EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
COOPERATIVE LEARNING METODE DISKUSI TEKNIK NUMBERED
HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP PENINGKATAN HASIL
BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI
(Studi Eksperimen pada kelas X di MA Yasyfiy Bandung)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Ekonomi
Oleh
INA PURWANTI EKA
060579
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
LEMBAR PENGESAHAN
EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING METODE DISKUSI TEKNIK NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN
EKONOMI
(Studi Eksperimen pada kelas X di MA Yasyfiy Bandung)
Skripsi ini disetujui oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. H. Yayat Achdiat, M.Pd Siti Parhah, S.Pd.,M.SE
NIP. 195112161978031001 19800907 200912 2003
Mengetahui,
Ketua Program Pendidikan Ekonomi
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Efektivitas Penerapan
Model Pembelajaran Cooperative Learning Metode Diskusi Teknik Numbered Heads
Together (NHT) Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
Ekonomi (Studi eksperimen pada kelas X di MA Yasyfiy Bandung) ini sepenuhnya karya
saya sendiri. Tidak ada bagian didalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan
saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai etika
keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.
Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya
apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini,
atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, Juni 2013
Yang membuat pernyataan,
LEARNING METODE DISKUSI TEKNIK NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN
EKONOMI
(Studi Eksperimen pada kelas X di MA Yasyfiy Bandung)
Oleh :
Ina Purwanti Eka
060579
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh model pembelajaran Cooperative Learning terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Penelitian dilaksanakan di Madrasah Aliyah Yasyfiy Bandung dengan populasi penelitian seluruh siswa kelas X, jumlah sampel 44 siswa yang terdiri dari 22 siswa kelas eksperimen dan 22 siswa kelas kontrol dengan menggunakan metode penelitian eksperimen . Analisis data yang digunakan adalah pengujian hipotesis beda dua rata-rata.
Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara siswa yang menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning metode diskusi Teknik Numbered Heads Together dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Studi Ini berimplikasi bahwa model pembelajaran Cooperative Learning metode diskusi teknik NHT dapat digunakan sebagai salah satu pilihan dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
DAFTAR ISI
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB 1 PENDAHULUAN ………... 1
1.1 Latar Belakang ………. 1
1.2 Rumusan Masalah ………... 6
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ………... 7
A. Tujuan Penelitian ………... 7
B. Manfaat ..…………... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……… 10
2.1 Konsep Belajar ………... 10
2.2 Model Pembelajaran ……… 12
2.2.1 Model Pembelajaran Cooperative Learning ………... 16
2.2.1.1 Landasan Teori Model Pembelajaran Kooperatif ………... 17
a. Teori Perkembangan Kognitif Piaget ………... 18
b. Teori Belajar Konstruktivisme ……….. 19
c. Teori Vygotsky ……….... 20
2.2.1.2 Unsur-Unsur Dalam Pembelajaran Kooperatif ……… 21
2.2.1.3 Tujuan Pembelajaran Kooperatif ………... 21
2.2.1.4 Langkah-Langkah Dalam Pembelajaran Kooperatif ……... 21
2.4.1 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Metode
Diskusi Teknik NHT Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa
………...… ..…….
30
2.5 Kerangka Pemikiran ………... 32
2.6 Hipotesis ………... 35
b. Uji Reliabilitas Instrumen ……… 43
c. Uji Tingkat Kesukaran ………... 44
d. Daya Pembeda ………... 45
1. Teknik Analisis Data ……….. 46
A. Uji Normalitas ………... 46
C. Pengujian Hipotesis ………... 49
A. Pengujian Perbedaan Dua Rata-rata Populasi Tdk Berhubungan ….. 49
B. Pegujian Perbedaan Dua Rata-rata Populasi Berhubungan ………... 52
BAB IV HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN ………... 53
4.1 Hasil Penelitian ………... 53
4.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ……… 53
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu bentuk dari kebudayaan manusia yang
selalu tumbuh dan berkembang. Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kemampuan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.
Mengubah suatu bangsa menjadi bangsa yang terhormat tentulah tidak
mudah, namun bukan hal mustahil jika bangsa tersebut mampu menanamkan
pondasi yang kuat untuk bangsa tersebut. Untuk dapat menanamkan pondasi yang
kuat diperlukan suatu proses pendidikan yang mampu merubah cara pandang
bangsa dari yang konvensional menjadi modern, artinya proses pendidikan harus
mampu menghasilkan output yang memiliki kompetensi unggul dibidangnya.
Untuk mewujudkan hal tersebut, tentunya sistem pendidikan di Indonesia harus
mengalami pembenahan diberbagai unsur yang salah satunya adalah dalam proses
pembelajaran, dimana proses pembelajaran merupakan inti dari berlangsungnya
pendidikan. Dalam proses pembelajaran terdapat berbagai aspek yang terlibat
didalamnya, seperti sarana-prasarana pembelajaran, guru dan siswa yang terlibat
Aspek-aspek yang paling dominan dalam proses pendidikan adalah guru dan
siswa. Kegiatan yang dilakukan guru dan siswa dalam pembelajaran disebut
kegiatan belajar mengajar (KBM) atau proses pembelajaran.
Guru yang merupakan salah satu pelaku dalam proses pendidikan harus
memiliki kemampuan dalam merencanakan dan melaksanakan Kegiatan Belajar
Mengajar (KBM). Kemampuan ini akan menjadi bekal guru dalam melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang pengajar. Karena itu pendidikan
menjadi proses jangka panjang yang memerlukan perencanaan matang yang
meliputi: mengkoordinasikan unsur-unsur tujuan, bahan pembelajaran, kegiatan
belajar mengajar, metode dan alat bantu mengajar (media pembelajaran) serta
penilaian.
Peranan siswa atau peserta didik dalam proses belajar mengajar turut
menentukan keberhasilan dari proses tersebut, sehingga siswa perlu diberikan
motivasi agar tumbuh keinginan yang besar dalam hatinya untuk terlibat langsung
dalam proses belajar mengajar agar memperoleh hasil sesuai dengan harapan.
Rendahnya keinginan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
menjadi sebuah masalah yang akan menghambat berjalannya proses
pembelajaran, karena jika siswa tidak termotivasi dalam belajar maka mereka
akan kurang memperhatikan dan bahkan acuh tak acuh pada saat belajar, oleh
karena itu rendahnya keinginan belajar siswa harus segera di cari tahu
penyebabnya dan segera ditangani.
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor
3
dalam diri siswa meliputi : sikap siswa, motivasi siswa, rasa percaya diri siswa,
kebiasaan belajar, dan cita-cita atau hobi siswa. Sedangkan faktor dari luar siswa
meliputi : kompetensi guru, sarana dan prasarana, kebijakan penilaian dan
lingkungan sosial.
Kompetensi guru menjadi salah satu faktor yang berpengaruh terhadap
hasil belajar siswa, karena itu menjadi tugas guru untuk menerapkan suatu metode
pembelajaran yang tepat agar mampu menumbuhkan keaktifan siswa dalam
belajar, sehingga hasil belajar yang diharapkan benar-benar dapat dicapai secara
maksimal. Pra penelitian yang dilakukan penulis di Madrasah Aliyah Yasyfiy
Bandung Kelas X, di duga kondisi ini terjadi karena kurangnya keaktifan siswa
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran pada mata pelajaran ekonomi.
Data pra penelitian mengenai hasil belajar siswa dalam mata pelajaran
ekonomi di kelas X MA Yasyfiy Bandung. Dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1.1
Hasil Tes Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X Tahun Ajaran 2011-2012
Kualifikasi
Frekuensi siswa Persentase (%)
X-1
Keterangan :
Sangat baik (A) memiliki nilai 9 sampai dengan 12
Baik (B) memiliki nilai 8 dan 7
Cukup (C) memiliki nilai 6
Kurang (D) memiliki nilai 5 kebawah
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa 13 % siswa kelas X 1 dan 18 %
siswa kelas X 2 mendapatkan hasil tes yang memuaskan. Siswa yang hasilnya
baik ada 23% siswa kelas X 1 dan 23% siswa kelas X 2 , 32 % siswa kelas X 1
dan 27 % siswa kelas X 2 dengan nilai cukup dan 32% siswa kelas X 1 dan 32%
siswa kelas X 2 memperoleh nilai kurang. Jelas dapat dilihat bahwa siswa yang
memperoleh nilai memuaskan dalam pelajaran ekonomi kelas X MA Yasyfiy
Bandung masih tergolong rendah.
Berdasarkan hasil pengamatan, hal ini terjadi karena saat proses
pembelajaran berlangsung, yaitu dalam proses pembelajaran ekonomi masih
kurang mendapat perhatian siswa kepada pelajaran yang sedang dijelaskan guru.
Selain itu, masih kurang keterlibatan siswa dan keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran hal tersebut berakibat pada rendahnya hasil belajar siswa. Berbagai
upaya kearah peningkatan pembelajaran ekonomi terus dilakukan, yaitu dengan
perbaikan terhadap strategi, metode serta tipe pelaksanaan pembelajaran.
Model pembelajaran ekonomi yang diterapkan saat ini oleh sebagian besar
guru lebih cenderung menggunakan model pembelajaran biasa atau konvensional,
yang lebih terfokus pada guru (Astuti, 2000:2). Cara ini tentu akan mengakibatkan
siswa tidak mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran, sehingga kegiatan
5
ini mengakibatkan siswa tidak mampu berfikir tingkat tinggi. Hal ini didukung
oleh Utari (1993 : ii) bahwa sebagian besar guru menyajikan materi kurang
menggali kemampuan siswa untuk bernalar.
Saat ini banyak alternatif metode pembelajaran yang dapat digunakan
untuk meningkatkan keaktifan siswa sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar
siswa. Tentunya agar siswa bersemangat untuk belajar maka harus dipilih metode
yang membuat mereka aktif dalam proses pembelajaran, oleh karena itu model
pembelajaran Cooperative Learning merupakan salah satu model pembelajaran
inovatif yang dapat memberikan semangat kepada siswa dalam mengatasi
masalah siswa dalam belajar. Salah satu metode yang dapat di gunakan dalam
penerapan model pembelajaran Cooperative Learning adalah Metode Diskusi
dengan teknik NHT (Numbered Heads Together) , dalam metode ini siswa belajar
dalam satu kelompok dan menuntut keaktifan masing-masing siswa agar dapat
menyelesaikan tugas. Metode ini dianggap efektif untuk mengatasi kurangnya
keaktifan siswa dalam belajar sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) merupakan model
pembelajaran yang mengutamakan kerjasama siswa untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Pembelajaran kooperatif dicirikan oleh struktur tugas, tujuan, dan
penghargaan. Siswa yang belajar dalam kondisi pembelajaran kooperatif dituntut
untuk bekerjasama pada tugas bersama dan mereka harus mengkoordinasikan
usahanya untuk menyelesaikan tugasnya.
Rusyan (1996:16), mengemukakan bahwa metode diskusi merupakan
yang dapat dipecahkan secara bersama-sama. Sedangkan Suryosubroto
(2006:179), menyebutkan bahwa metode diskusi adalah suatu cara penyajian
bahan pelajaran dimana guru memberikan kesempatan kepada para siswa
(kelompok-kelompok siswa) untuk mengadakan perbincangan masalah guna
mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan dan menyusun berbagai alternatif
pemecahan atas suatu masalah. Numbered Head Together (NHT) merupakan
suatu pendekatan yang dikembangkan oleh Kangen (1993) untuk melibatkan
banyak siswa dalam memperoleh materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan
mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran (Ibrahim at all, 2000:28).
Struktur yang dikembangkan oleh Kangen ini menghendaki siswa belajar saling
membantu dalam kelompok kecil dan lebih dicirikan oleh penghargaan kooperatif
daripada penghargaan individual. Ada struktur yang memiliki tujuan umum untuk
meningkatkan penguasaan isi akademik dan ada pula struktur yang tujuannya
untuk mengajarkan keterampilan sosial (Ibrahim at all, 2000:25).
Merujuk pada latar belakang yang telah diuraikan diatas, penulis sangat
tertarik melakukan sebuah penelitian dengan judul “Pengaruh Penerapan Model
Pembelajaran Cooperative Learning Metode Diskusi Teknik Numbered
Heads Together (NHT) terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada
Mata Pelajaran Ekonomi (Studi Eksperimen pada kelas X di MA Yasyfiy
Bandung)”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, maka rumusan masalah dalam
7
1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi
antara siswa kelompok eksperimen sebelum penerapan model pembelajaran
Cooperative Learning dengan metode diskusi teknik Numbered Heads Together
dengan siswa kelompok kontrol yang menggunakan model pembelajaran
konvensional?(Pre Test)
2. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi
antara siswa kelompok eksperimen setelah penerapan model pembelajaran
Cooperative Learning dengan metode diskusi teknik Numbered Heads Together
dengan siswa kelompok kontrol yang menggunakan model pembelajaran
konvensional?(Post Test)
3. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dalam mata
pelajaran ekonomi sebelum dan setelah penerapan model pembelajaran
Cooperative Learning dengan metode diskusi tehnik Numbered Heads Together?
1.3Tujuan dan Manfaat Penelitian
A. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
ekonomi antara siswa kelompok eksperimen sebelum penerapan model
pembelajaran Cooperative Learning dengan metode diskusi teknik
Numbered Heads Together dengan siswa kelompok kontrol yang
menggunakan model pembelajaran konvensional.
2. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
ekonomi antara siswa kelompok eksperimen setelah penerapan model
Numbered Heads Together dengan siswa kelompok kontrol yang
menggunakan model pembelajaran konvensional.
3. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa di kelas eksperimen
dalam mata pelajaran ekonomi sebelum dan setelah penerapan model
pembelajaran Cooperative Learning dengan metode diskusi teknik
Numbered Heads Together
B. Manfaat
1. Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
atau bahan ajar lanjut dari penelitian terdahulu maupun sebagai replikasi
penelitian sebelumnya secara lebih mendalam dikemudian hari terutama
yang berhubungan dengan perkembangan model pembelajaran Cooperative
Learning metode diskusi teknik NHT dan memperoleh pengalaman berfikir
untuk memecahkan masalah yang berhubungan dengan pendidikan dan
pembelajaran.
b. Untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan dan sumbangan pemikiran
mengenai penerapan model Cooperative Learning dengan Metode Diskusi
teknik Numbered Heads Together (NHT) terhadap hasil belajar siswa.
2. Empiris
a. Bagi penulis
Memperoleh wawasan dan pengetahuan khususnya tentang bagaimana
penerapan model Cooperative Learning metode diskusi teknik NHT
9
b. Bagi siswa
Hasil penelitian ini sangat bermanfaat bagi siswa yang bermasalah
khususnya yang mengalami kesulitan belajar karena model ini
mengajarkan kerjasama dengan teman.
c. Bagi guru
Diharapkan menjadi masukan dalam memperluas pengetahuan
mengenai model Cooperative Learning metode diskusi teknik Numbered
Heads Together (NHT) sebagai salah satu model mengajar alternatif agar
dapat digunakan dalam mengajar ekonomi untuk meningkatkan hasil
belajar.
d. Bagi sekolah
Hasil penelitian dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodepenelitian
eksperimen (experimental research).Metode penelitian eksperimen ini digunakan
untuk melihat hubungan sebab akibat antara variabel bebas (model pembelajaran
Cooperative Learning tehnik NHT) dan variabel terikat (hasil belajar siswa).
Metode eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari
pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali
(Sugiono, 2008:72). Dilihat dari pengertian tersebut maka secara khusus metode
eksperimen dalam penelitian ini adalah metode penelitian yang digunakan untuk
menilai pengaruh suatu perlakuan/tindakan/ treatment pendidikan terhadap
tingkah laku siswa atau menguji hipotesis tentang ada atau tidaknya pengaruh
tindakkan itu bila dibandingkan dengan tindakan lain.
Berdasarkan hal tersebut maka tujuan umum penelitian eksperimen adalah
untuk meneliti pengaruh dari suatu perlakuan tertentu terhadap gejala suatu
kelompok tertentu dibanding dengan kelompok lain yang menggunakan perlakuan
berbeda. Metode eksperimen digunakan untuk mengkaji hubungan dua variable
atau lebih.Perbedaannya terletak dalam hal variable bebas. Dalam penelitian
eksperimen harus melakukan manipulasi atau perlakuan terhadap variabel bebas
37
akibat dari suatu perlakuan (Arikunto, 1993 : 3). Dengan demikian peneliti
berupaya untuk meneliti dan menemukan pengaruh variabel tertentu terhadap
variabel lainnya dalam kondisi yang sengaja dikontrol, dibuat konstan.
3.2 Desain Penelitian
Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam
perencanaan dan pelaksanaan penelitian, dalam pengertian yang lebih sempit,
desain penelitian hanya mengenai pengumpulan dan analisis data saja. Namun
demikian desain penelitian juga bermakna proses-proses penelitian yang dapat
dibagi dalam dua kelompok yaitu : (1) Perencanaan penelitian. Proses
perencanaan penelitian dimulai dari identifikasi, pemilihan serta rumusan
masalah, sampai dengan perumusan hipotesis serta kaitannya dengan teori dan
kepustakaan yang ada. (2) Pelaksanaan penelitian atau proses operasional
penelitian. (Nazir, 1983 : 84-85)
Dalam penelitian ini desain yang digunakan adalah Pre test post
testcontrol group design atau pre tespost tes kelompok control. Desain ini
melibatkan dua kelompok subjek, satu diberi perlakuan eksperimen (kelompok
eksperimen) dan yang lain tidak diberi apa-apa (kelompok kontrol). Dari desain
ini efek dari suatu perlakuan terhadap variabel dependen akan diuji dengan cara
membandingkan keadaan variabel dependen pada kelompok eksperimen setelah
dikenai perlakuan dengan kelompok kontrol yang tidak dikenai perlakuan. Desain
Gambar 3.1
Desain Penelitian
Grup Variabel terikat Pre Test Post Test
Eksperimen X 01 02
Kontrol - 03 04
Sumber: Arikunto (2006, 86)
Keterangan :
X : dikenakan treatment atau perlakuan dengan model
pembelajaran Cooperative Learning metode diskusi teknik
Numbered Heads Together
- : tidak dikenakan treatment atau perlakuan
01 : tes awal (sebelum perlakuan) pada kelompok eksperimen
02 : tes akhir (setelah perlakuan) pada kelompok eksperimen
03 : tes awal (sebelum perlakuan) pada kelompok control
04 : tes akhir (setelah perlakuan) pada kelompok control
1.3 Objek Penelitian
Objek dalam penelitian adalah hasil belajar siswa di MA Yasifiy Bandung,
sedangkan yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas X 1
yang diperlakukan sebagai kelas control dan siswa-siswi kelas X 2 yang
diperlakukan sebagai kelas eksperimen yaitu kelas yang dikenakan tindakan
dengan model pembelajaran Cooperative Learningmetode
39
1.4 Populasi dan Sampel
1.4.1Populasi
Dalam penelitian ini, populasi yang digunakan adalah seluruh siswa kelas
X di MA Yasyfiy Bandung. Dengan jumlah siswa pada kelas X 1 sebanyak 22
siswa dan kelas X 2 sebanyak 22 siswa. Jadi jumlah populasi secara keseluruhan
adalah 44 siswa.
3.4.2 Sampel
Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan adalah Saturation Sampling
yaitu metode pengambilan sampel dengan mengikutsertakan semua anggota
populasi sebagai sampel penelitian. Penulis menentukan sampel dengan
mengambil seluruh siswa kelas X di MA Yasyfiy Bandung sebagai sampel
penelitian.
1.5 Teknik Dan Alat Pengumpulan Data
A. Wawancara
Interview merupakan alat pengumpul informasi dengan cara
mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan. (Margono, 2007:165).
Interview ini dilakukan penulis pada studi pendahuluan untuk mengetahui
permasalahan yang harus diteliti. Interview ini dilakukan untuk
mengetahui sejauh mana hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi
sebelum dikenakan threatment atau diterapkannya model pembelajaran
B. Instrumen Test
Instrumen test ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hasil
belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi sebelum dan sesudah
dikenakan treatment atau diterapkannya model pembelajaran Cooperative
Learning metode diskusi teknik Numbered Heads Together.
1.6 Prosedur Penelitian
A. Persiapan
Tahap persiapan dilakukan dengan melakukan pra penelitian di MA
Yasifiy Bandung dengan cara berdiskusi dengan guru Ekonomi kelas X untuk
memperoleh kejelasan mengenai hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran
Ekonomi. Kemudian menentukan kelas yang akan dikenakan tindakan atau
perlakuan sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terhadap seluruh
kelas. Kelas X di MA Yasifiy Bandung hanya terdapat 2 (dua) kelas yaitu kelas X
1 dan X 2. Setelah dilakukan pengamatan terhadap kedua kelas tersebut, maka
ditentukanlah kelas X 1 sebagai kelompok kontrol dan kelas X 2 kelompok
eksperimen yang dikenakan tindakan atau perlakuan dengan diterapkannya model
pembelajaran Cooperative Learning metode diskusi teknik Numbered Heads
Together.
B.Penyusunan Desain Penelitian
Menyusun Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan
silabus.
41
Mengkonsultasikan instrumen penelitian dengan kedua dosen
pembimbing I dan dosen pembimbing II serta guru bidang studi
Ekonomi kelas XI.
C. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa
kuesioner mengenai hasil belajar siswa dalam bentuk pilihan ganda
berjumlah 20 butir pernyataan. Adapun proses penyusunan instrumen
penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
Membuat kisi-kisi instrument penelitian.
Menyusun soal (instrument) berdasarkan kisi-kisi.
Melakukan uji coba instrumen penelitian
Mengkaji ulang instuman yang telah di uji coba
D. Uji Instrumen
a. Uji validitas instrumen
Menurut Scarvia B Anderson dalam Arikunto (2006: 1) menyatakan
bahwa suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak
diukur. Pada penelitin ini, uji validitas dilakukan dengan menggunakan rumus
Korelasi Product Moment dengan angka kasar seperti yang dikemukakan oleh
Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi butir
∑X = Jumlah skor tiap item
∑Y = Jumlah skor total item
∑X2
= Jumlah skor-skor X yang dikuadratkan
∑Y2
= Jumlah skor-skor Y yang dikuadratkan
∑XY= Jumlah perkalian X dan Y
N = Jumlah sampel
Adapun kriteria yang digunakan untuk menginterprestasikan indeks validitas
tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2
Kriteria Validitas
Besarnya nilai r Interprestsi
Antara 0,800 sampai dengan 1,00
Antara 0,600 sampai dengan 0,800
Antara 0,400 sampai dengan 0,600
Antara 0,200 sampai dengan 0,400
Antara 0,000 sampai dengan 0,200
43
b. Uji reliabilitas instrumen
Reliabilitas adalah ukuran sejauh mana suatu alat ukur dapat memberikan
gambaran yang benar-benar dapat dipercaya tentang kemampuan seseorang. Tes
reliabilitas bertujuan untuk mengenali apakah alat pengumpul data tersebut
menunjukkan tingkat ketepatan, keakuratan, keseimbangan dalam mengungkap
suatu gejala tertentu dari sekelompok individu meskipun dilakukan pada waktu
yang berlainan.
Reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rumus
alpha dari Cronbach. Rumus alpha ini digunakan untuk mencari reliabilitas
instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal berbentuk
uraian.
Rumus Alpha
( ) ∑
(Arikunto, 2006: 196)
Keterangan:
r11 : relibilitas instrumen
k : banyaknya soal
∑ : jumlah varians butir
Adapun kriteria yang digunakan untuk menginterprestasikan indeks
reliabilitas adalah sebagai berikut :
Tabel 3.3
kepercayaan 95%dengan dk(n-2) maka item tersebut dikatakan reliabel.
c. Uji Tingkat Kesukaran
Untuk menghitung tingkat kesukaran (TK) dari masing-masing butir soal
tes dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a.Menghitung jawaban yang benar per item soal
b.Memasukkan ke dalam rumus
P =
(Arikunto, 2006 : 208)
Keterangan :
45
B : jumlah siswa yang menjawab benar per item soal
JS : jumlah seluruh siswa peserta
Indeks kesukaran (P) diklasifikasikan sebagai berikut :
P 0,00 sampai dengan 0,30 = soal sukar
P 0,31 sampai dengan 0,70 = soal sedang
P 0,70 sampai dengan 1,00 = soal mudah
d. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir soal dalam
membedakan siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dengan siswa yang
mempunyai kemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya
pembeda soal disebut dengan Indeks Diskriminasi (D). Langkah-langkahnya
dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Untuk kelompok kecil seluruh kelompok tes dibagi dua sama besar, 50 %
kelompok atas (JA) dan 50 % kelompok bawah (JB).
b. Untuk kelompok besar biasanya hanya diambil kedua kutubnya saja, yaitu
27 % skor teratas sebagai kelompok atas (JA) dan 27 % skor terbawah
sebagai kelompok bawah (JB).
Daya pembeda ini digunakan untuk menganalisis data hasil uji coba
instrument penelitian dalam hal tingkat perbedaan setiap butir soal, dengan
menggunakan rumus :
Keterangan :
D : daya pembeda
JA : banyaknya peserta kelompok atas
JB : banyaknya peserta kelompok bawah
BA : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal
dengan benar
BB : banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal
dengan benar
PA
: proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PA
: proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Tabel 3.4
Negatif Semuanya tidak baik, sebaiknya dibuang (Arikunto, 2006:218)
1. Teknik Analisis Data
A. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk melihat bahwa data yang diperoleh
tersebar secara normal atau tidak. Pengujian ini menggunakan tes kecocokan
47
1. Membuat distribusi frekuensi
a. Menentukan rentang
R = skor tertinggi-skor terendah
Menentukan banyaknya kelas interval (k)
K = 1 + 3,3 log n
b. Menentukan panjang interval (P)
P =
c. Memasukkan data skor ke dalam tabel berikut :
X Fi Xi Fi.Xi (xi-x) Fi(xi-x)2
d.Menghitung rata-rata skor dengan rumus :
X = ∑
∑
e.Menghitung standar deviasi dengan rumus :
S =∑
2.Menguji normalitas dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Menentukan batas kelas interval (L), yaitu dengan cara nilai ujung bawah
kelas interval – 0,5 dari ujung kelas interval di tambah 0,5
b. Mentransformasikan batas kelas interval ke dalam bentuk normal standar
(Z) dengan rumus :
Z =
L kelas interval dihitung dengan menggunakan standar Z yaitu dengan
cara Za – Zb
d. Menghitung frekuensi yang diharapkan (Ei). Frekuensi yang diharapkan
dihitung dengan rumus :
Ei = L x N
Dimana :
Ei : frekuensi yang diharapkan
I : luas kelas interval
N : jumlah data
e. Menghitung Chi-Kuadrat dengan rumus :
X2 =∑
∑
f.Menentukan derajat kebebasan dengan rumus :
Dk = k – 3
f.Menentukan nilai Chi Kuadrat pada daftar nilai x2ditentukan pada α = 0,05 dan dk = k-3
g.Menentukan kriteria uji normalitas :
Jika x2hitung< x2tabel maka data terdistribusi normal dan jika di luar kriteria
tersebut maka data tidak terdistribusi normal.
B. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dua buah varians dilakukan untuk mengetahui apakah
49
homogenitas dua buah varians ini dilakukan bila dua kelompok data ternyata
berdistribusi normal. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :
1. Menentukan varians data penelitian
2. Menghitung nilai F dengan rumus :
(Sudjana, 1996 : 249)
Dimana :
F : nilai terbesar uji homogenitas
S2b: varians terbesar
S2k: Varians terkecil
3. Menentukan derajat kebebasan (dk) dengan rumus :
DK1 = n1– 1 dan dk2 = n2-1
4. Menentukan nilai uji homogenitas daftar nilai F pada taraf signifikan 0,05
dengan dk 1 = dk 2
5. Menentukan kriteria pengujian homogenitas :
Jika F hitung< F tabel maka data terdistribusi homogen dan jika di luar kriteria
tersebut maka data tidak terdistribusi homogen.
C. Pengujian Hipotesis
Pengujian Hipotesis menurut Susetyo (2010) dalam bukunya “Statistik untuk analisis data penelitian”, bahwa pengujian hipotesis dapat dijelaskan dibawah ini :
Suatu penelitian eksperimen atau percobaan yang dilakukan oleh seorang
peneliti ingin membandingkan metode mengajar A dengan metode mengajar
B dalam pelajaran ekonomi. Masing-masing kelompok kelas diberi perlakuan
metode mengajar A dengan kelas eksperimen dan kelompok lain diberi
perlakuan metode mengajar B dengan kelas kontrol. Penetapan kelompok
kontrol berdasarkan perlakuan yang biasa dilakukan dan kelompok
eksperimen adalah perlakuan baru yang tidak biasa dilakukan. Kedua
kelompok yang diteliti tidak memiliki hubungan satu dengan yang lainnya,
atau benar-benar berasal dari dua populasi berbeda. Setelah keduanya belajar
dengan masing-masing metode mengajar A dan metode mengajar B, diberikan
tes untuk memperoleh data hasil belajar yang kemudian dibandingkan
rata-rata mana yag lebih tinggi diajar metode A atau metode B.
Pengujian berbeda dua rata-rata populasi yang tidak berhubungan memiliki
ketentuan sebagai berikut :
1. Simpangan baku populasi ( ), 1 = 2 = masing-masing diketahui maka
menggunakan rumus, yaitu :
z =
√
atau ditulis :
z =
√
di mana :
51
= simpangan baku populasi perbedaan rata-rata, diperoleh dari :
= √
Taraf nyata atau signifikan α, maka kriteria pengujian dua pihak adalah :
H0 diterima jika – z1/2(1-α) < z < z1/2(1-α) harga z1/2(1-α) diperoleh dari daftar
distribusi normal baku dengan peluang ½ (1-α), sebaliknya H0 ditolak pada harga lainnya. Kriteria pengujian satu pihak adalah :
H0 diterima jika z ≤ z (1-α) dan harga z (1-α) diperoleh dari daftar distribusi normal baku dengan peluang 1-α, sebaliknya H0 ditolak pada harga lainnya.
2. Simpangan baku populasi ( ), 1 = 2 = masing-masing tidak diketahui maka
menggunakan rumus :
t =
√
atau ditulis :
t =
√
dimana :
X1 = rata-rata sampel kelompok 1 X2 = rata-rata sampel kelompok 2
s = simpangan baku populasi perbedaan rata-rata, diperoleh dari :
s = √
s2 =
H0 diterima jika – t (1-1/2α) < t < t(1-1/2α), harga t(1-1/2α) diperoleh dari daftar distribusi t dengan peluang (1-1/2 α), sebaliknya H0 ditolak pada harga lainnya.
Kriteria pengujian satu pihak adalah :
H0diterima jika t ≤ t(1-α) harga t(1-α) diperoleh dari daftar distribusi normal baku dengan peluang 1-α, sebaliknya H0 ditolak pada harga lainnya. Pengujian
diatas kedua populasi berdistribusi normal dan variasinya sama tidak hiterogen.
B.Pengujian perbedaan dua rata-rata populasi berhubungan
Bagian sebelumnya membahas cara pengujian perbedaan dua rata-rata
populasi dengan uji t, di mana skor kelompok yang satu tidak bergantung pada
skor kelompok kedua atau yang lainnya. Dengan kalimat lain perlakuan yang
diberikan tidak ada perbandingannya, sehingga hanya ada satu perlakuan.
Penelitian semacam ini biasanya menggunakan desain pra-eksperimen yang lebih
dikenal dengan desain pre-tes post-tes (one group pretest – posttest design).
Desain ini membandingkan perubahan yang terjadi sebelum perlakuan dan
sesudah perlakuan.
Perhitungan simpangan baku beda dua rata-rata menggunakan rumus sebagai berikut :
t =
dimana :
D = ∑ dan
√ √∑
53
D = adalah pasangan skor X1 – X2 D = rata-rata D
78
Ina Purwanti Eka, 2013
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang dikemukakan,
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat perbedaan hasil belajar pada mata pelajaran ekonomi antara siswa
kelas eksperimen dengan siswa kelas kontrol sebelum perlakuan.
2. Terdapat perbedaan hasil belajar pada mata pelajaran ekonomi antara siswa
kelas eksperimen dengan siswa kelas kontrol setelah perlakuan. Hal ini dapat
dilihat dari hasil penelitian bahwa siswa yang menggunakan model
pembelajaran Cooperative learning metode diskusi teknik Numbered heads
together lebih baik dibandingkan dengan siswa yang menggunakan model
pembelajaran konvensional yaitu metode ceramah.
3. Terdapat perbedaan hasil belajar siswa kelas eksperimen pada mata pelajaran
ekonomi sebelum dan sesudah diberikan perlakuan. Hal ini terlihat dari data
yang menunjukkan peningkatan dalam mata pelajaran ekonomi pada siswa
kelas eksperimen sebelum dan setelah diberikan model pembelajaran
79
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka peneliti mengajukan
saran untuk penelitian selanjutnya sebagai berikut:
1. Pembelajaran dengan model pembelajaran Cooperative learning metode
diskusi teknik Numbered heads together dapat dijadikan alternatif
pembelajaran yang perlu dipertimbangkan oleh guru untuk dipergunakan,
karena model ini dapat mengembangkan keaktifan siswa, kreatifitas dan
prestasi dalam belajar.
2. Siswa harus bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan kelompoknya serta
harus saling kerjasama dalam kelompoknya agar semua potensi yang ada
dalam setiap siswa dapat berkembang.
3. Untuk peneliti selanjutnya hendaknya dapat mengkaji dan menelaah mengenai
pengembangan model pembelajaran Cooperative learning metode diskusi
teknik Numbered heads together secara lebih luas dan mendalam agar
pengembangan model pembelajaran Cooperative learning metode diskusi
tehnik Numbered heads together menjadi semakin efektif dan menjadi lebih
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Anita Lie. (2007). Cooperative Learning, Mempraktikan Cooperative Learning di Ruang-RuangKelas.Jakarta :Grasindo.
Anita Lie. (2008). Cooperative Learning, MempraktekanCoopeartive Learning di Ruang-RuangKelas.Jakarta :Grasindo.
Arikunto, Suharsimi. (2005). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Budiningsih, Asri. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega. (1990). Strategi Belajar Mengajar (Diktat Kuliah). Bandung: FPTK-IKIP Bandung.
Hamalik, Oemar. 1995. KurikulumdanPembelajaran. Jakarta :BumiAksara.
Ibrahim et all. (2000).Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Surabaya University Press
Ibrahim, M dan Nur, M. (2004). Pembelajaran Berdasarkan masalah. Surabaya: UNESA Univercity Press.
Isjoni.(2010). Cooperative Learning EfektivitasPembelajaranKelompok.Bandung :Alfabeta.
NetiBudiwati&LeniPermana.(2010). PerencanaanPembelajaranEkonomi.Bandung : Lab EkonomidanKoperasi.
Rusyan, A. Tabrani. (1996). Metode Pembelajaran. Jakarta: PT. Amanah Duta.
Santyasa, I Wayan. 2007. Model-model PembelajaranInovatif. (Makalah)
Slameto.(2003). BelajardanFaktor-faktor yang mempengaruhinya.Jakarta : PT Raja GrasindoPersada.
Sudjana, Nana. (1996) Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Balai Pustaka.
Syah, Muhibin. (2010). Psikologipendidikandenganpendekatanbaru.Bandung : PT RemajaRosdakarya.
SyaifulSagala. 2009. KonsepdanMaknaPembelajaran. Bandung : CV Alfabeta.
Trianto, 2007.Model-model pembelajaranInovatifBerorientasiKonstruktivistik.Jakarta :PrestasiPustaka
SKRIPSI
Maryam, Ai Siti (2009).Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran PROBLEM
BASED INSTRUCTION (PBI) dengan menggunakan Metode Diskusi terhadap
Minat Belajar Siswa pada mata pelajaran Ekonomi(Studi Eksperimen Kuasi Pada Siswa Kelas X di SMA Negeri 1 Conggeang)
Pratiwi, Ati (2010). Pengaruh Penerapan Model Cooperatif Learning teknik
Numbered Heads Together Terhadap Peningkatan Minat Belajar Siswa Pada
Mata Pelajaran Ekonomi ( Studi Eksperimen pada Kelas XI di SMA Puragabaya Bandung)
Fatnasari, Nadia (2011). Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning dengan Teknik Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) terhadap Hasil Belajar Siswa dalam pembelajaran Ekonomi (Studi Eksperimen pada siswa kelas X SMA Swadaya Bandung)
Rahmatiah, Rizki (2011). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw terhadap prestasi belajar siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi (Studi Eksperimen pada kelas XI di SMA PGRI Bandung)
Lestari, Santi (2012). Pengaruh Penerapan Model cooperative learning type student facilitator and explaining dengan media flip chart terhadap hasil belajar siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi (Studi Ekperimen pada kelas X di SMA N 3 Cirebon)
INTERNET
Al Ghozali, Imam (2012). Bukti dan Sifat Kebenaran Dalam Penelitian Agama dan
( Experimental ). [online]. Tersedia
:http://blog.uinmalang.ac.id/jokopurwanto/category/al-islam/page/3/ dalam Imam Al Ghozali Experimental
Hasil studi pendahuluan di kelas VIII G SMP N 13 Malang,Problem Based
Instruction, motivasi belajar, prestasi.Tersedia
:http://library.um.ac.id/free- contents/index.php/pub/detail/penerapan-model-pembelajaran-problem-based- instruction-pbi-untuk-meningkatkan-motivasi-dan-prestasi-belajar-siswa-kelas-viii-g-smpn-13-malang-yuni-erviyanti-49095.html
http://sulipan.wordpress.com/2011/05/16/metode-pembelajaran-penemuan-discovery-learning/
DwiAprianto, Dadang (2008).Faktor-Faktor Yang