• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA VIDEO TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK USIA DINI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA VIDEO TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK USIA DINI."

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Oleh

MIRA MARTILOPA 0802010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA VIDEO TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK USIA DINI

MIRA MARTILOPA 0802010

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya permasalahan yang

ditemukan di PAUD terpadu Baiturrahman Pusdikku TNI AD Jl. Sindang

Sirna, No. 06 Bandung, yaitu kemampuan kognitif anak usia dini yang

masih rendah, seperti: anak belum dapat menyebutkan dan mengelompokan

benda-benda , menyebutkan bilangan, bentuk, warna, memahami konsep

ukuran,memahami konsep waktu, memecahkan masalah, mengenal

sebab-akibat, serta belum mengetahui adanya hubungan antara gambar dengan

tulisan. Fokus penelitian adalah pada kemampuan kognitif anak sebelum

menggunakan media video pembelajaran, kemampuan kognitif anak

sesudah menggunakan media video pembelajaran, serta perbedaan

kemampuan kognitif anak sebelum dan sesudah menggunakan media video

pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil dan

memperbaiki proses dalam pembelajaran kognitif anak. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode demonstrasi. Subjek

penelitian sebanyak 25 anak kelompok B, yang terdiri dari 15 anak

perempuan dan 10 anak laki-laki. Analisis data diperoleh melalui hasil

observasi, dan studi dokumentasi. Hasil perhitungan dan analisis data

penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata sebesar 30,68

antara skor pre test sebesar 49,48, dan post test sebesar 80,16 adanya

pengaruh yang signifikan pada kemampuan kognitif anak dalam

pembelajaran dengan menggunakan media video .

(3)

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTARLAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian... 6

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 6

BAB II KAJIAN TEORI ... 8

A. Perkembangan kognitif ... 8

1. Pengertian kemampuan kognitif ... 8

2. Teori Kognitif ... 9

3. Tujuan Perkembangan Aspek kognitif ... 11

4. Tahapan Perkembangan Kognitif ... 17

5. Karakteristik Perkembangan Kognitif…. ... 18

6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan kognitif ……… 22

7. Pengaruh Perkembangan Aspek Kognitif ... 24

B. Media Pembelajaran ... 25

1. Pengertian Media Pembelajaran ... 25

2. Jenis-jenis media Pembelajaran ... 27

3. Manfaat Media Pembelajaran……… ... 27

C. Media Video pembelajaran ……….. ... 30

1. Pengertian Media Video Pembelajaran ... 30

2. Fungsi Media Video Pembelajaran ... 32

3. Ciri-Ciri Media Video Pembelajaran ... 32

4. Pola Penggunaan Media Video Pembelajaran ... 34

5. Tahapan penggunaan Media Video Pembelajaran ... 36

(4)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 38

A.Desain dan Paradigma Penelitian ... 38

1. Desain Penelitian ... 38

2. Paradigma Penelitian ... 38

B. Variabel Penelitian ... 39

1.Variabel bebas ... 39

2. Variabel Terikat ... 39

C.Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian ... 40

1. Lokasi ... 40

2. Populasi ... 40

3. Sampel ... 40

D.Definisi Oprasional ... 41

E. Instrumen Penelitian ... 42

1. Instrumen Penelitian ... 42

2. Kisi-kisi Instrumen ... 42

3. Menetapkan Jenis Instrumen ... 46

4. Kisi-Kisi Instrumen ... 46

5. Membuat Instrumen Penelitian ... 51

6. Analisis Instrumen ... 53

F.Tekhnik Pegumpulan Data ... 57

1. Observasi ... 57

2. Studi Dokumentasi ... 57

G. Teknik Analisis Data……… ... 57

1. Uji Kemampuan Kognitif ……….. ... 59

2. Uji Normalitas ……… .. 59

3. Uji Hipotesis……… ... 60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 61

A. Hasil Penelitian ... 61

1. Profil PAUD ... 61

2. Kondisi Objektif PAUD Baiturrahman ... B. Pembahasan ………. ... 67

1. Tingkat Kemampuan Kognitif Anak Kelompok B sebelum penerapan Media Video ... 74

2. Tingkat Kemampuan Kognitif Anak Kelompok B Sesudah penerapan Media Video ... 76

3. Pengaruh Media Video Terhadap Kemampuan kognitif Anak Kelompok B PAUD Baiturrahman ... 76

(5)

A. Kesimpulan ... 77

B. Saran……… .. 78

DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Tahapan Perkembangan Kognitif Anak ……… 16

Tabel 2.2 Kelompok Media Instruksional ………... 33

Tabel 2.3 klasifikasi Media Instruksional ………. 33

Tabel 3.1 Desain Penelitian ……….. 38

Tabel 3.2 Jumlah Populasi Penelitian ………... 40

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen ……….. 46

Tabel 3.4 Pedoman Observasi ……….. 51

Tabel 3.5 Pedoman Observasi Guru ………. 52

Tabel 3.6 Pedoman Observasi studi dokumentasi ……… 53

Tabel 3.7 Hasil validitas ………... 55

Tabel 3.8 Kriteria Uji Reabilitas ……….. 57

Tabel 3.9 Hasil Uji Statistika ………... 57

Tabel 3.10 Hasil Uji Reabilitas ……… 57

Tabel 3.11 Kriteria Kemampuan Kognitif Anak ………. 59

Tabel 4.1 Daftar Sarana Prasarana ……….. 62

Tabel 4.2 Daftar Pendidik dan Kependidik ………. 62

Tabel 4.3 Daftar Peserta Didik Kelompok B PAUD Baiturrahman …….. 63

Tabel 4.4 Daftar Ekstrakurikuler PAUD Baiturrahman ………. 64

Tabel 4.5 Kegiatan Pretes dan Postes ……….. 65

Tabel 4.6 Data hasil penelitian ……… 69

Tabel 4.7 Kriteria Kemampuan Kognitif ………. 72

Tabel 4.8 Hasil Pengujian Normalitas Data Penelitian ………... 72

(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 ……… 39

Grafik 4.1 Diagram Pretes ………. 70

Grafik 4.2 Diagram Postes ………. 70

Grafik 4.3 Skor Peningkatan kognitif ……… 71

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A: 1. Rpp Penelitian

2. Pedoman Observasi Untuk Anak

3. Pedoman Observasi Untuk Guru

4. Kisi-Kisi Instrumen

Lampiran B:

1. Tabel Uji Coba Instrumen

2. Tabel Uji Validitas

3. Tabel Uji Reliabilitas

Lampiran C: 1. Uji Validitas

2. Uji Reliabilitas

3. Uji Normalitas

4. Uji Hipotesis

Lampiran D:

1. Dokumentasi Penelitian

2. Riwayat Hidup

3. Tabel R Product Moment

(7)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional (Sisdiknas), pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (Depdiknas,

2003: 5).

Pendidikan Anak Usia Dini merupakan bagian dari pencapaian tujuan

pendidikan nasional, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa

dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman

dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur, memiliki

pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang

mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Kemampuan kognitif merupakan salah satu bidang pengembangan

kemampuan dasar yang dipersiapkan oleh guru untuk meningkatkan kemampuan

dan kreativitas anak sesuai dengan tahap perkembangannya. Pengembangan

kognitif ini bertujuan mengembangkan kemampuan berfikir anak untuk mengolah

perolehan belajarnya, dapat menemukan bermacam–macam alternatif pemecahan

masalah, membantu anak untuk mengembangkan kemampuan logika

matematikanya dan pengetahuan akan ruang dan waktu, serta mempunyai

kemampuan untuk memilah–milah, mengelompokkan serta mempersiapkan

pengembangan kemampuan berpikir teliti (Depdiknas, 2004: 6-7).

Menurut Alfred Binet, potensi seseorang tercermin dalam kemampuannya

menyelesaikan tugas–tugas yang menyangkut pemahaman dan penalaran.

(8)

2

pengetahuan tetang apa yang dilihat, dengar, rasa, raba, ataupun cium melalui

panca indera yang dimilikinya. Untuk mendukung pengembangan kemampuan

kognitif anak agar berkembang dengan optimal maka diperlukan proses

pembelajaran yang berkualitas, menggunakan media dan strategi pembelajaran

yang sesuai dengan karakteristik anak (Yuliana Nuraini, 2007: 1.14).

Menurut Piaget, semua anak memiliki pola perkembangan kognitif yang

sama yaitu melalui empat tahapan yaitu (1) sensori-motor, (2) pre-operasional, (3)

konkret-operasional dan (4) formal operasional (Slamet Suyanto, 2003: 54). Anak

usia dini berada pada tahapan preoperasional (2–7 tahun). Dikatakan

preoperasional karena anak telah menggunakan logikanya secara benar.

Tahap preoperasional ini dapat dibedakan atas dua bagian. pertama tahap

pra konseptual (2-4 tahun), dimana representasi suatu objek dinyatakan dengan

bahasa, gambar dan permainan khayalan. Kedua, tahap intuitif (4-7 tahun). Pada

tahap ini representasi suatu objek didasarkan pada persepsi pengalaman sendiri,

tidak kepada penalaran. Pada tahap ini anak mengembangkan kemampuan untuk

mengorganisasikan dan mengkoordinasikan serta mempersentasikan dengan

gerakan–gerakan dan tindakan–tindakan fisik. Begitu pentingnya perkembangan

kognitif yang dilalui anak mengharuskan pendidik mengembangkan kemampuan

kognitif ini secara optimal dengan cara tepat atau sesuai dengan tahap

perkembangan anak sesuai usianya.

Dalam kenyaatan di lapangan peneliti melakukan pengamatan terhadap

siswa kelompok B di PAUD Baiturrahman, dan dapat diketahui bahwa

kemampuan kognitif anak masih rendah dilihat dari hasil penilaian anak

sehari-hari pada saat pembelajaran kemampuan kognitif. Hal tersebut diambil dari

contoh rencana kegiatan harian, misalnya; dalam memahami tentang fenomena

alam, dalam mengetahui konsep bilangan, konsep waktu, serta penugasan anak

dalam mengklasifikasikan benda bedasarkan warna dan bentuk dari 25 orang anak

terdapat beberapa anak dengan kemampuan sudah mampu mengungkapkan

pengetahuannya juga bisa mengerjakan tugasnya dengan baik, sedangkan lebih

banyak anak lainnya berada dalam kriteria mulai berkembang, seperti hal lainya

(9)

5 orang yang berada dalam kriteria sudah mampu dan 20 orang anak lainya berada

dalam kriteria mulai berkembang atau belum mampu, Hal tersebut

memperlihatkan bahwa proses pembelajaran kemampuan kognitif masih belum

tercapai dengan baik dan maksimal.

Hal yang menyebabkan kemampuan kognitif siswa kelompok B di PAUD

Baiturrahman masih rendah dikarenakan media pembelajaran yang masih minim

dan kurangnya pengetahuan pendidik dalam memanfaatkan media penunjang

sebagai media yang murah dan bernilai. Disamping itu, kegiatan yang hanya

menggunakan lembar kerja juga membuat anak didik kurang memahami apa yang

disampaikan oleh pendidik sehingga berdampak pada prestasi anak didik yang

kurang optimal.

Peran media dalam kegiatan pendidikan anak usia dini semakin penting

artinya mengingat perkembangan anak berada pada masa berfikir konkrit. Oleh

karena itu salah satu prinsip pendidikan untuk anak usia dini harus berdasarkan

realita artinya bahwa anak diharapkan dapat memepelajari sesuatu secara nyata.

Dengan demikian dalam pendidikan anak usia dini harus menggunakan sesuatu

yang memungkinkan anak dapat belajar kongkrit.

Strategi mengajar di PAUD Baiturrahman yang relatif banyak diterapkan

oleh guru adalah metode demontrasi dengan tambahan media sederhana, misalnya

gambar yang diprint dan dipajang di depan kelas. Dengan media tersebut sangat

besar kemungkinannya akan muncul verbalisme pada pemahaman anak didik,

waktu dan tempat, serta tenaga pun akan banyak yang terpakai pada proses

kegiatan belajar mengajar. Sedangkan jika menggunakan media video maka

penyajian materi akan semakin praktis dan efisien, peran guru dapat beralih

menjadi fasilitator belajar, sehingga dapat mengefesiensi waktu dan tenaga.

Pembelajaran dengan menggunakan media audio visual dalam peningkatan

kemampuan kognitif anak akan sangat efektif ketika media tersebut didesain

dengan maksimal dan sesuai kebutuhan. Peningkatan ini akan berdampak besar

pada beberapa aspek perkembangan kognitif yang diantaranya pada aspek

pengetahuan, ingatan, mengenal sebab akibat, klasifikasi, jumlah angka dan

(10)

4

cocok digunakan pada kemampuan kognitif, karena aspek ini pada hakekatnya

sangat berhubungan erat dengan kemampuan otak dan pikiran.

Hubungan perkembangan kognitif dalam proses belajar mengajar di

PAUD adalah pada penekanan pembahasan kognisi dan berpikir. Sedangkan

untuk aspek emosi dan asosiasi, kurang diperhatikan mengingat kognitif sangat

erat hubungannya dengan otak dan pemikiran. Sujiono, dkk. (2007: 12.2)

menyatakan bahwa sains adalah suatu subjek bahasan yang berhubungan dengan

bidang studi tentang kenyataan atau fakta dari teori-teori yang mampu

menjelaskan tentang fenomena alam. Oleh karena itu, sangatlah cocok jika

menerapkan media video pembelajaran dalam proses belajar mengajar sains guna

meningkatkan kemampuan kognitif anak. Sehingga dengan penggunaan media

video akan membantu mempermudah anak didik dalam memahami dan mencerna

materi yang akan disampaikan.

Dari penyebab di atas pembelajaran yang dilakukan pendidik harus segera

diatasi dan diberikan solusi. Untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak, tidak

dapat dilakukan dengan bercerita panjang lebar serta mengerjakan lembar kerja

saja, karena setiap anak memiliki pengalaman yang berbeda–beda sehingga jika

hanya bercerita, penafsiran menangkap cerita dipikiran anak pasti berbeda–beda.

Pendidik harus berusaha menarik minat anak agar media yang akan digunakan

dapat membuat anak bersemangat serta tertarik.

Dari berbagai penjelasan dan latar belakang masalah yang telah diuraikan,

maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada kemampuan kognitif anak

di PAUD Baiturrahman. Sehingga judul pada penelitian ini adalah “Pengaruh

Penggunaan Media Video Terhadap Kemampuan Kognitif Anak Usia Dini Di PAUD Baiturrahman”.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka penulis dapat

mengidentifikasikan bahwa perkembangan kognitif untuk anak usia dini sangat

penting, sehingga dapat distimulasi salah satunya dengan pemberian media

(11)

lapangan, dalam proses pembelajarannya kurang menarik minat anak, dan metode

atau teknik yang digunakan pun kurang bervariasi sehingga anak menjadi cepat

bosan dan jenuh.

Masalah penelitian perlu dirumuskan untuk memperjelas permasalahan

yang akan diteliti. Berdasarkan identifikasi masalah yang telah di uraikan, maka

perumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kemampuan kognitif anak sebelum menggunakan media video

pembelajaran?

2. Bagaimana kemampuan kognitif anak sesudah menggunakan media video

pembelajaran?

3. Bagaimana perbedaan kemampuan kognitif anak sebelum dan sesudah

menggunakan media video pembelajaran?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui kemampuan kognitif anak sebelum menggunakan media

video dalam proses pembelajaran.

2. Untuk mengetahui gambaran kemampuan kognitif anak pada proses belajar

menggunakan media video.

3. Untuk mengetahui kemampuan kognitif anak sesudah menggunakan media

video dalam proses pembelajaran.

D. Pembatasan masalah

Berdasarkan pertimbangan dugaan waktu penelitian dan keterbatasan kemampuan

yang dimiliki, maka pembatasan masalah adalah sebagai berikut:

1. Proses kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan hanya pada penyampaian

materi alat komunikasi, kebutuhanku, alat transportasi, binatang, dan gejala

alam, dengan menggunakan media video pembelajaran.

2. Hasil belajar anak yang diteliti adalah pada ranah kognitif dengan level yang

(12)

6

membangun pengetahuan, menerapkan pengetahuan, memecahkan masalah,

dan melakukan percobaan.

3. Media pembelajaran yang digunakan adalah video dengan jenis tidak murni,

format avi, serta menggunakan laptop/notebook dan (LCD) dalam proses

penayangannya.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi peneliti, menambah pengetahuan dan keterampilan menerapkan media

pembelajaran pada kegiatan belajar mengajar dalam meningkatkan

kemampuan kognitif anak.

2. Bagi guru, memberikan pengetahuan dan masukan tentang penggunaan dan

penerapan media video dalam proses pembelajaran guna peningkatan

kemampuan kognitif anak.

3. Bagi anak, memberikan suasana baru dalam proses belajar mengajar, serta

membantu dalam mencerna materi yang sulit dipahami.

4. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran

dalam meningkatkan mutu sekolah, serta penggunaan dan penyediaan media

atau fasilitas pembelajaran.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Sistematika dalam penulisan skripsi ini dibagi dalam lima bab yang rangkuman

pembahasannya adalah sebagai berikut:

1. Bab I Pendahuluan

Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah,

tujuan penelitian, pembatasan masalah, manfaat penelitian, dan struktur

organisasi skripsi.

2. Bab II Kajian Pustaka

Bab ini membahas tentang teori-teori yang dijadikan sebagai bahan acuan

pustaka penelitian. Secara garis besar, bab ini memberikan penjelasan

(13)

3. Bab III Metode Penelitian

Bab ini membahas tentang metode penelitian yang digunakan, serta

menjelaskan tentang teknik yang dipakai dalam pengumpulan dan pengolahan

data hasil penelitian.

4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini membahas mengenai pembahasan dan penjabaran tentang

pertanyaan-pertanyaan pada rumusan masalah yang didapatkan dari penelitian yang

dilakukan penulis selama berada di tempat penelitian.

5. Bab V Kesimpulan dan Rekomendasi

Bab ini membahas tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang di lakukan

penulis serta rekomendasi sebagai sumbangan pemikiran sebagai bahan

(14)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain dan Paradigma Penelitian 1. Desain Penelitian

Desain penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode yang

dipergunakan dalam penelitian ini adalah pre ekperimen yang bertujuan untuk

mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Desain penelitian

pre eksperimen ini dilakukan dua kali observasi sebelum dan sesudah eksperimen.

Observasi yang dilakukan sebelum eksperimen disebut pre test (O1), sedangkan

observasi sesudah eksperimen disebut post test (O2). Perbedaan antara O1 dan O2,

yakni O1–O2 diasumsikan merupakan efek treatment atau eksperimen. Adapun

pola penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelompok Pre test Perlakuan Post test

Eksperimen O1 X O2

(Arikunto, 2006: 85) Keterangan:

O1 : Pre test sebelum diberikan perlakuan

X : Perlakuan (pembelajaran menggunakan media video)

O2 : Post test sesudah diberikan perlakuan

2. Paradigma Penelitian

Paradigma pada penelitian ini merupakan alur yang berupa hubungan

antara variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Paradigma penelitian disusun

dengan maksud agar rencana atau pokok bahasan penelitian tidak keluar dari

bahasan masalah yang direncanakan. Paradigma penelitian ini dapat dilihat pada

(15)

: Keterangan: Daerah Penelitian

Gambar 3.1 Paradigma Penelitian

B. Prosedur Penelitian

Prosedur yang ditempuh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Persiapan penelitian

a. Melakukan studi pendahuluan, observasi ke PAUD Baiturrahman

Bandung mengenai masalah penelitian

b. Menetapkan materi yang akan dipergunakan dalam penelitian

c. Menetapkan metode demonstrasi yang akan dipergunakan dalam

penelitian

d. Menyusun instrumen penelitian

e. Melakukan uji coba instrumen penelitian diluar kelompok sampel

untuk menguji validitas dan reliabilitas

f. Mengadakan revisi terhadap item instrumen yang tidak valid dan tidak

reliabel.

2. Pelaksanaan penelitian

a. Menetapkan kelas yang akan digunakan untuk eksperimen

b. Melakukan pre test pada sampel untuk mengetahui data awal penelitian Kemampuan Kognitif Anak

Sampel Penelitian

1. Analisis 2. Temuan penelitia 3. Kesimpulan Pre test

Post test Pembelajaran dengan

(16)

40

c. Kemudian sampel diberi perlakuan penerapan media video dengan

metode demonstrasi. Dalam penelitian dibantu oleh guru kelas

d. Setelah diberikan perlakuan pada sampel penelitian, maka selanjutnya

diberi post test.

e. Mengolah data hasil penelitian

3. Menyusun laporan hasil penelitian

C. Variabel Penelitian

Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau

kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012).

Dalam penelitian ini ditetapkan dua variabel yaitu:

1. Variabel Bebas

Variabel bebas (independen) adalah variabel yang mempengaruhi atau

yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)

(Sugiyono, 2012). Variabel bebasnya adalah penggunaan media video yang

disebut sebagai suatu perlakuan atau treatment.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat (dependen) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2012). Variabel terikat

dalam penelitian ini adalah kemampuan kognitif anak usia dini.

D. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian

Lokasi, populasi, dan sampel dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :

1. Lokasi

Penelitian ini dilaksanakan di PAUD Baiturrahman beralamat Jl. Sindang

Sirna, No. 06 Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat.

2. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek yang menjadi pusat perhatian penelitian

dan tempat untuk mengeneralisasi temuan penelitian (Sandjaja, 2006: 180).

(17)

adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari

dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Berdasarkan uraian teori di atas, maka

populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelompok B PAUD Baiturrahman

yang berjumlah 25 orang.

Tabel 3.2

Jumlah Populasi Penelitian

Kelompok

Jenis Kelamin

Jumlah Perempuan Laki-laki

Usia 5-6 tahun 15 10 25

3. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2012: 81). Teknik sampling adalah teknik

pengambilan sampel. Pemilihan sampel dari populasinya menggunakan

non-probability sampling. Non-non-probability sampling adalah teknik pengambilan

sampel yang tidak memberikan peluang pada setiap anggota populasi untuk

dijadikan anggota sampel (Sugiyono, 2012: 84). Teknik sampling yang digunakan

dalam penelitian ini adalah sampling jenuh, hal tersebut dikarenakan semua

anggota populasi digunakkan sebagai sampel karena jumlah populasi yang

terbatas. Karena jumlah anak kelompok B PAUD Baiturrahman hanya ada satu

kelas, maka sampel dalam penelitian ini adalah kelompok B yang berjumlah 25

orang anak, hal ini senada dengan Sugiyono bahwa “Hal ini sering dilakukan bila

jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang atau penelitian yang ingin

membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil”.

D. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah suatu definisi dari variabel penelitian yang dapat

dioperasikan atau dapat dijadikan arahan untuk pelaksanaan di dalam suatu

(18)

42

1. Media video adalah rekaman peragaan proses dan langkah-langkah

melaksanakan prosedur. Video ialah suatu media yang dirancang secara

sistematis dengan berpedoman kepada kurikulum pendidikan yang berlaku

dan dalam pengembangannya mengaplikasikan prinsip-prinsip pembelajaran

sehingga program tersebut memungkinkan anak mencerna meteri

pembelajaran secara lebih mudah dan menarik. Slide yang ditayangkan adalah

materi dalam bentuk compact disc (CD) dengan format avi, dan dalam

penggunaannya memakai media laptop dan LCD.

2. Kemampuan kognitif ialah suatu istilah intelektual/intelegensi yang diartikan

proses berfikir, yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai

dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa. Dalam hal ini

kemampuan kognitif anak merupakan produk yang dicapai anak setelah

mengikuti pembelajaran dengan media video, dari mulai level pemrosesan

informasi sampai level melakukan penelitian. Penilaian kemampuan kognitif

anak ini diberikan guru diawal maupun di akhir pembelajaran.

3. Anak usia dini termasuk dalam fase pra-operasional yang dalam tahap ini

dimulai dengan penguasaan bahasa yang sistematis, permainan simbolis,

simbolis atau tidak langsung serta bayangan dalam mental. Semua proses

tersebut menunjukkan bahwa anak sudah mampu melakukan tingkah laku

secara simbolis (Siti, 2002: 221). Anak usia dini yang menjadi objek dalam

penelitian ini batasan umurnya adalah usia 5-6 tahun atau yang disebut dengan

anak usia TK atau kelompok B di PAUD Baiturrahman.

E. Instrumen Penelitian 1. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan

oleh peneliti dalam kegiatan mengumpulkan data agar kegiatan tersebut

menjadi sistematis dan dipermudah olehnya (Arikunto, 2010: 101). Instrumen

yang digunakan dalam pedoman penelitian ini adalah pedoman observasi

(19)

2. Menganalisis Variabel Penelitian

Peneliti terlebih dahulu mengkaji variabel menjadi sub

variabel/dimensi, indikator serta item pernyataan dengan rinci dan jelas

sehingga dapat diukur dan menghasilkan data yang diinginkan oleh peneliti.

Pembuatan indikator, dalam hal ini indicator kemampuan kognitif anak,

peneliti mengunakan teori atau konsep-konsep yang ada dalam pengetahuan

ilmiah seperti dalam Denny Davis, CRI, PERMEN 58 dan teori lainnya.

3. Menetapkan Jenis Instrumen

Langkah kedua, peneliti menetapkan jenis instrumen penelitian yang

akan digunakan sesuai dengan kebutuhan dalam pengumpulan data di

lapangan, atau dengan kata lain instrumen tersebut digunakan untuk mengukur

variabel, sub variabel atau indikator yang telah ditentukan sebelumnya

berdasarkan teori. Jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pedoman observasi dalam bentuk rating scale, dan studi dokumentasi

penggunaan media video untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak.

Berdasarkan sumber dari

http://elearningpendidikan.com/jenis-jenis-metode-dan-instrumen-pengumpulan-data.html yang di unduh pada tanggal 01 Januari 2014, instrumen yang dapat digunakan dalam penelitian adalah bentuk

test, angket, wawancara, observasi, daftar cocok (check list), skala, dan

dokumentasi. Seluruh jenis instrumen penelitian dipilih dan digunakan

berdasarkan fungsi dan kebutuhan di lapangan. Penjelasan tiap-tiap instrumen

penelitian dapat dilihat dibawah ini:

a) Test

Test adalah serentatan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang

digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensi,

kemampuan atau bakat yang dimilki oleh individu atau kelompok (Suharsimi,

1987). Beberapa jenis test dapat dikemukakan sebagai berikut:

a. Test kepribadian atau personality test,

b. Test bakat atau aptitude test,

c. Test intelegensi atau intelegence test,

(20)

44

e. Teknik proyeksi,

f. Test minat, dan

g. Test prestasi.

b) Angket

Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain dengan

maksud agar orang yang diberi tersebut bersedia memberikan respon sesuai

dengan permintaan pengguna. (Arikunto, 2000) Orang yang diberi angket oleh

peneliti disebut sebagai responden. Berdasarkan responden angket dapat

dibedakan menjadi tiga jenis yaitu angket terbuka, angket tertutup, dan angket

campuran (gabungan).

Angket terbuka adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa

sehingga responden dapat memberikan isian sesuai dengan kehendak dan

keadaannya. Angket terbuka digunakan jika peneliti tidak dapat

menduga kemungkinan alternatif jawaban yang ada pada responden. Angket

tertutup adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga

responden tinggal memebrikan tanda silang atau centang pada kolom atau

tempat yang sesuai. Sedangkan angket campuran adalah gabungan antara

angket terbuka dan angket tertutup.

c) Wawancara

Salah satu cara yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah dengan

metode interview. Dengan metode ini peneliti harus memikirkan tentang

pelaksanaannya, mulai pada sikap pada waktu datang sikap duduk, tutur kata,

keramahan serta keseluruhan penampilan akan sangat berpengaruh terhadap isi

jawaban responden, maka perlu adanya latihan yang intensif bagi calon

interviewer. Sebelum melakukan interview harus mempersiapkan pedoman wawancara agar tidak ada pokok-pokok yang tertinggal dan pencatatannya

lebih cepat (Suharsimi, l987: 183). Secara umum, pedoman wawancara terdiri

dari dua, yaitu pedoman wawancara tersetruktur dan pedoman wawancara tidak

terstruktur. Wawancara harus dilaksanakan dengan efektif, artinya dalam

(21)

Bahasa harus jelas, terarah, suasana rileks agar data yang diperoleh dalah data

yang obyektif dan dapat dipercaya.

d) Observasi

Observasi sering diartikan sempit sebagai bentuk kegiatan yakni

memperhatikan sesuatu dengan menggunakan mata. Dalam

pengertian psikologi, observasi atau pengamatan meliputi kegiatan pemusatan

perhatian terhadap sesuatu obyek dengan menggunakan seluruh panca indera.

Dengan demikian maka dalam konteks penelitian, pengamatan tersebut dapat

berupa tes, kuesioner, rekaman gambar dan rekaman suara. Secara umum

observasi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:

a. Observasi non sistematis yaitu observasi yang dilakukan oleh pengamat

dengan tidak menggunakan instrumen pengamatan.

b. Observasi sistematis yaitu observasi yang dilakukan oleh pengamat

dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan.

Pedoman observasi dapat berupa sign sistem yaitu instrumen observasi yang

menggunakan tanda pada kolom tempat peristiwa yang muncul, dan cara ini

biasa juga disebut dengan sistem tanda. Selain sistem tanda juga dikenal sistem

kategori yaitu sistem pengamatan yang membatasi sejumlah variabel.

Pengamat hanya mengamati kejadian-kejadian yang tergolong pada kategori

yang akan diteliti.

e) Daftar cocok (Check list)

Check list sesungguhnya dapat dikategorikan sebagai angket tertutup dimana angket tertutup adalah angket yang diberikan kepada responden dan responden

hanya memilih atau memberikan cros check pada pilihan yang sesuai. Akan

tetapi daftar cocok bukanlah angket akan tetapi bentuk yang memuat beberapa

pertanyaan dan jawaban yang seragam.

f) Skala

Rating atau skala bertingkat adalah suatu ukuran subyektif yang dibuat

berskala (Suharsimi, 1987). Skala menunjuk pada sebuah

(22)

46

yang disediakan merupakan sesuatu yang berjenjang. Skala banyak digunakan

untuk mengukur aspek-aspek kepribadian atau aspek kejiwaaan yang lain.

Sebagai contoh adalah penggunaan skala Likert yang biasanya menggunkan

lima tingkatan yaitu: selalu, kadang-kadang, tidak pernah atau baik, cukup,

jelek atau besar, sedang, kecil dan sebagainya. Selain itu juga sering digunakan

adalah skala sangat setuju (SS), setuju (S), abstain (A) tidak setuju (TS) dan

sangat tidak setuju (STS). Pemilihan alternatif diserahkan kepada keinginan

peneliti yang menciptakan instrumen tersebut.

g) Dokumentasi

Dokumentasi asal katanya adalah dokumen yang berarti barang tertulis. Dalam

melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis

seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat

catatan harian dan sebagainya. Metode dokumentasi dapat dilaksanakan

dengan pedoman dokumentasi yang memuat garis besar atau kategori yang

akan dicari datanya, serta metode dokumentasi chek list, yaitu daftar variabel

yang akan dikumpulkan datanya. Dalam hal ini peneliti membubuhkan tanda

setiap pemunculan data yang dimaksud.

Dari berbagai penjelasan macam-macam instrumen penelitian, maka penulis

mengambil keputusan, bahwa instrumen yang digunakan dalam penelitian ini

adalah berupa pedoman observasi berbentuk rating scale, serta studi

dokumentasi.

4. Kisi-kisi Instrumen

Kisi-kisi adalah sebuah tabel yang menunjukkan hubungan antara hal-hal yang

disebutkan dalam baris dengan hal-hal yang disebutkan dalam kolom. Sesuai

dengan permasalahan yang akan diteliti (Arikunto 2010: 138). Kisi-kisi ini

dibuat untuk memberikan gambaran mengenai pengaruh media video terhadap

kemampuan kognitif anak usia dini. Adapun langkah-langkah dalam menyusun

format observasi dengan kegiatan ini adalah sebagai berikut:

a. Penulis menyusun dan membuat kisi-kisi instrumen penelitian;

b. Menyusun pedoman instrumen dengan mengacu pada kisi-kisi instrumen

(23)

c. Melakukan judgmen instrumen dengan berkonsultasi pada para ahli;

d. Melakukan penyempurnaan terhadap pedoman instrumen (observasi);

e. Menggunakan instrumen yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya

untuk melakukan penelitian di lokasi penelitian;

f. Melaksanakan penelitian dan menggunakan instrumen dalam

melaksanakan pre test dan post test pada kelas kelompok B PAUD

Baiturrahman.

Adapun kisi-kisi instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dalam tabel 3.3

sebagai berikut:

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen

Variabel Sub

Variabel

Indikator Item Pernyataan Butir

(24)
(25)
(26)

50

(27)

5. Membuat Instrumen Penelitian

Berdasarkan kisi-kisi yang telah disusun pada langkah sebelumnya,

peneliti kemudian membuat instrumen penelitian yang terdiri dari item atau

pernyataan yang mengacu pada indikator yang telah ditentukan. Jenis

instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi

dalam bentuk rating scale. Berikut adalah pedoman observasi penelitian

pengaruh penggunaan media video terhadap kemampuan kognitif anak:

Tabel 3.4

Pedoman Observasi Penelitian Untuk Anak

No. Butir Item Penilaian Anak

BB MB BSH BSB

1 Anak dapat mengelompokan benda sesuai warna

2 Anak dapat mengelompokan benda sesuai bentuk

3 Anak dapat mengelompokan benda sesuai ukuran

4 Anak dapat meyebutkan urutan bilangan 1-10

5 Anak dapat menyebutkan bilangan mundur dari 10-1

6 Anak dapat menyebutkan secara acak

7 Anak dapat mengukur panjang sebuah benda dengan penggaris

8 Anak dapat mengukur berat benda dengan timbangan

9 Anak dapat mengaitkan waktu yang dikaitkan dengan jam

10 Anak mengaitkan waktu yang dikaitkan dengan hari

11 Anak dapat menyebutkan hasil penambahan dengan benda

12 Anak dapat menyebutkan hasil pengurangan dengan benda

13 Anak dapat menjelaskan proses suatu kejadian secara sederhana

14 Anak dapat menceritakan kembali rangkaian suatu kejadian

(28)

52

Keterangan :

1. BB : Belum Berkembang 2. MB : Mulai Berkembang

3. BSH : Berkembang Sesuai Harapan 4. BSB : Berkembang Sangat Baik

Tabel 3.5

Pedoman Observasi Untuk Aktifitas Guru

No. Item Pertanyaan Penilaian Ket.

Ya Tidak 1. Guru mempersiapkan lingkungan belajar tentang kegiatan

pembelajaran

2. Guru Mempersiapkan fasilitas pada saat kegiatan seperti Laptop,speaker, LCD proyektor dan infokus

3. Guru menyediakan media pembelajaran yaitu media video pada kegiatan pembelajaran

4. Guru menyiapkan catatan penilaian anak √

5. Guru mengkondisikan dan memposisikan duduk anak dengan baik

6. Guru mengkomunikasikan bahan, tema dan media video pembelajaran yang digunakan pada waktu kegiatan

7. Guru menyampaikan secara sederhana tentang kegiatan pembelajaran

8. Guru melibatkan semua anak dalam menonton video √ 9. Guru memberikan proses tanya jawab pada anak terkait

kegiatan menonton media video

10. Guru memberikan motivasi kepada anak pada saat kegiatan √ 11. Guru mengobservasi anak pada saat kegiatan berlangsung

16 Anak dapat menyebutkan penyebab dari suatu kejadian

17 Anak dapat menyebutkan akibat dari suatu kejadian

18 Anak dapat menyebutkan tiga cara pemecahan masalah dari suatu kejadian

19 Anak dapat menyusun puzzle menjadi bentuk utuh (lebih dari 8 keping)

20 Mengungkapkan pendapat dari masalah secara benar

(29)

12. Guru mengarahkan anak untuk melakukan kegiatan eksperimen sesuai aturan

13. Guru memberikan kesempatan untuk bertanya pada saat kegiatan eksperimen

14. Guru memberikan kesempatan menceritakan kembali kegiatan yang telah dilaksanakan

15. Guru menilai apakah tujuan pembelajaran telah tercapai √

Tabel 3.6

Pedoman Observasi Studi Dokumentasi

No. Jenis Dokumen Keterangan Deskripsi

Ada Tidak ada

1 Kurikulum √ Tahun 2010

2 Program tahunan √

3 Program semester √

4 Rencana Kegiatan Mingguan (RKM) √

5 Rencana Kegiatan Harian (RKH) √

6 Buku laporan perkembangan anak √

6. Analisis Instrumen

Analisis instrumen dalam penelitian ini dilakukan melalui beberapa

tahapan antara lain sebagai berikut:

a. Uji Coba

Sebelum menggunakan instrumen penelitian, instrumen tersebut diuji coba

terlebih dahulu. Uji coba ini dilakukan di TK Melati Ciwastra - Bandung yang

mempunyai karakteristik dan kurikulum yang sama, dengan jumlah responden

sebanyak 25 orang. Pelaksanaan uji coba instrumen dimaksudkan untuk

mengetahui kevalidan dari butir soal yang akan dijadikan sebagai bahan

penelitian. Instrumen yang baik haruslah memenuhi dua persyaratan penting yaitu

(30)

54

b. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau

kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2010: 167). Penilaian validitas instrumen

penelitian dilakukan dengan membandingkan atau mengkorelasikan antara hal

yang dinilai dengan kriterianya.

Pada pengujian alat ukur penggunaan penelitian dapat menunjukkan

seberapa besar alat untuk penelitian mampu mengukur variabel yang terdapat

dalam suatu penelitian. Dengan kata lain, validitas merupakan suatu ukuran yang

dapat menunjukkan tingkatan akurasi suatu alat ukur. Suatu alat akur yang salah

memiliki validitas rendah, begitupun sebaliknya. Terdapat dua cara dalam

pengujian validitas (Sugiyono, 2012) yaitu:

1) Validitas Isi (Content Validity)

Untuk menguji validitas isi, digunakan pendapat dari ahli (judgement expert).

Yaitu berdasarkan aspek-aspek yang akan diukur berlandaskan pada teori

tertentu. Instrumen yang telah di judgement dan mendapatkan penilain cukup

baik oleh para ahli di bidangnya maka dapat digunakan dalam melakukan

penelitian.

2) Validitas Item (Item Validity)

Setelah dilakukan judgement oleh para ahli, maka instrument tersebut

divalidasi item dengan cara diujicobakan. Dalam menguji validitas item,

maka dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan

materi yang telah diajarkan. Pada setiap instrumen baik tes maupun non tes

terdapat butir-butir (item) pertanyaan atau pernyataan. Validitas instrument

dapat dihitung dengan menggunakan persamaan:

(Arikunto, 2006: 170)

Keterangan:

rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

X : Item soal yang dicari validitasnya

(31)

Y : Skor total yang diperoleh sampel

N : Jumlah sampel

Setelah mendapatkan rhitung, kemudian untuk menguji nilai signifikasi validitas

butir soal tersebut penulis menggunakan uji t yaitu dengan menggunakan rumus:

; dk = n - 2 (Sugiyono, 2008: 184) Keterangan:

t : Nilai uji signifikansi korelasi

r : Koefisien korelasi

n : Jumlah sampel

Setelah nilai uji signifikansi didapatkan, maka tahapan selanjutnya adalah

pengambilan keputusan pengujian kevaliditasan instrumen yang didasarkan pada

nilai thitung dan ttabel pada taraf kepercayaan 95% atau α = 0,05, dengan kriteria

sebagai berikut:

 Jika thitung > ttabel, maka butir soal valid

 Jika thitung < ttabel, maka butir soal tidak valid

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, hasil pengujian validitas instrumen

penelitian dapat dilihat pada tabel 3.8 dibawah ini:

Tabel 3.7

Hasil Uji Validitas Instrumen

No. Soal Nilai thitung Nilai ttabel Kriteria

1 2.2183 Valid

2 2.3076 Valid

3 2.2224 Valid

4 2.1428 Valid

5 2.4557 Valid

6 2.0958 Valid

7 2.1761 Valid

(32)

56

No. Soal Nilai thitung Nilai ttabel Kriteria

9 2.2949

2.0595

Valid

10 2.2506 Valid

11 2.1872 Valid

12 2.1249 Valid

13 1.6382 Tidak Valid

14 2.1645 Valid

15 2.3901 Valid

16 1.3176 Tidak Valid

17 1.7771 Tidak Valid

18 2.3076 Valid

19 2.2486 Valid

20 2.2941 Valid

21 2.4817 Valid

c. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup

dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen

tersebut sudah baik. Artinya kapanpun alat pengumpul data tersebut digunakan

akan memberikan hasil ukur yang sama (Arikunto, 2010: 258).

Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui tingkat efektifitas suatu

instrumen penelitian. Suatu instrumen dikatakan reliabel jika cukup dapat

dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut

sudah baik, tidak bersifat tendesius, datanya memang benar sesuai dengan

kenyataan hingga beberapa kali diambil, hasilnya akan tetap sama. Rumus yang

dapat digunakan untuk uji reliabilitas adalah rumus Alpha dari Cronbach berikut:

(33)

Keterangan:

r11 : Reliabilitas instrumen

k : Banyaknya butir instrumen

∑σ : Varians total

Tolak ukur koefisien reliabilitas instrumen yang digunakan pada penelitian ini

adalah berpedoman pada koefisien korelasi dari Sugiyono (2008: 184) yang

disajikan pada tabel berikut:

Tabel 3.8 Kriteria Uji Reliabilitas

Interval Koefisien Kriteria 0,00 – 0,199

0,20 – 0,399

0,40 – 0,599

0,60 - 0,799

0,80 – 1,000

Sangat rendah

Rendah

Sedang

Tinggi

Sangat Tinggi

Perhitungan uji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan metode

Alpha dari Cronbach dan dengan bantuan aplikasi software SPSS 16.0 for windows. Hasil perhitungan nilai mean, varians, dan standar deviasi, untuk uji reliabilitas pada 21 butir soal, dengan responden sebanyak N = 25, dapat dilihat

pada tabel berikut.

Tabel 3.9 Hasil Uji Statistika

Mean Variance Std. Deviation N of Items

40.12 49.777 7.055 21

Sedangkan hasil uji reliabilitas instrumen dapat dilihat pada table 3.10 dibawah: Tabel 3.10

Hasil Uji Reliabilitas

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

(34)

58

Tabel 3.10 Hasil Uji Reliabilitas

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items

.797 .701 21

Pada tabel 3.10 diatas terlihat bahwa α hasil perhitungan sebesar 0,797

lebih besar daripada nilai α standar yang diperbolehkan (standar nilai reliabilitas)

yaitu sebesar 0,701. Adapun kriteria nilai uji reliabilitas instrumen penelitian ini

dalam taraf nyata 95% (α = 0,05) berada dalam kriteria tinggi. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa instrumen penelitian bersifat reliabel.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang akan digunakan pada penelitian ini antara lain:

1. Observasi

Teknik observasi yang digunakan dalam penelitian ini mengunakan teknik

observasi terstuktur. Sugiono (2012: 146) mengemukakan bahwa observasi

terstuktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa

yang akan diamati, kapan dan dimana tempatnya. Dengan format penilaian

menggunakan alat obsevasi berbentuk rating scale.

Observasi dilakukan untuk mendapatkan data yang lebih mendalam

tentang keterampilan kognitif anak. Observasi ini dilakukan oleh peneliti sebelum,

pada saat dan sesudah diterapkannya media video guna melihat pengaruh terhadap

kemampuan kognitif anak di kelompok B PAUD Baiturrahman.

2. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan

menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen tertulis, gambar, maupun

elektronik. Studi dokumentasi digunakan karena dapat memberikan gambaran

yang jelas mengenai pokok penelitian berupa proses dan hasil yang dicapai dari

penerapan media video yang berpengaruh terhadap kemampuan kognitif anak

(35)

bagaimana proses pelaksanaan penerapan media video pada saat kegiatan

berlangsung.

G. Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono (2008: 147), data yang telah diperoleh dalam penelitian

akan diolah dan dianalisis, dengan langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk

menganalisis data, diantaranya adalah:

1. Mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden.

2. Mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden.

3. Menyajikan data tiap variabel yang diteliti.

4. Melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah.

5. Melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.

Adapun langkah-langkah dalam proses analisis data penelitian pre eksperimen ini

adalah; dengan mendeskripsikan pengujian kemampuan kognitif anak, menguji

normalitas data serta melakukan uji t berpasangan (paired sample t test) guna

menghasilkan hipotesis penelitian.

a. Uji Kemampuan Kognitif

Kemampuan kognitif anak didapatkan dan dinilai dari skor pre test dan

post test setelah melalui proses pembelajaran dengan menggunakan media video.

Pengujiannya dilihat dari rata-rata nilai dari masing-masing tahapan test serta

dibandingkan dengan kriteria yang telah distandarkan oleh sekolah tempat

penelitian. Kriteria kemampuan kognitif anak, dapat didasarkan pada tabel 3.11

berikut ini:

Tabel 3.11

Kriteria Kemampuan Kognitif Anak PAUD Baiturrahman

Skor Rentang Kriteria

0 0 – 24.99 Belum Berkembang

1 25 – 49.99 Mulai Berkembang

2 50 – 74.99 Berkembang Sesuai Harapan

3 75 – 99.99 Berkembang Sangat Baik

(36)

60

b. Uji Normalitas

Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui data berdistribusi normal

atau tidak. Jika data berdistribusi normal, artinya hasil yang diperoleh dari uji

coba instrumen berada dalam taraf kepercayaan yang tinggi, sedangkan jika tidak

berdistribusi normal maka uji coba instrumen diragukan kebenarannya. Pengujian

normalitas data untuk yang sesuai dengan desain penelitian ini adalah dapat

menggunakan uji Z Kolmogorov–Smirnov (p>0,05), baik dengan menghitungnya

secara manual maupun dengan bantuan software SPSS.

Pengujian normalitas data untuk penelitian dalam bidang pendidikan,

biasanya dilakukan pada taraf signifikansi 95% (α = 0,05). Kenormalan data

diketahui setelah menghitung nilai

Z

, dan mencari serta mengetahui nilai

probabilitas data (p). Kriteria kenormalan data yang dijadikan acuan adalah, “jika

nilai p kedua data hasil penelitian (pre test dan post test) lebih besar dari 0.05

maka data berdistribusi normal”.

c. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis penelitian dimaksudkan untuk menjawab formulasi

yang diajukan. Pengujian hipotesis dilakukan dengan metode statistik sesuai

dengan sifat data yang diperoleh setelah melakukan uji normalitas. Pengambilan

keputusan diawali dengan menggunakan uji t (paired sample t test). Setelah

mendapatkan nilai thitung, maka nilai probabilitas (p) data dibandingkan pada

tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05).

Tahapan awal pengambilan keputusan hipotesis dilakukan dengan

menggunakan cara paired sample t test, dengan kriteria hipotesisnya adalah; Ho

diterima jika – t 1–½ α < t hitung < t 1–½ α, dimana t 1–½ α didapat dari daftar tabel t

dengan dk = (n1 + n2 – 1) dan peluang 1- ½ α. Untuk harga-harga t lainnya Ho

ditolak. Setelah proses uji t (paired sample t test) dilakukan, tahapan selanjutnya

adalah dengan membandingkan angka probabilitas (nilai p). Kriteria pengujian

hipotesis penelitiannya adalah jika nilai p < 0,05, maka Ho ditolak. Sedangkan

(37)

Adapun Formulasi hipotesis yang diuji adalah:

Ho:

μ

D ≤ 0: Tidak terdapat perbedaan kemampuan kognitif yang signifikan

pada anak kelompok B PAUD Baiturrahman sebelum dan sesudah

diberikan penggunaan media video.

Ha:

μ

D ≥ 0: Terdapat perbedaan kemampuan kognitif yang signifikan pada

anak kelompok B PAUD Baiturrahman sebelum dan sesudah

diberikan penggunaan media video.

(38)

78

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan temuan yang penulis dapatkan dari seluruh

proses kegiatan penelitian, maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan,

diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Kriteria skor pre test pada kemampuan kognitif anak di kelas B PAUD

Baiturahman Bandung berada pada kategori belum berkembang. Hal tersebut

dapat dilihat dari rata-rata nilai pre test anak, yaitu sebesar 49,48.

2. Kriteria skor post test pada kemampuan kognitif anak di kelas B PAUD

Baiturahman Bandung berada pada kategori berkembang sangat baik. Hal

tersebut dapat dilihat dari rata-rata nilai pre test anak, yaitu sebesar 80,16.

3. Terdapat perbedaan rata-rata dan pengaruh yang signifikan pada kemampuan

kognitif anak sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan

media video sebesar 30,68. Peningkatan kemampuan kognitif ini terjadi pada

setiap anak. Disamping itu, diperjelas juga dengan nilai probabilitas (p) yaitu

sebesar 0,000 < 0,05, sehingga dapat diartikan bahwa media video sangat

cocok digunakan dalam meningkatkan kemampuan kognitif anak usia dini.

4. Kelebihan dari media video yang digunakan dalam penelitian ini adalah

suara, bahasa, warna, gerakan, dan semua tanyangan yang terdapat dalam

media video merupakan sesuatu yang dapat dengan mudah dipahami oleh

anak dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, media video yang

digunakan dapat menyampaikan pesan atau pembelajaran dengan merata

kepada anak. Hal tersebut terlihat bahwa peningkatan hasil belajar anak pada

kemampuan kognitif meningkat secara merata untuk setiap anak.

5. Kelemahan media video yang digunakan adalah kurang besarnya media layar

(LCD ukuran 32 inchi) yang menampilkan pesan (pembelajaran), sehingga

dalam proses pembelajaran banyak anak yang berjalan ke depan (mendekati)

(39)

B. Saran

Mengacu pada hasil temuan penelitian, peneliti akan mengemukakan beberapa

rekomendasi yang diharapkan dapat dijadikan masukan bagi pihak-pihak yang

terkait dengan pendidikan anak usia dini khususnya di PAUD Baiturahman

Bandung. Saran dan rekomendasi tersebut antara lain:

1. Bagi Guru

a. Menjadikan media video pembelajaran sebagai salah satu alternatif

media dalam meningkatkan kemampuan kognitif anak.

b. Guru hendaknya memahami karakteristik anak, sehingga pembelajaran

bisa dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan anak dengan baik.

c. Sebagai fasilitator selama kegiatan pembelajaran dengan media video,

hendaknya guru lebih kreatif dan selalu berusaha untuk menciptakan

video dan proses pembelajaran dengan berbagai macam variasi.

2. Bagi Sekolah

a. Penyediaan alat dan sumber belajar lebih ditingkatkan lagi, agar kegiatan

belajar anak lebih terfasilitasi dengan baik dan anak semakin antusias

dalam melakukan kegiatan belajar mengajar.

b. Hendaknya sekolah memberikan kesempatan kepada guru untuk

mengikuti pelatihan maupun seminar yang berkaitan dengan cara

meningkatkan kemampuan kognitif anak.

c. Hendaknya kepala sekolah memberikan kebebasan kepada guru agar

dapat menggunakan media pembelajaran yang tepat dalam kegiatan

belajar mengajar kemampuan kognitif anak usia dini, seperti media

video, diorama, dan lain sebagainya.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Berdasarkan temuan atau hasil penelitian yang membuktikan bahwa kegiatan

pembelajaran dengan media video, kemampuan kognitif anak di kelas B PAUD

Baiturahman Bandung dapat meningkat. Diharapkan bagi peneliti selanjutnya agar

lebih berusaha dalam mencari alternatif untuk mengatasi permasalahan selama

(40)

80

a. Metode yang berbeda seperti quasi eksperimen, PTK, deskriptif kulitatif

dan yang lainya,

b. Menggunakan media dan strategi edukatif yang berbeda untuk

mengembangkan aspek kognitif seperti media diorama, media loto warna

dan bentuk, kartu pasangan, kartu domino, flip chart dan yang lainnya

c. Media video digunakan untuk mengembangkan aspek lainnya seperti

aspek bahasa, Fisik motorik, sosial dan emosi,dan aspek-aspek lainnya

(41)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Arsyad, A. (2006). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Arsyad, Azhar. 1996. Media Pembelajaran, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

BSNP. (2009). Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Menengah dan Dasar. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.

Davis, Denny. (2000). Domain cognitive. 12 September 2013. Dari: www.cetl.matcmadison.edu

Depdiknas (2003) Standar Kopetensi Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Djamarah, S. B. dan Zain, A. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Eliyawati, Cucu. (2005). Pemilihan dan pengembangan sumbrer untuk Anak Usia Dini.Jakarta:depdiknas.

Gulö, W. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Hake, R. (2004). Analizing Changing/Gain Scores (online). 16 Maret 2013. Tersedia: http://www.physics.indiana.edu/-hake/.

Izzati, Eka rita,dkk. 2008. Perkembangan Peserta Didik.UNY Press : Yogyakarta

Jamaris, Martini. 2010. Orientasi Baru dalam Psikologi Pendidikan. Jakarta: Yayasan Penamas Murni

Komputer, W. (2007). Pengolahan Data Statistik Dengan SPSS 16.0. Semarang: CV. Andi Offset

(42)

Martini Jamaris. 2003. Perkembangan dan Pengembangan Anak Taman Kanak- kanak.Jakarta. PPS Universitas Negeri.Jakarta :

Rohani, A. (1997). Media Instruksional Edukatif. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Suyanto,Slamet (2003). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: UNY.

Soeparwoto.Hendriyani.R. 2006. Psikologi Perkembangan. Semarang :UPTMKK Unnes

Sujiono, yuliani nuraini.2006. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka

Sujiono, Yuliani Nurani.. (2007). Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta: Universitas Terbuka

Sujiono, yuliani nuraini.2008. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka

Sujiono, Yuliani Nuraini.(2009) Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka

Sadiman, A. S. dkk. (2007). Media Pendidikan. Jakrta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sudjana, N. (1995). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

(2005). Metoda Statistika Edisi 6. Bandung: Tarsito

Sudjana, N. dan Rivai, A. (2005). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sugiyono. (2001). Statistik Non Parametris Untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta.

. (2009). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta..

Purwadarminta, W. J. S. (2001). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.

Gambar

Gambar 3.1 ………………………………………………………………  39
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Gambar 3.1 Paradigma Penelitian
Tabel 3.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) Untuk mengetahui pengaruh intensitas belajar terhadap kemampuan kognitif siswa pada mata pelajaran akuntansi kelas XI

Meningkatkan kemampuan kognitif anak usia dini melalui kegiatan meronce Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu..

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan tentang pengaruh penggunaan media realia terhadap kemampuan kognitif dalam pengenalan bentuk geometri anak kelompok A

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bermain pencampuran warna dan bermain balok terhadap kemampuan kognitif anak Usia 5 tahun di TK Sejahtera II Namorambe. Penelitian

Berdasarkan data hasil uji coba di atas dapat disimpulkan bahwa alat permainan ritatoon dapat digunakan dalam mengembangkan kemampuan kognitif anak kelompok A di TK

Data dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi, dan dokumentasi untuk mengetahui pengaruh penggunaan media pop-up terhadap kemampuan menyimak anak usia

Diduga penerapan metode permainan kipas geometri dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan kognitif dalam mengenal bentuk-bentuk geometri. Kondisi

Terdapat rumusan masalah dalam penelitian ini: (1) Bagaimana penerapan kegiatan Meronce untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak pada TK Sejahtera Jatisari kelompok