PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEAKTIFAN
SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE
THINK TALKWRITE
(TTW) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
(PTK di Kelas X Pj SMK Muhammadiyah 2 Wuryantoro)
NASKAH PUBLIKASI
Disusun Oleh :
NURUL FATIMAH UTAMI A 410 060 113
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEAKTIFAN SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE THINK TALK WRITE (TTW)
PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA
( PTK di Kelas X Pj SMK Muhammadiyah 2 Wuryantoro )
Oleh
Nurul Fatimah Utami1, Budi Murtiyasa2, dan Rita P. Khotimah3
1
Mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP UMS, a410060113@yahoo.com
2
Staf Pengajar UMS Surakarta, bdmurtiyasa@yahoo.com
3
Staf pengajar UMS Surakarta, rpramujiyanti@yahoo.com
Abstract
This research purposed to increase of comprehension concept and liveliness student in mathematic learning by think talk Write (TTW) method. This research is action research in classroom which collaboration type between researchers, teach, and headmaster of SMK Muhammadiyah 2 Wuryantoro. As a subject of action class research is the student of X PJ with 33 students and the practitioner subject of action are researcher and teacher of X PJ class. Data collected by observation, taking note, and documentation. Data analysis by description qualitative with interactive analysis such as data reduction, data display, and conclusion retraction. The result of the research had shown the increasing of comprehension concept and liveliness of the student. It is can be seen by 1) Increasing liveliness student take in, a) Answering question and doing the test correctly, before the action in 15,15% and after the action in 84,84%, b) Applying the concept correctly, before the action in 12, 12% and after the action in 81,81%, c) Giving the feedback about the answer of student, before the action in 6% and after the action in 78,78%, d) Making a conclusion which include the definition of concept and give an example, before the action 18,18% and after the action in 96,96%. 2) Liveliness student take in, a) Asking the question, before the action in 9,09% and after the action in 78,78%, b) Answering the question, before the action in18,18% and after the action in 87.87%, c) Giving question and opinion, before the action in 21,21% and after the action in 90,9%, d) Answering and doing the test in front of class before the action in 12,12% and after the action in 87,87%. This research concludes that by using the TTW method can increasing of comprehension concept and liveliness of student.
PENDAHULUAN
Sejalan dengan perkembangan masyarakat saat ini, pendidikan banyak
mengalami berbagai tantangan. Salah satu tantangannya yang cukup menarik
yaitu berkenaan dengan peningkatan mutu pendidikan karena masih rendahnya
mutu pendidikan di Indonesia.
Rendahnya mutu pendidikan dapat dilihat dari sebagian siswa yang nilai
pelajarannya tinggi namun belum mampu menerapkan pengetahuan, ketrampilan
dan sikap. Ini disebabkan karena siswa hanya menerima pengetahuan begitu saja
sehingga informasi dari guru kurang bermakna dalam kehidupan sehari-hari.
Siswa juga masih banyak mengalami kesulitan dalam memahami materi
pembelajaran yang disampaikan oleh guru serta kurangnya keaktifan siswa saat
pembelajaran berlangsung.
Pembelajaran adalah suatu proses yang rumit karena tidak sekedar
menyerap informasi dari guru tetapi juga melibatkan berbagai kegiatan dan
tindakan yang harus dilakukan untuk mendapatkan hasil belajar yang lebih baik.
Salah satu kegiatan pembelajaran yang menekankan berbagai kegiatan dan
tindakan yaitu menggunakan metode tertentu dalam pembelajaran tersebut.
Metode dalam pembelajaran merupakan cara yang digunakan guru, yang dalam
menjalankan fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran (Uno
Hamzah, 2007).
Keberhasilan proses pembelajaran matematika dapat diukur dari
keberhasilan siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut. Keberhasilan
prestasi belajar siswa. Semakin tinggi keaktifan, pemahaman dan penguasaan
materi serta prestasi belajar maka semakin tinggi pula tingkat keberhasilan.
Namun pada kenyataannya dapat dilihat bahwa prestasi belajar matematika yang
dicapai siswa masih rendah, sehingga suatu metode mempunyai peranan penting
karena menentukan berhasil tidaknya proses pembelajaran yang diinginkan.
Metode pembelajaran Think Talk Write (TTW) adalah metode
pembelajaran kooperatif yang memberikan kesempatan pada siswa secara
individu maupun kelompok untuk berfikir, berdialog dengan dirinya sendiri
setelah proses membaca, selanjutnya berbicara (sharing) dan membagi ide dengan
temannya sebelum menulis. Suasana ini akan lebih efektif jika dilakukan dalam
kelompok dengan 3-5 siswa.
Pembelajaran ini bertujuan untuk mengkaji dan mendiskripsikan
peningkatan pemahaman konsep dan keaktifan siswa dalam pembelajaran
matematika pada siswa kelas X Pj SMK Muhammadiyah 2 Wuryantoro dengan
menggunakan metode Think Talk Write (TTW).
METODE PENELITIAN
Pendekatan penelitian ini adalah penelitian kualitatif, sedangkan desain
penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan secara
kolaborasi antara guru matematika dan peneliti. Penelitian tindakan kelas
bercirikan adanya perbaikan terus menerus terhadap praktek pembelajaran dimana
dari ciri tersebut akan meningkatkan kualitas pembelajaran dimana dari perbaikan
tersebut merupakan kegiatan pemecahan masalah yang dimulai dari: 1)
Perencanaan dan penyusunan yang dilakukan untuk melaksanakan
tindakan adalah mengidentifikasi masalah, mengidentifikasi siswa dan
perencanaan solusi masalah yang diharapkan dapat digunakan untuk merumuskan
permasalahan yang dihadapi oleh siswa terutama yang berhubungan dengan
pemahaman konsep dan keaktifan siswa dalam belajar matematika. Pelaksanaan
yang ada diimplementasikan dengan menerapkan pembelajaran dengan metode
Think Talk Write (TTW). Pelaksanaan penelitian ini dilakukan sesuai dengan
rencana yang telah disusun, namun pelaksanaan penelitian bersifat fleksibel tidak
harus mutlak sesuai dengan rencana. Kefleksibelan perlu digunakan dalam usaha
mencapai perbaikkan karena dalam situsi nyata sering terjadi hal-hal yang tidak
diduga.
Sedangkan untuk mengetahui efektifitas model pembelajaran yang
digunakan, penelitian ini menggunakan: 1) metode observasi dan monitoring
untuk mendapatkan gambaran secara langsung tentang kegiatan belajar
metematika siswa di kelas, 2) catatan lapangan digunakan untuk mencatat semua
kejadian yang muncul selama pembelajaran, 3) dokumentasi digunakan untuk
memperoleh atau mengetahui sesuatu melalui buku-buku maupun arsip yang
berhubungan dengan yang akan diteliti. Penerapan pembelajaran dengan metode
Think Talk Write (TTW) ini diaplikasikan pada pembelajaran logika matematika
pada siswa kelas X Pj SMK Muhammadiyah 2 Wuryantoro dengan melibatkan
guru mata pelajaran matematika.
Analisis hasil pada penelitian ini ditekankan pada pemahaman konsep
menerapkan konsep dengan tepat, memberikan tanggapan tentang jawaban siswa
lain, membuat kesimpulan, dan keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan,
menjawab pertanyaan, mengemukakan pendapat, menjawab dan mengerjakan soal
di depan kelas.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penerapan pembelajaran dengan metode Think Talk Write (TTW)
mendapat tanggapan positif dari guru, hal ini terbukti dari adanya peningkatan
indikator-indikator pemahaman dan keaktifan siswa dalam belajar matematika
pada pokok bahasan logika matematika.
Hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukam dapat dituliskan pada tabel 1
berikut ini:
Tabel 1
Data Peningkatan Pemahaman Konsep Dan Keaktifan Siswa Indikator yang diamati Sebelum
Tindakan
Putaran I Putaran II Putaran III
-Menjawab pertanyaan guru dan mengerjakan soal dengan tepat. -Menerapkan konsep dengan tepat.
Gambar 1
Grafik Peningkatan Pemahaman Konsep Dan Keaktifan Siswa
Grafik di atas menunjukkan bahwa perubahan tindak belajar yang
berkaitan dengan pemahaman konsep dan keaktifan siswa setelah dilakukan
tindakan selama tiga siklus. Pemahaman konsep dan keaktifan siswa pada siklus
pertama sampai dengan siklus terakhir mengalami peningkatan. Indikator
menjawab pertanyaan guru dan mengerjakan soal dengan tepat meningkat menjadi
24 siswa (72,72%). Indikator menerapkan konsep dengan tepat meningkat
menjadi 25 siswa (75,75%). Indikator memberikan tanggapan tentang jawaban
siswa lain meningkat menjadi 23 siswa (69,69%). Indikator membuat kesimpulan
meningkat menjadi 28 siswa (84,84%). Indikator mengajukan pertanyaan
meningkat menjadi 26 siswa (78,78%). Indikator menjawab pertanyaan meningkat
menjadi 30 siswa (90,9%). Indikator menjawab dan mengerjakan soal di depan
kelas juga meningkat menjadi 29 siswa (87,87%).
Pengamatan yang dilakukan peneliti pada tindakan kelas siklus I diperoleh
hasil bahwa pemahaman konsep dan keaktifan siswa belum mengalami
peningkatan yang berarti. Penggunaan pembelajaran dengan metode TTW belum
berjalan optimal, guru masih banyak memberikan memberikan penjelasan dan
banyak memberikan bantuan kepada siswa. Guru masih kurang mampu
mengendalikan kelas, sehingga suasana kelas manjadi gaduh pada saat
pembelajaran dengan metode Think Talk Write (TTW) berlangsung. guru masih
kurang memberikan motivasi kepada siswa agar percaya diri dengan
kemampuannya.
Tindakan pada siklus II yang diamati peneliti diperoleh hasil lebih baik
daripada siklus sebelumnya, namun belum signifikan. Hal ini terlihat dari
peningkatan indikator-indikator yang diamati, sehingga dapat disimpulkan bahwa
terjadi perbaikan dari siklus sebelumnya namun masih perlu diadakan perbaikan
untuk mendapatkan hasil yang memuaskan.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti pada tindakan kelas
siklus III disimpulkan bahwa telah terjadi peningkatan yang memuaskan. Pada
saat pembelajaran berlangsung guru tidak lagi mendominasi dan telah berpusat
pada siswa. Guru sering memberikan motivasi agar siswa aktif dalam
pembelajaran. Penggunaan metode TTW juga sudah lancar dan hasil belajar siswa
Secara keseluruhan setelah penerapan tindakan kelas siklus I sampai
dengan siklus III dengan metode Think Talk Write (TTW) dapat meningkatkan
pemahaman konsep dan keaktifan siswa dalam belajar matematika siswa kelas X
Pj SMK Muhammadiyah 2 Wuryantoro. Hal tersebut dapat dicapai karena
kemauan siswa yang besar untuk belajar lebih memahami tentang pelajaran
matematika, selain itu tenaga pendidiknya yang rata-rata lulusan sarjana serta
didukung sarana prasarana yang mendukung berlangsungnya pembelajaran.
Penelitian tentang peningkatan pemahaman konsep dan keaktifan siswa
telah dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu, salah satunya telah dilakukan
oleh Angga Apriyani (2011). Perbedaan penelitian terdahulu dengan peneliti
adalah pada metode pembelajaran dan indikator yang digunakan, sedangkan
persamaannya terletak pada hasil yang dicapai yaitu peningkatan pemahaman
konsep dan keaktifan siswa belajar matematika. Penelitian yang dilakukan oleh
Angga Apriyani (2011) menyimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran
peer lesson dapat meningkatkan pemahaman konsep dan keaktifan siswa secara
berarti. Penelitian yang dilakukan peneliti adalah meningkatkan pemahaman
konsep dan keaktifan siswa melalui metode Think Talk Write (TTW).
Strategi pembelajaran yang digunakan peneliti belum digunakan dalam
penelitian sebelumnya. Penerapan strategi pembelajaran ini dapat mengkondisikan
siswa untuk terlibat aktif serta lebih memahami tentang konsep yang dipelajari
dalam pembelajaran matematika. Siswa yang aktif dan memahami konsep dapat
menemukan ilmunya sendiri berdasarkan kegiatan yang dilakukan dengan
Charalampos Toumasis (2004) mengatakan “The use of this type of with
Study Teams has several advantages consist of it can help motivate students
because everyone is involved in discussing and learning the material, and their
teacher is no longer seen as the authority that dispenses knowledge to students
who merely absorb information”. Dalam jurnalnya disebutkan bahwa penggunaan
kerja tim atau kerja kelompok dapat memotivasi siswa karena siswa dapat terlibat
dalam membahas materi dan guru tidak lagi aktif dalam pembelajaran.
Effendi Zakaria dan Zanaton Ikhsan (2007) mengatakan “The use of
cooperative learning as an alternative to traditional method is emphasized.
Cooperative learning is grounded in the belief that learning is most effective when
students are actively involved in sharing ideas and work cooperatively to
complete academic tasks”. Dalam jurnalnya Effandi menunjukkan bahwa
penggunaan pembelajaran kooperatif sebagai alternative untuk metode tradisional.
Pembelajaran kooperatif didasarkan pada keyakinan bahwa belajar paling efektif
ketika siswa terlibat secara aktif dalam berbagi ide dan bekerja kooperatif untuk
menyelesaikan tugas-tugas akademik.
Pembelajaran efektif adalah pembelajaran yang melibatkan siswa untuk
aktif dalam berbagi ide, berpendapat dan membuat kesimpulan. Demikian juga
pada proses pembelajaran yang menggunakan metode TTW. Berdasarkan hasil
yang telah dicapai dengan penelitian yang dilakukan peneliti, berarti peneliti
memperkuat penelitian–penelitian terdahulu dan memperkuat pendapat para ahli.
Penerapan metode TTW telah meningkatkan pemahaman konsep dan keaktifan
Wuryantoro. Hal ini mendukung diterimanya hipotesis penelitian tindakan kelas
yaitu jika guru menerapkan metode TTW dalam pembelajaran akan meningkatkan
pemahaman konsep dan keaktifan siswa dalam belajar matematika.
SIMPULAN
Penerapan pembelajaran dengan metode TTW dapat meningkatkan
pemahaman konsep dan keaktifan siswa kelas X Pj SMK Muhammadiyah 2
Wuryantoro. Hal tersebut dapat dilihat dari tercapainya indikator-indikator
pemahaman konsep dan keaktifan siswa, sebagai berikut: 1) peningkatan
keaktifan siswa yang meliputi: a) menjawab pertanyaan guru dan mengerjakan
soal dengan tepat sebelum dilakukan tindakan sebesar 15,15% dan diakhir
pelaksanaan tindakan mencapai 84,84%, b) menerapkan konsep dengan tepat
sebelum dilakukan tindakan sebesar 12,12% dan diakhir pelaksanaan tindakan
mencapai 81,81%, c) memberikan tanggapan tentang jawaban siswa lain sebelum
tindakan sebesar 6% dan diakhir pelaksanaan tindakan mencapai 78,78%, d)
membuat kesimpulan sebelum tindakan sebesar 18,18% dan diakhir pelaksanaan
tindakan mencapai 96,96%, 2) keaktifan siswa yang meliputi a) mengajukan
pertanyaan sebelum tindakan sebesar 9,09% dan diakhir pelaksanaan tindakan
mencapai 78,78%, b) menjawab pertanyaan sebelum tindakan sebesar 18,18% dan
diakhir pelaksanaan tindakan sebesar 87,87%, c) mengemukakan pendapat
sebelum tindakan sebesar 21,21% dan diakhir pelaksanaan tindakan mencapai
90,9%, d) menjawab dan mengerjakan soal di depan kelas sebelum tindakan
DAFTAR PUSTAKA
Angga Apriyani. 2011. Upaya Peningkatan Keaktifan dan Pemahaman Konsep Belajar Matematika Melalui Metode Peer Lesson (PTK pada kelas VII di SMP Muhammadiyah 2 Masaran). Skripsi, UMS (tidak diterbitkan)
Toumasis, Charalampos. 2004. Cooperative study teams in mathematics classroom. International Journal of Mathematical Education in Science and Technology, vol. 35, no. 5, 669-679.
Wahyuni. 2011. Peningkatan Keaktifan dan Pemahaman Konsep Segi Empat Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) (PTK pada siswa Kelas VII di SMP Negeri 3 Polokarto). Skripsi, UMS (tidak diterbitkan)
Wijayanti, Fitriani. 2009. Eksperimentasi Pendekatan Small Group Work dan TTW (Think Talk Write) dalam Pembelajaran Matematika Ditinjau dari Keaktifan Belajar Siswa. Skripsi. Ums (tidak diterbitkan).