• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING METODE DISKUSI TEKNIK NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI : Studi Eksperimen pada kelas X di MA Yasyfiy Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING METODE DISKUSI TEKNIK NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI : Studi Eksperimen pada kelas X di MA Yasyfiy Bandung."

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

COOPERATIVE LEARNING METODE DISKUSI TEKNIK NUMBERED

HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP PENINGKATAN HASIL

BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

(Studi Eksperimen pada kelas X di MA Yasyfiy Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Ekonomi

Oleh

INA PURWANTI EKA

060579

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING METODE DISKUSI TEKNIK NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN

EKONOMI

(Studi Eksperimen pada kelas X di MA Yasyfiy Bandung)

Skripsi ini disetujui oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. H. Yayat Achdiat, M.Pd Siti Parhah, S.Pd.,M.SE

NIP. 195112161978031001 19800907 200912 2003

Mengetahui,

Ketua Program Pendidikan Ekonomi

(3)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Efektivitas Penerapan

Model Pembelajaran Cooperative Learning Metode Diskusi Teknik Numbered Heads

Together (NHT) Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran

Ekonomi (Studi eksperimen pada kelas X di MA Yasyfiy Bandung) ini sepenuhnya karya

saya sendiri. Tidak ada bagian didalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan

saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai etika

keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya

apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini,

atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Juni 2013

Yang membuat pernyataan,

(4)
(5)

LEARNING METODE DISKUSI TEKNIK NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN

EKONOMI

(Studi Eksperimen pada kelas X di MA Yasyfiy Bandung)

Oleh :

Ina Purwanti Eka

060579

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh model pembelajaran Cooperative Learning terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Penelitian dilaksanakan di Madrasah Aliyah Yasyfiy Bandung dengan populasi penelitian seluruh siswa kelas X, jumlah sampel 44 siswa yang terdiri dari 22 siswa kelas eksperimen dan 22 siswa kelas kontrol dengan menggunakan metode penelitian eksperimen . Analisis data yang digunakan adalah pengujian hipotesis beda dua rata-rata.

Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara siswa yang menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning metode diskusi Teknik Numbered Heads Together dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Studi Ini berimplikasi bahwa model pembelajaran Cooperative Learning metode diskusi teknik NHT dapat digunakan sebagai salah satu pilihan dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

BAB 1 PENDAHULUAN ………... 1

1.1 Latar Belakang ………. 1

1.2 Rumusan Masalah ………... 6

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ………... 7

A. Tujuan Penelitian ………... 7

B. Manfaat ..…………... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……… 10

2.1 Konsep Belajar ………... 10

2.2 Model Pembelajaran ……… 12

2.2.1 Model Pembelajaran Cooperative Learning ………... 16

2.2.1.1 Landasan Teori Model Pembelajaran Kooperatif ………... 17

a. Teori Perkembangan Kognitif Piaget ………... 18

b. Teori Belajar Konstruktivisme ……….. 19

c. Teori Vygotsky ……….... 20

2.2.1.2 Unsur-Unsur Dalam Pembelajaran Kooperatif ……… 21

2.2.1.3 Tujuan Pembelajaran Kooperatif ………... 21

2.2.1.4 Langkah-Langkah Dalam Pembelajaran Kooperatif ……... 21

(7)

2.4.1 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Metode

Diskusi Teknik NHT Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa

………...… ..…….

30

2.5 Kerangka Pemikiran ………... 32

2.6 Hipotesis ………... 35

b. Uji Reliabilitas Instrumen ……… 43

c. Uji Tingkat Kesukaran ………... 44

d. Daya Pembeda ………... 45

1. Teknik Analisis Data ……….. 46

A. Uji Normalitas ………... 46

(8)

C. Pengujian Hipotesis ………... 49

A. Pengujian Perbedaan Dua Rata-rata Populasi Tdk Berhubungan ….. 49

B. Pegujian Perbedaan Dua Rata-rata Populasi Berhubungan ………... 52

BAB IV HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN ………... 53

4.1 Hasil Penelitian ………... 53

4.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ……… 53

(9)
(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu bentuk dari kebudayaan manusia yang

selalu tumbuh dan berkembang. Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional, menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar

dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kemampuan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

negara.

Mengubah suatu bangsa menjadi bangsa yang terhormat tentulah tidak

mudah, namun bukan hal mustahil jika bangsa tersebut mampu menanamkan

pondasi yang kuat untuk bangsa tersebut. Untuk dapat menanamkan pondasi yang

kuat diperlukan suatu proses pendidikan yang mampu merubah cara pandang

bangsa dari yang konvensional menjadi modern, artinya proses pendidikan harus

mampu menghasilkan output yang memiliki kompetensi unggul dibidangnya.

Untuk mewujudkan hal tersebut, tentunya sistem pendidikan di Indonesia harus

mengalami pembenahan diberbagai unsur yang salah satunya adalah dalam proses

pembelajaran, dimana proses pembelajaran merupakan inti dari berlangsungnya

pendidikan. Dalam proses pembelajaran terdapat berbagai aspek yang terlibat

didalamnya, seperti sarana-prasarana pembelajaran, guru dan siswa yang terlibat

(11)

Aspek-aspek yang paling dominan dalam proses pendidikan adalah guru dan

siswa. Kegiatan yang dilakukan guru dan siswa dalam pembelajaran disebut

kegiatan belajar mengajar (KBM) atau proses pembelajaran.

Guru yang merupakan salah satu pelaku dalam proses pendidikan harus

memiliki kemampuan dalam merencanakan dan melaksanakan Kegiatan Belajar

Mengajar (KBM). Kemampuan ini akan menjadi bekal guru dalam melaksanakan

tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang pengajar. Karena itu pendidikan

menjadi proses jangka panjang yang memerlukan perencanaan matang yang

meliputi: mengkoordinasikan unsur-unsur tujuan, bahan pembelajaran, kegiatan

belajar mengajar, metode dan alat bantu mengajar (media pembelajaran) serta

penilaian.

Peranan siswa atau peserta didik dalam proses belajar mengajar turut

menentukan keberhasilan dari proses tersebut, sehingga siswa perlu diberikan

motivasi agar tumbuh keinginan yang besar dalam hatinya untuk terlibat langsung

dalam proses belajar mengajar agar memperoleh hasil sesuai dengan harapan.

Rendahnya keinginan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran

menjadi sebuah masalah yang akan menghambat berjalannya proses

pembelajaran, karena jika siswa tidak termotivasi dalam belajar maka mereka

akan kurang memperhatikan dan bahkan acuh tak acuh pada saat belajar, oleh

karena itu rendahnya keinginan belajar siswa harus segera di cari tahu

penyebabnya dan segera ditangani.

Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor

(12)

3

dalam diri siswa meliputi : sikap siswa, motivasi siswa, rasa percaya diri siswa,

kebiasaan belajar, dan cita-cita atau hobi siswa. Sedangkan faktor dari luar siswa

meliputi : kompetensi guru, sarana dan prasarana, kebijakan penilaian dan

lingkungan sosial.

Kompetensi guru menjadi salah satu faktor yang berpengaruh terhadap

hasil belajar siswa, karena itu menjadi tugas guru untuk menerapkan suatu metode

pembelajaran yang tepat agar mampu menumbuhkan keaktifan siswa dalam

belajar, sehingga hasil belajar yang diharapkan benar-benar dapat dicapai secara

maksimal. Pra penelitian yang dilakukan penulis di Madrasah Aliyah Yasyfiy

Bandung Kelas X, di duga kondisi ini terjadi karena kurangnya keaktifan siswa

dalam mengikuti kegiatan pembelajaran pada mata pelajaran ekonomi.

Data pra penelitian mengenai hasil belajar siswa dalam mata pelajaran

ekonomi di kelas X MA Yasyfiy Bandung. Dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1.1

Hasil Tes Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X Tahun Ajaran 2011-2012

Kualifikasi

Frekuensi siswa Persentase (%)

X-1

(13)

Keterangan :

Sangat baik (A) memiliki nilai 9 sampai dengan 12

Baik (B) memiliki nilai 8 dan 7

Cukup (C) memiliki nilai 6

Kurang (D) memiliki nilai 5 kebawah

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa 13 % siswa kelas X 1 dan 18 %

siswa kelas X 2 mendapatkan hasil tes yang memuaskan. Siswa yang hasilnya

baik ada 23% siswa kelas X 1 dan 23% siswa kelas X 2 , 32 % siswa kelas X 1

dan 27 % siswa kelas X 2 dengan nilai cukup dan 32% siswa kelas X 1 dan 32%

siswa kelas X 2 memperoleh nilai kurang. Jelas dapat dilihat bahwa siswa yang

memperoleh nilai memuaskan dalam pelajaran ekonomi kelas X MA Yasyfiy

Bandung masih tergolong rendah.

Berdasarkan hasil pengamatan, hal ini terjadi karena saat proses

pembelajaran berlangsung, yaitu dalam proses pembelajaran ekonomi masih

kurang mendapat perhatian siswa kepada pelajaran yang sedang dijelaskan guru.

Selain itu, masih kurang keterlibatan siswa dan keaktifan siswa dalam proses

pembelajaran hal tersebut berakibat pada rendahnya hasil belajar siswa. Berbagai

upaya kearah peningkatan pembelajaran ekonomi terus dilakukan, yaitu dengan

perbaikan terhadap strategi, metode serta tipe pelaksanaan pembelajaran.

Model pembelajaran ekonomi yang diterapkan saat ini oleh sebagian besar

guru lebih cenderung menggunakan model pembelajaran biasa atau konvensional,

yang lebih terfokus pada guru (Astuti, 2000:2). Cara ini tentu akan mengakibatkan

siswa tidak mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran, sehingga kegiatan

(14)

5

ini mengakibatkan siswa tidak mampu berfikir tingkat tinggi. Hal ini didukung

oleh Utari (1993 : ii) bahwa sebagian besar guru menyajikan materi kurang

menggali kemampuan siswa untuk bernalar.

Saat ini banyak alternatif metode pembelajaran yang dapat digunakan

untuk meningkatkan keaktifan siswa sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar

siswa. Tentunya agar siswa bersemangat untuk belajar maka harus dipilih metode

yang membuat mereka aktif dalam proses pembelajaran, oleh karena itu model

pembelajaran Cooperative Learning merupakan salah satu model pembelajaran

inovatif yang dapat memberikan semangat kepada siswa dalam mengatasi

masalah siswa dalam belajar. Salah satu metode yang dapat di gunakan dalam

penerapan model pembelajaran Cooperative Learning adalah Metode Diskusi

dengan teknik NHT (Numbered Heads Together) , dalam metode ini siswa belajar

dalam satu kelompok dan menuntut keaktifan masing-masing siswa agar dapat

menyelesaikan tugas. Metode ini dianggap efektif untuk mengatasi kurangnya

keaktifan siswa dalam belajar sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) merupakan model

pembelajaran yang mengutamakan kerjasama siswa untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Pembelajaran kooperatif dicirikan oleh struktur tugas, tujuan, dan

penghargaan. Siswa yang belajar dalam kondisi pembelajaran kooperatif dituntut

untuk bekerjasama pada tugas bersama dan mereka harus mengkoordinasikan

usahanya untuk menyelesaikan tugasnya.

Rusyan (1996:16), mengemukakan bahwa metode diskusi merupakan

(15)

yang dapat dipecahkan secara bersama-sama. Sedangkan Suryosubroto

(2006:179), menyebutkan bahwa metode diskusi adalah suatu cara penyajian

bahan pelajaran dimana guru memberikan kesempatan kepada para siswa

(kelompok-kelompok siswa) untuk mengadakan perbincangan masalah guna

mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan dan menyusun berbagai alternatif

pemecahan atas suatu masalah. Numbered Head Together (NHT) merupakan

suatu pendekatan yang dikembangkan oleh Kangen (1993) untuk melibatkan

banyak siswa dalam memperoleh materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan

mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran (Ibrahim at all, 2000:28).

Struktur yang dikembangkan oleh Kangen ini menghendaki siswa belajar saling

membantu dalam kelompok kecil dan lebih dicirikan oleh penghargaan kooperatif

daripada penghargaan individual. Ada struktur yang memiliki tujuan umum untuk

meningkatkan penguasaan isi akademik dan ada pula struktur yang tujuannya

untuk mengajarkan keterampilan sosial (Ibrahim at all, 2000:25).

Merujuk pada latar belakang yang telah diuraikan diatas, penulis sangat

tertarik melakukan sebuah penelitian dengan judul “Pengaruh Penerapan Model

Pembelajaran Cooperative Learning Metode Diskusi Teknik Numbered

Heads Together (NHT) terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada

Mata Pelajaran Ekonomi (Studi Eksperimen pada kelas X di MA Yasyfiy

Bandung)”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, maka rumusan masalah dalam

(16)

7

1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi

antara siswa kelompok eksperimen sebelum penerapan model pembelajaran

Cooperative Learning dengan metode diskusi teknik Numbered Heads Together

dengan siswa kelompok kontrol yang menggunakan model pembelajaran

konvensional?(Pre Test)

2. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi

antara siswa kelompok eksperimen setelah penerapan model pembelajaran

Cooperative Learning dengan metode diskusi teknik Numbered Heads Together

dengan siswa kelompok kontrol yang menggunakan model pembelajaran

konvensional?(Post Test)

3. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dalam mata

pelajaran ekonomi sebelum dan setelah penerapan model pembelajaran

Cooperative Learning dengan metode diskusi tehnik Numbered Heads Together?

1.3Tujuan dan Manfaat Penelitian

A. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa pada mata pelajaran

ekonomi antara siswa kelompok eksperimen sebelum penerapan model

pembelajaran Cooperative Learning dengan metode diskusi teknik

Numbered Heads Together dengan siswa kelompok kontrol yang

menggunakan model pembelajaran konvensional.

2. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa pada mata pelajaran

ekonomi antara siswa kelompok eksperimen setelah penerapan model

(17)

Numbered Heads Together dengan siswa kelompok kontrol yang

menggunakan model pembelajaran konvensional.

3. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa di kelas eksperimen

dalam mata pelajaran ekonomi sebelum dan setelah penerapan model

pembelajaran Cooperative Learning dengan metode diskusi teknik

Numbered Heads Together

B. Manfaat

1. Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran

atau bahan ajar lanjut dari penelitian terdahulu maupun sebagai replikasi

penelitian sebelumnya secara lebih mendalam dikemudian hari terutama

yang berhubungan dengan perkembangan model pembelajaran Cooperative

Learning metode diskusi teknik NHT dan memperoleh pengalaman berfikir

untuk memecahkan masalah yang berhubungan dengan pendidikan dan

pembelajaran.

b. Untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan dan sumbangan pemikiran

mengenai penerapan model Cooperative Learning dengan Metode Diskusi

teknik Numbered Heads Together (NHT) terhadap hasil belajar siswa.

2. Empiris

a. Bagi penulis

 Memperoleh wawasan dan pengetahuan khususnya tentang bagaimana

penerapan model Cooperative Learning metode diskusi teknik NHT

(18)

9

b. Bagi siswa

 Hasil penelitian ini sangat bermanfaat bagi siswa yang bermasalah

khususnya yang mengalami kesulitan belajar karena model ini

mengajarkan kerjasama dengan teman.

c. Bagi guru

 Diharapkan menjadi masukan dalam memperluas pengetahuan

mengenai model Cooperative Learning metode diskusi teknik Numbered

Heads Together (NHT) sebagai salah satu model mengajar alternatif agar

dapat digunakan dalam mengajar ekonomi untuk meningkatkan hasil

belajar.

d. Bagi sekolah

 Hasil penelitian dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas

(19)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodepenelitian

eksperimen (experimental research).Metode penelitian eksperimen ini digunakan

untuk melihat hubungan sebab akibat antara variabel bebas (model pembelajaran

Cooperative Learning tehnik NHT) dan variabel terikat (hasil belajar siswa).

Metode eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari

pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali

(Sugiono, 2008:72). Dilihat dari pengertian tersebut maka secara khusus metode

eksperimen dalam penelitian ini adalah metode penelitian yang digunakan untuk

menilai pengaruh suatu perlakuan/tindakan/ treatment pendidikan terhadap

tingkah laku siswa atau menguji hipotesis tentang ada atau tidaknya pengaruh

tindakkan itu bila dibandingkan dengan tindakan lain.

Berdasarkan hal tersebut maka tujuan umum penelitian eksperimen adalah

untuk meneliti pengaruh dari suatu perlakuan tertentu terhadap gejala suatu

kelompok tertentu dibanding dengan kelompok lain yang menggunakan perlakuan

berbeda. Metode eksperimen digunakan untuk mengkaji hubungan dua variable

atau lebih.Perbedaannya terletak dalam hal variable bebas. Dalam penelitian

eksperimen harus melakukan manipulasi atau perlakuan terhadap variabel bebas

(20)

37

akibat dari suatu perlakuan (Arikunto, 1993 : 3). Dengan demikian peneliti

berupaya untuk meneliti dan menemukan pengaruh variabel tertentu terhadap

variabel lainnya dalam kondisi yang sengaja dikontrol, dibuat konstan.

3.2 Desain Penelitian

Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam

perencanaan dan pelaksanaan penelitian, dalam pengertian yang lebih sempit,

desain penelitian hanya mengenai pengumpulan dan analisis data saja. Namun

demikian desain penelitian juga bermakna proses-proses penelitian yang dapat

dibagi dalam dua kelompok yaitu : (1) Perencanaan penelitian. Proses

perencanaan penelitian dimulai dari identifikasi, pemilihan serta rumusan

masalah, sampai dengan perumusan hipotesis serta kaitannya dengan teori dan

kepustakaan yang ada. (2) Pelaksanaan penelitian atau proses operasional

penelitian. (Nazir, 1983 : 84-85)

Dalam penelitian ini desain yang digunakan adalah Pre test post

testcontrol group design atau pre tespost tes kelompok control. Desain ini

melibatkan dua kelompok subjek, satu diberi perlakuan eksperimen (kelompok

eksperimen) dan yang lain tidak diberi apa-apa (kelompok kontrol). Dari desain

ini efek dari suatu perlakuan terhadap variabel dependen akan diuji dengan cara

membandingkan keadaan variabel dependen pada kelompok eksperimen setelah

dikenai perlakuan dengan kelompok kontrol yang tidak dikenai perlakuan. Desain

(21)

Gambar 3.1

Desain Penelitian

Grup Variabel terikat Pre Test Post Test

Eksperimen X 01 02

Kontrol - 03 04

Sumber: Arikunto (2006, 86)

Keterangan :

X : dikenakan treatment atau perlakuan dengan model

pembelajaran Cooperative Learning metode diskusi teknik

Numbered Heads Together

- : tidak dikenakan treatment atau perlakuan

01 : tes awal (sebelum perlakuan) pada kelompok eksperimen

02 : tes akhir (setelah perlakuan) pada kelompok eksperimen

03 : tes awal (sebelum perlakuan) pada kelompok control

04 : tes akhir (setelah perlakuan) pada kelompok control

1.3 Objek Penelitian

Objek dalam penelitian adalah hasil belajar siswa di MA Yasifiy Bandung,

sedangkan yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas X 1

yang diperlakukan sebagai kelas control dan siswa-siswi kelas X 2 yang

diperlakukan sebagai kelas eksperimen yaitu kelas yang dikenakan tindakan

dengan model pembelajaran Cooperative Learningmetode

(22)

39

1.4 Populasi dan Sampel

1.4.1Populasi

Dalam penelitian ini, populasi yang digunakan adalah seluruh siswa kelas

X di MA Yasyfiy Bandung. Dengan jumlah siswa pada kelas X 1 sebanyak 22

siswa dan kelas X 2 sebanyak 22 siswa. Jadi jumlah populasi secara keseluruhan

adalah 44 siswa.

3.4.2 Sampel

Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan adalah Saturation Sampling

yaitu metode pengambilan sampel dengan mengikutsertakan semua anggota

populasi sebagai sampel penelitian. Penulis menentukan sampel dengan

mengambil seluruh siswa kelas X di MA Yasyfiy Bandung sebagai sampel

penelitian.

1.5 Teknik Dan Alat Pengumpulan Data

A. Wawancara

Interview merupakan alat pengumpul informasi dengan cara

mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan. (Margono, 2007:165).

Interview ini dilakukan penulis pada studi pendahuluan untuk mengetahui

permasalahan yang harus diteliti. Interview ini dilakukan untuk

mengetahui sejauh mana hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi

sebelum dikenakan threatment atau diterapkannya model pembelajaran

(23)

B. Instrumen Test

Instrumen test ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hasil

belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi sebelum dan sesudah

dikenakan treatment atau diterapkannya model pembelajaran Cooperative

Learning metode diskusi teknik Numbered Heads Together.

1.6 Prosedur Penelitian

A. Persiapan

Tahap persiapan dilakukan dengan melakukan pra penelitian di MA

Yasifiy Bandung dengan cara berdiskusi dengan guru Ekonomi kelas X untuk

memperoleh kejelasan mengenai hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran

Ekonomi. Kemudian menentukan kelas yang akan dikenakan tindakan atau

perlakuan sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terhadap seluruh

kelas. Kelas X di MA Yasifiy Bandung hanya terdapat 2 (dua) kelas yaitu kelas X

1 dan X 2. Setelah dilakukan pengamatan terhadap kedua kelas tersebut, maka

ditentukanlah kelas X 1 sebagai kelompok kontrol dan kelas X 2 kelompok

eksperimen yang dikenakan tindakan atau perlakuan dengan diterapkannya model

pembelajaran Cooperative Learning metode diskusi teknik Numbered Heads

Together.

B.Penyusunan Desain Penelitian

 Menyusun Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan

silabus.

(24)

41

 Mengkonsultasikan instrumen penelitian dengan kedua dosen

pembimbing I dan dosen pembimbing II serta guru bidang studi

Ekonomi kelas XI.

C. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa

kuesioner mengenai hasil belajar siswa dalam bentuk pilihan ganda

berjumlah 20 butir pernyataan. Adapun proses penyusunan instrumen

penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

 Membuat kisi-kisi instrument penelitian.

 Menyusun soal (instrument) berdasarkan kisi-kisi.

 Melakukan uji coba instrumen penelitian

 Mengkaji ulang instuman yang telah di uji coba

D. Uji Instrumen

a. Uji validitas instrumen

Menurut Scarvia B Anderson dalam Arikunto (2006: 1) menyatakan

bahwa suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak

diukur. Pada penelitin ini, uji validitas dilakukan dengan menggunakan rumus

Korelasi Product Moment dengan angka kasar seperti yang dikemukakan oleh

(25)

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi butir

∑X = Jumlah skor tiap item

∑Y = Jumlah skor total item

∑X2

= Jumlah skor-skor X yang dikuadratkan

∑Y2

= Jumlah skor-skor Y yang dikuadratkan

∑XY= Jumlah perkalian X dan Y

N = Jumlah sampel

Adapun kriteria yang digunakan untuk menginterprestasikan indeks validitas

tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Kriteria Validitas

Besarnya nilai r Interprestsi

Antara 0,800 sampai dengan 1,00

Antara 0,600 sampai dengan 0,800

Antara 0,400 sampai dengan 0,600

Antara 0,200 sampai dengan 0,400

Antara 0,000 sampai dengan 0,200

(26)

43

b. Uji reliabilitas instrumen

Reliabilitas adalah ukuran sejauh mana suatu alat ukur dapat memberikan

gambaran yang benar-benar dapat dipercaya tentang kemampuan seseorang. Tes

reliabilitas bertujuan untuk mengenali apakah alat pengumpul data tersebut

menunjukkan tingkat ketepatan, keakuratan, keseimbangan dalam mengungkap

suatu gejala tertentu dari sekelompok individu meskipun dilakukan pada waktu

yang berlainan.

Reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rumus

alpha dari Cronbach. Rumus alpha ini digunakan untuk mencari reliabilitas

instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal berbentuk

uraian.

Rumus Alpha

( )

(Arikunto, 2006: 196)

Keterangan:

r11 : relibilitas instrumen

k : banyaknya soal

: jumlah varians butir

(27)

Adapun kriteria yang digunakan untuk menginterprestasikan indeks

reliabilitas adalah sebagai berikut :

Tabel 3.3

kepercayaan 95%dengan dk(n-2) maka item tersebut dikatakan reliabel.

c. Uji Tingkat Kesukaran

Untuk menghitung tingkat kesukaran (TK) dari masing-masing butir soal

tes dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a.Menghitung jawaban yang benar per item soal

b.Memasukkan ke dalam rumus

P =

(Arikunto, 2006 : 208)

Keterangan :

(28)

45

B : jumlah siswa yang menjawab benar per item soal

JS : jumlah seluruh siswa peserta

Indeks kesukaran (P) diklasifikasikan sebagai berikut :

P 0,00 sampai dengan 0,30 = soal sukar

P 0,31 sampai dengan 0,70 = soal sedang

P 0,70 sampai dengan 1,00 = soal mudah

d. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir soal dalam

membedakan siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dengan siswa yang

mempunyai kemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya

pembeda soal disebut dengan Indeks Diskriminasi (D). Langkah-langkahnya

dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Untuk kelompok kecil seluruh kelompok tes dibagi dua sama besar, 50 %

kelompok atas (JA) dan 50 % kelompok bawah (JB).

b. Untuk kelompok besar biasanya hanya diambil kedua kutubnya saja, yaitu

27 % skor teratas sebagai kelompok atas (JA) dan 27 % skor terbawah

sebagai kelompok bawah (JB).

Daya pembeda ini digunakan untuk menganalisis data hasil uji coba

instrument penelitian dalam hal tingkat perbedaan setiap butir soal, dengan

menggunakan rumus :

(29)

Keterangan :

D : daya pembeda

JA : banyaknya peserta kelompok atas

JB : banyaknya peserta kelompok bawah

BA : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal

dengan benar

BB : banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal

dengan benar

PA

: proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PA

: proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Tabel 3.4

Negatif Semuanya tidak baik, sebaiknya dibuang (Arikunto, 2006:218)

1. Teknik Analisis Data

A. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk melihat bahwa data yang diperoleh

tersebar secara normal atau tidak. Pengujian ini menggunakan tes kecocokan

(30)

47

1. Membuat distribusi frekuensi

a. Menentukan rentang

R = skor tertinggi-skor terendah

Menentukan banyaknya kelas interval (k)

K = 1 + 3,3 log n

b. Menentukan panjang interval (P)

P =

c. Memasukkan data skor ke dalam tabel berikut :

X Fi Xi Fi.Xi (xi-x) Fi(xi-x)2

d.Menghitung rata-rata skor dengan rumus :

X = ∑

e.Menghitung standar deviasi dengan rumus :

S =∑

2.Menguji normalitas dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Menentukan batas kelas interval (L), yaitu dengan cara nilai ujung bawah

kelas interval – 0,5 dari ujung kelas interval di tambah 0,5

b. Mentransformasikan batas kelas interval ke dalam bentuk normal standar

(Z) dengan rumus :

Z =

(31)

L kelas interval dihitung dengan menggunakan standar Z yaitu dengan

cara Za – Zb

d. Menghitung frekuensi yang diharapkan (Ei). Frekuensi yang diharapkan

dihitung dengan rumus :

Ei = L x N

Dimana :

Ei : frekuensi yang diharapkan

I : luas kelas interval

N : jumlah data

e. Menghitung Chi-Kuadrat dengan rumus :

X2 =∑

f.Menentukan derajat kebebasan dengan rumus :

Dk = k – 3

f.Menentukan nilai Chi Kuadrat pada daftar nilai x2ditentukan pada α = 0,05 dan dk = k-3

g.Menentukan kriteria uji normalitas :

Jika x2hitung< x2tabel maka data terdistribusi normal dan jika di luar kriteria

tersebut maka data tidak terdistribusi normal.

B. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dua buah varians dilakukan untuk mengetahui apakah

(32)

49

homogenitas dua buah varians ini dilakukan bila dua kelompok data ternyata

berdistribusi normal. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :

1. Menentukan varians data penelitian

2. Menghitung nilai F dengan rumus :

(Sudjana, 1996 : 249)

Dimana :

F : nilai terbesar uji homogenitas

S2b: varians terbesar

S2k: Varians terkecil

3. Menentukan derajat kebebasan (dk) dengan rumus :

DK1 = n1– 1 dan dk2 = n2-1

4. Menentukan nilai uji homogenitas daftar nilai F pada taraf signifikan 0,05

dengan dk 1 = dk 2

5. Menentukan kriteria pengujian homogenitas :

Jika F hitung< F tabel maka data terdistribusi homogen dan jika di luar kriteria

tersebut maka data tidak terdistribusi homogen.

C. Pengujian Hipotesis

Pengujian Hipotesis menurut Susetyo (2010) dalam bukunya “Statistik untuk analisis data penelitian”, bahwa pengujian hipotesis dapat dijelaskan dibawah ini :

(33)

Suatu penelitian eksperimen atau percobaan yang dilakukan oleh seorang

peneliti ingin membandingkan metode mengajar A dengan metode mengajar

B dalam pelajaran ekonomi. Masing-masing kelompok kelas diberi perlakuan

metode mengajar A dengan kelas eksperimen dan kelompok lain diberi

perlakuan metode mengajar B dengan kelas kontrol. Penetapan kelompok

kontrol berdasarkan perlakuan yang biasa dilakukan dan kelompok

eksperimen adalah perlakuan baru yang tidak biasa dilakukan. Kedua

kelompok yang diteliti tidak memiliki hubungan satu dengan yang lainnya,

atau benar-benar berasal dari dua populasi berbeda. Setelah keduanya belajar

dengan masing-masing metode mengajar A dan metode mengajar B, diberikan

tes untuk memperoleh data hasil belajar yang kemudian dibandingkan

rata-rata mana yag lebih tinggi diajar metode A atau metode B.

Pengujian berbeda dua rata-rata populasi yang tidak berhubungan memiliki

ketentuan sebagai berikut :

1. Simpangan baku populasi ( ), 1 = 2 = masing-masing diketahui maka

menggunakan rumus, yaitu :

z =

atau ditulis :

z =

di mana :

(34)

51

= simpangan baku populasi perbedaan rata-rata, diperoleh dari :

= √

Taraf nyata atau signifikan α, maka kriteria pengujian dua pihak adalah :

H0 diterima jika – z1/2(1-α) < z < z1/2(1-α) harga z1/2(1-α) diperoleh dari daftar

distribusi normal baku dengan peluang ½ (1-α), sebaliknya H0 ditolak pada harga lainnya. Kriteria pengujian satu pihak adalah :

H0 diterima jika z ≤ z (1-α) dan harga z (1-α) diperoleh dari daftar distribusi normal baku dengan peluang 1-α, sebaliknya H0 ditolak pada harga lainnya.

2. Simpangan baku populasi ( ), 1 = 2 = masing-masing tidak diketahui maka

menggunakan rumus :

t =

atau ditulis :

t =

dimana :

X1 = rata-rata sampel kelompok 1 X2 = rata-rata sampel kelompok 2

s = simpangan baku populasi perbedaan rata-rata, diperoleh dari :

s = √

s2 =

(35)

H0 diterima jika – t (1-1/2α) < t < t(1-1/2α), harga t(1-1/2α) diperoleh dari daftar distribusi t dengan peluang (1-1/2 α), sebaliknya H0 ditolak pada harga lainnya.

Kriteria pengujian satu pihak adalah :

H0diterima jika t ≤ t(1-α) harga t(1-α) diperoleh dari daftar distribusi normal baku dengan peluang 1-α, sebaliknya H0 ditolak pada harga lainnya. Pengujian

diatas kedua populasi berdistribusi normal dan variasinya sama tidak hiterogen.

B.Pengujian perbedaan dua rata-rata populasi berhubungan

Bagian sebelumnya membahas cara pengujian perbedaan dua rata-rata

populasi dengan uji t, di mana skor kelompok yang satu tidak bergantung pada

skor kelompok kedua atau yang lainnya. Dengan kalimat lain perlakuan yang

diberikan tidak ada perbandingannya, sehingga hanya ada satu perlakuan.

Penelitian semacam ini biasanya menggunakan desain pra-eksperimen yang lebih

dikenal dengan desain pre-tes post-tes (one group pretest – posttest design).

Desain ini membandingkan perubahan yang terjadi sebelum perlakuan dan

sesudah perlakuan.

Perhitungan simpangan baku beda dua rata-rata menggunakan rumus sebagai berikut :

t =

dimana :

D = ∑ dan

√∑

(36)

53

D = adalah pasangan skor X1 – X2 D = rata-rata D

(37)

78

Ina Purwanti Eka, 2013

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang dikemukakan,

maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat perbedaan hasil belajar pada mata pelajaran ekonomi antara siswa

kelas eksperimen dengan siswa kelas kontrol sebelum perlakuan.

2. Terdapat perbedaan hasil belajar pada mata pelajaran ekonomi antara siswa

kelas eksperimen dengan siswa kelas kontrol setelah perlakuan. Hal ini dapat

dilihat dari hasil penelitian bahwa siswa yang menggunakan model

pembelajaran Cooperative learning metode diskusi teknik Numbered heads

together lebih baik dibandingkan dengan siswa yang menggunakan model

pembelajaran konvensional yaitu metode ceramah.

3. Terdapat perbedaan hasil belajar siswa kelas eksperimen pada mata pelajaran

ekonomi sebelum dan sesudah diberikan perlakuan. Hal ini terlihat dari data

yang menunjukkan peningkatan dalam mata pelajaran ekonomi pada siswa

kelas eksperimen sebelum dan setelah diberikan model pembelajaran

(38)

79

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka peneliti mengajukan

saran untuk penelitian selanjutnya sebagai berikut:

1. Pembelajaran dengan model pembelajaran Cooperative learning metode

diskusi teknik Numbered heads together dapat dijadikan alternatif

pembelajaran yang perlu dipertimbangkan oleh guru untuk dipergunakan,

karena model ini dapat mengembangkan keaktifan siswa, kreatifitas dan

prestasi dalam belajar.

2. Siswa harus bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan kelompoknya serta

harus saling kerjasama dalam kelompoknya agar semua potensi yang ada

dalam setiap siswa dapat berkembang.

3. Untuk peneliti selanjutnya hendaknya dapat mengkaji dan menelaah mengenai

pengembangan model pembelajaran Cooperative learning metode diskusi

teknik Numbered heads together secara lebih luas dan mendalam agar

pengembangan model pembelajaran Cooperative learning metode diskusi

tehnik Numbered heads together menjadi semakin efektif dan menjadi lebih

(39)

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Anita Lie. (2007). Cooperative Learning, Mempraktikan Cooperative Learning di Ruang-RuangKelas.Jakarta :Grasindo.

Anita Lie. (2008). Cooperative Learning, MempraktekanCoopeartive Learning di Ruang-RuangKelas.Jakarta :Grasindo.

Arikunto, Suharsimi. (2005). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Budiningsih, Asri. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega. (1990). Strategi Belajar Mengajar (Diktat Kuliah). Bandung: FPTK-IKIP Bandung.

Hamalik, Oemar. 1995. KurikulumdanPembelajaran. Jakarta :BumiAksara.

Ibrahim et all. (2000).Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Surabaya University Press

Ibrahim, M dan Nur, M. (2004). Pembelajaran Berdasarkan masalah. Surabaya: UNESA Univercity Press.

Isjoni.(2010). Cooperative Learning EfektivitasPembelajaranKelompok.Bandung :Alfabeta.

NetiBudiwati&LeniPermana.(2010). PerencanaanPembelajaranEkonomi.Bandung : Lab EkonomidanKoperasi.

Rusyan, A. Tabrani. (1996). Metode Pembelajaran. Jakarta: PT. Amanah Duta.

Santyasa, I Wayan. 2007. Model-model PembelajaranInovatif. (Makalah)

Slameto.(2003). BelajardanFaktor-faktor yang mempengaruhinya.Jakarta : PT Raja GrasindoPersada.

Sudjana, Nana. (1996) Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Balai Pustaka.

(40)

Syah, Muhibin. (2010). Psikologipendidikandenganpendekatanbaru.Bandung : PT RemajaRosdakarya.

SyaifulSagala. 2009. KonsepdanMaknaPembelajaran. Bandung : CV Alfabeta.

Trianto, 2007.Model-model pembelajaranInovatifBerorientasiKonstruktivistik.Jakarta :PrestasiPustaka

SKRIPSI

Maryam, Ai Siti (2009).Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran PROBLEM

BASED INSTRUCTION (PBI) dengan menggunakan Metode Diskusi terhadap

Minat Belajar Siswa pada mata pelajaran Ekonomi(Studi Eksperimen Kuasi Pada Siswa Kelas X di SMA Negeri 1 Conggeang)

Pratiwi, Ati (2010). Pengaruh Penerapan Model Cooperatif Learning teknik

Numbered Heads Together Terhadap Peningkatan Minat Belajar Siswa Pada

Mata Pelajaran Ekonomi ( Studi Eksperimen pada Kelas XI di SMA Puragabaya Bandung)

Fatnasari, Nadia (2011). Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning dengan Teknik Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) terhadap Hasil Belajar Siswa dalam pembelajaran Ekonomi (Studi Eksperimen pada siswa kelas X SMA Swadaya Bandung)

Rahmatiah, Rizki (2011). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw terhadap prestasi belajar siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi (Studi Eksperimen pada kelas XI di SMA PGRI Bandung)

Lestari, Santi (2012). Pengaruh Penerapan Model cooperative learning type student facilitator and explaining dengan media flip chart terhadap hasil belajar siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi (Studi Ekperimen pada kelas X di SMA N 3 Cirebon)

INTERNET

Al Ghozali, Imam (2012). Bukti dan Sifat Kebenaran Dalam Penelitian Agama dan

(41)

( Experimental ). [online]. Tersedia

:http://blog.uinmalang.ac.id/jokopurwanto/category/al-islam/page/3/ dalam Imam Al Ghozali Experimental

Hasil studi pendahuluan di kelas VIII G SMP N 13 Malang,Problem Based

Instruction, motivasi belajar, prestasi.Tersedia

:http://library.um.ac.id/free- contents/index.php/pub/detail/penerapan-model-pembelajaran-problem-based- instruction-pbi-untuk-meningkatkan-motivasi-dan-prestasi-belajar-siswa-kelas-viii-g-smpn-13-malang-yuni-erviyanti-49095.html

http://sulipan.wordpress.com/2011/05/16/metode-pembelajaran-penemuan-discovery-learning/

DwiAprianto, Dadang (2008).Faktor-Faktor Yang

Gambar

Tabel 1.1 Hasil Tes Mata Pelajaran Ekonomi
Gambar 3.1 Desain Penelitian
Tabel 3.2 Kriteria Validitas
gambaran yang  benar-benar dapat dipercaya tentang kemampuan seseorang. Tes
+3

Referensi

Dokumen terkait

Undang-undangRepublik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

Pengaruh Penerapan Pendekatan Problem Centered Learning (PCL) Terhadap Peningkatan Kemampuan Penalaran Adaptif Siswa SMP.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Bahwa pemberian ganti rugi oleh Pemerintah kepada bekas pemilik tanah kelebihan maksimum dan absentee/guntai yang dikuasai Negara, berdasarkan perhitungan pasal 6

[r]

Sehubungan dengan penaw aran yang masuk kurang dari 3 (tiga), dan telah dilakukannya evaluasi administrasi, evaluasi teknis, evaluasi harga untuk penaw aran paket pekerjaan

BERBAHAN MOCAF, BIT DAN KOLANG-KALING ” ini beserta seluruh isinya adalah benar hasil karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan

Meliputi teori- teori dasar yang berkaitan dengan penelitian yang mengemukankan penjelasan mengenai aluminium, sifat-sifat aluminium, paduan aluminium, besi,

sahabat MQ/ PT Kereta Api Daerah Operasi Daop V Purwokerto Jawa Tengah/ telah menyiapkan kereta tambahan / untuk mengangkut arus balik ke Jakarta/ pada ahad mendatang//