KEDUDUKAN PENDAMPING DAN PENERJEMAH
DALAM PROSES PENYIDIKAN TINDAK PIDANA
PERKOSAAN DENGAN KORBAN DIFABEL
(Study Kasus Polresta Sukoharjo)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum dalam Ilmu Hukum Fakultas Hukum
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Diajukan Oleh : AULIA AGUNG PRIBADI
C 100 100 025
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
MOTTO
”Man Jadda Wa Jadda”
Barangsiapa bersungguh-sungguh akan mendapatkannya.
”Religion without science is blind. Science without religion is paralyzed” (Albert Einstein)
”Ingatan saya harus kuat, pemahaman saya harus benar, saya harus cermat, saya harus cepat”
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada : 1. Bapak, Ibu dan kakak tercinta atas doa
dan penantiannya.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb.
Ucapan tanpa batas untuk Allah tabaraka wa ta'ala atas setiap nafas dan keberkahanNya serta limpahan rahmat dan hidayahNya, shalawat serta salam tak lupa tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad shallallahu `alaihi wa sallam atas teladannya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Skripsi ini disusun guna memenuhi tugas dan syarat dalam mencapai gelar Sarjana Hukum (S1) Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa ada bimbingan dan bantuan dari semua pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Natangsa Surbakti, SH., M.Hum., selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta
2. Bapak Muchamad Iksan, SH. MH., selaku Pembimbing I yang telah sabar memberi petunjuk, membimbing, memberikan masukan dan mengarahkan penulis sampai skripsi ini dapat terselesaikan.
3. Ibu Marisa Kurnianingsih, SH. M.Kn., selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, serta arahan selama proses penyusunan skripsi ini berlangsung.
4. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Hukum UMS yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis selama menjalani pendidikan.
DAFTAR ISI
3. Perlindungan Hukum Korban Tindak Pidana Pemerkosaan ... 36
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 46
A. Kedudukan Pendamping dan Penerjemah Terhadap Korban Difabel dalam Penyidikan Perkara Pemerkosaan di Kepolisian ...…...….. 46
1. Kedudukan Pendamping………... 52
2. Kedudukan Penerjemah ... 56
B. Kesesuaian Kedudukan Pendamping dan Penerjemah Terhadap Korban Difabel dalam Penyidikan Perkara Pemerkosaan dengan Undang- Undang Perlindungan Saksi dan Korban... 60
C. Hambatan-Hambatan yang Ditemui Oleh Pendamping dan Penerjemah, Serta Penyidik dalam Penyidikan Terhadap Korban Difabel... 76
1. Hambatan-Hambatan yang Ditemui Oleh Pendamping.... 78
2. Hambatan-Hambatan yang Ditemui Oleh Penerjemah... 80
3. Hambatan-Hambatan yang Ditemui Oleh Penyidik ….... 82
BAB IV PENUTUP ...…... 86
A. Kesimpulan ...… 86
B. Saran ... 90
DAFTAR PUSTAKA
ABSTRAK
Aulia Agung Pribadi. C.100.100.025. Kedudukan Pendamping Dan Penerjemah Dalam Proses Penyidikan Tindak Pidana Perkosaan Dengan Korban Difabel. (Studi Kasus Polresta Sukoharjo). Skripsi. Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Konvensi PBB tentang Hak-Hak Penyandang Disabilitas menegaskan bahwa difabel mempunyai kedudukan yang setara di hadapan hukum dan memiliki hak atas akses yang sama terhadap peradilan. Kedudukan pendamping dan penerjemah terhadap korban difabel dalam penyidikan perkara pemerkosaan mendampingi korban pemerkosaan pada kaum difabel baik di luar proses peradilan atau di dalam peradilan, agar tugas pendamping dapat berjalan lancar dalam menemukan bukti-bukti dan menggali informasi dari korban dalam proses peradilan diperlukan penerjemah. Kesesuaian kedudukan pendamping dan penerjemah terhadap korban difabel dalam penyidikan perkara pemerkosaan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban jo Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang-Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Perlindungan Saksi dan Korban, bahwa difabel korban pemerkosaan memperoleh pendamping dan penerjemah.
Kata kunci : Pendamping dan Penerjemah, difabel.
ABSTRACT
The United Nation Convention of the Right of People With Disabilities confirms that the disabled have equal footing before the law and has the right to equal access of justice. The result showed that the position of companion and translator for disabled victims, assisting victims of rope on disabled people either inside or outside the juridical process, so that the process can run smoothly in finding evidence and gather information from the victim in the judicial process, required. Suitability the position of companion and translator of the victims with act no 13 year 2006 about protection to witnesses and victim jo. act no. 31 year 2014 amandement of act no 13 year 2006 about protection to witnesses and victims, that rope victims with disabilities obtain companion and translator.