• Tidak ada hasil yang ditemukan

KETERBACAAN BUKU TEKS BAHASA INDONESIA UNTUK SMA KELAS X TERBITAN ERLANGGA, ESIS, DAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KETERBACAAN BUKU TEKS BAHASA INDONESIA UNTUK SMA KELAS X TERBITAN ERLANGGA, ESIS, DAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 2013."

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

KETERBACAAN BUKU TEKS BAHASA INDONESIA UNTUK

SMA KELAS X TERBITAN ERLANGGA, ESIS, DAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

REPUBLIK INDONESIA 2013

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

s

disusun oleh

Septyani Pratiwi 0907465

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

(2)

Keterbacaan Buku Teks Bahasa Indonesia untuk SMA Kelas X

Terbitan Erlangga, Esis, dan Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia 2013

Oleh Septyani Pratiwi

0907465

Disetujui dan disahkan oleh Pembimbing I,

Dr. Yeti Mulyati, M.Pd NIP.196008091986012001

Pembimbing II

Dr. Vismaia S. Damaianti, M.Pd NIP. 196704151992032001

Diketahui oleh

Ketua Jurusan PendidikanBahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

Universitas Pendidikan Indonesia

(3)

“Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Keterbacaan Buku

Teks Bahasa Indonesia Tingkat SMA Kelas X Terbitan Erlangga, Esis, dan

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2013” ini beserta

isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan

penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas penyataan ini, saya siap

menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau

ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini”.

Bandung, Januari 2014

(4)

Setyani Pratiwi, 2014

Keterbacaan Buku Teks Bahasa Indonesia Untuk SMA Kelas X Terbitan Erlangga, Esis, Dan Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Indonesia 2013

Septyani Pratiwi (0907465) ABSTRAK

(5)

Setyani Pratiwi, 2014

Keterbacaan Buku Teks Bahasa Indonesia Untuk SMA Kelas X Terbitan Erlangga, Esis, Dan Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Readability Indonesian Textbooks for Class X High School by Erlangga, Esis, and Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2013

Septyani Pratiwi (0907465) ABSTRACT

This research is motivated by the discrepancy readability level of discourse for high school students of class X on Indonesian textbooks published by Erlangga, Esis, and Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2013. The goal is to measure the suitability of readability level Indonesian textbooks that are widely used in high school. The method used in this research is descriptive qualitative. While the analysis of the data using the Fry readability formula, Raygor, klos tests, and judgment expert. The data of this study include a text

(6)

Setyani Pratiwi, 2014

Keterbacaan Buku Teks Bahasa Indonesia Untuk SMA Kelas X Terbitan Erlangga, Esis, Dan Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN . ... i

KATA PENGANTAR. ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI . ... vi

DAFTAR TABEL . ... ix

DAFTAR GAMBAR . ... xi

DAFTAR LAMPIRAN . ... xx

BAB I PENDAHULUAN . ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian . ... 1

1.2 Identifikasi Masalah Penelitian. ... 6

1.3 Rumusan Masalah . ... 6

1.4 Tujuan Penelitian . ... 7

1.5 Manfaat Penelitian . ... 7

1.6Anggapan Dasar. ... 8

1.7Definisi Operasional . ... 8

BAB II IHWAL KETERBACAAN, DAN BUKU TEKS . ... 11

2.1Ihwal Keterbacaan . ... 11

2.1.1 Definisi Keterbacaan. ... 11

2.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keterbacaan . ... 14

2.1.3 Kriteria Tingkat Keterbacaan . ... 14

2.1.4 Formula Keterbacaan . ... 17

2.1.5 Keterbatasan-Keterbatasan Formula Keterbacaan . ... 25

2.2Ihwal Buku Teks . ... 25

2.2.1 Definisi Buku Teks . ... 26

(7)

Setyani Pratiwi, 2014

Keterbacaan Buku Teks Bahasa Indonesia Untuk SMA Kelas X Terbitan Erlangga, Esis, Dan Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2.2.3 Kualitas Buku Teks . ... 31

2.2.4 Keterbacaan Buku Teks . ... 36

2.2.5 Jenis-Jenis Buku Teks . ... 37

BAB III METODE PENELITIAN . ... 39

3.1Metode Penelitian . ... 39

3.2Sumber Data Penelitian . ... 40

3.3Teknik Penelitian . ... 49

3.3.1 Teknik Pengumpulan Data Penelitian . ... 49

3.3.2 Teknik Analisis Data Penelitian . ... 52

3.4 Instrumen Penelitian . ... 58

3.4.1 Instrumen Pengumpulan Data Penelitian . ... 58

3.4.2 Instrumen Pengolahan Data Penelitian . ... 59

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN . ... 60

4.1Analisis Keterbacaan dengan Menggunakan Formula Keterbacaan Grafik Fry, Grafik Raygor, Teknik Tes Klos, dan Judgment Expert. ... 60

4.1.1 Analisis Keterbacaan Uraian Materi, Instruksi Soal dan Instrumen Soal dengan Menggunakan Formula Grafik Fry ... 60

4.1.2 Analisis Keterbacaan Uraian Materi, Instruksi Soal dan Instrumen Soal dengan Menggunakan Formula Grafik Raygor ... 183

4.1.3 Analisis Keterbacaan Uraian Materi, Instruksi Soal dan Instrumen Soal dengan Menggunakan Formula Teknik Tes Klos (Cloze Test) . ... 319

4.1.4 Analisis Keterbacaan Uraian Materi, Instruksi Soal dan Instrumen Soal dengan Menggunakan Judgment Expert ... 386

4.2Pembahasan Hasil Analisis Keterbacaan dengan Menggunakan Formula Keterbacaan Grafik Fry, Grafik Raygor, Teknik Tes Klos, dan Judgment Expert. ... 398

4.2.1 Pembahasan Hasil Analisis Keterbacaan dengan Menggunakan Formula Keterbacaan Grafik Fry, Grafik Raygor, Teknik Tes Klos,

(8)

Setyani Pratiwi, 2014

Keterbacaan Buku Teks Bahasa Indonesia Untuk SMA Kelas X Terbitan Erlangga, Esis, Dan Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan Judgment Expert pada Buku Teks Bahasa Indonesia Kompeten

Berbahasa Indonesia Kelas X Terbitan Erlangga... 398

4.2.2 Pembahasan Hasil Analisis Keterbacaan dengan Menggunakan Formula Keterbacaan Grafik Fry, Grafik Raygor, Teknik Tes Klos, dan Judgment Expert pada Buku Teks Bahasa Indonesia Panduan Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X Terbitan Esis. ... 402

4.2.3 Pembahasan Hasil Analisis Keterbacaan dengan Menggunakan Formula Keterbacaan Grafik Fry, Grafik Raygor, Teknik Tes Klos, dan Judgment Expert pada Buku Teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik Kelas X Terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2013. ... 408

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN . ... 415

A. Kesimpulan . ... 415

B. Saran . ... 416

(9)

Setyani Pratiwi, 2014

Keterbacaan Buku Teks Bahasa Indonesia Untuk SMA Kelas X Terbitan Erlangga, Esis, Dan Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah Penelitian

Sebagai lembaga satuan pendidikan, keberhasilan sekolah dapat diukur dengan

kelengkapan sarana dan prasarana dalam menunjang proses belajar mengajar, salah satunya adalah tersedianya buku teks sebagai buku acuan wajib yang digunakan di sekolah. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 11 Tahun 2005 Pasal 1 dan 2 menyatakan bahwa:

“buku teks pelajaran adalah buku acuan wajib untuk digunakan di sekolah yang memuat materi pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan dan ketakwaan, budi pekerti dan kepribadian, kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, kepekaan dan kemampuan estetis, potensi fisik dan kesehatan yang disusun berdasarkan Standar Nasional Pendidikan. Buku pelajaran digunakan sebagai acuan wajib oleh guru dan peserta didik dalam pembelajaran.

(10)

Setyani Pratiwi, 2014

Keterbacaan Buku Teks Bahasa Indonesia Untuk SMA Kelas X Terbitan Erlangga, Esis, Dan Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Buku paket atau buku teks sebagai buku pegangan dasar dalam melaksanakan kegiatan belajar dewasa ini sangat banyak jumlahnya sehingga kita harus pintar memilih buku teks yang baik. Buku teks yang baik adalah buku yang memenuhi standar isi yang telah ditetapkan, yaitu mencakup materi, evaluasi, juga keterkaitannya dengan kurikulum dan silabus. Semakin baik kualitas buku teks, semakin sempurna pengajaran yang ditunjangnya. Buku teks juga berkaitan erat

dengan peranan bahasa, secara fungsional peranan bahasa adalah sebagai alat untuk berkomunikasi, keberadaan bahasa sebagai alat komunikasi mendorong munculnya empat aspek keterampilan dalam berbahasa (language skill) yakni keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Setiap aspek keterampilan berbahasa merupakan satu kesatuan, artinya keterampilan yang satu dengan yang lainnya memiliki keterkaitan yang sangat erat. Dawson dalam Tarigan (1979:1) menyebutkan sebagai catur-tunggal untuk menggambarkan keterkaitan dari keempat keterampilan tersebut. Empat keterampilan tersebut juga menjadi perantara manusia untuk mampu berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan.

Kompleksitas kalimat merupakan salah satu faktor penilaian rendahnya tingkat keterbacaan. Dikemukakan oleh Harjasujana dan Yeti Mulyati (1997:106) keterbacaan dapat didefinisikan sebagai hal atau ihwal terbaca atau tidaknya suatu bahan bacaan tertentu oleh pembaca. Jadi, keterbacaan itu mempersoalkan tingkat kesulitan atau tingkat kemudahan suatu bahan bacaan tertentu bagi peringkat pembaca tertentu. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa keterbacaan itu adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kemudahan atau kesulitan memahami suatu bacaan. Keterbacaan berkaitan dengan keadaan tulisan atau cetakan

yang jelas, mudah, menarik, dan menyenangkan untuk dibaca sehingga pesan yang disampaikan penulis benar-benar sampai secara tepat kepada pembaca. Tidak semua

(11)

Setyani Pratiwi, 2014

Keterbacaan Buku Teks Bahasa Indonesia Untuk SMA Kelas X Terbitan Erlangga, Esis, Dan Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

oleh siswa, dan bagaimana kriteria kelayakan yang dimaksud dan seberapa jauh peran guru dalam memilihkan bahan bacaan yang layak baca untuk para siswanya, dengan demikian peranan keterbacaan sangat diperlukan dalam hal ini, dengan adanya keterbacaan, guru dapat menentukan teks atau wacana yang sesuai dengan tingkat keterbacaan siswanya sehingga siswa diharapkan lebih mudah memahami teks wacana yang terdapat pada buku teks. Tingkat keterbacaan wacana suatu teks mampu

mempengaruhi pemahaman siswa terhadap teks bacaan, hal ini dikarenakan siswa memiliki tingkat keterbacaan yang berbeda-beda. Semakin mudah wacana tersebut untuk dipahami oleh siswa,maka semakin tinggi tingkat keterbacaan wacana tersebut (baik). Sebaliknya, semakin sulit sebuah teks atau wacana yang dapat dipahami oleh siswa,keterbacaan teks atau wacana tersebut rendah (kurang baik). Dengan begitu kita harus jeli melihat apakah buku teks bahasa Indonesia yang disajikan di sekolah memiliki keterbacaan yang baik atau buruk.

Penelitian terdahulu yang dijadikan pedoman dan tuntunan dalam penelitian antara lain: Salem (1999) menulis tesis yang berjudul “Tingkat Keterbacaan Bahan Muatan Lokal Bagi Murid SD Berdasarkan Pertimbangan Pakar dan Hasil Tes (Studi Kasus di Kecamatan Simpang Hulu, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat)” meneliti tingkat keterbacaan bahan muatan lokal menurut pertimbangan para ahli, impresi murid, dengan menggunakan tes klose bagi murid SD kecamatan Simpang kabupaten Ketapang Kalimantan Barat. Simpulan penelitiannya, hasil tes klose menunjukkan tingkat instruksional yang menguatkan pendapat guru bahwa tingkat keterbacaan bahan tinggi. Murid menguasai bahan dengan mudah merupakan indikator bacaan lebih meyakinkan untuk murid SD. Setelah mencermati penelitian Salem tersebut didapati perbedaan yang sangat jelas dengan penelitian yang akan

(12)

Setyani Pratiwi, 2014

Keterbacaan Buku Teks Bahasa Indonesia Untuk SMA Kelas X Terbitan Erlangga, Esis, Dan Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Republik Indonesia 2013 sebagai bahan penelitian dengan menggunakan formula keterbacaan Fry, Raygor, tes klose, dan penilaian para ahli.

Nurhayati (2009) “Tingkat Keterbacaan Modul Bahasa Indonesia SMP Terbuka Kelas 8 (Studi Deskriptif Analitis terhadap Modul SMP Terbuka)”. Hasil analisis yang pembahasan tesis ini mengkaji deskripsi data dan analisis kebahasaan, deskripsi analisis wacana, deskripsi data materi, tes pilihan ganda, dan esai kemampuan

membaca. Setelah mencermati penelitian Nurhayati tersebut, didapati perbedaan dengan penelitian yang akan penulis teliti yaitu, penulis meneliti Buku Teks Bahasa Indonesia kelas X yang meliputi aspek keterbacaan wacana uraian materi, teks bacaan, instruksi soal, dan instrumen soal dengan menggunakan formula keterbacaan Fry, Raygor, tes klose, dan penilaian ahli.

Sulastri (2010) dalam tesisnya yang berjudul “Keterbacaan Wacana Buku Bina Bahasa Indonesia Karya Tim Bina Karya Guru dan Keterpahamannya oleh Siswa SDN Karangpawulung 4 Kota Bandung Tahun Pelajaran 2009-2010”. Penelitian ini mendeskripsikan tingkat keterbacaan wacana buku Bina Bahasa Indonesia karya tim bina karya guru berdasarkan (1) teori Fry, (2) teori taylor, (3) tingkat kompleksitas kalimat, (4) tingkat kerumitan kata-katanya, serta (5) keterpahaman wacana sampel siswa. Dalam penelitian Sulastri tidak membahas keterbacaan yang meliputi uraian materi, teks bacaan, instruksi soal, dan instrumen soal secara mendalam seperti penelitian yang akan di lakukan oleh penulis.

Nurlailili (2011) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengukuran Tingkat Keterbacaan Wacana dalam LKS Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas 4-6 SD dan Keterpahamannya”. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat keterbacan sebelas teks wacana yang terdapat dalam LKS mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas 4-6 SD,

berdasarkan formula Fry belum ada teks yang sesuai dengan masing-masing kelas. Dalam penelitian Nurlailili hanya menggunakan formula Fry untuk mengukur tingkat

(13)

Setyani Pratiwi, 2014

Keterbacaan Buku Teks Bahasa Indonesia Untuk SMA Kelas X Terbitan Erlangga, Esis, Dan Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penulis menggunakan formula Fry, Raygor, tes klose, dan penilaian para ahli dalam mengukur tingkat keterbacaan pada Buku Teks Bahasa Indonesia kelas X SMA.

Adapun Muhakim (2010) melakukan penelitian dengan judul “Kajian Terhadap Alat Evaluasi Membaca dalam Buku Teks Bahasa dan Sastra Indonesia SMP Kelas VII Karangan Maryati dan Soetopo (Berdasarkan Hasil Analisis Deskriftif Terhadap Buku Teks Bahasa Indonesia Kelas VII Karya Maryati dan Soetopo)”. Dalam penelitian ini, aspek yang dikaji hanya keterampilan membacanya. Penelitian Muhakim mengambil alat evaluasi membaca sebagai bahan penelitiannya, sedangkan penelitian yang akan penulis lakukan meliputi keterbacaan uraian materi, teks bacaan, instruksi soal, dan instrumen soal sebagai bahan penelitian.

Sementara itu Noveliati Netta (2012) dalam skripsinya yang berjudul “Analisis Keterbacaan Soal Ulangan Akhir Semester Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Negeri 14 Bandung Tahun Pelajaran 2011-2012”. Hasil analisis, pembahasan dan interpretasi adalah mengkaji soal ulangan akhir semester ganjil dan genap kelas VII, VIII dan IX mata pelajaran Bahasa Indonesia, analisis keterbacaan soal, deskripsi tingkat keterbacaan soal akhir semester. Temuan penelitan sebagai berikut. Soal ulangan akhir semester kelas VII dan VIII (semester ganjil dan genap) serta kelas IX semester genap, berdasarkan aspek validitas isi memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi, sedangkan kelas IX semester ganjil berdasarkan aspek validitas isi memiliki tingkat keterbacaan yang rendah. Berdasarkan aspek validitas konstruk bentuk tes secara keseluruhan merupakan tes objektif dengan bentuk soal pilihan ganda. Tingkat kognitif soal kelas VII dan VIII (semester ganjil dan genap) terdiri atas tingkat kognitif 2 yakni bentuk soal pemahaman, tingkat kognitif 3 yakni bentuk soal aplikasi, tingkat kognitif 4 yakni bentuk soal analisis, dan tingkat kognitif 5 yakni

bentuk soal sintesis. Soal ulangan akhir semester kelas IX semester ganjil dan genap terdiri atas tingkat kognitif 3 yakni bentuk soal aplikasi, tingkat kognitif 4 yakni

(14)

Setyani Pratiwi, 2014

Keterbacaan Buku Teks Bahasa Indonesia Untuk SMA Kelas X Terbitan Erlangga, Esis, Dan Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

wacana berdasarkan grafik Fry menunjukkan bahwa lima dari delapan wacana dalam soal ulangan akhir semester kelas VII, VIII, dan IX mata pelajaran Bahasa Indonesia SMP Negeri 14 Bandung dinyatakan invalid. Wacana tersebut memiliki tingkat keterbacaan yang rendah karena tidak cocok untuk tingkat (peringkat) pembaca manapun. Berbeda dengan Noveliati Netta, Penelitian yang akan dilakukan oleh penulis mengedepankan tingkat keterbacaan wacana pada buku teks Bahasa Indonesia

SMA kelas X terbitan Erlangga, Esis, dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2013. Selain itu, penelitian ini akan mengkaji lebih dalam mengenai keterbacaan wacana pada uraian materi, teks bacaan, instruksi soal serta instrumen soal yang ada pada Buku Teks Bahasa Indonesia tersebut. Adapun pemilihan buku teks yang akan di teliti merupakan buku-buku yang banyak digunakan di sekolah-sekolah. Selain itu, penelitian ini sebagai langkah awal dilakukannya pemetaan dan penilaian yang seksama terhadap keterbacaan wacana bahan ajar membaca khususnya wacana yang terdapat dalam buku-buku teks bahasa Indonesia SMA yang lolos penilaian pusat perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

1.2Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan maka penulis melakukan identifikasi yaitu:

terdapat keterbacaan wacana yang tidak sesuai dengan tingkat keterbacaan untuk jenjang SMA kelas X pada buku teks bahasa Indonesia terbitan Erlangga, Esis, dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2013 yang meliputi aspek, uraian materi, teks bacaan, instruksi soal, dan instrumen soal.

(15)

Setyani Pratiwi, 2014

Keterbacaan Buku Teks Bahasa Indonesia Untuk SMA Kelas X Terbitan Erlangga, Esis, Dan Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan di atas, masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

1)Bagaimanakah tingkat keterbacaan buku teks Kompeten Berbahasa Indonesia untuk SMA kelas X terbitan Erlangga yang meliputi aspek uraian materi, teks bacaan, instruksi soal, dan instrumen soal?

2)Bagaimanakah tingkat keterbacaan buku teks Panduan Belajar Bahasa dan Sastra

Indonesia untuk SMA dan MA kelas X terbitan Esis yang meliputi uraian materi,teks bacaan, instruksi soal, dan instrumen soal?

3)Bagaimanakah tingkat keterbacaan buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik kelas X terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2013 yang meliputi uraian materi,teks bacaan, instruksi soal, dan instrumen soal?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan di atas, tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui:

1. keterbacaan uraian materi, teks bacaan, instruksi soal, dan instrumen soal pada buku teks bahasa Indonesia kelas X terbitan Erlangga dengan menggunakan grafik Fry, teknik tes klos, grafik Raygor, dan judgment expert sebagai formula alat uji keterbacaan.

2. keterbacaan uraian materi, teks bacaan, instruksi soal, dan instrumen soal pada buku teks bahasa indonesia kelas X terbitan Esis dengan menggunakan grafik Fry,

(16)

Setyani Pratiwi, 2014

Keterbacaan Buku Teks Bahasa Indonesia Untuk SMA Kelas X Terbitan Erlangga, Esis, Dan Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. keterbacaan uraian materi, teks bacaan, instruksi soal, dan instrumen soal pada buku teks bahasa indonesia kelas X terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2013 dengan menggunakan grafik Fry, teknik tes klose, grafik Raygor, dan judgment expert sebagai formula alat uji keterbacaan.

1.5Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Bagi peneliti

Dari hasil penulisan laporan penelitian berupa skripsi ini, peneliti banyak mendapatkan manfaat terutama mengenai teori keterbacaan dan berbagai macam cara untuk menganalisis keterbacaan pada buku teks Bahasa Indonesia, selain itu peneliti lebih paham mengenai kriteria buku teks yang layak digunakan untuk pegangan dalam mengajar di kelas.

b. Bagi guru

Penelitian yang peneliti lakukan diharapkan dapat bermanfaat bagi para pendidik untuk mengenal dan memahami tingkat keterbacaan suatu wacana pada buku teks dan memahami tingkat keterbacaan pada siswa, agar dapat memilih buku teks yang berkualitas dan sesuai dengan anak didik.

c. Bagi siswa

Dengan mengetahui tingkat keterbacaan buku teks, di harapkan siswa tidak akan kesulitan memahami isi yang ada di dalamnya, serta dapat menumbuhkan motivasi dan minat membaca pada siswa.

(17)

Setyani Pratiwi, 2014

Keterbacaan Buku Teks Bahasa Indonesia Untuk SMA Kelas X Terbitan Erlangga, Esis, Dan Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasil penelitian ini dapat di manfaatkan oleh pihak sekolah sebagai bahan kajian dalam memilih buku teks Bahasa Indonesia yang berkualitas yang akan digunakan sebagai materi ajar di kelas.

1.6Anggapan Dasar

Anggapan dasar penelitian ini adalah sebagai berikut ini;

1) buku teks adalah buku acuan wajib untuk di gunakan di sekolah (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 2 Tahun 2008 Pasal 1 Ayat 3)

2) semakin tinggi tingkat keterbacaan buku teks, semakin mudah buku teks tersebut dipahami oleh siswa.

3) semakin rendah tingkat keterbacaan buku teks, semakin sukar buku teks tersebut dipahami oleh siswa.

1.7Definisi Operasional

Definisi acuan yang diterapkan dalam konsep penelitian ini adalah keterbacaan wacana, buku teks, grafik Fry, grafik Raygor dan tes klose. Berikut uraian mengenai definisi operasional dalam penelitian ini.

1) Keterbacaan wacana menurut Harjasujana dan Yeti Mulyati (1997: 106) adalah istilah dalam bidang pengajaran membaca yang memperhatikan tingkat kesulitan materi yang sepantasnya dibaca seseorang. Keterbacaan merupakan ahli bahsa readibility. Bentuk readability merupakan kata turunan yang dibentuk oleh bentk dasar “readable” „dapat dibaca‟ atau “terbaca”. Konfiks ke-an dalam bentuk keterbacaan mengandung arti “hal yang berkenaan” dengan apa yang disebut dalam bentuk dasarnya. Oleh karena itu, kita dapat mendefinisikan “keterbacaan” sebagai hal ihwal terbaca tidaknya suatu bahan bacaan tertentu oleh pembacanya. Dalam penelitian akan dianalisis keterbacaan yang meliputi wacana uraian materi,

(18)

Setyani Pratiwi, 2014

Keterbacaan Buku Teks Bahasa Indonesia Untuk SMA Kelas X Terbitan Erlangga, Esis, Dan Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Indonesia terbitan Erlangga, Esis, dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2013.

2) Alat ukur keterbacaan Fry merupakan formula untuk menentukan tingkat wacana yang mempertimbangkan panjang pendeknya kata dan tingkat kesulitan kata yang ditandai oleh jumlah suku kata yang membentuk setiap kalimat. Dalam penelitian ini formula keterbacaan grafik Fry akan digunakan untuk mengukur tingkat

keterbacaan buku teks pada mata pelajaran bahasa Indonesia.

3) Formula keterbacaan Raygor diperkenalkan oleh Alton Raygor, yang selanjutnya grafik ini disebut grafik Raygor. Formula ini tampaknya mendekati kecocokan untuk bahasa-bahasa yang menggunakan huruf latin. Grafik Raygor tampak terbalik jika dibandingkan dengan Grafik Fry. Namun, kedua formula keterbacaan tersebut sesungguhnya mempunyai prinsip-prinsip yang mirip.

4) Teknik Tes Klose (Cloze test) merupakan metode penangkapan pesan dari sumbernya (penulis atau pembicara), mengubah pola bahasa dengan jalan melesapkan bagian-bagiannya, dan menyampaikannya kepada si penerima (pembaca atau penyimak), sehingga mereka berupaya untuk menyempurnakan kembali pola-pola keseluruhan yang menghasilkan sejumlah unit kerumpangan yang dapat dipertimbangkan. Taylor (Sulistyorini, 2006) menggambarkan teknik isian rumpang sebagai metode yang dipergunakan untuk melatih daya tangkap pembaca/penyimak terhadap pesan atau maksud penulis/pembicara dengan jalan menyajikan wacana yang tidak utuh (merumpangkan bagian-bagiannya), para pembaca/penyimak harus mampu mengolahnya menjadi sebuah pola yang utuh seperti wujudnya semula. Dalam penelitian ini formula teknik tes klose akan digunakan untuk mengukur tingkat keterbacaan buku teks mata pelajaran bahasa

Indonesia.

5) Buku Teks adalah buku yang digunakan di sekolah sebagai pegangan guru dan

(19)

Setyani Pratiwi, 2014

Keterbacaan Buku Teks Bahasa Indonesia Untuk SMA Kelas X Terbitan Erlangga, Esis, Dan Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(20)

Setyani Pratiwi, 2014

Keterbacaan Buku Teks Bahasa Indonesia Untuk SMA Kelas X Terbitan Erlangga, Esis, Dan Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1Metode Penelitian

Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2012: 3).

metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif.

Adapun penggunaan metode penelitian deskriptif kualitatif dalam penelitian ini akan digunakan untuk mendeskripsikan:

a. keterbacaan uraian materi, teks bacaan, instruksi soal, dan instrumen soal dalam Buku Teks Bahasa Indonesia kelas X terbitan Erlangga dilihat dengan menggunakan grafik Fry, teknik tes klos, grafik Raygor, dan judgment expert sebagai formula alat uji keterbacaan.

b. keterbacaan uraian materi, teks bacaan, instruksi soal, dan instrumen soal. dalam buku teks bahasa dan sastra Indonesia kelas X terbitan Esis dilihat dengan menggunakan grafik Fry, teknik tes klos, grafik Raygor, dan judgment expert sebagai formula alat uji keterbacaan.

c. keterbacaan uraian materi, teks bacaan, instruksi soal, dan instrumen soal dalam buku teks bahasa Indonesia kelas X terbitan Kementerian Kebudayaan dan Pendidikan Republik Indonesia 2013 dilihat dengan menggunakan grafik Fry, teknik tes klos, grafik Raygor, dan judgment expert sebagai formula alat uji keterbacaan.

Dengan menggunakan metode ini, penulis mengharapkan akan memperoleh

(21)

Setyani Pratiwi, 2014

Keterbacaan Buku Teks Bahasa Indonesia Untuk SMA Kelas X Terbitan Erlangga, Esis, Dan Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang akan diujikan ke tiga Sekolah Menengah Atas di kota Bandung. Data yang dihasilkan berupa deskripsi atau dalam bentuk pemaparan hasil penelitian.

3.2 Sumber Data Penelitian

Sumber data penelitian ini berasal dari teks wacana buku teks bahasa Indonesia, yaitu Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik kelas X terbitan

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2013, Panduan Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia terbitan Esis dan Kompeten Berbahasa

Indonesia terbitan Erlangga.

Ketiga buku ini dijadikan sampel penelitian, karena berdasarkan observasi yang peneliti lakukan ke sekolah-sekolah dan Dinas Pendidikan Kota Bandung, ketiga buku ini merupakan buku yang banyak digunakan di jenjang Sekolah Menengah Atas di berbagai daerah. Setelah teks-teks wacana tersebut terkumpul, penulis memilih dan menyeleksi beberapa teks yang layak untuk digunakan dalam uji keterbacaan wacana. Layak atau tidaknya ditentukan oleh keterbacaan dan kesesuaian isi teks tersebut untuk siswa jenjang SMA. Berikut ini adalah daftar teks bacaan hasil temuan yang akan digunakan dalam uji keterbacaan wacana buku teks Bahasa Indonesia kelas X jenjang SMA yang akan di uji tingkat keterbacaannya menggunakan grafik Fry, grafik Raygor, teknik tes klos, dan judgment expert.

Tabel 3.1

Teks Wacana Buku Teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik kelas X, Terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2013.

No Tema Pelajaran Judul Teks

(22)

Setyani Pratiwi, 2014

Keterbacaan Buku Teks Bahasa Indonesia Untuk SMA Kelas X Terbitan Erlangga, Esis, Dan Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1.

GEMAR MENEROKA ALAM SEMESTA

PELAJARAN 1

Pemodelan Teks Hasil Observasi

Makhluk di

Pemodelan Teks Hasil Observasi

Intruksi Soal

Pemodelan Teks Hasil Observasi

Sistem

Pemodelan Teks Hasil Observasi Harimau

5.

GEMAR MENEROKA ALAM SEMESTA

PELAJARAN 1

Kerjasama Membangun Teks Laporan Hasil Observasi

(23)

Setyani Pratiwi, 2014

Keterbacaan Buku Teks Bahasa Indonesia Untuk SMA Kelas X Terbitan Erlangga, Esis, Dan Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAIK

Pemodelan Teks Eksposisi Instrumen Soal

(24)

Setyani Pratiwi, 2014

Keterbacaan Buku Teks Bahasa Indonesia Untuk SMA Kelas X Terbitan Erlangga, Esis, Dan Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAIK

Permodelan Teks Anekdot Puntung Rokok

18

Tabel 3.2 Teks Wacana Buku Teks Panduan Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia kelas X Terbitan Esis.

No. Tema Bab Judul Teks

1. NASIONALISME BAB I

Mendengarkan dan

(25)

Setyani Pratiwi, 2014

Keterbacaan Buku Teks Bahasa Indonesia Untuk SMA Kelas X Terbitan Erlangga, Esis, Dan Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Elektronik.

2. NASIONALISME BAB I

Menanggapi Isi Berita dengan Mengajukan Pertanyaan-Pertanyaan Kritis

3. NASIONALISME BAB I

Memperkenalkan Diri dan Orang Lain dalam Forum Resmi

4. NASIONALISME BAB I

Menyimak Rekaman

Perkanalan Diri

Narasumber

5. NASIONALISME BAB I

Menulis Puisi Lama dengan Memperhatikan Bait

6. NASIONALISME BAB I Memahami Isi Pantun dan

Syair

7. KESELAMATAN BAB II

Mengidentifikasi Opini Penulis dalam Artikel Surat Kabar

8. KESELAMATAN BAB II Menemukan Ide Pokok

Teks Nonsastra

9. KESELAMATAN BAB II

Menemukan Ide Pokok dengan Membaca Cepat Teks Nonsastra 250 Kata Per Menit

(26)

Setyani Pratiwi, 2014

Keterbacaan Buku Teks Bahasa Indonesia Untuk SMA Kelas X Terbitan Erlangga, Esis, Dan Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Rima

11. UJI

KOMPETENSI BAB I DAN BAB II Uji Kompetensi

12. KESEHATAN BAB III

Menulis Gagasan dengan Menggunakan Pola Urutan Waktu dan Tempat dalam Bentuk Paragraf Naratif

13. KESEHATAN BAB III

Mengidentifikasi Ciri-Ciri Instruktur dan Struktur Prosa Naratif

14. KESEHATAN BAB III

Mengidentifikasi Unsur (Intrinsik dan Ekstrinsik) Suatu Cerita yang disampaikan secara

Langsung atau Melalui Rekaman

15. LINGKUNGAN BAB IV

Membedakan Kalimat Fakta dan Pendapat pada Suatu Artikel Surat Kabar

16.

UJI

KOMPETENSI KOMULATIF

(27)

Setyani Pratiwi, 2014

Keterbacaan Buku Teks Bahasa Indonesia Untuk SMA Kelas X Terbitan Erlangga, Esis, Dan Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

19. PERINDUSTRIAN BAB IX Pertumbuhan Ekonomi

Asia Melemah

20. TOKOH IDOLA BAB X

Merangkum Seluruh Informasi Teks Buku ke dalam Beberapa Kalimat

dengan Membaca dengan Predikat Kata Kerja Transitif dari teks Buku

Tabel 3.3 Teks Wacana Buku Teks Kompeten Berbahasa Indonesia kelas X Terbitan Erlangga

(28)

Setyani Pratiwi, 2014

Keterbacaan Buku Teks Bahasa Indonesia Untuk SMA Kelas X Terbitan Erlangga, Esis, Dan Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. MENJAGA

Lengkeng: Buah Pembawa Untung

Instrumen Soal Membaca Ekstensif

Membaca Ekstensif Teks Nonsastra dari Berbagai Sumber

(29)

Setyani Pratiwi, 2014

Keterbacaan Buku Teks Bahasa Indonesia Untuk SMA Kelas X Terbitan Erlangga, Esis, Dan Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tanggapan

(30)

Setyani Pratiwi, 2014

Keterbacaan Buku Teks Bahasa Indonesia Untuk SMA Kelas X Terbitan Erlangga, Esis, Dan Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia 2013

(31)

Setyani Pratiwi, 2014

Keterbacaan Buku Teks Bahasa Indonesia Untuk SMA Kelas X Terbitan Erlangga, Esis, Dan Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.3 Teknik Penelitian

Teknik penelitian dalam penelitian ini meliputi dua aspek, yaitu teknik pengumpulan data dan teknik pengolahan data. Adapun penjelasannya sebagai berikut.

3.3.1 Teknik Pengumpulan Data Penelitian

Teknik yang digunakan penulis dalam memperoleh data yaitu dengan

menggunakan teknik observasi. Dalam hal ini, teknik observasi dilakukan dengan cara melakukan penelitian ke Dinas Pendidikan Kota Bandung, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dan sekolah-sekolah untuk mengetahui Buku Teks Bahasa Indonesia apa yang sering digunakan untuk pembelajaran di kelas. Buku teks merupakan buku yang di pakai sebagai sumber belajar di kelas, karena itu buku teks memiliki peranan yang sangat penting. Peneliti juga mengobservasi buku-buku terbitan mana saja yang sering digunakan di sekolah-sekolah. Berikut ini adalah daftar hasil temuan Buku Teks Bahasa Indonesia yang digunakan di berbagai sekolah.

Tabel 3.4 Penggunaan Buku Teks Di Berbagai Sekolah Menengah Atas

No. Buku Teks yang Digunakan Sekolah Menengah Atas

1. Erlangga SMAN 2 Bandung

2. Erlangga SMAN 1 Bandung

3. Erlangga SMA Margaasih Bandung

4. Erlangga SMAN 1 Ciledug Kab.

Cirebon

5. Erlangga SMAN 1 Astanajapura Kab.

Cirebon

(32)

Setyani Pratiwi, 2014

Keterbacaan Buku Teks Bahasa Indonesia Untuk SMA Kelas X Terbitan Erlangga, Esis, Dan Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7. Erlangga SMAN 1 Cirebon

15. Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia 2013

SMAN 2 Bandung

16. Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia 2013

SMAN 16 Bandung

17. Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia 2013

SMAN 22 Bandung

18. Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia 2013

SMAN 19 Bandung

19. Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia 2013

SMAN 17 Bandung

20. Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia 2013

SMAN 13 Bandung

21. Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia 2013

SMAN 10 Bandung

(33)

Setyani Pratiwi, 2014

Keterbacaan Buku Teks Bahasa Indonesia Untuk SMA Kelas X Terbitan Erlangga, Esis, Dan Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kebudayaan Republik Indonesia 2013

23. Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia 2013

SMAN 21 Bandung

24. Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia 2013

SMAN 1 Bandung

25. Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia 2013

SMAN 4 Bandung

26. Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia 2013

SMAN 5 Bandung

27. Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia 2013

SMAN 20 Bandung

28. Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia 2013

SMAN 23 Bandung

29. Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia 2013

SMAN 25 Bandung

30. Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia 2013

SMAN 3 Bandung

31. Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia 2013

SMAN 6 Bandung

32. Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia 2013

SMAN 8 Bandung

33. Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia 2013

SMAN 9 Bandung

34. Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia 2013

SMAN 24 Bandung

(34)

Setyani Pratiwi, 2014

Keterbacaan Buku Teks Bahasa Indonesia Untuk SMA Kelas X Terbitan Erlangga, Esis, Dan Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kebudayaan Republik Indonesia 2013 Bandung

36. Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia 2013

SMAN ANGKASA Bandung

Sumber : Dinas Provinsi Kota Bandung

3.3.2 Teknik Analisisi Data Penelitian

Prosedur teknik analisis data yang akan dilakukan dalam penelitian ini, akan diuraikan sebagai berikut:

1. Melakukan observasi awal. Pada observasi awal ini penelitian akan dilakukan dengan cara melakukan penelitian ke Dinas Pendidikan Kota Bandung, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dan berbagai sekolah mengenai penggunaan buku teks yang banyak digunakan di sekolah sebagai objek penelitian.

2. Mengumpulkan berbagai macam buku teks bahasa Indonesia yang sering digunakan di sekolah Sekolah Menengah Atas untuk jenjang kelas X.

3. Mengumpulkan wacana uraian materi, teks bacaan, instruksi soal, dan instrumen soal yang dipilih sebagai sampel penelitian yang ada di dalam buku teks mata pelajaran bahasa Indonesia kelas X.

4. Analisis data, dilakukan melalui beberapa tahap sebagai berikut: a. Tahap analisis keterbacaan wacana berdasarkan formula Fry

(35)

Setyani Pratiwi, 2014

Keterbacaan Buku Teks Bahasa Indonesia Untuk SMA Kelas X Terbitan Erlangga, Esis, Dan Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1 Grafik Fry

Dibagian atas grafik terdapat deretan angka-angka seperti 108, 112, 116, dan seterusnya. Angka-angka tersebut menunjukkan data jumlah suku kata per seratus perkataan.Yakni, jumlah kata dari wacana sampel yang dijadikan sampel pengukuran keterbacaan wacana. Kemudian angka-angka yang tertera disamping kiri grafik seperti 2.0, 2.5, 3.0, dst menunjukkan data rata-rata jumlah kalimat per seratus kata. Angka-angka yang berderet ditengah grafik tersebut merupakan perkiraan peringkat keterbacaan wacana yang diukur.Daerah yang diarsir pada grafik merupakan wilayah invalid.Dalam wilayah tersebut tidak memiliki peringkat baca untuk peringkat manapun.

Petunjuk penggunaan grafik Fry (1977) Langkah 1

Pilih penggalan yang representatif dari wacana yang hendak diukur tingkat keterbacaannya dengan mengambil 100 buah perkataan. Yang dimaksud

(36)

Setyani Pratiwi, 2014

Keterbacaan Buku Teks Bahasa Indonesia Untuk SMA Kelas X Terbitan Erlangga, Esis, Dan Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bacaan. Maka wacana yg diselingi gambar-gambar, table, angka, atau rumus dipandang tidak representative untuk dijadikan sampel wacana.

Langkah 2

Hitunglah jumlah kalimat dari seratus buah perkataan hingga perpuluhan terdekat. Dalam sebuah wacana ketika diambil 100 buah perkataan, pastikan ada sisa. Sisa kata yang termasuk dalam hitungan seratus itu diperhitungkan dalam bentuk

desimal (perpuluhan). Langkah 3

Hitunglah jumlah suku kata dari wacana sampel yang 100 buah perkataan. Untuk jumlah suku kata dalam grafik Fry, penelitian seharusnya digunakan untuk wacana bahasa inggris. Padahal struktur bahasa inggris berbeda jauh dengan bahasa Indonesia, terutama dalam hal suku katanya. Berdasarkan kenyataan tersebut, tidak akan pernah didapati wacana dalam bahasa Indonesia cocok untuk peringkat kelas di dalam grafik Fry. Oleh karena itu di tambah 1 langkah lagi yaitu dengan mengkalikan jumlah suku kata dengan angka 0.6

Langkah 4

Perhatikan grafik Fry.Kemudian data yang kita peroleh dari langkah 1 dan 2 kita plotkan ke dalam grafik untuk mencari titik temunya. Pertemuan antara baris vertikal dan horizontal menunjukkan tingkat-tingkat kelas pembaca.

Langkah 5

Tingkat keterbacaan ini bersifat perkiraan. Oleh karena itu, peringkat keterbacaan wacana sebaiknya ditambah 1 tingkat dan dikurangi 1 tingkat. Misalnya apabila diketahui titik temunya adalah 7,maka tingkat keterbacaan yang cocok untuk peringkat 6, 7, 8.

b. Tahap analisis keterbacaan wacana berdasarkan formula grafik Raygor

Formula keterbacaan Raygor diperkenalkan oleh Alton Raygor, yang

(37)

Setyani Pratiwi, 2014

Keterbacaan Buku Teks Bahasa Indonesia Untuk SMA Kelas X Terbitan Erlangga, Esis, Dan Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kecocokan untuk bahasa-bahasa yang menggunakan huruf latin. Grafik Raygor tampak terbalik jika dibandingkan dengan grafik Fry. Namun, kedua formula keterbacaan tersebut sesungguhnya mempunyai prinsip-prinsip yang mirip.

Gambar 3.2 Grafik Raygor

Petunjuk penggunaan Grafik Raygor : Langkah 1

Mengitung 100 buah perkataan dari wacana yang hendak diukur tingkat keterbacaannya sebagai sampel.Deretan angka tidak dipertimbangkan sebagai kata.Oleh karenanya, angka-angka tidak dihitung ke dalam perhitungan 100 buah kata.

Langkah 2

(38)

Setyani Pratiwi, 2014

Keterbacaan Buku Teks Bahasa Indonesia Untuk SMA Kelas X Terbitan Erlangga, Esis, Dan Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Langkah 3

Menghitung jumlah kata-kata sulit, yakni kata-kata yang dibentuk oleh 6 huruf atau lebih.Kriteria tingkat kesulitan sebuah kata di sini didasari ileh panjang-pendeknya kata, bukan oleh unsur semantisnya.Kata-kata yang tergolong ke dalam kategori sulit itu adalah kata-kata yang terdiri atas enam atau lebih huruf.Kata-kata yang jumlah hurufnya kurang dari enam, tidak digolongkan ke dalam kata sulit.

Langkah 4

Hasil yang diperoleh dari langkah dua dan tiga itu dapat diplotkan ke dalam grafik Raygor untuk menentukan peringkat keterbacaan wacananya.

c. Tahap analisis keterbacaan wacana berdasarkan teknik tes klos (Cloze Test) Hornby dalam (Suherli: 2008) menjelaskan klos test, yang diperkenalkan oleh Wilson L. Taylor pada tahun 1953, adalah sejenis test dalam bentuk wacana dengan sejumlah kata yang dikosongkan (rumpang) dan pengisi test diminta mengisi kata-kata yang sesuai di tempat yang dikosongkan itu.Lebih lanjut Oller, dalam (Suherli: 2008) menambahkan bahwa kata “klos” itu bermakna proses penutupan sementara (Disebut dengan penutupan sementara karena sejumlah kata dalam wacana itu dihilangkan atau ditutup secara sistematis untuk diisi dengan cara menerka berdasarkan konteks isi wacana itu. Kebenaran isi jawaban akan dilihat dari nakah asli wacana tersebut. Klos test yang kemudian juga dipakai untuk menguji pemahaman membaca (reading comprehension), pada awalnya dibuat untuk menguji keterbacaan. Melalui test ini dapat diketahui kesulitan calon pengguna dalam mengisi kata-kata yang dikosongkan (rumpang) secara teratur dalam suatu uraian. Semakin dekat jarak kata yang dikosongkan, mungkin semakin sulit mengerjakan soal itu dan sebaliknya. Kata yang dibuang (dikosongkan) itu biasanya setiap kata yang kelima,

keenam atau yang ketujuh. Karena kata yang dipilih mungkin saja kata yang maknanya sama (sinonim) dengan kata aslinya, maka sinonim kata itu dapat juga

(39)

Setyani Pratiwi, 2014

Keterbacaan Buku Teks Bahasa Indonesia Untuk SMA Kelas X Terbitan Erlangga, Esis, Dan Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

persis sama dengan kata aslinya (kata yang dibuang) maka huruf awal kata itu dituliskan dan huruf-huruf berikutnya dikosongkan. Semakin sedikit kesalahan yang dibuat oleh pengisi test, berarti semakin tinggi tingkat keterbacaan naskah tersebut dan sebaliknya, semakin banyak kesalahan yang dibuat berarti semakin rendah tingkat keterbacaannya.

Prosedur yang ditempuh dalam menggunakan test ini ialah sebagai berikut:

langkah 1

Memilih teks wacana yang akan di jadikan sampel.

Langkah 2

Menghindari uraian yang banyak menggunakan nama diri, seperti nama

orang dan nama tempat. Langkah 3

a. Menyalin kembali masing-masing uraian tersebut dengan ketentuan: Memberikan judul untuk masing-masing uraian untuk memberikan gambaran umum tentang isi uraian teks wacana yang akan di ujikan,

b. Menulis kembali kalimat pertama masing-masing uraian secara utuh untuk memberikan gambaran isi uraian lebih spesifik dan dapat dimengerti.

c. Untuk kalimat-kalimat berikutnya, membuang setiap kata ke enam secara teratur.Hal ini disesuaikan dengan jenjang Sekolah Menengah Atas.

d. Menuliskan kalimat terakhir masing-masing uraian secara utuh untuk memberikan gambaran tentang isi uraian teks wacana yang diujikan secara lebih lengkap. langkah 4

Memilih secara acak 3 Sekolah Menengah Atas yang akan di jadikan sampel penelitian.

Dalam teknik tes klos kata yang dikosongkan diisi hanya dengan satu kata yang dianggap paling sesuai dengan maksud kalimat dan uraian,

(40)

Setyani Pratiwi, 2014

Keterbacaan Buku Teks Bahasa Indonesia Untuk SMA Kelas X Terbitan Erlangga, Esis, Dan Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diisikan pada test itu. Hasil dengan menggunakan tes klos ini dapat dikategorikan sebagai berikut.

Jumlah kata yang benar dan tingkat kesulitan dalam teknik tes klos :

a. > 50 % “Mudah” (independen level) dalam arti pembaca mengerti isi bacaan. b. >35%-50% “Agak Sukar” (instrucsional level) dalam arti pembaca memerlukan

bantuan untuk mengerti isi bacaan.

c. <35 % - 35 % “Sangat Sukar”( frustasi level) , dalam arti pembaca tidak dapat memahami isi bacaan.

Langkah 5

Mengolah dan mengkaji hasil analisis data dari grafik Fry, grafik Raygor serta teknik tes klos.

Langkah 6

Membandingkan seberapa tinggi atau rendahkan keterbacaan wacana yang ada di dalam Buku Teks mata pelajaran bahasa Indonesia.

Langkah 7

Menyimpulkan hasil analisis data.

d. Tahap analisis keterbacaan wacana berdasarkan teknik Judgment Expert

Judgment expert bisa dikatakan juga sebagai penilain atau pendapat ahli di

bidangnya. Untuk melakukan judgment expert, peneliti mencari beberapa ahli yang sangat paham mengenai tingkat keterbacaan suatu teks atau wacana, yang kemudian akan dinilai berdasarkan instrumen yang peneliti berikan sebagai acuan penilaian.

3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan peneliti dalam proses pengumpulan data yang akan dianalisis, adalah keterbacaan wacana uraian materi, teks bacaan, instruksi

soal, dan instrumen soal yang ada di dalam buku teks mata pelajaran bahasa Indonesia berdasarkan formula grafik Fry, formula grafik Raygor, teknik tes klos dan

(41)

Setyani Pratiwi, 2014

Keterbacaan Buku Teks Bahasa Indonesia Untuk SMA Kelas X Terbitan Erlangga, Esis, Dan Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

instrumen untuk menganalisis tingkat keterbacaan wacana yang ada pada buku teks. Adapun yang akan dianalisis adalah sampel wacana berdasarkan uraian materi, teks bacaan, instruksi soal, serta instrumen soal yang ada di dalam buku teks-buku teks bahasa Indonesia yang banyak digunakan di Sekolah Menengah Atas.

3.4.1 Instrumen Pengumpulan Data Penelitian

Instrumen pengumpulan data penelitian yang digunakan peneliti dalam proses

pengumpulan data yang akan dianalisis, yakni sebagai berikut:

1) Wacana uraian materi, teks bacaan, instruksi soal, dan instrumen soal pada Buku Teks Bahasa Indonesia kelas X Terbitan Erlangga.

2) Wacana uraian materi, teks bacaan, instruksi soal, dan instrumen soal pada Buku Teks Bahasa Indonesia kelas X Terbitan Esis.

3) Wacana uraian materi, teks bacaan, instruksi soal, dan instrumen soal pada Buku Teks Bahasa Indonesia kelas X Terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2013.

3.4.2 Instrumen Pengolahan Data Penelitian

(42)

Setyani Pratiwi, 2014

Keterbacaan Buku Teks Bahasa Indonesia Untuk SMA Kelas X Terbitan Erlangga, Esis, Dan Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian analisis keterbacaan wacana pada buku teks Kompeten Berbahasa Indonesia untuk SMA kelas X terbitan Erlangga, teks

Panduan Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA dan MA kelas X terbitan Esis, buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik kelas X terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2013 dengan menggunakan grafik Fry, Raygor, teknik tes klos, dan judgment expert dapat disimpulkan sebagai berikut:

1) Buku teks bahasa Indonesia terbitan Erlangga berdasarkan grafik Fry terdapat 12 teks yang tidak terdapat pada kelas manapun karena tidak ada titik temu antara jumlah kata dan jumlah kalimat, maka dapat disimpulkan teks-teks tersebut memiliki tingkat keterbacaan yang rendah dan tidak cocok untuk siswa SMA kelas X, berdasarkan grafik Raygor wacana-wacana tersebut tergolong mudah dipahami namun tidak cocok untuk SMA kelas X, berdasarkan tes klos teks-teks tersebut berada pada kriteria

“independen level” yang berarti dapat dipahami oleh siswa SMA kelas X, sedangkan berdasarkan judgment expert teks-teks tersebut memiliki tingkat keterbacaan pada level 3 (cukup) untuk siswa SMA kelas X.

2) Buku teks bahasa Indonesia terbitan Esis berdasarkan grafik Fry jatuh pada titik kelas X, yang berarti teks-teks tersebut cocok untuk digunakan untuk siswa SMA kelas X, Berdasarkan grafik Raygor teks-teks tersebut

jatuh pada titik kelas X yang berarti sesuai dengan hasil grafik Fry, berdasarkan tes klos teks-teks tersebut berada pada kriteria “instrucsional

(43)

Setyani Pratiwi, 2014

Keterbacaan Buku Teks Bahasa Indonesia Untuk SMA Kelas X Terbitan Erlangga, Esis, Dan Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sedangkan berdasarkan judgment expert jatuh pada skor 3 (cukup) untuk SMA kelas X.

3) Buku teks bahasa Indonesia terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2013 berdasarkan grafik Fry jatuh di titik kelas VI, dengan begitu teks-teks tersebut tidak cocok untu SMA kelas X, berdasarkan grafik Raygor rata-rata teks tidak terdapat titik temu antara

jumlah kata sulit dan jumlah kalimat, yang berarti teks-teks tersebut tidak cocok untuk kelas manapun dan juga tidak cocok untuk SMA kelas X. berdasarkan tes klos teks-teks tersebut berada pada kriteria “frustasi level” yang berarti memiliki keterbacaan yang sangat sukar untuk siswa SMA kelas X, sedangkan berdasarkan judgment expert teks-teks tersebut jatuh pada skor 3 (cukup) untuk SMA kelas X.

5.2Saran

Berdasarkan hasil penelitian analisis keterbacaan wacana pada buku teks Kompeten Berbahasa Indonesia untuk SMA kelas X terbitan Erlangga, teks Panduan Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA dan MA kelas X terbitan Esis, buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik kelas X terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2013 dengan menggunakan grafik Fry, Raygor, teknik tes klos, dan judgment expert peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut:

1) Bagi guru di sekolah, diharapkan dapat selektif dalam memilih buku teks bahasa Indonesia yang akan digunakan untuk proses pembelajaran. Dengan adanya penelitian ini peneliti juga berharap guru-guru mampu

mempelajari cara mengukur tingkat keterbacaan pada sebuah teks wacana. 2) Bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian mengenai keterbacaan

buku teks, peneliti berharap agar penelitian tingkat keterbacaan ditindak lanjuti dengan baik agar setiap buku yang dipakai di sekolah-sekolah

(44)

Setyani Pratiwi, 2014

Keterbacaan Buku Teks Bahasa Indonesia Untuk SMA Kelas X Terbitan Erlangga, Esis, Dan Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar

grafik Fry, teknik tes klos, grafik Raygor, dan judgment expert sebagai formula
Tabel 3.2 Teks Wacana Buku Teks Panduan Belajar Bahasa dan Sastra
Tabel 3.3 Teks Wacana Buku Teks Kompeten Berbahasa Indonesia kelas X
Tabel 3.4 Penggunaan Buku Teks
+2

Referensi

Dokumen terkait

Untuk itu guru perlu menyediakan sumber belajar yang khusus dibuat untuk suatu materi tertentu yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik agar peserta didik lebih

PENGARUH TEKNIK SCRAMBLE TERHADAP KEMAMPUAN MENENTUKAN IDE POKOK DAN MEMPARAFRASE DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Berdasarkan pembahasan, ternyata faktor-faktor tersebut tidak mempengaruhi secara nyata, hal ini disebabkan karena faktor pribadi dari tenaga penjual lebih besar pengaruhnya

Although many types of energy sources are used, but the main source of electrical energy supply Indonesia still rely on fossil fuels are limited and we also have

Ngasem sebagai pasar burung tradisional yang sudah mendunia/ dalam hitungan hari bakal tinggal kenangan // Tanggal 22 April mendatang / pedagangnya boyongan menuju lokasi baru

Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan suatu konsep atau tindakan yang dilakukan oleh perusahaan sebagai rasa tanggung jawab perusahaan terhadap sosial

Pengaruh Repsepsi Siswa Tentang Layanan Akademik Dan Administrasi Terhadap Prestasi Belajar Siswa Program Keahlian TGB SMKN 2 Garut.. Universitas Pendidikan Indonesia

Model yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kombinasi (mixed methods) dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filasafat pragmatisme