commit to user
i
PERBEDAAN PENGARUH GAYA MENGAJAR LATIHAN DAN
RESIPROKAL TERHADAP HASIL BELAJAR SERVIS ATAS
BOLAVOLI PADA SISWA PUTRA EKSTRAKURIKULER
BOLAVOLI SMP N 1 NGEMPLAK KABUPATEN
BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Oleh:
FREDY BUDI M. K5606032
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
ii
PERBEDAAN PENGARUH GAYA MENGAJAR LATIHAN DAN
RESIPROKAL TERHADAP HASIL BELAJAR SERVIS ATAS
BOLAVOLI PADA SISWA PUTRA EKSTRAKURIKULER
BOLAVOLI SMP N 1 NGEMPLAK KABUPATEN
BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Oleh:
FREDY BUDI M. K.5606032
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Kepelatihan Olahraga
Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
S U R A K A R T A
commit to user
commit to user
commit to user
v
ABSTRAK
Fredy Budi M. PERBEDAAN PENGARUH GAYA MENGAJAR LATIHAN
DAN RESIPROKAL TERHADAP HASIL BELAJAR SERVIS ATAS BOLAVOLI PADA SISWA PUTRA EKSTRAKURIKULER BOLAVOLI SMP N 1 NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2010/2011. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, April 2011.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: (1)Perbedaan antara gaya
mengajar latihan dan resiprokal terhadap hasil belajar servis atas bolavoli pada
siswa putra ekstrakurikuler bolavoli SMP Negeri 1 Ngemplak Kabupaten
Boyolali tahun pelajaran 2010/2011. (2) Pengaruh gaya mengajar yang lebih baik
antara latihan dan resiprokal terhadap hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa
putra ekstrakurikuler bolavoli SMP Negeri 1 Ngemplak Kabupaten Boyolali
tahun pelajaran 2010/2011.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan rancangan MSOP
design. Subjek penelitian ini adalah siswa putra ekstrakurikuler bolavoli SMP N 1
Ngemplak Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2010/2011 berjumlah 34 siswa.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes kemampuan servis atas
bolavoli dengan tes keterampilan servis atas bolavoli. Teknik analisis data yang
digunakan dengan uji t pada taraf signifikansi 5%.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan sebagai berikut: (1)Ada
perbedaan pengaruh yang signifikan antara gaya mengajar latihan dan resiprokal
terhadap hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra ekstrakurikuler
bolavoli SMP Negeri 1 Ngemplak Kabupaten Boyolali tahun pelajaran
2010/2011, dengan nilai thit 4.010 > ttab 2.120. (2)Pembelajaran servis atas
bolavoli dengan gaya mengajar latihan memiliki pengaruh yang lebih baik
terhadap hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra ekstrakurikuler
bolavoli SMP Negeri 1 Ngemplak Kabupaten Boyolali tahun pelajaran
2010/2011. Pembelajaran servis atas bolavoli dengan gaya mengajar latihan
commit to user NGEMPLAK, BOYOLALI 2010/2011. Thesis, Surakarta: Faculty of Teacher ship and Education, Sebelas Maret University Surakarta, April 2011.
The purpose of this research was aimed to know: (1) The difference
influence of exercise and reciprocal teaching model viewed the result of service
learning in volley ball especially the boy student of volley ball extracurricular in
SMPN 1 Ngemplak, Boyolali 2010/2011. (2) The influence of learning exercise
that better one of exercise and reciprocal teaching model viewed the result of
service learning in volley ball especially the boy student of volley ball
extracurricular in SMPN 1 Ngemplak, Boyolali 2010/2011.
This research used experimental method by using MSOP program design.
The subject of this research was the boy student of volley ball extracurricular in
SMPN 1 Ngemplak, Boyolali 2010/2011 with 34 students. Data collection
technique was used test of volley ball service skill. Data analysis technique was
used by using T test with 5% significance.
Based on the result of research was gotten conclusion: (1) there was the
difference influence of exercise and reciprocal teaching model viewed the result
of service learning in volley ball especially the boy student of volley ball
extracurricular in SMPN 1 Ngemplak, Boyolali 2010/2011, T hit score 4.010 > T
tab 2.120. (2) Volley ball service learning by using exercise teaching method had
better influence to the result of volley ball service of boy student of volley ball
extracurricular in SMPN 1 Ngemplak, Boyolali 2010/2011. Volley ball service
teaching by using exercise teaching method had enhancement 47.154% >
commit to user
vii
MOTTO
Allah meninggikan orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang
diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
(Terjemahan Q.S. Al Mujadalah:11)
Tidak ada simpanan yang lebih berguna daripada ilmu, tidak ada sesuatu yang
lebih terhormat daripada adab dan tidak ada kawan yang lebih bagus
daripada akal.
(Al Imam Al Mawardi)
Jangan pernah menyerah, jangan pernah putus asa, melainkan bangkitlah dan
hadapi tantangan hidup itu dengan positif. Berjuang untuk mengatasinya, maka
Tuhan membantu di samping kita.
(Carlyle Thomas)
Percaya kepada diri kita sendiri adalah rahasia utama untuk mencapai sukses.
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan kepada :
Bapak dan Ibu tercinta dengan
segala kasih sayangnya.
Adik-adikku tersayang
Keluarga besar Ku yang telah
memotivasi dalam hidupku
Teman-teman yang selalu ada
untukku
Teman-teman angkatan 2006
Keluarga besar JPOK FKIP UNS
tercinta
Sportsmart
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah Nya, sehingga dapat diselesaikan
penulisan skripsi ini.
Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapi
berkat bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh
karena itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada yang
terhormat:
a. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
b. Drs. H. Agus Margono, M.Kes., Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan
Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
c. Drs. Bambang Wijanarko, M.Kes., Ketua Program Pendidikan Kepelatihan
Olahraga Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
d. Drs. H. Agustiyanto, M.Pd sebagai pembimbing I dan Slamet Widodo, S.Pd,
M.Or sebagai pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan
pengarahan dalam penyusunan skripsi.
e. Bapak dan Ibu Dosen JPOK FKIP UNS Surakarta yang secara tulus
memberikan ilmu dan masukan-masukan kepada penulis.
f. Kepala sekolah & Guru Penjas SMP N 1 Ngemplak yang telah memberikan
ijin untuk mengadakan penelitian.
g. Siswa- siswa SMP N 1 Ngemplak yang telah membantu penelitian.
h. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.
Semoga amal baik tersebut mendapat imbalan. Akhirnya penulis berharap
semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi para pembaca.
Surakarta, April 2011
commit to user
a. Pengertian Servis Atas Dalam Permainan Bolavoli ... 13
b. Peranan Servis Atas Dalam Permainan Bolavoli ... 14
commit to user
xi
a. Hakikat Pembelajaran ... 15
b. Unsur-Unsur Pembelajaran ... 17
c. Pembelajaran yang Efektif ... 18
d. Kompetensi yang Harus Dimiliki Seorang Guru ... 19
e. Pembelajaran yang Sukses ... 20
4. Gaya mengajar ... 22
a. Pengertian Gaya Mengajar ... 22
b. Macam-Macam Gaya Mengajar ... 23
c. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Servis Atas Bolavoli .... 24
5. Pembelajaran Servis Atas Dengan Gaya Latihan ... 25
a. Pelaksanaan Pembelajaran Servis Atas dengan Gaya Latihan ... 26
b. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Servis Atas dengan Gaya Latihan ... 27
6. Pembelajaran Servis Atas dengan Gaya Resiprokal ... 28
a. Pelaksanaan Pembelajaran Servis Atas dengan Gaya Resiprokal ... 29
b. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Servis Atas dengan Gaya Resiprokal ... 30
B. Pengujian Persyaratan Analisis ... 42
commit to user
xii
2. Uji Homogenitas ... 43
C. Pengujian Hipotesis ... 43
1. Uji Perbedaan Sebelum Diberi Perlakuan ... 43
2. Uji Perbedaan Sesudah Diberi Perlakuan ... 44
D. Pembahasan Hasil Analisis Data ... 47
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 50
A. Simpulan ... 50
B. Implikasi ... 50
C. Saran ... 51
DAFTAR PUSTAKA ... 52
commit to user
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Gerakan Servis Tangan Atas ... 14
Gambar 2. Rancangan Penelitian ... 36
commit to user
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Anatomi Gaya Latihan ... 25
Tabel 2. Proses Pembelajaran Servis Atas Gaya Latihan ... 26
Tabel 3. Anatomi Gaya Resiprokal ... 29
Tabel 4. Diskripsi Data Tes Awal dan Tes Akhir Hasil Belajar Servis Atas Bolavoli Pada Kelompok 1 dan Kelompok 2. . 41
Tabel 5. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas ... 41
Tabel 6. Tabel Range Kategori Reliabilitas ... 42
Tabel 7. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data. ... 42
Tabel 8. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data ... 43
Tabel 9. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Awal Pada Kelompok 1 dan Kelompok 2... 44
Tabel 10. Rangkuman Uji Perbedaan Hasil Tes Awal dan Tes Akhir pada Kelompok 1 ... 44
Tabel 11. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Awal dan Tes Akhir pada Kelompok 2 ... 45
Tabel 12. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Akhir Antara Kelompok 1 dan Kelompok 2... 45
commit to user
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Data hasil tes awal servis atas bolavoli pada siswa putra
ekstrakurikuler bolavoli SMP Negeri 1 Ngemplak
Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2010/2011 ... 55
Lampiran 2. Data hasil tes akhir servis atas bolavoli pada siswa
putra ekstrakurikuler bolavoli SMP Negeri 1 Ngemplak
Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2010/2011 ... 56
Lampiran 3. Rekapitulasi hasil tes awal dan tes akhir servis atas
bolavoli pada siswa putra ekstrakurikuler bolavoli SMP
Negeri 1 Ngemplak Kabupaten Boyolali tahun
pelajaran 2010/2011. ... 57
Lampiran 4. Data hasil tes awal servis atas bolavoli pada siswa putra
ekstrakurikuler bolavoli SMP Negeri 1 Ngemplak
Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2010/2011
berdasarkan urutan rangking. ... 58
Lampiran 5. Pemasangan subyek penelitian berdasarkan hasil tes
awal servis atas bolavoli ... 59
Lampiran 6. Rekapitulasi hasil tes awal dan tes akhir prestasi servis
atas bolavoli pada kelompok 1 (kelompok gaya
mengajar latihan). ... 60
Lampiran 7. Rekapitulasi hasil tes awal dan tes akhir prestasi servis
atas bolavoli pada kelompok 2 (kelompok gaya
mengajar resiprokal). ... 61
Lampiran 8. Tabel kerja untuk menghitung korelasi antara belahan
commit to user
xvi
Lampiran 11. Uji normalitas data pada kelompok 2 ... 67
Lampiran 12. Tabel kerja untuk menghitung nilai homogenitas antara hasil tes awal servis atas bolavoli pada kelompok 1 dan kelompok 2. ... 68
Lampiran 13. Tabel kerja untuk menghitung nilai perbedaan antara hasil tes awal servis atas bolavoli pada kelompok 1 dan kelompok 2. ... 70
Lampiran 14. Tabel kerja untuk menghitung nilai perbedaan antara hasil tes awal dan tes akhir servis atas bolavoli pada kelompok 1. ... 72
Lampiran 15. Tabel kerja untuk menghitung nilai perbedaan antara hasil tes awal dan tes akhir servis atas bolavoli pada kelompok 2. ... 74
Lampiran 16. Tabel kerja untuk menghitung nilai perbedaan antara hasil tes akhir servis atas bolavoli pada kelompok 1 dan kelompok 2. ... 76
Lampiran 17. Program Pembelajaran Servis Atas Gaya Mengajar Latihan ... 79
Lampiran 18. Program Pembelajaran Servis Atas Gaya Mengajar Resiprokal ... 84
Lampiran 19. Petunjuk Pelaksanaan Tes ... 89
Lampiran 20. Panduan Blangko Observer ... 91
commit to user BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Permainan bolavoli merupakan salah satu cabang olahraga permainan
beregu, yang dimainkan dua regu yang masing–masing regu terdiri dari enam
pemain. Saat ini telah berkembang menjadi salah satu cabang olahraga yang
digemari diseluruh lapisan masyarakat. Permainan bolavoli ini dilakukan oleh
semua lapisan masyarakat, dari anak–anak sampai orang dewasa, laki – laki dan
perempuan, masyarakat kota ataupun masyarakat desa. Salah satu faktor
permainan bolavoli dapat cepat berkembang adalah murahnya biaya. Tujuan
permainan yang bersifat rekreatif untuk mengisi waktu luang atau sebagai
selingan setelah bekerja dan untuk menjaga kesegaran jasmani. Kemudian adanya
perkembangan untuk meningkatkan prestasi diri, mengharumkan nama daerah,
bangsa dan negaranya. Seperti yang di ungkapkan oleh Suharno HP (1985: 9)
bahwa” Ciri–ciri permainan bolavoli pada sekarang ini tidak hanya merupakan olah raga yang bersifat rekreasi sekedar alat untuk meningkatkan kesegaran
jasmani saja, tetapi telah menuntut kualitas prestasi yang setinggi-tingginya.”
Bolavoli merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang
berkembang pesat di Indonesia dan diajarkan di sekolah-sekolah baik Sekolah
Dasar (SD) SMP dan SMA atau SMK. Upaya meningkatkan keterampilan
bermain bola voli para siswa harus menguasai teknik dasar bermain bolavoli.
Soedarwo, Sunardi dan Agus Margono (1997: 6) menyatakan, “Teknik dasar
bolavoli harus betul-betul dikuasai terlebih dahulu guna dapat mengembangkan
mutu prestasi permainan bolavoli”. Macam-macam teknik dasar bermain bolavoli
yang harus dikuasai antara lain service, passing, smash dan block.
Sebagai dasar untuk bermain bolavoli dengan baik, maka diperlukan
penguasaan teknik dasar secara baik dan benar. Dalam permainan bolavoli sendiri
terdapat beberapa teknik dasar yang harus dikuasai yaitu : passing, servis, smash,
set-uper (umpan ) dan blok (bendungan). Berdasarkan beberapa bentuk teknik
dasar dalam bermain bolavoli tersebut, salah satunya adalah servis. Teknik servis
commit to user
2
sendiri terbagi menjadi dua macam, yaitu : (1) servis tangan atas dan (2) servis
tangan bawah.
Servis merupakan salah satu teknik dasar bolavoli yang mempunyai peran
penting dalam permainan bolavoli. Sistem penilaian bolavoli relly point
mengakibatkan servis memiliki fungsi yang sangat penting. Servis khususnya
servis atas tidak lagi sebagai tanda dimulainya permainan, tetapi sebagai serangan
pertama bagi regu yang mendapat kesempatan melakukan servis. Suharno HP
(1985: 19) menyatakan bahwa : “Selain sebagai pukulan awal untuk memulai
suatu permainan, servis juga berkembang menjadi suatu teknik yang dapat
digunakan dalam suatu penyerangan”. Sebagai serangan, maka servis atas dapat
dilakukan dengan berbagai macam cara untuk mempersulit jalannya bola,
sehingga lawan sulit untuk menerimanya. Upaya membelajarkan servis atas
bolavoli, maka unsur-unsur dalam pembelajaran harus diperhatikan dan
dilaksanakan dengan baik dan benar agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Metode-metode pembelajaran yang tepat akan dapat mengurangi
kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh seorang pemain. Seperti yang
dikemukakan oleh Suharno HP (1985 : 12)
penguasaan teknik dasar permainan bolavoli harus benar–benar diperhatikan
sebab teknik dasar dalam permainan bolavoli merupakan salah satu unsur yang turut menentukan menang atau kalahnya suatu regu dalam satu permainan, disamping kondisi fisik, taktik, dan mental, teknik dasar
permainan bolavoli harus benar–benar dipelajari terlebih dahulu guna dapat
mengembangkan mutu prestasi dalam permainan bolavoli.
Kaitannya dengan metode pembelajaran, seorang guru dapat menerapkan berbagai
macam cara, salah satunya gaya mengajar. Muhammad Ali (2004: 57)
menyatakan, “Aneka ragam perilaku guru mengajar bila ditelusuri akan diperoleh
gambaran tentang pola umum interaksi antara guru, isi atau bahan pelajaran dan
siswa. Pola umum interaksi guru, isi atau bahan pelajaran dan siswa diistilahkan
dengan gaya mengajar atau teaching style”.
Gaya mengajar merupakan bagian dalam metode pembelajaran.
Pembuatan keputusan pada awal pembelajaran tentang gaya mengajar yang
commit to user
sukses. Husdarta dan Yudha M. Saputra (2000: 28-32) mengklasifikasikan gaya
mengajar menjadi tujuh macam yaitu, “(1) Gaya mengajar komando, (2) Gaya mengajar praktek/latihan, (3) Gaya mengajar resiprocal, (4) Gaya mengajar
inklusi, (5) Gaya mengajar eksplorasi, (6) Gaya mengajar guided discovery (7)
Gaya mengajar divergent production”.
Berdasarkan fungsinya, gaya mengajar merupakan suatu cara untuk
memberi kemudahan dalam penguasaan tugas ajar. Oleh karenanya, seorang guru
harus memiliki kemampuan dalam menyajikan bahan pelajaran, sehingga siswa
tertarik dan terjadi interaksi positif antara guru dan siswa. Banyaknya macam
gaya mengajar, seorang guru harus cermat dan tepat dalam memilihnya agar
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat dicapai secara optimal.
Berdasarkan pengamatan dilapangan, diketahui bahwa kemampuan servis
atas pada siswa putra ekstrakurikuler bolavoli SMP Negeri 1 Ngemplak
Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2010/2011 masih rendah, banyak diantara
mereka yang belum mampu melakukan servis atas secara baik. Terlihat dalam
pengambilan nilai pada kegiatan ektrakurikuler hasilnya sangat rendah, sehingga
tujuan pembelajaran belum dapat tercapai secara optimal. Sarana dan prasarana
pembelajaran pendidikan jasmani yang kurang merupakan kendala yang
menghambat dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani. Lapangan bolavoli
yang hanya 1 buah dan jumlah bola yang tidak sebanding dengan jumlah siswa
merupakan faktor yang menyulitkan, sehingga siswa lebih cenderung kurang
bergerak.
Berangkat dari sini, maka perlu adanya suatu upaya dalam memberikan
suatu masukan bagi sistem pembelajaran khususnya pada pembelajaran bolavoli
SMP Negeri I Ngemplak Kabupaten Boyolali, dalam memberikan suatu
pendekatan gaya mengajar yang tepat guna meningkatkan kemampuan
penguasaan teknik dasar servis atas pada permainan bolavoli sehingga proses
pembelajaran dapat mencapai tujuan. Berbagai metode maupun bentuk gaya
mengajar yang dapat digunakan dalam upaya membantu meningkatkan
kemampuan servis atas diantaranya adalah dengan menggunakan pendekatan
masing-commit to user
4
masing memiliki karakteristik yang berbeda dan belum diketahui gaya mengajar
yang lebih baik serta efektif untuk meningkatkan hasil belajar servis atas pada
siswa putra ekstrakurikuler bolavoli SMP Negeri 1 Ngemplak Kabupaten Boyolali
tahun pelajaran 2010/2011. Untuk mengetahui perbedaan dari kedua gaya
mengajar tersebut maka perlu diadakannya suatu penelitian.
Berdasarkan penjelasan-penjelasan tersebut di atas, maka perlu
diadakannya suatu penelitian untuk mengetahui perbedaan pengaruh dari kedua
gaya mengajar (latihan dan resiprokal) terhadap peningkatan kemampuan servis
atas permainan bolavoli. Bertolak dari latar belakang yang telah diuraikan diatas
maka dalam penelitian ini mengambil judul “Perbedaan Pengaruh Gaya Mengajar
Latihan dan Resiprokal Terhadap Hasil Belajar Servis Atas Bolavoli Pada Siswa
Putra Ekstrakurikuler Bolavoli SMP Negeri 1 Ngemplak Kabupaten Boyolali
Tahun Pelajaran 2010/2011.”
B. IdentifikasiMasalah
Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan dapat diidentifikasikan
masalah sebagai berikut :
1. Banyak kendala dan permasalahan yang dihadapi dalam kegiatan belajar
mengajar Penjaskes di SMP Negeri 1 Ngemplak Kabupaten Boyolali tahun
pelajaran 2010/2011
2. Kurangnya kemampuan penguasaan teknik dasar servis atas pada siswa putra
ekstrakurikuler bolavoli SMP Negeri 1 Ngemplak Kabupaten Boyolali tahun
pelajaran 2010/2011
3. Perlunya usaha untuk meningkatkan kemampuan penguasaan teknik dasar
servis atas pada siswa putra ekstrakurikuler bolavoli SMP Negeri 1 Ngemplak
Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2010/2011
4. Belum diketahui pengaruh gaya mengajar latihan dan resiprokal terhadap
hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra ekstrakurikuler bolavoli
commit to user
5. Kemampuan servis atas bolavoli pada siswa putra ekstrakurikuler bolavoli
SMP Negeri 1 Ngemplak Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2010/2011
belum teruji
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang telah
dikemukakan diatas, dan agar dalam penelitian ini tidak terlalu luas jangkauannya
maka perlu ada pembatasan masalah sebagai berikut :
1. Pengaruh gaya mengajar latihan dan resiprokal terhadap hasil belajar servis
atas bolavoli pada siswa putra ekstrakurikuler bolavoli SMP Negeri 1
Ngemplak Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2010/2011
2. Hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra ekstrakurikuler bolavoli
SMP Negeri 1 Ngemplak Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2010/2011
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dikemukakan maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Adakah perbedaan pengaruh antara gaya mengajar latihan dan resiprokal
terhadap hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra ekstrakurikuler
bolavoli SMP Negeri 1 Ngemplak Kabupaten Boyolali tahun pelajaran
2010/2011?
2. Manakah yang lebih baik pengaruh antara gaya mengajar latihan dan
resiprokal terhadap hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra
ekstrakurikuler bolavoli SMP Negeri 1 Ngemplak Kabupaten Boyolali tahun
commit to user
6
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai pada penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1. Perbedaan pengaruh antara gaya mengajar latihan dan resiprokal terhadap
hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra ekstrakurikuler bolavoli
SMP Negeri 1 Ngemplak Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2010/2011
2. Pengaruh gaya mengajar yang lebih baik antara latihan dan resiprokal
terhadap hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra ekstrakurikuler
bolavoli SMP Negeri 1 Ngemplak Kabupaten Boyolali tahun pelajaran
2010/2011
F. Manfaat Penelitian
Masalah dalam penelitian ini penting untuk diteliti dengan harapan dapat
memberi manfaat antara lain:
1. Dapat meningkatkan kemampuan servis atas bolavoli siswa yang dijadikan
obyek penelitian
2. Dapat dijadikan sebagai masukan dan pedoman bagi guru penjaskes di SMP
Negeri 1 Ngemplak Kabupaten Boyolali pentingnya peranan gaya mengajar
untuk meningkatkan penguasaan teknik bolavoli khususnya servis atas
bolavoli
3. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi penelitian tentang karya
commit to user BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Permainan Bolavoli
Permainan bolavoli merupakan cabang olahraga yang dapat dimainkan
oleh anak-anak sampai orang dewasa, baik laki-laki maupun perempuan. Seperti
yang dikemukakan oleh M. Yunus (1992:1) bahwa ”permainan bolavoli dapat
dilakukan oleh semua lapisan masyarakat, dari anak-anak sampai orang dewasa,
laki-laki maupun perempuan, baik masyrakat kota sampai pada masyarakat desa.”
Sebagai olahraga yang sering dipertandingkan, bolavoli dapat dimainkan di
lapangan terbuka (out door) maupun di tapangan tertutup (in door). Karena makin
berkembangnya olahraga ini, bolavoli dapat dimainkan di pantai yang kita kenal
dengan bolavoli pantai. Sebagai aturan dasar, bola boleh dipantulkan dengan
seluruh anggota badan.
Pada dasarnya permainan bolavoli itu adalah permainan tim atau regu,
meskipun sekarang sudah mulai dikembangkan permainan bolavoli dua lawan dua
dan satu lawan satu yang lebih mengarah kepada tujuan rekreasi seperti voli
pantai yang mulai berkembang akhir-akhir ini. Aturan dasar lainnya, bola boleh
dimainkan/dipantulkan dengan temannya secara bergantian tiga kali berturut-turut
sebelum diseberangkan ke daerah lawan. Pada awalnya ide dasar permainan
bolavoli adalah memasukan bola ke daerah lawan melewati suatu rintangan
berupa tali atau net dan berusaha memenangkan permainan dengan mematikan
bola itu di daerah lawan. Memvoli artinya memainkan/memantulkan bola sebelum
bola jatuh atau sebelum menyentuh lantai.
Sebagai olahraga pendidikan bolavoli berguna dalam pemeliharaan
kesegaran jasmani dan juga berperan dalam pembentukan kerja sama siswa.
Sebagai mana seperti cabang-cabang olahraga yang lain, bolavoli juga dapat
digunakan untuk pembinaan sportifitas dan pengembangan sifat-sifat positif
lainnya. Semangat bertanding dan pembentukan mental dapat dikembangkan
melalui - antar kelompok, antar kelas dan antar sekotah sehingga permainan ini
commit to user
8
telah menjadi suatu cabang olahraga yang secara teratur dilakukan di
sekolah-sekolah. Sekolah telah dilengkapi kurikulum pendidikan jasmani yang didalamnya
dimuat pembelajaran olahraga yang secara teratur dilakukan di sekolah-sekolah.
Saat ini permainan bolavoli yang digunakan sudah mengacu pada
peraturan internasional, bahwa permainan bolavoli adalah olahraga beregu,
dimainkan dua regu di setiap lapangan dengan dipisahkan oleh net. Tujuan dari
permainan ini adalah melewatkan bola di atas net agar dapat jatuh menyentuh
lantai daerah lawan dan mencegah agar bola yang sama (dilewatkan) tidak
tersentuh lantai dalam lapangan sendiri. Di setiap regu bola dapat dimainkan tiga
kali pantulan untuk dikembalikan bola itu (kecuali dalam perkenaan bendungan).
Permainan bola di udara (rally) berlangsung secara teratur sampai bola tersebut
tersentuh lantai atau bola keluar atau satu regu mengembalikan bola secara
sempurna dan pukulan bola oleh server melewati di atas net ke daerah lawan.
”Dalam permainan bolavoli hanya regu yang menang satu rally permainan
diperoleh satu angka, hingga salah satu regu menang dalam dengan terlebih
dahulu dikumpulkan minimal dua puluh lima angka dan untuk set penentuan lima
belas angka.” (PBVSl, 2001:23).
Oleh karena itu untuk mendapatkan hasil yang optimal, maka dalam
kegiatan pelatihan perlu memperhatikan berbagai komponen yang menunjang.
Menurut M. Yunus (1992:61) bahwa :” guna meningkatkan kemampuan bermain
bolavoli perlu ditingkatkan unsur-unsur yang meliputi : kondisi fisik, teknik,
taktik, kematangan mental, kerja sama dan pengalaman dalam bertanding.”
a. Teknik Dasar Permainan Bolavoli
Permainan bolavoli termasuk jenis permainan yang memerlukankan
latihan yang teratur dan terarah, karena permainan bolavoli mengandung berbagai
macam unsur gerak. Seperti yang dikemukakan oleh Suharno HP (1985:12)
commit to user
Teknik dasar dalam permainan bolavoli dapat diartikan sebagai cara yang
mendasar yang efektif dan efisien sesuai dengan peraturan permainan yang
berlaku untuk mencapai hasil yang optimal.
Seperti cabang olahraga yang lain, permainan bolavoli memerlukan teknik
dasar yang harus dikuasai dengan baik dan benar. Teknik adalah proses
melahirkan dan pembuktian dalam praktek dengan sebaik mungkin untuk
menyelesaikan tugas yang pasti dalam permainan bolavoli. ”Teknik dasar adalah
cara melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu secara efektif dan efesien
sesuai dengan peraturan yang berlaku untuk mencapai hasil yang optimal”
M.Yunus (1992:68). Sedangkan yang dimaksud dengan teknik dasar permainan
bolavoli adalah suatu proses melahirkan keaktifan jasmani dan pembuktian suatu
praktek dengan sebaik mungkin untuk menyelesaikan tugas yang pasti dalam
cabang permainan bolavoli, Suharno HP( 1985:14).
Teknik dasar bolavoli harus dipelajari terlebih dahulu guna pengembangan
mutu prestasi pembinaan bolavoli. Penguasaan teknik dasar bolavoli merupakan
salah satu unsur yang turut menentukan menang atau kalahnya suatu regu dalam
permainan disamping unsur-unsur kondisi fisik dan mental,Suharno HP(1985:15).
Teknik dasar tersebut harus benar-benar dikuasai terlebih dahuiu, sehingga dapat
mengembangkan mutu permainan. Namun keterampilan teknik saja belum dapat
mengembangkan permainan untuk penguasaan teknik yang benar perlu diterapkan
suatu taktik. Taktik adalah suatu siasat yang diperlukan dalam bolavoli untuk
mencari kemenangan secara sportif. Jadi untuk dapat mengembangkan dan
memenangkan bolavoli diperlukan teknik dan taktik yang benar. Teknik dasar
permainan bolavoli selalu berkembang sesuai dengan perkembangan pengetahuan
dan teknologi dan ilmu-ilmu yang lain. Teknik dasar permainan bolavoli menurut
Soedarwo dkk (1997 : 7) adalah sebagai berikut :
a). Passing
(1) Teknik pass atas
(2) Teknik pass bawah
commit to user
meliputi : (1) servis, (2) pas, (3) umpan, (4) smas, dan (5) bendungan. Lebih lanjut
berikut ini dijelaskan secara mendalam tentang teknik-teknik dasar permainan
bolavoli tersebut.
1) Servis
Pada umumnya servis hanya merupakan pukulan pembukaan untuk
memulai suatu permainan sesuai dengan kemajuan permainan, teknik servis saat
ini hanya sebagai permukaan permainan, tapi jika ditinjau dari sudut taktik sudah
merupakan suatu serangan awal untuk mendapatkan nilai agar suatu regu berhasil
meraih kemenangan. Menurut M. Yunus (1992:68-69), ”servis merupakan salah
satu teknik dalam permainan bolavoli. Pada mulanya servis hanya merupakan
pukulan awal untuk dimulainya suatu permainan, tetapi jika ditinjau dari sudut
taktik sudah merupakan suatu serangan awal untuk diperoleh nilai agar suatu regu
bcrhasil diraih kemenangan.” Pendapat serupa juga dinyatakan Soedarwo, dkk
(1997 : 2) bahwa ”mulanya servis hanya dipandang sebagai pukulan permulaan
saja, cara melempar bola untuk memulai permainan namun sekarang berkembang
dalam bentuk penyerangan.”
Karena kedudukannya begitu penting maka para pelatih selalu berusaha
menciptakan bentuk teknik servis yang dapat menyukarkan lawan dan mendapat
commit to user
2) Passing
Menurut Suharno HP (1985:29), passing dalam permainan bolavoli adalah
usaha maupun upaya seorang pemain dengan menggunakan suatu teknik tertentu
yang tujuannya adalah mengoperkan bola yang dimainkannya itu kepada teman
seregunya untuk dimainkan di lapangan sendiri. Menurut Soedarwo dkk (1997 :
12) passing adalah mengoperkan bola kepada teman sendiri dalam satu regu
dengan suatu teknik tertentu sebagai langkah awal dalam menyusun pola serangan
kepada regu lawan.
Dapat disimpulkan bahwa passing adalah awal sentuhan bola dan
merupakan usaha seorang pemain untuk memainkan bola yang datang pada
daerahnya dengan mempergunakan cara tertentu, untuk dimainkan oleh teman
seregunya yang biasanya adalah pengumpan untuk diumpankan kepada smasher
sebagai serangan ke regu lawan.
3) Umpan (set-up)
Umpan adalah menyajikan bola kepada teman dalam satu regu, yang
kemudian diharapkan bola tersebut dapat diserangkan ke daerah lawan dalam
bentuk smash. Teknik mengumpan pada dasarnya sama dengan teknik passing.
Letak perbedaannya hanya pada tujuan dan kurve jalannya bola. Umpan yang baik
harus memenuhi beberapa persyaratan, yakni :
a) Bola harus melambung di atas jaring dengan tenang di daerah serang
lapangan sendiri.
b) Bola harus berada di atas jaring jaring dengan ketinggian yang cukup
agar dapat di smash oleh Smasher.
c) Jarak umpan dengan net sesuai dengan tipe serangan yang diinginkan.
Pada umpan normal jarak bola dengan net berkisar 20-50 cm (Suharno HP.,1985:19-20).
4) Smash/spike
Smash adalah tindakan memukul bola yang lurus ke bawah sehingga bola
akan bergerak dengan cepat dan menukik melewati atas jaring menuju ke
lapangan lawan dan akan sulit menerimanya. Penguasaan teknik dasar smash
dalam permainan bolavoli sangat penting, keberhasilan suatu regu dalam
memenangkan bolavoli banyak ditentukan oleh smash. Sebab smash merupakan
commit to user
12
Beutelstahl (2005:23),”kalau pemain hendak memenangkan bolavoli, mereka
harus meguasai teknik smash yang sempurna. Dalam permainan bolavoli smash
berguna sebagai alat penyerangan yang paling mematikan seperti yang dikatakan
oleh M. Yunus (1992:108), smash merupakan pukulan yang utama dalam
penyerangan dalam usaha mencapai kemenangan. Oleh karena itu setiap pemain
dalam satu team harus benar-benar mengusai smash dengan baik, karena smash
merupakan serangan utama.
5) Bendungan/Block
Bendungan adalah tindakan membentuk benteng pertahanan untuk
menangkis serangan lawan. dan dapat dikatakan bahwa block merupakan
pertahanan pertama dari serangan dengan cara membendung smash tersebut di
depan jaring (M. Yunus, 1992:119).
Dari kelima teknik tersebut di atas, penulis bermaksud mengadakan
penelitian tentang servis. Sebab dewasa ini servis bukan sekedar tanda dimulainya
tetapi juga telah menjadi suatu serangan yang pertama kali bagi suatu regu (M.
Yunus, 1992:69).
b. Teknik Servis Bolavoli
Variasi servis bolavoli ada bermacam-macam, di mana masing-masing
memiliki nama, sifat dan teknik sendiri-sendiri. Bertolak dari pentingnya
kedudukan servis diciptakan bermacam-macam teknik dan variasi servis. ”Teknik
dasar servis dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu (1) menurut posisi bola
terhadap badan dan (2) menurut putaran bola.” (M.Yunus 1992:69-71).
Menurut posisi bola terhadap badan, teknik dasar servis dapat dibedakan
menjadi : 1) Servis tangan bawah (underhand service) terdiri dari : back spin, oud
side spin, in side spin, cutting underhand service, dan floating underhand, 2)
servis dari samping (side arm service) terdiri dari : cutting side arm service dan
floating side arm service, 3) servis dari atas (Overhead service) terdiri dari : tennis
service, floating service, slide floating overhand service (overhand change up
commit to user
service), dan honggaria overhand service. Menurut putaran bola servis dapat
dibedakan menjadi : top spin, back spin,out suk' spin dm flood.
Pondasi dasar yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan teknik servis
atas adalah sikap badan dan pandangan, lambungan bola keatas harus sesuai
dengan kebutuhan, saat kapan harus memukul bola. Kemudian menurut Suharno
HP. (1985:12)” secara umum ada dua macam pukulan servis yang di kenal dan
sering dimainkan yaitu servis tangan bawah dan servis tangan atas.”
2. Teknik Servis Atas Bolavoli
a. Pengertian Servis Atas dalam Permainan Bolavoli
Servis atas (overhead service) adalah servis dengan awalan melemparkan
bola ke atas seperlunya, kemudian server tetap dengan berdiri atau melompat
untuk memukul bola dengan ayunan tangan perkenaan bola dari atas (menurut
Barbara L Viera&Bonnie Jill Ferguson, 1996 :28). Servis ini merupakan servis
yang sangat cepat dan biasanya selalu digunakan dalam permainan bolavoli
dibandingkan dengan penggunaan servis bawah.
Bagi pemain yang sedang dalam taraf belajar teknik dasar bolavoli,
seperti siswa kelas VII dan VIII SMP mempelajari teknik dasar servis atas sangat
cocok karena servis ini merupakan servis yang sangat cepat serta sedikit lebih
sulit penguasaannya dan lebih membutuhkan tenaga yang besar dibandingkan
dengan teknik servis bawah.
Pelaksananaan dari servis tangan atas ini adalah sebagai berikut :
1) Sikap permulaan :
Berdiri di daerah servis menghadap ke lapangan, bagi yang tidak kidal
kaki kiri berada di depan dan bagi yang kidal sebaliknya. Bola dipegang pada
tangan kiri, tangan kanan boleh menggenggam atau dengan telapak tangan
terbuka, lutut agak ditekuk dan berat badan berada di tengah.
2) Gerakan pelaksanaan :
Bola dilambungkan keatas setinggi 10 sampai 20 cm diatas depan kepala,
pada saat yang bersamaan tangan kanan ditarik ke belakang melewati samping
commit to user
14
tengah bola. Lengan di luruskan dan telapak tangan atau genggaman tangan
ditegangkan sedangkan arah bola melambung (parabola).
3) Gerak lanjutan :
Setelah memukul bola diikuti dengan memindahkan berat badan ke depan,
dengan melangkahkan kaki kanan ke depan dan segera masuk ke dalam lapangan
untuk mengambil posisi dengan sikap kembali, Untuk jelasnya lihat gambar 4,
urutan-urutan pelaksanaan melakukan servis atas.
Gambar. 1 Gerakan Servis Tangan Atas
(M. Yunus, 1992:74)
b. Peranan Servis Atas dalam Permainan Bolavoli
Servis dalam permainan bolavoli merupakan suatu pukulan yang
digunakan untuk memulai setelah bola mati. Servis atas yang cepat, keras dan
terarah dapat dijadikan sebagai senjata yang ampuh dalam melakukan serangan
yang pertama. Sehingga pukulan servis atas dapat memberikan manfaat yang
cukup besar dalam menghasilkan point atau angka di dalam permainan.
Selanjutnya tidak jarang bahwa servis atas yang terarah akan mendapatkan
kemenangan dalam pertandingan. M. Yunus (1992:68-69) menyatakan bahwa
”ditinjau dari sudut taktik servis sudah merupakan suatu serangan awal untuk
memperoleh nilai agar suatu regu berhasil meraih kemenangan.” Pendapat serupa
juga dinyatakan Beutelstahl (2005:9), bahwa ”mulanya servis hanya dipandang
sebagai pukulan permulaan saja, cara melempar bola untuk memulai permainan.
Tetapi servis saat kemudian berkembangan menjadi suatu senjata yang ampuh
commit to user
Berdasarakan pendapat tersebut diatas servis atas merupakan salah satu
teknik penyerangan yang sangat tepat. Servis sendiri adalah pukulan bola yang
dilakukan dari daerah belakang garis lapangan melalui net ke daerah lawan.
Pukulan servis dilakukan pada permulaan dan setelah terjadinya suatu kesalahan.
Suharno HP (1985:14), menyatakan” bahwa pukulan servis dapat berupa serangan
bila bola dipukul dengan keras dan terarah.” Mengingat begitu pentingnya servis
dalam permainan bolavoli saat ini khususnya sejak diberlakukan sitem relly point,
maka khususnya dalam melakukan servis atas harus dilakukan dengan baik dan
sempurna oleh semua pemain, karena kesalahan pemain mengakibatkan
pertambahan angka dari lawan dan uniknya lagi setiap pemain harus melakukan
servis atas ini.
3. Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu proses yang sistematis secara berulang-ulang
atau ajeg dengan selalu memberikan peningkatan materi pembelajaran. Dengan
pembelajaran yang sistematis melalui pengulangan tersebut akan menyebabkan
mekanisme susunan saraf bertambah baik. Hasil nyata dari pembelajaran ini
adalah gerakan-gerakan otomatis yang tidak terlalu membutuhkan konsentrasi
pusat-pusat saraf, sehingga gerakan otomatis yang terjadi akan mengurangi
gerakan tambahan yang berarti penghematan tenaga.
a. Hakikat Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan antara guru dan
siswa. Syaiful Sagala (2005: 61) menyatakan, “Pembelajaran merupakan proses
komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik,
sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid”. Menurut Sukintaka
(2004: 55) bahwa, “Pembelajaran mengandung pengertian, bagaimana para guru
mengajarkan sesuatu kepada peserta didik, tetapi di samping itu juga terjadi
commit to user
16
Pembelajaran adalah segala upaya yang dilakukan guru (pendidik) agar terjadi proses belajar pada diri siswa. Secara implisit, di dalam pembelajaran ada dua kegiatan memilih, menetapkan dan mengembangkan metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Pembelajaran lebih menekankan pada cara-cara untuk mencapai tujuan dan berkaitan dengan bagaimana cara mengorganisasikan materi pelajaran dan mengelola pembelajaran.
Berdasarkan pengertian pembelajaran yang dikemukakan tiga ahli tersebut
dapat disimpulkan, pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dua
pihak dimana salah satu pihak sebagai pengajar (guru/pendidik) dan pihak kedua
orang yang belajar (siswa). Dalam proses pembelajaran, telah mengubah peran
guru dan siswa. M. Sobry Sutikno (2009: 33-34) menyatakan:
1) Peran guru telah berubah dari:
a) Sebagai penyampai pengetahuan, sumber utama informasi, ahli materi
dan sumber segala jawaban, menjadi sebagai fasilitator pembelajaran, pelatih, kolabolator dan mitra belajar.
b) Dari mengendalikan dan mengarahkan semua aspek pembelajaran,
menjadi lebih banyak memberikan alternatif dan tanggung jawab kepada setiap siswa dalam proses pembelajaran.
2) Peran siswa dalam pembelajaran telah mengalami perubahan, yaitu:
a) Dari penerima informasi yang pasif menjadi partisipan aktif dalam
proses pembelajaran.
b) Dari mengungkapkan kembali pengetahuan menjadi menghasilkan
dan berbagi pengetahuan.
c) Dari pembelajaran sebagai aktivitas individual menjadi pembelajaran
berkolaboratif dengan siswa lain.
Dalam kegiatan pembelajaran siswa lebih dominan atau berperan aktif.
Siswa harus selalu berpartisipasi aktif, menghasilkan berbagai macam
pengatahuan dan harus mampu bekerjasama dengan siswa lainnya. Sedangkan
guru bertindak sebagai fasilitator, motivator dan katalisator. Selain itu juga,
seorang guru harus lebih banyak memberikan alternatif dan tanggung jawab
commit to user
b. Unsur-Unsur Pembelajaran
Dalam kegiatan pembelajaran melibatkan beberapa unsur atau komponen.
M. Sobry Sutikno (2009: 35-40) menyatakan, “Komponen pembelajaran meliputi
beberapa aspek yaitu: “(1) Tujuan pembelajaran, (2) materi pelajaran, (3) kegiatan pembelajaran, (4) metode, (5) media, (6) sumber belajar dan, (7) evaluasi”.
Pendapat lain dikemukan H.J. Gino dkk., (1998: 30) beberapa komponen dalam
suatu kegiatan pembelajaran yaitu:
1) Siswa adalah seseorang yang bertindak sebagai pencari, penerima dan
menyimpan isi pelajaran yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
2) Guru adalah seseorang yang bertindak sebagai pengelola kegiatan belajar
mengajar, katalisator belajar mengajar, dan peranan lainnya yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang efektif.
3) Tujuan yakni, pernyataan tentang perubahan perilaku yang diinginkan
terjadi pada siswa setelah mengikuti belajar mengajar. Perubahan periklaku tersebut mencakup perubahan kognitif, psikomotor dan afektif.
4) Isi pelajaran yakni, segala informasi berupa fakta, prinsip dan konsep yang
diperlukan untuk mencapai tujuan.
5) Metode yakni, cara yang teratur untuk memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan siswa untuk mencapai tujuan.
6) Media yakni, bahan pengajaran dengan atau tanpa peralatan yang
digunakan untuk menyajikan informasi kepada siswa agar dapat mencapai tujuan.
7) Evaluasi yakni, cara tertentu yang digunakan untuk menilai suatu proses
dan hasilnya. Evaluasi dilakukan terhadap seluruh komponen kegiatan belajar mengajar dan sekaligus memberikan balikan bagi setiap komponen belajar mengajar.
Komponen-komponen yang harus dipenuhi dalam kegiatan pembelajaran
pada dasarnya mencakup tujuh komponen utama. Ketujuh komponen dalam
kegiatan pembelajaran yaitu: siswa, guru, tujuan, isi pelajaran, metode, media dan
evaluasi. Dari ketujuh komponen tersebut saling berkaitan antara satu dengan
lainnya. Tujuan pembelajaran akan tercapai dengan baik, jika
commit to user
18
c. Pembelajaran yang Efektif
Dalam kegiatan pembelajaran siswa menghendaki hasil belajar yang
efektif bagi dirinya. Untuk itu guru dituntut dapat membantu siswanya, sehingga
pada waktu mengajar dapat dilakukan dengan efektif. Menurut Rusli Lutan (1988:
38) efektivitas pengajaran meliputi beberapa unsur yaitu: “(1) Pemanfaatan waktu
aktif berlatih, (2) Lingkungan yang efektif, (3) Karakteristik guru dan siswa, (4)
Pengelolaan umpan balik”. Sedangkan Wina Sanjaya (2006: 32-33) menyatakan, beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam prose pembelajaran agar
berlangsung efektif yaitu:
1) Proses pembelajaran harus memberikan peluang kepada siswa agar mereka
secara langsung dapat berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Dengan demikian guru harus bertindak sebagai pengelola proses belajar, bukan bertindak sebagai sumber belajar.
2) Guru perlu memberikan kesempatan pada siswa untuk merefleksi apa yang
telah dilakukan. Dengan demikian pembelajaran bukan hanya mendorong siswa untuk melakukan tindakan saja, tetapi menghayati berbagai tindakan yang telah dilakukannya. Hal ini sangat penting baik untuk pembentukan sikap, maupun untuk mencermati berbagai kelemahan dan kekurangan atas segala tindaknnya.
3) Proses pembelajaran harus mempertimbangkan perbedaan individual. Hal
ini didasarkan pada suatu asumsi bahwa tidak ada manusia yang sama baik dalam minat, bakat maupun kemampuannya. Pembelajaran harus memberikan kesempatan agar siswa dapat berkembang sesuai dengan bakat dan kemampuannya. Dengan demikian siswa yang lambat tidak merasa tergusur oleh siswa yang cepat, sebaliknya siswa yang cepat tidak merasa terhambat oleh yang lambat belajar.
4) Proses pembelajaran harus dapat memupuk kemandirian di samping kerja
sama. Artinya guru dituntut mampu menyediakan pengalaman belajar yang memungkinkan siswa dapat mandiri dan bekerja sama dengan orang lain.
5) Proses pembelajaran harus terjadi dalam iklim yang kondusif baik iklim
sosial maupun iklim psikologis. Siswa akan belajar dengan baik, manakala terbebas dari berbagai tekanan, baik tekanan sosial maupun tekanan psikologis. Melalui iklim belajar yang demikian diharapkan siswa akan berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.
6) Proses pembelajaran yang dikelola guru harus dapat mengembangkan
kreativitas, rasa ingin tahu. Hal ini hanya mungkin terjadi manakala guru tidak menempatkan posisi siswa sebagai objek belajar, tetapi sebagai subjek belajar. Untuk itulah guru harus mendorong agar siswa aktif untuk belajar melalui proses mencari dan mengobservasi.
commit to user
Efektifitas pembelajaran sangat tergantung pada siswa. Dalam pelaksanaan
pembelajaran siswa harus bertindak aktif, memiliki kreativitas dan kemandirian.
Disisi lain, seorang guru bertugas mengelola proses pengajaran berupa aktivitas
merencanakan dan mengorganisasikan semua aspek kegiatan, tidak saja susunan
pengalaman atau tugas-tugas ajar, tetapi juga penciptaan kondisi lingkungan
belajar yang efektif. Husdarta & Yudah M. Saputra (2000: 4) menyatakan:
Tugas utama guru adalah untuk menciptakan iklim atau atmosfir supaya proses belajar terjadi di kelas atau lapangan. Ciri utama terjadinya proses belajar adalah siswa dapat secara aktif ikut terlibat di dalam proses pembelajaran. Para guru harus selalu berupaya agar para siswa dimotivasi untuk lebih berperan. Walau demikian guru tetap berfungsi sebagai pengelola proses belajar dan pembelajaran.
Menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif adalah sangat penting.
Dengan iklim pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan akan membawa
siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Untuk itu seorang guru harus memiliki
beberapa kemampuan dalam menyampaikan tugas ajar agar tujuan mengajar dapat
berhasil.
d. Kompetensi yang Harus Dimiliki Seorang Guru
Tanggung jawab dalam mengembangkan profesi guru pada dasarnya
merupakan tuntutan dan panggilan untuk selalu mencintai, menghargai, menjaga
dan meningkatkan tugas dan tanggung jawab profesinya. Seorang guru harus
sadar bahwa tugas dan tanggung jawabnya tidak bisa dilakukan oleh orang lain
dan dalam melaksanakan tugasnya harus bersungguh-sungguh. Seorang guru
dituntut agar selalu meningkatkan pengetahuannya, kemampuan dalam rangka
pelaksanaan tugas profesinya. Seorang guru harus peka terhadap
perubahan-perubahan yang terjadi, khususnya dalam bidang pendidikan dan pengajaran, dan
pada masyarakat pada umumnya. Guru harus dapat mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, sehingga dalam pelaksanaan pengajaran sesuai
dengan tuntutan perkembangan jaman.
Meningkatkan kemampuan dan pengetahuan diberbagai bidang merupakan
commit to user
20
kompetensi. Nana Sudjana (2005: 18) menyatakan, kompetensi yang harus
dimiliki seorang guru di antaranya:
1) Kompetensi dibidang kognitif. Artinya kemampuan intelektual seperti
pengetahuan mata pelajaran, pengetahuan mengani cara mengajar, pengetahuan mengenai belajar dan tingkah laku individu, pengetahuan tentang bimbingan penyuluhan, pengetahuan tentang adminitrasi kelas, pengetahuan tentang cara menilai hasil belajar siswa, pengetahuan tentang kemasyarakatan serta pengetahuan umum lainnya.
2) Kompetensi bidang sikap. Artinya kesiapan dan kesediaan guru terhadap
berbagai hal yang berkenaan dengan tugas dan profesinya. Misalnya sikap menghargai pekerjaannya, mencintai dan memiliki perasaan senang terhadap mata pelajaran yang dibinanya, sikap toleransi terhadap sesama teman profesinya, memiliki kemauan yang keras untuk meningkatkan hasil pekerjaannya.
3) Kompetensi perilaku/performance. Artinya kemampuan guru dalam
berbagai keterampilan/perilaku, seperti keterampilan mengajar,
membimbing, menilai, menggunakan alat bantu pengajaran, bergaul dan berkomunikasi dengan siswa, keterampilan menumbuhkan semangat belajar para siswa, keterampilan menyusun persiapan atau perencanaan mengajar, keterampilan melaksanakan adminitrasi kelas dan lain-lain. Perbedaan dengan komptensi kognitif terletak pada sifatnya. Kalau kompetensi kognitif berkenaan dengan aspek teori atau pengetahuannya, pada kompetensi perilaku yang diutamakan adalah praktik atau keterampilan melaksanakannya.
Pada dasarnya kompetensi yang harus dimiliki seorang guru mencakup
tiga aspek yaitu, kompetensi kogitif, kompetensi sikap dan kompetensi perilaku
atau performance. Dari ketiga kompetensi tersebut tidak berdiri sendiri, tetapi
saling berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lainnya. Dari ketiga
kompetensi tersebut, kompetensi guru yang banyak berhubungan dengan usaha
meningkatkan proses dan hasil belajar dikelompokkan ke dalam empat
kemampuan yaitu: “(1) Merencanakan program belajar mengajar, (2)
melaksanakan dan memimpin, (3) menilai kemajuan proses belajar mengajar, (4)
menguasai bahan pelajaran dalam pengertian menguasai bidang studi atau mata
pelajaran yang dipegangnya/dibinaannya (Nana Sudjana, 2005: 19).
e. Pembelajaran yang Sukses
Mencapai hasil belajar yang maksimal yaitu terjadinya peningkatan
commit to user
guru maupun siswa. Namun untuk menentukan indikator bagaimanakah
pembelajaran dapat dikatakan sukses atau berhasil tidaklah mudah. Untuk
mencapai pembelajaran yang sukses, maka perlu penerapan desain sistem
pembelajaran yang baik dan tepat. Menurut Heinich dkk (2005) yang dikutip
Benny A. Pribadi (2009: 19-21) mengemukakan, perspektif pembelajaran sukses
yang terdiri atas beberapa kriteria, yaitu:
1) Peran aktif siswa (active participation)
Proses belajar akan berlangsung efektif, jika siswa terlibat secara aktif dalam tugas-tugas yang bermakna, dan berinteraksi dengan materi pelajaran secara intensif. Keterlibatan mental siswa dalam melakukan proses belajar akan memperbesar kemungkinan terjadinya proses belajar dalam diri seseorang.
2) Latihan (practice)
Latihan yang dilakukan dalam berbagai konteks dapat memperbaiki tingkat daya ingat atau retensi. Latihan juga dapat memperbaiki kemampuan siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang baru dipelajari. Tugas-tugas belajar berupa pemberian latihan akan dapat meningkatkan penguasaan siswa terhadap pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari.
3) Perbedaan individual (individual differences)
Setiap individu memiliki karakteristik unik yang membedakannya dari individu yang lain. Setiap individu memiliki potensi yang perlu dikembangkan secara optimal. Dalam hal ini, tugas guru atau instruktur adalah mengembangkan potensi yang dimiliki oleh individu seoptimal mungkin melalui proses pembelajaran yang berkualitas.
4) Umpan balik (feedback)
Umpan balik sangat diperlukan oleh siswa untuk mengetahui kemampuan dalam mempelajari materi pelajaran yang benar. Umpan balik dapat diberikan dalam bentuk pengetahuan tentang hasil belajar (learning outcomes) yang telah dicapai siswa setelah menempuh program dan aktivitas pembelajaran. Informasi dan pengetahuan tentang hasil belajar akan memacu seseorang untuk berprestasi lebih baik lagi.
5) Konteks nyata (realitic context)
Siswa perlu mempelajari materi pelajaran yang berisi pengetahuan dan keterampilan yang dapat diterapkan dalam sebuah situasi yang nyata. Siswa yang mengetahui kegunaan pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari akan memiliki motivasi tinggi untuk mencapai tujuan pembelajaran.
6) Interaksi sosial (social interaction)
commit to user
22
Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan, pembelajaran yang sukses
apabila siswa berperan aktif, diberikan latihan, memahami perbedaan individu,
adanya umpan balik, ada konmteks yang nyata dan adanya interaksi sosial antar
siswa. Untuk mencapai pembelajaran yang sukses, maka hal-hal seperti di atas
harus diperhatikan dalam kegiatan pembelajaran.
4. Gaya Mengajar
a. Pengertian Gaya Mengajar
Keberhasilan penggunanaan gaya mengajar yang dilakukan guru akan
selalu bergantung pada gaya siswa belajar. Gaya belajar dan mengajar merupakan
dua hal yang perlu di dalam melangsungkan proses belajar mengajar. Gaya belajar
merupakan kepribadian atau personality dan kesanggupan siswa untuk terlibat
dalam proses belajar. Sedangkan gaya mengajar merupakan strategi guru untuk
menyampaikan tugas ajar kepada siswa agar siswa aktif mengikuti tugas ajar yang
diberikan.
Pemakaian istilah gaya mengajar (teaching style) sering ganti berganti
dengan istilah strategi mengajar (teaching strategy) yang pengertiannya dianggap
sama yakni siasat untuk menggiatkan partisipasi siswa untuk melaksanakan
tugas-tugas ajar (Rusli Lutan, 2000: 29). Pada prinsipnya gaya mengajar bertujuan
untuk mengaktifkan siswa dalam menjalankan tugas-tugas ajar dari guru.
Berkaitan dengan gaya mengajar Srijono Brotosuroyo, Sunardi dan M. Furqon
(1994: 250) menyatakan, “Gaya mengajar didefinisikan dengan keputusan -keputusan yang dibuat oleh guru dan dibuat oleh siswa di dalam episode atau
peristiwa belajar yang diberikan”. Menurut Husdarta & Yudah M. Saputra (2000: 21) bahwa, “Gaya mengajar merupakan interaksi yang dilakukan oleh guru
dengan siswa dalam proses belajar mengajar agar materi yang disajikan dapat
diserap oleh siswa”.
Gaya mengajar pada dasarnya merupakan seperangkat keputusan yang
diambil dalam pelaksanaan proses pengajaran. Baik guru maupun siswa memiliki
commit to user
antara satu gaya dengan gaya lainnya ditentukan oleh besarnya pengalihan
keputusan dari guru kepada siswanya. Pada sisi lain dapat dilihat gaya mengajar
yang semua keputusannya dibuat oleh guru, tetapi ada juga gaya mengajar siswa
juga dapat mengambil keputusan.
Kecenderungan yang terjadi dalam proses pengajaran adanya kesadaran
bahwa pengajaran sebaiknya jangan terlalu didominasi oleh keputusan guru.
Tetapi harus secara proporsional memberikan kesempatan kepada siswa dalam
membuat keputusan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan dan
penilaian pelaksanaannya.
b. Macam-Macam Gaya Mengajar
Pada dasarnya gaya mengajar bersifat kontinu terdiri dari 11 gaya, yang
masing-masing gaya memilki kelebihan sekaligus memiliki kelemahan. Untuk
memanfaatkan kelebihan dari setiap gaya mengajar guru harus mampu
menggunakan gaya yang bervariasi dalam pembelajarannya. Artinya, ketika guru
mengajar harus mengkombinasikan gaya mengajar yang berbeda-beda, untuk
mencari kemungkinan terbaik serta mencari kesesuaian dengan gaya belajar
siswa. Menurut Moston yang dikutip Agus Mahendra (2000: 108-117)
mengklasifikasikan gaya mengajar menjadi 11 macam yaitu :
1) Gaya komando
2) Gaya latihan (Practice style)
3) Gaya perbalasan (Reciprokal style)
4) Gaya menilai (Self-check style)
5) Gaya latihan (Latihan style)
6) Gaya penemuan terbimbing (guided discovery)
7) Gaya penemuan kovergen (Covergent discovery style)
8) Gaya produksi (Divergen production)
9) Gaya program rancangan siswa (Leaner’s individual designed program)
10)Gaya inisiatif (Learner initiated)
11)Gaya mengajar diri (Self teaching)
Kesebelas gaya mengajar tersebut penting untuk diperhatikan dan dikuasai
seorang guru dalam proses pembelajaran. Seorang guru dapat mengkombinasikan
atara gaya yang satu dengan lainnya menurut kebutuhannya. Hal ini karena, tidak
commit to user
24
situasi. Seperti dikemukakan Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001 : 45)
alasan digunakannya beberapa macam gaya mengajar dalam proses pembelajaran
yaitu , “(1) untuk mendorong terciptanya suasana belajar yang mengajarkan siswa
untuk belajar, (2) agar guru dan siswa sama-sama termotivasi dan giat
melaksanakan tugas masing-masing”
Pada dasarnya mengkombinasikan antara gaya mengajar satu dengan gaya
mengajar lainnya bertujuan untuk mendorong terciptanya suasana belajar yang
kondusif. Selain itu juga, antara guru dan siswa termotivasi untuk melaksanakan
tugasnya masing. Proses belajar mengajar yang kondusif dan
masing-masing mampu melaksanakan tugasnya dengan baik, maka akan diperoleh hasil
belajar yang optimal.
c. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Servis Atas Bolavoli
Servis atas merupakan salah satu bentuk keterampilan yang memiliki
beberapa unsur gerakan yang dalam pelaksanaannya harus dikoordinasikan secara
baik dan harmonis. Untuk menguasai gerakan servis atas dengan baik, maka harus
berlatih secara sistematis dan teratur dengan mengulang-ulang gerakan dengan
frekuensi sebanyak-banyaknya. Dalam hal ini Suharno HP (1985:22) menyatakan
bahwa ”untuk mengotomatiskan penguasaan unsur gerak fisik, teknik, taktik dan keterampilan yang benar atlet harus melakukan latihan berulang-ulang dengan
frekuensi sebanyak-banyaknya.” Agar tugas ajar dari guru dapat dilakukan dengan
baik, maka harus mampu menyajikan materi pelajaran secara runtut dan benar.
Hal ini karena, penyajian materi pelajaran yang baik akan berpengaruh terhadap
kemampuan siswa untuk menyerap atau menguasai tugas ajar yang diberikan.
Menurut PBVSI (2001:67) dijelaskan bahwa metode umum pembelajaran
keterampilan olahraga secara metodis dapat diurutkan sebagai berikut :
1) Memberikan gambaran pengertian yang benar melalui penjelasan lisan
(informasi verbal).
2) Memberikan contoh atau demonstrasi yang benar antara lain dengan :
a) Contoh langsung dari pelatih atau guru.
b) Contoh dari siswa yang dianggap baik.
c) Contoh dengan gambar seri/foto.
commit to user
3) Siswa disuruh melakukan gerakan dengan formasi-formasi yang
ditentukan oleh guru.
4) Guru mengkoreksi dan membetulkan kesalahan-kesalahan baik bersifat
perorangan maupun kelompok.
5) Siswa disuruh mengulang kembali sebanyak mungkin untuk mencapai
gerakan otomatis yang benar.
6) Guru mengevaluasi terhadap hasil yang sudah dapat dicapai pada saat itu.
Tata urutan mengajar keterampilan olahraga termasuk servis bawah bolavoli tersebut penting untuk dipahami dan diperhatikan oleh guru. Pembelajaran keterampilan yang ditata dengan metode yang tepat akan diperoleh hasil belajar yang optimal.
5. Pembelajaran Servis Atas dengan Gaya Latihan
Gaya latihan merupakan peralihan beberapa keputusan selama pertemuan
berlangsung yang dipindahkan dari guru kepada siswa. Dalam gaya latihan siswa
diberikan waktu untuk melaksanakan tugas secara perorangan dan guru memberi
umpan balik kepada semua siswa secara perorangan. Mosston (1994:18)
mengemukakan bahwa “ gaya latihan adalah pelimpahan keputusan tertentu dari
guru kepada siswa dalam tugas-tugas latihan yang telah didemonstrasikan
sebelumnya.” Selanjutnya peran guru dalam gaya latihan ini adalah :
a. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja sendiri
b. Memberi balikan secara individual
c. Meningkatkan interaksi kepada individu
d. Memberi kesempatan kepada siswa dalam penyesuaian diri
Gaya latihan memberikan realitas baru, menawarkan kondisi baru dalam
pembelajaran untuk pencapaian tujuan yang berbeda-beda. Anatomi gaya latihan
dapat dilihat pada tabel berikut:
Peran guru pada saat sebelum proses pelaksanaan (pre-impact) membuat
commit to user
26
tugas untuk dilakukan oleh murid. Pada saat proses pelaksanaan (impact) murid
melakukan latihan sesuai dengan kertas tugas, peran guru menjadi fasilitator. Pada
saat setelah proses pelaksanaan (post-impact) guru melakukan evaluasi dan
memberikan umpan balik.
a. Pelaksanaan Pembelajaran Servis Atas dengan Gaya Latihan
Bertolak dari kesimpulan pendekatan latihan tersebut di atas, maka
pembelajaran servis atas dengan pendekatan latihan yaitu dengan menjelaskan
teknik gerakan servis atas. Selanjutnya guru memberikan kertas tugas kepada
siswa untuk melaksanakan tugas tersebut. Kerangka kerja pendekatan latihan yang
diterapkan terangkum dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 2. Proses Pembelajaran Servis Atas Gaya Latihan
Teknik Proses Pembelajaran
1. Sikap Permulaan
2. Gerak Pelaksanaan
3. Gerak Lanjutan
a.Guru memberikan menjelaskan
tentang pokok bahasan servis atas.
b. Guru membuat keputusan mengenai
penyampaian tugas
c.Siswa mendengarkan dan
memahami penjelasan dari guru
a.Siswa mulai melakukan tugasnya.
b.Siswa membuat keputusan selama
kegiatan berlangsung mengenai
sikap, postur, tempat, urutan
pelaksanaan tugas, waktu untuk memulai dan berhenti, membuat adanya pertanyaan-pertanyaan.
c.Guru sebagai fasilitator
a.Guru mengevaluasi secara
keseluruhan .
b.Guru memberikan umpan balik
untuk semua siswa secara individu Berdasarkan kerangka pembelajaran servis atas tersebut, guru bertugas
membuat perencanaan pembelajaran, yang bisa diwujudkan dalam kertas tugas
untuk meningkatkan efisiensi gaya latihan. Kertas tugas dapat didesain untuk
ditempelkan dinding atau dibuat untuk masing-masing siswa. Fungsi kertas tugas