• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT KEBISINGAN LINGKUNGAN SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS X SMA BHINNEKA KARYA 2 BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009 2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT KEBISINGAN LINGKUNGAN SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS X SMA BHINNEKA KARYA 2 BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009 2010"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i

HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT KEBISINGAN LINGKUNGAN SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR

MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS X SMA BHINNEKA KARYA 2 BOYOLALI

TAHUN AJARAN 2009/2010

SKRIPSI Oleh: SULISTIYO RINI

X7406095

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

commit to user

ii

HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT KEBISINGAN LINGKUNGAN SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR

MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS X SMA BHINNEKA KARYA 2 BOYOLALI

TAHUN AJARAN 2009/2010

Oleh:

SULISTIYO RINI

X7406095

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjan Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang

Keahlian Khusus Pendidikan Administrasi Perkantoran Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(3)

commit to user

iii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Sutaryadi, M.Pd Anton Subarno, S.Pd, M.Pd

(4)

commit to user

iv

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapat gelar Sarjana Pendidikan.

Pada Hari :

Tanggal :

Tim Penguji Skripsi:

Nama terang Tanda tangan

Ketua : Dra. C. Dyah SI, M.Pd ………..

Sekertaris : Dra. Patni Ninghardjanti, M.Pd ………

Anggota : Drs. Sutaryadi, M.Pd ...………

Anggota II : Anton Subarno, S.Pd, M.Pd ………

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Dekan,

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd

(5)

commit to user

v ABSTRAK

Sulistiyo Rini. HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT

KEBISINGAN LINGKUNGAN SEKOLAH DENGAN PRESTASI

BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS X SMA BHINNEKA KARYA 2 BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Januari 2011.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) apakah ada pengaruh

yang signifikan antara kedisiplinan belajar terhadap prestasi belajar ekonomi

siswa kelas X SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali. (2) apakah ada pengaruh yang

signifikan antara tingkat kebisingan lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar

ekonomi siswa kelas X SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali. (3) apakah ada

pengaruh yang signifikan antara kedisiplinan belajar secara bersama-sama dengan

tingkat kebisingan lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar ekonomi siswa

kelas X SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali.

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan

metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah kelas X SMA Bhinneka

Karya 2 Boyolali tahun ajaran 2009/2010 yang berjumlah 296 siswa. Teknik

pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah proportional random sampling dengan jumlah sampel sebesar 10% yang diambil dari populasi tiap kelas yaitu berjumlah 32 siswa. Teknik pengumpulan data yaitu

menggunakan metode angket yang didukung metode dokumentasi. Analisis data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi linier ganda.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) ada pengaruh

positif yang signifikan antara kedisiplinan belajar terhadap prestasi belajar

ekonomi siswa kelas X SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali dengan nilai rhitung sebesar 0,424 > sebesar rtabel 0,349. (2) ada pengaruh positif yang signifikan antara tingkat kebisingan lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar ekonomi siswa

(6)

commit to user

vi

sekolah terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas X SMA Bhinneka Karya 2

Boyolali dengan nilai F hitung sebesar 5,274 > Ftabel sebesar 3,295.

Sumbangan Relatif (SR) kedisiplinan belajar (X1) terhadap prestasi belajar ekonomi (Y) sebesar 52,18% dan Sumbangan Relatif (SR) tingkat

kebisingan lingkungan sekolah (X2) terhadap prestasi belajar ekonomi (Y) sebesar 47,82%. Sedangkan Sumbangan Efektif (SE) kedisiplinan belajar (X1)

terhadap prestasi belajar ekonomi (Y) 13,92% dan Sumbangan Efektif (SE)

(7)

commit to user

vii MOTTO

Belajar dan Disiplin adalah nafasku.

(Rochmathidayat)

Jika kamu tidak mengajari dirimu sendiri untuk mencari setiap kesempatan melakukan

kebaikan, maka setidaknya jangan sampai melepaskan kesempatan itu jika kamu melihatnya.

(8)

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Karya ini ku persembahkan untuk:

Ayah dan Ibu tercinta

Adikku Retno tersayang

Dendy Setyogi tersayang

Teman-teman PAP angkatan 2006 dan

(9)

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah serta karuniaNya sehingga peneliti dapat

menyelesaikan skripsi ini guna memenuhi syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan.

Peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi ini banyak mengalami

hambatan, namun atas bantuan dari beberapa pihak akhirnya peneliti dapat

menyelesaikannya. Untuk itu, atas segala bantuannya peneliti mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta,

yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk menyusun skripsi.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah memberikan

ijin untuk menyusun skripsi ini.

3. Ketua Program dan Sekretaris Program Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian

Khusus Pendidikan Administrasi Perkantoran yang telah memberikan ijin

kepada peneliti untuk menyusun skripsi.

4. Bapak Drs. Sutaryadi, M.Pd selaku Pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan, pengarahan dan motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Bapak Anton Subarno, S.Pd, M.Pd selaku pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan dan pengarahan kepada peneliti.

6. Seluruh tenaga pengajar Program Pendidikan Ekonomi BKK PAP Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang

telah berkenan memberikan bekal ilmu.

7. Kepala Tata Usaha Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Univesitas

Sebelas Maret dan Staff, yang telah membantu dan melayani dengan baik

segala hal yang berkaitan dengan administrasi.

8. Ibu Purwtriyanti, S.Pd selaku kepala sekolah SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali

yang telah memberikan ijin penelitian guna terselesainya penulisan skripsi ini.

9. Segenap pegawai SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali yang telah membantu

(10)

commit to user

x

10.Ayah dan Ibu tercinta, terima kasih atas segala ketulusan kasih sayang,

pengorbanan dan do'a yang tak pernah putus.

11.Adikku Retno, terima kasih atas dukungannya.

12.Dendy Setyogi tersayang, terima kasih atas kesabaran dan setia mendampingi

aku dalam suka maupun duka.

13.Sahabat-sahabatku ndanda, rani, ika, vivin, dian, naning, terima kasih atas

dukungannya.

14.Rekan-rekan PAP’06 yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu dan semua

pihak yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu Peneliti mengharapkan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Surakarta, Maret 2011

(11)

commit to user

xi

a. DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGAJUAN. ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN ABSTRAK ... v

HALAMAN MOTTO ... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR. ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Perumusan Masalah ... 4

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

A. Tinjauan Pustaka ... 7

1. Tinjauan tentang Kedisiplinan Belajar ... 8

2. Tinjauan tentang Tingkat Kebisingan Lingkungan Sekolah ... 15

3. Tinjauan tentang Prestasi Belajar ... 18

B. Jurnal Penelitian Yang Relevan ... 26

C. Kerangka Pemikiran ... 28

D. Perumusan Hipotesis ... 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 31

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 31

(12)

commit to user

xii

C. Penetapan Populasi dan Sampel ... 34

D. Teknik Pengumpulan Data ... 38

1. Teknik Angket ... 39

2. Teknik Dokumentasi ... 46

E. Teknik Analisis Data ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 53

A. Deskripsi Data ... 53

B. Uji Persyaratan Analisis... ... 55

C. Pembahasan Hasil Analisis Data ... 59

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, dan SARAN ... 62

A. Kesimpulan ... 62

B. Implikasi ... 62

C. Saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA……….. ... 66

(13)

commit to user

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Skema Kerangka Berpikir……… 29

Gambar 2. Skema Perumusan Hipotesis……… 30

(14)

commit to user

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan masalah penting bagi kehidupan manusia, terlebih

bagi masyarakat Indonesia untuk mencapai kemajuannya. Pendidikan pada

dasarnya diberikan untuk membantu manusia ke arah pertumbuhan dan

perkembangan. Di dalam pasal 31 batang tubuh UUD 1945 ditegaskan bahwa

setiap warga negara Indonesia berhak mendapatkan pengajaran yang di upayakan

oleh pemerintah baik melalui pendidikan formal maupun non formal. Hal ini di

sebabkan karena pendidikan merupakan salah satu prioritas pembangunan.

Melalui pendidikan diharapkan dapat meningkatkan kualitas sumber daya

manusia yang sesuai dengan kebutuhan suatu bangsa.

Pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas melalui pendidikan

menekankan pembentukan sumber daya pembangunan yang memiliki etos kerja

tinggi, produktif, profesional dan mampu menguasai serta memanfaatkan ilmu

pengetahuan teknologi. Dengan pendidikan akan merangsang kreaktifitas

seseorang agar sanggup menghadapi tantangan-tantangan alam, masyarakat,

kehidupan serta teknologi. Keberhasilan belajar siswa dapat dilihat dari prestasi

belajar yang dicapai siswa, terampil dan keberhasilan dalam menyelesaikan

tugas-tugas yang diberikan guru dan sebagainya.

Tinggi rendahnya prestasi belajar siswa menunjukkan tingkat

keberhasilan belajar yang dapat di pengaruhi dari faktor dalam dan luar diri siswa.Ngalim Purwanto (2002:102) berpendapat bahwa “Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat di bedakan menjadi dua yaitu faktor

individual dan faktor yang ada di luar individu. Faktor individual meliputi faktor

kecerdasan latihan, motivasi, dan faktor pribadi. Sedangkan faktor di luar individu

meliputi faktor keluarga, guru, alat-alat yang di gunakan dalam belajar mengajar, motivasi sosial serta lingkungan”.

Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat didefinisikan bahwa disiplin

(15)

commit to user

Kediplinan belajar sangat penting bagi siswa untuk mencapai prestasi belajar yang

baik. Kedisiplinan belajar dapat mendorong siswa untuk belajar secara terarah

serta dapat mendorong siswa untuk melakukaan hal yang positif.

Disiplin belajar pada diri siswa tumbuh dengan adanya bantuan dari

pendidik, baik dari orang tua maupun dari guru. Orang tua sangat berperan

penting dalam pembinaan disiplin belajar siswa dirumah. Apabila orang tua gagal

dalam menangani perilaku anak-anaknya berarti mereka juga gagal dalam

membesarkan anak-anaknya tersebut. Selain orang tua, disini guru juga berperan

sangat besar dalam membina kedisiplinan anak dalam belajar di sekolah. Akan

tetapi masih banyak pendidik yang kurang memperhatikan masalah disiplin

belajar siswa sehingga masih banyak terjadi pelanggaran. Disiplin belajar

sangatlah penting bagi siswa dalam upaya untuk mencapai prestasi belajar yang

baik. Siswa yang memiliki disiplin belajar yang tinggi biasanya memiliki prestasi

belajar yang tinggi juga.

Dalam proses pembelajaran masih banyak di temui siswa yang memiliki

disiplin belajar yang rendah sehingga tidak semua siswa dapat berprestasi dengan

baik. Disiplin dapat mendorong siswa belajar terarah tentang hal-hal yang positif

melalui hal sesuai dengan ketentuan dan peraturan sekolah serta menjahui

hal-hal yang negatif. Keberhasilan dan kelancaran dalam proses belajar mengajar di

sekolah di pengaruhi oleh faktor lingkungan sekolah dalam penyelenggaraan

kegiatan pembelajaran. Lingkungan sekolah yang tenang akan sangat membantu

dalam melancarkan kegiatan belajar mengajar.

Menurut Sumadi Suryabrata (2001:233) “keberhasilan dan kelancaran proses belajar mengajar di sekolah di pengaruhi berbagai faktor antara lain situasi

lingkungan sekolah yang baik dan harmonis dalam penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran, sehingga tujuan pendidikan akan tercapai”. Selain itu siswa juga

dituntut untuk mampu berinteraksi dengan lingkungan baik lingkungan fisik

maupun lingkungan sosial.

Lingkungan sosial yang erat berkaitan dengan aktivitas kegiatan belajar

siswa adalah hubungan timbak balik diantara masyarakat seperti hiruk pikuk

(16)

commit to user

ternyata sisi kehidupan yang mendatangkan probem tersendiri bagi kehidupan

anak.

Saiful Bahri Djamarah (2002:145) menyatakan bahwa“ pembangunan

gedung sekolah tak jauh dari hiruk pemerintah menimbulkan kegadauan suasana

kelas dan hal tersebut menyebabkan anak didik tidak dapat berkosentrasi dengan baik dalam belajarnya”.

Dari uraian diatas maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan

judul “HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT

KEBISINGAN LINGKUNGAN SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR

MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS X SMA BHINNEKA

KARYA 2 BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas,

tentunya setiap sekolahan memiliki permasalahan tersendiri. Permasalahan

muncul karena adanya ketidak seimbangan antara berharapan dengan kenyataan.

Karena itu, terdapat berbagai macam permasalahan yang muncul dalam sekolah.

Beberapa permasalahan yang muncul tersebut dapat diidentifikasikan sebagai

berikut:

1. Kurangnya ketegasan dalam pelaksanaan kedisiplinan dapat menyebabkan

siswa tidak sungguh-sungguh dalam belajar sehingga prestasi belajar

menurun.

2. Suasana lingkungan sosial sekolah yang kurang nyaman mengakibatkan

turunnya semangat belajar siswa dan kesulitan mencapai prestasi belajar

yang tinggi.

3. Suasana lingkungan sosial sekolah yang tidak kondisif dapat menyebabkan

siswa tidak dapat belajar dengan baik.

4. Kurang baiknya lingkungan fisik di sekolah akan menyulitkan siswa dalam

menerima mata pelajaran yang disampaikan guru sehingga mengakibatkan

(17)

commit to user

5. Rendahnya kedisiplinan siswa dalam belajar dapat menjadikan penyebabkan

prestasi belajar menurun.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang telah

diuraikan oleh penulis diatas, maka masalah tersebut dibatasi pada kedisiplinan

belajar, tingkat kebisingan lingkungan sekolah dan prestasi belajar mata pelajaran

ekonomi siswa kelas X SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali Tahun ajaran

2009/2010. Adapun penjelasan istilah dalam penjelasan masalah tersebut sebagai

berikut:

1. Kedisiplinan yang dimaksudkan disini adalah dalam hal penggunaan waktu

belajar yang teratur sehingga menghasikan pestasi belajar yang maksimal,

tetapi tidak semua siswa yang dapat menggunakan waktu belaja secara

teratur.

2. Tingkat kebisingan lingkungan sekolah adalah tingkat intensitas rendahnya

bunyi yang berada diluar batas ambang pendengaran teling amanusia normal

yang berada di lingkungan sekolah.

3. Prestasi belajar ekonomi yang dimaksud adalah hasil yang di peroleh dari

mata pelajaran ekonomi yang dinyatakan dalam bentuk skor atau nilai dalam

rapot.

D. Perumusan Masalah

Sebelum diuraikan permasalahan penelitian ini, maka terlebih dahulu

akan dijelaskan mengenai pengertian dari masalah itu sendiri. Menurut Lexy J.

Moleong (2006: 92), yang mengutip pendapat Guba (1978: 44) mengemukakan bahwa “ Masalah adalah keadaan yang bersumber dari hubungan antara dua faktor atau lebih yang menghasilkan situasi yang menimbulkan tanda tanya dan dengan

sendirinya memerlukan upaya untuk mencari sesuatu jawabannya

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka

(18)

commit to user

1. Apakah ada hubungan yang signifikan antara kedisiplinan belajar dengan

prestasi belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas X SMA Bhinneka

Karya 2 Boyolali?

2. Apakah ada hubungan yang signifikan antara tingkat kebisingan lingkungan

sekolah dengan prestasi belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas X

SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali?

3. Apakah ada hubungan yang signifikan antara kedisiplinan belajar dan

tingkat kebisingan lingkungan sekolah secara bersama-sama terhadap

prestasi belajar mata pelajaran ekonomi kelas X SMA Bhinneka Karya 2

Boyolali?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab masalah yang telah

dirumuskan secara tegas dalam rumusan masalah tersebut. Berikut ini merupakan

tujuan penelitian yang berdasarkan pada penelitian masalah diatas:

1. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang signifikan antara

kedisiplinan belajar dengan prestasi belajar mata pelajaran ekonomi siswa

kelas X SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali.

2. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang signifikan antara tingkat

kebisingan di lingkungan sekolah dengan prestasi belajar mata pelajaran

ekonomi siswa kelas X SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali.

3. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang signifikan antara

kedisiplinan belajar dan tingkat kebisingan di lingkungan sekolah secara

bersama-sama terhadap prestasi belajar mata pelajaransiswa kelas X SMA

Bhinneka Karya 2 Boyolali.

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka hasil

(19)

commit to user 1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan

serta pandangan dalam bidang pendidikan.

2. Manfaat praktis

a. Bagi Siswa

Sebagai sumbangan untuk siswa yang menghendaki kemajuan

tentang kedisiplinan belajar dan mengetahui kondisi lingkungan sekolah

dan peningkatan prestasi belajar.

b. Bagi Guru

1) Sebagai masukan bagi para guru di SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali

tentang pembinaan kedisiplin belajar siswa.

2) Untuk mengetahui kondisi lingkungan sekolah dalam rangka mencari

strategi belajar mengajar yang baik.

c. Bagi Sekolah

1) Dapat memberikan masukan kepada X SMA Bhinneka Karya 2

Boyolali tentang pentingnya kedisiplinan belajar.

2) Untuk mengetahui kondisi lingkungan sekolah dalam rangka mencari

strategi belajar mengajar yang baik.

d. Bagi Peneliti

1) Untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar sarjana pendidikan

dan untuk melatih mengembangkan kemampuan dalam menyusun

karya ilmiah.

2) Untuk menambah bahan referensi dan bahan masukan penelitian

(20)

commit to user

7 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka 1. Kedisiplinan Belajar a. Pengertian Kedisiplinan Belajar

Disiplin merupakan perilaku yang tertib dan baik untuk melatih anak

agar memiliki kebiasaan-kebiasaan yang teratur sesuai dengan tuntutan

norma-norma sekitarnya(bertanggung jawab). Dalam disiplin diharapkan timbulnya

kesadaran dari diri sendiri dan bukan lagi merupakan aturan yang datang dari

luar yang memberikan keterbatasan tertentu.

Menurut Tulus Tu”u (2004:32) mengartikan “disiplin adalah sebagai

upaya mengendalikan diri dan sikap mental individu atau masyarakat dalam

mengembangkan kepatuhan dan ketaatan terhadap peraturan dan tata tertib berdasarkan dorongan dan kesadaran yang muncul dari dalam hatinya”.

Menurut Suharsimi Arikunto (2000:114) menyatakan “Disiplin adalah

kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan atau tata tertib karena didorong oleh adanya kesadaran yang ada pada kata hatinya”. Menurut pendapat tersebut dapat dijelaskan bahwa kedisiplinan berkaitan erat dengan

pengendalian diri seseorang dalam melakukan tindakan secara sadar melalui

pembentukan diri dan watak.

Menurut Slameto (2003:2) “Belajar adalah suatu proses yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan sebagai hasil pengalamannya untuk memperoleh perubahan

tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.

Menutut Bimo walgito (2004:167) “Belajar merupakan suatu proses yang mengakibatkan adanya perubahan perilaku (change ini behavior or performance)”.

Berdasarkan uraian di atas, yang dimaksud kedisiplinan belajar adalah

(21)

commit to user

belajar yang diatur sedemikian rupa menurut ketentuan yang ditaati oleh semua

pihak secara sadar sehingga tercipta ketertiban dan keteraturan dalam belajar.

b. Pembentukan Kedisiplinan Belajar

Tumbuhnya sikap disiplin dimuali sejak dini. Disiplin pada diri

seseorang dapat tumbuh dengan bantuan pendidik, kebiasaan yang ditanamkan

oleh keluarga sejak dini dan lingkungan sekitar sangatlah membantu

kedisiplinan seseorang. Kedisiplinan dapat dimulai dari latihan-latihan

sederhana yang paling kecil misalnya kebiasaan bangun pagi, kebiasaan

berangkat sekolah pagi dan kebiasaan-kebiasaan lain yang merupakan bagian

integral dari sikap kedisiplinan. Pembentukan kedisiplinan yang dibawa dari

lingkungan keluarga sangat berpengaruh besar bagi pembentukan sikap

kedisiplinan di lingkungan sekolah dan masyarakat.

Perubahan lingkungan siswa yang semula berawal dari lingkungan kecil

yaitu keluarga setelah mereka memasuki jenjang pendidikan berubah dengan

lingkungan baru yaitu lingkungan sekolah yang akan membentuk berbagai

kedisiplinan yang harus dipatuhi. Menurut Soegeng Prijodarminto (2000: 24)

unsur-unsur pokok pembentukan disiplin sebagai berikut:

1) Sikap mental (mental attituse), yang merupakan sikap taat dan tertib sebagai hasil atau pengembangan dari latihan, pengendalian pikiran, dan

pengendalian watak.

2) Pemahaman yang baik mengenai sistem aturan perilaku, norma, criteria,

dan standar yang sedemikian rupa sehingga pemahaman tersebut

menumbuhkan pengertian yang mendalam atau kesadaran, bahwa

ketaatan akan teratur norma, criteria dan standar tadi merupakna syarat

mutlak untuk mencapai keberhasialan.

3) Sikap kelakuan yang secara wajar menunjukkan kesungguhan hati untuk

menaati segala hal secara cermat dan tertib.

Menurut Tulus Tu`u (2004: 48) Ada 4 faktor dominan yang

(22)

commit to user 1. Kesadaran diri.

Merupakan pemahaman diri bahwa disiplin dianggap penting

sebagai kebaikan dan keberhasilan diri, selain itu kesadaran diri menjadi

motif yang sangat berpengaruh bagi terwujudnya disiplin.

2. Pengikutan dan ketaatan.

Sebagai langkah penerapan dan praktik atas peraturan yang

mengatur perilaku individu. Hal ini sebagai kelanjutan dari adanya

kesadaran diri yang dihasilkan oleh kemampuan dan kemauan diri yang

kuat. Tekanan dari luar dirinya sebagai upaya mendorong, menekan dan

memaksa agar disiplin diterapkan dalam diri seseorang sehingga

peraturan-peraturan dapat diikuti dan dipraktikkan.

3. Alat pendidikan.

Sebagai sarana untuk mempengaruhi, mengubah, membina dan

membentuk perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai yang ditentukan.

4. Hukuman.

Sebagai upaya untuk menyadarkan, mengoreksi dan meluruskan

yang salah sehingga orang kembali pada perilaku yang sesuai dengan

harapan .

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa

faktor yang mempengaruhi disiplin belajar yaitu sikap mental, pemahaman

sistem aturan perilaku, kesadaran pemahaman diri, ketaatan langkah

penerapan, alat pendidikan sebagai sarana untuk mempengaruhi, serta

hukuman untuk menyadarkan, mengoreksi dan meluruskan yang salah.

c. Prinsip Menegakkan Kedisiplinan dalam Belajar

Disiplin perlu ditegakkan agar tidak terjadi pelanggaran. Bila

pelanggaran ini terjadi akan berakibat terganggunya usaha pencapaian tujuan

pengajaran. Usaha yang biasa dilakukan oleh sekolah, untuk menciptakan

disiplin bagi siswa dengan menetapkan berbagai peraturan yang disebut tata

tertib. Berbagai macam peraturan yang harus dijalankan oleh siswa termuat

didalamnya, termasuk berbagai sanksi yang akan dijatuhkan apabila siswa

(23)

commit to user

Meskipun sudah ada tata tertib yang disertai berbagai macam sanksi

dan hukuman, belum tentu siswa mau menaati peraturan tersebut. Sulistriyo

(2000: 64) mengemukakan sebab-sebab pelanggaran disiplin biasanya bersumber pada: “ 1). Lingkungan sekolah 2). Yang bersifat umum”.

Penjelasannya adalah sebagai berikut:

1) Lingkungan Sekolah

Pelanggaran disiplin yang disebabkan oleh lingkungan sekolah antara

lain:

a) Tipe kepemimpinan guru atau kepala sekolah, kepemimpinan yang

otoriter akan mengakibatkan siswa menjadi apatis atau agresif.

b) Pengurangan hak-hak siswa, siswa kurang mendapatkan bimbingan

mengenai perencanaan masa depannya.

c) Kurangnya perhatian terhadap kelompok minoritas.

d) Siswa kurang dilibatkan dan diikut sertakandalam berbagai

kegiatan tanggung jawab terhadap sekolah.

e) Kurangnya perhatian terhadap latar belakang kehidupan keluarga

siswa.

f) Kurangnya kerja sama antara sekolah dengan orang tua siswa.

2) Yang Bersifat Umum

Pelanggaran yang dilakukan oleh seorang siswa disebabkan oleh

masalah yang bersifat umum antara lain adalah:

a) Kebosanan dalam kelas, jika siswa merasa bosan berada dalam

kelas biasanya ia akan membuat ulah yang dapat melanggar

disiplin. Misanya: berbicara seenaknya.

b) Perasaan kecewa dan tertekan akibat tuntutan tata tertib yang kaku.

c) Tidak terpenuhinya kebutuhan akan perhatian, aktualisasi diri.

Pelanggaran kedisiplinan belajar yang sering kali dilakukan oleh

(24)

commit to user

membantah perintah, rebut, ceroboh dalam bertindak, marah, merusak

benda-benda, bergulat, bersikap tidak susila”.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat di simpulkan bahwa

penyebab pelanggaran kedisiplinan belajar yaitu bersumber dari

lingkungan sekolah dan yang bersifat umum .

d. Cara Pembinaan Disiplin Belajar

Disiplin belajar merupakan kepatuhan dan ketaatan untuk belajar yang

muncul karena kesadaran diri. Disiplin terjadi dan terbentuk sebagai hasil dan

dampak proses pembinaan yang cukup panjang yang dilakukan sejak dari

keluarga dan berlanjut dalam pendidikan di sekolah. Keluarga dan sekolah

menjadi tempat penting bagi pengembangan disiplin seseorang.

Sedangakan yang terkait dengan masalah pembinaan disiplin belajar,

meliputi pembinaan disiplin belajar di sekolah dan pembinaan disiplin belajar

di rumah yang akan dituturkan seperti dibawah ini:

1) Pembinaan disiplin belajar di sekolah

Pembinaan disiplin belajar dapat dilakukan dengan pelaksanaan

peraturan sekolah yang ketat dan konsisten di mana dapat memberikan

pengaruh positif bagi terbentuknya perilaku yang baik bagi para siswa.

Pelaksanaan peraturan sekolah memberi dorongan, motivasi dan kebiasaan

untuk hidup tertib dan teratur. Disiplin masuk sekolah dapat membentuk

perilaku siswa menjadi lebih teratur, rajin dan tertib dalam belajar

disekolah karena siswa terdorong untuk masuk sekolah.

Dalam proses pembelajaran, guru mempunyai tanggung jawab

untuk melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu

proses perkembangan anak. Guru tidak terbatas sebagai penyampai ilmu

pengetahuan akan tetapi, ia bertanggung jawab akan keseluruhan

perkembangan kepribadian siswa.

Disiplin kelas juga sangat penting diciptakan oleh guru yang

mengajar. Kelas yang kondusif bagi kegiatan pembelajaran adalah kelas

yang tenang dan tertib. Siswa yang ada di kelas diharapkan agar menjaga

(25)

commit to user

ketenangan kelas. Adapun teknik pembinaan disiplin kelas menurut

Soedomo Hadi (2005 : 59)

a) Teknik pengendalian dari dalam (Inner Control)

Bahwa kepekaan akan disiplin harus tumbuh dan berkembang

dari dalam siswa sendiri (self discipline). Dengan kesadaran akan norma-norma, peraturan-peraturan, tata tertib ditetapkan, ia dapat

mengendalikan dirinya (self control).

b) Teknik pengendalian dari luar (External Control)

Bahwa pengendalian itu berasal dari luar diri siswa dan dalam

hal ini dapat berupa bimbingan (guidance) dan penyuluhan (conseling). Kadang penyuluhan ini dapat berupa pengawasan tetapi berupa hukuman.

c) Teknik pengendalian kerjasama (Cooperative Control)

Disiplin kelas yang baik mengandung pola kesadaran

kerjasama guru dengan siswa secara harmonis, respektif (terhormat),

efektif dan produktif. Oleh karena itu dalam pembinaan atau

pembinaan disiplin kelas harus ada kerjasama guru dengan siswa

(cooperative control).

Menurut Kiney dalam Ametembun yang dikutip Soedomo Hadi

(2005 : 60) kerjasama guru dengan siswa dalam rangka menegakkan

disiplin kelas ini perwujudannya adalah:

a. Mengadakan perencanaan secara kooperatif dengan siswa-siswa.

b. Mengembangkan kepemimpinan dan tanggung jawab pada siswa-siswa.

c. Membina organisasi dan prosedur kelas secara demokratis.

d. Memberi kesempatan untuk berdiri sendiri, berfikir sendiri, terutama

dalam mengemukakan dan menerima pendapat dari orang lain.

e. Memberikan kesempatan berpartisipasi secara luas sesuai dengan taraf

kesanggupan siswa.

f. Menciptakan kesempatan-kesempatan untuk mengembangkan

(26)

commit to user

Dari uraian di atas, pembinaan kedisiplinan belajar dalam

penelitian ini dilakukan melalui: disiplin menjalankan peraturan sekolah,

disiplin dalam menjalankan perintah guru, disiplin dalam mengerjakan

tugas, disiplin dalam waktu belajar.

2) Pembinaan disiplin belajar di rumah.

Pelajaran di sekolah kadang-kadang di rasakan kurang. Oleh

karena itu perlu ditambah lagi dengan belajar dirumah. Dalam hal ini

peranan orang tua sangat penting dalam pembinaan disiplin belajar siswa

di rumah. Menurut Y. Singgih D. Gunarsa dan Singgih D. Gunarsa (2002:140) menyatakan “ Pembinaan disiplin diri pada anak dapat dipupuk dengan memberikan tata tertib yang mengatur hidup si anak “. Sedangkan Reni Akbar dan Hawadi (2001:135) menyatakan “ Pembinaan disiplin dimulai dari aturan-aturan sederhana yang harus ditegakkan oleh anak”.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa

pembinaan disiplin belajar di rumah dapat dilakukan dengan menerapkan

tata tertib dalam belajar kepada anak sejak dini yang dilakukan dengan

memberikan aturan-aturan yang mudah di mengerti oleh anak sehingga

anak mampu menerapkan dalam kehidupannya .

e. Indikator Kedisiplin Belajar

Melakukan kegiatan belajar setiap hari secara teratur atau disiplin

dalam belajar setiap hari harus tertanam dalam diri siswa untuk memperoleh

hasil yang maksimal dalam belajar. Lebih lanjut lagi Slamento (2003: 67) mengatakan “ Agar siswa belajar lebih maju, siswa harus disiplin dalam belajar”. Keberhasilan siswa sangat ditentukan oleh kedisiplinan dalam belajar. Adapun kedisiplinan belajar siswa meliputi 5 jenis yaitu:

1) Kedisiplinan dalam masuk kelas

Keaktifan, kepatuhan dan ketaatan masuk sekolah sangat

mempengaruhi hasil belajar siswa. Siswa yang aktif mengikuti pelajaran

dan rajin masuk sekolah adalah siswa yang butuh akan pengetahuan dan

(27)

commit to user

untuk maju. Pembentukan sikap disiplin menuntut adanya ketepatan

waktu, keaktifan dan ketaatan masuk sekolah.

2) Disiplin mengikuti pelajaran di sekolah

Agar belajar dapat berjalan dengan baik dan berhasil perlu seorang

siswa mempunyai jadwal dan melaksanakan dengan tertur dan disiplin.

Setiap akan mengikuti pelajaran, siswa harus siap dengan buku dan focus

terhadap pelajaran yang sedang berlangsung.

3) Disiplin mengerjakan tugas dari guru

Setiap mendapatkan tugas dari guru, seorang siswa yang

berkemauan keras dan berdisiplin tinggi akan mengerjakan tugas tersebut

dengan senang hati apabila guru yang memberikan tugas tersebut memiliki

perhatian terhadap semua siswa. Bersikap terbuka kepada siswa dan ramah

menjadi kunci seorang guru agar mendapat perhatian dari siswa. Sikap

inilah yang mnjadi salah satu pendorong disiplin siswa dalam belajar.

4) Disiplin menaati tata tertib sekolah

Peraturan yang dibuat sekolahan hendaknya dipatuhi dan

dijalankan oleh semua siswa. Siswa yang disiplinnya tinggi tidak merasa

kesulitan untuk menjalankan peraturan sekolah tersebut. Peraturan yang

dibuat bersifat tegas dan siapa yang melanggarnya akan mendapatkan

sanksi dan hukuman sesuai dengan pelanggaran yang telah diperbuat oleh

siswa. Jadi disiplin siswa dalam menjalankan tata tertib di sekolah adalah

perilaku yang tunduk, taat dan mau melaksanakan peraturan yang telah

ditentukan.

5) Keteraturan dalam belajar

Belajar terjadi secara kontinyu antinya belajar itu tidak akan pernag

selesai sebelum ajal menjemput. Belajar yang baik dilakukan secara terus

menerus dan teratur. Apabila seorang siswa sudah teratur dalam belajar

maka dia biasa menggunakan waktu sebaik mungkin. Siswa belajar untuk

mendapatkan pengetahuan yang sempurna, tetapi untuk memperolehnya

pengetahuan tersebut harus melalui tahap-tahap belajar dan usaha untuk

(28)

commit to user

Dari indikator di atas dapat disimpulkan bahwa disiplin belajar lebih

menegakkan pada siswa menggunakan waktu belajar sehingga berpengaruh

terhadap peningkatan prestasi belajar.

2. Tingkat Kebisingan Lingkungan Sekolah a. Pengertian Tingkat Kebisingan Lingkungan Sekolah

Sekolah merupakan suatu organisasi yang terdiri dari sejumlah orang

dalam bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Orang yang bekerjasama

dilingkungan sekolah adalah guru termasuk kepala sekolah, karyawan dan

siswa. Ketiga unsur tersebut harus saling mendukung dan berinteraksi satu

sama lain untuk mewujudkan tujuan sekolah.

Untuk mencapai tujuan sekolah tidak sekedar dipengaruhi oleh

kemampuan kepala sekolah dalam mengarahkan dan mendayagunakan sumber

daya menusia sebagai pelaksana kerja, tetapi juga di pengaruhi oleh guru,

karyawan dan siswa. Oleh karena itu, seorang kepala sekolah harus mampu

mempengaruhi, mengarahkan dan berkomunikasi dengan para siswa, agar

dapat memacu prestasi dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.

Agar proses pembelajaran dapat terlaksanan dengan baik, maka perlu di

perhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya, salah satunya adalah faktor

kebisingan lingkungan sekolah. Untuk mengetahui secara mendalam tingkat

kebisingan lengkungan sekolah, maka berikut dikemukakan beberapa pendapat

tentang pengertian tingkat kebisingan.

Menurut Oman Sukmana (2003:78) “ Tingkat kebisingan adalah

intensitas bunyi yang dapat mengganggu dan merusak pendengan manusia,

atau secara sederhana kebisingan didefinisikan sebagai suara atau bunyi yang tidak di inginkan (tidak dikehendaki) yang sifatnya subjektif da situasion”.

Menurut Imam Soeharto (2001:387) “Tingkat kebisingan adalah intensitas san suara yang tidak di inginkan”. Hal ini karena kebisingan dengan intensitas dan lama waktu tertentu dapat mengurangi kenyamanan dan

menggangu ketenangan serta mengacau kosentrasi bahkan juga merusak daya

(29)

commit to user

Lingkungan sekolah yang nyaman akan dapat membantu kegiatan

pembelajara siswa dengan baik. Menurut Muhibbin Syah (2003:138) yang mengemukakan bahwa : “ Lingkungan sekolah adalah seluruh aspek gejala fisik dan phisikis yang berada di sekolah yang mempengaruhi individu”.

Dari pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat kebisingan

lingkungan sekolah adalah tinggi rendahnya atau intensitas bunyi ramai yang

berada di lingkung sekolah. Tingkat kebisingan dilingkungan sekolah secara

langsung maupun tak langsung dapat mengganggu dan menurunkan semangat

siswa dalam belajar maupun mengerjakan tugas yang diberikan kepadanya

dalam rangka mencapai tujuan sekolah yang telah ditentukan sebelumnya

terutama pencapaian prestasi belajar siswa.

b. Macam-macam Kebisingan Lingkungan Sekolah

Menurut Wardhana (2001 : 25) membagi kebisingan atas tiga macam

berdasarkan asal sumber bunyinya yaitu:

a. Kebisingan infulsif, yaitu kebisingan yang datangnya tidak secara terus

menerus akan tetapi sepotong potong.

b. Kebisingan kontinyu, yaitu kebisingan secara terus menerus dalam waktu

yang cukup lama.

c. Kebisingan semi kontnyu (intermittent), yaitu kebisingan kontinyu yang

hanya sekejap, kemudian hilang dan kemudian datang lagi.

Menurut Suma’mur P. K (2001 : 58) macam-macam kebisingan yang

sering ditemukan adalah sebagai berikut:

1. Kebisingan yang kontinyu dengan spektrum frekuensi yang luas (steady

state, wide band noise),misalnya mesin-mesin, kipas angin, dll.

2. Kebisingan yang kontinyu dengan spektrum frekuensi sempit (steady state,

narrow band noise), misalnya gergaji sirkuler, katup gas, dll.

3. Kebisingan terputus-putus (intermittent), misalnya lalu lintas, suara kapal

terbang di lapangan udara.

4. Kebisingan impulsif (impact of impulsive noise), seperti pukulan tukul,

(30)

commit to user 5. Kebisingan impulsive

berulang, misalnya mesin tempa di perusahaan

Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa macam

kebisingan sekolah yang sering terjadi meliputi kebisingan infulsif, kebisingan

kontinyu, kebisingan semi kontinyu.

Lingkungan sekolah dapat di kelompokkan menjadi dua yaitu

lingkungan non fisik dan lingkungan fisik. Menurut pendapat Nana Syaodin

Sukmadinata (2003:164) yaitu:

1. Lingkungan non fisik merupakan lingkungan yang berhubungan dengan

interaksi sosial diantara anggota sekolah dan adanya berbagai macam

pelayanan yang ada.

2. Lingkungan fisik merupakan lingkungan yang berhubungan dengan kondisi

fisik lingkungan sekitar, sarana dan prasaranan, sumber-sumber belajar,

media belajar dan sebagainya.

Menurut Eli, Neil, and Paul, 2008/(Blog pada WordPress.com. Theme:

2813), yang diakses pada 26 Oktober 2010. Lingkungan sekolah itu meliputi:

1) Fisik seperti bangunan, alat, sarana, dan gurunya kemudian 2) Non fisik

yaitu kurikulum, norma, dan pembiasaan nilai-nilai kehidupan yang terlaksana

di sekolah itu.

Dari pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa kebisingan yang terjadi

di lingkungan sekolah biasa ditimbulkan lingkungan non fisik maupun dari

lingkungan fisik. Tingkat kebisingan yang ditimbulkan dari lingkungan fisik

misanya letak sekolah berdekatan dengan pasar, jalan raya, adanya suara

mesin-mesin kantor dan sebagainya. Untuk menyikapi ruang kelas yang dekat

dengan suara-suara bising yang timbul hendaknya diberikan alat peredam suara

pada kelas-kelas yang tergantung dengan keadaan tersebut. Sedangkan tingkat

kebisingan yang timbul dari lingkungan non fisik misanya adanya suara gaduh

yang dilakukan oleh para siswa sendiri dalam kegiatan pembelajaran. Pihak

sekolah ataupun guru dalam menghadapi keadaan yang demikian adalah

(31)

commit to user

Tingkat kebisingan lingkungan sekolah merupakan suatu keadaan yang

terjadi akibat dari interaksi sosial yang terjadi antara anggota sekolah dalam

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran. Menurut Bonner yang di kutip Ary H. Gunawan (2003: 31) bahwa: “Interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua orang atau lebih, sehingga kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lain dan sebaliknya”. Hal tersebut dikarenakan di dalam interaksi tersebut terjadi adanya komunikasi

melalui pembicaraan yang dilakukan oleh beberapa siswa maupun dengan guru

baik dalam kegiatan pembelajaran ataupun tidak, sehingga hal tersebut dapat

menimbulkan suara gaduh dan kebisingan yang mengganggu siswa lain yang

sedang belajar.

Faktor lingkungan mempengaruhi pelaksanaan suatu kegiatan dalam hal

ini kegiatan pembelajaran adalah suasana, lingkungan, perlengkapan dan

fasilitas. Hal ini berarti suasana di sekolah sebagai lingkungan kerja non fisik

merupakan faktor penentu terlaksananya kegiatan pembelajaran. Tanpa adanya

suasana lingkungan sosial yang nyaman dan harmonis di antara

pelaku-pelakunya, maka kegiatan pembelajaran di sekolah cenderung akan mengalami

kegagalan dalam mencapai tujuanya.

Dari butir-butir yang terkandung dalam alenia di atas dapat disimpulkan

bahwa yang dimaksud dengan tingkat kebisingan lingkungan sekolah adalah

tinggi rendahnya atau intensitas bunyi ramai yang berada di lingkungan

sekolah. Dengan indikator:

1. Tingkat kebisingan yang terjadi di luar lingkungan sekolah, baik fisik

maupun non fisik

2. Tingkat kebisingan yang terjadi di dalam lingkungan sekolah, baik fisik

maupun non fisik.

3. Prestasi Belajar Mata PelajaranEkonomi a. Pengertian Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi

Prestasi belajar merupakan suatu hasil usaha maksimal yang telah

(32)

commit to user

Kata “prestasi” berasal dari bahasa belanda yaitu prestatie. Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti “hasil usaha”. Sedangkan Sutratinah Tirtonegoro (2001:43) “Prestasi belajar adalah hasil dari pengukuran serta penilaian usaha belajar.” Sementara itu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:87) “Prestasi belajar berarti penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.”

Prestasi dapat diartikan sebagai hasil yang diperoleh karena adanya

aktivitas belajar yang telah dilakukan. Winkel (2001:2) mengatakan bahwa “Prestasi Belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.”Prestasi belajar menurut Saiful Bahri Djamarah (2001:23) mengemukakan bahwa “prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajarnya yang dinyatakan dalam bentuk symbol, angka, huruf, maupun

kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang udah dicapai setiap anak pada periode tertentu”. Sedangkan Sutratinah Tirtonegoro (2001:43) menyatakan bahwa “prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk symbol, angka, huruf maupun kalimat yang sudah

mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu”.

Dari uraian diatas, yang dimaksud prestasi belajar adalah penilaian

tingkat hasil belajar atas penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang

dicapai oleh siswa setelah melakukan proses belajar dalam upaya mencapai

tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dan biasanya diadakan dalam

bentuk angka, simbol, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil

yang sudah dicapai pada periode.

Menurut Soelistijo (2002: 12) menyatakan bahwa Ilmu Ekonomi yaitu

ilmu yang mempelajari bagaimana orang dan masyarakat menentukan pilihan

mengenai penggunaan sumber daya yang langka dan mempunyai kemungkinan

penggunaan alternatif untuk menghasilkan berbagai barang dan jasa serta

(33)

commit to user

orang yang terdapat dalam masyarakat, baik kini maupun masa datang dan

dengan menggunakan uang ataupun tidak.

Menurut Gilarno (2001: 53), Ekonomi yaitu ilmu pengetahuan yang

mempelajari tingkah laku manusia dalam hubungannya pemenuhan kebutuhan

yang langka

Jadi prestasi belajar ekonomi adalah hasil usaha dari individu didalam

mempelajari ekonomi setelah dilakukannya evaluasi menurut kemampuannya

masing-masing yang diperoleh melalui proses belajar di sekolah dan hasil

tersebut berupa nilai yang tertuang di dalam raport.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar

Menurut Merson U. Sangalang yang dikutip oleh Tulus Tu’u (2004:54)

menyebutkan bahwa adanya beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah “ kecerdasan bakat, minat dan perhatian, motifasi, kesehatan, cara belajar, lingkungan keluarga, lingkungan pergaulan, sekolah

dan sarana pendukung belajar.” Untuk lebih jelasnya, dapat diuraikan sebagai

berikut:

1) Faktor Kecerdasan

Biasanya kecerdasan hanya dianggap sebagai kemampuan rasional

matematis. Rumusan di atas menunjukkan kecerdasan menyangkut

kemampuan yang luas, tidak hanya kemampuan rasional memahami,

mengerti, memecahkan masalah, tetapi termasuk kemampuan mengatur

perilaku berhadapan dengan lingkungan yang berubah dan kemampuan

belajar dari pengalamannya. Tinggi rendahnya kemampuan mengatur

perilaku seorang siswa dapat menentukan keberhasilannya mencapai

prestasi belajar, termasuk prestasi-prestasi lain sesuai macam-macam yang

menonjol yang ada pada diri siswa.

2) Faktor Bakat

Bakat adalah kemampuan yang ada pada seseorang yang

dibawanya sejak lahir. Bakat yang dimiliki siswa tersebut apabila biberi

(34)

commit to user

prestasi yang tinggi. Jadi sebainya siswa ketika memilih bidang

pendidikannya hendaknya memperhatikan aspek bakat yang ada padanya.

3) Faktor minat dan perhatian

Minat dalah kecenderungan yang besar terhadap sesuatu. Perhatian

adalah melihat dan mendengarkan dengan baik dan teliti terhadap sesuatu.

Minat dan perhatian biasanya berkaitan erat,. Apabila sesorang siswa

menaruh minat pada suatu pelajaran tertentu, biasanya cenderung untuk

memperhatikannya dengan baik. Minat dan perhatian yang tinggi pada

suatu mata pelajaran akan memberi dampak yang baik bagi prestasi belajar

siswa. Oleh karena itu, siswa harus menaruh minat dan memperhatikan

yang tinggi dalam proses pembelajaran.

4) Faktor Motif

Motif adalah dorongan yang membuat seseorang berbuat sesuatu.

Motif selalu mendasari dan mempengaruhi setiap usaha serta kegiatan

seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Jika siswa mempunyai

motif yang baik dan kuat maka siswa tersebut akan memperbesar usaha

dan kegiatannya mencapai prestasi yang tingggi.

5) Faktor cara belajar

Keberhasilan belajar siswa dipengaruhi juga oleh cara belajar

siswa. Cara belajar yang efesien memungkinkan mencapai prestasi lebih

tinggi dibandingkan dengan cara belajar dengan cara belajar yang tidak

efesien. Yang dimaksudkan efesien disini adalah siswa mampu

berkosentrasi sebelum dan pada saat belajar, siswa mau mempelajari

kembali bahan yang telah diterima, membaca dengan teliti dan baik bahan

yang sedang dipelajari dan berusaha menguasainya dengan baik, siswa

mau mencoba menyelesaikan dan melatih mengerjakan soal.

6) Faktor Lingkungan Keluarga

Sebagian waktu seorang siswa berada dirumah. Oleh kiarena itu,

keluarga merupakan salah satu potensi yang besar dan positif memberi

(35)

commit to user

dorongan, semangat, membimbing, dan memberi teladan yang baik bagi

anaknya.

7) Faktor Sekolah

Sekolah adalah lingkungan kedua yang berperan besar memberi

pengaruh pada prestasi belajar siswa. Oleh karena itu, sekolah merupakan

lingkungan pendidikan yang sudah terstruktur, memiliki sistem dan

organisasi yang baik bagi penanaman nilai-nilai etik, moral, mental,

spiritual, disiplin dan ilmu pengetahuan.

Menurut pendapat dari Abu Ahmadi dan Supriyanto (2001:130),

faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah sebagai berikut:

1) Faktor intern antara lain:

a) Faktor Jasmaniah (fisiolagis) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh.

Yang diperoleh dalam faktor ini adalah misalnya penglihatan, pendengaran, sruktur

tubuh dan sebagainya.

b) Faktor psikologis yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh, terdiri dari:

1. Faktor intelektif yang meliputi:

i. Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat

ii. Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki.

2. Faktor non-intelektual, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap,

kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, & penyesuaian diri.

c) Faktor kematangan fisik maupun psikis.

2) Faktor eksternal, adalah antara lain:

a) Faktor sosial yang terdiri dari:

1. Lingkungan keluarga

2. Lingkungan sekolah

3. Lingkungan masyarakat

4. Lingkungan kelompok

b) Faktor budaya seperti adat/istiadat, ilmu pengetahuan, dan kesenian.

c) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, dan iklim.

d) Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa keberhasilan siswa dalam mencapai

prestasi belajar dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Faktor itu terdiri dari

(36)

commit to user

perhatian yang tingggi dalam pembelajaran, strategi pembelajarn yang variatif

yang dikembangkan guru. Suasana keluarga yang memberi dorongan anak

untuk maju serta lingkungan sekolah yang tidak bising, tertib, teratur, disiplin,

yang kondusif bagi kegtiatan kompetisi siswa dalam pembelajaran.

c. Alat Evaluasi Prestasi Belajar

Muhibbin Syah (2003:141) “Evaluasi artinya penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program”. Sedangkan menurut Tardik, yang dinyatakan oleh Muhibbin Syah (2003:141) menyebutkan “ Evaluasi berarti proses penilaian untuk menggambarkan prestasi yang dicapai seorang siswa sesuai dengan kriteria yang telah ditetapakan”. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah kegiatan untuk menentukan taraf keberhasilan sebuah program

belajar-mengajar atau untuk menetukan taraf keberhasilan sebuah program

pengajaran. Muhibbin Syah (2005:143) menyebutkan berbagai macam

evaluasi yaitu:

1) Pre Test dan Post Test

Kegiatan Pre test dilakukan oleh guru secara rutin sebelum dimulai

penyajian materi pelajaran. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi

pengetahuan siswa mengenai bahan yang akan disajikan. Post test ialah

kegiatan yang dilakukan guru setiap akhir penyajian materi, tujuannya

untuk mengetahui taraf penguasaan siswa atas materi yang telah diajarkan.

2) Evaluasi Prasyarat

Penilaian ini meliputi sejumlah bahan yang telah diajarkan dalam

waktu tertentu. Tujuannya untuk mengidentifikasi penguasaan siswa atas

materi lama yang mendasari materi baru yang akan diajarkan.

3) Evaluasi Diagnosi

Evaluasi yang telah dilakukan setelah selesai penyajian sebuah

satuan pelajaran dengan mengidentifikasi bagian-bagian tertentu yang

(37)

commit to user 4) Evaluasi formatif

Evaluasi ini dilakukan pada akhir penyajian Satuan Pelajaran atau

modul. Tujuannya untuk mendiagnosis kesulitan belajar siswa. Hasil

diagnosis kesulitan belajar siswa tersebut digunakan sebagai bahan

pertimbangan rekayasa pengajaran remedial (perbaikan).

5) Evaluasi Sumatif

Evaluasi ini dilakukan pada setiap akhir semester atau akhir tahun

ajaran. Hasinya dijadikan bahan resmi mengenai kinerja akademik siswa

dan bahan penentu naik atau tidanya siswa ke kelas yang lebih tinggi.

Menurut Kiranawati, 2008/(www.google.com), yang diakses pada 26

Oktober 2010 menyebutkan bahwa ada berbagai macam tes yaitu:

a) Tes Kecepatan (Speed Test)

Tes ini bertujuan untuk mengevaluasi peserta tes (testi) dalam hal

kecepatan berpikir atau keterampilan, baik yang bersifat spontanitas

(logik) maupun hafalan dan pemahaman dalam mata pelajaan yang telah

dipelajarinya.

b) Tes Kemampuan (Power Test)

Tes ini bertujuan untuk mengevaluasi peserta tes dalam

mengungkapkan kemampuannya (dalam bidang tertentu) dengan tidak

dibatasi secara ketat oleh waktu yang disediakan. Kemampuan yang

dievaluasi bisa berupa kognitif maupun psikomotorik. Soal-soal biasanya

relatif sukar menyangkut berbagai konsep dan pemecahan masalah dan

menuntut peserta tes untuk mencurahkan segala kemampuannya baik

analisis, sintesis dan evaluasi.

c) Tes Hasil Belajar (Achievement Test)

Tes ini dimaksudkan untuk mengevaluasi hal yang telah diperoleh

dalam suatu kegiatan. Tes Hasil Belajar (THB), baik itu tes harian

(formatif) maupun tes akhir semester (sumatif) bertujuan untuk

mengevaluasi hasil belajar setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dalam

suatu kurun waktu tertentu. Makalah ini akan lebih banyak memberikan

(38)

commit to user

d) Tes Kemajuan Belajar ( Gains/Achievement Test)

Tes kemajuan belajar disebut juga dengan tes perolehan adalah tes

untuk mengetahui kondisi awal testi sebelum pembelajaran dan kondisi

akhir testi setelah pembelajaran. Untuk mengetahui kondisi awal testi

digunakan pre-tes dan kondisi akhir testi digunakan post-tes. e) Tes Diagnostik (Diagnostic Test)

Tes diagnostik adalah tes yang dilaksanakan untuk mendiagnosis

atau mengidentifikasi kesukaran-kesukaran dalam belajar, mendeteksi

faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kesukaran belajar, dan

menetapkan cara mengatasi kesukaran atau kesulitan belajar tersebut.

f) Tes Formatif

Tes formatif adalah penggunaan tes hasil belajar untuk

mengetahui sejauh mana kemajuan belajar yang telah dicapai oleh siswa

dalam suatu program pembelajaran tertentu.

g) Tes Sumatif

Istilah sumatif berasal dari kata “sum” yang berarti jumlah. Dengan demikian tes sumatif berarti tes yang ditujukan untuk mengetahui

penguasaan siswa dalam sekumpulan materi pelajaran (pokok bahasan)

yang telah dipelajari.

Dari uraian di atas maka dapat di ambil kesimpulan bahwa

macam-macam alat evaluasi meliputi tes kemampuan, tes hasil belajar, tes

diagnostik, tes formatif, serta tes sumatif.

Pada mata pelajaran ekonomi kelas X di SMA Bhinneka Karya 2

Boyolali, uaraian materi mata pelajaran tersebut meliputi: Masalah Ekonomi,

Konsep-konsep Ekonomi, Permintaan, Penawaran, dan Harga Keseimbangan,

Kebijakan Pemerintah dalam Bidang Ekonomi, Penapatan Nasional, Konsumsi

dan Investasi, Uang dan Perbankan. Pada semester gasal dan genap, tes harian

dilakukan setiap selesai bab baru. Tujuannya untuk mengidentifikasi

penguasaan siswa atas materi lama yang mendasari materi baru yang akan

diajarkan. Selanjunya tes tengah semester ( tes mid semester) di lakukan pada

(39)

commit to user

siswa untuk mempersiapkan tes pada akhir semester gasal dan semester genap.

Kemudian tes akhir semester diulakukan pada tiap akhir semester yang

bertujuan untuk mengevaluasi hasil belajar setelah mengikuti kegiatan

pembelajaran dalam suatu kurun waktu tertentu.

Di SMA Bhinnneka Karya 2 Boyolali, prestasi belajar mata pelajaran

Ekonomi ditunjukkan dengan nilai rapor akhir semester, yang diperoleh dengan

menggunakan rumus:

(Pedoman Penilaian Kurikulum SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali)

B. Jurnal Penelitian Yang Relevan

1) Judul: Pengaruh Disiplin Belajar, Lingkungan Belajar Dan Variasi Mengajar

Guru Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Pada Siswa Kelas X SMA PGRI 1

Kebumen Tahun Ajaran 2005/2006. Peneliti: Amin Johari. Tahun 2006.

Tujuan penelitian : a) Untuk mengetahui tingkat disiplin belajar pada siswa

kelas X SMA PGRI Kebumen. b) Untuk mengetahui tingkat lingkungan

belajar pada siswa kelas X SMA PGRI Kebumen. c) Untuk mengetahui

variasi mengajar guru pada mata pelajaran ekonomi kelas X SMA PGRI

Kebumen. d) Untuk mengetahui prestasi belajar ekonomi pada siswa kelas X

SMA PGRI Kebumen. e) Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh disiplin

belajar, lingkungan belajar dan variasi mengajar guru pada siswa kelas X

SMA PGRI Kebumen. Hasil penelitian: a) Tingkat disiplin belajar siswa kelas

X SMA PGRI 1 Kebumen Tahun Ajaran 2005/2006 termasuk dalam kategori

baik (59,8%) b) Lingkungan belajar siswa kelas X SMA PGRI 1 Kebumen

Tahun Ajaran 2005/2006 termasuk dalam kategori baik (59,82%) c) Variasi

mengajar guru pada mata pelajaran ekonomi kelas X SMA PGRI 1 Kebumen

(40)

commit to user

pengaruh antara disiplinan belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran

ekonomi siswa kelas X SMA PGRI 1 Kebumen Tahun Ajaran 2005/2006

sebesar 34,4% e) Ada pengaruh antara lingkungan belajar terhadap prestasi

belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas X SMA PGRI 1 Kebumen Tahun

Ajaran 2005/2006 sebesar 25,80% f) Ada pengaruh antara variasai mengajar

guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas X SMA

PGRI 1 Kebumen Tahun Ajaran 2005/2006 sebesar 24,90% g) Ada pengaruh

antara disiplinan belajar, lingkungan belajar dan variasi mengajar guru

terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas X SMA PGRI 1

Kebumen Tahun Ajaran 2005/2006 sebesar 45,4%.

(http://blog.unila.ac.id/radengunawans/files/2010/07/Jurnal-2005-2006.pdf) 2) Judul: Pengaruh Gaya Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Siswa

Pendidikan Agama Islam Siswa SMA Negeri 5 Malang. Peneliti: Ainur

Rosida. Tahun 2009. Tujuan penelitian: a) Untuk mengetahui gaya belajar

siswa pendidikan Agama Islam siswa kelas X SMA Negeri 5 Malang b)

Untuk mengetahui prestasi belajar siswa pendidikan Agama Islam siswa kelas

X SMA Negeri 5 Malang c) Untuk mengetahui pengaruh gaya belajar siswa

terhadap prestasi belajar siswa pendidikan Agama Islam siswa kelas X SMA

Negeri 5 Malang. Hasil penelitian ini adalah a) Gaya Belajar Siswa

Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Malang yang paling

dominan digunakan oleh siswa kelas X adalah gaya belajar visual dengan

frekuensi 50 presentase 52,6%. b) Prestasi Belajar Siswa Pendidikan Agama

Islam Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Malang yaitu 2 (2,1 %) memiliki

prestasi sangat tinggi. c) Pengaruh Gaya Belajar Siswa terhadap Prestasi

Belajar Siswa Pendidikan Agama Islam Siswa kelas X SMA Negeri 5 Malang

menunjukkan bahwa gaya belajar siswa yang baik adalah visual dengan

frekuensi 50 siswa atau 52,6 % menjawab memiliki gaya belajar visual

dengan baik.

(41)

commit to user C. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan kesimpulan diatas tentang prestasi belajar dan pengertian

kedisiplinan belajar serta pengertian tingkat kebisingan lingkungan sekolah maka

penulis menyimpulkan secara teoritis sebagai berikut:

Seorang siswa yang memiliki kedisiplinan belajar yang tinggi pasti ia

akan mampu menata dirinya untuk terbiasa hidup teratur serta tertip dalam

menaati peraturan yang berlaku disekolah. Dengan adanya kedisiplinan belajar

siswa yang tinggi maka akan sangat berpengaruh sekali terhadap meningkatnya

prestasi belajar siswa disekolah. Dari uarian tersebut dapat disimpulkan bahwa

seorang siswa yang memiliki kedisiplinan belajar yang tinggi maka akan sangat

berpengaruhi terhadap hubungan yang positif terhadap prestasi belajar siswa.

Lingkungan sekolah yang baik juga memungkinkan dapat menunjang

pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan begitu pula sebaliknya lingkungan

sekolah yang buruk cenderung dapat menghambat pelaksanaan kegiatan

pembelajaran. Lingkungan sosial sekolah yang menyenangkan akan

meningkatkan kegiatan anggota-anggotanya dalam penyelenggaraan pembelajaran

di sekolah dan sebaliknya lingkungan sekolah yang buruk akan member pengaruh

yang tidak baik terhadap semangat kerja anggota-anggotanya dalam menjalankan

aktivitas. Kebisingan lingkungan sekolah dapat timbul baikdari lingkungan fisik

maupun lingkungannnon fisik di sekolah. Dimana faktor lingkungan fisik maupn

lingkungan non fisik dipandang turut menentukan tingkat prestasi belajar siswa.

Disiplin belajar yang baik pada diri siswa dan didukung dengan suasana

lingkungan sekolah yang baik dan harmonis maka akan mendorong dan

mempengaruhi pencapaian prestasi belajar siswa. Sebalinya apabila disiplin

belajar yang tingggi maka kegiatan pembelajaran tidak berjalan dengan optimal

daan hal ini akan mengakibatkan menurunnya prestasi belajar.

Untuk memperjelas kerangka pemikiran di atas, maka dapat digambarkan

(42)

commit to user

Gb. 1 : Skema Kerangka Berfikir

D. Perumusan Hipotesis

Hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan penelitian, samapai terbukti melalui data yang terkumpul.

Berdasarkan kajian teori dan kerangka pemikiran yang dikemukakan dari diatas,

maka dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:

1. Adanya hubungan yang signifikan antara kedisiplinan belajar dengan prestasi

belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas X SMA Bhinneka Karya 2

Boyolali Tahun ajaran 2009/2010.

2. Adanya hubungan yang signifikan antara tingkat kebisingan kingkuangan

sekolah dengan prestasi belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas X SMA

Bhinneka Karya 2 Boyolali Tahun ajaran 2009/2010.

3. Adanya hubungan yang signifikan antara kedisiplinan belajar dan tingkat

kebisingan lingkungan sekolah secara bersama-sama terhadap prestasi belajar

mata pelajaran kelas X SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali Tahun ajaran

 Disiplin mengikuti pelajaran di sekolah  Disiplin mengerjakan tugas dari guru  Disiplin menaati tata tertib

 Keteraturan dalam belajar 

Tingkat kebisingan lingkungan sekolah

 Tingkat kebisingan yang terjadi di luar lingkungan sekolah, baik fisik maupun non fisik

(43)

commit to user ry 1

Ry 1,2

ry 2

Bagan II : Skema Perumusan Hipotesis Kedisiplinan belajar

(X1)

Tingkat kebisingan lingkungan sekolah

(X2)

Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi

(44)

commit to user

31 BAB III METODOLOGI

Dalam penelitian untuk mendapatkan kebenaran diperlukan tata cara

atau prosedur tertentu. Sebelum penelitian ini dilaksanakan perlu ditentukan

terlebih dahulu metodologi penelitian yang digunakan. Ketepatan dalam

menentukan metodologi dengan jenis data yang akan mengantar penelitian ke arah

tujuan yang diinginkan.

Menurut Noeng Muhajir (2000: 3), “metodologi penelitian membahas konsep teoritik berbagai metode, kelebihan dan kelemahannya dalam karya ilmiah dilanjutkan dengan metode yang digunakan”.

Sedangkan menurut H.B Sutopo (2002: 5) mengemukakan “Metodologi penelitian adalah sekedar alat teknis, sehingga bisa digunakan dengan memilih

mana yang di pandang baik dan berusaha menggabungkannya, yang bila

dipikirkan secar para paradigmatik tentu saja tidak dapat dipertanggung jawabkan”.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa metodologi penelitian

adalah suatu pengetahuan yang membahas dan mempelajari tentang

metode-metode atau cara-cara yang tepat dan dan harus ditempuh dalam melaksanakan

penelitian untuk tujuan penelitian.

A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Bhinneka

Karya 2 Boyolali, yang beralamatkan di Jln.Perintis Kemerdekaan, Boyolali.

Adapun alasan pemilihan tempat penelitian tersebut adalah:

a) Tersedianya data dan adanya keterbukaan dari pihak sekolah, sehingga

memudahkan di dalam pengumpulan data yang diperlukan

b) Lokasi sekolah mudah dijangkau, sehinggga memudahkan transportasi dan

menghemat waktu, biaya, pikiran maupun tenaga yang di butuhkan.

2. Waktu Penelitian

Gambar

Gambar 3. Tabel. Populasi dan Sampel........................................................
Tabel. 3. Populasi dan Sampel
tabel coefficient. Pada tabel coefficient tersebut diperoleh persamaan regresi,Ŷ=

Referensi

Dokumen terkait

Slamento (2003:63-64), mengatakan “Jika anak hidup dalam keluarga yang miskin, kubutuhan anak kurang terpenuhi, akibatnya kesehatan anak tergangu, sehingga belajar anak akan

PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS X DI SMA PPMI ASSALAAM SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2009/2010 ”..

Apakah lingkungan keluarga dan kemandirian belajar secara bersama- sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar akuntansi pada siswa kelas X

Berdasarkan permasalahan di atas maka penulis mengambil judul: PENGARUH RESPON SISWA PADA METODE PEMBERIAN TUGAS DAN KEDISIPLINAN SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN

Permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana tingkat kedisiplinan pada siswa kelas X SMA PGRI 1 Kebumen?, (2) Bagaimana lingkungan belajar pada siswa

Sesuai dengan latar belakang di atas maka perlu adanya penelitian lebih lanjut dengan judul “PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, LINGKUNGAN KELUARGA, LINGKUNGAN SEKOLAH DAN

Permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana tingkat kedisiplinan pada siswa kelas X SMA PGRI 1 Kebumen?, (2) Bagaimana lingkungan belajar pada siswa

Dalam variabel motivasi belajar (X) terdiri atas 5 indikator yaitu;minat dan konsentrasi, bakat, sikap, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah. Hal ini dapat