• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS VI SD NEGERI II PULOSARI KEBAKKRAMAT TAHUN AJARAN 2011/2012 Analisis Kesalahan Siswa Kelas VI SD Negeri II Pulosari Kebakkramat Tahun Ajaran 2011/2012 Dalam Menyelesaikan Soal UASBN 2009/2010 dan 2010/2011.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS VI SD NEGERI II PULOSARI KEBAKKRAMAT TAHUN AJARAN 2011/2012 Analisis Kesalahan Siswa Kelas VI SD Negeri II Pulosari Kebakkramat Tahun Ajaran 2011/2012 Dalam Menyelesaikan Soal UASBN 2009/2010 dan 2010/2011."

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS VI SD NEGERI II PULOSARI

KEBAKKRAMAT TAHUN AJARAN 2011/2012

DALAM MENYELESAIKAN SOAL UASBN 2009/2010 DAN 2010/2011

NASKAH PUBLIKASI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

Pendidikan Matematika

DisusunOleh :

TIPUK MARTIYASTUTI

A 410 080 348

PROGRAM STUDI MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)

ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS VI SD NEGERI II PULOSARI

KEBAKKRAMAT TAHUN AJARAN 2011/2012 DALAM

MENYELESAIKAN SOAL UASBN 2009/2010 DAN 2010/2011

Oleh

Tipuk Martiyastuti1, Sumardi2, dan N. Setyaningsih 3

1

Mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP UMS, tyaz_udin@yahoo.com

2

Staf Pengajar UMS Surakarta, s_mardi99@yahoo.co.id

3

Staf Pengajar UMS Surakarta, ningsetya@yahoo.com

ABSTRACT

(4)

attitudes compare, connect, and synthesize the values of 50% belong to the criteria fairly, e) the percentage of the attitude control behavior in college students by 65% is high. This study concludes that the difficulty in describing the difficulties that the concept is mostly done by the students because students tend to be less thorough in the work on the problems and a lack of mastery of concepts and attitudes of students in responding to increased.

Keywords: learning disabilities, cognitive, affective, the geometry of space

PENDAHULUAN

Pelajaran matematika tidak semata-mata disajikan sebagai latihan

menghafal rumus dan definisi, tetapi harus lebih ditekankan pada kemampuan

memahami soal dan mencoba menerapkannya dalam kehidupan sehingga dapat

menyelesaikan suatu masalah. Melalui pembelajaran matematika siswa

diharapkan dapat menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, logis, sistematis,

cermat, efektif dan efisien dalam memecahkan masalah dalam kehidupan

sehari-hari. Namun kenyataannya, siswa lebih sering cukup menghafalkan rumusnya

tanpa sering latihan mengerjakan soal-soal.

Soal merupakan salah satu bentuk instrumen untuk mengukur keberhasilan

siswa dalam pembelajaran. Soal digunakan untuk mengukur ketrampilan,

pengetahuan, intelegensi, dan kemampuan yang dimiliki oleh individu atau

kelompok. Untuik itu, soal yang digunakan untuk tujuan evaluasi harus

berkualitas baik sehingga menghasilkan hasil pengukuran yang diandalkan.

Melalui soal, guru dapat melakukan evaluasi pembelajaran dan mengetahui

kemampuan akhir siswa setelah proses pembelajaran.

Tercapai atau tidaknya tujuan pendidikan dan pembelajaran matematika

adalah salah satunya dapat dinilai dari keberhasilan siswa dalam memahami

matematika dan memanfaatkan pemahaman ini untuk menyelesaikan

persoalan-persoalan matematika maupun ilmu-ilmu yang lain. Untuk itu, perlu dilakukan

evaluasi atau tes hasil belajar siswa. Hasil belajar ini merupakan prestasi belajar

siswa.

Wajib belajar 9 tahun menjadi kebutuhan mendasar bangsa Indonesia

(5)

acuan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional dan menentukan arah

kebijakan pengembangan pendidikan. Pemerintah menggunakan Ujian Nasional

sebagai salah satu tolak ukur untuk mengidentifikasi ketercapaian standar

pendidikan nasional dan standar kompetensi lulusan.

Dalam Permendiknas Nomor 82 Tahun 2008, menyebutkan bahwa

UASBN adalah kegiatan pengukuran dan penilaian kompetensi peserta didik

secara nasional pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Ujian ini bertujuan

untuk mengukur kompetensi lulusan pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok

mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi. Hasil UASBN digunakan sebagai

salah satu pertimbangan untuk pemetaan mutu suatu pendidikan, dasar seleksi

masuk jenjang pendidikan berikutnya, serta sebagai penentuan kelulusan peserta

didik dari satuan pendidikan, dan dasar pembinaan kepada satuan pendidikan

dalam upaya peningkatan mutu pendidikan.

Berdasar hasil dari observasi di sekolah kesalahan siswa dalam

menyelesaikan soal UASBN Tahun Ajaran 2010 dan 2011 yang terjadi di kelas VI

SD Pulosari II ditemukan letak kesalahan siswa diantaranya penggunaan proses

yang keliru dan salah dalam perhitungan. Faktor lain yang mempengaruhi

kesalahan siswa yaitu soal-soal UASBN yang diberikan termasuk katagori soal

yang cukup sulit sehingga siswa cenderung kurang memahami dan sulit

mengerjakan soal tersebut.

Kesalahan siswa dalam mengerjakan soal tersebut juga dapat menjadi

salah satu petunjuk untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai materi. Oleh

karena itu, adanya kesalahan-kesalahan tersebut perlu dicari faktor-faktor apa saja

yang mempengaruhinya dan dicari solusi penyelesaiannya. Dengan demikian,

kesalahan dalam menyelesaikan soal-soal matematika tersebut dapat digunakan

untuk meningkatkan mutu kegiatan belajar mengajar dan akhirnya dapat

meningkatkan prestasi belajar matematika siswa.

Untuk itulah perlu adanya usaha-usaha untuk mengurangi

kesalahan-kesalahan yang ada. Peranan guru dalam memberikan konsep-konsep matematika

sangat menentukan keberhasilan anak dalam memahami konsep matematika pada

(6)

terlanjur diajarkan kepada siswa sehingga pemahaman konsep yang salah tidak

berlarut-larut, yang berakibat fatal bagi anak dalam memahami konsep pada

tingkat yang lebih tinggi khususnya tentang bagaimana menyelesaikan soal

UASBN

Tentunya guru telah menganalisis kesalahan-kesalahan siswa. Akan tetapi,

guru belum dapat melakukannya secara mendetail mengingat banyaknya siswa

yang dipegang. Analisis kesalahan secara mendetail dibutuhkan agar

kesalahan-kesalahan siswa dan faktor-faktor penyebabnya dapat diketahui lebih jauh untuk

membantu mengatasi permasalahan tersebut.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis berusaha untuk

mengidentifikasi butir soal dan kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh siswa

kelas VI SD dalam mengerjakan soal UASBN 2010 dan 2011, sehingga prestasi

belajar matematika dapat ditingkatkan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah

penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami

oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi dan tindakan secara

holistic, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu

konteks khusus yang alamiah (Moleong, 2008: 6). Untuk mengetahui jenis

kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal UASBN matematika kelas VI SD

menggunakan analisis deskriptif. Data yang diperoleh akan didiskripsikan atau

diuraikan kembali kemudian dianalisis.

Data dalam penelitian ini adalah jenis kesalahan yang dilakukan oleh

siswa kelas VI SD Tahun Ajaran 2011/2012 dalam mengerjakan soal matematika

UASBN Tahun Ajaran 2009/2010 dan 2010/2011 yang terdiri dari kesalahan pada

materi aritmatika, geometri, dan pengolahan data. Sumber data pada penelitian ini

adalah soal-soal dan jawaban UASBN yang dikerjakan siswa kelas VI SD Tahun

Ajaran 2011/2012.

Metode pengumpulan data yaitu metode tes dan metode dokumentasi.

Metode analisis data merupakan cara yang digunakan untuk menganalisis atau

(7)

statistik karena penelitian ini merupakan penelitian diskriptif. Teknik analisis data

dalam penelitian ini menggunakan persentase kesalahan untuk jenis kesalahan

yang dilakukan siswa dan iteman untuk mengetahui butir soal.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Butir Soal

1. Indeks Kesukaran Butir

Hasil analisis dari 40 butir soal UASBN Butir soal nomor 33

berkriteria sulit dengan indeks kesukaran > 0,30, butir soal nomor 3, 6, 9, 15,

17, 22, 23, 24, 28, 29, 30, 32, 34, 40 berkriteria sedang dengan indeks

kesukaran antara 0,30 – 0,70, dan butir soal nomor 1, 2, 4, 5, 7, 8, 10, 11,12,

13, 14, 16, 18, 19, 20, 21, 25, 26, 27, 31, 35, 36, 37, 38, 39 berkriteria mudah

dengan indeks kesukaran > 0,70.

Butir soal dinyatakan baik bila indeks kesukaran berada dalam

kategori sedang dan dinyatakan buruk bila terlalu mudah atau sulit. Dengan

demikian 14 butir soal yaitu nomor 3, 6, 9, 15, 17, 22, 23, 24, 28, 29, 30, 32,

34, dan 40 berkriteria baik. Dapat dikatakan 35% butir soal dinyatakan baik

dan 65% butir soal dinyatakan tidak baik berdasarkan analisis indeks

kesukaran. Hal ini menunjukkan bahwa kategori indeks kesukaran kurang

baik karena hanya 35% butir soal yang berkriteria IK baik sementara 65%

butir soal berkriteria tidak baik.

Butir soal yang memiliki indeks kesukaran tidak baik harus diperbaiki

sesuai dengan kategorinya.Bila IK berkategori mudah, maka soal diperbaiki

agar tidak terlalu mudah bagi siswa dan bila IK berkategori sulit, maka soal

diperbaiki agar tidak terlalu sulit bagi siswa. Dari 40 soal UASBN 2010/201,

berdasarkan tabel UASBN 2010/2011, dari 40 butir soal terdapat 6 butir soal

(15%) berkategori sulit, 11 butir soal (27,5%) berkategori sedang, dan 23

butir soal (57,5%) berkategori mudah. Butir soal nomor15, 16, 29, 30, 32, 36

berkriteria sulit dengan indeks kesukaran > 0,30, butir soal nomor 3, 4, 5, 7,

13, 18, 19, 26, 31, 35, 40 berkriteria sedang dengan indeks kesukaran antara

(8)

23, 24, 25, 27, 28, 33, 34, 37, 38, 39 berkriteria mudah dengan indeks

kesukaran > 0,70.

Butir soal dikatakan baik apabila indeks kesukaran berada dalam

kategori sedang dan tidak baik apabila butir soal berada dalam kategori

mudah atau sulit.Dengan demikian 14 butir soal berkriteria baik.Dapat

dikatakan sebanyak 35% butir soal dikatakan baik dan 65% butir soal

dinyatakan tidak baik berdasarkan analisis indeks kesukaran.Bila IK

berkategori mudah, maka soal diperbaiki agar tidak terlalu mudah bagi siswa

dan bila IK berkategori sulit, maka soal diperbaiki agar tidak terlalu sulit.

Dapat disimpulkan secara keseluruhan, butir soal UASBN 2009/2010

masih terlalu mudah dibandingkan dengan soal UASBN 2010/2011 bagi

siswa sehingga pengukuran masih belum maksimal. Apabila indeks

kesukaran butir soal sesuai dengan kemampuan siswa, maka butir soal

tersebut dapat digunakan sebagai alat perbaikan atau peningkat program

pembelajaran.Hal ini disebabkan butir soal yang terlalu sulit atau mudah tidak

dapat membedakan siswa pandai dan siswa kurang pandai sehingga tidak

mempunyai daya diskriminasi yang baik.

2. Indeks Daya Beda

Indeks daya beda berkategori tidak baik apabila besarnya IDB ialah

minus. Hal ini dikarenakan sekolah sudah menggunakan kurikulum KTSP

sehingga besarnya IDB diabaikan.IDB bernilai minus berarti butir soal

tersebut justru menjerumuskan siswa yang pintar untuk menjawab salah atau

dapat dikatakan bahwa siswa kelompok bodoh justru menjawab benar lebih

banyak dibandingkan kelompok siswa pandai.

Indeks daya beda tidak baik disebabkan oleh indeks kesulitan yang

terlalu rendah dan terlalu tinggi. Butir soal yang terlalu sulit atau mudah tidak

dapat membedakan siswa yang pandai dan siswa kurang pandai sehingga

tidak mempunyai daya beda yang baik. Rendahnya indeks daya beda juga

dipengaruhi oleh faktor distraktor (pengecoh).

Faktor tingkat kemampuan siswa juga mempengaruhi baik tidaknya

(9)

dan perbedaan penguasaan materi. Persamaan kemampuan siswa menurunkan

indeks daya beda suatu butir soal. Tingkat penguasaan siswa terhadap

penguasaan materi berpengaruh karena siswa yang pandai kemungkinan

menjawab benar sangat tinggi sebaliknya bagi kelompok siswa yang kurang

pandai, kemungkinan untuk menjawab soal dengan benar adalah rendah.

Dapat disimpulkan hasil analisis dari 40 butir soal UASBN 2009/2010

ada 5 butir soal dengan IDB tidak baik karena bernilai negatif sementara 35

butir soal berkriteria baik. Untuk soal UASBN 2010/2011 terdapat 7 butir

soal dengan IDB tidak baik karena bernilai negatif, sedangkan 33 butir soal

berkriteria baik.

B. Analisis dan Persentase Kesalahan Siswa

Setelah menganalisis jawaban soal UASBN 2009/2010 dan UASBN

2010/2011 siswa kelas VI, maka penulis memperoleh data nilai yang berupa

data skor atau banyaknya siswa yang melakukan kesalahan dalam

menyelesaikan soal UASBN pada masing-masing jenis kesalahan. Kesalahan

lebih banyak dilakukan siswa dalam materi geometri meliputi, salah dalam

perhitungan, dan menggunakan rumus yang tepat dalam suatu soal.

1. Kesalahan Tipe I (Materi Aritmatika)

Kesalahan tipe I (kesalahan materi aritmatika) UASBN 2009/2010

sebanyak 22,01% dan UASBN 2010/2011 sebanyak 26,78%. Sesuai dengan

jenis kesalahan pada topik aritmatika , siswa banyak melakukan kesalahan

pada operasi hitung.Kebanyakan siswa kurang teliti dalam menghitung, yang

ada dikarenakan kurang menguasai simbol matematika, kurang menguasai

operasi hitung bilangan.

Dapat disimpulkan siswa mengalami kesalahan yang tinggi pada soal

nomor 18 soal UASBN 2009/2010 dan nomor 3 soal UASBN 2010/2011

karena memiliki tingkat kesukaran soal yang lebih tinggi. Kekeliruan dalam

proses menghitung misalnya satuan dan puluhan dijumlahkan tanpa

memperhatikan nilai tempat, dalam menjumlahkan puluhan digabungkan

dengan satuan, bilangan besar dikurangi bilangan kecil tanpa memperhatikan

(10)

dan tergesa-gesa sehingga dalam menyelesaikan soal dituntut adanya

ketelitian dalam menghitung.

2. Kesalahan Tipe II (Materi Geometri dan Pengukuran)

Kesalahan tipe II (kesalahan materi geometri dan pengukuran)

UASBN 2009/2010 sebanyak 35,09% dan UASBN 2010/2011 sebanyak

37,80%. Pada topik geometri dan pengukuran siswa banyak melakukan

kesalahan konsep. Dalam soal ini siswa masih bingung menggambar titik

koordiat, menentukan titik koordinat sumbu x dan sumbu y. Dalam soal ini

siswa masih bingung membedakan antara sumbu x dan sumbu y. Dapat

disimpulkan siswa mengalami kesalahan yang tinggi pada soal nomor 33 soal

UASBN 2009/2010 dan nomor 32 soal UASBN 2010/2011 karena memiliki

tingkat kesukaran soal yang lebih tinggi.

Pada topik geometri bisa dikatakan siswa kurang paham dalam

menentukan pencerminan bangun datar, menghitung keliling dan luas bangun

datar, dan menyelesaikan soal yang berhubungan dengan bangun datar

dikarenakan siswa kurang memahami dan hafal rumus yang tepat untuk

menyelesaikan soal, kurang menguasai pengukuran, kurang menguasai

simetri putar, dan kurang menguasai menggambar bangun pada bidang

cartesius.

3. Kesalahan Tipe III (Materi Pengolahan Data)

Kesalahan tipe III (kesalahan materi pengolahan data) UASBN

2009/2010 sebanyak 13,41% dan UASBN 2010/2011 sebanyak 18,9%. Pada

materi pengolahan data siswa banyak melakukan kesalahan dalam aspek

bahasa, yaitu kurang memahami soal yang ada, kurang cermat dalam

membaca diagram batang maupun lingkaran selain itu siswa masih bingung

alam menentukan median, modus, dan mean. Kesalahan ini banyak dilakukan

siswa pada nomor 38 soal UASBN 2009/2010 dan nomor 37 soal UASBN

2010/2011, karena memiliki tingkat kesukaran yang lebih tinggi.

(11)

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian yang telah dilakukan

adalah sebagai berikut:

A. Analisis Butir Soal

1. Indeks Kesukaran

Dalam soal UASBN 2009/2010 sejumlah 26 butir soal (65%) tidak

baik dan soal UASBN 2010/2011 sejumlah 29 butir soal (72.5%) tidak baik.

Semakin tinggi indeks kesukaran butir soal, maka butir soal semakin

mudah.Sebaliknya, apabila semakin rendah indeks kesukaran, maka semakin

sulit butir soal.Indeks kesukaran yang tergolong tinggi menunjukkan bahwa

soal pada kelompok kelas terlalu mudah untuk digunakan.

2. Indeks Daya Beda

Secara keseluruhan, indeks daya beda tergolong sangat baik. Akan

tetapi, dalam penelitian ini indeks daya bedadiabaikan karena sekolah sudah

menggunakan kurikulum KTSP. Berapa pun nilai indeks daya beda,

dikatakan baik apabila tidak bertanda minus. Dalam soal UASBN 2009/2010

terdapat 5 butir soal dan UASBN 2010/2011 terdapat 7 butir soal yang

memiliki IDB tidak baik karena bertanda minus. Indeks daya beda tidak baik

disebabkan oleh indeks kesukaran yang terlalu rendah dan tinggi.

B. Analisis Kesalahan Siswa

Kesalahan yang dilakukan siswa kelas VI SDN 02 Pulosari termasuk

kategori rendah, dalam UASBN 2009/ 2010 sebanyak 22,01% dan UASBN

2010/2011 sebanyak 26,78% kesalahan dalam materi aritmatika, dalam

materi geometri sebanyak 35,09% dan 37,80%, dan materi pengolahan data

sebanyak 13,4% dan 18,9%.

Dilihat dari hasil pekerjaan siswa kesalahan siswa lebih banyak pada

saat mengerjakan soal UASBN 2010/2011 dibandingkan dengan mengerjakan

soal UASBN 2009/2010. Terutama dalam materi geometri dan pengukuran.

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2010. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Arifin, Zaenal. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara

Blanco, Lorenzo J. 2006. Errors in Teaching/ Learning of The Basic Concepts of

Geometry. (Http://www.cimt.plymouth.ac.uk/journal/lberrgeo.pdf.

Diakses tanggal 6 maret 2012.

Candrasari dkk, Astrid. 2008. Ujian Nasional: Dapatkah Menjadi Tolak Ukur

Standar Nasional Pendidikan?. Artikel Internet. Tersedia di:

http://ebookbrowse.com/18-astrid-candrasari-dkk-un-dapatkah-menjadi-tolak-ukur-pdf-d26752581. Diakses pada 6 Maret 2012.

Karmawati. (2009). “Analisis kesalahan siswa kelas VI SD dalam menyelesaikan

soal-soal matematika berdasarkan kompetensi yang sulit pada UASBN tahun pelajaran 2007/2008 di Kecamatan Limboto”. Thesis. Yogyakarta:

Pasca Sarjana Universitas Negeri Yogyakarta.

Lestari, Rini Dwi. (2011). “Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Faktorisasai Suku Aljabar Kelas VIII SMP Negeri 1 Jaten Tahun Ajaran 2010/2011”. Skripsi. Surakarta: Studi S-1 FKIP Universitas Negeri Surakarta.

Moleong. (2008). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Muningah. 2006. “Analisis Kesalahan Dalam Menyelesaikan Soal Matematika Pada Operasi Bilangan Pecahan Siswa Kelas I SMP”. Skripsi. Surakarta: Studi S-1 FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Ngalim, Purwanto. 2007. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Permendiknas Nomor 82 tahun 2008 tentang Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN) untuk Sekolah Dasar / Madrasah Ibtidaiyah/ Sekolah Dasar Luar Biasa (SD/ MI/ SDLB) tahun pelajaran 2008/2009.

Prakitipong, Natcha and Nakamura, Satoshi. 2006. “Analysis of Mathematics Performance of Grade Five Studentsin Thailand Using Newman Procedure”. CICE Hiroshima University, Journal of International

(13)

Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sudjana, Nana. 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2009. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Wahyuningsih, Ari. 2011. “Karakteristik Soal Ujian Akhir Madrasah Mata Pelajaran Bahasa Indonesia MAN Kabupaten Sleman Tahun Pelajaran 2010/2011”. Skripsi. Yogyakarta: Studi S-1 FKIP Universitas Negeri Yogyakarta.

Yunengsih dkk, Yuyun. 2008. Ujian Nasional: Dapatkah Menjadi Tolak Ukur

Standar Nasional Pendidikan?. Artikel Internet. Tersedia di:

http://ebookbrowse.com/18-yuyun-yunengsih-dkk-un-dapatkah-menjadi-tolak-ukur-pdf-d26752581. Diakses tanggal 6 Maret 2012.

Yusuf, Munawir. 2003. Pendidikan Bagi Anak dengan Problema Belajar. Solo. Tiga Serangkai.

http://etd.eprints.ums.ac.id/13629/2/03. BAB I. PDF. Diakses tanggal 6 maret 2012.

http://soalmatematika.com/tujuh-kesalahan-siswa-dalam-mengerjakan-soal-matematika/. Diakses tanggal 2 maret pukul 22.21.

Referensi

Dokumen terkait

Problems of this research are what there are difference which signifikan of type of Complaint Consumer Behavior between ethnical of Chinese ( Tionghoa ) and ethnical of Java

Four simple stability indices as Voltage Instability Predictor (VIP), Inpedance Stability Index (ISI), Line Index (L index) and Voltage Collapse Prediction

Setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil pastilah mempunyai tujuan yang sama yaitu mencapai laba yang diinginkan, mempertahankan

diupayakan untuk keberhasilan proses pembelajaran. Pemanfaatan berbagai media baik multimedia maupun media konvensional telah digunakan dalam proses pembelajaran dalam

Berdasarkan hasil uji statistik berupa uji korelasi rank Spearman, terdapat beberapa variabel yang berhubungan nyata dan cukup nyata pada taraf α = 0.01 dan α = 0.05

mencapai proses tertentu yang lahir dari lingkungan sekitar. Sedangkan faktor internal yaitu faktor yang muncul dari dalam diri yaitu keinginan yang kuat dalam menciptakan

Hasil uji statistik diperoleh nilai t test = 3,927 dengan p = 0,001 sehingga disimpulkan terdapat perbedaan kinerja fungsi manajerial menurut persepsi kepala ruang dan

Tujuan penelitian dirancang untuk mengetahui: 1) Pengembangan instrumen penilaian kemampuan studentpreneur siswa Jasa Boga di SMK Negeri 6 Yogyakarta dari segi aspek kognitif,