SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Oleh
MIRA MARTILOPA 0802010
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
ABSTRAK
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA VIDEO TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK USIA DINI
MIRA MARTILOPA 0802010
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya permasalahan yang
ditemukan di PAUD terpadu Baiturrahman Pusdikku TNI AD Jl. Sindang
Sirna, No. 06 Bandung, yaitu kemampuan kognitif anak usia dini yang
masih rendah, seperti: anak belum dapat menyebutkan dan mengelompokan
benda-benda , menyebutkan bilangan, bentuk, warna, memahami konsep
ukuran,memahami konsep waktu, memecahkan masalah, mengenal
sebab-akibat, serta belum mengetahui adanya hubungan antara gambar dengan
tulisan. Fokus penelitian adalah pada kemampuan kognitif anak sebelum
menggunakan media video pembelajaran, kemampuan kognitif anak
sesudah menggunakan media video pembelajaran, serta perbedaan
kemampuan kognitif anak sebelum dan sesudah menggunakan media video
pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil dan
memperbaiki proses dalam pembelajaran kognitif anak. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode demonstrasi. Subjek
penelitian sebanyak 25 anak kelompok B, yang terdiri dari 15 anak
perempuan dan 10 anak laki-laki. Analisis data diperoleh melalui hasil
observasi, dan studi dokumentasi. Hasil perhitungan dan analisis data
penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata sebesar 30,68
antara skor pre test sebesar 49,48, dan post test sebesar 80,16 adanya
pengaruh yang signifikan pada kemampuan kognitif anak dalam
pembelajaran dengan menggunakan media video .
DAFTAR ISI
ABSTRAKSI ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTARLAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian... 6
F. Struktur Organisasi Skripsi ... 6
BAB II KAJIAN TEORI ... 8
A. Perkembangan kognitif ... 8
1. Pengertian kemampuan kognitif ... 8
2. Teori Kognitif ... 9
3. Tujuan Perkembangan Aspek kognitif ... 11
4. Tahapan Perkembangan Kognitif ... 17
5. Karakteristik Perkembangan Kognitif…. ... 18
6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan kognitif ……… 22
7. Pengaruh Perkembangan Aspek Kognitif ... 24
B. Media Pembelajaran ... 25
1. Pengertian Media Pembelajaran ... 25
2. Jenis-jenis media Pembelajaran ... 27
3. Manfaat Media Pembelajaran……… ... 27
C. Media Video pembelajaran ……….. ... 30
1. Pengertian Media Video Pembelajaran ... 30
2. Fungsi Media Video Pembelajaran ... 32
3. Ciri-Ciri Media Video Pembelajaran ... 32
4. Pola Penggunaan Media Video Pembelajaran ... 34
5. Tahapan penggunaan Media Video Pembelajaran ... 36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 38
A.Desain dan Paradigma Penelitian ... 38
1. Desain Penelitian ... 38
2. Paradigma Penelitian ... 38
B. Variabel Penelitian ... 39
1.Variabel bebas ... 39
2. Variabel Terikat ... 39
C.Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian ... 40
1. Lokasi ... 40
2. Populasi ... 40
3. Sampel ... 40
D.Definisi Oprasional ... 41
E. Instrumen Penelitian ... 42
1. Instrumen Penelitian ... 42
2. Kisi-kisi Instrumen ... 42
3. Menetapkan Jenis Instrumen ... 46
4. Kisi-Kisi Instrumen ... 46
5. Membuat Instrumen Penelitian ... 51
6. Analisis Instrumen ... 53
F.Tekhnik Pegumpulan Data ... 57
1. Observasi ... 57
2. Studi Dokumentasi ... 57
G. Teknik Analisis Data……… ... 57
1. Uji Kemampuan Kognitif ……….. ... 59
2. Uji Normalitas ……… .. 59
3. Uji Hipotesis……… ... 60
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 61
A. Hasil Penelitian ... 61
1. Profil PAUD ... 61
2. Kondisi Objektif PAUD Baiturrahman ... B. Pembahasan ………. ... 67
1. Tingkat Kemampuan Kognitif Anak Kelompok B sebelum penerapan Media Video ... 74
2. Tingkat Kemampuan Kognitif Anak Kelompok B Sesudah penerapan Media Video ... 76
3. Pengaruh Media Video Terhadap Kemampuan kognitif Anak Kelompok B PAUD Baiturrahman ... 76
A. Kesimpulan ... 77
B. Saran……… .. 78
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Tahapan Perkembangan Kognitif Anak ……… 16
Tabel 2.2 Kelompok Media Instruksional ………... 33
Tabel 2.3 klasifikasi Media Instruksional ………. 33
Tabel 3.1 Desain Penelitian ……….. 38
Tabel 3.2 Jumlah Populasi Penelitian ………... 40
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen ……….. 46
Tabel 3.4 Pedoman Observasi ……….. 51
Tabel 3.5 Pedoman Observasi Guru ………. 52
Tabel 3.6 Pedoman Observasi studi dokumentasi ……… 53
Tabel 3.7 Hasil validitas ………... 55
Tabel 3.8 Kriteria Uji Reabilitas ……….. 57
Tabel 3.9 Hasil Uji Statistika ………... 57
Tabel 3.10 Hasil Uji Reabilitas ……… 57
Tabel 3.11 Kriteria Kemampuan Kognitif Anak ………. 59
Tabel 4.1 Daftar Sarana Prasarana ……….. 62
Tabel 4.2 Daftar Pendidik dan Kependidik ………. 62
Tabel 4.3 Daftar Peserta Didik Kelompok B PAUD Baiturrahman …….. 63
Tabel 4.4 Daftar Ekstrakurikuler PAUD Baiturrahman ………. 64
Tabel 4.5 Kegiatan Pretes dan Postes ……….. 65
Tabel 4.6 Data hasil penelitian ……… 69
Tabel 4.7 Kriteria Kemampuan Kognitif ………. 72
Tabel 4.8 Hasil Pengujian Normalitas Data Penelitian ………... 72
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 ……… 39
Grafik 4.1 Diagram Pretes ………. 70
Grafik 4.2 Diagram Postes ………. 70
Grafik 4.3 Skor Peningkatan kognitif ……… 71
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A: 1. Rpp Penelitian
2. Pedoman Observasi Untuk Anak
3. Pedoman Observasi Untuk Guru
4. Kisi-Kisi Instrumen
Lampiran B:
1. Tabel Uji Coba Instrumen
2. Tabel Uji Validitas
3. Tabel Uji Reliabilitas
Lampiran C: 1. Uji Validitas
2. Uji Reliabilitas
3. Uji Normalitas
4. Uji Hipotesis
Lampiran D:
1. Dokumentasi Penelitian
2. Riwayat Hidup
3. Tabel R Product Moment
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menurut Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Sisdiknas), pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (Depdiknas,
2003: 5).
Pendidikan Anak Usia Dini merupakan bagian dari pencapaian tujuan
pendidikan nasional, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa
dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman
dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur, memiliki
pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang
mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Kemampuan kognitif merupakan salah satu bidang pengembangan
kemampuan dasar yang dipersiapkan oleh guru untuk meningkatkan kemampuan
dan kreativitas anak sesuai dengan tahap perkembangannya. Pengembangan
kognitif ini bertujuan mengembangkan kemampuan berfikir anak untuk mengolah
perolehan belajarnya, dapat menemukan bermacam–macam alternatif pemecahan
masalah, membantu anak untuk mengembangkan kemampuan logika
matematikanya dan pengetahuan akan ruang dan waktu, serta mempunyai
kemampuan untuk memilah–milah, mengelompokkan serta mempersiapkan
pengembangan kemampuan berpikir teliti (Depdiknas, 2004: 6-7).
Menurut Alfred Binet, potensi seseorang tercermin dalam kemampuannya
menyelesaikan tugas–tugas yang menyangkut pemahaman dan penalaran.
2
pengetahuan tetang apa yang dilihat, dengar, rasa, raba, ataupun cium melalui
panca indera yang dimilikinya. Untuk mendukung pengembangan kemampuan
kognitif anak agar berkembang dengan optimal maka diperlukan proses
pembelajaran yang berkualitas, menggunakan media dan strategi pembelajaran
yang sesuai dengan karakteristik anak (Yuliana Nuraini, 2007: 1.14).
Menurut Piaget, semua anak memiliki pola perkembangan kognitif yang
sama yaitu melalui empat tahapan yaitu (1) sensori-motor, (2) pre-operasional, (3)
konkret-operasional dan (4) formal operasional (Slamet Suyanto, 2003: 54). Anak
usia dini berada pada tahapan preoperasional (2–7 tahun). Dikatakan
preoperasional karena anak telah menggunakan logikanya secara benar.
Tahap preoperasional ini dapat dibedakan atas dua bagian. pertama tahap
pra konseptual (2-4 tahun), dimana representasi suatu objek dinyatakan dengan
bahasa, gambar dan permainan khayalan. Kedua, tahap intuitif (4-7 tahun). Pada
tahap ini representasi suatu objek didasarkan pada persepsi pengalaman sendiri,
tidak kepada penalaran. Pada tahap ini anak mengembangkan kemampuan untuk
mengorganisasikan dan mengkoordinasikan serta mempersentasikan dengan
gerakan–gerakan dan tindakan–tindakan fisik. Begitu pentingnya perkembangan
kognitif yang dilalui anak mengharuskan pendidik mengembangkan kemampuan
kognitif ini secara optimal dengan cara tepat atau sesuai dengan tahap
perkembangan anak sesuai usianya.
Dalam kenyaatan di lapangan peneliti melakukan pengamatan terhadap
siswa kelompok B di PAUD Baiturrahman, dan dapat diketahui bahwa
kemampuan kognitif anak masih rendah dilihat dari hasil penilaian anak
sehari-hari pada saat pembelajaran kemampuan kognitif. Hal tersebut diambil dari
contoh rencana kegiatan harian, misalnya; dalam memahami tentang fenomena
alam, dalam mengetahui konsep bilangan, konsep waktu, serta penugasan anak
dalam mengklasifikasikan benda bedasarkan warna dan bentuk dari 25 orang anak
terdapat beberapa anak dengan kemampuan sudah mampu mengungkapkan
pengetahuannya juga bisa mengerjakan tugasnya dengan baik, sedangkan lebih
banyak anak lainnya berada dalam kriteria mulai berkembang, seperti hal lainya
5 orang yang berada dalam kriteria sudah mampu dan 20 orang anak lainya berada
dalam kriteria mulai berkembang atau belum mampu, Hal tersebut
memperlihatkan bahwa proses pembelajaran kemampuan kognitif masih belum
tercapai dengan baik dan maksimal.
Hal yang menyebabkan kemampuan kognitif siswa kelompok B di PAUD
Baiturrahman masih rendah dikarenakan media pembelajaran yang masih minim
dan kurangnya pengetahuan pendidik dalam memanfaatkan media penunjang
sebagai media yang murah dan bernilai. Disamping itu, kegiatan yang hanya
menggunakan lembar kerja juga membuat anak didik kurang memahami apa yang
disampaikan oleh pendidik sehingga berdampak pada prestasi anak didik yang
kurang optimal.
Peran media dalam kegiatan pendidikan anak usia dini semakin penting
artinya mengingat perkembangan anak berada pada masa berfikir konkrit. Oleh
karena itu salah satu prinsip pendidikan untuk anak usia dini harus berdasarkan
realita artinya bahwa anak diharapkan dapat memepelajari sesuatu secara nyata.
Dengan demikian dalam pendidikan anak usia dini harus menggunakan sesuatu
yang memungkinkan anak dapat belajar kongkrit.
Strategi mengajar di PAUD Baiturrahman yang relatif banyak diterapkan
oleh guru adalah metode demontrasi dengan tambahan media sederhana, misalnya
gambar yang diprint dan dipajang di depan kelas. Dengan media tersebut sangat
besar kemungkinannya akan muncul verbalisme pada pemahaman anak didik,
waktu dan tempat, serta tenaga pun akan banyak yang terpakai pada proses
kegiatan belajar mengajar. Sedangkan jika menggunakan media video maka
penyajian materi akan semakin praktis dan efisien, peran guru dapat beralih
menjadi fasilitator belajar, sehingga dapat mengefesiensi waktu dan tenaga.
Pembelajaran dengan menggunakan media audio visual dalam peningkatan
kemampuan kognitif anak akan sangat efektif ketika media tersebut didesain
dengan maksimal dan sesuai kebutuhan. Peningkatan ini akan berdampak besar
pada beberapa aspek perkembangan kognitif yang diantaranya pada aspek
pengetahuan, ingatan, mengenal sebab akibat, klasifikasi, jumlah angka dan
4
cocok digunakan pada kemampuan kognitif, karena aspek ini pada hakekatnya
sangat berhubungan erat dengan kemampuan otak dan pikiran.
Hubungan perkembangan kognitif dalam proses belajar mengajar di
PAUD adalah pada penekanan pembahasan kognisi dan berpikir. Sedangkan
untuk aspek emosi dan asosiasi, kurang diperhatikan mengingat kognitif sangat
erat hubungannya dengan otak dan pemikiran. Sujiono, dkk. (2007: 12.2)
menyatakan bahwa sains adalah suatu subjek bahasan yang berhubungan dengan
bidang studi tentang kenyataan atau fakta dari teori-teori yang mampu
menjelaskan tentang fenomena alam. Oleh karena itu, sangatlah cocok jika
menerapkan media video pembelajaran dalam proses belajar mengajar sains guna
meningkatkan kemampuan kognitif anak. Sehingga dengan penggunaan media
video akan membantu mempermudah anak didik dalam memahami dan mencerna
materi yang akan disampaikan.
Dari penyebab di atas pembelajaran yang dilakukan pendidik harus segera
diatasi dan diberikan solusi. Untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak, tidak
dapat dilakukan dengan bercerita panjang lebar serta mengerjakan lembar kerja
saja, karena setiap anak memiliki pengalaman yang berbeda–beda sehingga jika
hanya bercerita, penafsiran menangkap cerita dipikiran anak pasti berbeda–beda.
Pendidik harus berusaha menarik minat anak agar media yang akan digunakan
dapat membuat anak bersemangat serta tertarik.
Dari berbagai penjelasan dan latar belakang masalah yang telah diuraikan,
maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada kemampuan kognitif anak
di PAUD Baiturrahman. Sehingga judul pada penelitian ini adalah “Pengaruh
Penggunaan Media Video Terhadap Kemampuan Kognitif Anak Usia Dini Di PAUD Baiturrahman”.
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka penulis dapat
mengidentifikasikan bahwa perkembangan kognitif untuk anak usia dini sangat
penting, sehingga dapat distimulasi salah satunya dengan pemberian media
lapangan, dalam proses pembelajarannya kurang menarik minat anak, dan metode
atau teknik yang digunakan pun kurang bervariasi sehingga anak menjadi cepat
bosan dan jenuh.
Masalah penelitian perlu dirumuskan untuk memperjelas permasalahan
yang akan diteliti. Berdasarkan identifikasi masalah yang telah di uraikan, maka
perumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kemampuan kognitif anak sebelum menggunakan media video
pembelajaran?
2. Bagaimana kemampuan kognitif anak sesudah menggunakan media video
pembelajaran?
3. Bagaimana perbedaan kemampuan kognitif anak sebelum dan sesudah
menggunakan media video pembelajaran?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kemampuan kognitif anak sebelum menggunakan media
video dalam proses pembelajaran.
2. Untuk mengetahui gambaran kemampuan kognitif anak pada proses belajar
menggunakan media video.
3. Untuk mengetahui kemampuan kognitif anak sesudah menggunakan media
video dalam proses pembelajaran.
D. Pembatasan masalah
Berdasarkan pertimbangan dugaan waktu penelitian dan keterbatasan kemampuan
yang dimiliki, maka pembatasan masalah adalah sebagai berikut:
1. Proses kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan hanya pada penyampaian
materi alat komunikasi, kebutuhanku, alat transportasi, binatang, dan gejala
alam, dengan menggunakan media video pembelajaran.
2. Hasil belajar anak yang diteliti adalah pada ranah kognitif dengan level yang
6
membangun pengetahuan, menerapkan pengetahuan, memecahkan masalah,
dan melakukan percobaan.
3. Media pembelajaran yang digunakan adalah video dengan jenis tidak murni,
format avi, serta menggunakan laptop/notebook dan (LCD) dalam proses
penayangannya.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi peneliti, menambah pengetahuan dan keterampilan menerapkan media
pembelajaran pada kegiatan belajar mengajar dalam meningkatkan
kemampuan kognitif anak.
2. Bagi guru, memberikan pengetahuan dan masukan tentang penggunaan dan
penerapan media video dalam proses pembelajaran guna peningkatan
kemampuan kognitif anak.
3. Bagi anak, memberikan suasana baru dalam proses belajar mengajar, serta
membantu dalam mencerna materi yang sulit dipahami.
4. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran
dalam meningkatkan mutu sekolah, serta penggunaan dan penyediaan media
atau fasilitas pembelajaran.
F. Struktur Organisasi Skripsi
Sistematika dalam penulisan skripsi ini dibagi dalam lima bab yang rangkuman
pembahasannya adalah sebagai berikut:
1. Bab I Pendahuluan
Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah,
tujuan penelitian, pembatasan masalah, manfaat penelitian, dan struktur
organisasi skripsi.
2. Bab II Kajian Pustaka
Bab ini membahas tentang teori-teori yang dijadikan sebagai bahan acuan
pustaka penelitian. Secara garis besar, bab ini memberikan penjelasan
3. Bab III Metode Penelitian
Bab ini membahas tentang metode penelitian yang digunakan, serta
menjelaskan tentang teknik yang dipakai dalam pengumpulan dan pengolahan
data hasil penelitian.
4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab ini membahas mengenai pembahasan dan penjabaran tentang
pertanyaan-pertanyaan pada rumusan masalah yang didapatkan dari penelitian yang
dilakukan penulis selama berada di tempat penelitian.
5. Bab V Kesimpulan dan Rekomendasi
Bab ini membahas tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang di lakukan
penulis serta rekomendasi sebagai sumbangan pemikiran sebagai bahan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain dan Paradigma Penelitian 1. Desain Penelitian
Desain penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode yang
dipergunakan dalam penelitian ini adalah pre ekperimen yang bertujuan untuk
mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Desain penelitian
pre eksperimen ini dilakukan dua kali observasi sebelum dan sesudah eksperimen.
Observasi yang dilakukan sebelum eksperimen disebut pre test (O1), sedangkan
observasi sesudah eksperimen disebut post test (O2). Perbedaan antara O1 dan O2,
yakni O1–O2 diasumsikan merupakan efek treatment atau eksperimen. Adapun
pola penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kelompok Pre test Perlakuan Post test
Eksperimen O1 X O2
(Arikunto, 2006: 85) Keterangan:
O1 : Pre test sebelum diberikan perlakuan
X : Perlakuan (pembelajaran menggunakan media video)
O2 : Post test sesudah diberikan perlakuan
2. Paradigma Penelitian
Paradigma pada penelitian ini merupakan alur yang berupa hubungan
antara variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Paradigma penelitian disusun
dengan maksud agar rencana atau pokok bahasan penelitian tidak keluar dari
bahasan masalah yang direncanakan. Paradigma penelitian ini dapat dilihat pada
: Keterangan: Daerah Penelitian
Gambar 3.1 Paradigma Penelitian
B. Prosedur Penelitian
Prosedur yang ditempuh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Persiapan penelitian
a. Melakukan studi pendahuluan, observasi ke PAUD Baiturrahman
Bandung mengenai masalah penelitian
b. Menetapkan materi yang akan dipergunakan dalam penelitian
c. Menetapkan metode demonstrasi yang akan dipergunakan dalam
penelitian
d. Menyusun instrumen penelitian
e. Melakukan uji coba instrumen penelitian diluar kelompok sampel
untuk menguji validitas dan reliabilitas
f. Mengadakan revisi terhadap item instrumen yang tidak valid dan tidak
reliabel.
2. Pelaksanaan penelitian
a. Menetapkan kelas yang akan digunakan untuk eksperimen
b. Melakukan pre test pada sampel untuk mengetahui data awal penelitian Kemampuan Kognitif Anak
Sampel Penelitian
1. Analisis 2. Temuan penelitia 3. Kesimpulan Pre test
Post test Pembelajaran dengan
40
c. Kemudian sampel diberi perlakuan penerapan media video dengan
metode demonstrasi. Dalam penelitian dibantu oleh guru kelas
d. Setelah diberikan perlakuan pada sampel penelitian, maka selanjutnya
diberi post test.
e. Mengolah data hasil penelitian
3. Menyusun laporan hasil penelitian
C. Variabel Penelitian
Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012).
Dalam penelitian ini ditetapkan dua variabel yaitu:
1. Variabel Bebas
Variabel bebas (independen) adalah variabel yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)
(Sugiyono, 2012). Variabel bebasnya adalah penggunaan media video yang
disebut sebagai suatu perlakuan atau treatment.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat (dependen) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2012). Variabel terikat
dalam penelitian ini adalah kemampuan kognitif anak usia dini.
D. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian
Lokasi, populasi, dan sampel dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :
1. Lokasi
Penelitian ini dilaksanakan di PAUD Baiturrahman beralamat Jl. Sindang
Sirna, No. 06 Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat.
2. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek yang menjadi pusat perhatian penelitian
dan tempat untuk mengeneralisasi temuan penelitian (Sandjaja, 2006: 180).
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Berdasarkan uraian teori di atas, maka
populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelompok B PAUD Baiturrahman
yang berjumlah 25 orang.
Tabel 3.2
Jumlah Populasi Penelitian
Kelompok
Jenis Kelamin
Jumlah Perempuan Laki-laki
Usia 5-6 tahun 15 10 25
3. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2012: 81). Teknik sampling adalah teknik
pengambilan sampel. Pemilihan sampel dari populasinya menggunakan
non-probability sampling. Non-non-probability sampling adalah teknik pengambilan
sampel yang tidak memberikan peluang pada setiap anggota populasi untuk
dijadikan anggota sampel (Sugiyono, 2012: 84). Teknik sampling yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sampling jenuh, hal tersebut dikarenakan semua
anggota populasi digunakkan sebagai sampel karena jumlah populasi yang
terbatas. Karena jumlah anak kelompok B PAUD Baiturrahman hanya ada satu
kelas, maka sampel dalam penelitian ini adalah kelompok B yang berjumlah 25
orang anak, hal ini senada dengan Sugiyono bahwa “Hal ini sering dilakukan bila
jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang atau penelitian yang ingin
membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil”.
D. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah suatu definisi dari variabel penelitian yang dapat
dioperasikan atau dapat dijadikan arahan untuk pelaksanaan di dalam suatu
42
1. Media video adalah rekaman peragaan proses dan langkah-langkah
melaksanakan prosedur. Video ialah suatu media yang dirancang secara
sistematis dengan berpedoman kepada kurikulum pendidikan yang berlaku
dan dalam pengembangannya mengaplikasikan prinsip-prinsip pembelajaran
sehingga program tersebut memungkinkan anak mencerna meteri
pembelajaran secara lebih mudah dan menarik. Slide yang ditayangkan adalah
materi dalam bentuk compact disc (CD) dengan format avi, dan dalam
penggunaannya memakai media laptop dan LCD.
2. Kemampuan kognitif ialah suatu istilah intelektual/intelegensi yang diartikan
proses berfikir, yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai
dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa. Dalam hal ini
kemampuan kognitif anak merupakan produk yang dicapai anak setelah
mengikuti pembelajaran dengan media video, dari mulai level pemrosesan
informasi sampai level melakukan penelitian. Penilaian kemampuan kognitif
anak ini diberikan guru diawal maupun di akhir pembelajaran.
3. Anak usia dini termasuk dalam fase pra-operasional yang dalam tahap ini
dimulai dengan penguasaan bahasa yang sistematis, permainan simbolis,
simbolis atau tidak langsung serta bayangan dalam mental. Semua proses
tersebut menunjukkan bahwa anak sudah mampu melakukan tingkah laku
secara simbolis (Siti, 2002: 221). Anak usia dini yang menjadi objek dalam
penelitian ini batasan umurnya adalah usia 5-6 tahun atau yang disebut dengan
anak usia TK atau kelompok B di PAUD Baiturrahman.
E. Instrumen Penelitian 1. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan
oleh peneliti dalam kegiatan mengumpulkan data agar kegiatan tersebut
menjadi sistematis dan dipermudah olehnya (Arikunto, 2010: 101). Instrumen
yang digunakan dalam pedoman penelitian ini adalah pedoman observasi
2. Menganalisis Variabel Penelitian
Peneliti terlebih dahulu mengkaji variabel menjadi sub
variabel/dimensi, indikator serta item pernyataan dengan rinci dan jelas
sehingga dapat diukur dan menghasilkan data yang diinginkan oleh peneliti.
Pembuatan indikator, dalam hal ini indicator kemampuan kognitif anak,
peneliti mengunakan teori atau konsep-konsep yang ada dalam pengetahuan
ilmiah seperti dalam Denny Davis, CRI, PERMEN 58 dan teori lainnya.
3. Menetapkan Jenis Instrumen
Langkah kedua, peneliti menetapkan jenis instrumen penelitian yang
akan digunakan sesuai dengan kebutuhan dalam pengumpulan data di
lapangan, atau dengan kata lain instrumen tersebut digunakan untuk mengukur
variabel, sub variabel atau indikator yang telah ditentukan sebelumnya
berdasarkan teori. Jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pedoman observasi dalam bentuk rating scale, dan studi dokumentasi
penggunaan media video untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak.
Berdasarkan sumber dari
http://elearningpendidikan.com/jenis-jenis-metode-dan-instrumen-pengumpulan-data.html yang di unduh pada tanggal 01 Januari 2014, instrumen yang dapat digunakan dalam penelitian adalah bentuk
test, angket, wawancara, observasi, daftar cocok (check list), skala, dan
dokumentasi. Seluruh jenis instrumen penelitian dipilih dan digunakan
berdasarkan fungsi dan kebutuhan di lapangan. Penjelasan tiap-tiap instrumen
penelitian dapat dilihat dibawah ini:
a) Test
Test adalah serentatan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimilki oleh individu atau kelompok (Suharsimi,
1987). Beberapa jenis test dapat dikemukakan sebagai berikut:
a. Test kepribadian atau personality test,
b. Test bakat atau aptitude test,
c. Test intelegensi atau intelegence test,
44
e. Teknik proyeksi,
f. Test minat, dan
g. Test prestasi.
b) Angket
Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain dengan
maksud agar orang yang diberi tersebut bersedia memberikan respon sesuai
dengan permintaan pengguna. (Arikunto, 2000) Orang yang diberi angket oleh
peneliti disebut sebagai responden. Berdasarkan responden angket dapat
dibedakan menjadi tiga jenis yaitu angket terbuka, angket tertutup, dan angket
campuran (gabungan).
Angket terbuka adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa
sehingga responden dapat memberikan isian sesuai dengan kehendak dan
keadaannya. Angket terbuka digunakan jika peneliti tidak dapat
menduga kemungkinan alternatif jawaban yang ada pada responden. Angket
tertutup adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga
responden tinggal memebrikan tanda silang atau centang pada kolom atau
tempat yang sesuai. Sedangkan angket campuran adalah gabungan antara
angket terbuka dan angket tertutup.
c) Wawancara
Salah satu cara yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah dengan
metode interview. Dengan metode ini peneliti harus memikirkan tentang
pelaksanaannya, mulai pada sikap pada waktu datang sikap duduk, tutur kata,
keramahan serta keseluruhan penampilan akan sangat berpengaruh terhadap isi
jawaban responden, maka perlu adanya latihan yang intensif bagi calon
interviewer. Sebelum melakukan interview harus mempersiapkan pedoman wawancara agar tidak ada pokok-pokok yang tertinggal dan pencatatannya
lebih cepat (Suharsimi, l987: 183). Secara umum, pedoman wawancara terdiri
dari dua, yaitu pedoman wawancara tersetruktur dan pedoman wawancara tidak
terstruktur. Wawancara harus dilaksanakan dengan efektif, artinya dalam
Bahasa harus jelas, terarah, suasana rileks agar data yang diperoleh dalah data
yang obyektif dan dapat dipercaya.
d) Observasi
Observasi sering diartikan sempit sebagai bentuk kegiatan yakni
memperhatikan sesuatu dengan menggunakan mata. Dalam
pengertian psikologi, observasi atau pengamatan meliputi kegiatan pemusatan
perhatian terhadap sesuatu obyek dengan menggunakan seluruh panca indera.
Dengan demikian maka dalam konteks penelitian, pengamatan tersebut dapat
berupa tes, kuesioner, rekaman gambar dan rekaman suara. Secara umum
observasi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
a. Observasi non sistematis yaitu observasi yang dilakukan oleh pengamat
dengan tidak menggunakan instrumen pengamatan.
b. Observasi sistematis yaitu observasi yang dilakukan oleh pengamat
dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan.
Pedoman observasi dapat berupa sign sistem yaitu instrumen observasi yang
menggunakan tanda pada kolom tempat peristiwa yang muncul, dan cara ini
biasa juga disebut dengan sistem tanda. Selain sistem tanda juga dikenal sistem
kategori yaitu sistem pengamatan yang membatasi sejumlah variabel.
Pengamat hanya mengamati kejadian-kejadian yang tergolong pada kategori
yang akan diteliti.
e) Daftar cocok (Check list)
Check list sesungguhnya dapat dikategorikan sebagai angket tertutup dimana angket tertutup adalah angket yang diberikan kepada responden dan responden
hanya memilih atau memberikan cros check pada pilihan yang sesuai. Akan
tetapi daftar cocok bukanlah angket akan tetapi bentuk yang memuat beberapa
pertanyaan dan jawaban yang seragam.
f) Skala
Rating atau skala bertingkat adalah suatu ukuran subyektif yang dibuat
berskala (Suharsimi, 1987). Skala menunjuk pada sebuah
46
yang disediakan merupakan sesuatu yang berjenjang. Skala banyak digunakan
untuk mengukur aspek-aspek kepribadian atau aspek kejiwaaan yang lain.
Sebagai contoh adalah penggunaan skala Likert yang biasanya menggunkan
lima tingkatan yaitu: selalu, kadang-kadang, tidak pernah atau baik, cukup,
jelek atau besar, sedang, kecil dan sebagainya. Selain itu juga sering digunakan
adalah skala sangat setuju (SS), setuju (S), abstain (A) tidak setuju (TS) dan
sangat tidak setuju (STS). Pemilihan alternatif diserahkan kepada keinginan
peneliti yang menciptakan instrumen tersebut.
g) Dokumentasi
Dokumentasi asal katanya adalah dokumen yang berarti barang tertulis. Dalam
melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis
seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat
catatan harian dan sebagainya. Metode dokumentasi dapat dilaksanakan
dengan pedoman dokumentasi yang memuat garis besar atau kategori yang
akan dicari datanya, serta metode dokumentasi chek list, yaitu daftar variabel
yang akan dikumpulkan datanya. Dalam hal ini peneliti membubuhkan tanda
setiap pemunculan data yang dimaksud.
Dari berbagai penjelasan macam-macam instrumen penelitian, maka penulis
mengambil keputusan, bahwa instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah berupa pedoman observasi berbentuk rating scale, serta studi
dokumentasi.
4. Kisi-kisi Instrumen
Kisi-kisi adalah sebuah tabel yang menunjukkan hubungan antara hal-hal yang
disebutkan dalam baris dengan hal-hal yang disebutkan dalam kolom. Sesuai
dengan permasalahan yang akan diteliti (Arikunto 2010: 138). Kisi-kisi ini
dibuat untuk memberikan gambaran mengenai pengaruh media video terhadap
kemampuan kognitif anak usia dini. Adapun langkah-langkah dalam menyusun
format observasi dengan kegiatan ini adalah sebagai berikut:
a. Penulis menyusun dan membuat kisi-kisi instrumen penelitian;
b. Menyusun pedoman instrumen dengan mengacu pada kisi-kisi instrumen
c. Melakukan judgmen instrumen dengan berkonsultasi pada para ahli;
d. Melakukan penyempurnaan terhadap pedoman instrumen (observasi);
e. Menggunakan instrumen yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya
untuk melakukan penelitian di lokasi penelitian;
f. Melaksanakan penelitian dan menggunakan instrumen dalam
melaksanakan pre test dan post test pada kelas kelompok B PAUD
Baiturrahman.
Adapun kisi-kisi instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dalam tabel 3.3
sebagai berikut:
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen
Variabel Sub
Variabel
Indikator Item Pernyataan Butir
50
5. Membuat Instrumen Penelitian
Berdasarkan kisi-kisi yang telah disusun pada langkah sebelumnya,
peneliti kemudian membuat instrumen penelitian yang terdiri dari item atau
pernyataan yang mengacu pada indikator yang telah ditentukan. Jenis
instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi
dalam bentuk rating scale. Berikut adalah pedoman observasi penelitian
pengaruh penggunaan media video terhadap kemampuan kognitif anak:
Tabel 3.4
Pedoman Observasi Penelitian Untuk Anak
No. Butir Item Penilaian Anak
BB MB BSH BSB
1 Anak dapat mengelompokan benda sesuai warna
2 Anak dapat mengelompokan benda sesuai bentuk
3 Anak dapat mengelompokan benda sesuai ukuran
4 Anak dapat meyebutkan urutan bilangan 1-10
5 Anak dapat menyebutkan bilangan mundur dari 10-1
6 Anak dapat menyebutkan secara acak
7 Anak dapat mengukur panjang sebuah benda dengan penggaris
8 Anak dapat mengukur berat benda dengan timbangan
9 Anak dapat mengaitkan waktu yang dikaitkan dengan jam
10 Anak mengaitkan waktu yang dikaitkan dengan hari
11 Anak dapat menyebutkan hasil penambahan dengan benda
12 Anak dapat menyebutkan hasil pengurangan dengan benda
13 Anak dapat menjelaskan proses suatu kejadian secara sederhana
14 Anak dapat menceritakan kembali rangkaian suatu kejadian
52
Keterangan :
1. BB : Belum Berkembang 2. MB : Mulai Berkembang
3. BSH : Berkembang Sesuai Harapan 4. BSB : Berkembang Sangat Baik
Tabel 3.5
Pedoman Observasi Untuk Aktifitas Guru
No. Item Pertanyaan Penilaian Ket.
Ya Tidak 1. Guru mempersiapkan lingkungan belajar tentang kegiatan
pembelajaran
√
2. Guru Mempersiapkan fasilitas pada saat kegiatan seperti Laptop,speaker, LCD proyektor dan infokus
√
3. Guru menyediakan media pembelajaran yaitu media video pada kegiatan pembelajaran
√
4. Guru menyiapkan catatan penilaian anak √
5. Guru mengkondisikan dan memposisikan duduk anak dengan baik
√
6. Guru mengkomunikasikan bahan, tema dan media video pembelajaran yang digunakan pada waktu kegiatan
√
7. Guru menyampaikan secara sederhana tentang kegiatan pembelajaran
√
8. Guru melibatkan semua anak dalam menonton video √ 9. Guru memberikan proses tanya jawab pada anak terkait
kegiatan menonton media video
10. Guru memberikan motivasi kepada anak pada saat kegiatan √ 11. Guru mengobservasi anak pada saat kegiatan berlangsung
16 Anak dapat menyebutkan penyebab dari suatu kejadian
17 Anak dapat menyebutkan akibat dari suatu kejadian
18 Anak dapat menyebutkan tiga cara pemecahan masalah dari suatu kejadian
19 Anak dapat menyusun puzzle menjadi bentuk utuh (lebih dari 8 keping)
20 Mengungkapkan pendapat dari masalah secara benar
12. Guru mengarahkan anak untuk melakukan kegiatan eksperimen sesuai aturan
√
13. Guru memberikan kesempatan untuk bertanya pada saat kegiatan eksperimen
√
14. Guru memberikan kesempatan menceritakan kembali kegiatan yang telah dilaksanakan
√
15. Guru menilai apakah tujuan pembelajaran telah tercapai √
Tabel 3.6
Pedoman Observasi Studi Dokumentasi
No. Jenis Dokumen Keterangan Deskripsi
Ada Tidak ada
1 Kurikulum √ Tahun 2010
2 Program tahunan √
3 Program semester √
4 Rencana Kegiatan Mingguan (RKM) √
5 Rencana Kegiatan Harian (RKH) √
6 Buku laporan perkembangan anak √
6. Analisis Instrumen
Analisis instrumen dalam penelitian ini dilakukan melalui beberapa
tahapan antara lain sebagai berikut:
a. Uji Coba
Sebelum menggunakan instrumen penelitian, instrumen tersebut diuji coba
terlebih dahulu. Uji coba ini dilakukan di TK Melati Ciwastra - Bandung yang
mempunyai karakteristik dan kurikulum yang sama, dengan jumlah responden
sebanyak 25 orang. Pelaksanaan uji coba instrumen dimaksudkan untuk
mengetahui kevalidan dari butir soal yang akan dijadikan sebagai bahan
penelitian. Instrumen yang baik haruslah memenuhi dua persyaratan penting yaitu
54
b. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2010: 167). Penilaian validitas instrumen
penelitian dilakukan dengan membandingkan atau mengkorelasikan antara hal
yang dinilai dengan kriterianya.
Pada pengujian alat ukur penggunaan penelitian dapat menunjukkan
seberapa besar alat untuk penelitian mampu mengukur variabel yang terdapat
dalam suatu penelitian. Dengan kata lain, validitas merupakan suatu ukuran yang
dapat menunjukkan tingkatan akurasi suatu alat ukur. Suatu alat akur yang salah
memiliki validitas rendah, begitupun sebaliknya. Terdapat dua cara dalam
pengujian validitas (Sugiyono, 2012) yaitu:
1) Validitas Isi (Content Validity)
Untuk menguji validitas isi, digunakan pendapat dari ahli (judgement expert).
Yaitu berdasarkan aspek-aspek yang akan diukur berlandaskan pada teori
tertentu. Instrumen yang telah di judgement dan mendapatkan penilain cukup
baik oleh para ahli di bidangnya maka dapat digunakan dalam melakukan
penelitian.
2) Validitas Item (Item Validity)
Setelah dilakukan judgement oleh para ahli, maka instrument tersebut
divalidasi item dengan cara diujicobakan. Dalam menguji validitas item,
maka dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan
materi yang telah diajarkan. Pada setiap instrumen baik tes maupun non tes
terdapat butir-butir (item) pertanyaan atau pernyataan. Validitas instrument
dapat dihitung dengan menggunakan persamaan:
(Arikunto, 2006: 170)
Keterangan:
rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
X : Item soal yang dicari validitasnya
Y : Skor total yang diperoleh sampel
N : Jumlah sampel
Setelah mendapatkan rhitung, kemudian untuk menguji nilai signifikasi validitas
butir soal tersebut penulis menggunakan uji t yaitu dengan menggunakan rumus:
; dk = n - 2 (Sugiyono, 2008: 184) Keterangan:
t : Nilai uji signifikansi korelasi
r : Koefisien korelasi
n : Jumlah sampel
Setelah nilai uji signifikansi didapatkan, maka tahapan selanjutnya adalah
pengambilan keputusan pengujian kevaliditasan instrumen yang didasarkan pada
nilai thitung dan ttabel pada taraf kepercayaan 95% atau α = 0,05, dengan kriteria
sebagai berikut:
Jika thitung > ttabel, maka butir soal valid
Jika thitung < ttabel, maka butir soal tidak valid
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, hasil pengujian validitas instrumen
penelitian dapat dilihat pada tabel 3.8 dibawah ini:
Tabel 3.7
Hasil Uji Validitas Instrumen
No. Soal Nilai thitung Nilai ttabel Kriteria
1 2.2183 Valid
2 2.3076 Valid
3 2.2224 Valid
4 2.1428 Valid
5 2.4557 Valid
6 2.0958 Valid
7 2.1761 Valid
56
No. Soal Nilai thitung Nilai ttabel Kriteria
9 2.2949
2.0595
Valid
10 2.2506 Valid
11 2.1872 Valid
12 2.1249 Valid
13 1.6382 Tidak Valid
14 2.1645 Valid
15 2.3901 Valid
16 1.3176 Tidak Valid
17 1.7771 Tidak Valid
18 2.3076 Valid
19 2.2486 Valid
20 2.2941 Valid
21 2.4817 Valid
c. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen
tersebut sudah baik. Artinya kapanpun alat pengumpul data tersebut digunakan
akan memberikan hasil ukur yang sama (Arikunto, 2010: 258).
Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui tingkat efektifitas suatu
instrumen penelitian. Suatu instrumen dikatakan reliabel jika cukup dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut
sudah baik, tidak bersifat tendesius, datanya memang benar sesuai dengan
kenyataan hingga beberapa kali diambil, hasilnya akan tetap sama. Rumus yang
dapat digunakan untuk uji reliabilitas adalah rumus Alpha dari Cronbach berikut:
Keterangan:
r11 : Reliabilitas instrumen
k : Banyaknya butir instrumen
∑σ : Varians total
Tolak ukur koefisien reliabilitas instrumen yang digunakan pada penelitian ini
adalah berpedoman pada koefisien korelasi dari Sugiyono (2008: 184) yang
disajikan pada tabel berikut:
Tabel 3.8 Kriteria Uji Reliabilitas
Interval Koefisien Kriteria 0,00 – 0,199
0,20 – 0,399
0,40 – 0,599
0,60 - 0,799
0,80 – 1,000
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
Perhitungan uji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan metode
Alpha dari Cronbach dan dengan bantuan aplikasi software SPSS 16.0 for windows. Hasil perhitungan nilai mean, varians, dan standar deviasi, untuk uji reliabilitas pada 21 butir soal, dengan responden sebanyak N = 25, dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 3.9 Hasil Uji Statistika
Mean Variance Std. Deviation N of Items
40.12 49.777 7.055 21
Sedangkan hasil uji reliabilitas instrumen dapat dilihat pada table 3.10 dibawah: Tabel 3.10
Hasil Uji Reliabilitas
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
58
Tabel 3.10 Hasil Uji Reliabilitas
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items
.797 .701 21
Pada tabel 3.10 diatas terlihat bahwa α hasil perhitungan sebesar 0,797
lebih besar daripada nilai α standar yang diperbolehkan (standar nilai reliabilitas)
yaitu sebesar 0,701. Adapun kriteria nilai uji reliabilitas instrumen penelitian ini
dalam taraf nyata 95% (α = 0,05) berada dalam kriteria tinggi. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa instrumen penelitian bersifat reliabel.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang akan digunakan pada penelitian ini antara lain:
1. Observasi
Teknik observasi yang digunakan dalam penelitian ini mengunakan teknik
observasi terstuktur. Sugiono (2012: 146) mengemukakan bahwa observasi
terstuktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa
yang akan diamati, kapan dan dimana tempatnya. Dengan format penilaian
menggunakan alat obsevasi berbentuk rating scale.
Observasi dilakukan untuk mendapatkan data yang lebih mendalam
tentang keterampilan kognitif anak. Observasi ini dilakukan oleh peneliti sebelum,
pada saat dan sesudah diterapkannya media video guna melihat pengaruh terhadap
kemampuan kognitif anak di kelompok B PAUD Baiturrahman.
2. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan
menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen tertulis, gambar, maupun
elektronik. Studi dokumentasi digunakan karena dapat memberikan gambaran
yang jelas mengenai pokok penelitian berupa proses dan hasil yang dicapai dari
penerapan media video yang berpengaruh terhadap kemampuan kognitif anak
bagaimana proses pelaksanaan penerapan media video pada saat kegiatan
berlangsung.
G. Teknik Analisis Data
Menurut Sugiyono (2008: 147), data yang telah diperoleh dalam penelitian
akan diolah dan dianalisis, dengan langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk
menganalisis data, diantaranya adalah:
1. Mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden.
2. Mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden.
3. Menyajikan data tiap variabel yang diteliti.
4. Melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah.
5. Melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.
Adapun langkah-langkah dalam proses analisis data penelitian pre eksperimen ini
adalah; dengan mendeskripsikan pengujian kemampuan kognitif anak, menguji
normalitas data serta melakukan uji t berpasangan (paired sample t test) guna
menghasilkan hipotesis penelitian.
a. Uji Kemampuan Kognitif
Kemampuan kognitif anak didapatkan dan dinilai dari skor pre test dan
post test setelah melalui proses pembelajaran dengan menggunakan media video.
Pengujiannya dilihat dari rata-rata nilai dari masing-masing tahapan test serta
dibandingkan dengan kriteria yang telah distandarkan oleh sekolah tempat
penelitian. Kriteria kemampuan kognitif anak, dapat didasarkan pada tabel 3.11
berikut ini:
Tabel 3.11
Kriteria Kemampuan Kognitif Anak PAUD Baiturrahman
Skor Rentang Kriteria
0 0 – 24.99 Belum Berkembang
1 25 – 49.99 Mulai Berkembang
2 50 – 74.99 Berkembang Sesuai Harapan
3 75 – 99.99 Berkembang Sangat Baik
60
b. Uji Normalitas
Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui data berdistribusi normal
atau tidak. Jika data berdistribusi normal, artinya hasil yang diperoleh dari uji
coba instrumen berada dalam taraf kepercayaan yang tinggi, sedangkan jika tidak
berdistribusi normal maka uji coba instrumen diragukan kebenarannya. Pengujian
normalitas data untuk yang sesuai dengan desain penelitian ini adalah dapat
menggunakan uji Z Kolmogorov–Smirnov (p>0,05), baik dengan menghitungnya
secara manual maupun dengan bantuan software SPSS.
Pengujian normalitas data untuk penelitian dalam bidang pendidikan,
biasanya dilakukan pada taraf signifikansi 95% (α = 0,05). Kenormalan data
diketahui setelah menghitung nilai
Z
, dan mencari serta mengetahui nilaiprobabilitas data (p). Kriteria kenormalan data yang dijadikan acuan adalah, “jika
nilai p kedua data hasil penelitian (pre test dan post test) lebih besar dari 0.05
maka data berdistribusi normal”.
c. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis penelitian dimaksudkan untuk menjawab formulasi
yang diajukan. Pengujian hipotesis dilakukan dengan metode statistik sesuai
dengan sifat data yang diperoleh setelah melakukan uji normalitas. Pengambilan
keputusan diawali dengan menggunakan uji t (paired sample t test). Setelah
mendapatkan nilai thitung, maka nilai probabilitas (p) data dibandingkan pada
tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05).
Tahapan awal pengambilan keputusan hipotesis dilakukan dengan
menggunakan cara paired sample t test, dengan kriteria hipotesisnya adalah; Ho
diterima jika – t 1–½ α < t hitung < t 1–½ α, dimana t 1–½ α didapat dari daftar tabel t
dengan dk = (n1 + n2 – 1) dan peluang 1- ½ α. Untuk harga-harga t lainnya Ho
ditolak. Setelah proses uji t (paired sample t test) dilakukan, tahapan selanjutnya
adalah dengan membandingkan angka probabilitas (nilai p). Kriteria pengujian
hipotesis penelitiannya adalah jika nilai p < 0,05, maka Ho ditolak. Sedangkan
Adapun Formulasi hipotesis yang diuji adalah:
Ho:
μ
D ≤ 0: Tidak terdapat perbedaan kemampuan kognitif yang signifikanpada anak kelompok B PAUD Baiturrahman sebelum dan sesudah
diberikan penggunaan media video.
Ha:
μ
D ≥ 0: Terdapat perbedaan kemampuan kognitif yang signifikan padaanak kelompok B PAUD Baiturrahman sebelum dan sesudah
diberikan penggunaan media video.
78
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan temuan yang penulis dapatkan dari seluruh
proses kegiatan penelitian, maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan,
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Kriteria skor pre test pada kemampuan kognitif anak di kelas B PAUD
Baiturahman Bandung berada pada kategori belum berkembang. Hal tersebut
dapat dilihat dari rata-rata nilai pre test anak, yaitu sebesar 49,48.
2. Kriteria skor post test pada kemampuan kognitif anak di kelas B PAUD
Baiturahman Bandung berada pada kategori berkembang sangat baik. Hal
tersebut dapat dilihat dari rata-rata nilai pre test anak, yaitu sebesar 80,16.
3. Terdapat perbedaan rata-rata dan pengaruh yang signifikan pada kemampuan
kognitif anak sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan
media video sebesar 30,68. Peningkatan kemampuan kognitif ini terjadi pada
setiap anak. Disamping itu, diperjelas juga dengan nilai probabilitas (p) yaitu
sebesar 0,000 < 0,05, sehingga dapat diartikan bahwa media video sangat
cocok digunakan dalam meningkatkan kemampuan kognitif anak usia dini.
4. Kelebihan dari media video yang digunakan dalam penelitian ini adalah
suara, bahasa, warna, gerakan, dan semua tanyangan yang terdapat dalam
media video merupakan sesuatu yang dapat dengan mudah dipahami oleh
anak dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, media video yang
digunakan dapat menyampaikan pesan atau pembelajaran dengan merata
kepada anak. Hal tersebut terlihat bahwa peningkatan hasil belajar anak pada
kemampuan kognitif meningkat secara merata untuk setiap anak.
5. Kelemahan media video yang digunakan adalah kurang besarnya media layar
(LCD ukuran 32 inchi) yang menampilkan pesan (pembelajaran), sehingga
dalam proses pembelajaran banyak anak yang berjalan ke depan (mendekati)
B. Saran
Mengacu pada hasil temuan penelitian, peneliti akan mengemukakan beberapa
rekomendasi yang diharapkan dapat dijadikan masukan bagi pihak-pihak yang
terkait dengan pendidikan anak usia dini khususnya di PAUD Baiturahman
Bandung. Saran dan rekomendasi tersebut antara lain:
1. Bagi Guru
a. Menjadikan media video pembelajaran sebagai salah satu alternatif
media dalam meningkatkan kemampuan kognitif anak.
b. Guru hendaknya memahami karakteristik anak, sehingga pembelajaran
bisa dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan anak dengan baik.
c. Sebagai fasilitator selama kegiatan pembelajaran dengan media video,
hendaknya guru lebih kreatif dan selalu berusaha untuk menciptakan
video dan proses pembelajaran dengan berbagai macam variasi.
2. Bagi Sekolah
a. Penyediaan alat dan sumber belajar lebih ditingkatkan lagi, agar kegiatan
belajar anak lebih terfasilitasi dengan baik dan anak semakin antusias
dalam melakukan kegiatan belajar mengajar.
b. Hendaknya sekolah memberikan kesempatan kepada guru untuk
mengikuti pelatihan maupun seminar yang berkaitan dengan cara
meningkatkan kemampuan kognitif anak.
c. Hendaknya kepala sekolah memberikan kebebasan kepada guru agar
dapat menggunakan media pembelajaran yang tepat dalam kegiatan
belajar mengajar kemampuan kognitif anak usia dini, seperti media
video, diorama, dan lain sebagainya.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Berdasarkan temuan atau hasil penelitian yang membuktikan bahwa kegiatan
pembelajaran dengan media video, kemampuan kognitif anak di kelas B PAUD
Baiturahman Bandung dapat meningkat. Diharapkan bagi peneliti selanjutnya agar
lebih berusaha dalam mencari alternatif untuk mengatasi permasalahan selama
80
a. Metode yang berbeda seperti quasi eksperimen, PTK, deskriptif kulitatif
dan yang lainya,
b. Menggunakan media dan strategi edukatif yang berbeda untuk
mengembangkan aspek kognitif seperti media diorama, media loto warna
dan bentuk, kartu pasangan, kartu domino, flip chart dan yang lainnya
c. Media video digunakan untuk mengembangkan aspek lainnya seperti
aspek bahasa, Fisik motorik, sosial dan emosi,dan aspek-aspek lainnya
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Arsyad, A. (2006). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Arsyad, Azhar. 1996. Media Pembelajaran, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
BSNP. (2009). Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Menengah dan Dasar. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.
Davis, Denny. (2000). Domain cognitive. 12 September 2013. Dari: www.cetl.matcmadison.edu
Depdiknas (2003) Standar Kopetensi Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Djamarah, S. B. dan Zain, A. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Eliyawati, Cucu. (2005). Pemilihan dan pengembangan sumbrer untuk Anak Usia Dini.Jakarta:depdiknas.
Gulö, W. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Hake, R. (2004). Analizing Changing/Gain Scores (online). 16 Maret 2013. Tersedia: http://www.physics.indiana.edu/-hake/.
Izzati, Eka rita,dkk. 2008. Perkembangan Peserta Didik.UNY Press : Yogyakarta
Jamaris, Martini. 2010. Orientasi Baru dalam Psikologi Pendidikan. Jakarta: Yayasan Penamas Murni
Komputer, W. (2007). Pengolahan Data Statistik Dengan SPSS 16.0. Semarang: CV. Andi Offset
Martini Jamaris. 2003. Perkembangan dan Pengembangan Anak Taman Kanak- kanak.Jakarta. PPS Universitas Negeri.Jakarta :
Rohani, A. (1997). Media Instruksional Edukatif. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Suyanto,Slamet (2003). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: UNY.
Soeparwoto.Hendriyani.R. 2006. Psikologi Perkembangan. Semarang :UPTMKK Unnes
Sujiono, yuliani nuraini.2006. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka
Sujiono, Yuliani Nurani.. (2007). Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta: Universitas Terbuka
Sujiono, yuliani nuraini.2008. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka
Sujiono, Yuliani Nuraini.(2009) Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka
Sadiman, A. S. dkk. (2007). Media Pendidikan. Jakrta: PT. Raja Grafindo Persada.
Sudjana, N. (1995). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
(2005). Metoda Statistika Edisi 6. Bandung: Tarsito
Sudjana, N. dan Rivai, A. (2005). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Sugiyono. (2001). Statistik Non Parametris Untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta.
. (2009). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta..
Purwadarminta, W. J. S. (2001). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.