaatan program pelatihan dapat diperoleh informasi yang menunjukkan bahwa kegiatan pelatihan

manajemen pemerintahan mampu memberikan

manfaat dalam hal penerapan hasil diklat dalam kategori cukup baik (rerata skor 56,88), terjadi peningkatan kinerja dalam organsisasi dalam ketegori baik (rerata skor 70,5), peningkatan karir mencapai kategori cukup baik (rerata skor 50,62), dukungan dalam kategori baik (rerata skor 63,75), dan rencanan perubahan dalam kategori cukup baik dengan capaian rerata skor 57,5. Terlihat dari, aspek-aspek yang dievaluasi penerapan hasil diklat, dan peningkatan karir merupakan aspek yang lebih rendah dibanding dengan ketiga aspek lainnya, dalam kategori cukup baik. Hal ini menunjukkan bahwa Ketiga aspek ini termasuk dalam kategori baik. Sedangkan dalam aspek pengembangan karir dan pemberian dukungan masuk dalam kategori cukup baik yang masing-masing mencapai rerata skor 50 dan 58. Kelima aspek evaluasi ini dapat digambarkan dalam diagram di bawah.

Gambar 9 Skor Aspek-Aspek Evaluasi Pasca Diklat Manajemen Keuangan

Informasi yang diperoleh dari hasil wawancara dan diskusi mendukung hasil temuan di atas, sebagaimana dikemukakan berikut:

Pertama, penerapan hasil diklat manajemen keuangan sangat beragam dalam praktik di lingkungan organisasi masing-masing peserta. Terkait dengan hal ini, informasi yang diperoleh melalui diskusi terfokus menunjukkan bahwa terdapat dua pendapat mengenai relevansi materi pelatihan. Pandangan pertama dikemukakan oleh alumni yang mana sekitar 8 alumni yang menyampaikan pendapat bahwa materi pelatihan manajemen keuangan dipandang relevan dengan pelaksanaan tugas dan fungsi para peserta dalam organisasi, dan dipandang bahwa untuk kepentingan kaderisasi pegawai maka dipandang kemampuan ini perlu dimiliki oleh semua pegawai. Padangan kedua menunjukkan sebaliknya materi pelatihan tidak atau kurang relevan dengan tupoksi sehari-hari, sebagaimana dikemukakan oleh alumni beriniasl Yr yang menyatakan bahwa dirinya merupakan staf teknis bukan staf yang mengurusi keuangan. Walau pun demikian, proses diklat yang diikuti dapat memberikan manfaat berupa terjadi peningkatan

56.875

70.5

50.625 63.75

57.5

0 20 40 60 80 Penerapan hasil diklat

Peningkatan kinerja

Peningkatan karir Dukungan

Rencana perubahan

Rerata Skor

Gambar

Tabel 2.  Capaian
Gambar  1 Capaian Evaluasi Diklat Prajabatan
Tabel 3  Saran Perbaikan Penyelenggaraan Diklat
Tabel 5 Evaluasi Pascadiklat Program Diklat
+7

Referensi

Dokumen terkait

Selanjutnya, dapat kita lihat karakteristik yang lain lagi, yaitu dalam pedagogi orang belajar “berpusat pada mata pelajaran” di mana mata pelajaran tersebut pada

Menurut Undang-undang Perbankan Syariah nomor 21 tahun 2008, tabungan adalah simpanan berdasarkan akad wadiah atau investasi dana berdasarkan mudharabah atau akad

Pada saat kaum muslimin menggali parit mereka melihat Pada saat kaum muslimin menggali parit mereka melihat sebuah batu besar yang tidak dapat dipecahkan dengan sebuah batu

%erdasarkan analisis data diatas diketahui bah#a ada pengaruh pengaruh berbagai macam perlakuan terhadap pemecahan dormansi pada biji saga ( Abrus precatorius .)

Tetapi ungkapan “ahli warits harus menqadha” tersebut ternyata tidak hukum yang patent, karena Imam Syafi’I dalam qaul qadimnya (fatwanya yang lama) mengharuskan bagi

Tahun Akademik 2015/2016 Mahasiswa S2, Sl Reguler Jurusan Kimia.Blologi, Fisika, Matematika, I'rnu Komputer dan Program Studi 03 Manajemen lnformatika

Lulusan Program Studi Magister Matematika pada Jurusan Matematika FMIPA UB diharapkan mampu dan memiliki kompetensi sebagai berikut. Menguasai konsep aljabar, analisis,

Metode pertolongan yang dilakukan adalah menenangkan korban yang cemas; imobilisasi (membuat tidak bergerak) bagian tubuh yang tergigit dengan cara mengikat atau