PEMAKAIAN KATA HATI
DALAM UNGKAPAN BAHASA INDONESIA (KAJIAN SEMANTIK)
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sastra Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia
oleh
Dita Marisa
0908822
PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
LEMBAR PERNYATAAN
“Dengan ini, saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Pemakaian Kata Hati dalam Ungkapan Bahasa Indonesia (Kajian Semantik)” ini beserta seluruh isinya
adalah benar-benar hasil karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan
atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang
berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung
risiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian adanya pelanggaran
terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap
keaslian karya saya ini.”
Bandung, 19 Agustus 2013
Yang membuat pernyataan,
ABSTRAK
PEMAKAIAN KATA HATI DALAM UNGKAPAN BAHASA INDONESIA
Dita Marisa 0908822
Penelitian yang berjudul Pemakaian Kata Hati dalam Ungkapan Bahasa Indonesia (Kajian Semantik) dilatarbelakangi oleh banyaknya ungkapan-ungkapan perasaan di dalam bahasa Indonesia yang terbentuk dari gabungan dua buah kata yang salah satu unsurnya menggunakan kata hati. Selain itu, penelitian ungkapan yang menggunakan kata hati merupakan konstruksi yang unik, baik dalam hal bentuk, makna, maupun penggunaannya. Adapun tujuan dalam penelitian ini: (1) mengkaji bentuk lingual pemakaian kata hati dalam ungkapan bahasa Indonesia; (2) menganalisis makna idiomatikal pemakaian kata hati dalam ungkapan bahasa Indonesia; (3) mengklasifikasikan emosional kata hati dalam ungkapan bahasa Indonesia berdasarkan teori Goleman; dan (4) memperoleh gambaran tentang frekuensi pemakaian kata hati dalam ungkapan bahasa Indonesia.
Metode yang digunakan adalah deskriptif dan analisis kualitatif yang didasarkan pada studi kepustakaan. Sumber data penelitian ini diambil 95 data ungkapan kata hati dalam Kamus Ungkapan Bahasa Indonesia karya Chaer (2002) dan Badudu (2009). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik catat, angket, dan dokumentasi tertulis. Instrumen penelitian menggunakan angket dan kartu data.Teknik analisis data dimulai dengan mengumpulkan data dan mereduksi data yang bertujuan untuk menyortir data yang tidak diperlukan dalam melakukan penelitian. Selanjutnya, data tersebut diklasifikasikan dan dianalisis. Pada tahap akhir, penulis membuat simpulan dari apa yang telah diuraikan pada analisis-analisis sebelumnya.
ABSTRACT Indonesia language expresion (study of semantic) because of there are many heart expresion in Indonesia language which form by two words that one of the words have heart element. Expresion research which used heart words as a object was unique in definition and usage in language. Objectives of this research: (1) reviewing lingual form heart word usage in Indonesian language expresion; (2) analylize idomatical meaning of heart word usage in Indonesian language expresion; (3) clarification emotional heart word usage in Indonesian language expresion; and (4) have a description about frequency of heart word usage in Indonesian language expresion.
Methodology that used in this research was description and qualitative analysis based on literature study. Data research taken from 95 expresion in dictionary heart word usage in Indonesian language expresion writen by Chaer (2002) and Badudu (2009). Data Gathering technique used was writen technique, questionaire, literature study, and writen documentation. Instrument research used questionaire and data card. Analysis technique start with gathering data and reduce data with objective for eliminate not useful data in this research. And, those data clarification and analysis. In the end, resercher made conclusion from every analysis research before.
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
ABSTRAK ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR BAGAN ... ix
DAFTAR DIAGRAM ... x
DAFTAR LAMBANG ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar belakang ... 1
B. Masalah ... 5
1. Pembatasan Masalah ... 5
2. Identifikasi Masalah ... 6
3. Perumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian... 7
1. Manfaat Teoretis ... 7
2. Manfaat Praktis ... 7
E. Struktur Organisasi Penulisan ... 8
BAB II PENELITIAN TERDAHULU, BENTUK LINGUAL, IHWAL SEMANTIK, JENIS MAKNA, DAN KLASIFIKASI EMOSIONAL ...10
A. Penelitian Terdahulu ... 10
B. Landasan Teoretis ... 12
1. Bentuk Lingual ... 12
2. Ihwal Semantik... 20
a. Pengertian Semantik ... 20
BAB III METODE PENELITIAN ... 24
A. Lokasi dan Sumber Data ... 25
B. Desain Penelitian ... 25
C. Metode Penelitian ... 26
D. Definisi Operasional ... 27
E. Instrumen Penelitian ... 27
F. Teknik Pengumpulan Data ... 30
G. Teknik Analisis Data ... 32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 35
A. Deskripsi Data Pemakaian Kata Hati ... 35
B. Hasil Penelitian ... 35
1. Bentuk Lingual Pemakaian Kata Hati... 40
a. Bentuk Lingual Kata Pemakaian Kata Hati ... 40
b. Bentuk Lingual Frasa Pemakaian Kata Hati ... 83
2. Makna Idiomatikal Pemakaian Kata Hati ... 85
3. Klasifikasi Emosional Pemakaian Kata Hati Berdasarkan Teori Goleman ... 119
4. Analisis Frekuensi Pemakaian Kata Hati ... 126
C. Pembahasan Hasil Analisis ... 128
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 133
A. Simpulan ... 133
B. Saran ... 134
DAFTAR PUSTAKA ... 136
DAFTAR LAMPIRAN ... 138
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bagian ini akan diuraikan, latar belakang penelitian, masalah
penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi penulisan.
Adapun uraiannya sebagai berikut.
A.Latar Belakang
Bahasa merupakan eksistensi manusia sebagai makhluk yang berfikir,
yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya di kehidupan ini. Dalam
kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi
dengan orang lain. Dengan bahasa, manusia dapat mengemukakan pikiran,
perasaan, dan emosi. Oleh karena itu, bahasa sangatlah penting bagi manusia
sebagai alat komunikasi.
Agar dapat berkomunikasi dengan baik, diperlukan pengetahuan yang
cukup mengenai semantik. Istilah semantik tentu tidak akan lepas dari makna,
karena makna merupakan penghubung bahasa dengan dunia luar sesuai dengan
kesepakatan para pemakainya sehingga dapat saling mengerti (Djajasudarma,
2009: 7). Makna dapat diteliti melalui fungsi hubungan secara fungsional, baik
makna leksikal maupun makna gramatikal. Menurut sistemnya, bahasa terdiri dari
dua unsur tata bahasa (gramatika) dan perbendaharaan kosakata (kata). Salah satu
aspek kebahasaan dalam semantik yaitu adanya penamaan dalam memberi
label-label terhadap benda atau peristiwa di sekelilingnya yang sangat
beranekaragam (Chaer, 2009: 44). Kemampuan manusia dalam menguasai
nama-nama tertentu merupakan lambang penguasaan manusia terhadap ranah
pengetahuan tertentu. Pemberian nama pada ungkapan yang menggunakan kata
hati dilatarbelakangi oleh karakter masyarakat Indonesia itu sendiri yang lebih
mudah tersinggung dengan pusat perasaan organis.
Permasalahan makna memegang peranan penting dalam penggunaan
manusia, bahasa merupakan sarana untuk mencurahkan berbagai macam perasaan
dan pikiran yang sering tidak logis, kadang tidak terduga karena kekuatan emosi,
takut, hasrat, keinginan, harapan, dan sebagainya. Sementara makna, merupakan
bagian yang menjadikan komunikasi tersebut memiliki arti sehingga dapat saling
mengerti oleh para penuturnya.
Istilah ungkapan amat lumrah dalam dunia kebahasaan. Apabila dicermati,
ungkapan tidak hanya sekedar rangkaian kata, tetapi hasil perenungan dan
pengamatan terhadap aneka gejala alam, kondisi sosial, dan tingkah laku manusia
di dalam kehidupan sehari-hari. Terkadang ungkapan dipergunakan oleh
seseorang sebagai kata ganti untuk mengibaratkan sesuatu hal atau keadaan. Lebih
lanjut, sebagaimana dikemukakan oleh Chaer (2002: vii) bahwa “ungkapan adalah
kata atau gabungan kata yang digunakan oleh pembicara untuk menyatakan suatu
hal, maksud, kejadian atau sifat secara tidak langsung”.
Ungkapan dan bahasa tidak dapat dipisahkan karena bahasa menjadi
payung dari makna-makna yang ada. Ungkapan berkembang mengikuti bahasa itu
sendiri, sehingga setiap waktu bisa bertambah. Hal itu dapat terjadi karena orang
yang pandai berbahasa mempunyai kemampuan dan keterampilan untuk
menciptakan ungkapan-ungkapan baru. Dengan demikian, adanya ungkapan
tersebut berfungsi dalam menghidupkan, melancarkan, serta mendorong
perkembangan kebutuhan bahasa terutama dalam estetikanya agar tidak
membosankan atau monoton. Dilihat dari segi ekspresi kebahasaan, ungkapan
dapat dituangkan ke dalam bentuk peribahasa, idiom, maupun metafora.
Bangsa Indonesia terkenal sopan santun. Oleh karena itu, bahasa Indonesia
pun mengikuti pola tingkah orang Indonesia yang cenderung menggunakan
ungkapan yang tidak langsung dan bermakna mendalam. Penggunaan kata hati
sering menjadi alternatif yang sering dipakai sebagai alat menyampaikan maksud
secara tidak langsung dalam bahasa Indonesia. Pemahaman mendalam terhadap
orang Indonesia, yaitu bagaimana mengungkapkan perasaan atau sesuatu maksud
dengan ungkapan-ungkapan tidak langsung yang sedikitnya berkaitan dengan
3
Di dalam bahasa Indonesia terdapat penggunaan ungkapan kata hati
sebagai pusat perasaan. Hampir semua ungkapan perasaan dinyatakan dengan
istilah hati. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 487) hati memiliki
tujuh arti di antaranya:
hati sebagai (1)organ yang berwarna kemerah-merahan di bagian kanan atas rongga perut, gunanya untuk mengambil sari-sari makanan di dalam darah; (2) daging dari hati sebagai bahan makanan; (3) jantung; (4) sesuatu yang ada di dalam tubuh manusia sebagai tempat perasaan batin; (5) bagian yang di dalam sekali; (6) sifat batin manusia, dan (7) apa yang terasa dalam batin.
Dengan adanya kesamaan dengan hal atau benda-benda yang
diungkapkannya seperti kesamaan fungsi organ hati yaitu sebagai tempat perasaan
batin sehingga kata hati dijadikan sebuah ungkapan. Kesamaan fungsi tersebut,
misalnya adanya pemakaian idiom gerak hati, hati kecil, kata hati, lubuk hati,
mata hati yang bermakna perasaan dalam hati. Adapun kesamaan sifat organ hati
yang mudah sakit dan mudah luka, sehingga adanya ungkapan sakit hati dan luka
hati yang bermakna merasa tidak senang.
Dalam setiap bahasa, ungkapan banyak sekali ditemukan dan bervariasi
jenisnya. Adapun ungkapan dengan bagian tubuh, ungkapan dengan indra,
ungkapan dengan nama warna, ungkapan dengan nama benda alam, ungkapan
dengan nama binatang, ungkapan dengan bagian tumbuh-tumbuhan, dan
ungkapan dengan kata bilangan. Dalam penelitian ini, ternyata masih sulit
ditemukan referensi maupun hasil penelitian pada ungkapan tubuh khususnya
mengenai ungkapan yang menggunakan kata hati dalam bahasa Indonesia.
Penelitian mengenai ungkapan pernah dilakukan Destasari (2010).
Destasari melakukan penelitian tentang ungkapan yang menggunakan kata
binatang. Berdasarkan hasil penelitiannya dapat disimpulkan bahwa pembentukan
yang menggunakan kata binatang tidak hanya bermakna leksikal, juga mengacu
pada faktor perubahan makna dan peranan ungkapan yang menggunakan nama
binatang. Selanjutnya, penelitian mengenai ungkapan juga pernah dilakukan oleh
Hermawan (2007). Dalam penelitiannya dijelaskan bahwa pembentukan ungkapan
mata dengan hal-hal atau benda-benda yang dilambangkannya melalui sebuah
ungkapan.
Beberapa bahasa memiliki pusat perasaan yang sama, tetapi ada juga
sebagian bahasa yang memiliki pusat perasaan yang berbeda. Misalnya, dalam
bahasa Batak Toba adalah roha bermakna pikiran, di Berik Jaya adalah ini
bermakna hati, dan dalam bahasa Ambai di Irian Jaya ene bermakna perut
(Sibarani, 2004: 77). Perbedaan dan persamaan sumber ungkapan perasaan antara
suatu bahasa dan bahasa yang lain mengandung sisi-sisi dan latar belakang yang
menarik untuk dikaji.
Dalam penelitian ini, penulis mencoba menganalisis ungkapan yang salah
satu unsur pembentuknya menggunakan kata hati dalam bahasa Indonesia.
Misalnya ungkapan, jatuh hati bermakna jatuh cinta, berhati batu bermakna tidak
berperasaan, iri hati bermakna dengki, sakit hati bermakna mengacu pada
perasaan tidak senang, jantung hati bermakna kekasih, beku hati bermakna tidak
berperasaan, isi hati bermakna apa yang ada di dalam hati, berhati lapang
bermakna sabar, dan berhati tua bermakna bersikap dewasa. Dengan banyaknya
ungkapan perasaan yang menggunakan kata hati, berarti dalam pergaulan kita
perlu menjaga dan memperhatikan perasaan orang lain.
Penelitian yang dilaksanakan berfokus pada Kamus Ungkapan Bahasa
Indonesia karya Chaer (2002) dan Badudu (2009). Dasar teori yang digunakan
adalah linguistik sehingga acuan analisisnya berkisar pada unsur semantik.
Berkaitan dengan masalah yang diteliti, metode yang digunakan adalah deskriptif
dan analisis kualitatif yang didasarkan pada studi kepustakaan. Penelitian
deskriptif bersifat spesifik dengan memusatkan perhatian kepada aspek-aspek
tertentu dan menunjukkan hubungan antara berbagai variabel, sebagaimana
dikemukakan oleh Sudaryanto (1988: 62) bahwa:
penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan semata-mata hanya berdasarkan fakta yang ada atau fenomena yang secara empiris hidup pada penutur-penuturnya, sehingga yang dihasilkan atau dicatat berupa perian bahasa yang biasa dikatakan sifatnya seperti apa adanya, sedangkan pendekatan kualitatif fenomena adalah pendekatan penelitian yang menggunakan data dalam bentuk angket yang berkaitan
5
Penulis tertarik meneliti permasalahan tersebut karena ungkapan berupa
kata hati merupakan bentuk penggunaan pusat perasaan yang berkonstruksi unik,
pada bentuk, makna, dan penggunaannya. Selain itu, adanya penelitian ungkapan
hati ini, penulis bermaksud mengajak para pembelajar bahasa Indonesia menjadi
sadar akan pentingnya memahami arti kata hati yang digunakan sebagai pusat
perasaan manusia. Penelitian ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan bentuk
lingual pemakaian kata hati, makna idiomatikal pemakaian kata hati, klasifikasi
emosional pemakaian kata hati berdasarkan teori Goleman, dan frekuensi
pemakaian kata hati dalam ungkapan bahasa Indonesia. Berdasarkan
pertimbangan di atas, bentuk ungkapan yang menggunakan kata hati tersebut
sangat menarik untuk dijadikan objek penelitian.
B.Masalah
Dalam bagian ini akan diuraikan masalah yang menjadi fokus penelitian.
Adapun uraiannya meliputi (1) pembatasan masalah, (2) identifikasi masalah, dan
(3) perumusan masalah.
1. Pembatasan Masalah
Penulis merasa perlu untuk memberikan batasan terhadap masalah yang
akan diteliti agar penelitian ini lebih terarah dan terhindar dari penyimpangan.
Batasan masalah tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut.
a. Sumber data dalam penelitian ini akan difokuskan pada Kamus Ungkapan
Bahasa Indonesia karya Chaer (2002) dan Badudu (2009).
b. Data yang ditemukan berjumlah 333 lema yang dimodifikasi menjadi 95 lema
dilihat dari sering pakainya ungkapan kata hati tersebut.
c. Data penelitian ini akan ditekankan pada ungkapan yang memakai kata hati.
d. Bentuk lingual akan dipusatkan pada tataran kata dan frasa.
e. Makna yang diungkap lebih difokuskan pada makna idiomatikal.
f. Pemakaian kata hati dalam ungkapan bahasa Indonesia dianalisis
2. Identifikasi Masalah
Penulis akan melakukan pengidentifikasian masalah terlebih dahulu.
Adapun identifikasi masalahnya sebagai berikut.
a. Kata hati dalam ungkapan bahasa Indonesia memiliki ciri khas tertentu, seperti
adanya ungkapan berbeda tetapi memiliki makna yang sama, adanya
ketakterbalikan ungkapan yang memiliki makna berbeda, dan adanya
penggunaan nama binatang maupun tumbuhan dalam pembentukan ungkapan.
b. Penggunaan kata hati dalam ungkapan bahasa Indonesia mempunyai makna
dalam latar kebudayaan yang menjadi wadahnya.
c. Pemakaian kata hati dalam ungkapan bahasa Indonesia diyakini adanya upaya
menjaga harmoni masyarakat penutur yang menggunakan kata hati tersebut.
d. Ungkapan kata hati dalam bahasa Indonesia sebagai upaya melestarikan
budaya bangsa dengan mengangkat kembali peribahasa, metafora, dan idiom
bahasa Indonesia yang sekarang keberadaannya sudah jarang terdengar lagi.
3. Perumusan Masalah
Dalam penelitian ini dirumuskan masalah-masalah yang akan dianalisis
pada bagian pembahasan. Rumusan masalah tersebut adalah sebagai berikut.
a. Bagaimana bentuk lingual pemakaian kata hati dalam ungkapan bahasa
Indonesia?
b. Bagaimana makna idiomatikal pemakaian kata hati dalam ungkapan bahasa
Indonesia?
c. Bagaimana klasifikasi emosional dalam ungkapan bahasa Indonesia yang
mengandung kata hati berdasarkan teori Goleman?
d. Bagaimana frekuensi pemakaian kata hati dalam ungkapan bahasa Indonesia?
C.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan
7
1. mengkaji bentuk lingual pemakaian kata hati dalam ungkapan bahasa
Indonesia;
2. menganalisis makna idiomatikal pemakaian kata hati dalam ungkapan bahasa
Indonesia;
3. mengklasifikasikan emosional kata hati dalam ungkapan bahasa Indonesia
berdasarkan teori Goleman;
4. memperoleh gambaran tentang frekuensi pemakaian kata hati dalam ungkapan
bahasa Indonesia.
D.Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat.
1. Manfaat Teoretis
Manfaat teoretis pada penelitian ini adalah sebagai berikut ini.
a. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk perkembangan ilmu
kebahasaan, khususnya sebagai sumbangan temuan bagi perkembangan
disiplin ilmu semantik, morfologi, dan sintaksis.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan bagi
penulis mengenai ungkapan dalam bahasa Indonesia.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut.
a. Sebagai informasi tentang ungkapan yang terdapat dalam bahasa Indonesia,
khususnya yang menggunakan kata hati.
b. Mampu menjaga harmoni masyarakat penutur yang menggunakan kata hati.
c. Sebagai upaya melestarikan budaya bangsa, yakni mengangkat kembali
metafora dan idiom bahasa Indonesia yang keberadaannya kini sudah jarang
E.Struktur Organisasi Penulisan
Hasil penelitian ini akan dilaporkan dalam bentuk skripsi. Untuk
memudahkan penyajiannya, struktur organisasi penulisan skripsi ini disusun dari
bab I sampai bab V. Hal ini dilakukan untuk memudahkan penulis dalam
mencapai tujuan yang telah direncanakan. Berikut ini adalah uraian struktur
organisasi penulisan skripsi.
Pada bab I akan dipaparkan latar belakang penelitian, masalah penelitian
yang mencakup pembatasan masalah, identifikasian masalah, dan perumusan
masalah. Setelah itu, dilanjutkan dengan tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
struktur organisasi penulisan. Pada bagian latar belakang dimaksudkan untuk
menjelaskan alasan penulis tertarik menganalisis ungkapan kata hati dalam bahasa
Indonesia berdasarkan fakta-fakta, data-data, referensi dan temuan penelitian.
Selain itu, pada latar belakang dibahas pentingnya masalah ungkapan kata hati
diteliti dan pendekatan penelitian untuk mengatasi masalah ungkapan hati tersebut
baik dari sisi teoretis maupun praktis. Pada bagian pembatasan, identifikasi dan
perumusan masalah berisi rumusan masalah dan analisis masalah sekaligus
membatasi masalah dan mengidentifikasi variabel-variabel penelitian beserta
definisi operasionalnya. Rumusan masalah dinyatakan dalam bentuk kalimat tanya
setelah didahului uraian tentang masalah penelitian, variabel-variabel yang diteliti,
dan kaitannya antara satu variabel dengan variabel lainnya. Pada tujuan penelitian
menyajikan hasil yang ingin dicapai setelah penelitian pada ungkapan hati selesai
dilakukan. Pada manfaat penelitian dilakukan berdasarkan manfaat teoretis dan
manfaat praktis. Selain itu, pada struktur organisasi penulisan berisi rincian
tentang urutan penulisan dari setiap bab dan bagian bab dalam skripsi dimulai dari
bab satu sampai bab lima. Selanjutnya, dalam bab satu dipaparkan penelitian
terdahulu yang relevan dengan bidang semantik serta dipaparkannya anggapan
dasar penelitian yang diperoleh.
Pada bab II akan dipaparkan mengenai kajian pustaka berdasarkan yang
berisi teori-teori yang berkaitan dengan pemakaian kata hati dalam ungkapan
9
antaranya (1) bentuk lingual, (2) ihwal semantik, (3) jenis makna idiomatikal dan
peribahasa, dan (4) emosi berdasarkan teori Goleman.
Pada bab III akan dipaparkan mengenai metode penelitian. Metodologi
penelitian tersebut mencakup beberapa penjelasan mengenai lokasi penelitian
responden yang menggunakan kata hati, desain penelitian digambarkan
menggunakan bagan yang berfungsi untuk memperjelas metode penelitian,
metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
dan pendekatan kualitatif, definisi operasional pada penelitian terhadap ungkapan
yang menggunakan kata hati dibutuhkan agar tidak terjadi pertentangan,
instrumen penelitian pada ungkapan hati berisi lembar observasi dan angket,
teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.
Selanjutnya, bab IV berisi pemaparan ihwal analisis data dan
pembahasannya. Pada bab ini penulis menganalisis data dengan menggunakan
teknik analisis data dan pembahasan lebih lanjut terhadap hasil analisis data.
Selain itu pada bab empat, mendiskusikan temuan dikaitkan dengan dasar teoretik
yang dibahas pada kajian pustaka dan temuan sebelumnya. Pembahasan pada
penelitian ini mengenai bentuk lingual pada ungkapan kata hati, makna
idiomatikal pada ungkapan kata hati, klasifikasi emosional pada ungkapan kata
hati, dan keterpahaman responden pengguna ungkapan kata hati.
Penelitian ini ditutup dengan bab V yang berisi kesimpulan dan saran.
Simpulan dideskripsikan secara singkat, jelas, dan mudah dipahami. Saran yang
diberikan penulis pun berisi rekomendasi penulis terhadap tindak lanjut penelitian
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini, diuraikan berbagai aspek yang berkaitan dengan penentuan dan
penggunaan metode penelitian. Uraian yang dimaksud meliputi: lokasi penelitian,
desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik
pengumpulan data, dan analisis data. Untuk penjelasan semua itu, penulis paparkan
sebagai berikut.
A.Lokasi dan Sumber Data
Untuk melihat frekuensi pemakaian kata hati dalam ungkapan bahasa
Indonesia, maka lokasi penyebaran angket dilakukan di dua titik lokasi. Pertama,
masyarakat di kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Jalan Dr. Setiabudi
Nomor 229, mencakup: (1) siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) Laboratorium
Percontohan UPI Bandung; (2) siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Laboratorium
Percontohan UPI Bandung; dan (3) mahasiswa UPI Bandung. Kedua, lokasi
penyebaran angket akan dilakukan pada masyarakat di Desa Wangunsari, Kecamatan
Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Kedua lokasi tersebut banyak menggunakan
kata hati sebagai ungkapan. Selanjutnya, penyebaran angket masing-masing diwakili
enam orang yang terdiri dari tiga orang laki-laki dan tiga orang perempuan.
Sumber data ungkapan yang menggunakan kata hati menggunakan dua
kamus, yaitu Kamus Ungkapan Bahasa Indonesia karya Chaer (2002) dan Badudu
(2009). Data penelitian ini berupa lema-lema ungkapan dan contoh kalimat autentik
pemakaian kata hati pada dua kamus ungkapan tersebut. Lema yang ditemukan
berjumlah 333 lema yang dimodifikasi menjadi 95 lema dilihat dari sering pakainya
ungkapan-ungkapan yang menggunakan kata hati dalam komunikasi sehari-hari.
B.Desain Penelitian
Pada bagian ini akan digambarkan diagram desain penelitian yang diadaptasi
dari model interaktif Miles dan Hubermen (1992: 20). Desain tersebut dipaparkan
25 berjumlah 333 lema yang direduksi menjadi 95 lema dilihat berdasarkan sering pakainya ungkapan kata hati tersebut dengan melalui angket dari penutur asli.
Pengolahan Data
1.Bentuk lingual kata hati dalam ungkapan bahasa Indonesia dilihat dari segi kata, frasa, klausa dan kalimat (Ramlan (2001: 27). 2.Makna idiomatikal kata hati dalam ungkapan bahasa Indonesia
dilihat dari bentuk kata majemuk dan frasa (Chaer, 2009: 74). 3.Klasifikasi emosional dalam ungkapan bahasa Indonesia yang
mengandung kata hati berdasarkan teori Goleman. Di dalam penelitian ini akan dianalisis berdasarkan klasifikasi emosi misalnya rasa marah, rasa sedih, dan rasa tidak berperasaan dan sebagainya (Goleman, 1999: 411- 413).
4.Frekuensi pemakaian kata hati dalam ungkapan bahasa Indonesia. Dalam menjawab rumusan frekuensi pemakaian kata hati, penulis menggunakan angket untuk mempermudah mendapatkan data.
Hasil Analisis
Muatan Pemakaian Kata Hati dalam Ungkapan Bahasa Indonesia
Penyimpulan Data
1. Bentuk lingual kata hati dalam ungkapan bahasa Indonesia didominasi oleh bentuk kata terutama dalam klasifikasi kata majemuk.
2. Makna idiomatikal kata hati dalam ungkapan bahasa Indonesia didominasi oleh kompositum semi-idiom.
3. Klasifikasi emosional kata hati dalam ungkapan bahasa Indonesia berdasarkan teori Goleman didominasi dengan emosional rasa kenikmatan.
4. Frekuensi pemakaian kata hati dalam ungkapan bahasa Indonesia lebih banyak digunakan oleh perempuan dibanding dengan laki-laki.
Kata Hati
dalam Ungkapan Bahasa Indonesia
C.Metode Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif,
sebagaimana dikemukakan Moleong (2011: 6) bahwa:
penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian seperti perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, secara holistik, dan dengan cara mendeskripsikan dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan metode alamiah.
Adapun kualitatif menurut Denzin dan Lincoln (Moleong, 2011: 5) adalah
penelitian yang menggunakan latar ilmiah, dengan maksud memaparkan fenomena
yang terjadi dengan melibatkan metode yang ada. Nasution (Hermawan, 2007: 30)
mengatakan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan memperinci
informasi yang telah tersedia. Penelitian deskriptif bersifat spesifik dengan
memusatkan perhatian kepada aspek-aspek tertentu dan menunjukkan hubungan
antara berbagai variabel. Sudaryanto (1998: 62) memaparkan bahwa penelitian
deskriptif adalah penelitian yang dilakukan semata-mata hanya berdasarkan fakta
yang ada atau fenomena yang secara empiris hidup pada penutur-penuturnya,
sehingga yang dihasilkan atau dicatat berupa perian bahasa yang biasa dikatakan
sifatnya seperti potret; paparan; seperti apa adanya. Dapat disimpulkan, penelitian
deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk membuat penyandraan
(deskripsi) mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian.
Dalam hal ini penulis membuat deskripsi tentang bagaimana pengetahuan
responden tentang ungkapan-ungkapan kata hati. Selain itu, penulis juga
mengumpulkan fakta-fakta mengenai tanggapan responden pemakai ungkapan yang
mengandung kata hati. Sekaitan dengan hal tersebut, penulis menggunakan metode
deskriptif kualitatif untuk mendeskripsikan kosakata, kelompok kata secara sistematis
dengan tujuan mengungkap keterpahaman pemakai kata hati dalam ungkapan bahasa
Indonesia. Selain itu, alasan penulis memilih metode deskriptif kualitatif karena
penulis dapat mengidentifikasi serta mendeskripsikan masalah-masalah yang
27
angket sehingga nantinya dapat diperoleh persepsi yang muncul dari para responden
ketika mendengar ungkapan tersebut.
D.Definisi Operasional
Definisi operasional ini dibutuhkan agar tidak terjadi pertentangan pendapat
dalam penelitian ini. Definisi operasional yang diperlukan dalam penelitian sebagai
berikut.
1. Ungkapan Bahasa Indonesia yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kata atau
kelompok kata yang khas dipakai untuk melahirkan suatu maksud dengan arti
“kiasan” serta unsur pembentuknya menggunakan kata hati.
2. Kata hati yang dimaksud dalam penelitian ini adalah komponen bahasa yang
memuat semua informasi tentang makna dan pemakaian kata dalam bahasa
terutama kata hati yang menjadi unsur pembentuk dalam ungkapan bahasa
Indonesia.
3. Semantik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kajian yang digunakan untuk
mencari pengetahuan sebuah makna melalui kata dalam pemakaian kata hati.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar kuesioner yang
memuat ungkapan-ungkapan yang menggunakan kata hati dalam bahasa Indonesia.
Penggunaan lembar kuesioner melalui daftar tanyaan ini dilakukan sebagai upaya
mempermudah penulis untuk menganalisis data. Jumlah kuesioner yang digunakan
dalam penelitian sebanyak 95 kosakata yang telah direduksi oleh penulis dari 333
lema. Alasan pereduksian dilihat dari sering pakainya kata hati dalam ungkapan
Contoh angket dapat dilihat di bawah ini.
Lembar Angket
Berilah tanda centang ( ) pada kata yang Bapak, Ibu, Saudara sering pakai,
ANGKET 1
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Semoga Allah Swt. selalu memberkahi setiap langkah Ibu, Bapak, dan Saudara. Amin,
Dengan segala hormat saya mohon Ibu, Bapak, Saudara berkenan
meluangkan waktu mengisi angket ini untuk membantu penyelesaian studi saya.
Terima kasih atas bantuan Ibu, Bapak, Saudara, semoga Allah Subhanahu wa
taala. memberikan pahala yang berlipat ganda. Amin.
Wasalam,
Dita Marisa
MOHON DIISI DENGAN SEBENARNYA
NAMA : ...
JENIS KELAMIN: ...
TEMPAT, TANGGAL LAHIR : ...
PENDIDIKAN TERAKHIR: ...
29
Berilah tanda centang () pada kata yang Bapak, Ibu, Saudara sering pakai,
pernah pakai, atau tidak pernah pakai dalam berbahasa lisan atau tulis.
Tabel 3.1 Instrumen Penelitian pada Lembar Angket
No. Ungkapan Kata Hati Sering pakai Pernah pakai Tidak pernah pakai
1. baik hati
2. cahaya hati
3. menduakan hati
4. gerak hati
5. getar hati
6. menggores hati
7. gugur hati
8. berguncang hati
9. menghampiri hati
10. berhati baja
Format Kartu Data
Tabel 3.2 Instrumen Penelitian pada Format Kartu Data
Keterangan:
No. Kode : Nomor kode yang akan dianalisis
Bentuk Lingual : Ungkapan kata hati dalam bahasa Indonesia
Konteks Ungkapan : Contoh kalimat ungkapan hati
Makna Idiomatikal : Gabungan dua kata yang memiliki arti kiasan.
Analisis : Analisis data sesuai struktur pembentukan ungkapan, makna idiomatikal, klasifikasi kecerdasan emosional menurut
teori Goleman, dan frekuensi pemakaian kata hati.
No. Kode
Bentuk Lingual Ungkapan
Konteks Ungkapan
Makna Gramatikal Ungkapan
F. Teknik Pengumpulan Data
Pada tahap pengumpulan data, dalam penelitian ini digunakan beberapa
metode. Berikut ini penjelasan dari teknik pengumpulan data yang digunakan.
1. Teknik Catat
Teknik catat dilakukan untuk mencatat penggunaan berbagai variasi bentuk
lingual kata hati dalam ungkapan bahasa Indonesia. Penulis mencatat berbagai bentuk
lingual ungkapan kata hati dari Kamus Ungkapan Bahasa Indonesia karya Chaer
(2002) dan Badudu (2009). Pencatatan dilakukan untuk mengumpulkan variasi
bentuk lingual ungkapan kata hati oleh penutur bahasa Indonesia.
2. Teknik Angket
Teknik angket merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan untuk
mengumpulkan data-data ungkapan hati dengan cara membagi daftar pertanyaan
kepada responden agar responden tersebut memberikan jawabannya. Angket yang
digunakan dalam penelitian ini bersifat tertutup. Jadi, dalam kuesioner ini jawaban
sudah disediakan oleh penulis sehingga responden tinggal memilih jawaban yang
sesuai dengan pilihannya.
(Chaer dan Agustina, 2004: 64) menentukan kategori responden-responden
pengisi angket dalam penelitian ini dipilih sesuai kategori, di antaranya: (1) usia,
terdiri dari kanak-kanak, remaja, dewasa, dan lansia; (2) pendidikan, terdiri dari
pendidikan tinggi, menengah dan rendah; (3) seks, terdiri dari laki-laki dan
perempuan; dan (4) pekerjaan, terdiri dari pelajar, pegawai (Pegawai Negeri Sipil
(PNS) dan BUMN) dan nonpegawai (petani, buruh, pedagang kaki lima, ibu rumah
tangga). Untuk mengetahui variasi bahasa berdasarkan penutur terhadap pemakaian
kata hati dalam ungkapan bahasa Indonesia, penulis memilih responden-responden
berdasarkan satu indeks sosial yaitu pekerjaan. Secara rinci, berikut ini adalah
penjelasan kategori responden menurut pekerjaan, jenis kelamin, dan usia.
31
2) Tiga orang responden perempuan (15- 17 (pelajar))
3) Tiga orang responden perempuan (18- 24 (pelajar))
4) Tiga orang responden perempuan (25 – 40 (pegawai)) 5) Tiga orang responden perempuan (25- 40 (Nonpegawai))
6) Tiga orang responden laki-laki (12- 14 (pelajar))
7) Tiga orang responden laki-laki (15- 17 (pelajar))
8) Tiga orang responden laki-laki (18- 24 (pelajar))
9) Tiga orang responden laki-laki (25- 40 (pegawai))
10) Tiga orang responden laki-laki (25 – 40 (Nonpegawai))
Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa terdapat 10 kategori
responden yang dibedakan dari pendidikan, jenis kelamin, dan usia. Responden yang
dipilih sebanyak tiga orang dari setiap kategori yang ada. Jadi, responden yang dipilih
dalam penelitian ini adalah 30 orang responden. Tujuan menggunakan teknik angket
untuk mengetahui respons penutur terhadap pemakaian bahasa terhadap pemakaian
kata hati dalam ungkapan bahasa Indonesia sehingga dapat dirumuskan secara
relevan dengan konteks penggunaannya.
3. Teknik Dokumentasi Tertulis
Dalam penelitian pemakaian kata hati dalam ungkapan bahasa Indonesia,
dokumentasi tertulis sangat penting. Dokumentasi tertulis dimulai dengan semua
catatan berupa lema ungkapan yang menggunakan kata hati, hasil pengumpulan data
ungkapan kata hati tersebut, dan hasil analisis sementara. Teknik studi dokumentasi
dilakukan pada berbagai dokumen yang memuat tentang ungkapan, baik dari segi
pengertian ungkapan maupun kumpulan mengenai ungkapan kata hati. Contoh
dokumen tertulis di antaranya: artikel jurnal, skripsi, Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), Kamus Ungkapan Bahasa Indonesia (KUBI), dan buku-buku yang berkaitan
dengan ungkapan bahasa Indonesia. Lebih lanjut setelah penulis membaca isi
G. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk
mengklasifikasi dan mengelompokkan data (Mahsun, 2007: 253). Berdasarkan hal
tersebut, teknik analisis data dalam penelitian ini melibatkan empat komponen, yaitu
(1) mencatat lema dari kamus, (2) mereduksi data, (3) mengidentifikasi data, (4)
mengklasifikasikan data, (5) menganalisis data, dan (6) menarik kesimpulan.
Pertama, mencatat lema yang memakai kata hati dari dua kamus ungkapan
bahasa Indonesia karya Chaer (2002) dan Badudu (2009). Kedua, penulis melakukan
reduksi data. Data penelitian yang diambil dari dua kamus berjumlah 333 lema yang
direduksi menjadi 95 lema dilihat berdasarkan sering pakainya ungkapan kata hati
tersebut dengan melalui angket dari penutur asli. Ketiga, mengidentifikasi data
pemakaian kata hati yang memiliki ciri khas tertentu, seperti adanya ungkapan
berbeda tetapi memiliki makna yang sama, misalnya remuk hati dan makan hati yang
memiliki kesamaan makna sedih, adanya ketakterbalikan ungkapan yang memiliki
makna berbeda contohnya ungkapan hati kecil bermakna perasaan dalam hati dan
kecil hati bermakna penakut, dan adanya penggunaan nama binatang, misalnya
berhati walang dan berhati tungau maupun tumbuhan dalam pembentukan ungkapan
misalnya semak hati. Setelah dicatat, data tersebut direduksi, diidentifikasi lalu
diklasifikasikan.
Keempat, mengklasifikasikan data menggunakan tabel. Pada tahap klasifikasi
akan ditemukan beragam ungkapan kata hati yang di dalamnya juga akan terlihat
bentuk lingual (kata, frasa, klausa, dan kalimat), dan klasifikasi emosional (sedih,
bangga, jujur dan lainnya). Kelima, menganalisis data yang diperoleh dari hasil
klasifikasi kemudian dianalisis berdasarkan bentuk lingual, makna idiomatikal,
klasifikasi emosional, dan frekuensi pemakaian kata hati dalam ungkapan bahasa
33
Keenam, yaitu menarik simpulan setelah melalui proses penganalisisan data,
sehingga diperoleh simpulan mengenai bentuk lingual, makna idiomatikal, klasifikasi
emosional, dan frekuensi pemakaian kata hati.
Contoh angket dapat dilihat di bawah ini.
Lembar Angket
ANGKET 1
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Semoga Allah Swt. selalu memberkahi setiap langkah Ibu, Bapak, dan Saudara. Amin,
Dengan segala hormat saya mohon Ibu, Bapak, Saudara berkenan
meluangkan waktu mengisi angket ini untuk membantu penyelesaian studi saya.
Terima kasih atas bantuan Ibu, Bapak, Saudara, semoga Allah Subhanahu
wa taala. memberikan pahala yang berlipat ganda. Amin.
Wasalam,
Dita Marisa
MOHON DIISI DENGAN SEBENARNYA
NAMA : ULFA RUSMIATI
JENIS KELAMIN : PEREMPUAN
TEMPAT, TANGGAL LAHIR : BANDUNG, 08 AGUSTUS
1996
Berilah tanda centang () pada kata yang Bapak, Ibu, Saudara sering pakai,
pernah pakai, atau tidak pernah pakai dalam berbahasa lisan atau tulis.
Tabel 3.3 Analisis Data pada Lembar Angket
No. Ungkapan Kata Hati Sering pakai Pernah pakai Tidak pernah pakai
1. baik hati
2. cahaya hati
3. menduakan hati
4. gerak hati
5. getar hati
6. menggores hati
7. gugur hati
8. berguncang hati
9. menghampiri hati
10. berhati baja
Berikut ini adalah contoh kartu data yang akan digunakan dalam penelitian.
Tabel 3.4 Analisis Data pada Kartu Data
No. Kode 01/ KUBI, 2002: 118
Bentuk Lingual Ungkapan Mata hati
Konteks Ungkapan Mata hatiku dapat melihat apa yang sedang kau pikirkan.
Makna Idiomatikal Ungkapan Perasaan di dalam hati
Analisis Struktur pembentukan pada ungkapan mata hati
berkategori nomina plus nomina, tetapi konstruksinya
subordinatif. Dikatakan subordinatif karena antara mata
dan hati tidak bisa dirangkai oleh konjungsi koordinatif “dan” seperti mata dan hati. Ungkapan berbentuk frasa ini
hanya dapat dirangkai dengan preposisi „seperti‟ mata seperti hati. Makna Idiomatikal pada ungkapan mata hati
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
Dalam bagian penutup ini akan diuraikan simpulan dan saran. Adapun
uraiannya sebagai berikut.
A. Simpulan
Senada dengan rumusan masalah ada empat simpulan dari penelitian yang
menyoroti persoalan pemakaian kata hati dalam ungkapan bahasa Indonesia
sebagai suatu kajian semantik khususnya semantik gramatikal dan semantik
leksikal.
1. Bentuk lingual pemakaian kata hati dalam ungkapan bahasa Indonesia
dideskripsikan melalui analisis semantik gramatikal, khususnya morfologi
mengenai kata dan pembentukan kata. Dari 84 lema pemakaian kata hati dalam
ungkapan bahasa Indonesia yang berjumlah 1 lema berupa kata dasar, 1 lema
berupa reduplikasi, 82 lema berupa kata majemuk atau kompositum yang
terdiri 42 lema berupa kompositum tak berafiks dan 40 lema berupa
kompositum berafiks. Selanjutnya, bentuk lingual frasa pemakaian kata hati
dalam ungkapan bahasa Indonesia yang berjumlah 4 lema, di antaranya: (1)
frasa nomina dengan struktur nomina + verba; (2) frasa verba dengan struktur
verba + nomina dan verba + preposisi + nomina; dan (3) frasa adjektiva dengan
struktur adjektiva + nomina.
2. Makna idiomatikal pemakaian kata hati dalam ungkapan bahasa Indonesia
berdasarkan referensi yang diacunya dideskripsikan melalui pendekatan
semantik leksikal yang diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu
berdasarkan kompositum idiom dan semi-idiom. Ditemukan 13 lema ungkapan
yang merujuk pada kompositum idiom dan 72 lema ungkapan merujuk pada
kompositum semi-idiom. Jenis ungkapan yang menggunakan kata hati
memiliki makna kenyataan dalam kehidupan sesuai dengan keadaan, sifat, dan
perbuatan manusia. Dalam hal ini pemakaian kata hati digunakan sebagai pusat
perasaan di dalam bahasa Indonesia. Sementara itu, sifat manusia yang
134
manusia. Selain itu, ciri tumbuhan yang dijadikan referensi adalah tumbuhan
yang hidup, berkembang, dan berbuah. Adapun nama binatang yang dijadikan
referensi adalah nama-nama binatang yang memiliki kesan tertentu sekaligus
menjadi ciri khas dari hewan tersebut.
3. Klasifikasi emosional pemakaian kata hati dalam ungkapan bahasa Indonesia.
Pengklasifikasian digunakan untuk mengetahui emosi-emosi yang terdapat
pada diri manusia melalui ungkapan yang menggunakan kata hati. Dalam
penelitian ini, pemakaian kata hati yang digunakan sebagai ungkapan memiliki
emosional bermakna positif yang didasari oleh nilai-nilai filosofis seperti
adanya emosi rasa kenikmatan, emosi semangat, emosi cinta dan kasih, emosi
jujur, emosi sabar, dan emosi ketika mempunya keinginan. Persepsi pemakaian
kata hati dikonstruksi dengan keadaan manusia, tumbuhan, dan hewan. Adapun
emosional yang mengandung makna negatif seperti timbulnya rasa marah,
kesedihan, rasa takut, jengkel dapat diungkapkan melalui pemakaian kata hati.
4. Dari hasil angket frekuensi pemakaian kata hati dalam ungkapan bahasa
Indonesia menunjukkan bahwa sebagian besar perempuan dengan persentase
42% ((77:61)/15) mengetahui atau memahami pemakaian kata hati dalam
ungkapan bahasa Indonesia dibanding laki-laki dengan persentase 38%
((38:25)/15) lebih banyak tidak mengetahui dan tidak pernah menggunakan
pemakaian kata hati dalam ungkapan bahasa Indonesia. Simpulan dari keempat
rumusan masalah di atas bahwa semantik merupakan kajian yang mampu
mendeskripsikan dan menganalisis pemakaian kata hati dalam ungkapan
bahasa Indonesia.
B. Saran
Saran hasil penelitian disusun berdasarkan pada kesimpulan dan hasil
penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya. Saran yang penulis ajukan
sekiranya dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang bersangkutan, yaitu:
1) Penelitian mengenai pemakaian kata hati dalam ungkapan bahasa Indonesia
ini memaparkan hasil penelitian data ungkapan yang menggunakan kata hati,
emosional yang terdapat dalam pemakaian kata hati, dan frekuensi pemakaian
kata hati yang diperoleh melalui angket. Untuk itu, penulis menyampaikan
saran kepada pihak Pusat Bahasa agar hasil penelitian ini dapat dibuat kamus
ungkapan khusus ungkapan yang menggunakan istilah hati.
2) Penelitian pemakaian kata hati dalam ungkapan bahasa Indonesia yang penulis
analisis masih terbatas, penelitian selanjutya diharapkan dapat menganalisis
dengan payung ilmu semantik lainnya khususnya semantik generatif dan
semantik kognitif.
3) Hasil analisis yang dilakukan dalam penelitian ini dapat bermanfaat dalam
pembelajaran khususnya sebagai bahan acuan dalam perkuliahan.
4) Penulis berharap dalam penelitian ini bisa dikaji lebih dalam, baik dalam
DAFTAR PUSTAKA
Aminuddin. (2008). Semantik: Pengantar Studi tentang Makna. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Badudu, J.S. (2009). Kamus Ungkapan Bahasa Indonesia. Jakarta: Kompas Media Nusantara.
Chaer, A. (2002). Kamus Ungkapan Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Chaer, A. (2003). Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Chaer, A. Leonie, A. (2004). Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta.
Chaer, A. (2008). Morfologi Bahasa Indonesia: Pendekatan Proses. Jakarta: Rineka Cipta.
Chaer, A. (2009). Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Damaianti S.V. dan Nunung, S. (2005). Sintaksis Bahasa Indonesia. Bandung: Pusat Studi Literasi Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS Universitas Pendidikan Indonesia.
Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ke Empat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Destasari, S. U. (2010). Penggunaan Nama Binatang dalam Ungkapan Bahasa Indonesia. Skripsi pada Sarjana Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: tidak diterbitkan.
Djajasudarma, F. T. (2009). Semantik 1 Makna Leksikal dan Gramatikal. Bandung: Refika Aditama.
Goleman, D. (1999). Kecerdasan Emosional. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Hermawan, G. (2007). Ungkapan yang Menggunakan Kata Mata dalam Bahasa Indonesia. Skripsi pada Sarjana Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: tidak diterbitkan.
Kridalaksana, H.(2001). Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Kridalaksana, H. (2008). Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Pateda, M. (2001). Semantik Leksikal. Jakarta: Rineka Cipta.
Pateda, M. (1994). Linguistik: Sebuah Pengantar. Yogyakarta: Karyono.
Mahsun, M.S. (2007). Metode Penelitian Bahasa: Tahapan strategi, metode, dan tekniknya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Miles, Matthew, B. dan Hubermen, A.M. (1992). Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber tentang Metode- metode Baru. Terjemahan Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta: UI Press.
Moleong, L.J. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif : Edisi Revisi. Bandung. Remaja Rosdakarya.
Sitaresmi, N. dan Mahmud, F. (2011). Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Bandung: Upi Press.
Ramlan. (2001). Morfologi: Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: Karyono.
Santi, N. (1992). Organ Tubuh Sebagai Pembentuk Ungkapan dalam Bahasa Indonesia. Skripsi pada Sarjana Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Jakarta: tidak diterbitkan.
Sibarani, R. (2004). Antropolinguistik: Antropologi Lingusitik, Linguistik Antropologi. Medan: Poda.
Sudaryanto. (1990). Aneka Konsep Kedataan Lingual dalam Linguistik. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.
Sudaryanto. (1988). Metode Linguistik Bagian Kedua: Metode dan Aneka Teknik Pengumpulan Data. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.
Ullman, S. (2009). Pengantar Semantik: Diadaptasi oleh Sumarsono. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.